Anda di halaman 1dari 10

1

Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching and


Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn Materi
Globalisasi pada Siswa Kelas IV SDS Wahidiyah
Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung
Tahun Pelajaran 2016/2017

Oleh:
Iin Puspamita
NIM. 824687534
Email: iinpuspa35@gmail.com

ABSTRAK

Iin Puspamita, 2017. Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching and


Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn Materi Globalisasi
pada Siswa Kelas IV SDS Wahidiyah Kecamatan Sendang
Kabupaten Tulungagung Tahun Pelajaran 2016/2017.

Mengingat pentingnya peran PKn dalam proses pembentukan warga


negara yang baik khususnya di era globalisasi, maka mata pelajaran PKn materi
Globalisasi perlu diajarkan di sekolah. Karena cakupannya yang luas, kesulitan
dalam memahami materi Globalisasi umumnya dialami oleh para siswa SD
termasuk siswa kelas IV SDS Wahidiyah ini. Untuk itu, diberikan sebuah
tindakan yang efektif yaitu melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning. Penelitian
ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning untuk meningkatkan hasil belajar PKn materi Globalisasi
pada siswa kelas IV SDS Wahidiyah Kecamatan Sendang Kabupaten
Tulungagung Tahun Pelajaran 2016/2017. Kegiatan perbaikan pembelajaran ini
dilakukan dalam dua siklus. Prosedur yang dilakukan pada setiap siklus adalah
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Hasil perbaikan pembelajaran
menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar dengan nilai rata-rata pada siklus I
6,90 dan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 8,25. Dari hasil observasi, evaluasi
dan refleksi pada setiap siklus dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan model
pembelajaran Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan hasil
belajar mata pelajaran PKn materi Globalisasi pada siswa kelas IV SDS
Wahidiyah Sendang Tahun Pelajaran 2016/2017.
2

Kata Kunci : Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL),


Globalisasi dan Hasil Belajar.

A. Pendahuluan
Mengingat akan pentingnya peran Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) dalam proses pembentukan warga negara yang baik khususnya di era
globalisasi, maka dalam hal ini mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
perlu diajarkan dalam lingkungan sekolah guna untuk menciptakan kualitas
pribadi siswa. Hamijoyo (1990) yang dikutip oleh Nursid Sumaatmadja
(2014:1.7) menjelaskan bahwa globalisasi itu perlu didukung oleh kecepatan
informasi, kecanggihan teknologi, transportasi dan komunikasi yang
diperkuat oleh tatanan organisasi dan manajemen yang tangguh. Oleh karena
itu, pembelajaran materi Globalisasi yang dikaitkan dengan mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) pada kelas IV, akan mengajarkan kepada
siswa agar dapat berkembang siring dengan perkembangan globalisasi namun
tetap harus mampu menyeleksi segala sesuatu yang sesuai dengan kebutuhan
dan kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia. Namun, untuk dapat
menyampaikan materi Globalisasi agar siswa mudah memahami ternyata
tidaklah mudah. Masalah demikian terjadi di kelas IV SDS Wahidiyah
Sendang, yang mana pada saat kegiatan belajar mengajar siswa hanya terlihat
pasif sebagai bentuk dari kurangnya minat dan motivasi mereka dalam
belajar. Padahal, dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar siswa
mempunyai kebebasan untuk berpendapat serta terlibat aktif berkaitan dengan
materi yang sedang berlangsung di dalam kelas tersebut.
Menurut hasil observasi dari proses pembelajaran materi
Globalisasi pada kelas IV di SDS Wahidiyah Sendang, guru hanya
menggunakan metode ceramah saja yang mana metode tersebut menjadikan
guru sebagai pendominasi kegiatan pembelajaran. Hal demikian
menyebabkan siswa cepat bosan dan kurang berantusias terhadap materi
pembelajaran. Tidak banyak siswa yang berani bertanya dan mengungkapkan
gagasannya. Di sini siswa pada umumnya hanya akan mendengarkan,
membaca, dan menghafal berdasarkan informasi yang diperoleh dari guru.
3

Kondisi yang demikian akan mengakibatkan konsep dari materi pelajaran


yang tertanam pada siswa menjadi lemah dan hasil belajar siswa akan
menjadi rendah.
Data dari ulangan harian untuk materi Globalisasi pada siswa kelas
IV SDS Wahidiyah Sendang Tahun Pelajaran 2016/2017 menunjukkan hasil
yang kurang memuaskan. Nilai tertinggi yang dicapai adalah 85 sedangkan
nilai terendah yang dicapai adalah 40. Masih banyak siswa yang belum dapat
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dari KKM yang telah
ditentukan yakni adalah 7, dari 16 siswa hanya 5 siswa yang mampu
melampaui KKM, dan selebihnya yakni 11 siswa belum dapat mencapai
KKM yang telah ditentukan.
Berkaitan dengan masalah tersebut, apabila tetap dibiarkan maka
akan membawa dampak yang buruk bagi perkembangan hasil belajar siswa.
Untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa, langkah awal yang dapat
dilaksanakan adalah dengan memicu keterlibatan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Dengan begitu, siswa akan menjadi lebih aktif dan
termotivasi dalam memaksimalkan kemampuannya untuk meningkatkan hasil
belajar. Untuk mendukung hal tersebut, tentunya diperlukan sebuah model
pembelajaran yang dapat memicu keterlibatan siswa selama kegiatan belajar
mengajar dan akhirnya dapat mempengaruhi pada tingkat keberhasilan belajar
siswa. Model pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning (CTL). Menurut Trianto (2008:10) model
pembelajaran Contextual Teaching and Learning merupakan konsep belajar
yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan
situasi dunia nyata siswa, sehingga dapat mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Model
pembelajaran Contextual Teaching and Learning ini akan menjadikan siswa
lebih mudah untuk mendapatkan ilmu atau gagasan dari sesuatu yang dialami
siswa secara langsung. Dari sinilah keaktifan siswa dalam memaksimalkan
4

kegiatan belajarnya akan tumbuh sehingga hasil belajar dapat mengalami


peningkatan pula.
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
memicu keaktifan siswa kelas IV SDS Wahidiyah Sendang pada materi
Globalisasi dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching
and Learning, dan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDS
Wahidiyah Sendang pada materi Globalisasi dengan menggunakan model
pembelajaran Contextual Teaching and Learning.

B. Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning


Menurut Trianto (2008:10) model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa,
sehingga dapat mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimiliki dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga dan masyarakat.
Adapun langkah-langkah pembelajaran Contextual Teaching and
Learning menurut Trianto (2008:26) adalah sebagai berikut:
1. Kembangkan pemikiran siswa bahwa siswa akan lebih belajar bermakna
dengan cara belajar sendiri dan mengkonstruksi sendiri tentang
pengetahuan dan keterampilan barunya.
2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik dan
kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
3. Ciptakan masyarakat belajar.
4. Hadirkan pendekatan sebagai contoh pembelajaran.
5. Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
6. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.

C. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan


Darmadi (2010:31) menyatakan bahwa pada hakikatnya
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan effektive education yang artinya
5

adalah pendidikan yang mengembangkan dan membina sikap, mulai dari


tingkatan yang belum tahu sampai pada tingkatan dimana siswa tersebut
mengetahui nilai dan moral yang selanjutnya diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Sedangkan menurut Winataputra (2009:3.7) Pendidikan
Kewarganegaraan adalah pendidikan yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila
sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan
moral yang diharapkan menjadi jati diri bangsa Indonesia yang diwujudkan
dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya dijelaskan
pula bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam, baik dari segi agama,
sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warg negara
Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang dilandasi oleh
Pancasila dan UUD 1945.

D. Materi Globalisasi
Globalisasi berasal dari kata global, dan global berasal dari kata
globe yang artinya dunia atau bola dunia. Globalisasi menunjuk pada proses
yakni adalah proses menuju lingkup dunia. Globalisasi berarti adalah proses
mendunia. Adanya globalisasi disebabkan oleh kemajuan transportasi,
kemajuan sarana komunikasi dan informasi (Winarno dan Kusumawati,
2009:60).
Selanjutnya Dewi dan Kartika (2008:45) menyebutkan mengenai
pengaruh postif dan negatif dari globalisasi, yakni:
1. Pengaruh positif globalisasi:
a. Kemajuan di bidang transportasi dan komunikasi.
b. Meningkatnya perekonomian masyarakat di dalam suatu negara.
c. Meluasnya pasar untuk produk dalam negeri.
d. Dapat memperoleh banyak modal dan teknologi yang lebih baik.
e. Dapat menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi.
2. Pengaruh negatif globalisasi:
6

a. Gaya hidup bebas, narkoba dan kekerasan menjadi mudah masuk dalam
kehidupan masyarakat Indonesia.
b. Masyarakat cenderung lebih mementingkan diri sendiri.
c. Masyarakat menjadi konsumtif.

E. Pelaksanaan Penelitian
Subjek penelitian perbaikan ini adalah siswa kelas IV SDS
Wahidiyah Sendang Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 16 siswa,
terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan. Sasaran penelitian
adalah mata pelajaran PKn kelas IV Semester II dengan Standar Kompetensi
menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya. Lokasi SDS
Wahidiyah terletak di Desa Tugu, Kecamatan Sendang, Kabupaten
Tulungagung dengan lingkungan persawahan, pemukiman penduduk dan
hutan kecil. Adapun waktu pelaksanaan penelitian adalah hari Selasa, 11
April 2017 untuk perbaikan pembelajaran siklus I dan hari Selasa, 18 April
2017 untuk perbaikan pembelajaran siklus II.
Dari pengamatan yang peneliti lakukan, dapat diperoleh data
tentang karakteristik siswa sebagai berikut:
1. Kurangnya minat dan motivasi belajar siswa.
2. Sebagian besar siswa cenderung pasif selama kegiatan pembelajaran
dilaksanakan.
3. Banyak siswa yang ramai ketika guru menyampaikan materi.
4. Siswa belum berani bertanya dan mengungkapkan gagasannya.
5. Terjadi pendominasian siswa yang memiliki kemampuan tinggi.
Rancangan kegiatan perbaikan pembelajaran pada setiap siklus I
dan siklus II meliputi empat tahapan kegiatan, yakni tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan, tahap pengamatan dan tahap refleksi. Perencanaan perbaikan
pembelajaran dilaksanakan sebelum melaksanakan kegiatan perbaikan
pembelajaran. Peneliti terlebih dahulu menyusun perencanaan mengenai
kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan. Kegiatan pembelajaran pada
siklus I adalah menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and
7

Learning dengan memanfaatkan lingkungan keluarga sebagai media


pembelajaran, dan pada kegiatan pembelajaran siklus II adalah menggunakan
model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dengan
memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai media pembelajaran. Setelah
rencana perbaikan pembelajaran sudah disusun, tahap selanjutnya adalah
melaksanakan rencana perbaikan pembelajaran. Selanjutnya pada tahap
pengamatan, peneliti dibantu oleh Supervisor II untuk mengamati aktivitas
siswa dan performansi guru selama kegiatan perbaikan pembelajaran
berlangsung. Instrumen yang digunakan untuk pengamatan adalah berupa
lembar pengamatan aktivitas belajar siswa serta lembar observasi kemampuan
guru dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran. Untuk menemukan
kekuatan dan kelemahan pada tindakan perbaikan pembelajaran, maka setelah
tahap pengamatan dilakukan tahap selanjutnya adalah diperlukan adanya
refleksi. Melalui refleksi ini maka guru akan menemukan faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik tes dan teknik
non tes untuk menganalisis data. Teknik tes peneliti gunakan untuk
menganalisis data yang bersifat kuantitatif. Data kuantitatif tersebut adalah
berupa data hasil belajar siswa. Sedangkan teknik non tes peneliti gunakan
untuk menganalisis data yang bersifat kualitatif. Data kualitatif tersebut
adalah berupa data aktivitas belajar siswa dan data performansi guru dalam
melaksanakan perbaikan pembelajaran.

F. Hasil dan Pembahasan


Dengan mengacu pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
telah ditentukan yakni adalah 70, maka pada pelaksanaan perbaikan
pembelajaran siklus I diperoleh data bahwa hasil belajar siswa pada tes akhir
atau pada tes evaluasi mengalami peningkatan. Sebelum perbaikan
pembelajaran siklus I dilakukan, jumlah siswa dari jumlah 16 siswa yang
mencapai KKM hanya sebanyak 5 siswa. Setelah perbaikan pembelajaran
siklus I dilaksanakan, jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi
8

9 siswa. Namun masih ada siswa yang belum mencapai KKM yakni sebanyak
7 siswa. Dengan hasil yang demikian, dapat diartikan bahwa proses perbaikan
pembelajaran pada siklus I belum optimal karena beberapa hasil belajar siswa
belum dapat mencapai KKM yang telah ditentukan. Penyebab masih
banyaknya siswa yang belum mengalami ketuntasan belajar adalah siswa
belum bisa fokus terhadap pelajaran dan banyak siswa yang masih ramai
sendiri. Hal ini terjadi akibat guru kurang peka terhadap kondisi kelas,
karenanya guru harus lebih pandai lagi dalam mengkondisikan kelas atau
mengelola kelas.
Kemudian untuk siklus II dengan mengacu pada Kriteria
Ketuntasan Minimal yang telah ditentukan yakni adalah 70, maka diperoleh
data bahwa hasil belajar siswa pada tes akhir atau pada tes evaluasi siklus II
mengalami peningkatan. Pada hasil perbaikan pembelajaran siklus I, jumlah
siswa dari 16 siswa yang dapat mencapai KKM adalah sebanyak 9 siswa dan
jumlah siswa yang belum mencapai KKM adalah sebanyak 7 siswa. Setelah
perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan, jumlah siswa yang dapat
mencapai KKM adalah sebanyak 16 siswa, artinya semua siswa telah
mencapai KKM. Proses pembelajaran sudah optimal dan semua siswa bisa
fokus terhadap pelajaran. Guru sudah dapat memotivasi siswa,
mengkondisikan kelas, dan dapat menerapkan variasi model pembelajaran
dengan baik dan tepat.

G. Kesimpulan dan Saran


Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di SDS Wahidiyah
Desa Tugu Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung dengan mengambil
judul “Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning
untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn Materi Globalisasi pada Siswa Kelas
IV SDS Wahidiyah Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung Tahun
Pelajaran 2016/2017” maka peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut:
9

1. Penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning pada


mata pelajaran PKn tentang materi Globalisasi dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa.
2. Penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn tentang
materi Globalisasi.
3. Penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dapat
meningkatkan pemahaman tentang materi Globalisasi dan meningkatkan
hasil belajar siswa. Hasil post tes siswa pada setiap siklusnya mengalami
peningkatan yang baik. Dari siklus I diperoleh data bahwa dari jumlah 16
siswa yang mengalami ketuntasan belajar adalah sebanyak 9 siswa.
Sedangkan dari siklus II diperoleh data bahwa 16 siswa dapat mengalami
ketuntasan belajar, artinya semua siswa telah mengalami ketuntasan
belajar.
Dan berdasarkan kesimpulan hasil penelitian perbaikan
pembelajaran tersebut, maka peneliti menyarankan kepada guru untuk dapat
lebih mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran yang baik, tepat, bervariasi dan inovatif agar kegiatan
pembelajaran tidak terkesan monoton. Salah satu model pembelajaran yang
dapat diterapkan adalah model pembelajaran Contextual Teaching and
Learning ini, karena konsep belajar pada model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning memiliki banyak keuntungan, diantaranya adalah
dapat memaksimalkan kemampuan siswa untuk menggali ilmu melalui
pengamatan langsung terhadap kehidupan di sekitar mereka, meningkatkan
motivasi belajar, memicu keaktifan, dan akhirnya dapat meningkatkan
ketercapaian hasil belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Darmadi, H. (2010). Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung:


Alfabeta
10

Dewi dan Ressi Kartika. (2008). Pendidikan Kewarganegaraan 4 untuk SD dan


MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Sumaatmadja, N. (2014). Perspektif Global. Tangerang Selatan: Universitas


Terbuka.

Trianto. (2008). Mendesain Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and


Learning di Kelas). Jakarta: Cerdas Pustaka Publiser.

Winarno dan Mike Kusumawati. (2009). Pendidikan Kewarganegaraan 4 untuk


Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.

Winataputra, Udin S. (2009). Pembelajaran PKn di SD. Jakarta: Universitas


Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai