Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA

DIDIK
“KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN
KEPRIBADIAN MASA REMAJA SERTA
IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN”
Disusun Oleh:
1.
2.
3.
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya hatyurkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “karakter perkembangan
kepribadian masa remaja serta implikasinya dalam pendidikan”. Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Pendidikan Pancasila Di
Universitas Muhamadiyah Metro.

Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu,
kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada Dosen saya yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada saya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
DAFTAR ISI

Cover Judul.............................................................................................................. i
Kata pengantar ii
Daftar isi iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Pemahaman Tentang Kerpibadian Remaja 3
B. Karakter Remaja dan Pemuda 5
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepribadian Remaja 9
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepribadian Remaja 11

BAB III PENUTUP 14


A. Kesimpulan 14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Remaja merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa. “Masa remaja
adalah usia yang paling rawan dalam kehidupan anak-anak. Salah mendidik, anak akan
menjadi sosok yang angkuh, egois dan pemberontak” (menurut Dr. Farah Agustin, Psikolog
anak). Di usia ini anak-anak mengalami banyak perubahan. Perubahan-perubahan yang
terjadi itu, meliputi: jasmani, rohani, pikiran, perasaan dan sosial. Dalam pembagian tahap
perkembangan manusia, maka masa remaja menduduki tahap progresif.
Masa remaja adalah puncak perkembangan seluruh aspek-aspek kepribadian anak. Sebab
setelah melewati masa remaja ini anak tersebut akan menjadi seorang yang dewasa yang
boleh dikatakan telah terbentuk suatu pribadi yang relatif tetap.
Perkembangan moral, nilai dan sikap (tingkah laku) ini berkembang sangat pesat pada masa
remaja. Dapat dikatakan bahwa pada masa remaja menjadi penentu perkembangan hal-hal
tersebut.
Penanaman nilai-nilai keagamaan menyangkut konsep tentang ketuhanan, semenjak usia dini
mampu membentuk religiositas anak mengakar secara kuat pada masa remaja dan
mempunyai pengaruh sepanjang hidup. Pada teori Harms, dinyatakan bahwa pemahaman
anak tentang tuhan melalui tiga fase, dan masa remaja adalah masa yang mengalami
fase individualistic stage. Dua situasi yang mendukung perkembangan rasa agama pada usia
remaja adalah kemampuannya untuk berfikir abstrak dan kesensitifan emosinya.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimanakah karakter perkembangan pribadi remaja?


2. Bagaimanakah implikasi perkembangan kepribadian masa remaja dalam pendidikan?

C. TUJUAN

1. Memahami karakter perkembangan pribadi remaja.


2. Memahami Bagaimanakah implikasi perkembangan kerpibadian masa remaja dalam
pendidikan?
BAB II
PEMBAHASAN

A. PEMAHAMAN TENTANG KEPRIBADIAN REMAJA

a. Makna Kepribadian
Kepribadian secara etimologi merupakan terjemahan dari bahasa Inggris “personality”.
Sedangkan istilah personality secara etimologi berasal dari bahasa latin “person” (kedok) dan
“personare” (menembus). Persona biasanya dipakai oleh para pemain sandiwara pada zaman
kuno untuk memerankan satu bentuk tingkah laku dan karakter pribadi tertentu. Sedangkan
yang dimaksud dengan personare adalah bahwa para pemain sandiwara itu melalui kedoknya
berusaha menembus keluar untuk mengekspresikan satu bentuk gambaran manusia tertentu.

Pengertian secara terminologi menurut pendapat para ahli antara lain:


1. May mengartikan kepribadian sebagai “a social stimulus value”. Jadi menurutnya cara orang
lain mereaksi, itulah kepribadian individu. Dalam kata lain, pendapat orang lain yang
menentukan kepribadian individu itu.
2. McDougal dan kawan-kawannya berpendapat, bahwa kepribadian adalah tingkatan sifat-sifat
dimana biasanya sifat yang tinggi tingkatannya mempunyai pengaruh yang menentukan.
3. Gordon W. allport mengemukakan, kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri
individul sebagai sistim psikofisis yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan
diri terhadap lingkungan. (Yusuf, 2009:126).

Kepribadian dapat juga diartikan sebagai kualitas prilaku individu yang tampak dalam
melakukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan secara unik. Keunikan peyesuaian
tersebut sangat berkaitan dengan aspek-aspek kepribadian itu sendiri, yaitu meliputi hal-hal
sebagai berikut:

1. Kerakter, yaitu kosenkuen tidaknya dalam mematuhi etika prilaku, konsisten atau teguh
tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.
2. Temperamen, yaitu disposisi reaktif seseorang, atau cepat lambatnya meraksi terhadap
rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.
3. Sikap, sambutan terhapa objek yang bersifat positif, negative atau ambivalen (ragu-ragu).
4. Stabilitas emosional, yaitu kadar kestabilanreaksi emosional terhadap rangsangan dari
lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih atau putus asa.
5. Responsibilitas (tanggung jawab), kesiapan unutk menerima resiko dari tindakan atau
perbutan yang dilakukan.
6. Sosialbilitas, yaitu disposisipribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Disposisi
ini seperti tampak dala sifat pribadi yang tertutup atau terbuka; dan kemampuan
berkomunikasi dengan orang lain. (Yusuf, 2009:128).
Salah satu kata kunci dari defenisi kepribadian adalah penyesuaian. Penyesuaian itu dapat
diartikan sebagai suatu proses respons individu baik yang bersifat behavioral maupun mental
dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, tegangan emosional, frustasi
dan konflik dan memelihara keharmonisan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan
tuntutan lingkaran.

b. Makna Kepribadian Remaja

Dalam buku Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja dijelaskan bahwa fase remaja
merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting, yang diawali dengan
matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi. (Yusuf, 2009:184).
Dalam Islam, secara etimologi kalimat remaja berasal dari murahaqoh, kata kerjanya adalah
raahaqo yang berarti al-iqtirab (dekat). Secara terminology berati mendekati kematangan
secara fisik, akal dan jiwa serta social. (Al-Mighwar, 2006:55).
Transformasi intelektual yang khas dari cara berfikir remaja ini memungkinkannya
untuk mencapai integrasi dalam hubungan social orang dewasa, yang kenyataannya
merupakan ciri khas yang umum dari periode perkembangan ini. (Al-Mighwar, 2006:56).
Dari penjelasan di atas dapat kita ketahui bahwa masa remaja adalah masa peralihan dari
masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Fase remaja merupakan fase yang sangat unik
karena pada fase tersebut seseorang akan mengalami perubahan secara jasmani maupun
rohani.
Fase remaja merupakan saat yang paling penting bagi perkembangan dan integrasi
kepribadian. Faktor-faktor dan pengalaman baru yang tampak terjadinya perubahan
kepribadian pada masa ramaja meliputi:
1. Perolehan pertumbuhan fisik yang menyerupai masa dewasa.
2. Kematangan seksual yang disertai dengan dorongan-dorongan dan emosi baru.
3. Kesadaran terhadap diri sendiri, keinginan untuk mengarah diri dan mengevaluasi
kembali tentang standar (norma), tujuan dan cita-cita.
4. Kebutuhan akan persahabatan yang bersifat heteroseksual, berteman dengan pria dan
wanita.
5. Munculnya konflik sebagai dampak dari masa transisi antara masa anak dan masa dewasa.
(Yusuf, 2009:201).
Disadari atau tidak, mau atau tidak secara psikologi remaja dalam pergaulan sehari-hari
dengan teman sebaya, apabila ada sesuatu hal yang tidak disenangi mereka akan segera
melakukan demo (bentu aksi) yang diungkapkan secara nyata. Maka sering dalam dunia
remaja apabila terjadi kesalah pahaman di antara satu dengan yang lainnya, antara satu
kelompok dengan kelompok lainnya, mereka akan bertindak secepatnya dan itu lebih
mengarah pada kekerasan atau perkelahian.

Apabila hal ini sering mereka lakukan tanpa ada yang dapat mencegah dari hal yang
demikian atau tidak adanya rambu-rambu yang dapat menghentikan mereka, maka untuk
selamanya hal itu akan terus berkelanjut tanpa peduli dengan apapun dan resiko yang akan
dihadapi sering diabaikan
B. KARAKTERISTIK REMAJA DAN PEMUDA

Early Adolescence (13-15) Waktu ini sekarang adalah cepatnya pertumbuhan yang
sering membawa kejanggalan, memperlihatkan kurangnya koordinasi antara pikiran dan
badan. Hal ini juga memberikan rasa malu pada anak-anak muda karena organ-organ tubuh
tertentu, seperti hidung, mulut dan kaki bertumbuh lebih cepat dari anggota tubuh yang lain
membuat mereka seperti seorang gadis yang kecilnya berwajah buruh tetapi waktu dewasa
menjadi gadis yang molek dan memberikan rasa ketakutan yang tak tersalurkan yang
membuat mereka akan selalu merasa begitu. Usia untuk bergerombol sekarang mencapai
puncaknya dan mulai mulai surut digantikan oleh ketertarikan kepada lawan jenis dan
disertai perasaan malu pada periode ini. Hal ini dapat dilihat melalui karakteristik-
karakteristik:

a. Remaja Awal

1. Karakteristik Mental:
1. Remaja terjaga tetapi terpaku pada periode suka berkhayal.
2. Remaja berlajar dengan cepat.
3. Remaja mulai mendapatkan rasa tertarik pada hal-hal yang khusus.

2. Karakteristik Fisik:
1. Kesehatan bagus, hanya nomor kedua setelah masa periode pra-remaja.
2. Perkembangan fisik sangat cepat dengan nafsu makan yang kuat menyertai masa
pertumbuhan ini.
3. Otot-otot berkembang atau kegagalan koordinasi untuk menjaga tahap perkembangan
struktur tulang menyebabkan kecenderungan menuju kejanggalan atau kekakuan.
4. Organ-orang sex berkembang, membuat perkembangan yang cepat secara biologis.
Hormon-hormon yang baru yang memperkembang insting sexual yang mempengaruhi
tingkah laku. Rousseau berkata: “Kita dilahirkan dua kali, pertama kali melalui kehadiran dan
kedua pada kehidupan; pertama kali sebagai anggota dari suatu suku dan kedua kali sebagai
anggota dari kelompok secara jenis kelamin.
5. Anak wanita lebih tinggi dari anak laki-laki pada usia 12 tahun sampai 13 tahun, benar-
benar lebih tinggi pada usia 14 tahun dan mulai berkurang pada usia 15 tahun dan 2 inchi
lebih pendek dari laki-kali pada usia 16 tahun.

3. Karakteristik Sosial
1. Usia ini adalah usia yang menunjukkan kesetiaan pada kelompok, dengan satu
ketakutan bahwa dirinya berbeda dengan kelompoknya. Remaja mencari persetujuan dari
kelompok untuk semua aktifitas.
2. Remaja mencari lebih banyak kebebasan secara individu dengan suatu ketajaman batin
yang baru menunjukkan kwalitas secara pribadi. Weigles menandai: “ Pandangannya
menembus tindakan-tindakan yang dihasilkan dan mengambil semangat diantara manusia.
Mereka mulai melihat mutu ketajaman batin untuk merasakan nilai hakiki pada kebenaran,
iman dan pengorbanan diri. Mereka penuh dengan ambisi dan membuat rencana untuk masa
depan.
3. Keinginan untuk encari uang sering melanda anak remaja pada usia ini, menghasilkan
keinginan untuk lepas dari sekolah
4. Pada usia ini juga sering terjadi pergantian suasana hati. Suatu ketika aktifitas ditunjukkan,
sementara lain waktu lesu. Di pagi hari, anak-anak permulaan remaja mungkin baik dengan
keinginan hati , sementara di siang hari mereka mungkin tamak. Satu jam mereka jadi egois
tiba-tiba di lain waktu menjadi penakut.
5. Kejanggalan ini ditunjukkan dalam berbagai cara:
a. Sangat menyukai dan tidak menyukai makanan, menyukai makanan tertentu yang dimakan
secara berlebihan.
b. Sangat menyenangi olah raga atletik dengan suatu kecenderungan berlebihan.
c. Rasa humor yang jelek, anak perempuan cenderung tertawa genit. Anak remaja pada usia
ini mempunyai rasa ketertarikan pada lawan jenis. Ini adalah usia yang bahaya untuk
seksualitas dan keinginan berteman. apabila anak remaja tidak dibekali untuk menjalin
hubungan secara pribadi.

4. Karakteristik Kerohanian
1. Ketertarikan pada hal-hal kerohanian berkurang secara drastis pada usia ini tetapi remaja
dipengaruhi oleh tingkah laku teman-teman sepergaulannya.
2. Kesadaran dalam beribadah seperti ikut ibadah salat di masjid,pengajian-pengajian,dsb.
3. Ini adalah usia dimana cita-cita untuk pekerjaan seumur hidup sering akan ditentukan. Hal
penting dari pegangan sebelum anak-anak remaja ini tentukan nasibnya dalam menyelesaikan
perkerjaan.
4. Akan ada kurangnya kecenderungan dalam usia ini untuk menyatakan perasaannya pada
hal-hal yang bersifat rohani atau keyakinannya.
5. Sering terjadi pertentangan dengan suara hati.

b. Remaja Pertengahan (16/17)

Pertumbuhan berlanjut dengan cepat, anak muda dalam banyak hal mencapai
ketinggian fisiknya pada akhir periode usia ini. Dimana pada waktu yang lalu anak-anak ini
telah melalui satu periode dimana mereka mencari jati diri, remaja sekarang mulai untuk
mengembangkan rasa individualitasnya dan menjadi seseorang yang mempunyai
keputusannya sendiri.
1. Karakteristik Mental:
1. Remaja berada pada usia dimana dia akan senang sekali bertanya segala sesuatu dan ingin
bukti sebelum dia menerimanya.
2. Mereka mempunyai rasa hormat yang besar terhadap “bea siswa” dan sering
cenderung untuk mengambil satu jawaban atas sesuatu yang akan dipegang menjadi bukti
bahwa seserang mempunyai nama besar.
3. Prinsip-prinsipnya sekarang mulai dipertajam, dan mereka benar-benar merencanakan cara
untuk mencapainya.
Karakteristik Fisik:
1. Seksualitas berkembang terus, suatu kekuatan untuk berurusan dengan hal ini.
2. Tinggi dan berat badan mencapai 85% dari usia pada masa dewasa.
3. Otot-otot menjadi berkembang dan mereka suka latihan-latihan kebugaran fisik.
Karakteristik Sosial:
1. Mereka suka berkelompok-kelompok dan ingin dikelilingi oleh teman-teman istimewanya
2. Kritis, sering kasar dalam menyampaikan pendapatnya kepada orang lain.
3. Sangat peka, dan sering dipengaruhi oleh pendapat orang banyak dan apa yang dipikirkan
oleh kelompoknya adalah pasti baik untuk dilakukan.
4. Karakteristik Kerohanian:
1. Mereka terus berkembang dalam pengenalan akan nilai-nilai sosial dan nilai-nilai
kerohanian menjadi terutama, dengan alasan akan pergaulan yang salah, mereka akan
kehilangan daya tarik.
2. Apa yang belum dilakukan dalam memberikan pondasi yang akan mendasari dasar
pemikirian mereka sekarang menjadi sulit untuk diberikan.

C. Remaja Akhir (18-24)


Secara fisik, ini adalah waktu yang lambat untuk bertumbuh, pertumbuhan yang
terlambat pada bagian yang lain akan menyesuaikan dengan bagian yang lain. Kepribadian
muncul dan karakter menjadi tetap. Rasa memerlukan orang lain sekarang menemukan jalan
keluarnya, tidak dalam grup-grup atau kelompok-kelompok tetapi dalam satu klub, kelompok
persaudaraan, tempat satu rumah dan gereja.
Keraguan apapun akan berhubungan dengan keagamaan yang juga dipikirkan dan
suatu dasar yang memuaskan dalam penemuan iman atau ini adalah penolakan terhadap
barang peninggalanpada masa lalu, dengan kekecewaan yang menhasilkan sinisme.
Ketertarikan pada lawan jenis telah menemukan pemecahannya melalui cinta dan rumah
tangga dan membangun sebuah rumah tangga.
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPRIBADIAN
REMAJA
Di dalam kepribadian Remaja,ada dua faktor tetap yang mempengaruhi.Yaitu faktor
luar (external) dan faktor dalam (internal).Tetapi karena isi faktor luar selalu berubah
keadaanya dan penerimaan pengaruh external oleh faktor internal itu juga berubah sebagai
akibat perkembanganya.

1. Faktor Ajar, Faktor Luar (External)


Ada dua golongan besar yang termasuk faktor luar yang mempengaruhi manusia.Dua
golongan itu ialah golongan organis,yaitu manusia binatang dan tumbuh-tumbuhan dan
golongan anorganis,termasuk di dalamnya adalah keadaan alam, dan benda-benda.Termasuk
di dalam keadaan alam adalah iklim,perkehidupan (petabi, pelaut, pegungungan,
perdagangan,dan sebagainya) dan termasuk keadaan benda yaitu benda-benda alam yang
bukan hasil budaya dan yang merupakan hasil budaya,misalnya keadaan perumahan
bangunan-bangunan,dan sebagainya.
Ini semua member warna dalam perkembangan seseorang.Oleh karena itu sikap dan
sifat seseornag anak kota berlainan dengan anak dari desa.Bukan perbedaanya kualitas dan
yang lainya,melainkan hanya berbeda dalam bentuk atau gambarnya.Perbedaan itu
disebabkan oleh faktor dalamnya.Faktor dalam yang mankah yang menerima pengaruh
itu,sampai di mana ketajaman penerimaanya,untuk apakah pengaruh itu diterima dan
sebagainya,menetukan warna seorang remaja,disamping faktor luarnya.

2. Faktor Dalam, Faktor Dasar (Intern)


Terdapat beberapa faktor intern dala perkembangan kepribadian remaja,yaitu:
1. Perkembangan Seksualitas
Merupakan perkembangan yang terbawa oleh perkembangan jasmani yang mendekati
kesempurnaan dalam masa remaja,matang pulalah kalenjar-kalenjar kelamin dalam
dirinya,bagi remaja putra maupun remaja putrid.Hal ini menumbuhkan adanya desakan-
desakan baru di dalam jiwa si anak ,yaitu desakan yang menghendaki layanan kebutuhan
seksualitas.
2. Perkembangan Fantasi
Perkembangan ini bermula pada fase masih kanak-kanak.Tetapi arah
perkembanganya berubah pada waktu remaja,setelah menyaksikan tumbuhnya tubuh yang
lain dari biasanya pada lawan jenisnya.Remaja putra bangga dengan kumisnya,tetapi ia tidak
mengerti untuk apakah fungsi kumis itu sebenarnya.Remaja putrid bangga dengan
kukunya,dsb.Kedunya saling berfantasi,walaupun merek tidak tahu faedahnya.hal ini
mempengaruhi terhadap faktor kepribadian remaja.
3. Perkembangan Emosi
Perkembangan ini mulai nampak pada masa pemuda fase negatif.Pada saat itu emosi
remaja serba tidak menentu.Merasa sangat gelisah,rasa gundah,tetapi ia tidak
mengerti.mengapa ia demikian resah,gelisah,sedih.Ia bersikap menolak perintah
harapan,tetapi ia tidak mengerti apa yang akan diperbuat setelah menolak semuanya itu.
Pada akhir fase ini,para remaja berusah untuk menjadi pusat perhatian dari lingkunganya.Ia
bersikap egois,bahkan ia merasa serba super,sehingga mau tidak mau lawan jenisnya
tertarik,mengagumi dan akhirnya berserah diri padanya.
Ini semuanya hanya berlangsung dalam waktu yang singkat,kemudian ia berkembang
menjadi harmonis sedikit demi sedikit.
Sikap introvertnya mulai kembali ekstovet.Ia mulai memuja sesuatu yang baik,apakah
keadaan alam,sesuatu hasil seni ataukah lawan jenisnya.Ia bersikap memuja,baik kepada
gurunya yang menghargai karyanya ataukah itu orang tuanya yang memuji
kepandainya,apakh itu seorang gadis yang mengaguminya entah karena apapun.Di sinilah ia
mulai menemukan akunya kembali.Ia mulai percaya kepada kepribadianyanya lagi.
4. Perkembangan Kemauan/keinginan
Perkembangan kemauan/keinginan ini sedikit demi sedikit berbelok ke arah yang
dibutuhkan oleh desakan jasmani dan rohaninya waktu itu.Kadang-kadang keinginan itu
demikian mendesak menuntut pemenuhan.Untuk itu di dalam perkembangan kemauan dan
keinginan harus perlu pengawasan dari orang tua.
5. Perkembangan Fikiran
Pada tahap perkembangan ini Remaja cenderung akan berkembang sendiri.Anak
hanya mampu menerima pengaruh yang bersifat materiil dan kurang dapat menerima
pengaruh yang bersifat spiritual,lebih-lebih yang bertingkat tinggi.
6. Perkembangan Aestetika
Jika pada masa negative,aspek aestetika seakan-akan mengalami kemunduran,maka
pada masa-masa berikutnya,sedikit demi sedikit mulai bangun kembali.Seakan-akan jiwa
pemuda menjelang dewasa ini telah mampu menghayati dunia luar lebih mendalam,sehingga
mampu merasakan apa yang dilihat,apa yang didengar dan apa yang dirasakanya,sehingga
mampu menggerakan jiwanya,di dalam perkembangan kepribadianya.
7. Perkembangan Religi
Perkembangan di dalam Pribadi Remaja tidak dapat menerima segala sesuatu yang
berada di luar pikiranya.Ia selalu meminta bukti konkret untuk mendapatkan kebenaran.Dan
kebenaran harus dapat dilihatnya dengan alat indera,dengan
mata,telinga,peraba.
Setahap demi setahap keadaan atau sikap semacam itu berkembang pula mengikuti
perkembangan jiwanya.Sehingga perlu adanya pendekatan terhadap Agama dan kepercayaan
masing-masing setiap individu.
D. TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA

Setiap tahap usia manusia pasti ada tugas-tugas perkembangan yang harus dilalui.
Bila seseorang gagal melalui tugas perkembangan pada usia yang sebenarnya maka pada
tahap perkembangan berikutnya akan terjadi masalah pada diri seseorang tersebut. Untuk
mengenal kepribadian remaja perlu diketahui tugas-tugas perkembangannya. Tugas-tugas
perkembangan tersebut antara lain:
1. Remaja dapat menerima keadaan fisiknya dan dapat memanfaatkannya secara
efektif
Sebagian besar remaja tidak dapat menerima keadaan fisiknya. Hal tersebut terlihat
dari penampilan remaja yang cenderung meniru penampilan orang lain atau tokoh tertentu.
Misalnya si Ani merasa kulitnya tidak putih seperti bintang film, maka Ani akan berusaha
sekuat tenaga untuk memutihkan kulitnya. Perilaku Ani yang demikian tentu menimbulkan
masalah bagi dirinya sendiri dan orang lain. Mungkin Ani akan selalu menolak bila diajak ke
pesta oleh temannya sehingga lama-kelamaan Ani tidak memiliki teman, dan sebagainya.

2. Remaja dapat memperoleh kebebasan emosional dari orangtua


Usaha remaja untuk memperoleh kebebasan emosional sering disertai perilaku
"pemberontakan" dan melawan keinginan orangtua. Bila tugas perkembangan ini sering
menimbulkan pertentangan dalam keluarga dan tidak dapat diselesaikan di rumah , maka
remaja akan mencari jalan keluar dan ketenangan di luar rumah.
Tentu saja hal tersebut akan membuat remaja memiliki kebebasan emosional dari luar
orangtua sehingga remaja justru lebih percaya pada teman-temannya yang senasib
dengannya. Jika orangtua tidak menyadari akan pentingnya tugas perkembangan ini, maka
remaja Anda dalam kesulitan besar.
3. Remaja mampu bergaul lebih matang dengan kedua jenis kelamin
Pada masa remaja, remaja sudah seharusnya menyadari akan pentingnya pergaulan.
Remaja yang menyadari akan tugas perkembangan yang harus dilaluinya adalah mampu
bergaul dengan kedua jenis kelamin maka termasuk remaja yang sukses memasuki tahap
perkembangan ini.
Ada sebagaian besar remaja yang tetap tidak berani bergaul dengan lawan jenisnya
sampai akhir usia remaja. Hal tersebut menunjukkan adanya ketidakmatangan dalam tugas
perkembangan remaja tersebut.
4. Mengetahui dan menerima kemampuan sendiri
Banyak remaja yang belum mengetahui kemampuannya. Bila remaja ditanya
mengenai kelebihan dan kekurangannya pasti mereka akan lebih cepat menjawab tentang
kekurangan yang dimilikinya dibandingkan dengan kelebihan yang dimilikinya. Hal tersebut
menunjukkan bahwa remaja tersebut belum mengenal kemampuan dirinya sendiri. Bila hal
tersebut tidak diselesaikan pada masa remaja ini tentu saja akan menjadi masalah untuk tugas
perkembangan selanjutnya (masa dewasa atau bahkan sampai tua sekalipun).
5. Memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma
Skala nilai dan norma biasanya diperoleh remaja melalui proses identifikasi dengan
orang yang dikaguminya terutama dari tokoh masyarakat maupun dari bintang-bintang yang
dikaguminya. Dari skala nilai dan norma yang diperolehnya akan membentuk suatu
konsepmengenai harus menjadi seperti siapakah "aku" ?, sehingga hal tersebut dijadikan
pegangan dalam mengendalikan gejolak dorongan dalam dirinya.

IMPLIKASI KARAKTERISTIK REMAJA TERHADAP PENDIDIKAN


Lingkungan sekolah mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan jiwa remaja.
Sekolah selain mengemban fungsi pengajaran juga fungsi pendidikan. Dalam kaitan
pendidikan sekolah dalam istilahnya ‘rumah kedua’ bagi siswa, merupakan tempat rujukan
dan perlindungan jika remaja mengalami masalah. Upaya-upaya yang dapat dilakukan
pengajar dalam hal memahami siswa sebagai sosok remaja, yaitu:
 Membantu siswa dalam menemukan jati diri dan menghadapi kegagalan yang
dihadapinya.
 Emosi yang memuncak adalah karakteristik dari remaja. Guru dapat membimbing
remaja untuk pengendalian emosi negative.
 Mengajari cara memahami orang lain dan toleransi merupakan cara guru dalam
mendidik remaja.
Dengan mempelajari berbagai karakteristik remaja akan sangat membantu siswa yang masih
dalam masa remaja, untuk keberhasilan proses pengajaran. Karena setiap remaja
berbeda,maka guru mau tidak mau harus bisa menjadi teman dan orang tua bagi remaja itu
sendiri. Diperlukan sikap polos, objektif terhadap siswa,adil dan menunjukkan perhatian serta
rasa simpatik dalam menghadapi remaja.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Karakter remaja di bagi menjadi 3 yaitu karakter remaja awal, karakter remaja pertengahan
dan karakter remaja akhir. Dari tiga karakter tersebut aspek yang di cangkup adalah karakter
mental, karakter fisik, karakter sosial, karakter rohani.

Implikasinya dalam pendidikan adalah upaya-upaya yang dapat dilakukan pengajar dalam hal
memahami siswa sebagai sosok remaja, yaitu:
 Membantu siswa dalam menemukan jati diri dan menghadapi kegagalan yang
dihadapinya.
 Emosi yang memuncak adalah karakteristik dari remaja. Guru dapat membimbing
remaja untuk pengendalian emosi negative.
 Mengajari cara memahami orang lain dan toleransi merupakan cara guru dalam
mendidik remaja.
DAFTAR PUSTAKA
Andi Mappiare. 2002. Psikologi Remaja. Surabaya : Usaha Nasional
Syaeful Bakhri Djamarah. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:
Usaha Nasional

Anda mungkin juga menyukai