Anda di halaman 1dari 10

Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling Tersedia Online di

Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 332-341 http://pasca.um.ac.id/conferences/index.php/snbk


ISSN 2579-9908

PERAN SUPERVISI BK UNTUK


MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU BK

Septin Anggraini
Universitas Negeri Malang
E-mail: sefty943@gmail.com

ABSTRAK

Profesi guru bimbingan dan konseling perlu tumbuh dan berkembang agar dapat memberikan layanan
konseling dengan baik. Dalam rangka meningkatkan profesionalisme bimbingan dan konseling
dibutuhkan pengawasan dan bimbingan dari kepala sekolah sebagai supervisor. Profesionalisme guru BK
dan peran supervisi BK dalam meningkatkan profesionalisme guru BK, bertujuan untuk mendiskripsikan
profesionalisme guru BK di SMP 2 Madiun serta peran supervisi BK dalam meningkatkan
profesionalisme guru BK. Tugas kepala sekolah sebagai supervisor telah dilaksanakan oleh kepala
sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru BK dengan menggunakan beberapa teknik,
diantaranya, percakapan pribadi, diskusi kelompok, penghargaan terhadap guru, penyediaan sumber
belajar yang memadai dan pendelegasian guru dalam program edukatif ( MGBK dan Seminar). Belum
ada pengawas dari dinas pendidikan yang datang secara khusus untuk melakukan supervisi terhadap
layanan BK dan belum ada ruangan khusus untuk pelayanan BK. Penelitian ini merupakan penelitian
lapangan (field research) dengan model kualitatif. Metode yang digunakan yaitu, observasi, interview dan
dokumentasi. Analisis data yang diberikan akan memberikan makna terhadap data yang berhasil
dikumpulkan.

Kata Kunci: supervisi BK, profesionalisme guru BK

PENDAHULUAN bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,


Pendidikan dalam suatu negara berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
memegang peranan yang sangat penting kreatif, mandiri dan menjadi warga negara
untuk menjamin kelangsungan tiap negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
dan bangsa, karena pendidikan merupakan Sehubungan dengan itu maka untuk
wahana untuk meningkatkan dan mencapai suatu realisasi dan tujuan
mengembangkan kualitas sumber daya pendidikan nasional, memerlukan partisipasi
manusia. Dalam Undang-Undang No 20 guru sebagai warga negara dan warga
Tahun 2003 (Sisdiknas, Pasal 3), pendidikan masyarakat. Apalagi guru dikenal sebagai
nasional berfungsi mengembangkan dan tenaga profesional kependidikan, yang
membentuk watak serta peradaban bangsa mempunyai tanggung jawab besar dalam
yang bermartabat dalam rangka menangani berhasil atau tidaknya program
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan pendidikan dan pembangunan bangsa,
untuk berkembangnya potensi peserta didik sehingga secara ideal, baik atau buruknya
agar menjadi manusia yang beriman dan

332
Anggraini, Peran Supervisi BK... 333

suatu bangsa dimasa mendatang banyak (perintisan), dekade 70-an (penataan), dekade
terletak di tangan guru. 80-an (pemantapan), dekade 90-an
Dari penjelasan diatas guru BK memiliki (profesionalisasi). Walaupun demikian,
tugas dan tanggung jawab yang cukup berat. profesi bimbingan dan konseling masih
Guru harus membimbing anak didik menjadi dirundung banyak masalah terutama pada
manusia pembangunan yang berpancasila, tataran praksisnya.
kemudian memiliki kejujuran profesional, Layanan bimbingan dan konseling
selalu memelihara hubungan baik dengan disekolah juga masih banyak dirundung
anak didik, teman sejawat, orang tua murid masalah pada tataran praksisnya. Guru BK
atau keluarga maupun masyarakat, mengenal sebagai konselor disekolah masih
anak didik, disamping harus meningkatkan menagalami kendala dan masalah yang
mutu profesi dan organisasi profesionalya beragam, penyebab masalah dapat timbul
serta mematuhi ketentuan-ketentuan yang dari berbagai faktor, sehingga hanya sedikit
telah ditetapkan oleh pemerintah dibidang sekolah saja yang mampu menjalankan BK
pendidikan. Dalam proses pendidikan dengan baik.
semestinya menyentuh dunia kehidupan Masalah-masalah tidak seluruhnya
peserta didik secara individual. Proses ini dialami oleh seluruh guru BK dan sekolah,
tidak cukup hanya dilakukan oleh guru, tetapi namun ada sebagaian guru BK dan sekolah
perlu bantuan profesi pendidik lain yaitu yang mengalami salah satu atau beberapa
guru bimbingan dan konseling atau konselor. problem. Jika problem-problem tersebut
Bimbingan dan konseling (BK) sebagai tidak segera disikapi secara positif maka rasa
bagian intregral dari proses pendidikan percaya diri guru BK dalam menjalankan
merupakan salah satu komponen penting tugas disekolah tentu akan terganggu.
yang menentukan kualitas pelayanan Sedangkan profesi guru bimbingan dan
pendidikan pada siswa. konseling perlu tumbuh dan berkembang
Sejarah keberadaan bimbingan dan agar dapat memberikan layanan konseling
konseling dalam dunia pendidikan Indonesia dengan baik. Setiap guru bimbingan dan
mulai di rintis pada pertengahan tahun enam konseling perlu menyadari bahwa
puluhan. Dalam waktu lebih dari empat pertumbuhan dan perkembangan profesi
puluh tahun tersebut, perkembangan merupakan suatu keharusan untuk kinerja
bimbingan dan konseling telah melewati dan layanan yang berkualitas.
beberapa periode yaitu dekade 60-an
334 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 332-341

Salah satu faktor yang mempengaruhi meningkatkan profesionalisme guru BK.


profesionalisme guru yakni supervisi. Dalam Dalam konteks ini salah satu program
bidang supervisi, kepala sekolah mempunyai unggulan di SMP Negeri 2 Madiun adalah
tugas dan bertanggung jawab memajukan meningkatkan profesionalisme pelayanan
pengajaran melalui peningkatan profesi guru pembelajaran serta bimbingam dan konseling
secara terus menerus. Kepala sekolah secara bertahap dan pada tahun 2016 sudah
menduduki posisi yang sangat strategis mencapai standar tenaga kependidikan.
didalam upaya pencapaian keberhasilan suatu Untuk itu penulis tertarik dalam meneliti
sekolah dan berperan sebagai pemimpin “peran supervisi BK dalam meningkatkan
pendidikan, administrator pendidikan dan profesionalisme guru bimbingan dan
supervisor pendidikan yang turut konseling di SMP Negeri 2 Madiun.
menentukan efektivitas an efisiensi PEMBAHASAN
penyelenggaraan pendidikan disekolah. Guru Bimbingan dan Konseling
Kepala sekolah sebagai pemimpin, Dalam Undang-Undang No 20 Tahun
karena ia mempunyai tugas untuk memimpin 2003 Pasal 1 Ayat 6 keberadaan konselor
staf sekolah, yakni guru dan pegawai, atau guru BK dalam Sistem Pendidikan
membina kerja sama yang harmonis antar Nasional dinyatakan sebagai salah satu
anggota staf sehingga dapat membangkitkan kualifikasi pendidik, sejajar dengan
semangat serta motivasi kerja para staf yang kualifikasi guru, dosen, pamong belajar,
dipimpin serta menciptakan suasana yang tutor, widyaiswara, fasilitator dan instruktur.
kondusif. Kepala sekolah sebagai Dalam surat keputusan Bersama Mendikbud
administrator atau manager pendidikan yang dan kepala BAKN No. 0433/P/1993 dan No.
bertanggung jawab mengelola 25 Tahun 1993 tentang Petunjuk Pelaksanaan
penyelenggaraan pendidikan disekolahnya. Jabatan Fungsional Guru Pembimbing dan
Kepala sekolah sebagai supervisor Angka Kreditnya dijelaskan bahwa “guru
pendidikan mempunyai tugas untuk pembimbing adalah guru yang mempunyai
meningkatkan mutu belajar mengajar, tugas, tanggung jawab dan wewenang.
memotivasi, membimbing serta membantu Kemudian dalam Pasal 39 Ayat 2 UU No 20
guru-guru agar meningkatkan kompetensi Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
profesional melalui supervisi. Nasional menyebutkan:
Berdasarkan pemaparan diatas dan “Pendidik merupakan tenaga profesional
adanya asumsi bahwa supervisi dapat yang bertugas merencanakan dan
Anggraini, Peran Supervisi BK... 335

melaksanakan proses pembelajaran, menilai perkembangan, kondisi serta peluang-


hasil pembelajaran, melakukan peluang yang dimiliki. Pelayanan ini juga
pembimbingan dan pelatihan serta membantu mengatasi kelemahan dan
melakukan penelitian dan pengabdian kepada hambatan serta masalah yang dihadapi
masyarakat, terutama bagi pendidik pada peserta didik.
perguruan tinggi”. a) Bidang Layanan Bimbingan dan
Semua pendidik, termasuk di dalamnya Konseling
Guru BK melakukan kegiatan pembelajaran, b) Fungsi Bimbingan dan Konseling
penilaian, pembimbingan dan pelatihan c) Prinsip dan Asas Bimbingan dan
dengan berbagai muatan dalam ranah belajar Konseling
kognitif, afektif, psikomotor, serta keimanan Guru Bimbingan dan Konseling
dan ketakwaan pada Tuhan Yang Maha Esa. Profesionalisme
Dari berbagai pengertian diatas dapat Profesi adalah suatu jabatan atau
disimpulkan bahwa Guru BK adalah konselor pekerjaan yang menuntut keahlian dari para
yang mempunyai tugas, tanggung jawab, petugasnya. Sedangkan profesional
wewenang dan hak secara penuh dalam menunjuk ke dua hal. Pertama, orang
kegiatan BK disekolah terhadap sejumlah menyandang suatu profesi; misalnya sebutan
peserta didik yang bertujuan untuk dia seorang “profesional”. Kedua,
membantu siswa dalam upaya menemukan penampilan seorang dalam melakukan
dirinya, penyesuaian terhadap lingkungan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya.
serta dapat merencanakan masa depannya. Dalam pengertian kedua ini, istilah
Layanan Bimbingan dan Konseling di profesional sering dipertentangkan dengan
Sekolah istilah non-profesional.
Layanan Bimbingan dan Konseling di Profesionalisme berarti faham atau sikap
sekolah merupakan usaha membantu peserta yang mengutamakan keprofesionalan atau
didik dalam mengembangkan kehidupan cara kerja sekaligus sikap dan tindak tanduk
pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar dari penganutnya. Profesi menjunjung tinggi
serta perencanaan dan pengembangan karier. profesionalisme dalam bekerja, hal ini
Pelayanan konseling memfasilitasi anggota profesi mementingkan sifat-sifat
pengembangan peserta didik, secara profesional seperti mementingkan mutu
individual, kelompok atau klasikal, sesuai pelayanan, taat kode etik, ingin
dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat,
336 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 332-341

mengembangkan profesinya, rasa bangga f) Para anggota profesi BK secara tegas


akan profesi, dan meningkatkan kemampuan. dituntut memiliki kompetensi minimum
Menurut sejumlah para ahli seperti melalui prosedur seleksi, pendidikan dan
McCully, Tolbert, dan Nugent yang dikutip latihan, serta lisensi atau sertifikasi.
oleh Prayitno, dan Erman Amti menyatakan Berdasarkan uraian diatas dapat diambil
bahwa kriteria konselor profesional dapat kesimpulan tentang karakteristik konselor
dilihat dari karakteristik yang harus dimiliki profesional, guru BK dapat dikatakan
oleh Guru BK, diantaranya: profesional apabila konselor mempunyai
a) Suatu profesi merupakan suatu jabatan keterampilan-keterampilan dasar
atau pekerjaan yang mempunyai fungsi pengetahuan tentang bimbingan dan
dan kebermaknaan sosial yang sangat konseling yang luas dan mendalam. Dalam
menentukan. memberikan layanan guru BK harus lebih
b) Untuk mewujudkan fungsi tersebut maka mementingkan pelayanan sosial
para anggota profesi harus menampilkan dibandingkan dengan pelayanan yang
pelayanan khusus didasarkan atas tekhnik- bersifat ekonomis. Apabila guru BK
tekhnik intelektual dan keterampilan- mempunyai karakteristik yang sebagaimana
keterampilan tertentu yang unik. telah dijelaskan diatas maka guru BK
c) Selain dilakukan secara rutin pelayanan tersebut dapat dikatakan guru BK yang
juga bersifat pemecahan masalah atau profesional.
penanganan situasi kritis yang menuntut Sejalan dengan pendapat para ahli di atas
pemecahan dengan menggunakan teori IPBI (Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia)
dengan metode ilmiah. dikatakan bahwa guru BK harus memiliki,
d) Para anggota profesi BK harus memiliki (1) sikap, keterampilan, pengetahuan khusus,
kerangka ilmu yang sama yaitu didasarkan dan (2) pengakuan atas kewenangannya
atas ilmu yang jelas, sistematis, dan sebagai konselor. Secara lebih lanjut
eksplisit, bukan hanya didasarkan pada dijelaskan oleh ABKIN (Asosiasi Bimbingan
akal (common sense). Konseling Indonesia) bahwa seorang guru
e) Diperlukan pendidikan dan pelatihan BK harus memiliki, (1) nilai, sikap,
dalam jangka waktu yang cukup lama keterampilan, pengetahuan, dan wawasan
untuk dapat menguasai kerangka ilmu dalam bidang profesi konseling dan (2)
tersebut. pengakuan atas kemampuan dan kewenangan
sebagai guru BK.
Anggraini, Peran Supervisi BK... 337

Kualifikasi Akademik Konselor berikut:Kompetensi Pedagogik, Kompetensi


Konselor adalah tenaga pendidik Kepribadian, Kompetensi Sosial dan
profesional yang telah menyelesaikan Kompetensi Profesional.
pendidikan akademik strata satu (S-1) Supevisi Bimbingan dan Konseling
program studi Bimbingan dan Konseling dan 1. Pengertian Supervisi Bimbingan dan
Konseling
Program Pendidikan Profesi Konselor dari
perguruan tinggi penyelenggara program Kata supervisi diadopsi dari bahasa
pengadaan tenaga kependidikan yang inggris yakni “supervision” yang berarti
terakreditasi. Sedangkan bagi individu yang pengawasan dan kepengawasan. Sementara
menerima pelayanan profesi bimbingan dan itu beberapa ahli seperti yang dikutip oleh
konseling disebut konseli, dan pelayanan Piet A. Sahertian memberikan rumusan yang
bimbingan dan konseling pada jalur berbeda-beda antara lain:
pendidikan formal dan nonformal a) Adams dan Dickey merumuskan supervisi
diselenggarakan oleh konselor. sebagai program yang berencana untuk
Kualifikasi akademik konselor dalam memperbaiki pengajaran (perbaikan hal
satuan pendidikan pada jalur pendidikan belajar mengajar), b) Mc Nerney
formal dan nonformal adalah: Sarjana merumuskan supervisi sebagai suatu
pendidikan (S-1) dalam bidang Bimbingan prosedur memberikan arah serta
dan Konseling dan Berpendidikan profesi mengadakan penilaian serta kritis terhadap
konselor. proses pengajaran.
Kompetensi Konselor Dari beberapa pengertian diatas maka
Rumusan standar kompetensi konselor dapat disimpulkan bahwa supervisi adalah
telah dikembangkan dan dirumuskan atas segenap usaha menstimulasi, mengkoordinasi
dasar kerangka pikir yang menegaskan dan membimbing secara continue
konteks tugas dan ekspetasi kinerja konselor. pertumbuhan guru-guru di sekolah baik
Namun apabila ditata ke dalam empat secara individual, maupun kolektif, agar
kompetensi pendidik sebagaimana tertuang lebih mengerti dan lebih efektif dalam
dalam PP Nomor 19 Tahun 2005, maka mewujudkan seluruh fungsi pengajaran.
rumusan kompetensi akademik dan Supervisi BK adalah upaya untuk
profesional konselor dapat dipetakan dan mendorong, mengkoordinasikan dan
dirumuskan kedalam kompetensi pedagogik, menuntun pertumbuhan petugas BK atau
kepribadian, sosial, dan profesional sebagai konselor secara berkesinambungan baik
338 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 332-341

secara individual maupun kelompok agar terintegrasinya teori dan praktek, dan
lebih memahami dan lebih dapat bertindak pengintregasian tujuan dan daya.
secara efektif dalam melaksanakan layanan Agar dapat menjalankan fungsinya
BK, sehingga mereka mampu mendorong seperti yang ditemukan diatas maka
pertumbuhan tiap siswa (klien) secara supervisor BK perlu memiliki kemampuan
berkesinambungan agar dapat berpartisipasi berikut: Kemampuan dalam kepemimpinan,
secara cerdas dan kaya di dalam kehidupan kemampuan dalam hubungan manusia,
masyarakat demokratis. kemampuan dalam proses kelompok
2. Tujuan Supervisi BK kemampuan dalam administrasi personel,
Adapun ytujuan dari Supervisi BK kemampuan dalam BK dan kemampuan
diantaranya: Tujuan mengendalikan kualitas, dalam evaluasi
supervisor bertanggung jawab memonitor 4. Teknik Supervisi
pelaksanaan kegiatan BK dan hasil-hasilnya Kegiatan supervisi dapat dilakukan
yang berupa kehidupan dan perkembangan melalui berbagai proses pemecahan masalah
siswa atau klien yang lebih baik, Untuk pengajaran untuk mengubah proses belajar
mengembangkan profesionalisme petugas mengajar menjadi kegiatan yang efektif dan
BK atau konselor. Supervisor BK membantu efisien.
petugas BK atau konselor untuk tumbuh Dalam pelaksanaannya, tentu saja
berkembang secara profesional, sosial dan menggunakan teknik-teknik supervisi yang
personal, untuk memotivasi petugas BK atau merupakan bagian pokok dalam pelaksanaan
konselor agar dapat secara berkelanjutan supervisi pendidikan, maka dari itu Ngalim
melaksanakan kegiatan-kegiatan BK, Purwanto mengemukakan tentang berbagai
menemukan dan memperbaiki kesalahan dan teknik dalam melaksanakan supervisi
kekurangan. pendidikan diantaranya adalah “teknik
3. Fungsi Supervisi BK perseorangan dan teknik kelompok”. Teknik
Adapun fungsi Supervisi BK diantaranya individu, yang meliputi : kunjungan kelas,
:Koordinasi usaha-usaha individual, sekolah observasi kelas dan percakapan pribadi dan
dan masyarakat, penyediaan kepemimpinan, Teknik kelompok, yang meliputi: orientasi
perluasan pengalaman, dorongan terhadap bagi guru-guru baru rapat guru, studi
usaha-usaha kreatif, penyediaan fasilitas kelompok antar guru, tukar menukar
perubahan, analisis terhadap situasi dan pengalaman, lokakarya, diskusi, seminar.
layanan BK, sumbangan kepada
Anggraini, Peran Supervisi BK... 339

Teknik individu digunakan, jika observasi kelas, b)Individual conference,


supervisor melaksanakan pembinaan c)Saling berkunjung, d)Penilaian diri sendiri,
terhadap seorang guru. Sedangkan teknik e)Buletin kesupervisian, bacaan profesional
kelompok digunakan apabila seorang dan karya tulis profesional, f) Rapat petugas
supervisor melaksanakan tugas pembinaan BK atau konselor, g) Panitia, h) Demonstrasi
terhadap sekelompok guru untuk mencapai pelaksanaan layanan BK, i) Lokakarya, j)
tujuan supervisi pengajarannya, yakni Kunjungan , k) Diskusi panel, l) In-service
memperbaiki situasi belajar menagjar. Kedua training, m) Organisasi profesi.
teknik supervisi tersebut dapat dilaksanakan Piet A. Sahertian dan Ida Alaida
secara langsung melalui media atau alat Sahertian (1990) mengemukakan tiga cara
tertentu. pendekatan supervisi pengajaran yaitu
Beberapa teknik supervisi yang dapat supervisi yang bersifat directive,
digunakan oleh supervisor dalam membina collaborative dan non-directive. Sedangkan
guru di antaranya dengan kunjungan kelas, A.J Hariwung (1989) mengemukakan dua
percakapan pribadi, rapat sekolah dan papan variasi supervisi yaitu inspeksi dan supervisi
pembinaan. Dalam melaksanakan kegiatan yang bercorak demokratis. Bertolak dari
supervisi pendidikan, supervisor dituntut pendapat diatas maka model supervisi BK
untuk memilih teknik mana yang paling tepat meliputi Inspeksi ( supervisi yang bersifat
untuk diterapkan pada kasus-kasus tertentu directive), non-directive dan collaborative
yang dihadapi, serta dengan memperhatikan (supervisi yang bersifat demokratis).
situasi dan kondisi sekolah yang dibinanya. 5. Kriteria Supervisi BK
Atas dasar pengalaman, pengetahuan dan Keputusan MENPAN nomor 118 tahun
kejelian supervisor dalam memilih penerapan 1996 menetapkan persyaratan umum dan
teknik yang tepat, diharapkan tujuan khusus untuk di angkat dalam jabatan
pelaksanaan supervisi dapat tercapai dengan pengawas sekolah. Syarat-syarat tersebut
efektif dan efisien. berlaku bagi pengawas BK.
Sedangkan menurut Konvensi Nasional a. Syarat umum : Pegawai negeri sipil yang
XIV dan kongres X ABKIN, untuk memenuhi angka kriteria yang ditentukan,
melaksanakan fungsi dan kegiatan supervisi berkedudukan dan berpengalaman sebagai
dalam rangka mencapai tujuan tertentu, maka guru sekurang-kurangnya selama enam
supervisi BK perlu memilih teknik-teknik tahun berturut-turut, telah mengikuti
khusus berikut ini, a) Kunjungan dan pendidikan dan pelatihan kedinasan
340 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 332-341

dibidang pengawasan sekolah dan Kepala sekolah menduduki posisi yang


memperoleh surat tanda tamat pendidikan, strategis dalam upaya pencapaian
setiap unsur penilaian pelaksanaan keberhasilan suatu sekolah dan berperan
pekerjaan sekurang-kurangnya bernilai sebagai pemimpin pendidikan, administrator
baik dalam dua tahun terakhir dan sia pendidikan dan juga supervisor pendiidkan
setinggi-tingginya lima tahun sebelum yang turut menentukan efektivitas dan
mencapai batas usia pensiun jabatan efisiensi penyelengaraan pendidikan di
pengawas sekolah. sekolah.
b. Syarat khusus: Pendidikan serendah- Kepala sekolah sebagai pemimpin,
rendahnya sarjana atau yang sederajat. karena ia mempunyai tugas untuk memimpin
berkedudukan serendah-rendahnya guru staf sekolah, yakni guru dan pegawai,
dewasa, memiliki spesialisasi atau jurusan membina kerjasama yag harmonis antar
program bimbingan dan konseling atau anggota staf, sehingga dapat membangkitkan
bimbingan dan penyuluhan, dan kepala semangat serta motivasi kerja para staf yang
sekolah sebagai Supervisor Pendidikan dipimpin serta menciptakan suasana yang
Dalam bidang supervisi kepala sekolah kondusif. Kepala sekolah sebagai
mempunyai tugas dan bertanggung jawab administrator atau manager pendiidkan yang
memajukan pengajaran melalui peningkatan bertanggung jawab mengelola
profesi guru secara terus menerus. Adapun penyelenggaraan pendidikan disekolahnya.
tugas kepala sekolah tersebut, sebagai Kepala sekolah sebagai supervisor
berikut: Membantu guru memahami tujuan pendidikan mempunyai tugas untuk
pendidikan dan apa peran sekolah dalam meningkatkan mutu belajar mengajar,
mencapai tujuan tersebut, membantu guru memotivasi, membimbing serta membantu
melihat secara lebih jelas dalam memahami guru-guru agar meningkatkan kompetensi
keadaan dan kebutuhan siswanya, profesional melalui supervisi.
membentuk moral kelompok yang kuat dan PENUTUP
mempersatukan guru dalam satu tim yang Kesimpulan
efektif, meningkatkan kualitas pembelajaran Berdasarkan hasil dari pembahasan yang
yang pada akhirnya meningkatkan prestasi sudah dijelaskan di atas, maka dapat ditarik
belajar siswa, dan meningkatkan kualitas kesimpulan bahwa profesionalisme guru BK
pengajaran guru baik itu dari strategi, di SMP Negeri 2 Madiun tergolong
keahlian dan alat pembelajaran. profesional karena memenuhi kriteria-kriteria
Anggraini, Peran Supervisi BK... 341

yang dikemukakan dalam IPBI dan tugas Keputusan MENPAN No. 118 Tahun 1996
Prayitno dan Erma Amti, Dasar-Dasar
kepala sekolah sebagai supervisor telah
Bimbingan dan Konseling, Jakarta
dilaksanakan oleh kepala sekolah di SMP :Rineka Cipta, 2008.
PR Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor
Negeri 2 Madiun. Supervisi BK yang
19 Tahun 20015 tentang Standar
dilakukan kepala sekolah dalam Nasional Pendidikan,
http://www.kemenag.go.id/file/dokum
meningkatkan profesionalisme guru BK
en/PPI1905.pdf. diakses pada 10
menggunakan beberapa teknik diantaranya Maret 2017.
Sehertian, Piet A., Konsep Dasar dan Teknik
percakapan pribadi, diskusi kelompok
Supervisi Pendidikan, Jakarta : Rineka
terbimbing yang berupa breafing, Cipta, 2000.
Surat Keputusan Bersama Mendikbud dan
pendeegasian guru dalam program edukatif
Kepala BAKN No.0433/P/1993 dan
(MGBK dan Seminar), penghargaan terhadap No. 25 Tahun 1993 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru
guru, dan penyediaan sumber belajar yang
Pembimbing dan Angka Kreditnya,
memadai. http://oxygendistro.blogspot.com/2011
/05/dasar-hukum-penyelenggaraan-bk-
Dan kekurangan yang begitu terlihat di
di.html diakses pada 11 Maret 2017.
SMP Negeri 2 Madiun ini dalam bimbingan Suwardji Lazaruth, Tugas dan Tanggung
Jawab Kepala Sekolah, Yogyakarta:
dan konseling belum pernah ada pengawas
Kanisius, 1996.
dari dinas pendidikan yang datang secara Undang-Undang Republik Indonesia No.14
tahun 2005 TENTANG Guru Dan
khusus untuk melakukan supervisi terhadap
Dosen,
layanan BK dan belum adanya ruangan http://kepri.kemenag.go.id/file/file/Un
dangUndang/lysc1391498449.PDF,
khusus untuk bimbingan konseling.
diakses pada 11 Maret 2017.
Saran Undang-Undang Republik Indonesia No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem
Bagi konselor sekolah atau guru BK
Pendidikan Nasional, Bandung:
disarankan untuk lebih aktif dan memberikan Fokusmedia. 2003.
W.S. Winkel, Bimbingan dan Konseling di
variasi dalam melaksanakan layanan
Institusi Pendidikan, Jakarta : PT.
bimbingan dan konseling, sehingga siswa Gramedia Mediasarana, 1997.
W.S. Winkel dan M.M Sri Hastuti,
merasa diperhatikan dan tertarik dengan
Bimbingan dan Konseling,
layanan bimbingan dan konseling. Yogyakarta: Media Abadi, 2010.
Zainal Aqib, Ikhtisar Bimbingan dan
DAFTAR PUSTAKA
Konseling di Sekolah, Bandung :
Hartati Sukirman Dkk, Administrasi dan Yrama Widya, 2012
Supervisi Pendidikan, Yogyakarta :
Fakultas Ilmu Pendidikan UNY, 2007.
http://materipenjasorkes.blogspot.com/2013/1
0/kompetensi-guru-menurut-
peraturan-html, 13 November 2014

Anda mungkin juga menyukai