Analisis secara kritis merupakan suatu cara untuk mencoba memahami atau mengkaji kenyataan,
kejadian (peristiwa), situasi, benda, orang, dan pernyataan yang ada dibalik makna yang jelas atau
makna langsung (http://www.forplid.net/modul/140-analisis-kritis-.html. diakses 13 april 2011).
Analisis kritis artikel merupakan suatu kegiatan mengkaji dan mencermati artikel untuk mengambil
isi artikel yang relevan dengan masalah penulisan artikel (Susilo, 2003). Analisis kritis artikel
dilakukan siswa dengan cara siswa mencatat hasil bacaan kemudian menganalisis isi bacaan
berdasarkan petunjuk dalam panduan. Sumber bacaan yang dianalisis kritis oleh siswa berupa
artikel-artikel atau masalah tertentu yang diambil dari media massa ataupun internet. Artikel tersebut
berhubungan dengan materi pelajaran yang sedang dipelajari oleh siswa.
Susilo (2003) mengemukakan bahwa analisis kritis artikel terdiri dari enam tahapan, yaitu:
1. Menentukan daftar rujukan artikel, yaitu menuliskan bibliografi penulis (daftar pustaka) yang
terdiri dari : nama penulis, tahun penulisan, judul artikel, sumber artikel atau alamat situs,
tanggal terbit atau tanggal mengakses dari internet.
2. Menuliskan tujuan penulis artikel (menurut persepsi pelaku analisis kritis)
3. Menuliskan fakta-fakta unik yang ada dalam bacaan/ artikel
4. Menuliskan pertanyaan-pertanyaan yang muncul setelah membaca artikel
5. Mengidentifikasi konsep yang terkait dengan biologi
6. Melakukan refleksi diri mengenai manfaat membaca artikel tersebut bagi pengembangan
dirinya.
Keenam tahapan analisis kritis artikel tidak akan terpenuhi tanpa adanya minat baca yang tinggi dari
siswa, karena sebelum menganalisis kritis artikel siswa harus membaca dan memahami isi bacaan
atau artikel tersebut.
TUGAS ANALISIS
Analisis Pendahuluan:
Penggunaan kata asing (stakeholder dan hack) yang harusnya dapat di jelaskan lebih
rinci lagi karena disini posisinya adalah tidak semua pembaca artikel itu mampu
menerjemahkan bahasa-bahasa yang sering di gunakan oleh para ahli komputer atau
orang-orang yang berkecimpung langsung di bidang komputer.
1.pada bagian abstrak kata oleh sebab itu tidak bersifat EYD, karena tidak disertai
tanda koma.
2.artikel bersifat objektif, karena pada bagian abstrak terdapat kata penulis,dan kita.
3.dalam penulisan bahasa asing banyak yang tidak dicetak miring seperti,
stakeholder,malware,dll.
4. kalimat yang digunakan pada latar belakang tidak lugas dan ringkas, artinya kalimat
yang digunakan tidak langsung ,terlalu banyak basa-basi.
5.kalimat dalam artikel banyak terdapat kalimat yang tidak logis, pilihan kata tidak tepat,
dan banyak kata yang seharusnya tidak dipakai, namun dipakai(mubazir), pemakaian
kata yang berulang-ulang.
Analisis Pembahasan
Dalam hasil dan pembahasan ini masih tetap banyak terdapat penyingkatan kata
serta penggunaan bahasa asing yang semestinya tidak di gunakan , apabila ingin tetap
menggunakan harusnya di beri penjelasan juga. kata-kata yang di gunakan / kosa kata
yangdi gunakan dan butuh penjelasan.
- Dual-homed host
- Screened host
- Screened subnet.
1. masih terdapat kalimat yang tidak diikuti dengan EYD yang tepat, dalam penulisan
tanda koma.
2.kalimat yang digunakan terlalu padat, gagasan yang disampaikan cukup jelas.
Analisis kesimpulan
Kesimpulan yang di tulis dalama artikel ini masih berupa kesimpulan kecil
karena dalam bahasan ini penulis lebih menitik beratkan mengenai jaringan namun
dalam kesimpulan ini mengangap bahwa semua mudah.
1. kesimpulan logis,
2. pemakaian kata tidak langsung terlalu basa-basi.
Kekurangan
Di tengah semakin ketatnya persaingan di dunia pendidikan dewasa ini, merupakan hal
yang wajar apabila para siswa sering khawatir akan mengalami kegagalan atau ketidak
berhasilan dalam meraih prestasi belajar atau bahkan takut tinggal kelas.
Banyak usaha yang dilakukan oleh para siswa untuk meraih prestasi belajar agar menjadi
yang terbaik seperti membentuk kelompok belajar atau mengikuti bimbingan belajar. Usaha
semacam itu jelas positif, namun masih ada faktor lain yang tidak kalah pentingnya dalam
mencapai keberhasilan selain kecerdasan ataupun kecakapan intelektual, faktor tersebut adalah
kecerdasan emosional. Karena kecerdasan intelektual saja tidak memberikan persiapan bagi
individu untuk menghadapi gejolak, kesempatan ataupun kesulitan-kesulitan dan kehidupan.
Dengan kecerdasan emosional, individu mampu mengetahui dan menanggapi perasaan mereka
sendiri dengan baik dan mampu membaca dan menghadapi perasaan-perasaan orang lain dengan
efektif. Individu dengan keterampilan emosional yang berkembang baik berarti kemungkinan
besar ia akan berhasil dalam kehidupan dan memiliki motivasi untuk berprestasi. Sedangkan
individu yang tidak dapat menahan kendali atas kehidupan emosionalnya akan mengalami
pertarungan batin yang merusak kemampuannya untuk memusatkan perhatian pada tugas-
tugasnya dan memiliki pikiran yang jernih.
Sebuah laporan dari National Center for Clinical Infant Programs (1992) menyatakan
bahwa keberhasilan di sekolah bukan diramalkan oleh kumpulan fakta seorang siswa atau
kemampuan dirinya untuk membaca, melainkan oleh ukuran-ukuran emosional dan sosial: yakni
pada diri sendiri dan mempunyai minat; tahu pola perilaku yang diharapkan orang lain dan
bagaimana mengendalikan dorongan hati untuk berbuat nakal; mampu menunggu, mengikuti
petunjuk dan mengacu pada guru untuk mencari bantuan; serta mengungkapkan kebutuhan-
kebutuhan saat bergaul dengan siswa lain. Hampir semua siswa yang prestasi sekolahnya buruk,
menurut laporan tersebut, tidak memiliki satu atau lebih unsur-unsur kecerdasan emosional ini
(tanpa memperdulikan apakah mereka juga mempunyai kesulitan-kesulitan kognitif seperti
ketidakmampuan belajar). (Goleman, 2002: 273)
Penelitian Walter Mischel (1960) mengenai “marsmallow challenge” di Universitas
Stanford menunjukkan anak yang ketika berumur empat tahun mampu menunda dorongan
hatinya, setelah lulus sekolah menengah atas, secara akademis lebih kompeten, lebih mampu
menyusun gagasan secara nalar, serta memiliki gairah belajar yang lebih tinggi. Mereka memiliki
skor yang secara signifikan lebih tinggi pada tes SAT dibanding dengan anak yang tidak mampu
menunda dorongan hatinya (Goleman, 2002: 81). Individu yang memiliki tingkat kecerdasan
emosional yang lebih baik, dapat menjadi lebih terampil dalam menenangkan dirinya dengan
cepat, jarang tertular penyakit, lebih terampil dalam memusatkan perhatian, lebih baik dalam
berhubungan dengan orang lain, lebih cakap dalam memahami orang lain dan untuk kerja
akademis di sekolah lebih baik (Gottman, 1998: xvii)
Keterampilan dasar emosional tidak dapat dimiliki secara tiba-tiba, tetapi membutuhkan
proses dalam mempelajarinya dan lingkungan yang membentuk kecerdasan emosional tersebut
besar pengaruhnya. Hal positif akan diperoleh bila anak diajarkan ketrampilan dasar kecerdasan
emosional, secara emosional akan lebih cerdas, penuh pengertian, mudah menerima perasaan-
perasaan dan lebih banyak pengalaman dalam memecahkan permasalahannya sendiri, sehingga
pada saat remaja akan lebih banyak sukses di sekolah dan dalam berhubungan dengan rekan-
rekan sebaya serta akan terlindung dari resiko-resiko seperti obat-obat terlarang, kenakalan,
kekerasan serta seks yang tidak aman (Gottman, 1998: 250)
Siswa bukanlah benda mati yang hanya bergerak bila ada daya dari luar yang
mendorongnya, melainkan mahluk yang mempunyai daya-daya dalam dirinya untuk bergerak
yaitu motivasi. Dengan adanya motivasi, manusia kemudian terdorong untuk melakukan suatu
tindakan atau perilaku, yang termasuk di dalamnya adalah keinginan untuk berprestasi tinggi di
dalam belajar. (Irwanto, 1997: 184)
Arden N. Fardesen mengatakan bahwa hal yang mendorong seorang untuk belajar adalah:
a. Adanya sifat ingin tahu dan menyelidiki dunia yang amat luas.
b. Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju.
c. Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan teman.
d. Adanya uasaha untuk memperbaiki kegagalaan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan
koprasi maupun dengan kompetisi.
e. Adanya usaha untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran.
f. Adanya ganjaran atau hukuman sebagai konsekwensi dari belajar. (Suryabrata, 1998: 253)
Keenam poin tersebut adalah kemampuan yang harus dimiliki siswa. Bila seorang siswa
mampu mengaturnya dengan baik, hal tersebut menunjukan kecerdasan emosional yang baik dan
akan memberikan sumbangan yang besar terhadap prestasi baiknya dalam belajar. Tapi kalau
yang terjadi sebaliknya, maka siswa akan terhambat dan mengalami kesulitan dalam belajar.
Melihat uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kecerdasan emosional merupakan
salah satu faktor yang penting yang seharusnya dimiliki oleh siswa yang memiliki kebutuhan
untuk meraih prestasi belajar yang baik di sekolah. Siswa dengan ketrampilan emosional yang
berkembang baik berarti kemungkinan besar ia akan berhasil dalam pelajaran, menguasai
kebiasaan pikiran yang mendorong produktivitas mereka. Sebaliknya, siswa yang tidak dapat
menghimpun kendali tertentu atas kehidupan emosionalnya akan mengalami pertarungan batin
yang merampas kemampuan mereka untuk berkonsentrasi pada pelajaran ataupun untuk
memiliki pikiran yang jernih, sehingga bagaimana siswa diharapkan berprestasi kalau mereka
masih kesulitan mengatur emosi mereka.
2. …namun masih ada faktor lain yang tidak kalah pentingnya dalam mencapai
keberhasilan selain kecerdasan ataupun kecakapan intelektual, faktor tersebut adalah
kecerdasan emosional.
Kalimat berikut tidak efektif karena tidak hemat. Penggunaan kosakata kecerdasan atau
kecakapan dapat dipilih salah satu karena maknanya sama.
Koreksi :
…namun masih ada faktor lain yang tidak kalah pentingnya dalam mencapai
keberhasilan selain kecerdasan intelektual, faktor tersebut adalah kecerdasan emosional.
3. Karena kecerdasan intelektual saja tidak memberikan persiapan bagi individu untuk
menghadapi gejolak, kesempatan ataupun kesulitan-kesulitan dan kehidupan.
Kalimat berikut tidak efektif karena tidak sepadan dengan kalimat sebelumnya, selain
itu penggunaan kata karena setelah tanda titik juga tidak sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia.
4. Dengan kecerdasan emosional, individu mampu mengetahui dan menanggapi perasaan
mereka sendiri dengan baik dan mampu membaca dan menghadapi perasaan-perasaan
orang lain dengan efektif.
Kalimat berikut tidak efektif karena tidak hemat. Penggunaan kata dan berlebihan
sehingga kalimat sulit dimengerti. Selain itu, penggunaan kata mereka sendiri juga
tidak efektif
6. Keterampilan dasar emosional tidak dapat dimiliki secara tiba-tiba, tetapi membutuhkan
proses dalam mempelajarinya dan lingkungan yang membentuk kecerdasan emosional
tersebut besar pengaruhnya.
Kalimat berikut tidak efektif karena penggunaan kosakata keterampilan bukan yang
sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Keterampilanharusnya ditulis ketrampilan.
Penggunaan kata besar pengaruhnya pun kurang tepatdalam hal ini.
Koreksi:
Ketrampilan dasar emosional tidak dapat dimiliki secara tiba-tiba, tetapi membutuhkan
proses dalam mempelajarinya dan lingkungan yang membentuk kecerdasan emosional
tersebut memiliki pengaruh yang besar.
7. Tapi kalau yang terjadi sebaliknya, maka siswa akan terhambat dan mengalami
kesulitan dalam belajar.
Kalimat berikut kurang efektif dalam hal pemilihan kosakatanya karena biasanya kata
tapi tidak digunakan setelah tanda titik. Bila ingin digunakan setelah tanda titik maka
ditambahkan menjadi Akan tetapi.
Koreksi :
Akan tetapi, kalau yang terjadi sebaliknya, maka siswa akan terhambat dan mengalami
kesulitan dalam belajar.
8. …kecerdasan emosional merupakan salah satu faktor yang penting yang seharusnya
dimiliki oleh siswa yang memiliki kebutuhan untuk meraih prestasi belajar yang baik di
sekolah.
Kalimat berikut kurang efektif dalam hal penggunaan kosakata yang seharusnya.
Terlalu banyak menggunakan kata penghubung yang sehingga alangkah lebih baik
kosakata tersebut dihilangkan dan makna pun tidak akan berubah.
Koreksi :
…kecerdasan emosional merupakan salah satu faktor yang penting dimiliki oleh siswa
yang memiliki kebutuhan untuk meraih prestasi belajar yang baik di sekolah
1. Hasil analisis dari segi Kata
Pada artikel di atas terdapat beberapa kesalahan dasar penulisan kata dan pemanfaatan kata
dasar. Kata imbuhan ‘di’ yang seharusnya ditulis sambung, di sini dituliskan secara terpisah,
contohnya terdapat pada baris keempat paragraf pertama. Kata kembang yang mendapatkan
imbuhan ‘di’ dan ’-kan’ ditulis sebagai di kembangkan, bukan dikembangkan. Pemanfaatan kata
dasar masih tidak efisien. Pengulangan kata banyak terjadi di dalam sebuah kalimat.
Menurut Wahyu Wijayadi dalam sebuah makalah sebuah seminar yang diselenggarakan
Indosat yang berjudul Pengembangan Teknologi Multimedia dan Implementasinya.
Menurut Wahyu Wijayadi dalam sebuah makalah pada seminar yang diselenggarakan oleh
Indosat, yang berjudul Pengembangan Teknologi Multimedia dan Implementasinya.
2. Hasil analisis dari segi Kalimat
Pada kalimat pertama paragraf pertama terdapat tiga kata konjungsi ‘dan’ yaiyu pada kalimat :
Bahasa dan multimedia sangat berpengaruh dalam pembelajaran ilmiah, perkembangan bahasa
dan multimedia pun cukup maju dengan didukung teknologi yang semakin hari semakin canggih
dalam menghasilkan sesuatu yang baru di bidang pembelajaran ilmiah.
Bahasa dan multimedia sangat berpengaruh dalam pembelajaran ilmiah. Perkembangannya pun
cukup maju dengan didukung oleh teknologi yang semakin hari, semakin canggih dalam
menghasilkan sesuatu yang baru di bidang pembelajaran ilmiah.
Pada artiketl diatas terdapat penulisan kalimat yang tidak teratur, yaitu :
Alinea adalah seperangkat kalimat yang tersusun logis dan sistematis yang merupakan satu kesatuan
ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan
karangan. Dengan demikian, tidak ada sebuah kalimat pun dalam paragraf yang tidak
membicarakan ide pokok. Ide pokok alinea pertama adalah bahasa dan multimedia berpengaruh
dalam pembelajaran ilmiah. Ide pokok alinea kedua adalah pembagian jenis multimedia. Ide
pokok alinea ketiga adalah tujuan pengembangan multimedia. Ide pokok alinea keempat adalah
pengaruh negatif multimedia terhadap bahasa Indonesia. Ide pokok alinea kelima adalah opini
penulis dalam bentuk kesimpulan. Namun demikian, masih terdapat beberapa kalimat yang tidak
menciptakan kesatuan alinea. Hal ini dapat kita lihat pada baris akhir alinea pertama dan baris
awal alinea ketiga.
Topik yang dibicarakan pada artikel di atas jelas, yakni bahasa dan multimedia. Setiap kalimat
berisi informasi mengenai topik utama.
Isi artikel yang dibicarakan mendukung topik utamanya. Meskipun banyak kesalahan menurut
tata bahasa Indonesia, namun untuk sebuah artikel yang sederhana seperti ini, cukup
mengandung informasi yang penting. Pembaca mendapatkan informasi tentang hubungan bahasa
dan multimedia, jenis multimedia, dampak buruk multimedia terhadap bahasa Indonesia, dan
cara meredam dampak buruknya.
6. Logika
Artikel ini lebih logis dari pada artikel sebelumnya. Penggunaan kata dan pola kalimat lebih
baik, sehingga kita dapat menangkap maksud dari setiap kalimat yang ditulis. Namun demikian,
masih banyak celah yang dimiliki artikel ini sehingga masih memerlukan perbaikan penulisan,
agar sesuai dengan Ejaan Yang Disesuaikan.
1. Hasil analisis dari segi Kata
Isi artikel terdiri dari 200 kata, pembagian jumlah kata berdasarkan paragraf masing-masing
yaitu sebanyak 46 kata pada paragraf pertama, 43 kata pada paragraf kedua, 61 kata pada
paragraf ketiga, dan 48 kata pada paragraf keempat atau terakhir. Didalam artikel tersebut juga
terdapat kata Sinonim yang diletakkan berdampingan, sehingga membuat kalimat susah
dimengerti atau dimaknai, misalnya pada kata adalah-merupakan dan dengan-melalui
(didalam paragraf pertama), dan masih banyak terdapat kata yang tidak baku, misalnya text dan
Negative. Kedua kata ini merupakan kata serapan dari bahasa asing, alangkah baiknya jika kata
tersebut diubah menjadi kata baku dalam bahasa Indonesia, seperti Teks dan Negatif.
Dari hasil analisis kami, masih terdapat beberapa kesalahan dalam penulisan pola kalimat,
susunan nya yang tidak teratur, penggunaan kalimat yang sama artinya, dan beberapa kalimat
ejaan yang ditulis tidak benar, sehingga membuat pembaca sulit untuk mengerti isi atau makna
dari artikel tersebut. Kesalahan-kesalahan tersebut terdapat di paragraph satu dalam kalimat :
Multimedia adalah merupakan media yang diciptakan untuk menyajikan sesuatu dalam bentuk
text, suara, gambar dan lainnya yang dimanfaatkan untuk berinteraksi, berkarya dan
berkomunikasi dengan melalui teknologi yang sedang berkembang dengan beragam jenis
media. Penggunaan Multimedia saat ini sangat membantu dalam penyampaian bidang
pengetahuan yang bersifat ilmiah.
Kesatuan alinea dalam artikel tersebut masih kurang atau dapat dikatakan banyak terdapat
kalimat sumbang atau sulit untuk dimengerti oleh pembaca. Alinea pertama merupakan alinea
definisi, alinea kedua dan ketiga merupakan alinea penguraian, dan alinea keempat merupakan
alinea konklusi atau kesimpulan.
Topik artikel di atas cukup menarik dan bermanfaat karena mengandung unsur pengetahuan.
Meskipun mengandung banyak kalimat sumbang, isi yang diuraikan dalam artikel di atas masih
sejalan dengan topik fenomena multimedia. Transisi antar alinea mengalir baik. Bila dibagi per-
alinea maka menjadi : definisi multimedia, manfaat multimedia, dampak negatif multimedia, dan
kesimpulan.
6. Logika
Artikel diatas masih memiliki kekurangan atau kesalahan dalam pemilihan kata, dan penulisan
pola kalimat, sehingga menyulitkan pembaca untuk memhami atau mengerti informasi atau
makna yang terdapat didalam artikel tersebut
”Lestarikan Hutan Bakau”
Dalam artikel ini juga membahas bermacam-macam fungsi hutan bakau, baik
bagi penduduk setempat maupun bagi keutuhan pantai dan kehidupan spesies
akuatik. Pembaca jadi sadar bahwa fungsi hutan bakau adalah untuk melindungi
masyarakat dari tsunami dan intrusi air laut. Hutan bakau juga bisa menjadi
perisai, menetralisir air asin, menjaga garis pantai tetap stabil, serta mencegah
erosi pantai. Selain itu, pada satu pohon bakau saja terdapat lima sampai enam
sarang lebah yang madunya bisa dipanen warga sekitar, akibatnya dalam satu
bulan warga bisa memanen hampir dua ton madu. Dengan demikian, sangatlah
penting untuk menjaga dan melestarikan hutan bakau. Kegiatan penebangan
hutan bakau untuk tempat tambak ikan yang pernah marak terjadi pada tahun
2005 sempat mengancam kelestarian dan keseimbangan hutan.
Solusi yang ditawarkan dalam artikel ini sangat sedikit, yaitu kelestarian
hutan sangat bergantung pada masyarakat sekitarnya. Akan lebih baik lagi
apabila ditambahkan solusi yang lebih efektif dan melibatkan semua orang,
termasuk para pembaca juga supaya turut ambil bagian melestarikan hutan
bakau, baik yang di Jambi maupun hutan bakau dimana pun berada. Juga tidak
disertakan nomor kontak maupun alamat yang bisa dihubungi sehingga pembaca
tidak bisa mengetahui lebih lanjut cara melestarikan hutan bakau. Sedangkan
informasi dari narasumber Aziz Sembiring, seorang petugas BKSDA dirasa sudah
cukup lengkap dan jelas.
5 Makanan Yang Dapat Menurunkan Kolesterol
5 Makanan Yang Dapat Menurunkan Kolesterol – Daripada mengonsumsi obat-obatan medis penurun
kolesterol, lebih baik memperbaiki pola makan. Ada beberapa jenis makanan yang dapat
menurunkan kolesterol dan mudah diperoleh, entah itu tersedia di pasar atau supermarket. Apa
saja jenis makanan yang harus dikonsumsi?
Mencari oatmeal bukanlah hal yang sulit karena tersedia bebas di supermarket. Makanan ini
mengandung serat larut yang berfungsi menurunkan kolesterol jahat atau Low Density Lipoprotein
(LDL). Selain oatmeal, makanan kaya serat seperti buah pir, apel dan kacang merah juga akan
menyeimbangkan kadar kolesterol.
Makanan serat larut terkenal dengan kemampuan menyerap kolesterol yang ada di dalam darah.
Pastikan tubuh mengonsumsi 5 hingga 10 gram makanan serat larut. Makan 1 1/2 porsi oatmeal
dicampur potongan buah akan memberikan 10 gram serat.
Mengonsumsi ikan sangat baik menjaga kesehatan jantung karena kadar tinggi asam lemak omega 3
yang mengurangi resiko pembekuan darah dan turunkan tekanan darah. Menurut The American
Heart Association, makanlah dua porsi ikan dalam seminggu.
Beberapa jenis ikan yang mengandung asam lemak omega 3 adalah salmon, ikan pecak, tuna, sarden,
ikan haring dan ikan kembung. Cara penyajian wajib diperhatikan, daripada digoreng, lebih baik
dibakar atau dipanggang. Bila tidak suka makan ikan, asam lemak omega 3 bisa diperoleh dari
minyak kanola dan biji rami.
Kacang-kacangan
Salah satu jenis makanan yang dapat menurunkan kolesterol adalah kacang-kacangan seperti almond,
walnut, hazelnut, kacang tanah, pecan, kedelai dan sejenisnya. Walnut menyehatkan pembuluh
darah karena kaya kandungan asam lemak tak jenuh ganda (polyunsaturated fatty acids).
Mengonsumsi kacang-kacangan sebanyak 42.5 gram sehari akan menurunkan resiko penyakit
jantung. Walaupun demikian, pilih kacang yang tidak diasinkan atau dibalut gula.
Jenis minyak ini memiliki kandungan antioksidan yang menurunkan kolesterol jahat (LDL) tanpa
mengganggu kolesterol baik (HDL). Sajikan dua sendok makan minyak zaitun setiap hari sebagai
dressing salad atau oleskan ke selembar roti. Meskipun baik bagi kesehatan tubuh, minyak zaitun
tinggi kalori dan jangan mengonsumsi berlebih.
Buah-buahan
Beberapa makanan yang dapat menurunkan kolesterol dari kategori buah-buahan adalah jeruk, apel,
stroberi dan anggur. Semuanya kaya pectin, sejenis serat larut yang akan menurunkan kadar
kolesterol jahat (LDL) di dalam tubuh. Pastikan mengonsumsi salah satu buah diatas setiap hari.
Itulah lima jenis makanan yang dapat menurunkan kolesterol jahat (LDL) di dalam tubuh. Jadi, jangan
lupa sertakan buah-buahan, minyak zaitun, kacang-kacangan, ikan dan makanan kaya serat ke dalam
menu harian.
o Makanan ini mengandung serat larut yang berfungsi menurunkan kolesterol jahat atau Low Density
Lipoprotein (LDL).
Ini merupakan jenis kalimat kesetaraan. Karena ada kata Mengandung dari kata dasarnya kandung
dengan imbuhan meng dan kata Menurunkan dari kata dasar Turun dengan imbuhan me yang kata
dasar yang depannya t maka menjadi men dan akhiran kan
o Beberapa makanan yang dapat menurunkan kolesterol dari kategori buah-buahan adalah jeruk, apel,
stroberi dan anggur.
ini merupakan kalimat umum khusus yang mana kata umumnya adalah buah-buahan dan kata
khususnya adalah jeruk, apel, staoberi, dan anggur.
o kacang-kacangan seperti almond, walnut, hazelnut, kacang tanah, pecan, kedelai dan sejenisnya
ini merupakan kalimat umum khusus yaitu kata umumnya adalah Kacan g-kacangan dan kalimat
khususnya adalah almond, walnut, hazelnut, kacang tanah, pecan, kedelai.
o Itulah lima jenis makanan yang dapat menurunkan kolesterol jahat (LDL) di dalam tubuh.
Pada kalimat ini terdapat kata miring yang bermaksud untuk menegaskan kembali tentang apa artikel ini
di jelskan.
Menurunkan : dari kata dasar turun dengan imbuhan me menjadi men karena imbuhan me
bertemu kata dasar berawalan t tetapi tidak semua bisa menjadi men.
Mengandung :dari kata dasar kandung dengan imbuhan me menjadi meng karena imbuhan me
tersebut bertemu dengan kata dasar yang berawala k.
Mencari : dari kata dasar cari dengan imbuhan me yang berubah menjadi men tetapi huruf
awalnya tidak luluh.
Mengonsumsi : dari kata dasar konsumsi dengan imbuhan me yang berubah menjadi meng
karena imbuhan me bertemu huruf awal dari kata dasar itu adalah k maka berubah menjadi meng.
Memiliki : dari kata dasar milik dengan imbuhan awalan me dengan akhiran i
Memberikan : dari kata dasar beri dengan imbuhan me yang berubah menjadi mem karena
huruf awalan kata dasar adalah b dan imbuhan akhiran kan
Menyerap : dari kata serap dengan imbuhan me yang berubah menjadi meny Karen bertemu
dengan huruf adalah s yang meluluh.
Penyajian : dari kata dasar saji dengan imbuhan pe yang berubah menjadi peny karena imbuhan
itu bertemu huruf awalan kata dasarnya adalah ;
Koma(,) menandakan memisahkan unsur pemerincian yang terdiri dari beberapa unsur