Anda di halaman 1dari 10

Needle Thoracosintesis

Dr.Bambang Sugeng Sp.B


PENANGANAN
• Segera dilakukan needle thoracocentesis /
dekompresi karena keadaan darurat
• Tidak menunggu foto thoraks, karena
diagnosis tension pneumothorax adalah
diagnosis klinis (bukan radiologis)
• Setelah dekompresi disusul dengan
pemasangan chest tube / WSD untuk
mengembangkan paru
PROSEDUR
• Informed consent (bila memungkinkan)
• Persiapan alat :
> alat disinfeksi dan sarung tangan steril
> alat anestesi lokal / infiltrasi
> kateter vena besar (nomer 14)
> pembalut dan fiksasi / plester
• Bila mungkin dan tdk ada kontraindikasi,
penderita duduk. Bila tidak sadar / trauma
leher, penderita berbaring
PROSEDUR
• Tentukan tempat dekompresi : pada sela iga ke
2 garis mid-clavicula hemithoraks yang terkena
• Cara menentukan sela iga ke 2 dengan lebih
dahulu menentukan iga ke 2
• Iga ke 2 melekat pada Angulus Ludovici
(pertemuan manubrium dan corpus sterni)
• Pertengahan clavicula ditarik garis ke sela iga 2
 berpotongan
Manubrium sterni

x Corpus sterni

Angulus Ludovici

Iga ke 2
PROSEDUR

• Tentukan tempat dekompresi


• Disinfeksi tempat dekompresi
• Tutup dengan doek steril
• Anestesi infiltrasi dengan lidokain (pada
penderita sadar dan waktu memungkinkan)
• Tusukkan kateter intravena no 14 pada
perpotongan garis mid-clavicula dengan iga
diatas iga ke 3 ke rongga pleura
PROSEDUR

diatas iga ke 3,
mid-clavicula
PROSEDUR

Sela iga ke 2 mid-clavicula


PROSEDUR
• Udara dari rongga pleura karena tekanan akan
keluar (dengan mendesis)
• Cabut jarum dan tinggalkan kateter intravena
• Fiksasi kateter intravena dengan kasa dan
plester
PROSEDUR

• Tekanan / tension akan hilang :


> frekwensi napas berkurang
> mediastinum kembali  trakhea kembali
ketengah, pelebaran vena leher hilang, shock
teratasi
• Untuk mengembangkan paru, dilakukan
pemasangan chest tube / WSD

Anda mungkin juga menyukai