Anda di halaman 1dari 5

Sinopsis Film Monsieur Lazhar

Monsieur Lazhar adalah film Kanada berbahasa Prancis yang keluar pada tahun
2011. Film ini disutradai oleh Philippe Falardeau dan dibintangi oleh Mohamed Saïd
Fellag, Sophie Nélisse, Émilien Néron, dan sebagainya. Film ini merupakan adaptasi dari
stage play karya Évelyne de la Chenelière yang memiliki judul yang sama dengan tokoh
utama dalam film yaitu, Bachir Lazhar. Film ini menceritakan tentang seorang réfugié yang
berasal dari Algeria yang tinggal di Kanada dan mengajar di sebuah sekolah dasar di
Montreal, Kanada, menggantikan guru perempuan yang bunuh diri di sekolah itu.

Cerita dimulai saat seorang murid bernama Simon menemukan gurunya yang
bernama Martine Lachance gantung diri di ruang kelas saat ia sedang mengantar berlingots.
Seorang murid bernama Alice pun tak sengaja menyaksikan peristiwa itu saat hendak
masuk ke kelas. Kejadian itu membuat sekolah diliburkan selama beberapa hari. Kelas yang
menjadi tempat bunuh diri diubah suasananya untuk menghilangkan jejak yang
mengingatkan pada Martine : warna cat dinding diganti, barang-barang dan lukisan-lukisan
karya para murid yang mengingatkan pada Martine dilepas dari dinding dan dihilangkan
dari ruang kelas.

Beberapa hari setelah peristiwa tragis itu, murid-murid kembali ke sekolah. Kepala
sekolah yang bernama Vaillancourt mengadakan pertemuan dengan para murid beserta
kedua orang tua mereka. Ia mengajak semua orang yang ada di sana untuk tetap kuat dan
meminta para murid untuk memberitahu orang tua atau pihak sekolah jika mereka
memiliki masalah atau merasa tidak baik. Kepala sekolah pun membawa seorang psikolog
yang bernama Julie Latendresse, yang akan masuk ke kelas, terutama kelas yang
ditinggalkan Martine sebagai wali kelasnya, beberapa minggu ke depan pada setiap jeda
jam pelajaran.

Setelah peristiwa bunuh diri yang terjadi di sekolah yang dikelolanya, Madame
Vaillancourt merasa kewalahan menghadapi masalah yang timbul yaitu karena sekolahnya
muncul di media pemberitaan karena kejadian bunuh diri itu. Belum lagi ia pun kesulitan
mencari guru pengganti karena orang-orang tidak ingin bekerja di sekolah yang menjadi
tempat kejadian bunuh diri. Citra sekolah pun menurun. Lalu, tak lama kemudian, seorang
pria bernama Bachir Lazhar datang dan ingin melamar menjadi guru di sekolah itu. Lazhar
adalah seorang réfugié dari Algeria namun ia berbohong dan mengaku sebagai penduduk
tetap di Kanada. Ia menceritakan dirinya sudah memiliki pengalaman mengajar selama 19
tahun di Algeria padahal sebenarnya ia adalah mantan pemilik restoran, dan bersama
dengan pengacaranya kini ia sedang memohon hak tinggal di Kanada. Pada awalnya,
Madame Vaillancourt menolak karena ada prosedur yang harus dijalankan sebelum bisa
menjadi guru di sekolah, namun akhirnya ia menerima Lazhar karena kelas harus tetap
berjalan.

Lazhar pun mulai mengajar di sekolah itu sekaligus menjadi wali kelas sebagai
pengganti Martine. Kelas berjalan seperti biasa dan Lazhar yang masih asing dengan dunia
pengajaran di Kanada berusaha menyesuaikan diri, namun seiring itu timbul berbagai
masalah yang berhubungan dengan peristiwa Martine. Sekolah yang sepertinya berusaha
menghindari membicarakan tentang Martine dan tak memberi ruang pada para murid
untuk mengekspresikan dukanya dan mengenang sosok Martine, membuat para murid,
terutama murid tertentu mengungkit tentang sosok gurunya yang melakukan tindak bunuh
diri itu. Di hari pertama mengajar, ia dihadapkan dengan seorang murid yang menatap
langit-langit ruang kelas yang merupakan tempat Martine bunuh diri. Karena hal itu, ia
meminta ruang kelas baru pada Madame Vaillancourt, tapi sayangnya tak ada lagi ruangan
yang dapat dipakai di sekolah itu. Selain itu seorang murid bernama Shanel memutuskan
keluar dari sekolah karena mengalami mimpi buruk dan tak mau lagi pergi ke sekolah
tersebut.

Para murid, terutama dua murid bernama Simon dan Alice yang menjadi saksi
bunuh diri Martine, terlihat selalu mengenang dan membicarakan gurunya itu yang dikenal
sebagai orang yang baik hati dan penyayang. Simon memiliki foto Martine saat mengajar di
kelas, dan ia hendak memberikannya pada Alice. Namun Alice menolak karena ia merasa
aneh melihat foto itu. Namun walau begitu, kenangan tentang Martine akan tetap berada
dalam kepalanya. Hubungan kedua murid itu baik hingga suatu hari mereka mulai
bermusuhan satu sama lain. Itu bermula saat Alice melakukan persentasi di kelas yang saat
itu membahas tema “violence”. Dalam persentasinya ia menceritakan bagaimana ia
menyukai sekolahnya, orang-orang di sekitarnya termasuk ibunya selalu memberitahunya
kalau sekolah adalah tempat yang indah, dan lingkungan yang menyenangkan itu
mempengaruhi kehidupannya. Lalu ia berkata kalau di sekolah yang indah itu, ternyata
gurunya, Martine bunuh diri. Ia menceritakan bagaimana ia merasa tertekan setelah
kejadian itu dan tak ada yang menemaninya karena ibunya yang bekerja sebagai pilot
sedang berada di Miami. Ia pun menyampaikan kalau sebenarnya ia mengerti tindakan
bunuh diri Martine merupakan bukti kalau Martine tak punya semangat pada kehidupan
lagi, dan menurutnya mungkin ada “message de violence” dari tindakan bunuh diri itu : di
sini kemungkinan terdapat dua makna. Yang pertama, mungkin ada sesuatu kejadian di
sekolah yang bisa menjadi trigger bagi Martine untuk melakukan bunuh diri ataupun
Martine melakukan “violence” pada dirinya sendiri dengan membunuh diri sendiri dan
berdasarkan topik yang sedang dibahas, orang yang melakukan violence harus dihukum.
Namun Martine tak bisa dihukum karena ia sudah mati. Karena persentasi Alice itu,
pembicaraan tentang Martine pun benar-benar terungkit kembali dan dengan persentasi
itu, Alice berniat secara implisit menyindir Simon, yang dianggapnya pernah melakukan
kesalahan pada Martine, yang dianggapnya mungkin penjadi penyebab gurunya itu bunuh
diri.

Setelah persentasi di kelas itu, Lazhar mendatangi Madame Vaillancourt dan


menunjukkan teks hasil persentasi yang dibuat Alice. Ia meminta izin untuk menyebarkan
teks itu di sekolah karena menurutnya teks tersebut menunjukkan adanya keinginan murid
untuk membicarakan tentang kematian, terutama tentang Martine. Namun Madame
Vaillancourt menolak karena menurutnya teks itu “violent”. dan menunjukkan bahwa ia tak
ingin membahas tentang peristiwa Martine. Ia meminta Lazhar tak membicarakan lagi
tentang Martine dan fokus dalam kegiatan mengajar karena sejauh ini semuanya berjalan
dengan baik dan tak muncul lagi masalah. Menurutnya psikolog pun sedang melakukan
tugasnya membantu masalah kejiwaan murid.

Lalu pada suatu hari selanjutnya, saat pesta diadakan di sekolah dan dimeriahkan
para murid dan guru, terjadi pertengkaran antara Simon dan seorang murid bernama
Victor. Simon menjahili Victor sehingga Victor mengambil foto Martine yang berada di saku
Simon. Pertengkaran antara dua murid itu mengundang perhatian para guru. Seorang guru
kaget setelah mengambil dan melihat foto Martine yang sebelumnya pernah ditunjukkan
Simon pada Alice. Foto itu kini terdapat coretan pulpen yang memberi sayap malaikat pada
sosok Martine dan ikatan tali yang menunjukkan Martine gantung diri. Karena itu Simon
pun dibawa ke ruangan lain dan berbicara dengan Madame Vaillancourt.

Di suatu hari selanjutnya, saat para guru berkumpul mengadakan rapat untuk
membicarakan program yang akan mereka lakukan bersama para murid, Madame
Vaillancourt menyampaikan permintaan orang tua murid agar Simon didiskors karena
pertengkarannya dengan Victor tempo hari. Pembicaraan pun beralih pada masalah Simon.
Guru-guru mengetahui kalau sudah tiga tahun ini Simon memang sering melibatkan
dirinya dengan tindakan “violence” di sekolah. Lazhar beranggapan kalau hal itu mungkin
berhubungan dengan keadaan murid yang tak dapat dengan baik mengekspresikan rasa
dukanya dan menurutnya foto yang dimiliki Simon adalah bukti dari hal itu. Secara implisit,
ia berusaha mengarahkan pembicaraan pada peristiwa Martine, topik yang selalu ingin
dihindari pihak sekolah. Namun pada rapat itu terungkap juga skandal yang pernah
melibatkan Simon dan Martine, yaitu ketika suatu hari Martine ingin menenangkan Simon
yang menangis dengan memeluknya pada saat “cours de recuperation” karena Simon
memiliki masalah di rumah. Tapi Simon menolak dan malah mengatakan pada pihak
sekolah kalau Martine berusaha melakukan hal yang tak pantas padanya. Para guru lain
dapat mengerti tindakan yang dilakukan Martine namun rumor terlanjur tersebar di
sekolah walau pada akhirnya rumor itu bisa diluruskan kembali.

Sehabis membahas topik singkat tentang masa lalu Martine saat rapat guru tadi,
Lazhar meminta seorang petugas sekolah menunjukkan barang-barang peninggalan
Martine yang masih ada di sekolah. Pihak sekolah telah menghubungi suami Martine untuk
membawa barang-barang itu, namun ia tak pernah datang. Petugas sekolah tak membuang
barang-barang itu dan menyimpannya di gudang karena menurutnya mungkin ada barang
yang masih berguna.

Suatu hari, Lazhar diundang makan malam di rumah seorang guru perempuan
bernama Claire. Mereka berbincang tentang banyak hal terutama mengenai kekhawatiran
Lazhar dalam menyesuaikan diri dengan metode pengajaran sekolah. Lalu topik beralih
pada saat Lazhar menanyakan pada Claire tentang Martine saat ia masih hidup dan apakah
menurut rekan kerjanya itu, ada hubungan antara kejadian bunuh diri Martine dengan
skandal yang pernah terjadi antara Simon dan Martine. Claire berkata ia cukup mengenal
Martine dan ia tahu Martine memah sudah tidak merasa baik sejak lama karena penyakit
kecemasan. Namun ia tak pernah membayangkan Martine akan bunuh diri. Setelah itu ia
mengajak Lazhar untuk membicarakan hal lain dan topik pun beralih pada pembicaraan
tentang latar belakang kehidupan mereka masing-masing sebagai imigran.

Pada suatu hari selanjutnya, saat jam pelajaran tanpa sengaja peristiwa Martine
terungkit kembali. Itu berawal dari seorang murid yang menanyakan arti kata défenestrer.
Victor menceritakan tentang kakeknya yang pernah menjadi tahanan perang dan
mendapat siksaan lalu bunuh diri setelah bebas dari penjara dengan melompat keluar
jendela. Karena topik tentang bunuh diri terlanjur dibahas, Lazhar bertanya apakah Victor
membicarakan tentang bunuh diri dengan orang tuanya. Victor menjawab kalau ia
membicarakan tentang bunuh diri kakeknya dengan ibunya setelah peristiwa Martine.
Alice nampaknya tak suka Victor menghubungkan peristiwa yang dialami kakek Victor
dengan Martine. Namun Victor menanggapi kalau peristiwa Martine dan kakeknya dapat
dibedakan. Ia memahami alasan kakeknya bunuh diri : trauma akan kehidupan karena
disiksa oleh tentara, namun tak ada yang paham alasan Martine melakukan bunuh diri.

Lalu Lazhar pun bertanya pada murid-muridnya yang lain apakah mereka juga
membicarakan tentang bunuh diri dengan orang tua mereka. Ada seorang murid yang
mengangkat tangan dan mengemukakan pendapat. Menurut murid itu, orang dewasa
berpikir kalau mereka merasa trauma akan kehidupan, mungkin itu setelah berhadapan
dengan peristiwa bunuh dirinya Martine. Namun ia pikir orang dewasa lah yang sepertinya
trauma akan hal itu. Lalu tiba-tiba Alice menunjuk Simon untuk berbicara. Simon yang
marah karena sikap Alice yang selalu memojokkannya setelah persentasi di kelas itu
akhirnya “meledak” dan mengungkit lagi skandalnya dengan Martine. Sambil menangis, ia
berusaha tak menyalahkan dirinya namun peristiwa gurunya yang bunuh diri itu
membuatnya tertekan dan merasa bersalah. Lazhar pun menenangkannya dan
memberitahu kalau Martine sebenarnya sakit sudah sejak lama, lalu ia meminta agar para
muridnya untuk tidak mencari makna atau alasan dari kematian Martine. Ia mengakhiri
pembicaraan dengan memberi nasihat kalau kelas itu adalah tempat pertemanan, tempat
bekerja, dan tempat adanya kehidupan, menanamkan harapan, bukan tempat untuk
menaruh keputusasaan.

Setelah topik tentang bunuh diri itu dibicarakan di kelas, nampaknya para murid
menjadi agak lega dan hubungan antara Simon dan Alice yang tadinya berseteru pun
membaik. Namun kabar buruk kembali datang. Lazhar dipanggil oleh Madame Vaillancourt
karena membahas topik bunuh diri di kelas. Lazhar membela diri karena ia tak punya
pilihan ketika para murid lah yang duluan mengungkit tentang topik itu. Madame
Vaillancourt yang tak dapat menerima alasan itu, membahas kembali keinginan Lazhar
yang sejak awal memang selalu mencoba mengungkit masalah Martine, ditambah lagi ia
tahu Lazhar pun menambahkan teks persentasi Alice ke dalam surat yang dikirimkan
kepada orang tua Simon. Madame Vaillancourt menegaskan kalau sejak awal ia telah
meminta Lazhar untuk tak membahas tentang kematian, bunuh diri, ataupun tentang
Martine. Lazhar berusaha membela karena ia hanya bermaksud agar orang tua Simon lebih
memberi perhatian kepada anaknya, namun sebelum ia selesai bicara, Madame
Vaillancourt menyela dan berkata kalau ia tahu latar belakang Lazhar yang bukan
penduduk tetap Kanada melainkan réfugié. Ia sebenarnya sadar melakukan kesalahan
karena telah menerima Lazhar bekerja di sekolahnya. Namun ia tetap mempertahankan
Lazhar karena pria itu bekerja dengan baik. Tapi keadaannya berbeda sekarang, masalah
timbul, terutama dari orang tua karena tindakan Lazhar. Sehingga Madame Vaillancourt
memutuskan untuk memberhentikan Lazhar dan memberitahu kalau guru lain telah
menggantikan posisinya di kelas untuk sementara dan guru pengganti baru akan datang
esok hari.. Lazhar menolak karena ia tak ingin pergi dari sekolah begitu saja apalagi saat itu
mendekat dengan akhir tahun pelajaran. Ia meminta Madame Vaillancourt untuk
memberinya kesempatan namun Madame Vaillancourt menolak karena ia pun telah
mendapat masalah : ia akan diberhentikan di akhir tahun karena mempekerjakan Lazhar di
sekolah itu tanpa mengikuti prosedur terlebih dahulu. Lazhar pun merasa menyesal lalu
dia pun mengajukan permintaan terakhir, ia ingin Madame Vaillancourt mengizinkannya
masuk kelas terakhir kali untuk berpamitan pada murid-muridnya. Madame Vaillancourt
awalnya menolah, namun Lazhar mengungkit kembali masalah Martine dan berkata kalau
Martine pergi tanpa peringatan apapun. Sehingga Madame Vaillancourt pun mengizinkan
Lazhar masuk ke kelas untuk berpamitan pada murid.

Saat di kelas, Lazhar membagikan lembar cerita yang diciptakannya sendiri pada
setiap murid. Cerita itu berjudul “L’arbre et la chrysalide”. Seiring dengan narasi Lazhar di
latar belakang tentang cerita itu, film pun berakhir dengan adegan pulang para murid
kecuali Alice yang sehabis membawa tas dari loker, berjalan kembali ke kelas dan memeluk
Lazhar sambil menangis.

Anda mungkin juga menyukai