Anda di halaman 1dari 10

Penerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi

Energi dan Perubahannya Pada Siswa Kelas IV SD Jam’iyyatul Hujjaj


Bukittinggi

Reni Rahma Yusnia1*, Eka Pasca Surya Bayu, M.Pd2, Okta Fitrianii, M.Pd3
1*
Mahasiswa, Program studi PGSD S1-BI, FKIP, Universitas Terbuka
1
Tutor PKP, Program Studi PGSD S1-BI, FKIP, Universitas Terbuka
2
Tutor KARIL, Program Studi PGSD S-BI, Universitas Terbuka
Email: rhenia.sweet@gmail.com

ABSTRAK
Rendahnya mutu belajar peserta didik, kurang aktifnya peserta didik dalam pembelajaran, kebiasaan
peserta didik menunggu instruksi guru, dan kesibukan guru dengan kegiatan-kegiatannya menyebabkan
pembelajaran yang diselenggarakan belum maksimal. Hal ini memberikan dampak buruk terhadap
prestasi belajar peserta didik.Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar IPA siswa
kelas IV SD Jam'iyyatul Hujjaj melalui penerapan model pembelajaran Inkuiri. Jenis penelitian ini
menggunakan penelitian tindakan kelas. Metode pengumpulan data menggunakan tes. Tes digunakan
untuk mengukur prestasi belajar siswa setelah penerapan metode pembelajaran Inquiry. Teknik analisis
data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Temuan penelitian menunjukkan adanya
peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode inkuiri dalam pembuktian pemahaman
tentang materi energi dan perubahannya pada siswa kelas IV SD Jam'iyyatul Hujjaj Bukittinggi.
Permasalahan ini dapat dilihat pada setiap siklus, dimana pada siklus I sebanyak 12 siswa telah
mencapai nilai KKM atau sebesar 48% mencapai ketuntasan belajar, setelah itu pada Siklus II hasil
belajar siswa meningkat dimana 22 siswa telah mencapai nilai KKM atau sebesar 88 % mencapai
ketuntasan belajar. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan metode demonstrasi meningkatkan hasil
belajar siswa. Penerapan model Inquiry dalam pelaksanaan proses pembelajaran mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa kelas IV SD. Implikasi penelitian ini diharapkan dapat memberikan dampak
terhadap hasil belajar serta prestasi belajar siswa.

Kata Kunci : Model Pembelajaran Inkuiri, IPA, Hasil Belajar,

Pendahuluan
Perananan pendidikan sangatlah penting terhadap kelangsungan berjalannya suatu bangsa.
Pendidikan juga merupakan salah satu tempat yang dipercaya dapat mewujudkan peningkatan
sumber daya manusia, sebagai manusia yang terdidik dan mempunyai keterampilan dalam suatu
bidang. Pendidikan ialah suatu proses yang menggambarkan terbentuknya manusia yang utuh
(Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 2005). pada dasarnya manusia dibekali akal dan pikiran untuk
mempelajari tanda-tanda kekuasaan Allah dengan mengamati bumi dan seisinya supaya
bertambah ilmu dan Taqwa terhadap Allah swt.
Dalam dunia pendidikan, kurikulum menjadi hal yang sangat penting. Tanpa adanya
kurikulum yang tepat, para peserta didik tidak akan memperoleh target pembelajaran yang
sesuai. Kurikulum mengalami perubahan seiring dengan perkembangan zaman. Perubahan
kurikulum disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik di era nya masing-masing sehingga
diharapkan peserta didik dapat menyesuaikan diri dengan baik di masyarakat kelak. Bentuk ilmu
pengetahuan yang mengamati tentang bumi dan seisinya diantanya adalah Ilmu Pengetahuan
Alam. Atmojo (2020) mengemukakan bahwa IPA merupakan rumpun ilmu yang memiliki
karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang factual, baik berupa kenyataan atau
kejadian dan hubungan sebab akibatnya.
Pembelajaran IPA di SD pada hakikatnya menekankan pada pemberian pengalaman dan
pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah dikatakan baik jika proses yang terjadi
memberikan hasil yang baik yaitu tercapainya tujuan pembelajaran. Salah satu cara agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai adalah dengan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik siswanya (Susanto,2013). Karena pentingnya pembelajaran IPA bagi siswa,
guru perlu untuk merancang pembelajaran IPA yang menarik bagi siswa. Anjelina (2018) dalam
bukunya menyebutkan Kemampuan yang harus dikuasai seorang guru adalah penerapan model-
model pembelajaran yang benar sesuai teori.Untuk bisa melakukan hal tersebut dituntut
pemahaman dan pengetahuan mendalam dari guru terhadap fungsi setiap mata pelajaran untuk
mempersiapkan tema bagi anak agar mampu merefleksikan pengalamannya sendiri dan
pengalaman orang lain, mengungkapkan gagasangagasan dan perasaan serta memahami beragam
nuansa makna, berpartisipasi dalam masyarakat, membuat keputusan yang bertanggung jawab
menggunakan kemampuan analitik dan imajinatif yang ada (Dewi, 2018).
Berdasarkan hasil refleksi pembelajaran sebelumnya guru mengalami kesulitan dalam
merancang dan melaksanakan pembelajaran yang menarik, maka akan terjadi permasalahan
dalam pembelajaran seperti rendahnya hasil belajar,rendahnya motivasi, tidak terbentuknya
keterampilan yang seharusnya dikuasai oleh siswa, dan permasalahan lainnya Hal terrsebut
sebagaimana dialami oleh siswa kelas IV SD Jam'iyyatul Hujjaj berdasarkan dari observasi yang
telah dilakukan, ditemukan bahwa prestasi belajar mata pelajaran IPA siswa kelas IV di SD
Jam'iyyatul Hujjaj masih terbilang rendah. Hasil ini didapat dari pengamatan selama semester I
tahun pelajaran 2022/2023 berlangsung dan diperkuat dengan hasil pretest yang dilakukan
diawal semester. Dari 25 orang siswa di kelas IV, hanya 9 orang atau 36 % siswa yang berhasil
mendapatkan nilai diatas KKM yang ditentukan. Dimana KKM untuk mata pelajaran IPA di
kelas IV SD Jam'iyyatul Hujjaj adalah 78. Kelemahan-kelemahan yang ada dapat diidentifikasi
yaitu rendahnya mutu belajar peserta didik, kurang aktifnya siswa dalam kegiatan yang harus
dilakukan, peserta didikmasih terbiasa menerima perintah, guru terlalu sibuk dengan kegiatan-
kegiatan sendiri, pembelajaran yang dilakukan guru belum maksimal. Selain itu, rendahnya
pencapaian keterampilanberpikir kritis siswa ini menunjukkan adanya kesenjangan harapan
dunia pendidikan dengan fakta yang terjadi di lapangan. Rendahnya keterampilan berpikir kritis
siswa disebabkan oleh beberapa faktor yang memengaruhi proses pembelajaran, bisa dari faktor
guru, siswa, maupun faktor pendukung pelaksanaan pembelajaran lainnya.
Salah satu solusi yang dapat diterapkan adalah dengan menggunakan metode Inkuiri
merupakan proses bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan mengobservasi, merumuskan
pertanyaan yang relevan, mengevaluasi buku dan sumber-sumber informasi lain secara kritis,
merencanakan penyelidikan atau investigasi, me-review apa yang telah diketahui, melaksanakan
percobaan atau eksperimen dengan menggunakan alat untuk memperoleh data, menganalisis dan
mengitrepetasi data, serta membuat prediksi dan mengomunikasikan hasilnya (Asra,2007). Ada
pun kelebihan dari Metode inkuiri yaitu: (1) Metode pembelajaran ini mengacu pada
keingintahuan siswa, (2) Memotivasimereka untuk melanjutkan pekerjaanya hingga mereka
menemukan jawabannya, (3) Siswa juga belajar memecahkan masalah secara mandiri dan
keterampilan berpikir kritis karena mereka harus menganalisis dan menangani informasi, (4)
Menumbuhkan aktivitas siswa (Asra, 2007).Sedangkan kekurangan darimetode Inkuiri yaitu: (1)
Guru merasa gagal mendeteksi masalah dan adanya kesalah pahaman antaraguru dengan siswa,
(2) Menyita waktu banyak, (3) Guru dituntut mengubah kebiasaan mengajar yang umumnya
sebagai pemberi informasi menjadi fadilitatormembimbing siswa belajar dengan baik, (4) Tidak
semua siswa mampu melakukanpenemuan,tidak berlaku untuk semuatopik.

Untuk mengatasi kelemahan siswa dalam menerima pelajaran IPA maka digunakanlah
metode inkuiri atau penyelidikan untuk mendapat hasil belajar yang optimal. Berdasarkan latar
belakang diatas maka penulis melakukan penelitian dengan metode inkuiri dengan memilih judul
sebagai berikut : ‘’Penerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi
Energi dan Perubahannya Pada Siswa Kelas IV SD Jam’iyyatul Hujjaj Bukittinggi’’.Berdasarkan
masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah "Bagaimana Meningkatkan
Hasil Belajar Materi Energi dan Perubahannya Pada Siswa dengan menerapkan metode inkuiri di
Kelas IV SD Jam’iyyatul Hujjaj Bukittinggi.
Sesuai peranan guru sebagai motivator,guru harus dapat membangkitkan minat siswa
karena minat sebagai motivasi yangmempengaruhi didalam belajar dan berfikir dan berprestasi.
Tujuan Penelitian mengandung maksud memperbaiki kinerja guru dalam proses pembelajaran
dan meningkatkan kemampuan belajar siswa pada pembelajaran IPA dengan konsep inkuiri
pada siswa kelas IV SD Jam’iyyatul Hujjaj Bukittinggi. Berdasarkan rumusan masalah penelitian
perbaikan pembelajaran di atas, tujuan perbaikan pembelajaran ini adalah mendeskripsikan Hasil
Belajar Materi Energi dan Perubahannya Pada Siswa dengan menerapkan metode inkuiri di
Kelas IV SD Jam’iyyatul Hujjaj. Hasil Penelitian ini diharapkan memberikan mamfaat sebagai
berikut: Manfaat penelitian perbaikan pembelajaran disusun agar pembaca dapat memamfaatkan
hasil penelitian dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Manfaat Teoritis Sebagai
sumbang saran kepada guru dalam pengembangan ilmu khususnya dalam mata pelajaran IPA
,sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Manfaat praktis Bagi sekolah yaitu
Memperbaiki proses belajar mengajar, Meningkatkan hasil belajar IPA di Sekolah Dasar.Bagi
guru manfaatnya Menggunakan metode yang berfariasi dengan tepat sesuai materi.
Meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola kelas sehingga tercipta suasana pembelajaran
yang aktif dan menyenangkan.

METODE

Observasi ini termasuk dalam observasi tindakan kelas. Ciri observasi ini yaitu adanya
kegiatan berulang (siklus) untuk meningkatkan proses belajar mengajar di kelas. Penelitian ini
dilaksanakan di SD Jam'iyyatul Hujjaj kota Bukittinggi. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas
IV di SD Jam'iyyatul Hujjaj Bukittinggi. Jumlah siswa 25 orang 13 siswa perempuan dan 12
siswa laki-laki. Ekawama (2013:5) mengemukakan bahwa PTK didefinisikan sebagai suatu
kegiatan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti dikelasnya atau bersama-sama
dengan orang lain (kolabirasi) yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan proses
pembelajaran.
Langkah langkah yang ditempuh dalam metode inkuiri sebagai berikut Orientasi (Langkah
untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsive), Merumuskan masalah
(merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka
teki.).Mengajukan hipotesa (jawaban sementara dari suatu permasalahan yang mengandung teka
teki. Mengumpulkan data (aktifitas menjaring informasi yang dibutuh kan untuk menguji
hipotesa yang diajukan) meenguji hipotesa (proses penentuan jawaban yang dianggap diterima
sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data
Pelajaran 2022/2023 Kelas tersebut diambil sebagai subjek penelitian karena rata-rata hasil
belajar mereka belum sesuai dengan apa yang diharapkan. pelaksanaan pada siklus I yaitu
dimana pada tahap awal pembelajaran guru langsung membagi siswa dalam lima kelompok.
Guru menjelaskan materi pembelajaran sebelumnya kepada siswa. Guru memberikan refleksi
kepada siswa setelah itu Guru menyuruh siswa melakukan percobaan bagaimana suatu energi
dapat berubah, menggunakan media tangan yang di tepuk agar siswa mudah memahami
perubahan energi apa yang terjadi.. Setelah rangkaian pembelajaran selesai guru berhadap siswa
dapat memahami suatu mata pelajaran dan meningkatkan hasil belajar.
Dalam siklus II tahapan pelaksanaan pembelajaran yaitu pada awal pembelajaran guru
menjelas kan tentang tujuan dan pengertian dan sumber energi,kemudian memberikan refleksi
tentang pelajaran hari ini. Setelah guru menjelaskan alat dan bahan yang dipakai siswa langsung
mendemonstrasikan percobaan dengan ajuan lembar kerja peserta didik (LKPD) serta dengan
bimbingan guru secara bergantian. Setelah semua siswa dapat mencobakan praktikum perubahan
energi, siswa diminta untuk menjelaskan hasil diskusi dan kesimpulan yang telah dipraktekkan
didepan kelas. Tahap siklus II, guru berharap siswa sudah jauh memahami materi yang
diberikan, dan dapat mengalami kenaikan hasil belajar pada siklus I.
Penelitian ini menggunakan observasi langsung sebagai metode pengumpulan datanya,
yang mengharuskan peneliti untuk berbicara atau bertemu langsung dengan siswa yang diberi
tindakan. Tujuan metode inkuirii untuk menggambarkan bagaimana tindak lanjut yang
dilakukan pada keadaan yang telah disengaja dirancang untuk digunakan dalam proses
pembelajaran oleh peneliti.
Objek penelitian merupakan sesuatu hal yang akan diteliti untuk mendapatkan data dengan
tujuan tertentu dan kemudian dapat dijadikan pedoman untuk menarik kesimpulan. Objek
penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar IPA siswa setelah diterapkannya model
pembelajaran Inquiry. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
memberikan tes mata pelajaran IPA berbentuk objektif. Tes ini bertujuan untuk mengukur
prestasi belajar siswa setelah penerapan metode pembelajaran Inquiry. Tes ini diberikan kepada
siswa di akhir dari siklus I dan siklus II. Hasil dari tes ini akan menunjukkan prestasi belajar
siswa setelah belajar dengan metode Inkuiri. Teknik analisis data menggunakan analisis
kuantitatif dan kualitatif berupa table dan grafik.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil dari siklus I dan sisklus II yang telah dilakukan, terlihat adanya
peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi Energi dan Perubahan kelas IV
SD Jam'iyyatul Hujjaj, kota Bukittinggi. Hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah.
Tabel 1. Peningkatan hasil belajar siswa
Nilai
No Tahapan Jumlah siswa Terendah Tertinggi Rata-rata Ketuntasan
individu
Data awal 25 40 80 58 9
Siklus I 25 40 88 63 12
Siklus II 25 60 95 84 22

Dari tabel di atas terlihat bahwa hasil belajar siswa meningkat setelah menggunakan
metode Inkuiri. Hasil data awal lebih rendah dari Siklus I dan Siklus II. Berdasarkan data awal,
hasil belajar siswa adalah 58. Kriteria ketuntasan minimal berada pada angka 78. hanya 9 orang
siswa yang berhasil mencapai nilai KKM, 16 siswa lainnya masih gagal dalam belajar. Nilai
tertinggi pada data awal adalah 80, sedangkan nilai terendah adalah 40, dengan persentase
ketuntasan 36 %. Kemudian dilakukan siklus I, hanya dua belas dari 25 siswa pada siklus
pertama yang dapat mencapai nilai KKM, Dua puluh lima orang siswa masih gagal dalam belajar
tetapi pada siklus I ini telah terjadi peningkatan belajar, walaupun hanya 3 orang
pertambahannya, nilai rata-rata pada siklus I ini adalah 63 dengan persentas ketuntasan 48 %,
nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 88, sedangkan nilai terendah adalah 40, hasil yang
diperoleh siswa pada siklus I terbilang jauh dari kategori tuntas. Hal ini disebabkan pada siklus I
baik siswa maupun guru belum maksimal dalam melaksanakan kegitan pembelajaran yang
berlangsung, dimana masih ada sisa yang tidak memahami konsep tentang energi dan
perubahannya pada kehidupan sehari-hari. Ada banyak siswa yang tidak memperhatikan pada
saat guru menjelaskan materi pelajaran, kemudian guru belum maksimal dalam membimbing
siswa pada saat memberikan percobaan dan kesempatan pada siswa untuk melaksanakannya.
Dapat dilihat hasil dari siklus per siklus dalam bentuk grafik dibawah ini.

.
Berdasarkan refleksi pada siklus I maka dilakukan tindakan lanjutan pada siklus II. Pada
siklus II terlihat guru dan siswa telah melakukan kegiatan pembelajaran dengan baik dan
optimal. Pada siklus II terlihat siswa sangat antusias saat pembelajaran berlangsung, dan guru
juga sudah memberikan bimbingan saat memberi kesempatan untuk melakukan percobaan
tentang energy traspormasi dan guru lebih bnyak melibatkan siswa. Pada grafik batang di atas
telah memberi gambaran bahwa adanya penaikan hasil belajar siswa pada siklus II, dimana guru
dan siswa telah memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus I. Hasil pada siklus II, terlihat
nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 95,sedangkan nilai terendah yang diperoleh siswa
adalah 60, jadi rata-rata yang diperoleh siswa yang tuntas sebanyak 22 orang dengan persentase
ketuntasan 88 %, hal ini sudah dapat dikatakan bahwa siswa dalam belajar telah memahami apa
yang diberikan guru dalam pembelajaran energy dan perubahannya dapat dilihat dalam mencapai
KKM, walaupun masih ada 3 orang siswa masih gagal dalam mencapai KKM hal ini disebabkan
karena siswa tersebut tidak fokus dan memiliki kelemahan di bawah rata-rata mata pelajaran.
PEMBAHASAN
Model pembelajaran inkuiri membantu siswa untuk meningkatkan prestasi belajar IPA
karena pada proses pembelajaran siswa lebih aktif untuk mencari informasi, menganalisis suatu
masalah, dan menarik sendiri kesimpulan. Proses belajar siswa tidak menghafal tetapi
mengerjakan langsung sehingga membantu proses mengingat siswa dalam pelajaran yang
bermakna. Hasil ini juga didukung oleh data deskriptif yang memberikan gambaran bahwa
model pembelajaran inkuiri ini dapat meningkatkan prestasi belajar IPA siswa khususnya materi
energi dan perubahannya Sebelum menerapkan pembelajaran dengan metode inkuir, pada
pembelajaran konvensional lebih menekankan pada dominasi guru dalam proses pembelajaran.
Siswa menjadi pasif dan hanya mengandalkan guru dalam belajar sehingga siswa pada akhirnya
sampai pada titik jenuh yang berdampak pada berkurangnya motivasi untuk belajar. Belajar
menggunakan model pembelajaran inkuiri dapat mengacu pada keinginan siswa untuk
mengembangkan ide dan gagasannya melalui percobaan-percobaan ilmiah secara kelompok dan
memiliki keterampilan berpikir kritis dan bergotongroyong secara diskusi (Sari & Lahade, 2022;
Suryantari et al., 2019). Salah satu faktor penentu keberhasilan belajar siswa yaitu faktor
pendekatan belajar yang diterapkan pada siswa (Carlucy et al., 2018; Zani et al., 2018).

Penerapan model pembelajaran inkuiri berorientasi tidak hanya pada prestasi belajar tetapi
juga berorientasi pada proses pembelajarannya. Dalam penerapannya, pembelajaran lebih
berpusat pada siswa dan siswa pun belajar tidak berdasarkan hafalan tetapi berdasarkan
percibaan-percobaan yang telah dilakukan sehingga pemahaman siswa bertambah. Model
pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran yang inovatif bagi guru dan siswa dalam
mempelajari IPA (Harni, 2021). Alasannya, desain pembelajaran ini memotivasi siswa untuk
aktif dalam belajar dengan memanfaatkan pendekatan kontekstual. Pembelajaran IPA diarahkan
untuk mencari tahu sendiri jawaban atas pertanyaan atau masalah sehingga dapat membantu
siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar seperti makhluk
hidup, benda atau materi, serta energi dan perubahannya. Motivasi guru berdampak pada
perubahan paradigma belajar dimana guru menjadi berpusat pada siswa. Belajar aktif melibatkan
secara maksimal seluruh kemampuan siswa dalam menyelidiki masalah sehingga siswa dapat
merumuskan sendiri pengetahuan dari masalah yang telah dipecahkan.
SIMPULAN DAN SARAN

Model pembelajaran Inquiry dapat meningkatkan presatasi belajar IPA Siswa Kelas IV SD
Jam'iyyatul Hujjaj Semester I Tahun Pelajaran 2022/2023. Model ini mampu membuat peserta
didik lebih efektif dan lebih kreatif. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada setiap
siklus yang telah dilaksanakan. Persentase hasil belajar siswa pada siklus I adalah 48 %, dan
persentase hasil belajar pada siklus II adalah 88 %. Nilai persentase yang terdapat pada setiap
siklus terjadi peningkatan hal ini menunjukkan bahwa dengan metode Inkuiri dapat digunakan
sebagai alternatif variasi metode pembelajaran. Usaha untuk membuat peningkatan mutu
pendidikan memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga disarankan agar guru mampu
menentukan atau memilih model yang benar benar bisa diterapkan sehingga diperoleh hasil yang
optimal. Agar mampu meningkatkan prestasi belajar, maka guru hendaknya lebih sering melatih
siswa dengan kegiatan penemuan, walau dalam taraf yang sederhana, agar para siswa menjadi
berminat terhadap kegiatan yang dilakukan, sehingga keaktifan belajar akan meningkat.

Daftar pustaka
Anjelina Putri, A. A., Swatra, I. W., & Tegeh, I. M. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran PBL
Berbantuan Media
Asra, S. dan. (2007). MetodePembelajaran.Bandung:CV WacanaPrima. Gambar terhadap Hasil
Belajar IPA Siswa Kelas III SD. Mimbar Ilmu, 23(1).
https://doi.org/10.23887/mi.v23i1.16407.
Atmojo, S. E., Muhtarom, T., & Lukitoaji, B. D. (2020). The level of Self-Regulated Learning
and SelfAwareness in Science Learning in the Covid-19 Pandemic Era. Jurnal Pendidikan
IPA Indonesia, 9(4), 51225544–520. https://doi.org/10.15294/jpii.v9i4.
Carlucy, Suadnyana, & Negara. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Berbantuan
Media Konkret terhadap Kompetensi Pengetahuan IPA. Mimbar Ilmu Undiksha, 23(2),
162–169. https://doi.org/10.23887/mi.v23i2.16416.
Dewi, A. C. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Berbantuan Media Animasi terhadap
Kompetensi Pengetahuan IPA. Journal for Lesson and Learning Studies, 1(3), 154–
161.https://doi.org/10.23887/jlls.v1i3.15371.
Ekawama. 2013. Penelitian Tindak Kelas, (Jakarta : Refrensi)
UmarTirtarahardjadanLaSulo.(2005).PengantarPendidikan.Jakarta:RinekaCipta.
Sari, F. F. K., & Lahade, S. M. (2022). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri terhadap Sikap
Ilmiah Rasa ingin Tahu Peserta Didik Sekolah Dasar pada Pembelajaran IPA. Jurnal
Basicedu, 6(1), 797–830.
Syofrianida,S.(2018).BelajardanPembelajaran.Yogyakarta:ParamaIlmu.
Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
PrenadamediaGroup.

Anda mungkin juga menyukai