Fakultas Psikologi
2019
BAB I
PENDAHULUAN
a. Empati
Turut merasakan kesusahan orang lain dengan tujuan mengantisipasi emosi dan
motivasi tingkah laku untuk mengurangi kesusahan dan meningkatkan
kesejahteraan orang lain.
c. Pertukaran sosial
a) Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memajukan bidang ilmu Psikologi sosial,
selain itu penelitian ini juga di harapkan dapat menjadi referensi untuk
penelitian lain.
Penelitian yang dilakukan oleh Ida Ayu Ratih Tricahyani (2016) dengan
judul “Hubungan antar dukungan sosial dengan penyesuaian diri pada remaja
awal di panti asuhan kota denpasar”. Berdasarkan keseluruhan uraian
diatas, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan signifikan antara dukungan
sosial dan penyesuaian diri pada remaja awal di panti asuhan. Sumbangan efektif
penyesuaian diri pada remaja awal di panti asuhan adalah sebesar 31,2%.
Melalui deskripsi data penelitian diketahui sebagian besar subjek penelitian
memiliki dukungan sosial yang tinggi. Deskripsi data penelitian pada variabel
penyesuaian diri pada remaja awal di panti asuhan, menunjukan bahwa
sebagian besar subjek penelitian memiliki penyesuaian diri dengan mayoritas
sedang. Berdasarkan uji data tambahan jenis kelamin, diketahui tidak ada
perbedan antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan dengan tingkat
penyesuaian diri pada remaja awal di panti asuhan.
Penelitian yang dilakukan oleh Maria Stephani Gunandar (2017) dengan
judul “Hubungan antara dukungan sosial orang tua dengan dengan penyesuaian
diri mahasiswa baru yang merantau”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara dukungan sosial orang tuadengan penyesuaian diri
mahasiswa baru yang merantau. Peneliti menggunakan analisis korelasi
Product Moment dari Pearson untuk mengungkap hubungan antara
kedua variabel tersebut. Analisis korelasi menunjukkan angka korelasi
sebesar 0,317 dengan taraf signifikansi 0,002 (p < 0,01). Hal ini berarti
hipotesis penelitian diterima, yakni terdapat hubungan antara dukungan
sosial orang tuadengan penyesuaian diri pada mahasiswa baru yang
merantau. Hubungan yang terjadi di antara kedua variabel tersebut adalah
hubungan yang positif, artinya semakin tinggi dukungan sosial dari orang
tuamaka semakin tinggi pula penyesuaian diri mahasiswa baru yang
merantau. Sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial orang tua makin
rendah juga penyesuaian diri mahasiswa baru yang merantau. Selain
itu, pada penelitian ini, variabel dukungan sosial orang tuamemberikan
sumbangan efektif sebesar 0, 100 terhadap variabel penyesuaian diri. Bila
diubah menjadi bentuk persentase, maka variabel dukungan sosial
orang tua memberikan sumbangan efektif sebesar 10% terhadap variabel
penyesuaian diri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Adapun ciri-ciri penyesuaian diri yang baik di lingkungan keluarga adalah sebagai
berikut :
Adapun ciri-ciri penyesuaian diri yang baik di lingkungan sekolah adalah sebagai
berikut :
c. Mau menerima tanggung jawab sebagai murid maupun sebagai bagian dari
institusi, dapat bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan perannya sebagai
murid dan mampu menjaga nama baik sekolah.
d. Tertarik dan mau berpartisipasi dalam kegiatan sekolah Mau melibatkan diri
pada kegiatan-kegiatan yang diadakan pada lingkungan sekolah serta adanya
keinginan diri ikut aktif dalam aktivitas tersebut.
a. Keinginan untuk mengenal dan menghormati hak-hak orang lain yang berbeda
dengan dirinya dan tidak melanggar hak orang lain serta tidak mengutamakan dan
memaksakan diri sendiri.
a. Faktor internal
5) Intelegensi dan minat, intelegensi sebagai langkah awal dalam berinteraksi atau
proses penyesuaian diri, dengan intelegensi individu dapat menganalisis dan
menalar, selain itu degan adanya minat terhadap sesuatu akan membatu
mempercepat proses penyesuaian diri individu.
2) Guru atau dosen. Secara langsung guru atau dosen dapat memengaruhi
konsep diri individu dengan sikap terhadap tugas-tugas pelajaran serta perhatian
terhadap siswa atau mahasiswa. Guru atau dosen yang memiliki penyesuaian diri
baik biasanya penuh kehangatan dan bersikap menerima siswa atau mahasiswa.
3) Peraturan sekolah. Peraturan sekolah memperkenalkan pada individu
perilaku yang disetujui dan perilaku yang tidak disetujui oleh anggota kelompok
tempat individu belajar, apa yang dianggap salah dan benar oleh kelompok sosial.
Didalam aspek ini, individu dapat mermperoleh perasaan bahwa dia memiliki
suatu kelompok dimana kelompok tersebut tempatnya utuk berbagi minat,
perhatian serta melakukan yang sifatnya rekreatif secara bersama-sama. Dan
aspek dukungan semacam ini memungkinkan individu tersebut bisa
mendapatkanrasa aman, dimiliki serta memiliki dalam kelompok.
Dukungan sosial ini ada sebuah jaminan buat seseorang yang lagi bermasalah dan
dia menanggap ada orang lain yang dapat diandalkan untuk membantunya dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapi. Dukungan seperti ini biasanya berasal dari
keluarga.
e. Bimbingan (guidance)
Aspek dukungan sosial jenis ini adalah suatu hubungan sosial yang terjalin antara
murid dengan guru. Dan memberikan dampak positive serta memungkinkan
individu itu mendapatkan informasi, saran, atau nasehat yang diperlukan dalam
memenuhi kebutuhan mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
f. Kesempatan untuk mengasuh (opportunity of nurturance)
Pengertian dari aspek ini adalah suatu aspek yang penting dalam hubungan
interpersonal individu dengan orang lain dan individu tersebut memiliki perasaan
dibutuhkan.
a. Dukungan emosional
b. Dukungan Penghargaan
serta merasa dihargai dan bisa berguna saat individu tersebut dalam tekanan atau
masalah.
c. Dukungan instrumental
Dukungan instrumental adalah bentuk dukungan yang berupa material dan lebih
bersifat bantuan, sumbangan dana, uang dan lain sebagainya.
d. Dukungan Informasi
Suatu bentuk dukungan, yang lebih bersifat nasihat, memberitahukan hal yang
baik, terhadap apa yang sudah dilakukan oleh individu tersebut
a. Empati
Seseorang individu yang memiliki kemampuan berempati dengan orang lain, akan
sangat mudah untuk merasakan perasaan orang disekelilingnya dan mengalami
sendiri beban emosional yang dirasakan orang lain. Selain itu jiwa berempati
dengan orang lain merupakan bentuk motivasi yang utama dalam bersikap
maupun berprilaku dalam hal menolong.
b. Norma- norma
Penyesuaian
Dukungan
Diri
Sosial
1. Variabel bebas
Dalam hal ini yang menjadi variabel bebas adalah Dukungan Sosial yang
selanjutnya di sebut variabel X
2. Variabel Terikat
Variabel terikatnya adalah Penyesuaian Diri yang selanjutnya di sebut
variabel Y
2.5 Hipotesis
BAB III
METODE PENELITIAN
Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian (Arikunto, 2013). Variabel adalah konsep yang mempunyai
variasi atau yang menjadi pembeda.
Subjek penelitian ini adalah seluruh remaja yang tinggal di Panti Asuhan
Darul Hadlonah Kudus dengan total jumlah ± 63 orang dengan kriteria subjek :
3.6Analisis Data
Sesuai dengan jenis penelitian ini yaitu penelitian korelasi yang bertujuan
untuk mengetahui bagaimana hubungan antara variabel dukungan sosial dengan
penyesuaian diri. Uji hipotesis dengan teknik korelasi Product Moment hasilnya
adalah rxy sebesar 0,339 dengan p sebesar 0,011 (p<0,05), berarti ada hubungan
antara dukungan sosial dengan penyesuaian diri. Semakin tinggi dukungan sosial
maka semakin tinggi penyesuaian diri pada remaja dan semakin rendah dukungan
sosial maka semakin rendah pula penyesuaian diri pada remaja. Untuk itu
hipotesis yang diajukan oleh penulis diterima.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.universitaspsikologi.com/2018/08/penyesuaian-diri-teori-faktor-bentuk-
jenis-baik-dan-buruk.html?m=1 (diakses tanggal 24 november 2019)