Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Remaja merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju
dewasa Masa remaja adalah usia yang paling rawan dalam kehidupan anak-
anak.Salah mendidik, anak akan menjadi sosok yang angkuh, egois dan
pemberontak (menurutDr. Farah Agustin, Psikolog anak). Di usia ini anak-
anak mengalami banyak perubahan. Perubahan-perubahan yang terjadi itu,
meliputi: jasmani, rohani, pikiran, perasaan dan sosial. Dalam pembagian tahap
perkembangan manusia, maka masa remaja menduduki tahap progresif.
Masa remaja adalah puncak perkembangan seluruh aspek-aspek
kepribadian anak. Sebab setelah melewati masa remaja ini anak tersebut akan
menjadi seorang yang dewasa yang boleh dikatakan telah terbentuk suatu
pribadi yang relatif tetap.
Perkembangan moral, nilai dan sikap (tingkah laku) ini berkembang
sangat pesat pada masa remaja. Dapat dikatakan bahwa pada masa remaja
menjadi penentu perkembangan hal-hal tersebut.
Penanaman nilai-nilai keagamaan menyangkut konsep tentang
ketuhanan, semenjak usia dini mampu membentuk religiositas anak mengakar
secara kuat pada masa remaja dan mempunyai pengaruh sepanjang hidup. Pada
teoriHarms, dinyatakan bahwa pemahaman anak tentang tuhan melalui tiga
fase, dan masa remaja adalah masa yang mengalami faseindividualistic stage.
Dua situasi yang mendukung perkembangan rasa agama pada usia remaja
adalah kemampuannya untuk berfikir abstrak dan kesensitifan emosinya.

1
B. RUMUSAN MASALAH

1. Jelaskan pengertian dan karakteristik dari perkembangan kepribadian


remaja?
2. Jelaskan factor-factor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian
remaja?
3. Jelaskan perbedaan individual dalam perkembangan kepribadian
remaja?
4. Bagaimanakah pengaruh perkembangan kepribadian terhadap tingkah
laku?
5. Bagaimanakah upaya-upaya pengembangan kepribadian remaja?
6. Bagaimanakah implikasi perkembangan kepribadian masa remaja
dalam pendidikan?

C. TUJUAN
1. Untuk menjelaskan pengertian dan karakteristik perkembangan
kepribadian remaja
2. Untuk menjelaskan factor-factor yang mempengaruhi perkembangan
kepribadian remaja
3. Untuk menjelaskan perbedaan individual dalam perkembangan
kepribadian remaja
4. Untuk mendeskripsikan pengaruh perkembangan kepribadian remaja
terhadap tingkah laku
5. Untuk mendeskripsikan upaya-upaya pengembangan kepribadian
remaja
6. Untuk mendeskripsikan implikasi perkembangan kepribadian remaja
dalam penyelenggaraan pendidikan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN


KEPRIBADIAN REMAJA

a. Makna Kepribadian
Kepribadian secara etimologi merupakan terjemahan dari bahasa Inggris
personality. Sedangkan istilah personality secara etimologi berasal dari
bahasa latin person (kedok) dan personare (menembus). Persona biasanya
dipakai oleh para pemain sandiwara pada zaman kuno untuk memerankan satu
bentuk tingkah laku dan karakter pribadi tertentu. Sedangkan yang dimaksud
dengan personare adalah bahwa para pemain sandiwara itu melalui kedoknya
berusaha menembus keluar untuk mengekspresikan satu bentuk gambaran
manusia tertentu.
Pengertian secara terminologi menurut pendapat para ahli antara lain:
1. May mengartikan kepribadian sebagai a social stimulus value. Jadi
menurutnya cara orang lain mereaksi, itulah kepribadian individu.
Dalam kata lain, pendapat orang lain yang menentukan kepribadian
individu itu.
2. McDougal dan kawan-kawannya berpendapat, bahwa kepribadian adalah
tingkatan sifat-sifat dimana biasanya sifat yang tinggi tingkatannya
mempunyai pengaruh yang menentukan.
3. Gordon W. allport mengemukakan, kepribadian adalah organisasi
dinamis dalam diri individul sebagai sistim psikofisis yang menentukan
caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan.
(Yusuf, 2009:126).

Kepribadian dapat juga diartikan sebagai kualitas prilaku individu yang


tampak dalam melakukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan secara unik.
Keunikan peyesuaian tersebut sangat berkaitan dengan aspek-aspek kepribadian
itu sendiri, yaitu meliputi hal-hal sebagai berikut:

3
1. Kerakter, yaitu kosenkuen tidaknya dalam mematuhi etika prilaku,
konsisten atau teguh tidaknya dalam memegang pendirian atau
pendapat.
2. Temperamen, yaitu disposisi reaktif seseorang, atau cepat lambatnya
meraksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.
3. Sikap, sambutan terhapa objek yang bersifat positif, negative atau
ambivalen (ragu-ragu).
4. Stabilitas emosional, yaitu kadar kestabilanreaksi emosional terhadap
rangsangan dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung,
marah, sedih atau putus asa.
5. Responsibilitas (tanggung jawab), kesiapan unutk menerima resiko dari
tindakan atau perbutan yang dilakukan.
6. Sosialbilitas, yaitu disposisipribadi yang berkaitan dengan hubungan
interpersonal. Disposisi ini seperti tampak dala sifat pribadi yang
tertutup atau terbuka; dan kemampuan berkomunikasi dengan orang
lain. (Yusuf, 2009:128).

Salah satu kata kunci dari defenisi kepribadian adalah penyesuaian.


Penyesuaian itu dapat diartikan sebagai suatu proses respons individu baik yang
bersifat behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-
kebutuhan dari dalam diri, tegangan emosional, frustasi dan konflik dan
memelihara keharmonisan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan
tuntutan lingkaran.

b. karakteristik remaja
Early Adolescence (13-15) Waktu ini sekarang adalah cepatnya
pertumbuhan yang sering membawa kejanggalan, memperlihatkan kurangnya
koordinasi antara pikiran dan badan. Hal ini juga memberikan rasa malu pada
anak-anak muda karena organ-organ tubuh tertentu, seperti hidung, mulut dan
kaki bertumbuh lebih cepat dari anggota tubuh yang lain membuat mereka
seperti seorang gadis yang kecilnya berwajah buruh tetapi waktu dewasa
menjadi gadis yang molek dan memberikan rasa ketakutan yang tak tersalurkan
yang membuat mereka akan selalu merasa begitu. Usia untuk bergerombol
sekarang mencapai puncaknya dan mulai mulai surut digantikan oleh
4
ketertarikan kepada lawan jenis dan disertai perasaan malu pada periode ini. Hal
ini dapat dilihat melalui karakteristik-karakteristik:

a. Remaja Awal

1. Karakteristik Mental:
1. Remaja terjaga tetapi terpaku pada periode suka berkhayal.
2. Remaja berlajar dengan cepat.
3. Remaja mulai mendapatkan rasa tertarik pada hal-hal yang khusus.

2. Karakteristik Fisik:
1. Kesehatan bagus, hanya nomor kedua setelah masa periode pra-remaja.
2. Perkembangan fisik sangat cepat dengan nafsu makan yang kuat menyertai
masa pertumbuhan ini.
3. Otot-otot berkembang atau kegagalan koordinasi untuk menjaga tahap
perkembangan struktur tulang menyebabkan kecenderungan menuju
kejanggalan atau kekakuan.
4. Organ-orang sex berkembang, membuat perkembangan yang cepat secara
biologis. Hormon-hormon yang baru yang memperkembang insting sexual yang
mempengaruhi tingkah laku. Rousseau berkata: Kita dilahirkan dua kali,
pertama kali melalui kehadiran dan kedua pada kehidupan; pertama kali sebagai
anggota dari suatu suku dan kedua kali sebagai anggota dari kelompok secara
jenis kelamin.
5. Anak wanita lebih tinggi dari anak laki-laki pada usia 12 tahun sampai 13
tahun, benar-benar lebih tinggi pada usia 14 tahun dan mulai berkurang pada
usia 15 tahun dan 2 inchi lebih pendek dari laki-kali pada usia 16 tahun.

3. Karakteristik Sosial
1. Usia ini adalah usia yang menunjukkan kesetiaan pada kelompok, dengan
satu ketakutan bahwa dirinya berbeda dengan kelompoknya. Remaja mencari
persetujuan dari kelompok untuk semua aktifitas.
2. Remaja mencari lebih banyak kebebasan secara individu dengan suatu
ketajaman batin yang baru menunjukkan kwalitas secara pribadi. Weigles
menandai: Pandangannya menembus tindakan-tindakan yang dihasilkan dan
5
mengambil semangat diantara manusia. Mereka mulai melihat mutu ketajaman
batin untuk merasakan nilai hakiki pada kebenaran, iman dan pengorbanan diri.
Mereka penuh dengan ambisi dan membuat rencana untuk masa depan.
3. Keinginan untuk encari uang sering melanda anak remaja pada usia ini,
menghasilkan keinginan untuk lepas dari sekolah
4. Pada usia ini juga sering terjadi pergantian suasana hati. Suatu ketika aktifitas
ditunjukkan, sementara lain waktu lesu. Di pagi hari, anak-anak permulaan
remaja mungkin baik dengan keinginan hati , sementara di siang hari mereka
mungkin tamak. Satu jam mereka jadi egois tiba-tiba di lain waktu menjadi
penakut.
5. Kejanggalan ini ditunjukkan dalam berbagai cara:
a. Sangat menyukai dan tidak menyukai makanan, menyukai makanan tertentu
yang dimakan secara berlebihan.
b. Sangat menyenangi olah raga atletik dengan suatu kecenderungan berlebihan.
c. Rasa humor yang jelek, anak perempuan cenderung tertawa genit. Anak
remaja pada usia ini mempunyai rasa ketertarikan pada lawan jenis. Ini adalah
usia yang bahaya untuk seksualitas dan keinginan berteman. apabila anak
remaja tidak dibekali untuk menjalin hubungan secara pribadi.

4. Karakteristik Kerohanian
1. Ketertarikan pada hal-hal kerohanian berkurang secara drastis pada usia ini
tetapi remaja dipengaruhi oleh tingkah laku teman-teman sepergaulannya.
2. Kesadaran dalam beribadah seperti ikut ibadah salat di masjid,pengajian-
pengajian,dsb.
3. Ini adalah usia dimana cita-cita untuk pekerjaan seumur hidup sering akan
ditentukan. Hal penting dari pegangan sebelum anak-anak remaja ini tentukan
nasibnya dalam menyelesaikan perkerjaan.
4. Akan ada kurangnya kecenderungan dalam usia ini untuk menyatakan
perasaannya pada hal-hal yang bersifat rohani atau keyakinannya.
5. Sering terjadi pertentangan dengan suara hati.

b. Remaja Pertengahan (16/17)


Pertumbuhan berlanjut dengan cepat, anak muda dalam banyak hal
mencapai ketinggian fisiknya pada akhir periode usia ini. Dimana pada waktu
6
yang lalu anak-anak ini telah melalui satu periode dimana mereka mencari jati
diri, remaja sekarang mulai untuk mengembangkan rasa individualitasnya dan
menjadi seseorang yang mempunyai keputusannya sendiri.

1. Karakteristik Mental:
1. Remaja berada pada usia dimana dia akan senang sekali bertanya segala
sesuatu dan ingin bukti sebelum dia menerimanya.
2. Mereka mempunyai rasa hormat yang besar terhadap bea siswa dan sering
cenderung untuk mengambil satu jawaban atas sesuatu yang akan dipegang
menjadi bukti bahwa seserang mempunyai nama besar.
3. Prinsip-prinsipnya sekarang mulai dipertajam, dan mereka benar-benar
merencanakan cara untuk mencapainya.

2. Karakteristik Fisik:
1. Seksualitas berkembang terus, suatu kekuatan untuk berurusan dengan hal
ini.
2. Tinggi dan berat badan mencapai 85% dari usia pada masa dewasa.
3. Otot-otot menjadi berkembang dan mereka suka latihan-latihan kebugaran
fisik.

3. Karakteristik Sosial:
1. Mereka suka berkelompok-kelompok dan ingin dikelilingi oleh teman-teman
istimewanya
2. Kritis, sering kasar dalam menyampaikan pendapatnya kepada orang lain.
3. Sangat peka, dan sering dipengaruhi oleh pendapat orang banyak dan apa
yang dipikirkan oleh kelompoknya adalah pasti baik untuk dilakukan.

4. Karakteristik Kerohanian:
1. Mereka terus berkembang dalam pengenalan akan nilai-nilai sosial dan nilai-
nilai kerohanian menjadi terutama, dengan alasan akan pergaulan yang salah,
mereka akan kehilangan daya tarik.
2. Apa yang belum dilakukan dalam memberikan pondasi yang akan mendasari
dasar pemikirian mereka sekarang menjadi sulit untuk diberikan.

7
C. Remaja Akhir (18-24)
Secara fisik, ini adalah waktu yang lambat untuk bertumbuh,
pertumbuhan yang terlambat pada bagian yang lain akan menyesuaikan dengan
bagian yang lain. Kepribadian muncul dan karakter menjadi tetap. Rasa
memerlukan orang lain sekarang menemukan jalan keluarnya, tidak dalam
grup-grup atau kelompok-kelompok tetapi dalam satu klub, kelompok
persaudaraan, tempat satu rumah dan gereja.
Keraguan apapun akan berhubungan dengan keagamaan yang juga
dipikirkan dan suatu dasar yang memuaskan dalam penemuan iman atau ini
adalah penolakan terhadap barang peninggalanpada masa lalu, dengan
kekecewaan yang menhasilkan sinisme. Ketertarikan pada lawan jenis telah
menemukan pemecahannya melalui cinta dan rumah tangga dan membangun
sebuah rumah tangga.

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPRIBADIAN


REMAJA

faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian seseorang, yaitu faktor internal


dan eksternal.
1. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri orang itu
sendiri. Faktor internal ini biasanya merupakan faktor genetis atau bawaan.
Faktor genetis maksudnya adalah faktor yang berupa bawaan sejak lahir dan
merupakan pengaruh keturunan dari salah satu sifat yang dimiliki oleh salah
satu dari kedua orang tuanya atau bisa jadi gabungan atau kombinasi dari sifat
kedua orang tuanya. Oleh karena itu, sering kita mendengar istilah buah jatuh
tidak akan jauh dari pohonnya. Misalnya, sifat mudah marah yang dimiliki
oleh sang ayah bukan tidak mungkin akan menurun pula pada anaknya.

2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar orang tersebut.
Faktor eksternal ini biasanya merupakan pengaruh yang berasal dari lingkungan
seseorang mulai dari lingkungan terkecilnya, yakni keluarga, teman tetangga,

8
sampai dengan pengaruh dari barbagai madia audiovisual seperti TV, VCD dan
internet, atau media cetak seperti koran, majalah dan lain sebagainya.
Lingkungan keluarga, tempat seorang anak tumbuh dan berkembang
akan sangat berpengaruh terhadap kepribadian seorang anak. Terutama dari cara
orang tua mendidik dan membesarkan anaknya. Sejak lama peran sebagai orang
tua sering kali tidak dibarengi oleh pemahaman mendalam tentang kepribadian.
Akibatnya, mayoritas orang tua hanya bisa mencari kambing hitam bahwa si
anaklah yang tidak beres- ketika terjadi hal-hal negatif mengenai prilaku
keseharian anaknya.seorang anak yang memiliki prilaku demikian
sesungguhnya meniru cara berpikir dan perbuatan yang sengaja atau tidak
sengaja yang dilakukan oleh orang tua mereka. Contoh orang tua sering
memerintahkan anaknya, tolong nanti kalau ada telepon, bilang ayah dan ibu
sedang tidak ada dirumah, karena ayah dan ibu akan tidur . Peristiwa ini
adalah suatu pendidikan kepada anak bahwa berbohong boleh atau halal
dilakukan. Akibatnya anak juga melakukan prilaku bohong kepada orang lain
termasuk pada orang tua yang mencontohinya. Jika perbuatan bohong yang
dilakukan anak memperoleh kepuasan atau kenikmatan, minimal tidak
memperoleh hukuman, maka perbuatan bohong itu akan dikembangkan lebih
lanjut oleh anak tersebut. Bahkan mungkin saja daya bohong itu akan menjadi
suatu kesenangan dan dapat juga menjadi suatu keahlian yang lama-kelamaan
menjadi kepribadiannya. Demikian juga prilaku positif dan negatif lain yang
terperaktikkan di lingkungan rumah.
Menurut Levine (2005) menegaskan bahwa kepribadian orang tua akan
berpengaruh terhadap cara orang tua tersebut dalam mendidik dan
membesarkan anaknya yang pada gilirannya juga berpengaruh pada kepribadian
si anak tersebut.
Lingkungan sekolah dapat mempengaruhi kepribadian anak. Faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi di antaranya, yaitu iklim emosional kelas,
sikap dan prilaku guru, disiplin, prestasi belajar, penerimaan teman sebaya.

9
C. PERBEDAAN INDIVIDUAL DALAM PERKEMBANGAN REMAJA
Lingkungan kehidupan social budaya yang mempengaruhi
perkembangan pribadi seseorang amatlah kompleks dan heterogen. Baik
lingkungan alami maupun lingkungan yang diciptakan untuk maksud
pembentukan pribadi anak-anak dan remaja, masing-masing memiliki ciri yang
berbeda-beda. Oleh karena itu, secara singkat dapat dikatakan bahwa
perkembangan pribadi setiap individu berbeda-beda pula sesuai dengan
lingkungan di mana mereka dibesarkan.
Contohnya dua orang anak dibesarkan di dalam satu keluarga akan
menunjukan sifat pribadi yang berbeda, karena hal itu ditentukan oleh
bagaimana mereka masing-masing berinteraksi dan mengintegrasikan dirinya
dengan lingkungannya.

D. PENGARUH PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN TERHADAP


TINGKAH LAKU

Kepribadian adalah segala corak kebiasaan manusia yang terhimpun


dalam dirinya yang digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap
segala rangsang baik yang datang dari dalam dirinya maupun dari
lingkungannya, sehingga corak dan kebiasaan itu merupakan suatu kesatuan
fungsional yang khas untuk manusia itu. Dari pengertian tersebut, kepribadian
seseorang jelas sangat berpengaruh terhadap perilaku sehari-harinya.
Konsep diri merupakan penentu sikap individu dalam bertingkah laku,
artinya apabila individu cenderung berpikir akan berhasil, maka hal ini
merupakan kekuatan atau dorongan yang akan membuat individu menuju
kesuksesan. Sebaliknya jika individu berpikir akan gagal, maka hal ini sama
saja mempersiapkan kegagalan bagi dirinya. Dari beberapa pendapat dari para
ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian konsep diri adalah cara
pandang secara menyeluruh tentang dirinya, yang meliputi kemampuan yang
dimiliki, perasaan yang dialami, kondisi fisik dirinya maupun lingkungan
terdekatnya.

10
Beberapa Kondisi yang mempengaruhi konsep diri remaja:
1. Usia Kematangan
Remaja yang cepat matang, yang diperlakukan seperti orang hampir dewasa,
maka akan mempunyai penyesuaian diri yang baik. Sebaliknya remaja yang
lambat matang, yang diperlakukan seperti anak-anak, maka akan mempunyai
penyesuaian diri yang kurang baik.
2. Penampilan Diri
Penampilan diri menarik, akan mendapatkan penilaian yang baik juga dari
lingkungan, sehingga membentuk konsep diri yang bagus dan menambah
dukungan sosial.
Sebaliknyan penampilan diri yang berbeda akan mendapatkan penilaian yang
kurang baik dari lingkungan yang mengakibatkan rasa rendah diri.
3. Nama dan Julukan.
Remaja akan malu kalau teman sekelompoknya menilai namanya buruk atau
mendapatkan julukan yang bernada cemoohan.
4. Hubungan Keluarga
Seorang remaja yang mempunyai hubungan yang baik dengan salah satu
anggota keluarga akan mengidentifikasikan diri dengan orang tersebut dan ingin
mengembangkan pola kepribadian yang sama. Jika jenis kelaminnya sama,
remaja akan tertolong untuk mengembangkan konsep diri yang sesuai dengan
jenis kelaminnya.
5. Teman Sebaya
Konsep diri remaja merupakan cerminan dari anggapan kelompok tentang
dirinya. Mereka mengembangkan ciri kepribadian yang diakui kelompoknya.
6. Kreativitas
Remaja yang semasa anak-anak didorong agar kreatif, akan mengembangkan
perasaan individualitas dan identitas yang memberi pengaruh baik pada konsep
dirinya. Sementara remaja yang di masa anak-anak didorong untuk mengikuti
pola yang sudah diakui akan kurang mempunyai perasaan identitas dan
individualitas.
7. Cita-cita
Cita-cita yang realistis dan remaja yang berhasil akan menimbulkan
kepercayaan diri dan kepuasaan sehingga terciptalah konsep diri yang baik.
Sementara cita-cita yang tidak realistis dan remaja yang sering menemui
11
kegagalan akan membuat remaja merasa tidak mampu dan selalu menyalahkan
sebab kegagalan tersebut (diri dan lingkungan).

Karakteristik Kepribadian juga berpengaruh terhadap tingkah laku


remaja.
E.B. Hurlock (1986) mengemukakan bahwa penyesuaian yang sehat atau
kepribadian yang sehat (healthy personality) ditandai dengan karakteristik
sebagai berikut.
a. Mampu menilai diri secara realities
b. Mampu menilai situasi secara realistik.
c. Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik.
d. Menerima tanggung jawab.
e. Kemandirian (autonomi).
f. Dapat mengontrol emosi.
g. Berorientasi tujuan.
h. Berorientasi keluar.
i. Penerimaan sosial.
j. Memiliki filsafat hidup.
k. Berbahagia

E. UPAYA-UPAYA PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN REMAJA


Usaha-usaha agar kepribadian remaja menjadi matang antara lain:
1. Menentukan cita-cita yang realistik yang mungkin tercapai.
2. Belajar menilai kelebihan dan kekurangan diri.
3. Harus mempunyai konsep diri yang stabil.
4. Harus bisa menghargai hal-hal yang telah dicapai dan memperbaiki
kekurangan.
Seorang remaja dapat di kategorikan telah memiliki identitas yang
matang (sehat), jika sudah memiliki pemahaman dan kemampuan untuk
menyesuaikan diri dengan diri sendiri, peran-peranya dalam kehidupan social
baik di lingkungan keluarga,sekolah dan masyarakat,dunia kerja,dan nilai-nilai
agama.

12
Keberhasilan remaja dalam usaha untuk memperbaiki kepribadianya
tergantung pada banyak factor:
1. Remaja harus membuat penilaian yang realistik mengenai kelemahan
dan kelebihanya.
2. Remaja harus memiliki konsep-konsep yang stabil
3. Remaja harus cukup puas dengan apa yang yang mereka capai dan
memperbaiki prestasi-prestasi di bidang yang mereka anggap kurang.
Menerima diri sendiri akan menimbulkan perilaku yang membuat
orang lain menyukai dan menerimanya. Hal ini akan mendorong
remaja untuk berperilaku yang baik dan mendorong perasaan
menerima diri sendiri, yang mana sikap ini dapat menentukan
kebahagiaan seseorang.
Menurut Hurlock (1997:235) Teman-teman sebaya turut mempengaruhi
pola kepribadian remaja, kreativitas dalam bermain dan dalam tugas-tugas
akademis dapat mengembangkan perasaan individualitas dan identitas
yang member pengaruh positif pada konsep dirinya. Cita-cita remaja yang
realistic sesuai kemampuanya maka akan lebih banyak mengalami keberhasilan
daripada kegagaln, Ini akan menimbulkn kepercayaan diri dan kepuasan diri
yang lebih besar memberikan konsep diri yang lebih baik. (PSIKOLOGI
PERKEMBANGAN HAL 209-212).
Menurut freud,masa remaja dapat dikategorikan dalam fase genital
,Dalam teori psikoanalisa ,karakter genital mengikhtisarkan tipe ideal dari
kepribadian ,yakni terdapat pada orang yang mampu mengembangkan relasi
seksual yang matang dan bertanggung jawab,serta mampu memperoleh
kepuasan percintaan heteroseksual.Untuk mencapai karakter genital ini individu
haruslah terbebas dari ketidakpuasan dan hambatan masa kanak-kanak
awal.Sebaliknya,apabila individu memiliki pengalaman traumatikdi masa
kanak-kanak awalnya maka penyesuaian yang memadai selama fase genital
akan sulit. (TEORI2 KEPRIBADIAN HAL53-54).

13
F. IMPLIKASI KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN REMAJA
TERHADAP PENDIDIKAN

Lingkungan sekolah mempunyai pengaruh besar terhadap


perkembangan jiwa remaja. Sekolah selain mengemban fungsi pengajaran juga
fungsi pendidikan. Dalam kaitan pendidikan sekolah dalam istilahnya rumah
kedua bagi siswa, merupakan tempat rujukan dan perlindungan jika remaja
mengalami masalah.

Upaya-upaya yang dapat dilakukan pengajar dalam hal memahami siswa


sebagai sosok remaja, yaitu:
Membantu siswa dalam menemukan jati diri dan menghadapi
kegagalan yang dihadapinya.
Emosi yang memuncak adalah karakteristik dari remaja. Guru dapat
membimbing remaja untuk pengendalian emosi negative.
Mengajari cara memahami orang lain dan toleransi merupakan cara
guru dalam mendidik remaja.
Dengan mempelajari berbagai karakteristik remaja akan sangat
membantu siswa yang masih dalam masa remaja, untuk keberhasilan proses
pengajaran. Karena setiap remaja berbeda, maka guru mau tidak mau harus bisa
menjadi teman dan orang tua bagi remaja itu sendiri. Diperlukan sikap polos,
objektif terhadap siswa, adil dan menunjukkan perhatian serta rasa simpatik
dalam menghadapi remaja.

14
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kepribadian secara etimologi merupakan terjemahan dari bahasa Inggris
personality. Sedangkan istilah personality secara etimologi berasal dari
bahasa latin person (kedok) dan personare (menembus). Sedangkan yang
dimaksud dengan personare adalah bahwa para pemain sandiwara itu melalui
kedoknya berusaha menembus keluar untuk mengekspresikan satu bentuk
gambaran manusia tertentu. Memahami karakteristik-kepribadian peserta didik
tidaklah mudah. Sehingga antara pendidik dengan peserta didik sama-sama
belajar. Karakteristik kepribadian sangat berpengaruh dalam proses
pembelajaran karena pelajaran atau materi dapat dipahami oleh peserta didik
saat peserta didik dapat fokus terhadap apa yang sedang dibahas.
Di dalam kepribadian Remaja, ada dua faktor tetap yang mempengaruhi.
Yaitu faktor luar (external) dan faktor dalam (internal). Konsep diri merupakan
penentu sikap individu dalam bertingkah laku, artinya apabila individu
cenderung berpikir akan berhasil, maka hal ini merupakan kekuatan atau
dorongan yang akan membuat individu menuju kesuksesan. Sebaliknya jika
individu berpikir akan gagal, maka hal ini sama saja mempersiapkan kegagalan
bagi dirinya.
Usaha-usaha agar kepribadian remaja menjadi matang antara lain,
menentukan cita-cita yang realistik yang mungkin tercapai, belajar menilai
kelebihan dan kekurangan diri, harus mempunyai konsep diri yang stabil, harus
bisa menghargai hal-hal yang telah dicapai dan memperbaiki kekurangan.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan pengajar dalam hal memahami
siswa sebagai sosok remaja, yaitu membantu siswa dalam menemukan jati diri
dan menghadapi kegagalan yang dihadapinya, emosi yang memuncak adalah
karakteristik dari remaja. guru dapat membimbing remaja untuk pengendalian
emosi negative, mengajari cara memahami orang lain dan toleransi merupakan
cara guru dalam mendidik remaja.

15
DAFTAR RUJUKAN

Hurlock, E.B. 1990. Psikologi perkembangan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sunarto, dan B. Agung Hartono. 1995. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta :

Penerbit Rineka Cipta.

Suryabrata, Sumadi. 1991. Psikologi Pendidikan. Jakarta: C.V. Rajawali.

Salwanis, Melji. 2016. Karakteristik perkembangan kepribadian pada peserta

didik dan implikasinya. (online)

(http://meljisalwanis.blogspot.co.id/2016/10/karakteristik-

perkembangan-kepribadian.html)

Zakia, Estrella. 2012. Perkembangan Kepribadian Remaja. (online)

(http://zakiacuteharrier.blogspot.co.id/2012/01/perkembangan-

kepribadian-remaja.html)

Utama, Arya. 2010. Kepribadian Anak Tergantung Bagaimana Orang Tua

Mendidik. (Online).

(https://ilmupsikologi.wordpress.com/tag/kepribadian-remaja/)

Pradipta, W Rivan. 2012. Kepribadian Remaja. (online)

(http://rivanpradipta.blogspot.co.id/2012/10/kepribadian-remaja.html)

Nurdin. 2011. Perkembangan Kepribadian Remaja. (online)

(http://nurdindianhusada.blogspot.co.id/p/perkembangan-kepribadian-

remaja.html)

Buckori, Imam. 2015. Perkembangan Kepribadian Remaja. (Online)

(http://imanbuckhoori.blogspot.co.id/2015/04/perkembangan-

kepribadian-remaja.html)

16

Anda mungkin juga menyukai