Anda di halaman 1dari 7

Nama : Andreas Hendro

Nim : F1071201016

Kelas : II-A1

Makul : Perkembangan Peserta Didik

Dosen Pengampu : Dr. Luhur Wicaksono, M.Pd.

A. “TOPIK INDIVIDU SEBAGAI KESATUAN BERBAGAI KARAKTERISTIK”

1. Sebutkan dan Jelaskan gejala-gejala sebagai gambaran berkembangnya berbagai aspek dalam diri
individu!

JAWABAN :

a. Aspek jasmani dan fisik


Gejala yang tampak pada aspek fisik sebagai perwujudan dari adanya perkembangan dalam
diri individu antara lain:
1. Pertumbuhan payudara pada wanita.
2. Lekum pada remaja pria.
3. Kulit yang makin halus pada wanita.
4. Otot yang makin kuat dan kekar pada pria.
b. Aspek intelektual
Gejala yang tampak sebagai perkembangan individu dalam aspek intelek antara lain:
1. Perubahan secara kualitatif dan kuantitatif dalam mengatasi masalah.
2. Kemampuan berpikir abstrak semakin berkembang
3. Semakin berkembangnya kemampuan memecahkan masalah-masalah yang bersifat
hipotetik.
c. Aspek emosi
Gejala yang tampak sebagai perkembangan pada aspek emmosi antara lain:
1. Ketidakstabilan emosional pada anak remaja
2. Mudahnya menunjukkan sikap emosional yang meluap-luap pada remaja, seperti: mudah
menangis, dan mudah tertawa terbahak-bahak
3. Semakin mampu mengendalikan diri
d. Aspek sosial
Gejala yang tampak sebagai perkembangan pada aspek sosial antara lain:
1. Semakin berkembangya sikap toleran, empati, serta memahami dan menerima pendapat
orang lain
2. Semakin santun dalam penyampaian pendapat
3. Keinginan bergaul semakin kuat
4. Suka menolong orang yang perlu bantuan
5. Bersikap rendah hati
e. Aspek Bahasa
Gejala yang tampak sebagai perkembangan pada aspek Bahasa yaitu:
1. Bertambahnya perbendaharaan kata
2. Semakin dapat menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
3. Dapat memformulasi Bahasa secara baik dan benar untuk menjabarkan sebuah ide
4. Dapat meringkas ide dengan baik dan benar
f. Aspek bakat khusus
Bakat merupakan kemampuan tertentu atau khusus yang dimiliki oleh seorang individu yang
hanya dengan rangsangan atau sedikit Latihan, kemampuan itu dapat berkembang dengan
baik.
g. Aspek nilai, moral dan sikap
Gejala yang tampak pada perkembangan nilai, moral dan sikap ini antara lain adalah:
a. Terbentuknya pandangan hidup yang semakin jelas dan tegas
b. Memahami prioritas yang akan dilakukan
c. Dapat mentaati segala peraturan yang berlaku
d. Kritis terhadap pelanggaran

B. “TOPIK PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN”

1. Jelaskan tahapan-tahapan perkembangan kognitif menurut Piaget!

JAWABAN:

a. Tahap pertama : masa sensori motor (0-2,5 th) yaitu : masa Ketika bayi pempergunakan
sistem penginderaan dan aktivitas motoric untuk mengenal lingkungannya.
b. Tahap kedua : masa pra-operasional (2,5-7 th), ciri khas masa ini adalah kemampuan anak
menggunakan symbol yang mewakili sesuatu yang tidak ada.
c. Tahap ketiga : masa kongkrit-operasional (7-11 th), anak Mukai mengembangkan tiga
macamoperasi piker, yaitu:
1. Identifikasi : mengenali sesuatu
2. Negasi : mengingkari sesuatu
3. Reprokasi : mencari hubungan timbak baik antara berbagai hal.
d. Tahap keempat : masa operasinal (11-dewasa), pada tahap ini sesorang bisa memperkirakan
apa yang mungkin terjadi ia dapat mengambil kesimpulan dari suatu pernyataan yang telah
ditentukan.

C. “TOPIK PERKEMBANGAN INTELEKTUAL”

1. Sebutkan dan jelaskan Intelektual Menurut para Ahli sebanyak 4!

JAWABAN:

Intelektual Menurut Para Ahli

1. Menurut Cattel, (dalam Clark, 1983) kaum intelektual adalah kombinasi sifat-sifat manusia yang
terlihat dalam kemampuan memahami hubungan yang lebih kompleks, semua proses berfikir abstrak,
menyesuaikan diri dalam pemecahan masalah dan kemampuan memperoleh kemampuan baru.

2. William Sterm, (dalam Sunarto, 1994) mengemukakan intelektual merupakan kesanggupan untuk
menyesuaikan diri kepada kebutuhan- kebutuhan baru dengan menggunakan alat berfikir sesuai
dengan tujuannya.

3. Menurut Gunarsa (1991), Intelektual merupakan suatu kumpulan kemampuan seseorang untuk
memperoleh ilmu pengetahuan dan mengamalkannya dalam hubungannya dengan lingkungan dan
masalah-masalah yang timbul.

4.David Wechsler, (dalam Azwar, 1996) mendefinisikan intelektual sebagai kumpulan atau totalitas
kemampuan seseorang untuk bertindak dengan tujuan tertentu, berpikir secara rasional, serta
menghadapi lingkungan secara efektif.

D. “ TOPIK PERKEMBANGAN KREAKTIVITAS”

1. Apa saja factor yang dapat menghambat kreaktivitas peserta didik? Jelaskan!

JAWABAN:

1. Kendala dari Sosialisasi

Bagaimana kita dapat berhasil dalam menyosialisasikan peserta didik menjadi orang yang memiliki
kreativitas? Jawabannya ialah bahwa seorang pendidik harus bertindak secara seimbang. Peserta
didik memerlukan pengendalian sehingga mereka merasa aman dalam lingkungan yang stabil dan
andal, tetapi tidak sedemikian jauh bahwa mereka merasa seakan-akan apapun yang mereka lakukan
adalah karena diharuskan. ‘Amabile mengemukakan bahwa pendidik perlu mentukan batas-batas
terhadap perilaku peserta didiknya tetapi sedemikian bahwa mereka dapat mempertahankan motivasi
intrinsik mereka’ (Munandar, 2004: 225).

Namun yang membuat perbedaan bukanlah semata-mata apakah peserta didik diberi pembatasan atau
tidak, tetapi bagaimana pembatasan ini diberikan. Jika peserta didik merasa diawasi, maka motivasi
dan kreativitas akan terhambat. Tetapi jika pembatasan diberikan sedemikian, peserta didik merasa
mereka sendiri ingin berperilaku sebagaimana diharapkan, maka tidak perlu ada dampak penghambat
terhadap motivasi dan kreativitas.

2. Kendala dari Rumah

Tidak jarang karena keinginan orangtua membantu anaknya berprestasi sebaik mungkin, meraka
mendorong anak dalam bidang-bidang yang tidak diminati. Akibatnya ialah, meskipun anak
berprestasi cukup baik menurut ukuran standar, mencapai nilai tinggi, mendapat penghargaan, tetapi
mereka tidak menyukai kegiatan tersebut sehingga tidak menghasilkan sesuatu yang betul-betul
kreatif.

Menurut Amabile (Munandar, 2004: 227) ‘lingkungan keluarga dapat pula menghambat kreativitas
peserta didik dengan tidak menggunakan secara tepat empat “pembunuh kreativitas” yaitu evaluasi,
hadiah, kompetisi, dan pilihan atau lingkungan yang terbatas’.

3. Kendala dari Sekolah

• Sikap Guru

Dalam suatu studi pendidikan, tingkat motivasi intrinsik peserta didik akan rendah jika guru terlalu
banyak mengontrol dan lebih banyak memberikan otonomi. Beberapa studi menunjukkan Pygmalion
Effect, yaitu bahwa tanpa disadari seseorang berperilaku sebagaimana ia percaya orang lain
mengharapkan ia berperilaku. Guru-guru diberitahu bahwa peserta didik tertentu di dalam kelas akan
menunjukkan “kemajuan yang luar biasa” dalam kinerja intelektual selama tahun pelajaran. Dalam
kenyataan, nama peserta didik tersebut dipilih secara acak oleh peneliti. Yang mengejutkan ialah
bahwa pada akhir tahun peserta didik tersebut betul-betul memperlihatkan kemajuan intelektual.
Kemudian, peneliti menemukan bahwa kemajuan juga terjadi jika guru mengharapkan peserta
didiknya meningkat dalam kreativitas.

• Belajar dengan Hafalan Mekanis


Pada dasawarsa 1960-an pendukung gerakan “kelas terbuka” (open classroom) menekankan bahwa
metode pendidikan tradisional, termasuk menghafal secara mekanis menghambat kreativitas. Bahkan
ada yang berpendapat bahwa terlalu banyak pengetahuan merusak kreativitas. Namun, sekarang
pendukung dari gerakan “back to basics” menyatakan bahwa pendidikan tidak ada gunanya jika tidak
berdasarkan pembelajaran bahan pengetahuan dasar.

Agaknya kedua pandangan tersebut mempunyai segi benarnya. Tidak mungkin bahwa seseorang
mempunyai terlalu banyak pengetahuan untuk dapat menjadi kreatif. Peningkatan dalam bidang
pengetahuan tertentu akan meningkatkan kesempatan untuk menemukan kombinasi gagasan baru.
Namun, mungkin saja bahwa kreativitas menjadi lumpuh jika pengetahuan dihimpun dengan cara
yang keliru.

• Kegagalan

Semua peserta didik pasti pernah mengalami kegagalan dalam pendidikan meraka, tetapi frekuensi
kegagalan dan cara bagaimana hal itu ditafsirkan mempunyai dampak nyata terhadap motivasi
intrinsik dan kreativitas.

Kegagalan tidak dapat dihindari seluruhnya, dan juga tidak perlu dihindari, karena kita dapat belajar
dari kesalahan dan kegagalan. Bedanya ialah dalam cara guru membantu peserta didik memahami
dan menafsirkan kegagalan.

• Tekanan akan Konformitas

Bukan guru saja yang dapat mematikan krativitas di sekolah. Peserta didik dapat saling menghambat
kreativitas mereka dengan menekankan konformitas. Dampak dari tekanan teman sebaya nyata jika
kita melihat gaya berpakaia, hiburan, atau kegiatan waktu luang yang disukai. Pada umur sekitar
sembilan tahun tekanan akan konformitas oleh teman sebaya dapat menghambat kreativitas.
Penemuan bahwa kreativitas cenderung menurun pada tingkat kelas empat agaknya berkaitan
langsung dengan teman sebaya (Torrance, dikutip Amabile, 1989). Padahal justru potensi kreatif itu
dalam perwujudannya mencerminkan keunikan seseorang. Seyogianya setiap orang diberi kebebasan
untuk “menjadi dirinya”.

• “Sistem” Sekolah

Lebih sering peserta didik yang sangat kreatif mempunyai kesulitan di sekolah karena menurut guru
“mereka terlalu kreatif’. Bagi peserta didik yang memiliki minat-minat khusus dan tingkat kreativitas
yang tinggi, sekolah bisa sangat membosankan. Salah satu ciri peserta didik berbakat kreatif ialah
merasa bosan dengan tugas-tugas rutin.
Dalam tulisannya, Boredom, High Ability and Achievement Joan Freeman (1993) memberikan saran-
saran bagaimana mengatasi rasa bosan. Dari penelitiannya ia memperoleh hasil, bahwa kebosanan
dapat timbul karena cara-cara belajar yang tidak tepat. Cara terbaik untuk menghindari menurunnya
minat dan timbulnya kebosanan ialah dengan meningkatkan motivasi intrinsik. Bagi peserta didik
berbakat pembelajaran harus menantang, dengan memberikan kepada mereka bahan pelajaran yang
lebih majemuk dan merangsang. Mempertimbangkan minat khusus dan gaya belajarnya merupakan
cara yang efektif untuk melibatkan peserta didik secara aktif dalam belajar. Pendekatan yang fleksibel
dalam mengajar penting untuk meningkatkan kreativitas.

E. “ TOPIK PERKEMBANGAN HUBUNGAN SOSIAL”

1. Sebutkan dan jelaskan bentuk-bentuk tingkah laku sosial!

JAWABAN:

D. Bentuk-Bentuk Tingkah Laku Sosial

Karakteristik bentuk-bentuk tingkah laku sosial yang muncul bila anak berada didalam situasi yang
melibatkan orang lain, antara lain:

1. Negativisme

Merupakan suatu bentuk tingkah laku melawan yang dibesar-besarkan. Bila anak mengalami
kesukaran dalam memaksakan keinginannya kepada orang lain, hal ini dapat menyebabkan anak
menjadi bandel, keras kepala, bahkan sikap membrontak. Negativisme ini merupakan hasil dari
situasi-situasi sosial yang terjadi sebagai akibat penggunaan disiplin secara agresif dan kurangnya
sikap toleransi dari orang dewasa terhadap tingkah laku kekanak-kanakan yang normal.

2. Agresi

Merupakan reaksi yang umum terhadap frustasi. Anak yang di hukum karena keagresifannya, maka
akan menambah frustasinya dan ini akan menyebabakan kelebihan agresif.

3. Menggoda

Merupakan bentuk tingkah laku agresif yang lain. Menggoda terdiri dari serangan mental terhadap
orang lain sehingga menimbulkan reaksi marah pada orang yang di serang. Menggoda dilakukan
dengan mengejek atau menyebutkan kata-kata yang dapat menimbulkan kemarahan orang lain.

4. Persaingan
Persaingan ditandai dengan keinginan untuk melampaui atau melebihi orang lain, dan selalu di
dorong (di motivasi) orang lain. Biasanya persaingan yang sering muncul dalam sekolah yaitu
persaingan prestasi antar siswa.

5. Gang

Merupakan kelompok lokal tanpa otorisasi dari luar dan tanpa suatu tujuan yang secara sosial di
setujui. Gang ini dibentuk oleh anak-anak sendiri tanpa dukungan dari orang lain. Kelompok ini
merupakan hasil usaha spontan dari anak untuk menciptakan suatu masyarakat yang serasi dengan
kebutuhan-kebutuhan mereka. Gang memberikan pengaruh positif dalam perkembangan sosial anak
terhadap proses belajar. Karena didalam gang lebih sering “bermain” secara kooperatif dan mengasah
kecakapan berpikir maupun berbuat.

Anda mungkin juga menyukai