VIII MTS.
Al Bidayah Kabupaten Bandung Barat) (Dani Tohir)
Dani Tohir
Widyaiswara LPMP Jawa Barat
E-mail: dani_tohir@yahoo.com
ABSTRACT. This research is based on a phenomena of students who have low self-confidence. This self-
confidence is very important as an investment in processing student’s self-develop. Furthermore, there’s
no guidance and counseling programme related to improving students’ self-confidence in MTs. Al
Bidayah. The purpose of this research is to develop a programme of social personal guidance for
improving students’ self-confidence and to gain insight of the effectivity of this programme. The method
used is pre-experiment and the participants of this research are 63 students of year 8 in MTs. Al Bidayah
Bandung Barat District. Simple random sampling was used to choose the participants and try out applied
to 11 students who have low self-confidence to recognize the effectivity of programme. Data collection
method used is questionnaire. The research result shows that (1) this guidance programme to improve
students’ self-confidence consists of direction and values, motivation, emotional stability, a positive mind-
set, self-awareness, flexibility in behavior, eagerness to develop, mentally health and energy, a willingness
to take risks, and a sense of purpose; (2) on paired sample t-test shows thitung which is -5.123 while ttabel
with α = 0.05 and df n – 1= (11 - 1 = 10) equal to 1.812. in the other words, social personal guidance
programme is effective to improve students’ self-confidence in year 8 of MTs. Al Bidayah Bandung Barat
District.
80
Journal of Regional Public Administration (JRPA), Volume 1 Nomor 1 Desember 2016: 80-93
81
Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII MTS.
Al Bidayah Kabupaten Bandung Barat) (Dani Tohir)
82
Journal of Regional Public Administration (JRPA), Volume 1 Nomor 1 Desember 2016: 80-93
salah satu unsur penting untuk memenuhi rasa percaya diri baik dalam kegiatan
kebutuhan akan harga diri, aktualisasi diri belajar maupun dalam pergaulan di
di lingkungan, mengadakan interaksi lingkungan sekolah.
dengan lingkungan sebagai tujuannya.
Apabila hal tersebut tidak tercapai maka Deskripsi Kebutuhan
individu akan mengalami masalah dalam
Hasil pengumpulan data penelitian
kesehariannya.
untuk mengungkap tingkat kepercayaan
Rasa percaya diri (self confidence) diri siswa menunjukkan bahwa responden
merupakan salah satu modal dalam yang memiliki tingkat kepercayaan diri
kehidupan yang harus ditumbuhkan pada rendah sebanyak 11 orang atau sekitar
diri setiap siswa agar kelak mereka dapat (17,46%), yang memiliki tingkat
menjadi manusia yang mampu mengontrol kepercayaan diri sedang sebanyak 44
berbagai aspek yang ada pada dirinya. (69,84%) siswa, dan yang memiliki tingkat
Melalui kemampuan tersebut siswa akan percaya diri tinggi ada 8 (12,70%) siswa.
lebih jernih dalam mengatur tujuan dan Untuk lebih jelasnya tentang tingkat
sasaran pribadi yang jelas, serta akan lebih kepercayaan diri siswa di MTs. Al Bidayah
mampu dalam mengarahkan perilaku Kabupaten Bandung Barat.
menuju keberhasilan dan kesuksesan.
Melalui penelaahan pada setiap aspek
Berdasarkan hasil penelitian dan indikator kepercayaan diri siswa, maka
pendahuluan di MTs. Al Bidayah dapat diperoleh data kebutuhan untuk
Kabupaten Bandung Barat, diperoleh data pemberian layanan bimbingan pribadi
bahwa para siswa belum memiliki kekuatan sosial sebagai berikut.
yang baik dalam mengembangkan aspek-
1. Siswa kurang menyadari pentingnya
aspek kepercayaan diri seperti: (a)
nilai-nilai luhur dalam kehidupan.
Mengetahui tujuan yang diinginkan; (b)
2. Siswa kurang memiliki motivasi yang
Memiliki motivasi; (c) Memiliki emosi yang
kuat dalam belajar, kurang tabah,
stabil; (d) Berpikir positif; (e) Sadar diri; (f)
kurang sabar, dan kurang ulet dalam
Berperilaku fleksibel; (g) Menyenangi
mengerjakan suatu tugas.
tantangan; (h) Enerjik dan memiliki
3. Belum memiliki emosi yang stabil.
kesehatan mental yang baik; (i) Siap
4. Pesimis dan banyak berpikiran
menghadapi risiko; serta (j) Memiliki
negative.
tujuan yang jelas.
5. Kurang menyadari potensi dirinya,
Hal ini perlu dikembangkan agar para baik kekuatan maupun kelemahan
siswa perlu memiliki kekuatan dan rasa yang ada pada dirinya.
percaya diri yang baik sehingga dapat 6. Kurang fleksibel dalam pergaulan.
menunjang kesuksesan dalam belajar dan 7. Tidak siap menghadapi tantangan.
meraih cita-cita. Sebagai lembaga yang 8. Tidak percaya diri dengan keadaan
berfungsi memberikan pelayanan fisiknya.
pendidikan, sekolah seyogianya menjadi 9. Tidak siap menghadapi risiko dan
lembaga yang peduli terhadap keberhasilan segala kemungkinan yang terjadi.
siswa. 10. Belum padu dalam menetapkan
berbagai tujuan dalam kehidupan.
Upaya memberikan bimbingan dan Tujuan
konseling yang tepat bagi siswa/remaja Adapun tujuan dari adanya
yang dilandasi dengan kebutuhan yang bimbingan pribadi sosial untuk
benar-benar dirasakan siswa/remaja peningkatan kepercayaan diri siswa ini
termasuk kebutuhan untuk peningkatan adalah agar:
83
Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII MTS.
Al Bidayah Kabupaten Bandung Barat) (Dani Tohir)
Tabel 2. Rencana Tindakan (Action Plan) Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Peningkatan
Kepercayaan Diri Siswa MTS. Al Bidayah untuk Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa
No.
Tujuan Materi Komponen Teknik Kelas Waktu Pelaksana
1 Siswa memiliki pemahaman Hakikat nilai-nilai dalam Layanan Bimbingan VIII 2 x 40 Peneliti
tentang berbagai nilai-nilai kehidupan Dasar Kelompok menit
luhur yang dipegang dalam
kehidupan sehari-hari 1. Penghayatan nilai-nilai
moral sebagai pedoman
hidup sehari-hari
2. Penghayatan nilai-nilai
agama sebagai pedoman
hidup sehari
2 Siswa memiliki motivasi Pemahaman diri Layanan Bimbingan VIII 2 x 40 Peneliti
dalam melakukan sesuatu Dasar Kelompok menit
kegitan sehingga mampu 1. Mengenal Motivasi diri
menikmati apa yang 2. Perilaku Sabar
dilakukan nya 3. Perilaku Tabah
4. Perilaku Ulet
5. Pantang menyerah
84
Journal of Regional Public Administration (JRPA), Volume 1 Nomor 1 Desember 2016: 80-93
7 Siswa senang untuk Memahami arti sebuah Layanan Bimbingan VIII 2 x 40 Peneliti
menghadapi tantangan yang tantangan dalam Dasar Kelompok menit
dapat mengembangkan pengembangan diri
kemampuan dirinya
1. Macam-macam
pengembangan diri
2. Cara mengembangkan diri
yang baik
3. Siap menghadapi berbagai
8 Siswa dapat mengatur diri Kemampuan mengatur diri Layanan Bimbingan VIII 2 x 40 Peneliti
sendiri secara enerjik dan sendiri untuk Dasar Kelompok menit
memiliki kesehatan mental
yang baik 1. Menjaga agar tetap enerjik
2. Menjaga kesehatan mental
3. Menjaga kesehatan fisik
4. Mengendalikan dan
mengelola stress secara
sehat
9 Siswa memiliki kemampuan Kemampuan menghitung Layanan Bimbingan VIII 2 x 40 Peneliti
untuk bertindak dalam risiko yang mungkin terjadi Dasar Kelompok menit
menghadapi ketidakpastian
atau risiko yang mungkin 1. Memahami risiko
terjadi 2. Memperhitungkan risiko
yang mungkin terjadi
3. Menyiapkan diri dengan
kemunkinan terburuk
10 Siswa memiliki pemahaman Keterampilan menetapkan Layanan Bimbingan VIII 2 x 40 Peneliti
dan kemampuan untuk sebuah perencanaan Dasar Kelompok menit
memiliki rasa yang padu
(koherensi) terhadap 1. Pentingnya perencanaan
berbagai bagian yang 2. Menetapkan tujuan secara
berbeda dalam kehidupan jelas
85
Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII MTS.
Al Bidayah Kabupaten Bandung Barat) (Dani Tohir)
Evaluasi dan Indikator Keberhasilan membandingkan data antar waktu dari satu
Rencana evaluasi program bimbingan kelompok sampel. Dengan demikian pada
pribadi sosial untuk peningkatan bagian ini dibahas dua kegiatan, yaitu
kepercayaan diri siswa dirumuskan atas pertama, pemaparan pelaksanaan kegiatan
dasar tujuan yang ingin dicapai. yang diberikan dan kedua, menguji
Dirumuskan pula evaluasi program yang efektivitas berdasarkan uji statistik.
berfokus kepada keterlaksanaan program,
sebagai bentuk akuntabilitas pelayanan Pelaksanaan Program Bimbingan Pribadi
bimbingan dan konseling. Kriteria patokan Sosial
yang dipakai untuk menilai keberhasilan
Sebelum menguji efektifitas program
pelaksanaan program pelayanan bimbingan
melalui uji statistik, tentunya harus
dan konseling mngacu pada ketercapaian
memberikan terlebih dahulu layanan
kompetensi, kebutuhan-kebutuhan konseli
bimbingan dan konseling berupa program
dan pihak-pihak yang terlibat langsung
intervensi bimbingan pribadi sosial untuk
maupun tidak langsung berperan membatu
peningkatan kepercayaan diri siswa.
konseli memperoleh kepercayaan diri
Pelaksanaan layanan bimbingan konseling
siswa.
untuk peningkatan kepercayaan diri siswa
Terdapat dua macam aspek kegiatan kelas VIII MTs. Al Bidayah ini, dilakukan
penilaian program pelaksanaan layanan selama sepuluh kali pertemuan, masing-
bimbingan dan konseling, yaitu penilaian masing pertemuan dijelaskan sebagai
proses dan penilaian hasil. Penilaian proses berikut.
dimaksudkan untuk mengetahui
1. Pertemuan pertama, diberikan
keefektifan pelayanan bimbingan dan
intervensi layanan bimbingan
konseling dilihat dari prosesnya, sedangkan
konseling dengan bahasan “Memahami
penilaian hasil dimaksudkan untuk
Nilai-nilai Kehidupan”.
memperoleh informasi keefektifan
pelayanan bimbingan dan konseling dari 2. Pertemuan kedua, diberikan intervensi
hasilnya. layanan bimbingan konseling dengan
bahasan “Memotivasi Diri”.
Aspek yang dievaluasi untuk kegiatan
program bimbingan pribadi sosial untuk 3. Pertemuan Ketiga, pada pertemuan ini
peningkatan kepercayaan diri siswa kegiatan yang dilakukan adalah
diantaranya sebagai berikut. mengenai kematangan emosi agar para
siswa memiliki emosi yang stabil dalam
1. Kesesuaian antara program dengan
menghadapi berbagai situasi dalam
pelaksanaan
kehidupannya.
2. Keterlaksanaan Program
3. Hambatan-hambatan 4. Pertemuan keempat, diberikan
4. Dampak Layanan terhadap Proses intervensi layanan bimbingan
Pembelajaran konseling dengan bahasan “Berpikir
Positif”.
Efektivitas Program Bimbingan Pribadi
Sosial untuk Peningkatan Kepercayaan 5. Pertemuan Kelima, diberikan
Diri Siswa intervensi layanan bimbingan
Untuk menguji keefektifan program konseling dengan tema “Sadar Diri”.
dilakukan dengan cara membandingkan
data sebelum dengan data sesudah 6. Pertemuan Keenam, diberikan
dilakukan perlakuan atau intervensi dari intervensi layanan bimbingan
satu kelompok sampel, atau
86
Journal of Regional Public Administration (JRPA), Volume 1 Nomor 1 Desember 2016: 80-93
87
Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII MTS.
Al Bidayah Kabupaten Bandung Barat) (Dani Tohir)
88
Journal of Regional Public Administration (JRPA), Volume 1 Nomor 1 Desember 2016: 80-93
89
Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII MTS.
Al Bidayah Kabupaten Bandung Barat) (Dani Tohir)
yang menjadi salah satu sebab mengapa mereka kerap "terjebak" dalam
masa remaja dinilai lebih rawan daripada pertemanan yang negatif. Sebaiknya
tahap-tahap perkembangan manusia yang pilih teman yang bisa membantu
lain. Agar seseorang berperilaku baik tentu melewati tantangan hidup karena
saja harus didasari adanya kemampuan dengan cara itu mereka akan
untuk menyesuaikan dirinya dengan membantu memberi feedback positif.
keadaan lingkungan tempat ia tinggal, 2. Punya identitas diri positif. Masa
sedangkan bila seseorang gagal dalam remaja dianggap sebagai masa yang
mengadakan penyesuaian diri akan penuh suasana seru dalam hidup.
dimanifestasi dalam tingkah laku yang Beragam tantangan, masalah, dan
dimunculkan dalam bentuk tingkah laku keceriaan harus dinikmati remaja
yang agresif, penganiayaan, penipuan, sebagai satu proses pembentukan jati
pemakaian obat terlarang atau narkotika diri dan mengarahkan kehidupan
dan sebagainya. selanjutnya. Sayang, terkadang
Nilai rata-rata pretes siswa pada masalah ini justru membuat remaja
aspek menyenangi tantangan adalah 17,18 kalah dan terjerumus dalam hal yang
dan nilai postesnya adalah 20,00. Kemudian negatif. Bagaimana pun, remaja juga
setelah diuji perbedaan rata-ratanya, kedua punya tantangan dan tekanan yang
rata-rata antara pretes dan postes memiliki cukup besar untuk membentuk
perbedaan yang cukup signifikan. Dengan identitas diri yang positif.
demikian dapat dikatakan bahwa program
layanan bimbingan pribadi sosial dalam Nilai rata-rata pretes siswa pada
aspek menyenangi tantangan secara efektif aspek memiliki kesehatan mental yang baik
dapat memberikan peningkatan pada adalah 11,82 dan nilai postesnya adalah
kepercayaan diri siswa. Pada aspek ini 12,73 hasil ini menunjukkan pemberian
diharapkan siswa menyenangi tantangan layanan bimbingan pribadi sosial
(eagerness to develop) dengan indikator memberikan peningkatan pada nilai rata-
mampu menikmati tantangan yang ada rata. hasil uji statistiknya menunjukkan
pada dirinya sendiri, menjadikan kejadian perbedaan nilai rata-ratanya berbedaa
sebagai pengalaman belajar, tidak bertindak secara signifikan.Hal ini menunjukkan
arogan merasa diri sudah hebat atau ahli, bahwa program bimbingan pribadi sosial
selalu berusaha untuk mendapatkan dalam aspek memiliki kesehatan mental
sesuatu yang baru dengan berbagai yang baik dan enerjik secara efektif dapat
pengalaman. Pada masa remaja ada dua memperkuat peningkatan kepercayaan diri
tantangan terbesar yang harus dihadapinya siswa. Pada aspek ini, siswa diharapkan
yang membuat para remaja mendapat dapat memiliki kesehatan mental yang baik
tantangan diantaranya: dan enerjik (health and energy) dengan
1. Memiliki teman. Sebagai mahluk sosial, indikatornya adalah menghargai keadaan
secara naluriah manusia pasti akan yang terdapat pada dirinya termasuk
menjalin pertemanan dengan orang keadaan fisik atau tubuhnya, menghormati
lain. Pada usia remaja, individu akan dan memiliki rasa bahwa energi yang ada
berteman dengan lawan jenis. Ini pada dirinya dapat mengalir dengan bebas
adalah hal yang alamiah, dan orang tua sehingga mampu mengelola situasi stres
tak perlu khawatir akan hal ini. tanpa mengalami depresi.
Tantangan terberat bagi remaja adalah
saat harus pandai-pandai menjalin Masa remaja merupakan masa yang
pertemanan. Bagi remaja, kepopuleran kritis dalam siklus perkembangan
seseorang bisa terlihat dari banyaknya seseorang. Di masa ini banyak terjadi
teman yang dimiliki. Sayangnya perubahan dalam diri seseorang sebagai
90
Journal of Regional Public Administration (JRPA), Volume 1 Nomor 1 Desember 2016: 80-93
persiapan memasuki masa dewasa. Remaja menghadapi risiko (a willingness to take risks)
tidak dapat dikatakan lagi sebagai anak dengan indikator menghargai keadaan
kecil, namun belum juga dapat dikatakan yang terdapat pada dirinya termasuk
sebagai orang dewasa. Hal ini terjadi oleh keadaan fisik atau tubuhnya, menghormati
karena pada masa ini penuh dengan gejolak dan memiliki rasa bahwa energi yang ada
perubahan baik perubahan biologik, pada dirinya dapat mengalir dengan bebas
psikologik, maupun perubahan sosial. sehingga mampu mengelola situasi stres
Dalam keadaan „serba tanggung‟ ini tanpa mengalami depresi. Maka, remaja
seringkali memicu terjadinya konflik antara yang diberi kesempatan untuk
remaja dengan dirinya sendiri (konflik mempertanggungjawabkan perbuatannya,
internal), maupun konflik lingkungan tumbuh menjadi orang dewasa yang lebih
sekitarnya (konflik eksternal). Apabila berhati-hati, lebih percaya diri, dan mampu
konflik ini tidak diselesaikan dengan baik bertanggung jawab. Rasa percaya diri dan
maka akan memberikan dampak negatif rasa tanggung jawab inilah yang
terhadap perkembangan remaja tersebut di dibutuhkan sebagai dasar pembentukan jati
masa mendatang, terutama terhadap diri positif pada remaja.
pematangan karakternya dan tidak jarang
memicu terjadinya gangguan mental. Nilai rata-rata pretes siswa pada
aspek memiliki tujuan hidup yang jelas
Dari hasil penelitian ini menunjukkan adalah 15,45 dan nilai postesnya adalah
bahwa para siswa sudah cukup menyadari 16,73 dengan demikian ada peningkatan
keadaan kesehatan fisik dan mentalnya. nilai rata-rata. Setelah diuji statistik
Responden cukup yakin dengan kesehatan perbedaan nilai rata-rata ternyata
fisik dan mentalnya untuk menjadi individu perbedaannya signifikan. Hal ini
yang percaya diri. Sebenarnya ada dua menunjukkan bahwa pemberian layanan
faktor yang mempengaruhi mental remaja bimbingan pribadi sosial dalam aspek
(Dewi, 2012), yaitu: faktor internal dan memiliki tujuan hidup yang jelas secara
faktor eksternal. Faktor internal adalah efektif dapat memberikan efek peningkatan
faktor yang berasal dari dalam diri pada kepercayaan diri siswa. Pada aspek
seseorang seperti sifat, bakat, keturunan memiliki tujuan yang jelas (a sense of
dan sebagainya. Faktor eksternal purpose) dengan indikator kemandirian
merupakan faktor yang berada di luar diri siswa dalam merencanakan kehidupan dan
seseorang yang dapat mempengaruhi merumuskan tujuan-tujuan yang jelas
mental seseorang. untuk masa depan agar kepercayaan diri
semakin kuat. Pada aspek ini, tuntutannya
Nilai rata-rata pretes siswa pada adalah kemandirian siswa dalam
aspek siap menghadapi risiko adalah 13,55 merencanakan kehidupan dan merumuskan
dan nilai postesnya adalah 13,91. sama tujuan-tujuan yang jelas untuk masa depan
dengan aspek memiliki emosi yang stabil agar kepercayaan diri semakin kuat. Dari
dan aspek berpikir positif, meskipun hasil penelitian para siswa sudah cukup
peningkatan nilai rata-rata dalam aspek ini memiliki kemandirian dalam
terlihat tidak jauh berbeda, namun hasil uji merencanakan kehidupanya dan memiliki
statistik perbedaan nilai rata-rata ternyata tujuan yang cukup jelas dalam melakukan
perbedaannya signifikan dalam artian berbagai kegiatan yang diikutinya. Namun,
pemberian layanan bimbingan sosial untuk menjaga agar tetap konsisten dan
dengan tujuan untuk siap dalam tetap percaya diri layanan bimbingan tetap
menghadapi risiko, secara efektif dapat diperlukan agar kemandirian siswa tetap
memberikan kontribusi dalam peningkatan terjaga.
kepercayaan diri siswa. Pada aspek siap
91
Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII MTS.
Al Bidayah Kabupaten Bandung Barat) (Dani Tohir)
92
Journal of Regional Public Administration (JRPA), Volume 1 Nomor 1 Desember 2016: 80-93
Santrock, John W. 2003. Adolesence Yusuf, Syamsu. 2006. Program Bimbingan dan
Perkembangan Remaja Edisi Keenam. Konseling di Sekolah (SLTP dan SLTA).
Jakarta : Erlangga. Bandung: PT Puraka Bani Quraisi.
93