Anda di halaman 1dari 25

Chapter 11

Physical fatigue
and stres
kelas H
Anggota kelompok pakar

Putri Adhelia Cahyana Muhammad 230701500056


Pasya Ramadhani Rahim 230701502005
Qanitah Nur Ariqah 230701502064
Occuptional
HEalth and
safety
kelas H
ACCIDENTS AND SAFETY

Kecelakaan adalah peristiwa yang terjadi di tempat


kerja yang menyebabkan cedera langsung, seperti
tangan terjepit di mesin atau jari teriris pisau.
Seperti yang akan kita lihat, kecelakaan adalah
masalah utama di tempat kerja yang memiliki biaya
yang sangat besar bagi karyawan dan organisasi.
PENYEBAB PENYAKIT DAN CEDERA
DI TEMPAT KERJA

01 PENYAKIT MENULAR
03
ZAT BERACUN
(HARMFUL SUBSTANCE
(INFECTIOUS DISASE EXSPOSURE)
EXSPOSURE)

TINDAKATAN ATAU PENGANGKATAN

02 04
KEKERASAN DI TEMPAT
YANG BERULANG ULANG KERJA
(MUSCULOSKELETEL DISORDERS (MSDS))
(WORKPLACE VIOLENCE)

05 SUARA KERAS
(LOUD NOISE)
WORK SCHEDULES
WORK SCHEDULES

Jadwal kerja menentukan waktu dan hari dalam seminggu yang diharapkan
seorang karyawan akan bekerja. Jadwal kerja mempertimbangkan jumlah jam
kerja yang dijadwalkan untuk setiap karyawan untuk memastikan bisnis tetap
memiliki staf yang memadai sambil menghindari kerja berlebihan pada satu
individu. Meskipun sebagian besar karyawan memiliki jadwal kerja standar
sekitar 8 jam siang per hari selama hari kerja, shift kerja ekstra, malam hari,
dan akhir pekan sudah menjadi hal biasa. Psikologi membagi 3 jenis jadwal
kerja yaitu: Night shifts, Long shifts, Flexible work schedules.
Shift malam diberlakukan bagi perusahaan yang memiliki layanan 24 jam. Contoh perusahaan
yang menerapkan shift malam adalah rumah sakit, media massa, kepolisian, call center, dan
pemadam kebakaran. Banyak organisasi menggunakan shift bergilir, di mana karyawan berganti
shift dari waktu ke waktu. Jadi mereka bisa bekerja siang hari dalam satu minggu, malam
berikutnya, dan kemudian malam hari.
NIGHT SHIFTS
Masalah kesehatan utama akibat bekerja shift malam adalah terganggunya siklus
tidur/bangun. Terkait dengan siklus ini adalah ritme sirkadian perubahan fisiologis yang
terjadi sepanjang hari. Ini termasuk perubahan suhu tubuh dan perubahan kadar hormon
dalam aliran darah. Barton dan Folkard (1991) menemukan bahwa karyawan yang bekerja
pada shift malam memiliki masalah tidur yang lebih besar dibandingkan karyawan yang
bekerja pada shift siang.
Gangguan tidur bukan satu-satunya masalah kesehatan yang dikaitkan dengan kerja shift
malam. Masalah sistem pencernaan terbukti lebih sering terjadi pada pekerja shift malam
(Koller, Kundi, & Cervinka, 1978).
Selain permasalahan kesehatan, kerja shift juga dapat menimbulkan permasalahan sosial.
Harus kerja malam dan siang hari dapat mengisolasi seseorang dari keluarga dan teman.
Bohle dan Tilley (1998) mensurvei perawat rumah sakit mengenai kekhawatiran mereka
tentang kerja shift.
LONG SHIFTS shift panjang (long shift) adalah penambahan waktu dari
shift biasa, umumnya diambil untuk mengejar target jangka
panjang. Salah satu kesulitan penting dalam hari kerja yang
panjang adalah kelelahan (Bendak, 2003).
Tetapi bekerja selama 12 jam sehari bisa sangat melelahkan
jika pekerjaan itu menuntut fisik atau mental. Banyak
pekerja menyukai jam kerja yang lebih lama karena
memberikan mereka lebih banyak waktu untuk pulih dari
pekerjaan mereka dan lebih banyak waktu luang (Bendak,
2003). Jumlah jam kerja per minggu dapat memaparkan
karyawan pada tuntutan kerja yang lebih tinggi dan hal-hal
stres lainnya di tempat kerja (Ng & Feldman, 2008). Jadwal
perkerjaan yang memelurkan waktu kerja yang panjang dapat
mengakibatkan hipertensi (tekanan darah yang tinggi).
Long shift biasa terjadi ketika sebuah organisasi yang
mengurangi jumlah karyawannya sehinnga karyawan tersebut
mengerjakan beberapa perkerjaan yang lebih.
FLEXIBLE WORK
SCHEDULES

Flexible work schedules adalah kebijakan untuk karyawan bebas


50 mengatur kapan mulai dan selesai bekerja dalam satu hari.
Artinya, karyawan bebas bekerja lebih awal atau lebih lambat
40
dari waktu yang telah ditentukan perusahaan tempatnya
30
bekerja.
Bagi perusahaan, keuntungan dari jadwal kerja yang fleksibel
20 adalah memungkinkan karyawan untuk mengurus urusan pribadi
mereka pada waktu mereka sendiri daripada pada waktu kerja
10
mereka. Baltes dkk. (1999) menemukan bahwa ukuran
produktivitas yang objektif adalah lebih tinggi dengan waktu
0
Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 fleksibel tetapi peringkat kinerja supervisor tidak. Kepuasan
kerja sedikit lebih tinggi dengan waktu fleksibel, namun
besarnya efeknya kecil.
OCCUPATIONAL STRESS
PROSES STRES KERJA

Job stressor adalah suatu kondisi atau situasi di tempat kerja yang memerlukan respon adaptif dari pihak
karyawan (Jex & Beehr, 1991).Sebagian besar karyawan pasti pernah mengalami stres dalam situasi
tertentu. Misalnya, ditegur oleh bos, memiliki terlalu sedikit waktu untuk menyelesaikan tugas penting,
atau diberi tahu bahwa mereka mungkin dipecat. Stres dapat berupa reaksi psikologis, reaksi fisik dan
reaksi perilaku. Reaksi psikologis melibatkan respons emosional seperti kecemasan dan frustrasi. Reaksi
fisik meliputi gejala seperti sakit kepala dan sakit perut serta penyakit seperti kanker. Reaksi perilaku
adalah respons terhadap stres kerja dan mencakup penggunaan narkoba (misalnya alkohol), merokok,
kecelakaan, dan perilaku kerja kontraproduktif (CWB).
Sejauh mana seseorang menganggap sesuatu sebagai bahaya bagi dirinya sendiri dikenal sebagai penilaian.
Tidak semua orang akan menganggap kondisi kerja mereka sebagai sumber stres. Mereka yang diberi tugas
tambahan mungkin melihatnya sebagai kesempatan untuk meninggalkan kesan baik pada atasannya,
tetapi orang lain mungkin melihatnya sebagai beban yang tidak adil terhadap waktu luangnya.
Banyak hal yang dapat menyebabkan stres di
tempat kerja, beberapa di antaranya dapat terjadi
di sebagian besar pekerjaan, seperti konflik

JOB STRESSOR
dengan rekan kerja atau beban kerja yang berat.
Yang lain mungkin hanya terjadi di pekerjaan
tertentu. Misalnya, Parasuraman dan Purohit
(2000) menemukan bahwa diminta melakukan
sesuatu yang melanggar integritas artistik mereka
merupakan stres psikologis utama bagi musisi
orkestra. Ada beberapa hal yang menjadi
penyebab stress karyawan.
JOB STRESSOR
Role Ambiguity and Role Conflict Workload
Ambiguitas peran adalah sejauh mana karyawan tidak yakin Beban kerja berkaitan dengan tuntutan pekerjaan yang
tentang fungsi dan tanggung jawab pekerjaannya. Banyak
dibebankan pada seorang karyawan, dan dapat terdiri dari
supervisor tidak memberikan pedoman dan arahan yang jelas
dua jenis kuantitatif dan kualitatif. Beban kerja kuantitatif
kepada bawahannya, sehingga menimbulkan ambiguitas tentang
adalah jumlah pekerjaan yang dimiliki seseorang. Beban
apa yang seharusnya dilakukan oleh karyawan tersebut .Konflik
kerja kuantitatif yang berat berarti seseorang mempunyai
peran muncul ketika orang mengalami tuntutan yang tidak sesuai
terlalu banyak hal yang harus dilakukan. Beban kerja
baik pada kondisi wort (intrarole) maupun antara pekerjaan dan
kualitatif adalah tingkat kesulitan kerja relatif terhadap
non-kerja (extrarole). Ketika orang memiliki tuntutan yang tidak
sesuai pada kondisi mereka (intrarole) atau antara pekerjaan dan kemampuan seseorang. Beban kerja kualitatif yang berat
non-pekerjaan (extrarole), mereka dapat mengalami konflik berarti karyawan tidak dapat dengan mudah melakukan
peran. Berbagai tuntutan pekerjaan dapat menyebabkan konflik tugas pekerjaan karena sulit baginya. Ada kemungkinan
intraperan. Misalnya, dua supervisor dapat meminta seseorang seseorang hanya mengalami satu jenis beban kerja dalam
untuk melakukan tugas yang tidak sesuai. Yang satu mungkin suatu pekerjaan. Dia mungkin mempunyai banyak pekerjaan
meminta mereka untuk lebih berhati-hati, dan yang lain mungkin yang harus dilakukan namun belum tentu sulit, atau
meminta mereka untuk bekerja lebih cepat. Tuntutan ini tidak pekerjaan sulit yang harus dilakukan namun belum tentu
sesuai karena karyawan harus berhati-hati dengan bekerja lebih banyak.
lambat.
JOB STRESSOR
Social Stressors Organizational Politics
Mampu bergaul dengan orang lain dengan baik adalah bagian penting dari
kesejahteraan, dan ketidakmampuan untuk bergaul dengan baik dengan orang Politik organisasi adalah persepsi karyawan bahwa rekan kerja
lain dapat menyebabkan ketegangan yang sangat tinggi. Salah satu istilah dan supervisor terlibat dalam perilaku mementingkan diri
untuk stres sosial adalah keadaan di mana Anda terlibat dengan orang lain. sendiri di mana mereka menempatkan kepentingan mereka
penyebab stres sosial adalah dikaitkan dengan gejala depresi dari waktu ke sendiri di atas kepentingan organisasi dan orang lain. Selain itu,
waktu, menunjukkan bahwa hubungan yang buruk menyebabkan ketegangan
imbalan dianggap berdasarkan pilih kasih, bukan berdasarkan
psikologis. Ketika orang berdebat dan berselisih dengan orang lain, itu
prestasi. Politik organisasi dapat dianggap sebagai pemicu
disebut konflik interpersonal. Ini dapat berkisar dari perselisihan kecil hingga
pertengkaran fisik yang memanas dan tidak menyenangkan. konflik stres karena menimbulkan ketegangan.
antarpribadi mengasumsikan interaksi dua arah antara dua atau lebih dapat
berkisar pada berbagai orang, beberapa penyebab stres sosial sebagian besar
bersifat target yang dianiaya dengan cara tertentu oleh satu atau lebih
aktor. Ketidaksopanan terdiri dari tindakan verbal yang kasar dan tidak peka
yang tidak selalu dimaksudkan untuk menyakiti orang lain. intimidasi adalah
pola perilaku kasar berulang yang ditujukan kepada seseorang selama periode
waktu tertentu. Perilaku ini dapat berupa tindakan fisik atau verbal, tetapi
beberapa pelaku intimidasi melakukan agresi fisik dan ancaman kekerasan.
Intimidasi di tempat kerja juga dikenal sebagai mobbing dapat melibatkan
banyak aktor yang menargetkan satu orang.
JOB STRESSOR
Control Machine Pacing

Salah satu bidang yang mempelajari pengendalian


Pengendalian adalah sejauh mana karyawan
obyektif adalah pekerjaan yang diatur dengan
mampu mengambil keputusan mengenai kecepatan mesin, yang berarti bahwa mesin
pekerjaannya. Keputusan tersebut menyangkut mengontrol kapan pekerja harus memberikan respons.
seluruh aspek pekerjaan, termasuk kapan harus Pekerjaan pabrik adalah contoh terbaik ketika ban
bekerja, di mana harus bekerja, bagaimana cara berjalan mengontrol kecepatan pekerja bekerja.
Teknologi komputer telah memperkenalkan mesin
bekerja, dan tugas apa yang harus dilakukan.
pacing biar neofactory bekerja dengan baik. Jutaan
Karyawan dengan tingkat kontrol yang tinggi
orang di seluruh dunia duduk di depan terminal
mampu mengatur jadwal kerjanya sendiri, komputer sepanjang hari melakukan hal yang jauh
memilih tugasnya sendiri, dan memutuskan berbeda dari pekerjaan sederhana di pabrik. Mereka
bagaimana menyelesaikan tugas tersebut. merespons informasi yang muncul di layar dengan
kecepatan yang ditentukan oleh mesin.
JOB STRESSOR

The Demand/Control Model Alcohol as a Coping Mechanism


Model permintaan/ kontrol (Karasek, 1979)
menyatakan bahwa dampak stres kerja Karyawan dapat terlibat dalam berbagai
merupakan interaksi yang kompleks antara perilaku untuk mengatasi stres di tempat kerja.
tuntutan dan kontrol karyawan. Permintaan Beberapa perilaku tersebut dapat diarahkan
merupakan pemicu stres seperti beban kerja untuk menghilangkan atau mengurangi pemicu
yang memerlukan adaptasi. Dengan kata lain, stres, seperti mencari cara yang lebih efisien
suatu tuntutan membebani kemampuan untuk mengatasi beban kerja yang berat. Cara
karyawan untuk menghadapi lingkungan. lain mungkin melibatkan pencarian cara untuk
Menurut teori ini, tuntutan akan menimbulkan mengatasi ketegangan yang disebabkan oleh
ketegangan hanya jika kendali tidak mencukupi. pemicu stres. Konsumsi alkohol dapat menjadi
Dengan kata lain, memiliki kendali mengurangi sarana untuk mengatasi kondisi kerja yang
dampak negatif dari permintaan, yaitu berfungsi penuh tekanan.
sebagai penyangga stres.
WORK-FAMILY CONFLICT
Konflik pekerjaan- keluarga adalah salah satu bentuk konflik peran ekstra di mana
tuntutan pekerjaan mengganggu tuntutan keluarga — misalnya, harus menghabiskan
waktu di tempat kerja sehingga tidak punya cukup waktu untuk di rumah. (Baltes &
Heydens Gahır, 2003) - atau tuntutan keluarga mengganggu pekerjaan — misalnya,
keharusan membawa anak yang sakit ke dokter mungkin mengharuskan seseorang untuk
tidak masuk kerja. Permasalahan ini bisa menjadi sangat akut terutama bagi pasangan
yang berkarier dengan dua anak dan bagi orang tua tunggal. Dengan kedua orang tua
bekerja atau dengan orang tua tunggal, konflik pasti akan muncul terkait isu- isu
seperti tinggal di rumah bersama anak- anak yang sakit dan berpartisipasi dalam acara
sekolah.
BURNOUT
Burnout adalah keadaan psikologis tertekan yang mungkin
dialami seorang karyawan setelah bekerja selama jangka
waktu tertentu. Seseorang yang menderita burnout adalah
seseorang yang kelelahan secara emosional, memiliki
motivasi kerja yang rendah, memiliki sedikit energi dan
semangat dalam bekerja.
ALCOHOL AS A COPING
MECHANISM
Untuk mengurangi stres di tempat kerja, karyawan dapat bertindak dengan
berbagai cara. Mencari cara yang lebih efisien untuk mengatasi beban kerja yang
berat adalah salah satu contoh perilaku yang dapat dilakukan untuk
menghilangkan atau mengurangi pemicu stres. Cara lain untuk mengatasi
ketegangan yang disebabkan oleh pemicu stres juga bisa dilakukan. Alkohol dapat
menjadi cara untuk mengatasi tekanan kerja. Penggunaan alkohol untuk
mengatasi stres dapat dipengaruhi oleh faktor individu dan organisasi. Meskipun
konsumsi alkohol dalam jumlah sedang kemungkinan besar hanya berdampak kecil
atau tidak sama sekali terhadap organisasi, konsumsi minuman beralkohol secara
berlebihan dapat menjadi masalah yang signifikan.
CONTOH KASUS
seorang wanita bernama Maya yang bekerja sebagai manajer proyek di
sebuah perusahaan teknologi yang menghadapi tenggat waktu yang ketat
untuk meluncurkan produk baru. Untuk memenuhi tenggat waktu ini, Maya
seringkali harus bekerja lembur dan menghabiskan lebih banyak waktu di
kantor daripada jam kerja normal. Maya semakin lelah setelah
menghabiskan banyak waktu di depan komputer. Matanya berat dan
punggungnya kaku.
Maya juga selalu merasa cemas dan tegang karena tekanan untuk mencapai
target proyek dan ekspektasi kinerja yang tinggi. Dia terjebak dalam siklus
yang tidak berkesudahan di mana dia harus bekerja keras untuk memenuhi
tuntutan pekerjaannya dan merasa bahwa dia tidak mampu mengatasi
semua tekanan itu. Akibatnya, dia mengalami gangguan tidur dan sering
mengalami stres dan cemas bahkan saat tidak bekerja.
Maya menyadari bahwa kelelahan dan stres mulai mengganggu
kesejahteraannya secara keseluruhan. Maya mulai mempertimbangkan
untuk menemukan cara untuk menemukan keseimbangan antara hidup
pribadinya dan pekerjaannya, serta mencari cara untuk mengelola stres
dengan lebih baik, seperti berolahraga, meditasi, dan mengatur waktu
istirahat yang cukup. Dia berusaha menemukan cara untuk mengatasi
masalah ini dan menjaga keseimbangan antara kebahagiaannya dan
produktivitasnya dengan bantuan teman-teman dan rekan kerjanya.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai