Anda di halaman 1dari 14

Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen Pada Siswa Kelas

VIII MTS.
Al Bidayah Kabupaten Bandung Barat) (Dani Tohir)

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK


PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA
(Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VIII MTs. Al Bidayah Kabupaten Bandung Barat)

Dani Tohir
Widyaiswara LPMP Jawa Barat
E-mail: dani_tohir@yahoo.com

ABSTRACT. This research is based on a phenomena of students who have low self-confidence. This self-
confidence is very important as an investment in processing student’s self-develop. Furthermore, there’s
no guidance and counseling programme related to improving students’ self-confidence in MTs. Al
Bidayah. The purpose of this research is to develop a programme of social personal guidance for
improving students’ self-confidence and to gain insight of the effectivity of this programme. The method
used is pre-experiment and the participants of this research are 63 students of year 8 in MTs. Al Bidayah
Bandung Barat District. Simple random sampling was used to choose the participants and try out applied
to 11 students who have low self-confidence to recognize the effectivity of programme. Data collection
method used is questionnaire. The research result shows that (1) this guidance programme to improve
students’ self-confidence consists of direction and values, motivation, emotional stability, a positive mind-
set, self-awareness, flexibility in behavior, eagerness to develop, mentally health and energy, a willingness
to take risks, and a sense of purpose; (2) on paired sample t-test shows thitung which is -5.123 while ttabel
with α = 0.05 and df n – 1= (11 - 1 = 10) equal to 1.812. in the other words, social personal guidance
programme is effective to improve students’ self-confidence in year 8 of MTs. Al Bidayah Bandung Barat
District.

Keywords: Social Personal Guidance Programme and Self-Confidence

PENDAHULUAN seperti itu dirasakan oleh setiap orang


dalam kehidupannya termasuk para remaja.
Manusia adalah mahluk sosial yang
tidak bisa hidup sendiri. Manusia Karena itu tidak aneh bila dikatakan
membutuhkan keberadaan manusia lain masa remaja adalah masa yang paling
terkait kebutuhannya baik dalam bentuk penting, yaitu tahap pencarian jati diri,
jasa maupun kebutuhan yang sifatnya remaja mulai merasakan suatu perasaan
material. Kebutuhan manusia akan mudah tentang identitasnya sendiri, perasaan
terpenuhi dari orang lain apabila terjalin bahwa dirinya adalah individu yang unik
suatu hubungan yang baik antar sesama yang siap memasuki suatu peran yang
manusia yang saling berinteraksi dalam berarti di masyarakat, baik peran yang
suatu lingkungan. Manusia dalam bersifat menyesuaikan diri maupun bersifat
memenuhi kebutuhannya, memerlukan memperbarui. Tetapi karena peralihan yang
hubungan sosial yang ramah dengan cara sulit dari masa kanak-kanak ke masa
membina hubungan yang baik dengan dewasa di satu pihak dan karena kepekaan
orang lain. Manusia selalu ingin terhadap perubahan sosial dan historis di
berhubungan dengan orang lain secara pihak lain, maka akan mengalami krisis
positif. Manusia ingin bergabung dengan identitas. Bila krisis ini tidak segera diatasi,
orang lain, ingin mengendalikan dan maka remaja akan mengalami kebingungan
dikendalikan, dan ingin mencintai dan peran atau kekacauan identitas, yang dapat
dicintai (Rakhmat, 2005: 14). Keadaan menyebabkan anak merasa terisolir, minder
atau kurang percaya diri, cemas, hampa

80
Journal of Regional Public Administration (JRPA), Volume 1 Nomor 1 Desember 2016: 80-93

dan bimbang, serta kurang memiliki memiliki kepercayaan diri rendah


keyakinan akan kemampuan diri. sebanyak 11 siswa atau (17,46%), yang
memiliki kepercayaan diri sedang
Salah satu tugas perkembangan masa sebanyak 44 siswa atau (69,84%) siswa, dan
remaja dalam mencapai jati dirinya dapat yang memiliki tingkat kepercayaan diri
dilakukan melalui pergaulan hidup baik tinggi ada 8 siswa atau (12,70%). Data
dengan keluarga, guru, maupun teman diatas menjelaskan lebih dari setengahnya
sebaya. Hampir sebagian besar waktu yaitu 69,84% berada pada tarap sedang dan
dalam kehidupan remaja digunakan untuk hanya 12,70% berada pada kategori tinggi.
berinteraksi dengan orang lain. Interaksi Hal ini menunjukkan tingkat kepercayaan
sosial dengan teman sebaya merupakan diri para siswa belum mencapai tingkat
salah satu unsur penting untuk memenuhi yang diharapkan yaitu mencapai tingkatan
kebutuhan akan harga dirinya. Apabila hal yang tinggi.
tersebut tidak tercapai maka individu akan
mengalami masalah dalam kesehariannya. Melalui penelaahan pada setiap aspek
Salah satu aspek dari remaja yang perlu dan indikator kepercayaan diri siswa, maka
diperhatikan adalah percaya diri (self dapat diketahui bahwa kurang kuatnya
confidence), yang merupakan salah satu kepercayaan diri siswa tersebut
modal dalam kehidupan yang harus dikarenakan siswa masih kurang
ditumbuhkan pada diri setiap siswa agar menyadari pentingnya nilai-nilai luhur
kelak dapat menjadi manusia yang mampu dalam kehidupan. Siswa masih kurang
mengontrol berbagai aspek yang ada pada memiliki motivasi yang kuat dalam belajar,
dirinya, dengan kemampuan tersebut siswa kurang tabah, kurang sabar, dan kurang
akan lebih jernih dalam mengatur tujuan ulet dalam mengerjakan suatu tugas. Belum
dan sasaran pribadi yang jelas, maka akan memiliki emosi yang stabil. Pesimis dan
lebih mampu dalam mengarahkan perilaku banyak berpikiran negatif. Kurang
menuju keberhasilan. menyadari potensi dirinya, baik kekuatan
maupun kelemahan yang ada pada dirinya.
Dalam ruang lingkup sekolah cara Kurang fleksibel dalam pergaulan. Tidak
siswa berinteraksi dengan teman sangat siap menghadapi tantangan. Tidak percaya
beraneka ragam. Ada yang memiliki diri dengan keadaan fisiknya. Tidak siap
keterampilan berinteraksi dengan baik dan menghadapi risiko dan segala
ada pula yang tidak. Siswa yang kemungkinan yang terjadi. Belum padu
mempunyai keterampilan berinteraksi yang dalam menetapkan berbagai tujuan dalam
baik, akan memiliki banyak teman dan kehidupan.
diterima dalam lingkungannya. Sebaliknya,
siswa yang tidak memiliki keterampilan Fenomena-fenomena di atas tentunya
berinteraksi, akan terisolasi, merasa minder sangat berkaitan erat dengan perlunya
dan tidak percaya diri. Seperti yang pelayanan bimbingan dan konseling di
dikemukakan oleh Sustisna (2010: 3) bahwa sekolah. Bimbingan dan konseling pada
tanpa adanya rasa percaya diri yang hakekatnya adalah bantuan dalam rangka
tertanam dengan kuat di dalam jiwa anak memfasilitasi siswa agar mencapai tugas-
(siswa), pesismisme dan rasa rendah diri tugas perkembangan yang optimal dan
akan dapat menguasainya dengan mudah. memandirikan. Salah satu bentuk
bimbingan yang dapat diberikan untuk
Data hasil penelitian pendahuluan membantu siswa yang berkaitan dengan
dengan melakukan survey kepada 63 siswa upaya Peningkatan kepercayaan dirinya
di MTs. Al Bidayah Kab. Bandung Barat, ialah bimbingan pribadi sosial, karena
menunjukkan bahwa responden yang bimbingan pribadi sosial merupakan

81
Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII MTS.
Al Bidayah Kabupaten Bandung Barat) (Dani Tohir)

bimbingan untuk membantu siswa Keterangan:


mengatasi masalah-masalah yang bersifat
pribadi dan sosial. O1: Pengukuran Pertama berupa pretest
untuk mengukur kepercayaan diri
Berangkat dari pemikiran dan siswa sebelum diberi perlakuan
fenomena yang telah dijelaskan di atas yang diukur dengan menggunakan
maka rumusan permasalahan penelitian ini instrumen kepercayaan diri.
adalah:
X : Pelaksanaan program bimbingan
1. Bagaimanakah program bimbingan pribadi sosial terhadap siswa kelas
pribadi sosial untuk peningkatan VIII MTs. Al Bidayah Kabupaten
kepercayaan diri? Bandung Barat.
2. Bagaimanakah efektifitas program
bimbingan pribadi sosial untuk O2: Pengukuran kedua berupa posttest
peningkatan kepercayaan diri? untuk mengukur kepercayaan diri
siswa sesudah diberi perlakuan
METODE yang diukur dengan menggunakan
instrumen kepercayaan diri yang
Metode penelitian yang digunakan sama seperti pada pengukuran
adalah metode eksperimen dengan bentuk pertama.
Pre-Eksperimental Design. Adapun Jenis yang
dipakai dari bentuk ini adalah One-Group HASIL DAN PEMBAHASAN
Pretest-Posttest Design, yaitu suatu teknik
untuk mengetahui efek sebelum dan Secara berurutan dipaparkan tentang
sesudah perlakuan (Sugiyono, 2006: 83). program bimbingan pribadi sosial untuk
Subjek penelitian pada desain ini tidak peningkatan kepercayaan diri siswa MTs.
memiliki kelompok kontrol, sehingga sering Al Bidayah Kabupaten Bandung Barat, dan
disebut Single Group Experiment. Penelitian efektifitas hasil uji coba program intervensi
ini dimaksudkan untuk memperoleh bimbingan pribadi sosial untuk
gambaran mengenai program bimbingan peningkatan kepercayaan diri siswa MTs.
pribadi sosial untuk meningkatkan Al Bidayah Kabupaten Bandung Barat.
kepercayaan diri siswa.
Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk
Dalam desain ini subjek dikenakan Peningkatan Kepercayaan diri Siswa
perlakuan dengan dua kali pengukuran. Penyusunan program dilakukan
Pengukuran yang pertama dilakukan peneliti berdasarkan hasil analisis data
sebelum diberi layanan program bimbingan penelitian. Hasil data analisis tersebut
pribadi sosial dan pengukuran kedua dijadikan sebagai landasan dalam
dilakukan setelah diberi layanan program penyusunan program. Adapun struktur
bimbingan pribadi sosial. Desain penelitian program sebagai berikut.
yang digunakan penulis digambarkan Rasional
sebagai berikut.
Salah satu tugas perkembangan masa
Tabel 1. Desain Penelitian remaja dalam mencapai jati dirinya dapat
dilakukan melalui pergaulan hidup baik
Pengukuran Pengukuran dengan keluarga, guru, maupun teman
Perlakuan
(Pretest) (Posttest) sebaya. Hampir sebagian besar waktu
O1 X O2 dalam kehidupan remaja digunakan untuk
Desain One Group Pretest-Posttest (Sugiyono, berinteraksi dengan orang lain. Interaksi
2006: 83) sosial dengan teman sebaya merupakan

82
Journal of Regional Public Administration (JRPA), Volume 1 Nomor 1 Desember 2016: 80-93

salah satu unsur penting untuk memenuhi rasa percaya diri baik dalam kegiatan
kebutuhan akan harga diri, aktualisasi diri belajar maupun dalam pergaulan di
di lingkungan, mengadakan interaksi lingkungan sekolah.
dengan lingkungan sebagai tujuannya.
Apabila hal tersebut tidak tercapai maka Deskripsi Kebutuhan
individu akan mengalami masalah dalam
Hasil pengumpulan data penelitian
kesehariannya.
untuk mengungkap tingkat kepercayaan
Rasa percaya diri (self confidence) diri siswa menunjukkan bahwa responden
merupakan salah satu modal dalam yang memiliki tingkat kepercayaan diri
kehidupan yang harus ditumbuhkan pada rendah sebanyak 11 orang atau sekitar
diri setiap siswa agar kelak mereka dapat (17,46%), yang memiliki tingkat
menjadi manusia yang mampu mengontrol kepercayaan diri sedang sebanyak 44
berbagai aspek yang ada pada dirinya. (69,84%) siswa, dan yang memiliki tingkat
Melalui kemampuan tersebut siswa akan percaya diri tinggi ada 8 (12,70%) siswa.
lebih jernih dalam mengatur tujuan dan Untuk lebih jelasnya tentang tingkat
sasaran pribadi yang jelas, serta akan lebih kepercayaan diri siswa di MTs. Al Bidayah
mampu dalam mengarahkan perilaku Kabupaten Bandung Barat.
menuju keberhasilan dan kesuksesan.
Melalui penelaahan pada setiap aspek
Berdasarkan hasil penelitian dan indikator kepercayaan diri siswa, maka
pendahuluan di MTs. Al Bidayah dapat diperoleh data kebutuhan untuk
Kabupaten Bandung Barat, diperoleh data pemberian layanan bimbingan pribadi
bahwa para siswa belum memiliki kekuatan sosial sebagai berikut.
yang baik dalam mengembangkan aspek-
1. Siswa kurang menyadari pentingnya
aspek kepercayaan diri seperti: (a)
nilai-nilai luhur dalam kehidupan.
Mengetahui tujuan yang diinginkan; (b)
2. Siswa kurang memiliki motivasi yang
Memiliki motivasi; (c) Memiliki emosi yang
kuat dalam belajar, kurang tabah,
stabil; (d) Berpikir positif; (e) Sadar diri; (f)
kurang sabar, dan kurang ulet dalam
Berperilaku fleksibel; (g) Menyenangi
mengerjakan suatu tugas.
tantangan; (h) Enerjik dan memiliki
3. Belum memiliki emosi yang stabil.
kesehatan mental yang baik; (i) Siap
4. Pesimis dan banyak berpikiran
menghadapi risiko; serta (j) Memiliki
negative.
tujuan yang jelas.
5. Kurang menyadari potensi dirinya,
Hal ini perlu dikembangkan agar para baik kekuatan maupun kelemahan
siswa perlu memiliki kekuatan dan rasa yang ada pada dirinya.
percaya diri yang baik sehingga dapat 6. Kurang fleksibel dalam pergaulan.
menunjang kesuksesan dalam belajar dan 7. Tidak siap menghadapi tantangan.
meraih cita-cita. Sebagai lembaga yang 8. Tidak percaya diri dengan keadaan
berfungsi memberikan pelayanan fisiknya.
pendidikan, sekolah seyogianya menjadi 9. Tidak siap menghadapi risiko dan
lembaga yang peduli terhadap keberhasilan segala kemungkinan yang terjadi.
siswa. 10. Belum padu dalam menetapkan
berbagai tujuan dalam kehidupan.
Upaya memberikan bimbingan dan Tujuan
konseling yang tepat bagi siswa/remaja Adapun tujuan dari adanya
yang dilandasi dengan kebutuhan yang bimbingan pribadi sosial untuk
benar-benar dirasakan siswa/remaja peningkatan kepercayaan diri siswa ini
termasuk kebutuhan untuk peningkatan adalah agar:

83
Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII MTS.
Al Bidayah Kabupaten Bandung Barat) (Dani Tohir)

1. Siswa memiliki pemahaman tentang padu (koherensi) terhadap berbagai


berbagai nilai-nilai luhur yang bagian yang berbeda dalam kehidupan.
dipegang dalam kehidupan sehari-hari.
2. Siswa memiliki motivasi dalam Komponen Program Bimbingan Pribadi
melakukan sesuatu kegiatan sehingga Sosial
mampu menikmati apa yang Komponen dalam melaksanakan
dilakukannya. program bimbingan pribadi sosial untuk
3. Siswa memiliki kematangan dan peningkatan kepercayaan diri siswa ini
pengendalian emosional. adalah menggunakan Layanan Dasar.
4. Siswa memiliki kemampuan untuk Program layanan dasar bimbingan dan
senantiasa berpikir positif dan memiliki konseling dalam peningkatan kepercayaan
kemampuan untuk tetap optimis. diri siswa MTs. Al Bidayah Kab. Bandung
5. Siswa memiliki pemahaman diri dan Barat, merupakan layanan untuk
sadar pada potensi diri sendiri baik mengembangkan dan meningkatkan rasa
kekurangan maupun kelebihannya. percaya diri baik dalam kegiatan sekolah
6. Siswa memiliki kesadaran berperilaku maupun dalam pergaulan sehari-hari.
fleksibel untuk menyesuaikan diri baik
dengan teman maupun Personil
lingkungannya. Personil dalam pelaksanaan
7. Siswa senang untuk menghadapi intervensi program bimbingan pribadi
tantangan yang dapat mengembangkan sosial untuk peningkatan kepercayaan diri
kemampuan dirinya. siswa dilakukan oleh peneliti yang dalam
8. Siswa dapat mengatur diri sendiri pelaksanaannya berkoordinasi dengan guru
secara enerjik dan memiliki kesehatan BK.
mental yang baik.
9. Siswa memiliki kemampuan untuk Rencana Tindakan
bertindak dalam menghadapi Rencana tindakan program
ketidakpastian atau risiko yang bimbingan pribadi sosial untuk
mungkin terjadi. peningkatan kepercayaan diri siswa dibuat
10. Siswa memiliki pemahaman dan dalam bentuk matrik sebagai berikut.
kemampuan untuk memiliki rasa yang

Tabel 2. Rencana Tindakan (Action Plan) Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Peningkatan
Kepercayaan Diri Siswa MTS. Al Bidayah untuk Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa

No.
Tujuan Materi Komponen Teknik Kelas Waktu Pelaksana
1 Siswa memiliki pemahaman Hakikat nilai-nilai dalam Layanan Bimbingan VIII 2 x 40 Peneliti
tentang berbagai nilai-nilai kehidupan Dasar Kelompok menit
luhur yang dipegang dalam
kehidupan sehari-hari 1. Penghayatan nilai-nilai
moral sebagai pedoman
hidup sehari-hari
2. Penghayatan nilai-nilai
agama sebagai pedoman
hidup sehari
2 Siswa memiliki motivasi Pemahaman diri Layanan Bimbingan VIII 2 x 40 Peneliti
dalam melakukan sesuatu Dasar Kelompok menit
kegitan sehingga mampu 1. Mengenal Motivasi diri
menikmati apa yang 2. Perilaku Sabar
dilakukan nya 3. Perilaku Tabah
4. Perilaku Ulet
5. Pantang menyerah

84
Journal of Regional Public Administration (JRPA), Volume 1 Nomor 1 Desember 2016: 80-93

3 Siswa memiliki kematangan Kematangan emosional Layanan Bimbingan VIII 2 x 40 Peneliti


emosional Dasar Kelompok menit
1. Memahami
suasana/tingkat emosi
sendiri
2. Ciri-ciri kematangan
emosional
3. Kiat-kiat mengembangkan
emosi secara baik
4 Siswa memiliki kemampuan Kemampuan berpikir Layanan Bimbingan VIII 2 x 40 Peneliti
untuk senantiasa berpikir Dasar Kelompok menit
positif dan memiliki 1. Berpikir positif
kemampuan untuk tetap 2. Berpikir cerdas
optimis 3. Keuntungan optimis
4. Kerugian pesimis
5 Siswa memiliki pemahaman Memahami diri Layanan Bimbingan VIII 2 x 40 Peneliti
diri dan sadar pada potensi Dasar Kelompok menit
diri sendiri baik kekurangan 1. Kelebihan diri
maupun kelebihannya 2. Kekurangan diri
3. Peningkatan kelebihan
diri
4. Mengatasi kekurangan
diri
6 Siswa memiliki kesadaran Perilaku penyesuaian diri agar Layanan Bimbingan VIII 2 x 40 Peneliti
berperilaku fleksibel untuk berperilaku fleksibel Dasar Kelompok menit
menyesuaikan diri baik
dengan teman dan maupun 1. Penyesuaian diri dengan
lingkungannya teman
2. Penyesuaian diri dengan
lingkungan

7 Siswa senang untuk Memahami arti sebuah Layanan Bimbingan VIII 2 x 40 Peneliti
menghadapi tantangan yang tantangan dalam Dasar Kelompok menit
dapat mengembangkan pengembangan diri
kemampuan dirinya
1. Macam-macam
pengembangan diri
2. Cara mengembangkan diri
yang baik
3. Siap menghadapi berbagai
8 Siswa dapat mengatur diri Kemampuan mengatur diri Layanan Bimbingan VIII 2 x 40 Peneliti
sendiri secara enerjik dan sendiri untuk Dasar Kelompok menit
memiliki kesehatan mental
yang baik 1. Menjaga agar tetap enerjik
2. Menjaga kesehatan mental
3. Menjaga kesehatan fisik
4. Mengendalikan dan
mengelola stress secara
sehat
9 Siswa memiliki kemampuan Kemampuan menghitung Layanan Bimbingan VIII 2 x 40 Peneliti
untuk bertindak dalam risiko yang mungkin terjadi Dasar Kelompok menit
menghadapi ketidakpastian
atau risiko yang mungkin 1. Memahami risiko
terjadi 2. Memperhitungkan risiko
yang mungkin terjadi
3. Menyiapkan diri dengan
kemunkinan terburuk
10 Siswa memiliki pemahaman Keterampilan menetapkan Layanan Bimbingan VIII 2 x 40 Peneliti
dan kemampuan untuk sebuah perencanaan Dasar Kelompok menit
memiliki rasa yang padu
(koherensi) terhadap 1. Pentingnya perencanaan
berbagai bagian yang 2. Menetapkan tujuan secara
berbeda dalam kehidupan jelas

85
Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII MTS.
Al Bidayah Kabupaten Bandung Barat) (Dani Tohir)

Evaluasi dan Indikator Keberhasilan membandingkan data antar waktu dari satu
Rencana evaluasi program bimbingan kelompok sampel. Dengan demikian pada
pribadi sosial untuk peningkatan bagian ini dibahas dua kegiatan, yaitu
kepercayaan diri siswa dirumuskan atas pertama, pemaparan pelaksanaan kegiatan
dasar tujuan yang ingin dicapai. yang diberikan dan kedua, menguji
Dirumuskan pula evaluasi program yang efektivitas berdasarkan uji statistik.
berfokus kepada keterlaksanaan program,
sebagai bentuk akuntabilitas pelayanan Pelaksanaan Program Bimbingan Pribadi
bimbingan dan konseling. Kriteria patokan Sosial
yang dipakai untuk menilai keberhasilan
Sebelum menguji efektifitas program
pelaksanaan program pelayanan bimbingan
melalui uji statistik, tentunya harus
dan konseling mngacu pada ketercapaian
memberikan terlebih dahulu layanan
kompetensi, kebutuhan-kebutuhan konseli
bimbingan dan konseling berupa program
dan pihak-pihak yang terlibat langsung
intervensi bimbingan pribadi sosial untuk
maupun tidak langsung berperan membatu
peningkatan kepercayaan diri siswa.
konseli memperoleh kepercayaan diri
Pelaksanaan layanan bimbingan konseling
siswa.
untuk peningkatan kepercayaan diri siswa
Terdapat dua macam aspek kegiatan kelas VIII MTs. Al Bidayah ini, dilakukan
penilaian program pelaksanaan layanan selama sepuluh kali pertemuan, masing-
bimbingan dan konseling, yaitu penilaian masing pertemuan dijelaskan sebagai
proses dan penilaian hasil. Penilaian proses berikut.
dimaksudkan untuk mengetahui
1. Pertemuan pertama, diberikan
keefektifan pelayanan bimbingan dan
intervensi layanan bimbingan
konseling dilihat dari prosesnya, sedangkan
konseling dengan bahasan “Memahami
penilaian hasil dimaksudkan untuk
Nilai-nilai Kehidupan”.
memperoleh informasi keefektifan
pelayanan bimbingan dan konseling dari 2. Pertemuan kedua, diberikan intervensi
hasilnya. layanan bimbingan konseling dengan
bahasan “Memotivasi Diri”.
Aspek yang dievaluasi untuk kegiatan
program bimbingan pribadi sosial untuk 3. Pertemuan Ketiga, pada pertemuan ini
peningkatan kepercayaan diri siswa kegiatan yang dilakukan adalah
diantaranya sebagai berikut. mengenai kematangan emosi agar para
siswa memiliki emosi yang stabil dalam
1. Kesesuaian antara program dengan
menghadapi berbagai situasi dalam
pelaksanaan
kehidupannya.
2. Keterlaksanaan Program
3. Hambatan-hambatan 4. Pertemuan keempat, diberikan
4. Dampak Layanan terhadap Proses intervensi layanan bimbingan
Pembelajaran konseling dengan bahasan “Berpikir
Positif”.
Efektivitas Program Bimbingan Pribadi
Sosial untuk Peningkatan Kepercayaan 5. Pertemuan Kelima, diberikan
Diri Siswa intervensi layanan bimbingan
Untuk menguji keefektifan program konseling dengan tema “Sadar Diri”.
dilakukan dengan cara membandingkan
data sebelum dengan data sesudah 6. Pertemuan Keenam, diberikan
dilakukan perlakuan atau intervensi dari intervensi layanan bimbingan
satu kelompok sampel, atau

86
Journal of Regional Public Administration (JRPA), Volume 1 Nomor 1 Desember 2016: 80-93

konseling dengan tema “Perilaku 10. Pertemuan Kesepuluh, pada


Fleksibel dalam Penyesuaian Diri” pertemuan ini kegiatan yang dilakukan
adalah pemberian permainan pesawat
7. Pertemuan Ketujuh, diberikan hati, dalam kegiatan ini menggunakan
intervensi layanan bimbingan metode dan teknik menulis (written),
konseling dengan bahasan “Arti gerak (movement).
Sebuah Tantangan”.
Efektivitas Program Bimbingan Pribadi
8. Pertemuan Kedelapan, pada Sosial
pertemuan ini berjudul “Menjaga
Kesehatan Mental dan Mengendalikan Setelah siswa mendapat layanan
Stress” metode dan teknik yang intervensi bimbingan pribadi sosial untuk
digunakan fantasi. peningkatan kepercayaan diri, kemudian
para siswa diberi post test. Langkah
9. Pertemuan Kesembilan, diberikan berikutnya data hasil pretest dan postest
intervensi layanan bimbingan dibadingkan dengan menggunakan analisis
konseling dengan bahasan “Memahami statistik dengan bantuan program SPSS
Risiko dalam Kehidupan”. versi 22 dengan teknik paired sample t-test.
Pada perhitungan paired sample t-test dikurangi nilai posttes). Dengan demikian
menunjukan besarnya thitung yaitu sebesar - nilai rata-rata kepercayaan diri sebelum
5.123 sementara ttabel dengan α = 0.05 dan df dan sesudah mendapat intervensi layanan
n – 1 = (11 - 1 = 10) dengan harga 1.812. bimbingan pribadi sosial terdapat
Maka dapat dikatakan Ho ditolak dan H1 perbedaan yang signifikan. Dengan kata
diterima. Jadi terdapat perbedaan rata-rata lain program bimbingan pribadi sosial
hasil pretest 153,18 dengan hasil posttes efektif untuk peningkatan kepercayaan diri
166,55, sebesar -13,364 (dari nilai pretes siswa Kelas VIII MTs. Al Bidayah.
Sementara itu, berdasarkan hasil peningkatan kepercayaan diri siswa
perhitungan dan pengujian statistik memberikan masukan dan tambahan
efektifitas program bimbingan pribadi berbagai program yang ada dalam upaya
sosial untuk peningkatan kepercayaan diri peningkatan kepercayaan diri siswa.
siswa dengan pengujian melalui Nilai rata-rata pretes siswa 13,64 dan
perhitungan paired sample t-test menunjukan nilai postesnya adalah 14,36 dengan
besarnya thitung semua aspek kepercayaan demikian ada peningkatan nilai rata-rata.
diri yang dibandingkan pada ttabel dengan α Kemudian setelah diuji statistik perbedaan
= 0.05 dan df n–1 = (11 - 1 = 10) dengan nilai rata-rata ternyata perbedaannya
harga 1.812. Maka dapat diketahui signifikan dalam artian pemberian layanan
perbedaan semua rata-rata hasil pretes dan bimbingan sosial dengan tujuan supaya
posttes aspek-aspek kepercayaan diri siswa memiliki arah dan nilai-nilai yang
memiliki perbedaan yang signifikan. dipegang dapat meningkatkan kepercayaan
Dengan kata lain program bimbingan diri siswa secara efektif. Dari hasil tersebut,
pribadi sosial berdasarkan semua aspek remaja termasuk para siswa, perlu memiliki
kepercayaan diri siswa memberikan keyakinan yang kuat pada nilai-nilai yang
kontribusi untuk peningkatan kepercayaan dipegang dalam kehidupannya. Sebab,
diri siswa kelas VIII MTs. Al Bidayah. seperti dijelaskan oleh Hurlock (1980, hlm.
208), yang mengutif pendapat Erikson, para
Pembahasan Hasil Uji Coba Program siswa yang berada pada masa remaja
Bimbingan Pribadi Sosial sebagai masa mencari identitas, bahwa
Terujinya keefektifan program identitas diri yang dicari remaja berupa
bimbingan pribadi sosial untuk usaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa

87
Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII MTS.
Al Bidayah Kabupaten Bandung Barat) (Dani Tohir)

peranannya dalam masyarakat, apakah Nilai rata-rata pretes siswa pada


akan mampu percaya diri, sekalipun latar aspek memiliki emosi yang stabil adalah
belakang ras atau agama atau nasionalnya 21,55 dan nilai postesnya adalah 22,36.
membuat beberapa orang Meskipun peningkatan nilai rata-rata dalam
merendahkannya. aspek ini terlihat tidak jauh berbeda, namun
Nilai rata-rata pretes siswa pada hasil statistik perbedaan nilai rata-rata
aspek memiliki motivasi adalah 13,18 dan ternyata perbedaannya signifikan dalam
nilai postesnya adalah 16,09. Dari hasil artian pemberian layanan bimbingan sosial
tersebut dapat diketahui adanya dengan tujuan untuk memiliki emosi yang
peningkatan nilai rata-rata. Kemudian stabil secara efektif dapat memberikan
setelah diuji statistik, perbedaan nilai rata- kontribusi dalam peningkatan kepercayaan
rata tersebut perbedaannya signifikan, diri siswa. Menurut Syamsu Yusuf, (2006: 9)
dalam artian pemberian layanan bimbingan masa remaja merupakan puncak emosional.
pribadi sosial dengan tujuan supaya siswa Pertumbuhan organ-organ seksual
memiliki motivasi yang kuat dalam mempengaruhi emosi atau perasaan-
berbagai kegiatan yang diikutinya dapat perasaan baru yang belum dialami
meningkatkan kepercayaan diri siswa. sebelumnya, seperti: rasa cinta, rindu, dan
Motivasi berkaitan erat dengan keinginaan untuk berkenalan lebih intim
kepercayaan diri, individu yang memiliki dengan lawan jenis. Pada usia remaja awal
motivasi dalam melakukan sesuatu (siswa SMP/MTs.), perkembangan
sehingga mampu menikmati apa yang emosinya menunjukkan sifat yang sensitif
dilakukan tersebut. Bahkan, karena begitu dan reaktif (kritis) yang sangat kuat
asyik dalam melakukan suatu hal itu terhadap berbagai peristiwa atau situasi
membuat sulit mengalihkan perhatian. sosial; emosinya sering bersifat negatif dan
Motivasi ini merupakan bagian penting temperamental (mudah tersinggung atau
dalam kehidupan, sebagai contoh apabila mudah sedih).
terdapat dua anak yang memiliki Rasa marah, kesal, sedih atau gembira
kemampuan sama dan memberikan adalah hal yang wajar yang tentunya sering
peluang dan kondisi yang sama untuk dialami remaja meskipun tidak setiap saat.
mencapai tujuan, kinerja dan hasil-hasil Pengungkapan emosi itu ada juga
yang dicapai oleh anak yang termotivasi aturannya. Supaya bisa mengekspresikan
akan lebih baik dibandingkan dengan anak emosi secara tepat, remaja perlu
yang tidak termotivasi. pengendalian emosi. Akan tetapi,
Motivasi yang erat kaitannya dengan pengendalian emosi ini bukan merupakan
kepercayaan diri adalah motivasi upaya untuk menekan atau menghilangkan
berprestasi. Menurut Mc Clelland (1987: 40) emosi melainkan belajar menghadapi
motivasi berprestasi didefinisikan sebagai situasi dengan sikap rasional, belajar
usaha mencapai sukses atau berhasil dalam mengenali emosi dan menghindari dari
kompetisi dengan suatu ukuran penafsiran yang berlebihan terhadap situasi
keunggulan yang dapat berupa prestasi yang dapat menimbulkan respon
orang lain maupun prestasi sendiri. Senada emosional.
dengan pendapat di atas, Santrork (2003: Nilai rata-rata pretes siswa pada
103) menjelaskan bahwa motivasi aspek berpikir positif adalah 18,55 dan nilai
berprestasi merupakan keinginan untuk postesnya adalah 19,36 sama dengan aspek
menyelesaikan sesuatu untuk mencapai memiliki emosi yang stabil, meskipun
suatu standar kesuksesan, dan untuk peningkatan nilai rata-rata dalam aspek ini
melakukan suatu usaha dengan tujuan terlihat tidak jauh berbeda, namun hasil
untuk mencapai kesuksesan. statistik perbedaan nilai rata-rata ternyata
perbedaannya signifikan dalam artian

88
Journal of Regional Public Administration (JRPA), Volume 1 Nomor 1 Desember 2016: 80-93

pemberian layanan bimbingan sosial pretes dan postesnya ternyata


dengan tujuan untuk melatih berpikir perbedaannya signifikan. Self Awareness
positif, secara efektif dapat memberikan (kesadaran diri) adalah perhatian yang
kontribusi dalam peningkatan kepercayaan berlangsung ketika seseorang mencoba
diri siswa. Tidak mudah untuk mengubah memahami keadaan internal dirinya.
pikiran para remaja untuk dapat berpikir Prosesnya berupa semacam refleksi pada
positif dalam menjalani tiap kegiatannya. seseorang secara sadar memikirkan hal-hal
Maka dari itu, perlu adanya pembiasaan yang ia alami berikut emosi-emosi
agar para remaja dapat selalu berpikir mengenai pengalaman tersebut. Dengan
positif dalam menjalani kegiatan yang kata lain, Self Awareness adalah keadaan
dilakukannya. Dengan berpikir positif, para ketika kita membuat diri sendiri sadar
remaja dapat mengatasi persoalannya tentang emosi yang sedang kita alami dan
secara lebih optimis dan mengarahkan juga pikiran-pikiran kita mengenai emosi
pikirannya pada masa depan yang lebih tersebut. Menurut J. Piaget (dalam Yusuf,
baik. 2006: 9), awal masa remaja terjadi
Masa remaja berada di antara masa transformasi kognitif yang besar menuju
dewasa dan anak-anak. Remaja tidak mau cara berpikir yang lebih abstrak,
lagi dianggap sebagai “anak ingusan” yang konseptual, dan berorientasi ke masa depan
melahap dan menerima apa saja secara (future oriented). Remaja mulai
mentah-mentah perkataan orang dewasa. menunjukkan minat dan kemampuan di
Menurut pandangan para psikolog, remaja bidang tulisan, seni, musik, olah raga, dan
dari sisi pengetahuan mampu memahami keagamaan. E. Erikson dalam teori
dan menjangkau masalah-masalah seperti perkembangan psikososialnya menyatakan
akhlak, moral, dan gaya kehidupan yang bahwa tugas utama di masa remaja adalah
beraneka ragam lalu menilainya secara membentuk identitas diri yang mantap
sistematis dan argumentatif sehingga yang didefinisikan sebagai kesadaran akan
remaja dapat membandingkan plus-minus diri sendiri serta tujuan hidup yang lebih
berbagai solusi yang ada, sehingga akhirnya terarah.
dapat menemukan jawaban yang paling Nilai rata-rata pretes siswa pada
tepat menurutnya. aspek berperilaku fleksibel adalah 12,91 dan
Namun, dengan segala kemajuan pola nilai postesnya adalah 14,27 hasil ini
pikir, cara menganalisa masalah, dan menunjukkan adanya peningkatan nilai
mengambil keputusan, remaja dari segi rata-rata. Kemudian setelah diuji statistik
kematangan dan kekuatan berpikir masih perbedaan nilai rata-rata tersebut
mengalami masa transisi dari tahap anak- perbedaannya signifikan. Hal ini
anak menuju masa dewasa. Dengan kata menunjukkan bahwa program layanan
lain, bahwa remaja sedang mengalami bimbingan pribadi sosial mengenai cara
perkembangan cukup pesat, tapi belum berperilaku yang fleksibel efektif untuk
sampai pada titik kematangan hingga peningkatan kepercayaan diri siswa. Masa
mampu bersandar pada pandangan pribadi remaja adalah masa krisis identitas bagi
dan argumentasi yang dikemukakannya. kebanyakan anak remaja. Remaja sedang
Nilai rata-rata pretes siswa pada mencari-cari figur panutan, namun figur itu
aspek sadar diri adalah 15,36 dan nilai tidak ada didekatnya. Secara umum dan
postesnya adalah 16,73. Hasil ini dalam kondisi normal sekalipun, masa ini
menunjukkan bahwa dalam aspek ini pun merupakan periode yang sulit untuk
layanan bimbingan pribadi sosial efektif ditempuh, baik secara individual ataupun
dalam peningkatan kepercayaan diri siswa. kelompok, sehingga remaja sering
Sebab, hasil uji statistik menunjukkan dikatakan sebagai kelompok umur
bahwa perbedaan nilai rata-rata antara bermasalah (the trouble teens). Hal inilah

89
Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII MTS.
Al Bidayah Kabupaten Bandung Barat) (Dani Tohir)

yang menjadi salah satu sebab mengapa mereka kerap "terjebak" dalam
masa remaja dinilai lebih rawan daripada pertemanan yang negatif. Sebaiknya
tahap-tahap perkembangan manusia yang pilih teman yang bisa membantu
lain. Agar seseorang berperilaku baik tentu melewati tantangan hidup karena
saja harus didasari adanya kemampuan dengan cara itu mereka akan
untuk menyesuaikan dirinya dengan membantu memberi feedback positif.
keadaan lingkungan tempat ia tinggal, 2. Punya identitas diri positif. Masa
sedangkan bila seseorang gagal dalam remaja dianggap sebagai masa yang
mengadakan penyesuaian diri akan penuh suasana seru dalam hidup.
dimanifestasi dalam tingkah laku yang Beragam tantangan, masalah, dan
dimunculkan dalam bentuk tingkah laku keceriaan harus dinikmati remaja
yang agresif, penganiayaan, penipuan, sebagai satu proses pembentukan jati
pemakaian obat terlarang atau narkotika diri dan mengarahkan kehidupan
dan sebagainya. selanjutnya. Sayang, terkadang
Nilai rata-rata pretes siswa pada masalah ini justru membuat remaja
aspek menyenangi tantangan adalah 17,18 kalah dan terjerumus dalam hal yang
dan nilai postesnya adalah 20,00. Kemudian negatif. Bagaimana pun, remaja juga
setelah diuji perbedaan rata-ratanya, kedua punya tantangan dan tekanan yang
rata-rata antara pretes dan postes memiliki cukup besar untuk membentuk
perbedaan yang cukup signifikan. Dengan identitas diri yang positif.
demikian dapat dikatakan bahwa program
layanan bimbingan pribadi sosial dalam Nilai rata-rata pretes siswa pada
aspek menyenangi tantangan secara efektif aspek memiliki kesehatan mental yang baik
dapat memberikan peningkatan pada adalah 11,82 dan nilai postesnya adalah
kepercayaan diri siswa. Pada aspek ini 12,73 hasil ini menunjukkan pemberian
diharapkan siswa menyenangi tantangan layanan bimbingan pribadi sosial
(eagerness to develop) dengan indikator memberikan peningkatan pada nilai rata-
mampu menikmati tantangan yang ada rata. hasil uji statistiknya menunjukkan
pada dirinya sendiri, menjadikan kejadian perbedaan nilai rata-ratanya berbedaa
sebagai pengalaman belajar, tidak bertindak secara signifikan.Hal ini menunjukkan
arogan merasa diri sudah hebat atau ahli, bahwa program bimbingan pribadi sosial
selalu berusaha untuk mendapatkan dalam aspek memiliki kesehatan mental
sesuatu yang baru dengan berbagai yang baik dan enerjik secara efektif dapat
pengalaman. Pada masa remaja ada dua memperkuat peningkatan kepercayaan diri
tantangan terbesar yang harus dihadapinya siswa. Pada aspek ini, siswa diharapkan
yang membuat para remaja mendapat dapat memiliki kesehatan mental yang baik
tantangan diantaranya: dan enerjik (health and energy) dengan
1. Memiliki teman. Sebagai mahluk sosial, indikatornya adalah menghargai keadaan
secara naluriah manusia pasti akan yang terdapat pada dirinya termasuk
menjalin pertemanan dengan orang keadaan fisik atau tubuhnya, menghormati
lain. Pada usia remaja, individu akan dan memiliki rasa bahwa energi yang ada
berteman dengan lawan jenis. Ini pada dirinya dapat mengalir dengan bebas
adalah hal yang alamiah, dan orang tua sehingga mampu mengelola situasi stres
tak perlu khawatir akan hal ini. tanpa mengalami depresi.
Tantangan terberat bagi remaja adalah
saat harus pandai-pandai menjalin Masa remaja merupakan masa yang
pertemanan. Bagi remaja, kepopuleran kritis dalam siklus perkembangan
seseorang bisa terlihat dari banyaknya seseorang. Di masa ini banyak terjadi
teman yang dimiliki. Sayangnya perubahan dalam diri seseorang sebagai

90
Journal of Regional Public Administration (JRPA), Volume 1 Nomor 1 Desember 2016: 80-93

persiapan memasuki masa dewasa. Remaja menghadapi risiko (a willingness to take risks)
tidak dapat dikatakan lagi sebagai anak dengan indikator menghargai keadaan
kecil, namun belum juga dapat dikatakan yang terdapat pada dirinya termasuk
sebagai orang dewasa. Hal ini terjadi oleh keadaan fisik atau tubuhnya, menghormati
karena pada masa ini penuh dengan gejolak dan memiliki rasa bahwa energi yang ada
perubahan baik perubahan biologik, pada dirinya dapat mengalir dengan bebas
psikologik, maupun perubahan sosial. sehingga mampu mengelola situasi stres
Dalam keadaan „serba tanggung‟ ini tanpa mengalami depresi. Maka, remaja
seringkali memicu terjadinya konflik antara yang diberi kesempatan untuk
remaja dengan dirinya sendiri (konflik mempertanggungjawabkan perbuatannya,
internal), maupun konflik lingkungan tumbuh menjadi orang dewasa yang lebih
sekitarnya (konflik eksternal). Apabila berhati-hati, lebih percaya diri, dan mampu
konflik ini tidak diselesaikan dengan baik bertanggung jawab. Rasa percaya diri dan
maka akan memberikan dampak negatif rasa tanggung jawab inilah yang
terhadap perkembangan remaja tersebut di dibutuhkan sebagai dasar pembentukan jati
masa mendatang, terutama terhadap diri positif pada remaja.
pematangan karakternya dan tidak jarang
memicu terjadinya gangguan mental. Nilai rata-rata pretes siswa pada
aspek memiliki tujuan hidup yang jelas
Dari hasil penelitian ini menunjukkan adalah 15,45 dan nilai postesnya adalah
bahwa para siswa sudah cukup menyadari 16,73 dengan demikian ada peningkatan
keadaan kesehatan fisik dan mentalnya. nilai rata-rata. Setelah diuji statistik
Responden cukup yakin dengan kesehatan perbedaan nilai rata-rata ternyata
fisik dan mentalnya untuk menjadi individu perbedaannya signifikan. Hal ini
yang percaya diri. Sebenarnya ada dua menunjukkan bahwa pemberian layanan
faktor yang mempengaruhi mental remaja bimbingan pribadi sosial dalam aspek
(Dewi, 2012), yaitu: faktor internal dan memiliki tujuan hidup yang jelas secara
faktor eksternal. Faktor internal adalah efektif dapat memberikan efek peningkatan
faktor yang berasal dari dalam diri pada kepercayaan diri siswa. Pada aspek
seseorang seperti sifat, bakat, keturunan memiliki tujuan yang jelas (a sense of
dan sebagainya. Faktor eksternal purpose) dengan indikator kemandirian
merupakan faktor yang berada di luar diri siswa dalam merencanakan kehidupan dan
seseorang yang dapat mempengaruhi merumuskan tujuan-tujuan yang jelas
mental seseorang. untuk masa depan agar kepercayaan diri
semakin kuat. Pada aspek ini, tuntutannya
Nilai rata-rata pretes siswa pada adalah kemandirian siswa dalam
aspek siap menghadapi risiko adalah 13,55 merencanakan kehidupan dan merumuskan
dan nilai postesnya adalah 13,91. sama tujuan-tujuan yang jelas untuk masa depan
dengan aspek memiliki emosi yang stabil agar kepercayaan diri semakin kuat. Dari
dan aspek berpikir positif, meskipun hasil penelitian para siswa sudah cukup
peningkatan nilai rata-rata dalam aspek ini memiliki kemandirian dalam
terlihat tidak jauh berbeda, namun hasil uji merencanakan kehidupanya dan memiliki
statistik perbedaan nilai rata-rata ternyata tujuan yang cukup jelas dalam melakukan
perbedaannya signifikan dalam artian berbagai kegiatan yang diikutinya. Namun,
pemberian layanan bimbingan sosial untuk menjaga agar tetap konsisten dan
dengan tujuan untuk siap dalam tetap percaya diri layanan bimbingan tetap
menghadapi risiko, secara efektif dapat diperlukan agar kemandirian siswa tetap
memberikan kontribusi dalam peningkatan terjaga.
kepercayaan diri siswa. Pada aspek siap

91
Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa (Studi Pra Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII MTS.
Al Bidayah Kabupaten Bandung Barat) (Dani Tohir)

PENUTUP bimbingan dan konseling mampu


memahami bagaimana cara
Kesimpulan mengembangkan kemampuan siswa
1. Program bimbingan pribadi sosial agar lebih percaya diri. Guru BK perlu
untuk peningkatkan kepercayaan diri menguasai berbagai teknik dan metoda
siswa adalah program layanan pemberian layanan bimbingan agar
bimbingan pribadi sosial yang pemberian layanan bimbingan dapat
terprogram dengan baik dengan menarik keinginan siswa untuk turut
mengembangkan berbagai aspek aktif dalam kegiatan layanan tersebut
kepercayaan diri seperti: memiliki dan muncul kepercayaan dirinya.
arah dan nilai-nilai yang dipegang, 2. Bagi pihak sekolah, dalam rangka
memiliki motivasi, memiliki emosi pengembangan program sekolah,
yang stabil, berpikir positif, sadar diri, terutama bidang kesiswaan, untuk
berperilaku fleksibel, menyenangi mewujudkan sekolah yang mandiri,
tantangan, enerjik dan memiliki unggul, dan berprestasi dapat
kesehatan mental yang baik, siap memberikan dukungan dalam
menghadapi risiko, dan memiliki melaksanakan program bimbingan
tujuan hidup yang jelas. pribadi sosial untuk meningkatkan
2. Program bimbingan pribadi sosial kepercayaan diri siswa. Program
untuk peningkatan kepercayaan diri layanan bimbingan ini seyogiyanya
siswa, terbukti efektif untuk disosialisasikan kepada para guru atau
meningkatkan kepercayaan diri siswa tenaga kependidikan yang lainnya
kelas VIII MTs. Al Bidayah Kabupaten sehingga program tersebut mendapat
Bandung Barat. dukungan dan bantuan dari semua
3. Program bimbingan pribadi sosial pihak. Supaya pelaksanaan program
terbukti efektif untuk meningkatkan dapat berjalan efektif dukungan
semua aspek kepercayaan diri siswa. fasilitas berupa ruangan, media, dan
Perbedaan rata-rata setiap aspek alat bantu pun perlu didukung
kepercayaan diri sebelum dan sehingga dapat menunjang
sesudah mendapatkan pelaksanaan pelaksanaan program dengan baik.
intervensi terbukti memiliki
perbedaan yang signifikan, meskipun DAFTAR PUSTAKA
besaran perbedaan setiap aspeknya
tidak sama. Perbedaan yang rata-rata Ali, Mohammad & Asrori, M. 2004. Psikologi
hasil pretes dan postes relatif kecil Remaja Perkembangan Peserta Didik.
kecil adalah pada aspek memiliki Jakarta: PT Bumi Aksara.
emosi yang stabil, berpikir positif,
dan aspek siap menghadapi risiko. Burton, Kate & Platts, Brinley. 2006. Building
Confidence for Dummies. John Wiley &
Saran Sons, Ltd.
1. Guru bimbingan dan konseling dapat
mengimplementasikan program Dewi, Kusuma D. 2012. Kesehatan Mental
bimbingan pribadi sosial untuk Pada Remaja. http://dewikusumadian.
peningkatan kepercayaan diri siswa. blogspot.com/2012/11/kesehatan-
Untuk kelancaran dalam pelaksanaan mental-pada-remaja.html tersedia.
program, guru BK perlu mendalami Online. Diunduh 30 Desember 2014.
berbagai aspek kepercayan diri
khususnya para siswa MTs. Selain itu,
yang paling penting adalah guru

92
Journal of Regional Public Administration (JRPA), Volume 1 Nomor 1 Desember 2016: 80-93

Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi S. J. Parsons, A. C. Croft, M. C. Harrison.


Perkembangan. Jakarta: Erlangga. 2011. Engineering students’ self-
confidence in mathematics mapped onto
McClelland, D.C. 1987. Human Motivation. Bandura’s self-efficacy Journal. Vol 6,
New York: Cambridge University No 1.
Press.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan
Nurihsan, Juntika. 2007. Bimbingan dan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
Konseling dalam Berbagai Latar R&D). Bandung: Alfabeta.
Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.
Sutisna, Cucu. 2010. Peningkatan Percaya Diri
Rakhmat, Jalaluddin. 2005. Psikologi Siswa melalui Strategi Layanan
Komunikasi. Bandung: Remaja Bimbingan Kelompok. Tesis: SPS BK
Rosdakarya. UPI Bandung.

Santrock, John W. 2003. Adolesence Yusuf, Syamsu. 2006. Program Bimbingan dan
Perkembangan Remaja Edisi Keenam. Konseling di Sekolah (SLTP dan SLTA).
Jakarta : Erlangga. Bandung: PT Puraka Bani Quraisi.

93

Anda mungkin juga menyukai