( YATIM PIATU )
Dosen Pengampu:
Wilda Ansar, S.Psi., MA.
Dr. Haerani Nur, S.Psi., M.Si
Disusun Oleh:
Kelompok 9
Kelas H
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
Deskripsi Kasus
Kasus ini melibatkan seorang anak laki-laki bernama Abi, yang berusia 10 tahun. Abi
adalah anak yang tinggal di Panti Asuhan Harapan Mandiri. Ia tinggal bersama ibu panti dan
30 anak yang bersekolah. Secara fisik, Abi menunjukkan pertumbuhan yang sehat dan dapat
memahami apa yang orang lain bicarakan, serta dapat berkomunikasi dengan baik.
Abi memiliki minat dalam belajar dan menunjukkan kemampuan akademis yang baik.
Ia sekarang menginjak kelas 5 SD. Meskipun Abi memiliki potensi atau kemampuan
akademis yang baik, tantangan dalam pendidikan muncul karena perubahan lingkungan. Dia
perlu dukungan tambahan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah.
Abi memiliki kemampuan sosial yang baik diluar lingkungan panti asuhan, tetapi ia
mengalami kesulitan dalam membangun hubugan sosial dengan teman-teman sesama anak
panti. Serta, Abi kadang-kadang menunjukkan kecenderungan merasa canggung dalam
situasi baru.
Karena kurangnya interaksi dengan anak-anak panti, Abi menjadi bebas ketika berada
diluar lingkungan panti sehingga berprilaku dan serta mengucapakan kata-kata yang tidak
sesuai dengan usianya. Disamping itu, Abim juga menghadapi kesulitan dalam
mengekspresikan emosinya. Emosinya yang tidak terkendali terkadang memengaruhi
perilakunya dan interaksinya dengan sesama penghuni panti.
1. Identifikasi Masalah
a. Perkembangan Kognitif
Pada kasus diatas yang telah di paparkan, perkembangan kognitif Abi cukup
baik, ia sekarang sudah menginjak kelas 5 SD. Abi cukup baik dalam hal
akademik di sekolah. Di panti asuhan tersebut juga terdapat 30 anak dan
ketigapuluh anak tersebut bersekolah kecuali anak yang masih balita. Hasil
wawancara pengurus panti tentang perkembangan kognitif Abi pun semuanya
baik. Abi cukup baik dan pintar di sekolah.
b. Perkembangan Sosial
c. Perkembangan Moral
d. Perkembangan Emosi
Dalam perkembangan emosi Abi, Abi memiliki emosi yang agresif akan
sesuatu yang ingin dia dapatkan. Seperti halnya ketika diberikan sesuatu perilaku
Abi perilakunya menjadi argesif dan seperti tidak ingin membagikannya dengan
anak yang lain. Menurut (Syukur, 2015) perkembangan emosi anak sangat
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang sebisa mungkin dibuat menyenangkan
oleh para pengasuh panti asuhan.
Namun hal positif yang ditemukan dalam penelitian ini adalah adanya kemandirian
yang tumbuh dalam diri anak-anak yang hidup dan tinggal di panti asuhan. Menurut
(Tabi’in, 2020) panti asuhan mempunyai peran yang sangat penting dalam
mengembangkan kemandirian anak yang sudah tidak mempunyai orang tua. Bentuk pola
asuh yang diterapkan di panti asuhan dapat menumbuhkan sikap mandiri anak dalam
aktivitas sehari-hari, yaitu anak dapat membersihkan tempat main setelah selesai bermain,
anak mampu mandi sendiri tanpa bantuan orang tua, anak mampu memakai dan memilih
baju sendiri dan yang berkaitan dengan aktivitas sehari-hari anak.
Menurut (Khorunnisa, 2015) Peran yang didapat anak asuh dari pengurus penti
asuhan adalah peran sebagai orang tua asub sebagi pengganti peran orang tua mereka
yang mana pengurus panti asuhan berperan sebagai pendorong (motivasi) yaitu sebagai
penyemangat anak untuk terus belajar dan memaknai pentingnya ilmu yang didapat;
fasilitator adalah melengkapi/memenuhi keperluan anak asuh seperti fasilitas belajar, alat-
alat belajar, sarana transportasi, serta anak-anak diberi kebebasan dalam menentukan
sekolah yang mereka inginkan dan tentunya disesuaikan lagi dengan nilai yang mereka
miliki; dan pembimbing yaitu berperan sebagai panutan bagi anak dalam melakukan
segala hal. Dengan peran sebagai orang tua asuh, pengurus berusaha memberikan sesuatu
yang baik bagi mereka yaitu dengan memberikan mereka fasilitas pendidikan,
mengajarkan akan kemandirian, mengajarkan untuk saling menghormati baik sesama
anak-anak di panti maupun dengan orang yang lebih tua seperti pengurus panti asuhan,
serta melatih dan memberikan pelatihan keterampilan bagi anak asuh.
3. Indetifikasi Penyebab
Anzani, R., & Insan, I. (2020). Perkembangan Sosial Emosi pada Anak Usia Prasekolah.
PANDAWA, 2(2), 180-193.
Tabi'in, A. (2020). Pola Asuh Demokratis sebagai Upaya Menumbuhkan Kemandirian Anak
di Panti Asuhan Dewi Aminah. KINDERGARTEN: Journal of Islamic Early
Childhood Education, 3(1), 30-43.
Syukur, Abdul. (2015). Peran Pengasuh Membentuk Sikap Sosio Emosional Anak (Studi
Syukur, A. (2015). peran pengasuh membentuk sikap sosio emosional anak (Studi
kasus di panti asuhan). Jurnal PG-PAUD Trunojoyo: Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Anak Usia Dini, 2(1), 1-7.
Khoirunnisa, S., Ishartono, I., & Resnawaty, R. (2015). Pemenuhan kebutuhan pendidikan
anak asuh di panti sosial asuhan anak. Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat, 2(1).
Killen, M., & Smetana, J. G. (2015). Origins and development of morality. In M. E. Lamb &
R. M. Lerner (Eds.), Handbook of child psychology and developmental science (7th
ed., Vol. 3, pp. 701–749). John Wiley & Sons.
Stevanus, K., & Setiarini, M. (2022). Perkembangan Emosional Remaja Yatim Piatu.
MAGENANG: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen, 3(1), 44-53.
LAMPIRAN