Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Masa anak-anak merupakan masa dimana manusia mengalami perkembangan yang


signifikan. Terutama pada aspek intelektual, masa anak-anak menjadi waktu yang paling
banyak belajar dan mengenal berbagai macam hal-hal untuk direkam dalam memorinya. Tak
hanya itu, masa anak-anak juga merupakan masa pembentukan sikap dan tingkah laku yang
berguna dan sangat mempengaruhi pada masa selanjutnya.

Pentingnya masa kanak-kanak ini harus disadari dan diperhatikan terutama oleh orang tua.
Orang tua harus memiliki kesadaran untuk memberikan apapun yang terbaik terutama
bimbingan pada anak sehingga anak mendapatkan pembelajaran yang baik sebagai modal
untuk masa depan mereka. Peranan orang tua jelas menjadi yang paling utama dalam
menentukan perkembangan anak disini.

Menyangkut pada aspek intelektual, pembelajaran dan jenjang pendidikan pada anak-anak
perlu disesuaikan dengan tingkat perkembangan usia anak. Hal ini sangat perlu karena
kemampuan perkembangan anak juga berbeda-beda sesuai usianya. Anak Taman Kanak-
Kanak (TK) usia 4-6 tahun tentu berbebeda tingkat perkembangan intelektualnya dengan anak
usia sekolah dasar (SD). Untuk itulah apa yang diberikan perlu disesuaikan dengan tingkat
tahapan intelektualnya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


a. Apa definisi dari perkembangan intelektual?
b. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan intelektual?
c. Bagaimana tahap-tahap dari perkembangan intelektual?
d. Bagaimana tingkatan dari intelektual dalam berbagai variasi?
e. Bagaimana karakteristik dari perkembangan intelektual?

1.3 TUJUAN PENYUSUNAN

Setelah mempelajari makalah ini mahasiswa diharapkan mampu memahami :

a. Definisi dari perkembangan intelektual


b. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan intelektual

1
c. Tahap-tahap dari perkembangan intelektual
d. Tingkatan dari intelektual dalam berbagai variasi
e. Karakteristik dari perkembangan intelektual

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI PERKEMBANGAN INTELEKTUAL

Menurut Cattel (dalam Clark, 1983), intelektual adalah kombinasi sifat-sifat manusia
yang terlihat dalam kemampuan memahami hubungan yang lebih kompleks, semua proses
berpikir abstrak, menyesuaikan diri dalam pemecahan masalah dan kemampuan memperoleh
kemampuan baru.

Menurut William Sterm (dalam Sunarto, 1994), intelektual merupakan kesanggupan


untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan-kebutuhan baru dengan menggunakan alat berfikir
sesuai dengan tujuannya.

Intelektual merupakan suatu kumpulan kemampuan seseorang untuk memperoleh ilmu


pengetahuan dan mengamalkannya dalam hubungannya dengan lingkungan dan masalah-
masalah yang timbul (Gunarsa, 1991).

David Wechsler (dalam Saifuddin Azwar, 1996), intelektual sebagai kumpulan atau
totalitas kemampuan seseorang untuk bertindak dengan tujuan tertentu, berpikir secara
rasional, serta menghadapi lingkungan secara efektif.

Menurut kamus “Webster New World Dictionary of The American Languange”,


intelektual adalah kecakapan untuk berpikir , mengamati atau mengerti serta kecakapan untuk
mengamati hubungan-hubungan, perbedaan-perbedaan, dan sebagainya.

Menurut Alfred Binet (dalam Sobani Irfan, 1986), intelektual adalah suatu kapasitas
yang antara lain mencakup kemampuan :

 Menalar dan menilai


 Menyeluruh
 Mencipta dan merumuskan arah berpikir spesifik
 Menyesuaikan pikiran pada pencapaian hasil akhir
 Memiliki kemampuan mengkritik diri sendiri

3
Dari berbagai definisi di atas dapat di simpulkan bahwa, intelektual adalah kemampuan untuk
memperoleh berbagai informasi, berpikir abstrak, menalar, serta bertindak secara efisien dan
efektif. Selain itu, intelektual merupakan kemampuan yang dibawa individu sejak lahir,
intelektual tersebut akan berkembang bila lingkungan memungkinkan dan kesempatan tersedia
sehingga dapat bergerak dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru.

2.2 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN


INTELEKTUAL

Menurut Andi Mappiare (1982), hal- hal yang mempengaruhi perkembangan intelektual antara
lain :

1. Bertambahnya informasi yang disimpan (dalam otak) seseorang sehingga ia mampu


berpikir reflektif.
2. Banyaknya pengalaman dan latihan-latihan memecahkan masalah sehingga
seseorang dapat berpikir proporsional.
3. Adanya kebebasan berpikir, menimbulkan keberanian seseorang dalam menyusun
hipotesis-hipotesis yang radikal, kebebasan menjajaki masalah secara keseluruhan,
dan menunjang keberanian anak memecahkan masalah dan menarik kesimpulan
yang baru dan benar.

Menurut Ngalim Purwanto (1984), faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan


intelektual yaitu sebagai berikut :

1. Faktor Pembawaan (Genetik)

Pembawaan ditentukan oleh sifat dan ciri yang dibawa sejak lahir. Banyak teori
dan hasil penelitian menyatakan bahwa kapasitas intelegensi dipengaruhi oleh gen
orang tua. Namun, yang cenderung mempengaruhi tinggi atau rendahnya tingkat
kecerdasan anak tergantung faktor gen mana (ayah atau ibu) yang dominan
mempengaruhinya. Teori konvergensi mengemukakan bahwa anak yang lahir telah
mempunyai potensi bawaan, tetapi potensi tersebut tidak dapat berkembang dengan
baik tanpa mendapat pendidikan dan latihan atau sentuhan dari lingkungan. Oleh karena
itu, peranan lingkungan sangat menentukan perkembangan intelektual anak.

4
2. Faktor Lingkungan

Ada dua unsur lingkungan yang sangat penting peranannya dalam


mempengaruhi perkembangan intelektual, yaitu :
a. Keluarga
Intervensi yang paling penting dilakukan oleh keluarga atau orang tua adalah
memberikan pengalaman kepada anak dalam berbagai bidang kehidupan sehingga
anak memiliki informasi untuk berpikir. Cara-cara yang digunakan adalah memberi
kesempatan kepada anak untuk merealisasikan ide-idenya, menghargai ide-ide
tersebut, memuaskan dorongan keingintahuan anak dengan jalan seperti
menyediakan bacaan, alat-alat keterampilan, dan alat-alat yang dapat
mengembangkan daya kreativitas anak.
b. Sekolah
Sekolah adalah lembaga formal yang diberi tanggung jawab untuk meningkatkan
perkembangan berpikir anak. Dalam hal ini, guru hendaknya menyadari bahwa
perkembangan intelektual anak terletak di tangannya. Beberapa cara diantaranya
adalah sebagai berikut :

1. Menciptakan interaksi atau hubungan yang akrab dengan peserta didik.


Dengan hubungan yang akrab tersebut, secara psikologis peserta didik akan
merasa aman sehingga segala masalah yang dialaminya secara bebas dapat
dikonsultasikan dengan guru mereka.
2. Memberi kesempatan kepada para peserta didik untuk berdialog dengan orang-
orang yang ahli dan pengalaman dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan.
Membawa para peserta didik ke objek-objek tertentu, seperti objek budaya dan
ilmu pengetahuan, sangat menunjang perkembangan intelektual peserta didik.
3. Menjaga dan meningkatkan pertumbuhan fisik anak, baik melalui kegiatan
olahraga maupun menyediakan gizi yang cukup, sangat penting bagi
perkembangan berpikir peserta didik. Sebab jika peserta didik terganggu secara
fisik, perkembangan intelektualnya juga akan terganggu.
4. Meningkatkan kemampuan berbahasa peserta didik, baik melalui media cetak
maupun dengan menyediakan situasi yang memungkinkan para peserta didik
berpendapat atau mengemukakan ide-idenya.

5
3. Faktor Gizi

Kuat atau lemahnya fungsi intelektual juga ditentukan oleh gizi yang
memberikan energi atau tenaga bagi anak sehingga dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik. Kebutuhan akan makanan bernilai gizi tinggi (gizi berimbang) terutama
yang besar pengaruhnya pada perkembangan intelegensi ialah pada fase prenatal (anak
dalam kandungan) hingga usia balita.

4. Faktor Pembentukan

Pembentukan ialah segala keadaan diluar diri seseorang yang mempengaruhi


perkembangan intelektual. Dapat kita bedakan pembentukan sengaja (seperti yang
dilakukan di sekolah-sekolah) dan pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam sekitar).
Pendidikan dan latihan yang bersifat kognitif dapat memberikan sumbangan terhadap
fungsi intelektual seseorang. Misalnya, orang tua yang menyediakan fasilitas sarana
seperti bahan bacaan majalah anak-anak dan sarana bermain yang memadai, semua ini
dapat membentuk anak menjadi meningkatkan fungsi dan kualitas pikirannya, pada
gilirannya situasi ini akan meningkatkan perkembangan intelegensi anak dibanding
anak seusianya.

5. Kebebasan Psikologis

Kebebasan psikologis perlu dikembangkan pada anak agar intelektualnya


berkembang dengan baik. Anak yang memiliki kebebasan untuk berpendapat, tanpa
disertai perasaan takut atau cemas dapat merangsang berkembangnya kreativitas dan
pola pikir. Mereka bebas memilih cara (metode) tertentu dalam memecahkan persoalan.
Hal ini mempunyai sumbangan yang berarti dalam perkembangan intelektual.

6. Minat dan Pembawaan yang Khas

Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan


bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan-dorongan (motif-motif) yang
mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar. Motif menggunakan dan
menyelidiki dunia luar (manipulate and exploring motives). Dari manipulasi dan
eksplorasi yang dilakukan terhadap dunia luar itu, lama kelamaan timbulah minat

6
terhadap sesuatu. Apa yang menarik minat seseorang mendorongnya untuk berbuat
lebih giat dan lebih baik.

Menurut Hamalik (2001), faktor-faktor yang mempengaruhi intelektual yaitu :

1. Usia

Kemampuan seseorang untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya


bertambah, sambil ia berkembang menjadi lebih tua. Artinya, bertambah tua usia
seseorang, bertambahlah kemampuannya untuk melakukan penyesuaian dirinya dengan
lingkungannya. Secara teoretis pertumbuhan intelektual berhenti pada usia 20 atau 25
tahun. Bagi orang yang lebih inteligen pertumbuhan berlangsung lebih cepat dan terus
berlangsung dalam waktu yang lebih lama. Sebaliknya, orang yang kurang inteligen
berkembang lebih lambat dan pertumbuhan ini berhenti pada usia yang lebih awal.

2. Hereditas

Potensi untuk perkembangan inteligensi diwariskan melalui orang tua. Prinsip


ini diterima, baik untuk pihak yang menekankan pentingnya lingkungan maupun oleh
pihak yang memperingatkan tentang berapa banyaknya IQ dapat ditingkatkan dengan
lingkungan yang baik. Pertimbangan lain mengemukakan bahwa anak-anak dari orang
tua yang inteligen tidak akan sama inteligennya, dan juga anak-anak dari orang tua yang
bodoh tidak akan sama bodohnya.

3. Lingkungan

Penelitian terhadap anak-anak yang dipelihara (dibesarkan) dalam lingkungan


kumuh di kota besar rata-rata IQ nya lebih rendah dibandingkan dengan anak-anak
seusia mereka dari masyarakat golongan menengah. Berdasarkan hasil penelitian dapat
di simpulkan bahwa faktor-faktor yang menunjang perkembangan intelektual yang
optimal adalah sebagai berikut :

 Orang tua yang menaruh minat terhadap anak-anak, menyediakan waktu untuk
bercengkerama dengan mereka, menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka,
memiliki anak-anak yang mendapat skor tinggi dalam tes dan berprestasi baik di
sekolah.

7
 Faktor-faktor seperti cinta dan kasih sayang, penerimaan terhadap anak, perlakuan
yang konsisten yang menunjang kesehatan mental menpunyai pengaruh baik
terhadap perkembangan intelektual.
 Peninjauan ke tempat-tempat seperti museum, kebun binatang, perpustakaan, teater,
dan taman adalah hal yang merangsang perkembangan intelektual.

4. Kelamin

Anak laki-laki (sebagai suatu kelompok) memperlihatkan variabilitas yang


lebih besar dari pada anak perempuan dalam inteligensi. Rata-rata anak laki-laki
melebihi perempuan dalam hal berfikir umum, berfikir aritmatik, kemampun dalam
meneliti kesamaan-kesamaan, dan aspek tertentu tentang informasi umum. Laki-laki
cenderung melebihi perempuan dalam kecepatan dan koordinasi gerakan-gerakan
badan yang besar, pengamatan ruang, dan bakat mekanis. Adapun anak-anak
perempuan cenderung lebih unggul dalam ingatan, penguasaan bahasa, perhitungan
angka, dan kecepatan perseptual.

Jadi, dari pernyataan para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi intelektual yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar.
Faktor dari dalam seperti gen, gizi, kematangan, pembentukan, kebebasan psikologi,
minat dan pembawaan yang khas, serta usia. Sedangkan, faktor dari luar yaitu
lingkungan. Jadi, tidak hanya faktor gen (pembawaan), tetapi juga faktor lingkungan
yang dapat mempengaruhi tingkat intelektual seseorang.

2.3 TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN INTELEKTUAL

Para ahli psikologi pendidikan banyak yang telah melakukan penelitian tentang perkembangan
intelektual atau perkembangan kognitif atau perkembangan mental anak. Salah satu hasil
penelitian yang terkenal adalah hasil penelitian Jean Piaget. Piaget adalah ahli ilmu jiwa anak
dari Swiss. Tahap perkembangan intelektual pada anak menurut Piaget membagi dengan 4
(empat) tahap, di antaranya :

1. Tahap sensori motor (umur 0-2 tahun) dengan perkembangan kemampuan sebagai
berikut, anak mempunyai kemampuan dalam mengasimilasi dan mengakomodasi
informasi dengan cara melihat, dengan, menyentuh, dan aktivitas motorik. Semua

8
gerakan pada masa ini akan diarahkan kemulut dengan merasakan keingintahuan
sesuatu dari apa yang dilihat, didengar, disentuh, dan lain-lain. Gerakan fisik tersebut
menunjukkan sifat egosentris dari pikiran anak.
2. Tahap praoperasional (umur 2-7 tahun) dengan perkembangan kemampuan sebagai
berikut, anak belum mampu mengoperasionalisasikan apa yang dipikirkan melalui
tindakan dalam pikiran anak, perkembangan anak masih bersifat egosentrik, seperti
dalam penelitian Piaget anak selalu menunjukkan egosentrik seperti anak akan memilih
sesuatu atau ukuran yang besar walaupun isi sedikit. Masa ini sifat pikiran bersifat
transduktif menganggap semuanya sama, seperti seorang pria di keluarga adalah ayah
maka semua pria adalah ayah, pikiran yang kedua adalah pikiran animisme selalu
memperhatikan adanya benda mati, seperti apabila anak terbentur benda mati maka
anak akan memukulnya kearah benda tersebut.
3. Tahap kongkret (umur 7-11 tahun) dengan perkembangan kemampuan sebagai berikut,
anak sudah memandang realistis dari dunianya dan mempunyai anggapan yang sama
dengan orang lain, sifat egosentrik sudah mulai hilang sebab anak mempunyai
pengertian tentang keterbatasan diri sendiri, sifat pikiran sudah mempunyai dua
pandangan atau disebut reversibilitas merupakan cara memandang dari arah
berlawanan (kebalikan), sifat realistik tersebut belum sampai ke dalam pikiran dalam
membuat suatu konsep atau hipotesis.
4. Tahap normal operasional (umur lebih dari 11 tahun) dengan perkembangan
kemampuan sebagai berikut, perkembangan anak pada masa ini sudah terjadi dalam
perkembangan pikiran dengan membentuk gambaran mental dan mampu
memyelesaikan aktivitas dalam pikiran, mampu menduga dan memperkirakan dengan
pikiran yang abstrak.

2.4 TINGKATAN INTELEKTUAL DALAM BERBAGAI VARIASI

1. Jenius
Suatu kemampuan yang sangat luar biasa, dalam ukuran atau tingkatan di atas
140. Kemampuan ini bisa dimiliki oleh siapa saja yang mau berusaha untuk
meningkatkan kecerdasan dan memanfaatkan potensi dasarnya dengan baik.

9
2. Normal

Merupakan suatu kemampuan yang biasa saja, tetapi kecerdasan ini mampu
untuk melakukan semua aktivitas yang dibutuhkan dan diinginkan dirinya. Mempunyai
tingkat ukuran yang rata-rata 100 sampai dengan 110. Kecerdasan ini bisa pada anak
yang cerdas atau disebut kecerdasan yang rata-rata.

3. Rendah

Kemampuan ini dibawah rata-rata, bukan berarti kemampuan ini tidak dapat
menyelesaikan kebutuhan dan keinginan atas dirinya, hanya saja mengalami
keterhambatan dalam melaksanakan tugas-tugas untuk dirinya maupun orang lain,
tingkat ukuran diantara 70 sampai 90. Pada umumnya ia mampu melaksanakan
berbagai tugas hanya lambat dan cepat lelah serta jenuh.

4. Keterbelakangan

Anak yang mempunyai kemampuan yang sangat rendah dan sangat sulit untuk
melakukan tugas atas dirinya, setiap tugas memerlukan bantuan orang lain, dengan
bantuan akan memberikan kemampuan meningkat. Di antara keterbelakangan ada yang
disebut dengan :

 Idiot IQ (0-29) yaitu keterbelakangan yang sangat rendah sekali. Tidak dapat
berbicara hanya dapat mengucapkan beberapa kata saja, tidak dapat mengurus
dirinya seperti mandi, makan dan rata-rata kemampuan ini berada di tempat
tidur, kemampuannya seperti anak bayi. Kemampuan ini tidak tahan terhadap
penyakit.
 Imbecile IQ (30-40) yaitu lebih meningkat dari idiot, jika dilatih dalam
berbahasa ia mampu, tetapi sangat sukar sekali, dalam berbahasa kadang dapat
dimengerti dan kadang tidak dapat. Dapat mengurus dirinya dengan latihan dan
pengawasan yang benar. Biasanya anak yang umur 7 tahun kemampuan
kecerdasannya sama dengan anak yang berumur 3 tahun.
Kemampuan seseorang anak akan terlihat saat anak melakukan aktivitas.
Kegiatan atau aktivitas yang dilakukan akan menunjukkan bahwa anak memang
mampu dalam bidang tertentu dan tidak mampu pada bidang yang lain, sehingga

10
anak dalam perkembangan intelektualnya disesuaikan dengan kemampuan
dasar yang dimiliki anak dan bagaimana lingkungan yang mempengaruhi
intelektualnya.

2.5 KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN INTELEKTUAL

Sebagaimana telah didiskusikan di atas, Piaget membagi empat tahapan perkembangan


intelektual yaitu tahap sensori motoris, tahap praoperasional, tahap operasional konkret, dan
tahap operasional normal. Setiap tahapan memiliki karakteristik tersendiri sebagai perwujudan
kemampuan intelektual individu sesuai dengan tahap perkembangannya.

Adapun karakteristik setiap tahapan perkembangan intelektual tersebut adalah sebagai


berikut :

1. Karakteristik Tahap Sensoris-Motoris


Tahap sensori-motoris ditandai dengan karakteristik menonjol sebagai berikut :
a. Segala tindakannya masih bersifat naluriah.
b. Aktivitas pengalaman didasarkan terutama pada pengalaman indra
c. Individu baru mampu melihat dan meresapi pengalaman, tetapi belum mampu
untuk mengkategorikan pengalaman.

2. Karakteristik Tahap Praoperasional


Tahap praoperasional ditandai dengan karakteristik menonjol sebagai berikut :
a. Individu telah mengkombinasikan dan mentrasformasikan berbagai informasi.
b. Individu telah mampu mengemukakan alasan-alasan dalam menyatakan ide-ide.
c. Individu telah mengerti adanya hubungan sebab akibat dalam suatu peristiwa
konkret, meskipun logika hubungan sebab akibat belum tepat.
d. Cara berpikir individu bersifat egosentris ditandai oleh tingkah laku :
 Berpikir imajinatif
 Berbahasa egosentris
 Memiliki aku yang tinggi
 Menampakkan dorongan ingin tahu yang tinggi
 Perkembangan bahasa mulai pesat

11
3. Karakteristik Tahap Operasional Konkret

Tahap operasional konkret ditandai dengan karakteristik menonjol bahwa


segala sesuatu dipahami sebagaimana yang tampak saja atau sebagaimana kenyataan
yang mereka alami. Jadi, cara berpikir individu belum menangkap yang abstrak
meskipun cara berpikirnya sudah tampak sistematis dan logis. Dalam memahami
konsep, individu sangat terikat kepada proses mengalami sendiri. Artinya, mudah
memahami konsep kalau pengertian konsep itu dapat diamati atau melakukan sesuatu
yang berkaitan dengan konsep tersebut.

4. Karakteristik Tahap Operasional Formal


Tahap operasional formal ditandai dengan karakteristik menonjol sebagai berikut :
a. Individu dapat mencapai logika dan rasio serta dapat menggunakan abstraksi.
b. Individu mulai mampu berpikir logis dengan objek-objek yang abstrak.
c. Individu mulai mampu memecahkan persoalan-persoalan yang bersifat
hipotesis.
d. Individu bahkan mulai mampu membuat perkiraan (forecasting) di masa depan.
e. Individu mulai mampu untuk mengintrospeksi diri sendiri sehingga kesadaran
diri sendiri tercapai.
f. Individu mulai mampu membayangkan peranan-peranan yang akan diperankan
sebagai orang dewasa.
g. Individu mulai mampu untuk menyadari diri mempertahankan kepentingan
masyarakat di lingkungannya dan seseorang dalam masyarakat tersebut.

12
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari berbagai definisi para ahli bahwa intelektual adalah kemampuan untuk memperoleh
berbagai informasi, berpikir abstrak, menalar, serta bertindak secara efisien dan efektif. Selain
itu, intelektual merupakan kemampuan yang dibawa individu sejak lahir, intelektual tersebut
akan berkembang bila lingkungan memungkinkan dan kesempatan tersedia sehingga dapat
bergerak dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan intelektual ada 2 yaitu faktor dari
dalam dan faktor dari luar. Faktor dari dalam seperti gen, gizi, kematangan, pembentukan,
kebebasan psikologi, minat dan pembawaan yang khas, serta usia. Sedangkan, faktor dari luar
yaitu lingkungan.

Tahap perkembangan intelektual anak menurut hasil penelitian “Jean Piaget”, dibedakan
atas 4 periode yaitu tahap sensoris-motoris, tahap praoperasional, tahap operasional kongkret,
dan tahap operasional formal.

Tingkatan intelektual dalam berbagai variasi ada 4 yaitu jenius (kemampuan yang sangat
luar biasa), normal (kemampuan yang biasa saja), rendah (kemampuan dibawah rata-rata), dan
keterbelakangan (kemampuan yang sangat rendah).

Tahapan perkembangan intelektual memiliki karakteristik tersendiri. Adapaun karakteristik


tahapan perkembangan intelektual terbagi menjadi 4 yaitu karakteristik tahap sensoris-motoris,
karakteristik tahap praoperasional, karakteristik tahap operasional kongkret, dan karakteristik
tahap operasional formal.

3.2 Saran
Sebaiknya untuk mengetahui tingkat perkembangan intelektual anak harus dilakukan
berdasarkan tahap-tahapnya, sesuai dengan perkembangan umur mereka. Walaupun
intelegensi tersebut merupakan bawaan sejak lahir atau yang dikenal dengan faktor hereditas,
namun faktor lingkungan juga sangat berpengaruh dalam perkembangan intelektual anak.
Untuk itu, agar perkembangann intelektual berkembang dengan baik maka harus diperhatikan
faktor-faktor tersebut.

13

Anda mungkin juga menyukai