ARRANGED BY :
ENGLISH EDUCATION
2020
KENDARI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “karakter perkembangan kepribadian masa
remaja serta implikasinya dalam pendidikan”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu
tugas yang diberikan dalam mata kuliah perkembangan peserta didik.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan
saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
DAFTAR ISI
Cover Judul..................................................................................................................................... i
Kata pengantar…………………………………………………………………………………….ii
Daftar isi………………………………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………………………..2
C. Tujuan ………………………………………………………………………………………2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Kesimpulan ……………………………………………………………………………17
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………18
BAB I
PENDAHULUAN
Remaja merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa. “Masa remaja
adalah usia yang paling rawan dalam kehidupan anak-anak. Salah mendidik, anak akan menjadi
sosok yang angkuh, egois dan pemberontak” (menurut Dr. Farah Agustin, Psikolog anak). Di
usia ini anak-anak mengalami banyak perubahan. Perubahan-perubahan yang terjadi itu,
meliputi: jasmani, rohani, pikiran, perasaan dan sosial. Dalam pembagian tahap perkembangan
manusia, maka masa remaja menduduki tahap progresif.
Masa remaja adalah puncak perkembangan seluruh aspek-aspek kepribadian anak. Sebab setelah
melewati masa remaja ini anak tersebut akan menjadi seorang yang dewasa yang boleh dikatakan
telah terbentuk suatu pribadi yang relatif tetap.
Perkembangan moral, nilai dan sikap (tingkah laku) ini berkembang sangat pesat pada masa
remaja. Dapat dikatakan bahwa pada masa remaja menjadi penentu perkembangan hal-hal
tersebut.
Penanaman nilai-nilai keagamaan menyangkut konsep tentang ketuhanan, semenjak usia dini
mampu membentuk religiositas anak mengakar secara kuat pada masa remaja dan mempunyai
pengaruh sepanjang hidup. Pada teori Harms, dinyatakan bahwa pemahaman anak tentang tuhan
melalui tiga fase, dan masa remaja adalah masa yang mengalami fase individualistic stage. Dua
situasi yang mendukung perkembangan rasa agama pada usia remaja adalah kemampuannya
untuk berfikir abstrak dan kesensitifan emosinya.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
PEMBAHASAN
a. Makna Kepribadian
1. May mengartikan kepribadian sebagai “a social stimulus value”. Jadi menurutnya cara orang
lain mereaksi, itulah kepribadian individu. Dalam kata lain, pendapat orang lain yang
menentukan kepribadian individu itu.
3. Gordon W. allport mengemukakan, kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individul
sebagai sistim psikofisis yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap
lingkungan. (Yusuf, 2009:126).
Kepribadian dapat juga diartikan sebagai kualitas prilaku individu yang tampak dalam
melakukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan secara unik. Keunikan peyesuaian tersebut
sangat berkaitan dengan aspek-aspek kepribadian itu sendiri, yaitu meliputi hal-hal sebagai
berikut:
1. Kerakter, yaitu kosenkuen tidaknya dalam mematuhi etika prilaku, konsisten atau teguh
tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.
2. Temperamen, yaitu disposisi reaktif seseorang, atau cepat lambatnya meraksi terhadap
rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.
3. Sikap, sambutan terhapa objek yang bersifat positif, negative atau ambivalen (ragu-ragu).
5. Responsibilitas (tanggung jawab), kesiapan unutk menerima resiko dari tindakan atau
perbutan yang dilakukan.
Salah satu kata kunci dari defenisi kepribadian adalah penyesuaian. Penyesuaian itu dapat
diartikan sebagai suatu proses respons individu baik yang bersifat behavioral maupun mental
dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, tegangan emosional, frustasi dan
konflik dan memelihara keharmonisan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan
lingkaran.
Dalam buku Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja dijelaskan bahwa fase remaja
merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting, yang diawali dengan
matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi. (Yusuf, 2009:184).
Dalam Islam, secara etimologi kalimat remaja berasal dari murahaqoh, kata kerjanya adalah
raahaqo yang berarti al-iqtirab (dekat). Secara terminology berati mendekati kematangan secara
fisik, akal dan jiwa serta social. (Al-Mighwar, 2006:55).
Transformasi intelektual yang khas dari cara berfikir remaja ini memungkinkannya untuk
mencapai integrasi dalam hubungan social orang dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri
khas yang umum dari periode perkembangan ini. (Al-Mighwar, 2006:56).
Dari penjelasan di atas dapat kita ketahui bahwa masa remaja adalah masa peralihan dari masa
kanak-kanak menuju masa dewasa. Fase remaja merupakan fase yang sangat unik karena pada
fase tersebut seseorang akan mengalami perubahan secara jasmani maupun rohani.
Fase remaja merupakan saat yang paling penting bagi perkembangan dan integrasi kepribadian.
Faktor-faktor dan pengalaman baru yang tampak terjadinya perubahan kepribadian pada masa
ramaja meliputi:
3. Kesadaran terhadap diri sendiri, keinginan untuk mengarah diri dan mengevaluasi
kembali tentang standar (norma), tujuan dan cita-cita.
4. Kebutuhan akan persahabatan yang bersifat heteroseksual, berteman dengan pria dan wanita.
5. Munculnya konflik sebagai dampak dari masa transisi antara masa anak dan masa dewasa.
(Yusuf, 2009:201).
Disadari atau tidak, mau atau tidak secara psikologi remaja dalam pergaulan sehari-hari dengan
teman sebaya, apabila ada sesuatu hal yang tidak disenangi mereka akan segera melakukan demo
(bentu aksi) yang diungkapkan secara nyata. Maka sering dalam dunia remaja apabila terjadi
kesalah pahaman di antara satu dengan yang lainnya, antara satu kelompok dengan kelompok
lainnya, mereka akan bertindak secepatnya dan itu lebih mengarah pada kekerasan atau
perkelahian.
Apabila hal ini sering mereka lakukan tanpa ada yang dapat mencegah dari hal yang demikian
atau tidak adanya rambu-rambu yang dapat menghentikan mereka, maka untuk selamanya hal itu
akan terus berkelanjut tanpa peduli dengan apapun dan resiko yang akan dihadapi sering
diabaikan
B. KARAKTERISTIK REMAJA DAN PEMUDA
Early Adolescence (13-15) Waktu ini sekarang adalah cepatnya pertumbuhan yang sering
membawa kejanggalan, memperlihatkan kurangnya koordinasi antara pikiran dan badan. Hal ini
juga memberikan rasa malu pada anak-anak muda karena organ-organ tubuh tertentu, seperti
hidung, mulut dan kaki bertumbuh lebih cepat dari anggota tubuh yang lain membuat
mereka seperti seorang gadis yang kecilnya berwajah buruh tetapi waktu dewasa menjadi gadis
yang molek dan memberikan rasa ketakutan yang tak tersalurkan yang membuat mereka akan
selalu merasa begitu. Usia untuk bergerombol sekarang mencapai puncaknya dan mulai mulai
surut digantikan oleh ketertarikan kepada lawan jenis dan disertai perasaan malu pada periode
ini. Hal ini dapat dilihat melalui karakteristik-karakteristik:
a. Remaja Awal
2.) Karakteristik Fisik:
2. Perkembangan fisik sangat cepat dengan nafsu makan yang kuat menyertai masa
pertumbuhan ini.
3. Otot-otot berkembang atau kegagalan koordinasi untuk menjaga tahap perkembangan struktur
tulang menyebabkan kecenderungan menuju kejanggalan atau kekakuan.
4. Organ-orang sex berkembang, membuat perkembangan yang cepat secara biologis. Hormon-
hormon yang baru yang memperkembang insting sexual yang mempengaruhi tingkah laku.
Rousseau berkata: “Kita dilahirkan dua kali, pertama kali melalui kehadiran dan kedua pada
kehidupan; pertama kali sebagai anggota dari suatu suku dan kedua kali sebagai anggota dari
kelompok secara jenis kelamin.
5. Anak wanita lebih tinggi dari anak laki-laki pada usia 12 tahun sampai 13 tahun, benar-benar
lebih tinggi pada usia 14 tahun dan mulai berkurang pada usia 15 tahun dan 2 inchi lebih pendek
dari laki-kali pada usia 16 tahun.
1. Usia ini adalah usia yang menunjukkan kesetiaan pada kelompok, dengan satu
ketakutan bahwa dirinya berbeda dengan kelompoknya. Remaja mencari persetujuan dari
kelompok untuk semua aktifitas.
2. Remaja mencari lebih banyak kebebasan secara individu dengan suatu ketajaman batin yang
baru menunjukkan kwalitas secara pribadi. Weigles menandai: “ Pandangannya menembus
tindakan-tindakan yang dihasilkan dan mengambil semangat diantara manusia. Mereka mulai
melihat mutu ketajaman batin untuk merasakan nilai hakiki pada kebenaran, iman dan
pengorbanan diri. Mereka penuh dengan ambisi dan membuat rencana untuk masa depan.
3. Keinginan untuk encari uang sering melanda anak remaja pada usia ini, menghasilkan
keinginan untuk lepas dari sekolah
4. Pada usia ini juga sering terjadi pergantian suasana hati. Suatu ketika aktifitas ditunjukkan,
sementara lain waktu lesu. Di pagi hari, anak-anak permulaan remaja mungkin baik dengan
keinginan hati , sementara di siang hari mereka mungkin tamak. Satu jam mereka jadi egois tiba-
tiba di lain waktu menjadi penakut.
a). Sangat menyukai dan tidak menyuk ai makanan, menyukai makanan tertentu yang dimakan
secara berlebihan.
b). Sangat menyenangi olah raga atletik dengan suatu kecenderungan berlebihan.
c). Rasa humor yang jelek, anak perempuan cenderung tertawa genit. Anak remaja pada usia ini
mempunyai rasa ketertarikan pada lawan jenis. Ini adalah usia yang bahaya untuk seksualitas
dan keinginan berteman. apabila anak remaja tidak dibekali untuk menjalin hubungan secara
pribadi.
4). Karakteristik Kerohanian
3. Ini adalah usia dimana cita-cita untuk pekerjaan seumur hidup sering akan ditentukan. Hal
penting dari pegangan sebelum anak-anak remaja ini tentukan nasibnya dalam menyelesaikan
perkerjaan.
4. Akan ada kurangnya kecenderungan dalam usia ini untuk menyatakan perasaannya pada hal-
hal yang bersifat rohani atau keyakinannya.
Pertumbuhan berlanjut dengan cepat, anak muda dalam banyak hal mencapai ketinggian fisiknya
pada akhir periode usia ini. Dimana pada waktu yang lalu anak-anak ini telah melalui satu
periode dimana mereka mencari jati diri, remaja sekarang mulai untuk mengembangkan rasa
individualitasnya dan menjadi seseorang yang mempunyai keputusannya sendiri.
1. Remaja berada pada usia dimana dia akan senang sekali bertanya segala sesuatu dan ingin
bukti sebelum dia menerimanya.
2. Mereka mempunyai rasa hormat yang besar terhadap “bea siswa” dan sering cenderung untuk
mengambil satu jawaban atas sesuatu yang akan dipegang menjadi bukti bahwa seserang
mempunyai nama besar.
2). Karakteristik Fisik:
2. Tinggi dan berat badan mencapai 85% dari usia pada masa dewasa.
3. Sangat peka, dan sering dipengaruhi oleh pendapat orang banyak dan apa yang dipikirkan oleh
kelompoknya adalah pasti baik untuk dilakukan.
1. Mereka terus berkembang dalam pengenalan akan nilai-nilai sosial dan nilai-nilai kerohanian
menjadi terutama, dengan alasan akan pergaulan yang salah, mereka akan kehilangan daya tarik.
2. Apa yang belum dilakukan dalam memberikan pondasi yang akan mendasari dasar pemikirian
mereka sekarang menjadi sulit untuk diberikan.
Secara fisik, ini adalah waktu yang lambat untuk bertumbuh, pertumbuhan yang terlambat pada
bagian yang lain akan menyesuaikan dengan bagian yang lain. Kepribadian muncul dan karakter
menjadi tetap. Rasa memerlukan orang lain sekarang menemukan jalan keluarnya, tidak dalam
grup-grup atau kelompok-kelompok tetapi dalam satu klub, kelompok persaudaraan, tempat satu
rumah dan gereja.
Keraguan apapun akan berhubungan dengan keagamaan yang juga dipikirkan dan suatu dasar
yang memuaskan dalam penemuan iman atau ini adalah penolakan terhadap barang
peninggalanpada masa lalu, dengan kekecewaan yang menhasilkan sinisme. Ketertarikan pada
lawan jenis telah menemukan pemecahannya melalui cinta dan rumah tangga dan membangun
sebuah rumah tangga.
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPRIBADIAN REMAJA
Di dalam kepribadian Remaja,ada dua faktor tetap yang mempengaruhi.Yaitu faktor luar
(external) dan faktor dalam (internal).Tetapi karena isi faktor luar selalu berubah keadaanya dan
penerimaan pengaruh external oleh faktor internal itu juga berubah sebagai akibat
perkembanganya.
Ada dua golongan besar yang termasuk faktor luar yang mempengaruhi manusia.Dua golongan
itu ialah golongan organis,yaitu manusia binatang dan tumbuh-tumbuhan dan golongan
anorganis,termasuk di dalamnya adalah keadaan alam, dan benda-benda.Termasuk di dalam
keadaan alam adalah iklim,perkehidupan (petabi, pelaut, pegungungan, perdagangan,dan
sebagainya) dan termasuk keadaan benda yaitu benda-benda alam yang bukan hasil budaya dan
yang merupakan hasil budaya,misalnya keadaan perumahan bangunan-bangunan,dan sebagainya.
Ini semua member warna dalam perkembangan seseorang.Oleh karena itu sikap dan sifat
seseornag anak kota berlainan dengan anak dari desa.Bukan perbedaanya kualitas dan yang
lainya,melainkan hanya berbeda dalam bentuk atau gambarnya.Perbedaan itu disebabkan oleh
faktor dalamnya.Faktor dalam yang mankah yang menerima pengaruh itu,sampai di mana
ketajaman penerimaanya,untuk apakah pengaruh itu diterima dan sebagainya,menetukan warna
seorang remaja,disamping faktor luarnya.
1. Perkembangan Seksualitas
2. Perkembangan Fantasi
Perkembangan ini bermula pada fase masih kanak-kanak.Tetapi arah perkembanganya berubah
pada waktu remaja,setelah menyaksikan tumbuhnya tubuh yang lain dari biasanya pada lawan
jenisnya.Remaja putra bangga dengan kumisnya,tetapi ia tidak mengerti untuk apakah fungsi
kumis itu sebenarnya.Remaja putrid bangga dengan kukunya,dsb.Kedunya saling
berfantasi,walaupun merek tidak tahu faedahnya.hal ini mempengaruhi terhadap faktor
kepribadian remaja.
3. Perkembangan Emosi
Perkembangan ini mulai nampak pada masa pemuda fase negatif.Pada saat itu emosi remaja
serba tidak menentu.Merasa sangat gelisah,rasa gundah,tetapi ia tidak mengerti.mengapa ia
demikian resah,gelisah,sedih.Ia bersikap menolak perintah harapan,tetapi ia tidak mengerti apa
yang akan diperbuat setelah menolak semuanya itu.
Pada akhir fase ini,para remaja berusah untuk menjadi pusat perhatian dari lingkunganya.Ia
bersikap egois,bahkan ia merasa serba super,sehingga mau tidak mau lawan jenisnya
tertarik,mengagumi dan akhirnya berserah diri padanya.
Ini semuanya hanya berlangsung dalam waktu yang singkat,kemudian ia berkembang menjadi
harmonis sedikit demi sedikit.
Sikap introvertnya mulai kembali ekstovet.Ia mulai memuja sesuatu yang baik,apakah keadaan
alam,sesuatu hasil seni ataukah lawan jenisnya.Ia bersikap memuja,baik kepada gurunya yang
menghargai karyanya ataukah itu orang tuanya yang memuji kepandainya,apakh itu seorang
gadis yang mengaguminya entah karena apapun.Di sinilah ia mulai menemukan akunya
kembali.Ia mulai percaya kepada kepribadianyanya lagi.
4. Perkembangan Kemauan/keinginan
Perkembangan kemauan/keinginan ini sedikit demi sedikit berbelok ke arah yang dibutuhkan
oleh desakan jasmani dan rohaninya waktu itu.Kadang-kadang keinginan itu demikian mendesak
menuntut pemenuhan.Untuk itu di dalam perkembangan kemauan dan keinginan harus perlu
pengawasan dari orang tua.
5. Perkembangan Fikiran
Pada tahap perkembangan ini Remaja cenderung akan berkembang sendiri.Anak hanya mampu
menerima pengaruh yang bersifat materiil dan kurang dapat menerima pengaruh yang bersifat
spiritual,lebih-lebih yang bertingkat tinggi.
6. Perkembangan Aestetika
Jika pada masa negative,aspek aestetika seakan-akan mengalami kemunduran,maka pada masa-
masa berikutnya,sedikit demi sedikit mulai bangun kembali.Seakan-akan jiwa pemuda
menjelang dewasa ini telah mampu menghayati dunia luar lebih mendalam,sehingga mampu
merasakan apa yang dilihat,apa yang didengar dan apa yang dirasakanya,sehingga mampu
menggerakan jiwanya,di dalam perkembangan kepribadianya.
7. Perkembangan Religi
Perkembangan di dalam Pribadi Remaja tidak dapat menerima segala sesuatu yang berada di luar
pikiranya.Ia selalu meminta bukti konkret untuk mendapatkan kebenaran.Dan kebenaran harus
dapat dilihatnya dengan alat indera,dengan
mata,telinga,peraba.
Setahap demi setahap keadaan atau sikap semacam itu berkembang pula mengikuti
perkembangan jiwanya.Sehingga perlu adanya pendekatan terhadap Agama dan kepercayaan
masing-masing setiap individu.
D. TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA
Setiap tahap usia manusia pasti ada tugas-tugas perkembangan yang harus dilalui. Bila seseorang
gagal melalui tugas perkembangan pada usia yang sebenarnya maka pada tahap perkembangan
berikutnya akan terjadi masalah pada diri seseorang tersebut. Untuk mengenal kepribadian
remaja perlu diketahui tugas-tugas perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan tersebut
antara lain:
1. Remaja dapat menerima keadaan fisiknya dan dapat memanfaatkannya secara efektif
Sebagian besar remaja tidak dapat menerima keadaan fisiknya. Hal tersebut terlihat dari
penampilan remaja yang cenderung meniru penampilan orang lain atau tokoh tertentu. Misalnya
si Ani merasa kulitnya tidak putih seperti bintang film, maka Ani akan berusaha sekuat tenaga
untuk memutihkan kulitnya. Perilaku Ani yang demikian tentu menimbulkan masalah bagi
dirinya sendiri dan orang lain. Mungkin Ani akan selalu menolak bila diajak ke pesta oleh
temannya sehingga lama-kelamaan Ani tidak memiliki teman, dan sebagainya.
Usaha remaja untuk memperoleh kebebasan emosional sering disertai perilaku "pemberontakan"
dan melawan keinginan orangtua. Bila tugas perkembangan ini sering menimbulkan
pertentangan dalam keluarga dan tidak dapat diselesaikan di rumah , maka remaja akan mencari
jalan keluar dan ketenangan di luar rumah.
Tentu saja hal tersebut akan membuat remaja memiliki kebebasan emosional dari luar orangtua
sehingga remaja justru lebih percaya pada teman-temannya yang senasib dengannya. Jika
orangtua tidak menyadari akan pentingnya tugas perkembangan ini, maka remaja Anda dalam
kesulitan besar.
Pada masa remaja, remaja sudah seharusnya menyadari akan pentingnya pergaulan. Remaja yang
menyadari akan tugas perkembangan yang harus dilaluinya adalah mampu bergaul dengan kedua
jenis kelamin maka termasuk remaja yang sukses memasuki tahap perkembangan ini.
Ada sebagaian besar remaja yang tetap tidak berani bergaul dengan lawan jenisnya sampai akhir
usia remaja. Hal tersebut menunjukkan adanya ketidakmatangan dalam tugas perkembangan
remaja tersebut.
4. Mengetahui dan menerima kemampuan sendiri
Banyak remaja yang belum mengetahui kemampuannya. Bila remaja ditanya mengenai
kelebihan dan kekurangannya pasti mereka akan lebih cepat menjawab tentang kekurangan yang
dimilikinya dibandingkan dengan kelebihan yang dimilikinya. Hal tersebut menunjukkan bahwa
remaja tersebut belum mengenal kemampuan dirinya sendiri. Bila hal tersebut tidak diselesaikan
pada masa remaja ini tentu saja akan menjadi masalah untuk tugas perkembangan selanjutnya
(masa dewasa atau bahkan sampai tua sekalipun).
Skala nilai dan norma biasanya diperoleh remaja melalui proses identifikasi dengan orang yang
dikaguminya terutama dari tokoh masyarakat maupun dari bintang-bintang yang dikaguminya.
Dari skala nilai dan norma yang diperolehnya akan membentuk suatu konsep mengenai harus
menjadi seperti siapakah "aku" ?, sehingga hal tersebut dijadikan pegangan dalam
mengendalikan gejolak dorongan dalam dirinya.
E. IMPLIKASI KARAKTERISTIK REMAJA TERHADAP PENDIDIKAN
Lingkungan sekolah mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan jiwa remaja. Sekolah
selain mengemban fungsi pengajaran juga fungsi pendidikan. Dalam kaitan pendidikan sekolah
dalam istilahnya ‘rumah kedua’ bagi siswa, merupakan tempat rujukan dan perlindungan jika
remaja mengalami masalah. Upaya-upaya yang dapat dilakukan pengajar dalam hal memahami
siswa sebagai sosok remaja, yaitu:
Membantu siswa dalam menemukan jati diri dan menghadapi kegagalan yang
dihadapinya.Emosi yang memuncak adalah karakteristik dari remaja. Guru dapat membimbing
remaja untuk pengendalian emosi negative.Mengajari cara memahami orang lain dan toleransi
merupakan cara guru dalam mendidik remaja.Dengan mempelajari berbagai karakteristik remaja
akan sangat membantu siswa yang masih dalam masa remaja, untuk keberhasilan proses
pengajaran. Karena setiap remaja berbeda,maka guru mau tidak mau harus bisa menjadi teman
dan orang tua bagi remaja itu sendiri. Diperlukan sikap polos, objektif terhadap siswa,adil dan
menunjukkan perhatian serta rasa simpatik dalam menghadapi remaja.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Karakter remaja di bagi menjadi 3 yaitu karakter remaja awal, karakter remaja pertengahan dan
karakter remaja akhir. Dari tiga karakter tersebut aspek yang di cangkup adalah karakter mental,
karakter fisik, karakter sosial, karakter rohani.
Implikasinya dalam pendidikan adalah upaya-upaya yang dapat dilakukan pengajar dalam hal
memahami siswa sebagai sosok remaja, yaitu:
Membantu siswa dalam menemukan jati diri dan menghadapi kegagalan yang
dihadapinya.
Emosi yang memuncak adalah karakteristik dari remaja.
Guru dapat membimbing remaja untuk pengendalian emosi negative.
Mengajari cara memahami orang lain dan toleransi merupakan cara guru dalam mendidik
remaja.
DAFTAR PUSTAKA
Syaeful Bakhri Djamarah. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Usaha
Nasional
http://prioeko1.blogspot.com/2014/06/karakter-perkembangan-kepribadian-masa.html?m=1 Di
akses pada 24 desember 2020