Septin Anggraini
Universitas Negeri Malang
E-mail: sefty943@gmail.com
ABSTRAK
Profesi guru bimbingan dan konseling perlu tumbuh dan berkembang agar dapat memberikan layanan
konseling dengan baik. Dalam rangka meningkatkan profesionalisme bimbingan dan konseling
dibutuhkan pengawasan dan bimbingan dari kepala sekolah sebagai supervisor. Profesionalisme guru BK
dan peran supervisi BK dalam meningkatkan profesionalisme guru BK, bertujuan untuk mendiskripsikan
profesionalisme guru BK di SMP 2 Madiun serta peran supervisi BK dalam meningkatkan
profesionalisme guru BK. Tugas kepala sekolah sebagai supervisor telah dilaksanakan oleh kepala
sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru BK dengan menggunakan beberapa teknik,
diantaranya, percakapan pribadi, diskusi kelompok, penghargaan terhadap guru, penyediaan sumber
belajar yang memadai dan pendelegasian guru dalam program edukatif ( MGBK dan Seminar). Belum
ada pengawas dari dinas pendidikan yang datang secara khusus untuk melakukan supervisi terhadap
layanan BK dan belum ada ruangan khusus untuk pelayanan BK. Penelitian ini merupakan penelitian
lapangan (field research) dengan model kualitatif. Metode yang digunakan yaitu, observasi, interview dan
dokumentasi. Analisis data yang diberikan akan memberikan makna terhadap data yang berhasil
dikumpulkan.
332
Anggraini, Peran Supervisi BK... 333
suatu bangsa dimasa mendatang banyak (perintisan), dekade 70-an (penataan), dekade
terletak di tangan guru. 80-an (pemantapan), dekade 90-an
Dari penjelasan diatas guru BK memiliki (profesionalisasi). Walaupun demikian,
tugas dan tanggung jawab yang cukup berat. profesi bimbingan dan konseling masih
Guru harus membimbing anak didik menjadi dirundung banyak masalah terutama pada
manusia pembangunan yang berpancasila, tataran praksisnya.
kemudian memiliki kejujuran profesional, Layanan bimbingan dan konseling
selalu memelihara hubungan baik dengan disekolah juga masih banyak dirundung
anak didik, teman sejawat, orang tua murid masalah pada tataran praksisnya. Guru BK
atau keluarga maupun masyarakat, mengenal sebagai konselor disekolah masih
anak didik, disamping harus meningkatkan menagalami kendala dan masalah yang
mutu profesi dan organisasi profesionalya beragam, penyebab masalah dapat timbul
serta mematuhi ketentuan-ketentuan yang dari berbagai faktor, sehingga hanya sedikit
telah ditetapkan oleh pemerintah dibidang sekolah saja yang mampu menjalankan BK
pendidikan. Dalam proses pendidikan dengan baik.
semestinya menyentuh dunia kehidupan Masalah-masalah tidak seluruhnya
peserta didik secara individual. Proses ini dialami oleh seluruh guru BK dan sekolah,
tidak cukup hanya dilakukan oleh guru, tetapi namun ada sebagaian guru BK dan sekolah
perlu bantuan profesi pendidik lain yaitu yang mengalami salah satu atau beberapa
guru bimbingan dan konseling atau konselor. problem. Jika problem-problem tersebut
Bimbingan dan konseling (BK) sebagai tidak segera disikapi secara positif maka rasa
bagian intregral dari proses pendidikan percaya diri guru BK dalam menjalankan
merupakan salah satu komponen penting tugas disekolah tentu akan terganggu.
yang menentukan kualitas pelayanan Sedangkan profesi guru bimbingan dan
pendidikan pada siswa. konseling perlu tumbuh dan berkembang
Sejarah keberadaan bimbingan dan agar dapat memberikan layanan konseling
konseling dalam dunia pendidikan Indonesia dengan baik. Setiap guru bimbingan dan
mulai di rintis pada pertengahan tahun enam konseling perlu menyadari bahwa
puluhan. Dalam waktu lebih dari empat pertumbuhan dan perkembangan profesi
puluh tahun tersebut, perkembangan merupakan suatu keharusan untuk kinerja
bimbingan dan konseling telah melewati dan layanan yang berkualitas.
beberapa periode yaitu dekade 60-an
334 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 332-341
secara individual maupun kelompok agar terintegrasinya teori dan praktek, dan
lebih memahami dan lebih dapat bertindak pengintregasian tujuan dan daya.
secara efektif dalam melaksanakan layanan Agar dapat menjalankan fungsinya
BK, sehingga mereka mampu mendorong seperti yang ditemukan diatas maka
pertumbuhan tiap siswa (klien) secara supervisor BK perlu memiliki kemampuan
berkesinambungan agar dapat berpartisipasi berikut: Kemampuan dalam kepemimpinan,
secara cerdas dan kaya di dalam kehidupan kemampuan dalam hubungan manusia,
masyarakat demokratis. kemampuan dalam proses kelompok
2. Tujuan Supervisi BK kemampuan dalam administrasi personel,
Adapun ytujuan dari Supervisi BK kemampuan dalam BK dan kemampuan
diantaranya: Tujuan mengendalikan kualitas, dalam evaluasi
supervisor bertanggung jawab memonitor 4. Teknik Supervisi
pelaksanaan kegiatan BK dan hasil-hasilnya Kegiatan supervisi dapat dilakukan
yang berupa kehidupan dan perkembangan melalui berbagai proses pemecahan masalah
siswa atau klien yang lebih baik, Untuk pengajaran untuk mengubah proses belajar
mengembangkan profesionalisme petugas mengajar menjadi kegiatan yang efektif dan
BK atau konselor. Supervisor BK membantu efisien.
petugas BK atau konselor untuk tumbuh Dalam pelaksanaannya, tentu saja
berkembang secara profesional, sosial dan menggunakan teknik-teknik supervisi yang
personal, untuk memotivasi petugas BK atau merupakan bagian pokok dalam pelaksanaan
konselor agar dapat secara berkelanjutan supervisi pendidikan, maka dari itu Ngalim
melaksanakan kegiatan-kegiatan BK, Purwanto mengemukakan tentang berbagai
menemukan dan memperbaiki kesalahan dan teknik dalam melaksanakan supervisi
kekurangan. pendidikan diantaranya adalah “teknik
3. Fungsi Supervisi BK perseorangan dan teknik kelompok”. Teknik
Adapun fungsi Supervisi BK diantaranya individu, yang meliputi : kunjungan kelas,
:Koordinasi usaha-usaha individual, sekolah observasi kelas dan percakapan pribadi dan
dan masyarakat, penyediaan kepemimpinan, Teknik kelompok, yang meliputi: orientasi
perluasan pengalaman, dorongan terhadap bagi guru-guru baru rapat guru, studi
usaha-usaha kreatif, penyediaan fasilitas kelompok antar guru, tukar menukar
perubahan, analisis terhadap situasi dan pengalaman, lokakarya, diskusi, seminar.
layanan BK, sumbangan kepada
Anggraini, Peran Supervisi BK... 339
yang dikemukakan dalam IPBI dan tugas Keputusan MENPAN No. 118 Tahun 1996
Prayitno dan Erma Amti, Dasar-Dasar
kepala sekolah sebagai supervisor telah
Bimbingan dan Konseling, Jakarta
dilaksanakan oleh kepala sekolah di SMP :Rineka Cipta, 2008.
PR Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor
Negeri 2 Madiun. Supervisi BK yang
19 Tahun 20015 tentang Standar
dilakukan kepala sekolah dalam Nasional Pendidikan,
http://www.kemenag.go.id/file/dokum
meningkatkan profesionalisme guru BK
en/PPI1905.pdf. diakses pada 10
menggunakan beberapa teknik diantaranya Maret 2017.
Sehertian, Piet A., Konsep Dasar dan Teknik
percakapan pribadi, diskusi kelompok
Supervisi Pendidikan, Jakarta : Rineka
terbimbing yang berupa breafing, Cipta, 2000.
Surat Keputusan Bersama Mendikbud dan
pendeegasian guru dalam program edukatif
Kepala BAKN No.0433/P/1993 dan
(MGBK dan Seminar), penghargaan terhadap No. 25 Tahun 1993 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru
guru, dan penyediaan sumber belajar yang
Pembimbing dan Angka Kreditnya,
memadai. http://oxygendistro.blogspot.com/2011
/05/dasar-hukum-penyelenggaraan-bk-
Dan kekurangan yang begitu terlihat di
di.html diakses pada 11 Maret 2017.
SMP Negeri 2 Madiun ini dalam bimbingan Suwardji Lazaruth, Tugas dan Tanggung
Jawab Kepala Sekolah, Yogyakarta:
dan konseling belum pernah ada pengawas
Kanisius, 1996.
dari dinas pendidikan yang datang secara Undang-Undang Republik Indonesia No.14
tahun 2005 TENTANG Guru Dan
khusus untuk melakukan supervisi terhadap
Dosen,
layanan BK dan belum adanya ruangan http://kepri.kemenag.go.id/file/file/Un
dangUndang/lysc1391498449.PDF,
khusus untuk bimbingan konseling.
diakses pada 11 Maret 2017.
Saran Undang-Undang Republik Indonesia No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem
Bagi konselor sekolah atau guru BK
Pendidikan Nasional, Bandung:
disarankan untuk lebih aktif dan memberikan Fokusmedia. 2003.
W.S. Winkel, Bimbingan dan Konseling di
variasi dalam melaksanakan layanan
Institusi Pendidikan, Jakarta : PT.
bimbingan dan konseling, sehingga siswa Gramedia Mediasarana, 1997.
W.S. Winkel dan M.M Sri Hastuti,
merasa diperhatikan dan tertarik dengan
Bimbingan dan Konseling,
layanan bimbingan dan konseling. Yogyakarta: Media Abadi, 2010.
Zainal Aqib, Ikhtisar Bimbingan dan
DAFTAR PUSTAKA
Konseling di Sekolah, Bandung :
Hartati Sukirman Dkk, Administrasi dan Yrama Widya, 2012
Supervisi Pendidikan, Yogyakarta :
Fakultas Ilmu Pendidikan UNY, 2007.
http://materipenjasorkes.blogspot.com/2013/1
0/kompetensi-guru-menurut-
peraturan-html, 13 November 2014