Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam makalah ini akan mempelajari tentang penyusunan rencana PKR.


Dalam menyusun rencana PKR ini sangat penting bagi terselenggaranya program PKR
di SD. Ada yang menegaskan bahwa rencana yang baik menjamin setidaknya
tercapainya 50% tujuan program. Untuk memberikan kemudahan dalam upaya meguasai
semua kemampuan tersebut, dalam makalah ini akan membahas sebagai berikut :

1. Analisis struktur kurikulum SD dan prosedur dasar pengembangan pembelajaran


kelas rangkap
2. Perumusan indicator, penataan pengalaman belajar, dan kegiatan pembelajaran
kelas rangkap
3. Pemanfaatan evaluasi program pembelajaran kelas rangkap

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana menyusun rencana PKR?


2. Apa yang harus kita ketahui dalam menyusun PKR?

C. Tujuan

1. Dapat menganalisi karakteristik kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) SD


2. Dapat merumuskan indicator dari kompetensi dasar
3. Dapat merumuskan pengalaman belajar dan kegiatan pembelajaran
4. Dapat menjelaskan manfaat evaluasi program PKR

1
BAB II
PEMBAHASAN
PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP (RPKR)

 Analisis Struktur Kurikulum SD dan Prosedur Dasar Pengembangan


Pembelajaran Kelas Rangkap

Kurikulum berasal dari kata Curere atau Curiculum (Sudjana: 1984) yang artinya
adalah jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari dalam suatu perlombaan atletik.
Istilah kurikulum kini telah menjadi istilah teknis dalam ilmu pendidikan yang secara
umum diartikan sebagai program pendidikan yang harus ditempuh untuk mendapatkan
status dan atau kemampuan tertentu. Setiap jenjang pendidikan (pendidikan dasar,
menengah, dan tinggi) pasti memiliki kurikulum atau program pendidikan yang sengaja
dibuat. Mulai tahun 1994 untuk jenjang pendidikan dasar telah ditetapkan kurikulum
pendidikan dasar 1994. Karena pendidikan dasar terdiri atas pendidikan Sekolah Dasar 6
tahun dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP 3 tahun). SD dan SLTP memiliki
kurikulum masing-masing.
Sebagai guru, terlepas dari kurikulum dengan model apapun yang dipakai, kurikulum
merupakan pedoman dalam melaksanakan proses pendidikan. Di dalam kurikulum
dirumuskan tujuan pendidikan dasar, mata pelajaran yang diberikan, beban waktu belajar
yang disediakan, dan pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Adanya
kurikulum sebagai dokumen tertulis belum menjamin terjadinya proses pembelajaran.
Adanya guru yang memahami dan mampu menerapkan kurikulumlah yang
memungkinkan terjadinya proses pembelajaran. Malah ada yang menekankan peran guru
sebagai kurikulum hidup. Oleh karena itu kita sebagai guru SD mutlak wajib memahami
kurikulum Sekolah Dasar. Selain itu, agar kita sebagai guru dapat melaksanakan
pembelajaran dengan baik, kita harus menguasai prosedur dasar pengembangan
pembelajaran. Dengan cara itu kurikulum sebagai rumusan tertulis akan dapat diwujudkan
menjadi proses belajar murid.

2
A. KARAKTERISTIK KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

Sebagai pengganti Kurikulum SD 1994, Peraturan Mendiknas No. 22 Tahun 2006


tentang Standar Isi, dan Peraturan Mendiknas No. 24 Tahun 2006 Tentang Ketentuan
Pelaksanaan Permendiknas No. 22 dan No. 23 Tahun 2006, Kurikulum untuk Tingkat
satuan Pendidikan Sekolah Dasar (KTSP SD/MI) memiliki karakteristik sebagai berikut.

1. Kelompok Mata Pelajaran


Merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan Pasal 6 ayat (1) kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan
khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah berlaku pengelompokan mata
pelajaran sebagai berikut.

No Kelompok Mata Cakupan


Pelajaran
1 Agama dan Akhlak Mulia Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
dimaksudkan untuk membentuk peserta didik
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak
mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral
sebagai perwujudan dari pendidikan agama.

2 Kewarganegaraan dan Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan


Kepribadian kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan
kesadaran dan wawasan peserta didik akan status,
hak, dan kewajibannya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bemegara, serta
peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia.

3 Ilmu Pengetahuan dan Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan


Teknologi teknologi pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk
mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan
kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis,
kreatif dan mandiri.

4 Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan


untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan
mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi

3
keindahan dan harmoni.

5 Jasmani, Olahraga dan Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan


Kesehatan kesehatan pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk
meningkatkan potensi fisik serta menanamkan
sportivitas dan kesadaran hidup sehat.

Selain tujuan dan cakupan kelompok mata pelajaran sebagai bagian dari kerangka dasar
kurikulum, ditetapkan beberapa prinsip pengembangan kurikulum sebagai berikut.

2. Prinsip Pengembangan Kurikulum


Menurut Standar Isi (Permendiknas No. 22 Tahun 2006), kurikulum tingkat satuan
pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan
komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan
penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP. Kurikulum dikembangkan berdasarkan
prinsip-prinsip berikut.

a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya
Prinsip Pertama dinyatakan bahwa "Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip
bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan
tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.”
b. Beragam dan terpadu
Prinsip kedua dinyatakan bahwa "Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan
keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis
pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status
sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib
kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam
keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.”

4
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Prinsip Ketiga dinyatakan bahwa "Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran
bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan Oleh
karena itu semangat dan isi kurikulum mssendorong peserta didik untuk mengikuti dan
memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.”
d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Prinsip Keempat dinyatakan bahwa "Pengembangan kurikulum dilakukan dengan
melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi
pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan
kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan
keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan
akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan."
e. Menyeluruh dan berkesinambungan
Prinsip Kelima dinyatakan bahwa "Substansi kurikulum mencakup keseluruhan
dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan
dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan."
f. Belajar sepanjang hayat
Prinsip Keenam dinyatakan bahwa "Kurikulum diarahkan kepada proses
pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung
sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan
formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan
lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya."
g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Prinsip Ketujuh dinyatakan bahwa "Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan
kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan
daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka
Tunggal Ika dalamkerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia."

3. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum


Dalam pelaksanaan kurikulum di setiap satuan pendidikan dinyatakan perlunya
menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut.

5
a. Prinsip Pertama dinyatakan bahwa "Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi,
perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna
bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan
yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara
bebas, dinamis dan menyenangkan."
b. Prinsip Kedua dinyatakan bahwa Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima
pilar belajar. Prinsip ini secara operasional menuntut terlaksananya kurikulum yang
memungkinkan peserta didik mencapai kualitas proses dan hasil belajar dalam suatu
keutuhan Pilar belajar.
c. Prinsip Ketiga secara operasional menuntut terlaksananya kurikulum yang
memungkinkan peserta didik mencapai ketuntasan kompetensi secara optimal sesuai
dengan kecepatan belajarnya masing-masing.
d. Prinsip Keempat secara operasional menuntut terlaksananya kurikulum yang
memungkinkan peserta didikmembangun budaya belajar mandiri, kreatif dan mewarisi
keteladanan.
e. Prinsip Kelima secara operasional menuntut terlaksananya kurikulum yang
memungkinkan peserta didik mencapai ketuntasan kompetensi secara optimal dengan
memanfaatkan keanekaragaman proses, dan sumber yang tersedia dalam lingkungan
terbuka.
f. Prinsip Keenam secara operasional menuntut terlaksananya kurikulum yang
memungkinkan peserta didik dapat belajar secara efektif dengan memanfaatkan semua
dimensi lingkungannya.
g. Prinsip Ketujuh secara operasional menuntut terlaksananya kurikulum koheren atau
harmonis dan sistemik/bersistem.

3. Struktur Kurikulum SD/MI


Dalam Standar Isi dinyatakan bahwa ”Struktur kurikulum SD/MI meliputi substansi
pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai
Kelas I sampai dengan Kelas VI.
Struktur kurikulum SD/MI disusun berdasarkan standar kompetensi lulusandan standar
kompetensi mata pelajaran” yang berpedoman pada ketentuan sebagai berikut.

6
a. ”Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri.
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang
disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang
materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada.
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat
setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.
b. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan ''IPA Terpadu” dan
“IPS Terpadu”.
c. Pembelajaran pada Kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan tematik,
sedangkan pada Kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.
d. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam
struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat
jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan.
e. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit.
f. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38 minggu.”

B. PROSEDUR DASAR PENGEMBANGAN KERANGKA RENCANA


PEMBELAJARAN

Prosedur dasar pengembangan instruksional merupakan desain atau cetak biru


pembelajaran. Tahun 1975 istilah ini disebut Prosedur Pengembangan Sistem
Instruksional (PPSI). Sebagai suatu prosedur disain instruksional merupakan langkah yang
sistematis untuk menyusun rencana atau persiapan pembelajaran dan bahan pembelajaran.
Jadi produk dari disain instruksional dapat berupa persiapan pembelajaran, modul, bahan
tutorial dan bentuk sarana pedagogis lainnya.
Proses pengembangan pembelajaran secara konseptual terkait erat pada unsur-unsur
dasar kurikulum yakni tujuan, materi pelajaran, pengalaman belajar dan penilaian hasil
belajar (Tyler: 1954, Taba: 1962). Dikaitkan dengan Standar Isi 2006, pembelajaran
terkait pada proses pemberian fasilitasi untuk menguasai Kompetensi Dasar setiap mata
pelajaran yang ada dalam Struktur Kurikulum SD.

7
 Perumusan Indikator, Penataan Pengalaman Belajar dan Kegiatan
Pembelajaran Kelas Rangkap

A. PENGEMASAN PENGALAMAN BELAJAR DALANI RANGKA PKR

Untuk mengemas pengalaman belajar dalam rangka PKR, maka haruslah kita
mengetahui standar isi dengan muatannya dari berbagai mata pelajaran pada tiap
tingkatan kelas. Jika kita akan melakukan PKR untuk mata pelajaran sama dengan
tingkatan kelas berbeda, maka pengembangan standar isi dan penjabaran muatan nilai
atau moral yang akan kita buat rumusan pengalaman belajarnya kita sandingkan untuk
dikaji penjabaran KDnya menjadi beberapa indikator dengan pijakan muatan mata
pelajarannya untuk tingkatan kelas yang berbeda sesuai tujuan Intruksionalnya
sehingga tersusunlah pengalaman belajar yang bisa kita terapkan pada tingkatan-
tingkatan kelas.
Ada beberapa prinsip (teoritis) yang harus diperhatikan dalam menetapkan topik
pembelajaran dalam PKR, yaitu :
- Berorientasi kepada tujuan
- Disesuaikan dengan karakteristik murid (kelas, usia, kemapuan)
- Disesuaikan dengan kemampuan pengelolaan guru
- Layak sarana pendukung
- Tidak bersifat dipaksakan.

KTSP SD di Indonesia menganut model yang berorientasi kepada kompetensi.


Keseluruhan kegiatan perencanaan, pembelajaaran, dan penilaian harus bertolak dari
tujuan dan tertuju pada pencapaian tujuan yang telah dirumuskan. Tujuan
pendidikan memiliki banyak aras (banyak tingkat) mulai dari aras tertinggi tujuan
pendidikan nasional sampai ke tujuan instruksional khusus yang terendah, semua tujuan
yang lebih rendah harus menunjang ketercapaian tujuan yang lebih tinggi. Artinya ada
saling ketergantungan dan telah menjadi kesepakatan dan komitmen keterikatan
profesional kita sebagai guru.

Perumusan tujuan pembelajaran yang telah dikenal dan dipahami saat ini
adalah konsep penggugusan tujuan ( Bloom Taxonomy) dengan rambu-rambunya guna
tercapai hasil pembelajaran yang ingin kita lihat setelah pembelajaran suatu topik
berakhir sesuai dengan tujuan terkait “dampak instruksional atau Instructional

8
Effect”(Bruce Joyce & Marsha Weil;1986). Sesuai konsep Bloom tujuan pendidikan
dapat diguguskan ke dalam tiga ranah (kognitif, afektif, dan psikomotorik). Ketiga ranah
ini bukan sesuatu yang terpisah satu sama lain, akan tetapi memiliki keunikan atau
kekhususan, komonalitas atau kesamaan umum.
Dalam perumusan tujuan belajar dalam PKR aras dan gugus topik memiliki peran
sangat penting dalam menetapkan arah tujuan belajar. Karena rumusan indikator dan
pengalaman belajar tujuan harus mencerminkan aras dan gugus perilaku, guru PKR
harus dapat memilih ungkapan perilaku (bentuk kata kerja operasional) yang mewadahi
materi yang terkandung dalam topik yang dipilih sesuai dengan aras dan gugusnya.

B. CARA MEMILIH SUBSTANSI BELAJAR

Bahan belajar adalah rincian materi yang dapat berupa fakta, konsep, teori, nilai,
prosedur, dan kegiatan belajar yang dijabarkan dari tujuan dan topik PKR yang telah
dipilih.. Untuk dapat melakukan pemilihan materi yang memadai ada syarat-syarat yang
harus diperhatikan, antara lain:
1. mendukung ketercapaian kompetensi dasar dan indikator;
2. berkaitan erat dengan materi sebelumnya;
3. didukung sarana dan sumber belajar yang tersedia atau dapat disediakan;
4. sesuai dengan perkembangan mental murid;
5. menjadi dasar bagi studi lebih lanjut.

C. CARA MENYUSUN RANCANGAN KEGIATAN BELAJAR

Yang dimaksud dengan "rancangan atau disain" dalam kegiatan pembelajaran adalah
kerangka pikir yang melukiskan bentuk penataan interaksi guru-murid-sumber belajar
dalam rangka pencapaian tujuan belajar. Penataan interaksi ini mencakup urutan prosedur
atau langkah yang akan dilalui oleh guru dan murid serta jenis dan bobot isi kegiatan yang
akan berlangsung pada setiap langkah prosedur tersebut. Bruce Joyce dan Marsha Weil
tahun 1986 menyebut rancangan ini dengan istilah "model". Sebanyak empat kelompok
besar model pembelajaran yakni Model Pengolahan Informasi, Model Sosial, Model
Personal, dan Model Pengubahan Perilaku diperkenalkan dalam bukunya. Hampir semua
model tersebut dirancang untuk pembelajaran kelas tunggal, namun dalam banyak hal
dapat disesuaikan untuk PKR.

9
Di luar model-model tersebut ada model dasar pembelajaran yang mengaitkan seluruh
model yakni model Weil Murphy dan McGreal tahun 1986. Model dasar ini memiliki lima
langkah sebagai berikut:
1. Orientasi atau pendahuluan (guru menetapkan tujuan, langkah, dan materi)
2. Pengembangan (guru menjelaskan konsep atau keterampilan, mendemonstrasikan
model, dan mengecek pengertian murid)
3. Latihan terstruktur (guru memandu kegiatan kelompok murid, memberi balikan dan
murid memberi tanggapan)
4. Latihan terbimbing (murid berlatih memahami konsep baru, guru memantau, dan
selanjutnya murid-murid berlatih diluar kelas)
5. Latihan bebas atau mandiri (guru memeriksa dan membetulkan hasil latihan di luar
kelas dan murid melanjutkan latihan mandiri)Dengan menggunakan kerangka berpikir
dari model dasar ini kita akan melihat lebih jauh beberapa kemungkinan model yang
khas untuk pembelajaran merangkap kelas.
Secara umum ada dua gugus model pembelajaran merangkap kelas, yakni Proses Belajar
Arahan Sendiri (PBAS) dan Proses Belajar Melalui Kerja Sama (PBMKS)

D. CARA MEMILIH SUMBER DAN MEDIA BELAJAR


Secara sederhana media belajar mencakup bahan dan alat audio seperti kaset
audio dan siaran radio, bahan dan alat visual seperti siaran TV, gambar, dan diagram,
benda tiruan dan benda sesungguhnya yang dipilih sesuai lingkungan dan tepat guna.
Layak lingkungan artinya media yang dipakai itu tersedia di lingkungan sekitar, sehingga
dapat dimanfaatkan oleh guru atau murid dengan sebaik-baiknya sesuai dengan keadaan.
Tepat guna artinya meskipun media tersebut tidak sepenuhnya memenuhi persyaratan
ideal tapi masih tetap berfungsi membantu murid untuk belajar.

10
Evaluasi Program Pembelajaran Kelas Rangkap

A. CARA PENILAIAN TERHADAP PELAKSANAAN PKR

Hal- hal yang sebaiknya dilaksanakan oleh guru PKR.


1. Mengecek Keterlaksanaan Jadwal
PKR yang baik seharusnya terjadwal dengan baik. Artinya kita sadar dan siap
betul kapan, di kelas mana, dan materi pelajaran mana yang akan diajarkan di kelas-kelas
yang dirangkap. Jadi jadwal harian dan mingguan sangatlah penting baik bagi guru
maupun murid.
2. Mengecek Keterlaksanaan Pembelajaran di Kelas-kelas yang Dirangkap
Dalam rangka PKR tentunya guru sudah mempersiapkan kegiatan-kegiatan apa
saja yang akan dikerjakan di kelas yang akan dirangkap, dan kegiatan apa pula yang
diharapkan dapat dilakukan oleh murid.
3. Mencatat Materi Pelajaran yang Tidak Sempat Diajarkan
Dalam praktik bisa saja terjadi di mana suatu materi pelajaran tidak sampai diajarkan
karena situasi mendadak. Hal tersebut harus kita catat, agar minggu yang akan datang
materi tersebut tidak lupa diajarkan. Dengan demikian murid- murid tidak merasa
dirugikan.
4. Mencatat Kegiatan yang Tertunda
Suatu kegiatan yang telah kita rencanakan bisa tertunda, misalnya karena
kehabisan waktu, atau tidak ada alat, atau kehabisan bahan, atau karena gangguan lain.
Dengan adanya hal seperti, kita tidak perlu khawatir, asal kita catat dan selanjutnya segera
dikerjakan lebih lanjut. Rencanakan kembali kapan kegiatan yang terpaksa tertunda itu
akan kita lanjutkan.
5. Mencatat Tugas-tugas yang Harus Diberikan Kepada Murid Hari Minggu Berikutnya
Maksud kita memberi tugas untuk hari minggu berikutnya adalah memberi
pijakan atau dasar bagi materi yang akan datang dan atau memberi tuntutan belajar
lebih lanjut.
6. Mencatat Pertanyaan Murid yang Belum Sempat Terjawab
Munculnya pertanyaan dari murid mengenai materi pelajaran yang diajarkan
merupakan salah satu ciri bahwa murid belajar. Bila pertanyaan itu belum terjawab
harus kita catat untuk dibahas dalam pertemuan berikutnya. Pembelajaran yang

11
berpijak pada atau bertolak dari pertanyaan murid merupakan salah satu ciri prinsip belajar
yang mengaktifkan murid.
7. Mencatat Murid-Murid yang Belum Banyak Terlibat Secara Aktif Dalam Belajar
Munculnya pertanyaan dari murid mengenai materi pelajaran yang diajarkan
merupakan salah satu ciri bahwa murid belajar. Bila pertanyaan itu belum terjawab
harus kita catat untuk dibahas dalam pertemuan berikutnya. Pembelajaran yang
berpijak pada atau bertolak dari pertanyaan murid merupakan salah satu ciri prinsip belajar
yang mengaktifkan murid.
8. Menuliskan Hal-hal yang Perlu Anda Perbaiki Dalam PKR
Sesungguhnya PKR bisa terjadi di SD manapun. Tapi yang tidak bisa dihindari
tentunya di SD-SD sekolah kecil atau SD biasa yang jumlah gurunya lebih kecil dari
jumlah kelas. Oleh karena itu, PKR harus diterima bukan sebagai keterpaksaan tetapi
sebagai suatu tugas profesional (keahlian). Bila hal itu kita terima sebagai tugas
profesional kita harus selalu menyempurnakan PKR. Ingatlah bahwa dalam pembelajaran
tidak ada satu cara pun yang dapat diterima sebagai satusatunya cara yang ampuh.
Mengajar adalah seni yang berwawasan keilmuan. Artinya guru PKR harus memahami
ilmu dan seni pembelajaran merangkap kelas.
9. Mencatat Hal-HaI yang Memuaskan dan Mengecewakan Anda Sebagai Guru Dalam
PKR
Rasa puas dan kecewa harus diterima sebagai suatu keadaan yang wajar dan tak dapat
ditolak salah satunya. Yang penting bagaimana memanfaatkan keduanya untuk mengorek
diri kita.
10. Mengapa Harus Mencatat Hal-hal yang Perlu Dibicarakan dengan Guru Lain?
Salah satu ciri guru profesional ialah memiliki rasa dan sikap kesejawatan yang kuat.
Artinya antara pribadi guru harus tercipta, terpelihara dan terbina kesejawatan, rasa
setugas, setanggung jawab, dan selangkah kerja.

12
BAB III
KESIMPULAN

Bagi kita sebagai guru, terlepas dari kurikulum dengan model apapun yang dipakai,
kurikulum merupakan pedoman dalam melaksanakan proses pendidikan. Di dalam
kurikulum dirumuskan tujuan pendidikan dasar, mata pelajaran yang diberikan, beban
waktu belajar yang disediakan, dan pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian
pembelajaran.
Untuk dapat menggapai proses belajar yang efektif dan bermakna dalam situasi
pembelajaran merangkap kelas seorang guru perlu melakukan perencanaan yang baik.
Dalam perencanaan ini tercakup serangkaian kegiatan sebagai berikut:
1. Menggunakan Standar Isi untuk mengembangkan indikator dan pengalaman belajar;
2. Merumuskan Indikator atas dasar analisisi muatan kompetensi dasar;
3. Merumuskan pengalaman belajar sesuai indikator yang dirumuskan;
4. Merumuskan kegiatan pembelajaran kelas rangkap;
5. Memilih sumber dan media belajar untuk mendukung pembelajaran kelas rangkap.

13

Anda mungkin juga menyukai