Anda di halaman 1dari 3

Sejarah Berdirinya Psikologi sebagai Ilmu dan sejarah munculnya Aliran

Strukturalisme dan Fungsionalisme

1. SEJARAH PSIKOLOGI SEBAGAI ILMU


Psikologi adalah ilmu yang tergolong muda (sekitar akhir 1800an). Sebagai bagian
dari ilmu pengetahuan, psikologi melalui sebuah perjalanan panjang. Konsep psikologi dapat di
telusuri jauh ke masa Yunani Kuno, sebelum Wundt mendeklarasikan laboratorium di tahun
1879, yang dipandang sebagai kelahiran psikologi sebagai ilmu. Psikologi sendiri dikenal sejak
jaman Aristoteles sebagai ilmu jiwa, yaitu ilmu untuk kekuatan hidup.

Ahli filsafat dari Yunanilah yang pertama-tama tertarik mempelajari gejala kejiwaan
ini. Pada saat itu belum ada pembuktian secara empiris dan terbatas pada pemikiran-pemikiran
belaka. Uraian para filsuf ini umumnya berkisar pada soal ketubuhan dan kejiwaan. Dua filsuf
Yunani kuno yang sudah mempelajari psikologi adalah Plato (427-347 SM) dan muridnya
Aristoteles (384-322 SM)

Kira-kira sekitar abad ke-7, psikologi dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan alam.
Sejumlah ahli faal mulai juga menaruh perhatian pada gejala-gejala kejiwaan. Mereka
melakukan berbagai eksperimen mengenai hal tersebut. Teori-teorinya berkisar tentang syaraf
sensoris dan motoris di otak dan hukum-hukum yang mengatur bekerjanya syaraf tersebut. Baru
pada abad 19, psikologi menjadi ilmu yang berdiri sendiri, terpisah dari ilmu lainnya. Hal
tersebut ditandai oleh berdirinya laboratorium yang pertama di Leipzig, Jerman pada tahun 1879
oleh Wilhelm Wundt. Oleh karena itu ia sering kali disebut sebagai bapak psikologi modern.
Dalam usahanya untuk menyelidiki berbagai gejala kejiwaan, Wundt banyak menggunakan
eksperimen. Orang yang menjadi subyek percobaannya kemudian diminta untuk melihat ke
dalam dirinya dan diminta untuk menceritakan apa yang dialami selama eksperimen
berlangsung. Metode ini dikenal sebagai metode introspeksi.

Dengan berdirinya laboratorium tersebut, psikologi berkembang semakin pesat.


Murid-murid Wundt mengajarkan metode psikologi tersebut di universitas di negara-negara lain
termasuk juga di Amerika Serikat. Setelah psikologi berdiri sendiri, lambat laun para ahli
psikologi mengembangkan sistematika dan metodenya sendiri-sendiri sehingga timbul berbagai
aliran dalam psikologi. Aliran itu mengajukan teorinya masing-masing yang menjadi dasar teori
psikologi modern masa kini.

A. WILHEM WUNDT

Wilhelm Wundt atau yang biasa dikenal sebagai Bapak Psikologi Modern lahir pada
tanggal 16 Agustus 1832 di Neckarau, sebuah daerah terpencil dekat dengan kota Heidelberg,
Jerman. Wundt adalah anak dari sepasang suami-istri bernama Maximillian Wundt dan Marie
Friederike née Arnold.
Wundt mengambil studi pelatihan kesehatan di University of Tübingen dan University
of Heidelberg hingga mendapatkan gelar M.D dengan penghargaan tertinggi. Namun, kemudian
ia menyadari bahwa dirinya tidak minat atau tertarik dengan praktek kesehatan. Ia memutuskan
untuk mengubah ketertarikannya ke ilmu fisiologi. Pada tahun 1856, Wundt meningkatkan
kemampuan penelitiannya di bidang fisiologi dengan mengambil kuliah kembali di University
of Berlin yang berada dibawah naungan pengajaran Johannes Müller and Emil DuBois
Reymond. Di akhir tahun yang sama, Wundt diberi kesempatan untuk mengajar dan melakukan
berbagai penelitian di University of Heidelberg (King dkk., 2013).

Karena reputasi laboratorium Wundt yang sangat baik, maka laboraturium itulah yang
memberikan pengaruh besar bagi perkembangan psikologi modern, terutama dalam pengantar
psikologi eksperimental yang dianggap sebagai ilmu baru pada saat itu (Schultz dan Schultz,
2016).
 Pengalaman kesadaran

Menurut Wundt, definisi dari psikologi adalah ilmu yang menyelidiki mengenai fakta-
fakta kesadaran (King dkk., 2013). Araujo (dalam Schultz & Schultz, 2016) menjelaskan bahwa
Wundt menjadikan kesadaran sebagai pokok bahasan psikologinya. Menurutnya, kesadaran
dapat dipelajari dengan menggunakan metode analisis ataupun reduksi. Wundt tidak selaras
dengan para ilmuwan yang mengatakan bahwa unsur-unsur kesadaran itu sifatnya statis (tetap)
dan pasif. Akan tetapi, ia percaya bahwa kesadaran dapat secara aktif mengatur isinya sendiri
(Schultz & Schultz, 2016). Schultz dan Schultz (2016) menyebutkan 3 tujuan ilmu psikologi
menurut Wundt, antara lain:
1) Menguraikan proses sadar menjadi beberapa elemen dasar;
2) Menemukan penjelasan mengenai cara elemen-elemen tersebut diatur dan disatukan
3) Menentukan hukum-hukum koneksi yang mengendalikan elemen.
Dalam pemikirannya mengenai pengalaman kesadaran, Wundt juga mencetuskan
beberapa istilah lain, salah satunya adalah voluntarism atau kesukarelaan.

Selain voluntarism, terdapat istilah Mediate and immediate experience (pengalaman


langsung dan pengalaman tidak langsung). Mediate experience berisi informasi atau
pengetahuan mengenai suatu hal di luar dari elemen-elemen pengalaman. Sedangkan,
immediate experience merupakan pengalaman yang tidak bias oleh 55 sudut pandang pribadi
manapun. Dalam immediate experience, kita seperti menggambarkan atau menjelaskan
pengalaman kita secara langsung (Schultz & Schultz, 2016).

 Sensasi dan Perasaan


Pengalaman memiliki dua bentuk dasar, yaitu sensasi dan perasaan. Sensasi muncul
setiap kali alat indera kita menerima stimulus dari luar dan impuls yang dihasilkan tersebut
sampai pada otak. Sensasi dapat digolongkan berdasarkan durasi, intensitas, dan modalitas rasa.
Sementara, perasaan sendiri berperan sebagai pelengkap dari sensasi yang tidak timbul secara
langsung dari alat indera. Kualitas perasaan tertentu mengiringi sensasi. Jadi, kualitas perasaan
dihasilkan dari datangnya sensasi untuk membentuk keadaan yang lebih kompleks (Schultz &
Schultz, 2016).

Benjafield, J.G. (2015). A history of psychology (4th ed.). Oxford University Press.

Boyle, C. O. (2021). History of psychology: a cultural perspective. Routledge.

Brennan, J.F. (2014). History and systems of psychology (6th ed.). Pearson.

Chung, M.C. & Hyland, M.E. (2012). History and philosophy of psychology. Wiley-Blackwell.

Goodwin, C.J. (2015). A history of modern psychology (5th ed.). Wiley.

Hergenhahn, B.R. & Henley, T. B. (2014). An introduction to the history of psychology (7th ed).
Wadsworth Cengage Learning.

King, D. B. & Woody, W.D., & Viney, W. (2013). A history of psychology: Ideas & context
(5th ed.). Pearson.

Lawson, R.B., Anderson, E.D., & Benito, A.C. (2018). A history of psychology: Globalization,
ideas, and applications (2nd ed.). Routledge.

Leahey, T.H. (2018). A history of psychology from antiquity to modernity. Routledge.

Schultz, D.P & Schultz, S.E. (2016). A history of modern psychology. Cengange Learning.

Wertheimer, M. & Puente, E. A. (2020). A brief history of psychology (6th ed.). Routledge.

Daftar pustaka
Sarwono, Sarlito Wirawan. (1976). Pengantar Umum Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang.

Anda mungkin juga menyukai