Anda di halaman 1dari 8

JURNAL PENELITIAN

PENDIDIKAN AGAMA DAN ETIKA ISLAM


HUBUNGAN AGAMA DENGAN KESEHATAN PSIKOLOGIS

Dosen : Yedi Purwanto

Disusun Oleh :

Kelompok

Nadia Mahardika Rafif (15018060)

Dhania Salsabila (15018128)

Chelsa Arsyana Putri (17418022)

Amalia Khairunnisa Nabilah (17418026)

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2019
Abstrak

Artikel ini memaparkan keterkaitan antara agama dengan kesehatan psikologis seseorang,
terutama bagi mahasiswa. Agama merupakan hal terpenting untuk membangun karakter
seseorang dimana dengan beragama kehidupan seseorang akan benar-benar terarah dan
memiliki tujuan. Agama mengatur kehidupan manusia secara keseluruhan dari mulai bangun
tidur hingga tidur lagi. Namun, di tengah kehidupan dan rutinitas mahasiswa yang padat dan
sibuk menyebabkan hilangnya waktu bagi mahasiswa untuk benar-benar mendalami agama.
Tulisan ini memaparkan hasil studi literatur. Data yang disajikan bersifat kualitatif di mana isi
dan bahasan yang ada di dapatkan dari literatur. Evaluasi dari penulisan artikel ini, mahasiswa
diharapkan dapat memaknai agama di dalam kehidupan mereka dengan menjalani kewajiban
dan menambahnya dengan yang sunnah.

Kata kunci: Mahasiswa; Psikologis; Agama; Rutinitas


PENDAHULUAN dampak yang cukup besar pada keadaan
psikologis seseorang. Aksi dari lingkungan
Perguruan tinggi merupakan ini seringkali merupakan suatu kejadian
lembaga pendidikan yang bertujuan untuk berulang atau sama dalam periode waktu
mempersiapkan mahasiswa menjadi tertentu, atau dapat dikatakan bahwa
lulusan yang mampu memproyeksikan kejadian di lingkungan sekitar bersifat
masa depan kepada keadaan saat ini. Dalam periodik. Kejadian-kejadian ini akan
pendidikannya, perguruan tinggi dituntut memunculkan suatu respon dari dalam diri
untuk dapat menciptakan mahasiswa yang seseorang. Jika kejadian tersebut datang
memiliki kesadaran akan kesejahteraan secara berkala, maka respon dari psikologis
masyarakat, sehingga setelah lulus seseorang tersebut akan menjadi terbiasa
nantinya, mahasiswa diharapkan dapat sehingga dapat memunculkan karakter atau
kembali kepada masyarakat. Perguruan watak di dalam diri seseorang tersebut. Dari
tinggi memiliki tiga kewajiban utama yaitu hal inilah akhirnya kita perlu menganalisis
pengajaran dan pendidikan, pengembangan adanya hubungan rutinitas dengan keadaan
dan penelitian, dan yang terakhir adalah psikologis seseorang, dan bagaimana
pengabdian masyarakat. Untuk dapat pengaruhnya dengan kehidupan
mencapai ketiga hal tersebut, tentu saja ada beragamanya sehari-hari, khususnya
hal mendasar yang perlu ditanamkan di mahasiswa.
dalam diri mahasiswa-mahasiswanya, yaitu
karakter. Menurut Kamus Besar Bahasa METODOLOGI
Indonesia, karakter memiliki makna tabiat;
sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi Dalam penulisan jurnal kali ini,
pekerti yang membedakan seseorang kami menggunakan sistem studi literatur di
dengan yang lain. Sedangkan mahasiswa mana kami membaca banyak artikel dengan
merupakan bagian dari masyarakat yang judul dan tema terkait bahasan ini. Selain
memiliki kesempatan lebih untuk itu, kami juga menggunakan Kamus Besar
mengenyam pendidikan yang lebih tinggi. Bahasa Indonesia untuk mendefinisikan
Sehingga pada dasarnya, mahasiswa bahasa-bahasa atau kata-kata yang akan
merupakan harapan bagi bangsa, karena di kita bahas dalam jurnal ini. Referensi yang
pundak mahasiswa lah kesejahteraan kami ambil merupakan jurnal yang ada
bangsa dibebankan. Dalam hal ini, tentu dalam halaman internet di mana dengan
tidak dapat kita harapkan suatu partisipasi jurnal tersebut kita dapat menganalisis
yang baik dari seseorang yang tidak keterkaitan data tersebut dengan judul dan
berkarakter, sehingga seorang mahasiswa tema kita.
haruslah memiliki karakter yang baik untuk
PEMBAHASAN
dapat kembali masuk ke lingkungan
masyarakat Mahasiswa merupakan tonggak
pergerakan suatu bangsa di mana
Berkaitan dengan karakter
mahasiswa merupakan harapan yang bisa
seseorang, tentu tidak dapat kita pisahkan
membawa perubahan bagi bangsa dan
dari adanya lingkungan sekitar yang
negaranya. Namun belakangan ini, banyak
memiliki andil dalam membangun karakter
sekali kasus yang menyebutkan bahwa
itu sendiri. Lingkungan memberikan
mayoritas mahasiswa zaman sekarang
mudah mengalami stress atau depresi. Berkaitan dengan hal tersebut, seorang
Stress atau depresi ini tidak jarang berujung mahasiswa pada dasarnya sedang berada di
pada kasus yang sangat fatal, yaitu dalam proses atau tahapan di mana ia
percobaan bunuh diri. Seperti yang telah sedang mencari jati diri dan menemukan
dilansir dalam halaman berita siapa dirinya dan apa potensinya. Namun,
idntimes.com, di dalam halaman berita itu di dalam setiap tahapan yang dilakukan
disebutkan bahwa menurut survey di lima dalam rangka mengembangkan kepribadian
tahun terakhir, mahasiswa zaman sekarang atau karakter seseorang pastilah
mudah sekali mengalami stress. Stress atau memungkinkan terjadinya suatu kegagalan.
depresi yang terjadi seringkali disebabkan Kegagalan ini lah yang kemudian menjadi
oleh adanya tekanan dari luar untuk bisa suatu peluang yang besar bagi individu
mencapai target-target tertentu, terutama untuk mengalami sebuah krisis psikologis.
dalam bidang akademik. Selain hal
tersebut, depresi ini juga disebabkan oleh Krisis Psikologis
adanya krisis psikologis pada diri
Mahasiswa pada dasarnya sedang
mahasiswa itu sendiri. Berkaitan dengan
mengalami tahapan di mana ia sedang
hal tersebut, seorang ahli kajian bunuh diri,
mengembangkan kepribadian dan
Benny Prawira Siauw, menyebutkan bahwa
karakternya, mencari jati diri, dan
kecenderungan untuk melakukan bunuh
menentukan potensi dan minatnya. Di
diri ini banyak terdapat pada kalangan
dalam proses pengembangan diri ini,
kaum muda yang terpelajar. Hal ini perlu
pastilah dimungkinkan adanya kegagalan
menjadi perhatian khusus di mana
bagi mahasiswa itu sendiri. Kegagalan ini
keinginan untuk bunuh diri ini banyak
akan terjadi apabila seorang mahasiswa
disebabkan karena adanya tekanan di dalam
gagal membentuk dirinya sendiri dan malah
diri individu yang mengakibatkan adanya
meniru karakter orang lain tanpa
krisis psikologis.
memikirkan adanya kapasitas yang berbeda
Di dalam jurnal yang ditulis oleh antara dirinya dengan orang tersebut.
Rizka Hadian Permana, et. al, yang Kemudian, posisi sebagai mahasiswa
dipublikasi pada tahun 2017 disebutkan merupakan suatu tahapan dimana seorang
bahwa krisis psikologis merupakan suatu individu mengalami proses transisi atau
kondisi ketika seseorang berhadapan peralihan dari tahap remaja menuju tahap
dengan situasi yang menjadi penghalang kedewasaan. Dalam masa ini, seorang
bagi pencapaian tujuan hidupnya, di mana mahasiswa tentu akan merasa memiliki
hambatan tersebut tidak lagi dapat tanggung jawab lebih sebagai manusia
diselesaikan dengan cara penyelesaian sehingga di dalam internal dirinya sendiri
masalah yang biasa dipakai, sehingga pun akan mengalami suatu keadaan dimana
kegagalan upaya mengatasi masalah ia akan menekan dirinya untuk mencapai
tersebut memunculkan periode tujuan yang lebih besar, yang mana tujuan
disorganisasi dan emosi yang kacau. yang dimaksud di sini adalah sesuatu yang
Pernyataan ini merupakan suatu konsep akan berdampak pada masa depannya. Pada
yang dibawakan oleh Wiger pada tahun kasus ini, mayoritas mahasiswa tidak
2003 yang kemudian dikutip di dalam mengukur dirinya sebelum akhirnya
jurnal Rizka Hadian Permana tersebut. menentukan langkah-langkah apa saja yang
harus ia jalankan untuk mencapai tujuan sekitarnya, yang mungkin telah berhasil
besar tersebut. Mahasiswa terkadang terlalu melewati proses transisi tersebut, menjadi
terburu untuk kemudian membuat langkah- lebih hebat dan maju. Hal ini akan mungkin
langkah besar yang ternyata tidak sesuai menimbulkan krisis psikologis dalam diri
dengan kapasitas yang dimilikinya. mahasiswa itu, juga dapat menimbulkan
adanya krisis identitas, di mana mahasiswa
Selain hal-hal tersebut, ada satu tersebut menjadi lebih ragu siapa dirinya
faktor lain yang memengaruhi timbulnya sebenarnya.
krisis psikologis pada diri mahasiswa ini,
yaitu faktor lingkungan. Mahasiswa sedang Menurut Erikson (Robinson, 2008),
mengalami suatu tahapan di mana ia krisis merupakan periode yang normal
mengalami proses peralihan dari aktivitas dialami oleh seseorang di masa
akademik di sekolah menuju aktivitas perkembangan hidupnya. Untuk
akademik di perguruan tinggi. Kebiasaan mengantisipasi seseorang akan mengalami
dan budaya yang ada di perguruan tinggi masalah yang lebih berat ketika ada di
tentu berbeda dengan kebiasaan dan budaya periode krisis psikologis, maka perlu
yang ada di sekolah. Di dalam masa diberikan pencegahan maupun bantuan
peralihan ini, tentu ada bentuk dan upaya yang konstruktif (Caplan, dalam Robinson
penyesuaian diri mahasiswa terhadap 2008). Pencegahan ini dilakukan dengan
lingkungannya yang baru. Proses ini tentu memberikan moral support dan juga
tidak mudah. Mahasiswa dituntut untuk bantuan fisik. Sehingga, orang tersebut
dapat memanajemen dirinya sendiri, seperti tidak merasa sendirian dalam menjalani
mengatur waktunya, membagi porsi antara permasalahan di hidupnya.
akademik dan organisasi, meluangkan
waktu untuk istirahat, hingga menentukan Agama dan Esensi Beragama
mata kuliah yang akan diambilnya. Hal ini
Pengertian agama menurut J.H.
tentu memerlukan adanya adaptasi dalam
Leuba, (dalam Sururin, 2004:4). agama
diri mahasiswa. Adaptasi inilah yang
adalah cara bertingkah laku, sebagai sistem
kemudian seringkali banyak menimbulkan
kepercayaan atau sebagai emosi yang
permasalahan dalam diri mahasiswa itu
bercorak khusus. Sedangkan definisi agama
sendiri. Permasalahan yang timbul adalah
menurut Thouless adalah hubungan praktis
akibat adanya paksaan di dalam diri
yang dirasakan dengan apa yang dia
mahasiswa tersebut untuk bisa melakukan
percayai sebagai makhluk atau sebagai
semua hal dengan benar, padahal ia belum
wujud yang lebih tinggi dari manusia.
sempurna dalam menjalankan proses
transisi itu sendiri. Perubahan yang terjadi Manusia diciptakan dengan berkah
di lingkungan ini juga memberikan dampak akal yang dapat membuatnya berpikir
pada proses lainnya, yaitu proses kritis, menganalisis, serta mempelajari hal-
pengembangan diri dan karakter mahasiswa hal yang terjadi di sekitarnya. Memeluk
itu sendiri. Pada proses ini, mahasiswa agama bukan hanya perihal mengikuti
cenderung lebih merasakan kebingungan lingkungan atau budaya sekitar. Dengan
yang bertambah. Hal ini terjadi saat ia akal yang diberikan, seharusnya kita bisa
sedang mencoba menemukan jati dirinya, menjadi lebih rasional dalam berpikir dan
namun ia melihat banyak orang di bertindak, mengkritisi tiap hal yang terjadi
dalam kehidupan, seperti betapa indahnya, Hubungan Beragama dengan Kesehatan
berlimpah, serta besar alam semesta ini. Psikologis
Pemikiran ini dapat menimbulkan persepsi
bahwa alam semesta ini diciptakan oleh Agama nyatanya tidak dapat
penciptanya yang Maha Agung. Dari dipisahkan dari kehidupan manusia.
penalaran yang mempercayai adanya Hubungan antara agama sebagai keyakinan
Tuhan yang membuat kita senantiasa dan dan kesehatan jiwa, terletak pada sikap
berdoa kepada Tuhan untuk segala yang penyerahan diri seseorang terhadap suatu
kita butuhkan, dengan ini, kita memeluk kekuasaan Yang Maha Tinggi. Sikap
suatu kepercayaan , yaitu agama. Maka tersebut akan memberikan sikap optimis
muncullah bahwa kita memeluk agama pada diri seseorang sehingga muncul
karena kita mengharapkan sesuatu yang perasaan positif seperti rasa bahagia, puas,
merupakan hanya kekuasaan Allah SWT sukses, merasa dicintai, atau merasa aman.
semata, yang menjamin kebahagiaan, Bentuk dan pelaksanaan ibadah agama,
ketentraman, keselamatan, baik di dunia, paling tidak akan dapat berpengaruh dalam
maupun dalam hidup setelah mati nanti. menanamkan keluhuran budi yang pada
puncaknya akan menimbulkan rasa sukses
Pengaruh Agama dan Ritualnya dalam sebagai pengabdi tuhan yang setia. Tindak
Kehidupan Sehari-hari ibadah setidak-tidaknya akan memberi rasa
bahwa hidup menjadi lebih bermakna.
Agama dapat memberi dampak Adapun makna hidup adalah hal-hal yang
yang cukup berarti dalam kehidupan sehari- memberikan nilai khusus bagi seseorang,
hari, termasuk terhadap kesehatan. Orang yang bila dipenuhi akan menjadikan
yang sehat mental akan senantiasa merasa hidupnya berharga dan akhirnya akan
aman dan bahagia dalam kondisi apapun, ia menimbulkan penghayatan bahagia. Ibadah
juga akan melakukan introspeksi atas juga merupakan salah-satu cara yang dapat
segala hal yang dilakukannya sehingga ia digunakan untuk membuka pandangan
akan mampu mengontrol dan seseorang akan nilai-nilai potensial dan
mengendalikan dirinya sendiri. makna hidup yang terdapat dalam diri dan
sekitarnya.
Solusi terbaik untuk mengatasi
masalah-masalah kesehatan mental adalah Agama merupakan salah satu terapi
dengan mengamalkan nilai-nilai agama kesehatan mental, yang dalam islam
dalam kehidupan sehari-hari, kesehatan dijelaskan dalam ayat Al-Quran, di
mental seseorang dapat ditandai dengan antaranya : (QS An Nahl 16:97) yang
kemampuan orang tersebut dalam artinya : “Barang siapa yang mengerjakan
penyesuaian diri dengan lingkungannya, amal saleh, baik laki-laki maupun
mampu mengembangkan potensi yang perempuan dalam keadaan beriman, Maka
terdapat dalam dirinya sendiri semaksimal sesungguhnya akan kami berikan
mungkin untuk menggapai ridho Allah kepadanya kehidupan yang baik dan
SWT, serta dengan mengembangkan Sesungguhnya akan kami berikan
seluruh aspek kecerdasan, baik kesehatan kepadanya kehidupan yang baik dan
spiritual, emosi maupun kecerdasan Sesungguhnya akan kamu beri balasan
intelektual. kepada mereka dengan pahala yang lebih
baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” mengekspektasikan sesuatu yang baru
dan (QS Ar Ra’ad 13:28) yang artinya : dalam hidupnya untuk dijalankan dengan
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati idealisme yang tinggi tanpa menimbang
mereka menjadi tenteram dengan ulang kemampuan yang dimiliki pada
mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan posisi itu.
mengingat Allah hati menjadi tentram.
Psikoterapi keagamaan merupakan terapi Agama hendaknya menjadi hal
yang dilakukan dengan mengamalkan mendasar yang terus dipegang dalam hidup
ajaran agama Islam, di mana ajaran agama manusia dan bukan hanya dijalani ritualnya
Islam menjamin kehidupan manusia yang saja sebagai suatu bentuk pengguguran
bahagia, tenang, sejahtera, selamat dunia kewajiban belaka karena ketidakinginan
akhirat. untuk hidup sengsara di akhirat, namun
esensi beragama harus selalu diingat agar
Usaha menanggulangi gangguan ibadah yang dijalankan benar-benar
kesehatan mental dapat dilakukan sejak memberikan dampak positif dan agama
dini dengan mencari cara yang tepat untuk benar menjadi sumber ketenangan dalam
menyesuaikan diri dengan memilih norma hidup, termasuk sebagai terapi psikologis
moral. Dalam hal ini, dapat diketahui untuk menyembuhkan kesehatan mental
hubungan antara agama sebagai terapi yang sedang marak terjadi pada mahasiswa
kerusakan mental, karena nilai-nilai dalam yakni dengan pendekatan nilai-nilai agama
agama dapat menyelesaikan konflik batin dan penekanan ajaran agama melalui ritual
manusia. Pendekatan agama sebagai terapi agama yang harus dilakukan.
kerusakan mental juga merujuk pada QS Al
Isra ayat 82 yang artinya : “Dan kami Hubungan antara agama dengan
turunkan Al-Quran yang menjadi penawar kesehatan mental sangatlah erat dalam
dan rahmat bagi orang-orang yang bentuk sikap penyerahan diri seseorang
beriman.” terhadap suatu kekuasaan Yang Maha
Tinggi. Sikap tersebut akan memberikan
Dalam Al-Quran telah dijelaskan sikap optimis pada diri seseorang sehingga
bahwa ketenangan diperoleh dengan dzikir, muncul perasaan positif seperti rasa
bertakwa, dan berbuat baik, shalat, bahagia, puas, sukses, merasa dicintai, atau
mengatasi sesuatu dengan kesabaran, merasa aman.
sehingga ketenangan jiwa mengalir pada
hati orang yang beriman. Dari uraian di atas, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
PENUTUP
Krisis psikologis merupakan fase 1. Krisis psikologis disebabkan oleh faktor
yang biasa dialami oleh para remaja dalam internal berupa kurang perencanaan
fase mengembangkan diri. Krisis dalam bertindak tetapi juga faktor
psikologis tidak hanya terjadi karena lingkungan
kurangnya perencanaan dalam bertindak 2. Agama adalah hubungan praktis yang
yang dilakukan oleh para remaja tetapi juga dirasakan dengan apa yang dia percayai
dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, sebagai makhluk atau sebagai wujud
di mana seorang remaja terlalu yang lebih tinggi dari manusia
3. Dengan menjalankan ritual agama, dapat
memperbaiki tingkat kesehatan mental
4. Hubungan antara agama sebagai
keyakinan dan kesehatan jiwa, terletak
pada sikap penyerahan diri seseorang
terhadap suatu kekuasaan Yang Maha
Tinggi.

.DAFTAR PUSTAKA

Latifah, Anis, Nur’aeni. (2013) ‘Dinamika


Psikologis Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah
Purwokerto.’ Purwokerto : PSYCHO
IDEA.

Permana, Rizka Hadian et al. (2017).


‘Gambaran Krisis Psikologis
Mahasiswa Tingkat Pertama Program
Sarjana Universitas Islam Bandung.’
Bandung : SCHEMA (Journal of
psycological Research).

Purwanto, Yedi et al. (2019). ‘Internalisasi


Nilai Moderasi Melalui Pendidikan
Agama Islam di Perguruan Tinggi
Umum.’ Bandung : EDUKASI.

Rosyad, Rifqi. (2016). ‘Pengaruh Agama


Terhadap Kesehatan Mental.’ Bandung
: Syifa al-Qulub.

Suroto. (2016). ‘Dinamika Kegiatan


Organisasi Kemahasiswaan Berbasis
Kearifan Lokal Dalam Upaya
Memperkuat Karakter Unggul
Generasi Muda.’ Banjarmasin : Jurnal
Pendidikan Kewarganegaraan.

Anda mungkin juga menyukai