Anda di halaman 1dari 29

ANTISIPASI BENCANA

Berlian Y. S., S. Kep., Ns., M. Kep


Klasifikasi bencana alam berdasarkan
penyebabnya dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu :

1. Bencana alam geologis


• Bencana alam ini disebabkan oleh gaya-gaya yang
berasal dari dalam bumi (gaya endogen).
• Yang termasuk dalam bencana alam geologis
adalah 
gempa bumi
letusan gunung berapi
tsunami.
2. Bencana alam klimatologis
• Bencana alam klimatologis merupakan bencana
alam yang disebabkan oleh faktor angin dan
hujan.
• Contoh bencana alam klimatologis adalah
Banjir
Badai
angin puting beliung
kekeringan, dan kebakaran alami hutan (bukan
oleh manusia).
Gerakan tanah (longsor)
3. Bencana alam ekstra-terestrial
• Bencana alam Ekstra-Terestrial adalah bencana
alam yang terjadi di luar angkasa,
contoh : hantaman/impact meteor.
Antisipasi Bencana Alam
1. Letusan gunung berapi
Letusan gunung berapi terjadi karena
gejala vulkanisme, yaitu peristiwa yang berhubungan
dengan naiknya magma dari dalam perut bumi.

Sebelum gunung berapi meletus, biasanya terdapat


tanda-tanda sebagai berikut :
▫ suhu sekitar kawah naik
▫ sumber air banyak yang mengering
▫ sering terasa adanya gempa bumi (vulkanik)
▫ binatang yang ada di atas gunung tersebut banyak
yang berpindah menuruni lereng karena terasa panas
▫ sering terdengar suara gemuruh dari dalam gunung
Bila ada tanda-tanda gunung berapi akan meletus,
ada beberapa antisipasi (usaha)untuk
mengurangi bahaya dari bencana tersebut,
antara lain:
▫ membuat terowongan-terowongan air pada
kepundan (kawah) yang berdanau. Contohnya:
terowongan di Gunung Kelud.
▫ menyebarkan informasi dan memberi peringatan
dini dari hasil pemantauan pos-pos pengamatan
gunung berapi.
▫ mengungsikan penduduk yang bertempat tinggal
di lereng-lereng gunung berapi yang akan
meletus.
Gempa bumi

• Gempa bumi adalah gejala pelepasan energi berupa


gelombang yang menjalar ke permukaan bumi akibat
adanya gangguan di kerak bumi (patah, runtuh, atau
hancur).
• Hal ini terjadi karena Indonesia dilalui oleh dua lempeng
(sabuk) gempa bumi, yaitu lempeng Mediterania (Alpen-
Himalaya) dan lempeng Pasifik.
• Alat pengukur gempa bumi disebut seismograf, yang
dinyatakan dalam skala Richter.
Gempa bumi…

• Antisipasi yang harus dilakukan bagi


masyarakat luas adalah apa dan bagaimana cara
menghadapi kejadian gempa, pada saat dan
sesudah gempa terjadi.
• Sebelum terjadi gempa
▫ Mengetahui secara teliti jalan-jalan keluar masuk
dalam keadaan darurat di mana pun kita
berada. Ingat gempa dapat terjadi sewaktu-waktu.
▫ Meletakkan barang-barang yang berat di tempat
yang stabil dan tidak tergantung.
▫ Matikan segera lampu, kompor minyak atau gas serta
listrik agar terhindar dari bahaya kebakaran.
Saat terjadi gempa
• Jika berada di dalam ruangan:
 diamlah sejenak, jangan panik
 segeralah keluar dari bangunan.
 Secepatnya mencari perlindungan di bawah meja atau di
dekat pintu.
 Jauhi tempat-tempat yang mungkin mengakibatkan luka
seperti kaca, pipa gas atau benda-benda tergantung yang
mungkin akan jatuh menimpa.

• Jika berada di luar rumah:


 tinggallah atau carilah tempat yang bebas dari bangunan-
bangunan, pohon atau dinding.
 Jangan memasuki bangunan meskipun getaran gempa
sudah berhenti karena tidak mustahil runtuhan bangunan
masih dapat terjadi.
• Jika berada di tengah keramaian:
janganlah turut berdesak-desakan mencari jalan keluar, meskipun
orang-orang yang panik mempunyai keinginan yang sama.
Carilah tempat yang tidak akan kejatuhan runtuhan.

• Jika berada dalam bangunan tinggi:


secepatnya mencari perlindungan di bawah meja dan jauhilah jendela
atau dinding luar bangunan.
Tetaplah berada di lantai di mana kamu berada ketika gempa terjadi,
dan jangan gunakan elevator atau lift yang ada.

• Jika sedang mengendarai kendaraan:


hentikan kendaraan kamu dan tetaplah berada di dalam mobil dan
pinggirkanlah mobil kamu.
Jangan berhenti di atas jembatan, atau di bawah jalan layang.
Jika gempa sudah berhenti, janganlah langsung melintasi jalan layang
atau jembatan yang membentang, sebelum dipastikan kondisinya aman.
Setelah terjadi gempa

Tetap menggunakan alas kaki untuk menghindari pecahan-pecahan kaca


atau bahan-bahan yang merusak kaki.

Periksalah apakah kamu mendapat luka yang memerlukan perawatan


segera.

Periksalah aliran/pipa gas yang ada apakah terjadi kebocoran. Jika


tercium bau gas usahakan segera menutup sumbernya dan jangan sekali-
kali menyalakan api dan merokok.

Periksalah kerusakan yang mungkin terjadi pada bangunan kamu.

Dengarkan informasi melalui televisi, radio, telepon yang biasanya


disiarkan oleh pemerintah, bila hal ini memungkinkan.

Bersiaplah menghadapi kemungkinan terjadinya gempa-gempa susulan.


Dan berdoa agar terhindar dari bencana yang lebih parah.
3. Tsunami
• Tsunami adalah ombak besar yang terjadi
setelah peristiwa gempa bumi, gempa laut,
gunung berapi meletus, atau hantaman meteor
di laut.
• Bencana tsunami dapat diprediksi oleh berbagai
institusi seismologi di berbagai penjuru
dunia dan proses terjadinya tsunami dapat
dimonitor melalui satelit.
• Dengan diterapkannya sistem peringatan dini
(early warning system), diharapkan masyarakat
dapat melakukan evakuasi dengan cepat bila
terjadi bencana tsunami.
Beberapa langkah dalam antisipasi dari bencana tsunami:

a. Jika kamu sedang berada di pinggir laut atau dekat sungai,


segera berlari sekuat-kuatnya ke tempat yang lebih tinggi. Jika
memungkinkan, berlarilah menuju bukit yang terdekat.

b. Jika situasi memungkinkan, pergilah ke tempat evakuasi yang


sudah ditentukan.

c. Jika situasi tidak memungkinkan untuk melakukan tindakan


No.2, carilah bangunan bertingkat yang bertulang baja
(ferroconcrete building), gunakan tangga darurat untuk sampai
ke lantai yang paling atas (sedikitnya sampai ke lantai 3)

d. Jika situasi memungkinkan, pakai jaket hujan dan pastikan


tangan kamu bebas dan tidak membawa apa-apa.
Badai
• Badai adalah suatu gangguan pada atmosfer suatu
planet, terutama yang mempengaruhi permukaannya
serta menunjukkan cuaca buruk.

• Badai dapat ditandai dengan angin yang kencang


(badai angin), petir dan kilat (badai guruh), curahan
lebat misalnya es (badai es) atau angin yang
membawa suatu zat melalui atmosfer (seperti badai
pasir, badai salju, dll).

• Badai dapat menyebabkan runtuhnya bangunan,


menenggelamkan kapal serta menumbangkan pohon,
tiang listrik, menara dan lain sebagainya.
Beberapa macam badai yang perlu diketahui, diantaranya:

Tornado
• Tornado merupakan badai angin yang sangat
kencang dengan kelajuan 300-500 km/jam
sehingga dapat menghancurkan benda-benda
yang dilaluinya, baik di darat maupun di laut.
• Tornado dicirikan sebagai awan corong
gelap membentuk
gerakan spiral,
bergantung pada awan 
cumulonimbus.
5. Banjir
• Hujan lebat yang terjadi secara terus menerus
mengakibatkan sungai tidak mampu lagi menampung air
dalam jumlah yang banyak. Air sungai kemudian akan
meluap dan membentuk genangan air yang disebut banjir.

• Air sungai dapat meluap karena wilayah yang menjadi


resapan air sudah berkurang. Meluapnya air sungai dapat
terjadi akibat adanya penyumbatan aliran pada sungai
tersebut.

• Penyumbatan aliran sungai terjadi akibat perbuatan manusia.


Pembuangan sampah ke sungai akan menyebabkan aliran
sungai tidak lancar. Banyaknya bahan-bahan endapan yang
ada di sungai juga dapat menghambat aliran sungai.
• Penyebab bencana banjir yang terjadi karena ulah
manusia adalah penggundulan hutan. Hutan
yang gundul menyebabkan tanah tidak dapat
menyerap dan menahan air bila terjadi
hujan secara terus menerus, akibatnya air
mengalir menggerus tanah yang dapat
menyebabkan terjadinya bencana tanah longsor.
• Banyak daerah di Indonesia, tanahnya
mempunyai daya serapan air yang buruk, atau
jumlah curah hujan melebihi kemampuan tanah
untuk menyerap air. Ketika hujan turun, yang
kadang terjadi adalah banjir secara tiba-tiba yang
disebut banjir bandang.
• Untuk mengantisipasi bencana banjir banyak hal yang harus
dilakukan, diantaranya adalah :

a. membersihkan saluran air dari sampah yang dapat


menyumbat aliran air sehingga menyebabkan terjadinya banjir.

b. mengeruk sungai-sungai dari endapan-endapan untuk


menambah daya tampung air.

c. membangun rute-rute drainase alternatif (kanal-kanal sungai


baru, sistem-sistem pipa) sehingga dapat mencegah beban yang
berlebihan terhadap sungai.
d. tidak mendirikan bangunan pada wilayah (area)
yang menjadi daerah lokasi penyerapan air.

e. tidak menebangi pohon-pohon di hutan, karena


hutan yang gundul akan sulit menyerap air,
sehingga jika terjadi hujan lebat secara terus
menerus air tidak dapat diserap secara langsung
oleh tanah bahkan akan menggerus tanah, hal
ini pula dapat menyebabkan tanah longsor.

f. membuat tembok-tembok penahan dan tanggul-


tanggul di sepanjang sungai,
Kekeringan

Perlu dibedakan antara kekeringan (drought) dan


kondisi kering (aridity). 
• Kekeringan adalah kesenjangan antara air yang
tersedia dengan air yang diperlukan,
• ariditas (kondisi kering) diartikan sebagai keadaan
jumlah curah hujan sedikit.
• Kekeringan (kemarau) dapat timbul karena gejala
alam yang terjadi di bumi ini.
• Kekeringan terjadi karena adanya pergantian musim.
Pergantian musim merupakan dampak dari iklim.
• Pada musim kemarau, sungai akan mengalami
kekeringan.
• Pada saat kekeringan,sungai dan waduk tidak
dapat berfungsi dengan baik.
• Akibatnya sawah-sawah yang menggunakan
sistem pengairan dari air hujan juga mengalami
kekeringan.
• pasokan air bersih juga berkurang.
Kondisi kekeringan dapat ditinjau dari
berbagai segi :
a. Kekeringan meteorologis (meteorological drought)
b. Kekeringan pertanian (agricultural drought)
c. Kekeringan hidrologis (hydrological drought)
d. Kekeringan sosial – ekonomi
(socio – economic drought)

Diskusikan….
Kondisi kekeringan dapat ditinjau dari berbagai segi, diantaranya:

a. Kekeringan meteorologis (meteorological drought)

berkaitan dengan tingkat curah hujan yang terjadi berada di bawah kondisi
normal dalam suatu musim

 Intensitas kekeringan berdasarkan definisi meteorologis :


 kering : apabila curah hujan antara 70%-80%, dari kondisi normal (curah hujan
di bawah normal)
 sangat kering : apabila curah hujan antara 50%-70% dari kondisi normal (curah
hujan jauh di bawah normal)
 amat sangat kering : apabila curah hujan di bawah 50% dari kondisi normal (curah
hujan amat jauh di bawah normal).
b. Kekeringan pertanian (agricultural drought)

• berhubungan dengan berkurangnya kandungan air


dalam tanah (lengas tanah) sehingga tak mampu lagi
memenuhi kebutuhan air bagi tanaman pada suatu
periode tertentu.

• Kekeringan pertanian ini terjadi setelah terjadinya gejala


kekeringan meteorologis.

• Intensitas kekeringan berdasarkan definisi pertanian :


 kering : apabila 1/4 daun kering dimulai pada ujung daun
(terkena ringan s/d sedang)
 sangat kering : apabila 1/4-2/3 daun kering dimulai pada
bagian ujung daun (terkena berat)
 amat sangat kering: apabila seluruh daun kering (puso) 
c. Kekeringan hidrologis (hydrological drought)
• berkaitan dengan berkurangnya pasokan air permukaan dan
air tanah.
• Kekeringan hidrologis diukur dari ketinggian muka air waduk,
danau dan air tanah.
• Ada jarak waktu antara berkurangnya curah hujan dengan
berkurangnya ketinggian muka air sungai, danau dan air
tanah,

• Intensitas kekeringan berdasarkan definisi hidrologis :


 kering: apabila debit sungai mencapai periode ulang aliran di
bawah periode 5 tahunan
 sangat kering : apabila debit air sungai mencapai periode ulang
aliran jauh di bawah periode 25 tahunan
 amat sangat kering : apabila debit air sungai mencapai periode
ulang aliran amat jauh di bawah periode 50 tahunan
d. Kekeringan sosial – ekonomi
(socio – economic drought
• berkurangnya pasokan komoditi yang
bernilai ekonomi dari kebutuhan normal sebagai
akibat dari terjadinya kekeringan meteorologis,
pertanian dan hidrologis.
• Intensitas kekeringan sosial ekonomi diklasifikasikan
berdasarkan ketersediaan air minum atau air bersih
sebagai berikut:
 Kering langka terbatas: apabila ketersediaan air (dalam
liter/orang/hari) > 30 dan < 60, air mencukupi untuk
minum, memasak, mencuci alat masak/makan, tetapi untuk
mandi terbatas, sedangkan jarak dari sumber air 0.1 – 0.5 km.
 Kering langka: apabila ketersediaan air (dalam liter/orang/hari)
> 10 dan < 30, air hanya mencukupi untuk minum, memasak,
dan mencuci alat masak/makan, sedangkan jarak dari sumber air
0.5 – 3.0 km.
 Kering kritis: apabila ketersediaan air (dalam liter/orang/hari) <
10, air hanya mencukupi untuk minum dan memasak,
sedangkan jarak dari sumber air >3.0 km
Beberapa cara untuk mengantisipasi
kekeringan, diantaranya:

a. membuat waduk (dam) yang berfungsi sebagai


persediaan air di musim kemarau. Selain itu
waduk dapat mencegah terjadinya banjir pada
musim hujan,

b. membuat hujan buatan untuk daerah-daerah


yang sangat kering,
c. reboisasi atau penghijauan kembali daerah-
daerah yang sudah gundul agar tanah lebih
mudah menyerap air pada musim penghujan
dan sebagai penyimpanan cadangan air pada
musim kemarau,
d. melakukan diversifikasi dalam bercocok
tanam bagi para petani, misalnya mengganti
tanaman padi dengan tanaman palawija
pada saat musim kemarau tiba karena palawija
dapat cepat dipanen serta tidak membutuhkan
banyak air untuk pertumbuhannya.

Anda mungkin juga menyukai