PENANGANAN • Segera dilakukan needle thoracocentesis / dekompresi karena keadaan darurat • Tidak menunggu foto thoraks, karena diagnosis tension pneumothorax adalah diagnosis klinis (bukan radiologis) • Setelah dekompresi disusul dengan pemasangan chest tube / WSD untuk mengembangkan paru PROSEDUR • Informed consent (bila memungkinkan) • Persiapan alat : > alat disinfeksi dan sarung tangan steril > alat anestesi lokal / infiltrasi > kateter vena besar (nomer 14) > pembalut dan fiksasi / plester • Bila mungkin dan tdk ada kontraindikasi, penderita duduk. Bila tidak sadar / trauma leher, penderita berbaring PROSEDUR • Tentukan tempat dekompresi : pada sela iga ke 2 garis mid-clavicula hemithoraks yang terkena • Cara menentukan sela iga ke 2 dengan lebih dahulu menentukan iga ke 2 • Iga ke 2 melekat pada Angulus Ludovici (pertemuan manubrium dan corpus sterni) • Pertengahan clavicula ditarik garis ke sela iga 2 berpotongan Manubrium sterni
x Corpus sterni
Angulus Ludovici
Iga ke 2 PROSEDUR
• Tentukan tempat dekompresi
• Disinfeksi tempat dekompresi • Tutup dengan doek steril • Anestesi infiltrasi dengan lidokain (pada penderita sadar dan waktu memungkinkan) • Tusukkan kateter intravena no 14 pada perpotongan garis mid-clavicula dengan iga diatas iga ke 3 ke rongga pleura PROSEDUR
diatas iga ke 3, mid-clavicula PROSEDUR
Sela iga ke 2 mid-clavicula
PROSEDUR • Udara dari rongga pleura karena tekanan akan keluar (dengan mendesis) • Cabut jarum dan tinggalkan kateter intravena • Fiksasi kateter intravena dengan kasa dan plester PROSEDUR
• Tekanan / tension akan hilang :
> frekwensi napas berkurang > mediastinum kembali trakhea kembali ketengah, pelebaran vena leher hilang, shock teratasi • Untuk mengembangkan paru, dilakukan pemasangan chest tube / WSD