Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 2

ANALISIS CIRI KEBAHASAAN TEKS ARTIKEL

1. Gunakan teks Artikel dari media massa yang telah kalian unduh untuk mengerjakan
tugas 2!
2. Analisis ciri kebahasaan teks artikel di atas meliputi:
a. Pengelompokan fakta dan opini;
b. Tujukkan bahwa teks tersebut menggunaka ragam ilmiah;
c. Buktikan bahwa teks artikel tersebut disajikan secara efektif dan efisien;
d. Jelaskan dengan contoh dalam teks artikel bahwa kalimat-kalimat yang digunakan logis;
e. Jelaskan dengan contoh dalam teks artikel bahwa paragraf yang disusun koheren dan
kohesif.
3. Tuliskan tugas 2 dalam bentuk laporan hasil pengamatan!
4. Teks artikel unduhan harus disertakan/ dilampirkan!
5. Tugas dikumpulkan maksimal pukul 22.00 WIB!
6. Selamat mengerjakan tugas!
LAPORAN HASIL PENGAMATAN
ANALISIS CIRI KEBAHSAAN TEKS ARTIKEL POPULER

Topik : Depresi dan Kecemasan pada Remaja


Hari, tanggal : SENIN, 8 MARET 2021
Tempat : PATI, JATENG
Waktu : 14:00
Nama siswa : ZALFA ZAHIRATUN NABILA
Kelas : XII- MIPA 5
No. absen : 35

HASIL PENGAMATAN
a. Judul teks artikel :
‘Depresi dan Kecemasan, Masalah Remaja Masa Kini’
b. Waktu penulisan dan sumber artikel :
Selasa, 26 Februari 2019 | 06:31 WIB, Oleh Kompas.com
c. Isi artikel :
Masalah mental memang bisa dialami siapa saja, termasuk remaja. Menurut sebuah studi, depresi
dan kecemasan adalah masalah terbesar yang dihadapi remaja masa kini.
Studi yang dilakukan oleh Pew Research Center terhadap remaja di Amerika Serikat itu juga
mengungkap, masalah gangguan mental itu ditemui pada remaja dari berbagai status sosial dan
gender.Sebanyak 7 dari 10 remaja berusia 13-17 tahun itu mengatakan kecemasan dan depresi
adalah masalah utama di kelompok usia mereka.Di urutan berikutnya adalah bullying, narkoba,
dan konsumsi alkohol.
Ketika ditanya tentang tekanan yang dimiliki, 61 persen menjawab mereka merasakan keresahan
karena harus mendapat nilai yang bagus.Sebagai perbandingan, 3 dari 10 remaja mengatakan ada
tekanan untuk selalu tampil keren dan juga bisa menyesuaikan diri secara sosial.
Tekanan yang mereka hadapi di sekolah itu kemungkinan terkait dengan tujuan mereka setelah
lulus sekolah. Sebanyak 59 persen mengatakan mereka ingin melanjutkan kuliah.
Bagaimana dengan di Indonesia? Menurut studi tahun 2017 yang dimuat di Journal of Psychiatry
mengungkap, 6,9 persen mahasiswa di Yogyakarta punya pemikiran bunuh diri.Sementara itu
data Riset Kesehatan Dasar 2013 menyebut, 140 dari 1000 remaja juga memiliki masalah
kesehatan mental.
Kecemasan sebenarnya adalah respon yang normal kepada stres dan terkadang hal ini bisa
membantu remaja menghadapi situasi yang menegangkan.
Namun, gangguan kecemasan ini bisa berkembang menjadi rasa takut, malu, dan membuat
mereka menghindari aktivitas atau tempat tertentu.
Masalah sosial yang rentan memicu depresi pada remaja antara lain penerimaan diri dan
lingkungan. Trauma tertentu juga bisa menyebabkan depresi.
Diperlukan akses ke layanan kesehatan mental untuk remaja. Orangtua dan guru bisa menjadi
garda terdepan untuk mengenali gejala gangguan mental pada remaja.

d. Pengelompokan Fakta dan Opini


1. Fakta :
- Studi yang dilakukan oleh Pew Research Center terhadap remaja di Amerika
Serikat itu juga mengungkap, masalah gangguan mental itu ditemui pada
remaja dari berbagai status sosial dan gender.

- Sebanyak 7 dari 10 remaja berusia 13-17 tahun itu mengatakan kecemasan


dan depresi adalah masalah utama di kelompok usia mereka.Di urutan
berikutnya adalah bullying, narkoba, dan konsumsi alkohol.

- 3 dari 10 remaja mengatakan ada tekanan untuk selalu tampil keren dan juga
bisa menyesuaikan diri secara sosial.

- Menurut studi tahun 2017 yang dimuat di Journal of Psychiatry mengungkap,


6,9 persen mahasiswa di Yogyakarta punya pemikiran bunuh diri.

- Sementara itu data Riset Kesehatan Dasar 2013 menyebut, 140 dari 1000
remaja juga memiliki masalah kesehatan mental.

2. Opini :
- Tekanan yang mereka hadapi di sekolah itu kemungkinan terkait dengan
tujuan mereka setelah lulus sekolah.

- Kecemasan sebenarnya adalah respon yang normal kepada stres dan terkadang
hal ini bisa membantu remaja menghadapi situasi yang menegangkan.

- Namun, gangguan kecemasan ini bisa berkembang menjadi rasa takut, malu,
dan membuat mereka menghindari aktivitas atau tempat tertentu.
- Masalah sosial yang rentan memicu depresi pada remaja antara lain
penerimaan diri dan lingkungan. Trauma tertentu juga bisa menyebabkan
depresi.

- Diperlukan akses ke layanan kesehatan mental untuk remaja. Orangtua dan guru
bisa menjadi garda terdepan untuk mengenali gejala gangguan mental pada remaja.

e. Ragam ilmiah pada teks artikel :


Berdasarkan teks artikel tersebut, bisa dikatakan bahwa teks tersebut menggunakan ragam
ilmiah karena memenuhi ciri /syarat ragam ilmiah yang diantaranya benar (sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia baku), logis, cermat dan sistematis.
- Baku. Struktur bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku,
baik mengenai struktur kalimat maupun kata. Demikian juga, pemilihan kata istilah
dan penulisan yang sesuai dengan kaidah ejaan.
- Logis. Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Indonesia ragam ilmiah
dapat diterima akal.
- Kuantitatif. Keterangan yang dikemukakan pada kalimat dapat diukur secara pasti.
Contoh kalimat kuantitatif dalam teks artikel :
1. ‘3 dari 10 remaja mengatakan ada tekanan untuk selalu tampil keren dan
juga bisa menyesuaikan diri secara sosial.’
2. ‘6,9 persen mahasiswa di Yogyakarta punya pemikiran bunuh diri.’
- Tepat. Ide yang diungkapkan harus sesuai dengan ide yang dimaksudkan oleh
pemutus atau penulis dan tidak mengandung makna ganda.
- Denotatif yang berlawanan dengan konotatif. Kata yang digunakan atau dipilih
sesuai dengan arti sesungguhnya dan tidak diperhatikan perasaan karena sifat ilmu
yang objektif.
- Runtun. Ide diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan dan tingkatannya,
baik dalam kalimat maupun dalam alinea atau paragraf adalah seperangkat kalimat
yang mengemban satu ide atau satu pokok bahasan.

f. Keefektifan teks artikel

Dalam teks artikel diatas memenuhi beberapa ciri kalimat yang efektif dan efisien, antara lain:

1. Memuat unsur kalimat dengan lengkap dan tepat. Unsur tersebut antara lain subyek, predikat,
obyek, atau keterangan.

2. Menaati ejaan dan kaidah kebahasaan yang baku.

3. Memilih diksi secara tepat.

4. Memadankan strutur bahasa dengan jalan pikiran yang logis dan sistematis.

5. Ide pokoknya tersampaikan dengan jelas.

6. Menggunakan kata dengan tepat dan tidak bertele-tele.


7. Memanfaatkan variasi struktur kalimat.

Syarat kalimat efektif

Terdapat dua syarat dalam menyusun kalimat efektif. Berikut penjelasaan singkatnya:

Kebenaran

Kalimat efektif harus disasarkan pada penulisan yang baik dan benar sesuai dengan ejaan yang
dianjurkan. Kaidah kebahasaannya ketat mengikuti tata bahasa baku.

Kepaduan

Kepaduan berkaitan dengan logika kalimat. Pilihan kata dalam menyusun kalimat harus padu,
sehingga membuat kalimat menjadi utuh dan tidak sumbang.

g. Kelogisan kalimat dan contohnya

Suatu kalimat dikatakan logis apabila gagasan yang disampaikan masuk akal, hubungan antar gagasan
dalam kalimat masuk akal, dan hubungan gagasan pokok serta gagasan penjelas juga masuk akal.
Contoh Kalimat Logis dalam teks :

1. Masalah mental memang bisa dialami siapa saja, termasuk remaja.


2. Menurut sebuah studi, depresi dan kecemasan adalah masalah terbesar
yang dihadapi remaja masa kini.
3. Diperlukan akses ke layanan kesehatan mental untuk remaja.

h. Jelaskan dengan contoh dalam teks artikel bahwa paragraf yang disusun koheren dan kohesif.

Paragraf yang berkohesif dan berkoherensi memiliki beberapa syarat/unsur berikut:

1. Satu kalimat utama/ide pokok pikiran;


Contoh : “Masalah mental memang bisa dialami siapa saja, termasuk remaja. “
2. Beberapa kalimat penjelas;
Contoh : “Menurut sebuah studi, depresi dan kecemasan adalah masalah terbesar yang dihadapi
remaja masa kini. Studi yang dilakukan oleh Pew Research Center terhadap remaja di Amerika
Serikat itu juga mengungkap, masalah gangguan mental itu ditemui pada remaja dari berbagai
status sosial dan gender.Sebanyak 7 dari 10 remaja berusia 13-17 tahun itu mengatakan
kecemasan dan depresi adalah masalah utama di kelompok usia mereka.Di urutan berikutnya
adalah bullying, narkoba, dan konsumsi alkohol.”

3. Tidak ada kalimat yang menyimpang dari kalimat utama;

4. Logis/masuk akal;

5. Menggunakan alat kohesi gramtikal dan leksikal;

6. Repetisi (mengulangi kata kunci);

7. Kata ganti (menggunakan kata ganti yang sesuai);

8. Kata transisi/konjungtor (menghubungkan anatarkalimat); dan


9. Menggunakan kata yang bervariasi agar tidak monoton.

Anda mungkin juga menyukai