Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wata`ala yang telah memberikan


rahmat dan karunianya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Stress dan Disiplin Karyawan” dengan tepat waktu.
Selawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad Shollallohu1alaihu
wasallam dengan seluruh kemuliaan akhlaknya.

Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari dorongan dan bantuan berbagai
pihak, dan pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
sumber-sumber dan Dosen Manajemen Sumber Daya Manusia II STIE Riau yaitu
Hendrayani, S.E,. M.M yang telah memberikan tugas makalah ini sehingga
penulis dapat memahami materi tentang Stress dan Disiplin Karyawan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, keritik dan saran yang dapat membangun demi kesempurnaan makalah
ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi
kita semua. Amin

Pekanbaru, Agustus 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................

DAFTAR ISI.........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................

1.1 Latar Belakang..............................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................

1.3 Tujuan............................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................

2.1 Pengaruh Stress Kerja Terhadap Kinerja Karyawan.....................................................

2.1.1 Definisi Stress Kerja...............................................................................................

2.1.2 Faktor Munculnya Stress Kerja..............................................................................

2.1.3 Dampak Stress Kerja..............................................................................................

2.2 Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan..................................................

2.2.1 Definisi Disiplin Kerja............................................................................................

2.2.2 Indikator Kedisiplinan Kerja..................................................................................

2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Tegaknya Disiplin Kerja...........................................

2.2.4 Manfaat Disiplin Kerja.........................................................................................

2.3 Pengaruh Stress Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas
Tenaga Kerja Padang Lawas.............................................................................................

BAB III PENUTUP.............................................................................................................

3.1 Simpulan......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Dalam pekerjaan dan aktivitas operasional perusahaan, karyawan
harus mampu bekerja dibawah tekanan (underpressure) yang banyak
dialami oleh karyawan di berbagai perusahaan. Disisi lain bila stres terlalu
tinggi, kinerja karyawan akan menurun karena stres mengganggu
pelaksanan pekerjaan. Apabila karyawan merasa berbahagia dalam
pekerjaannya, maka karyawan pada umumnya mempunyai disiplin.
Sebaliknya apabila semangat kerja rendah, maka karyawan akan
menyesuaikan diri dengan kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik.

Untuk itu disiplin kerja karyawan perlu diperhatikan dan ditegakkan


dalam suatu organisasi atau perusahaan karena tanpa dukungan disiplin
karyawan yang baik, maka sulit bagi perusahaan untuk mewujudkan
tujuannya. Semakin baik disiplin karyawan pada sebuah perusahaan, semakin
tinggi prestasi kerja yang dapat dicapai dan sebaliknya. Menurut Hasibuan
dalam Hartatik (2014) mengemukakan bahwa disiplin yang baik
mencerminkan besarnya tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas
yang diberikan kepadanya. Karyawan yang memiliki semangat kerja
dapat memberikan sikap seperti kesetiaan, kegembiraan, kebanggaan,
kerja sama dan ketaatan pada kewajiban dalam perusahaan.

Pegawai yang mempunyai disiplin tinggi tidak menunnda-nunda


pekerjaan dan selalu berusaha menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu
meskipun tidak ada pengawasan langsung dari atasan. Salah satu faktor yang
berpengaruh terhadap rendahnya kinerja Pegawai Dinas Tenaga Kerja Padang
Lawas adalah karena tingkat disiplin pegawai yang masih relatif rendah. Hal
ini dapat dilihat dari tingkat pengetahuan pegawai dalam menangani masalah
yang timbul, kemudian kemampuan kerja yang dimiliki oleh karyawan juga
masih relatif rendah, hal ini dapat dilihat banyak pekerjaan yang telah
ditargetkan tidak dapat diselesaikan tepat pada waktu. Komunikasi yang
dilakukan oleh sesama pegawai yang masih belum begitu baik sehingga
menghambat kinerja.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengaruh stess dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan?
2. Bagaimana pengaruh stress kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja
karyawan?

1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui pengaruh stress dan disiplin kerja terhadap kinerja
karyawan
2. Dapatmengetahui pengaruh stress dan disiplin kerja terhadap kinerja
karyawan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengaruh Stress KerjaTerhadap Kinerja Karyawan


2.1.1 Definisi Stress Kerja
Ahmed (2013) mendefinisikan stres sebagai reaksi individu
terhadap kekuatan lingkungan yang mempengaruhi kinerja individu.
Pekerjaan stres yang terkait dapat sangat melumpuhkan karena
kemungkinan ancaman terhadap fungsi keluarga dan individu
kinerja. Tekanan itu sendiri akan dipengaruhi oleh sejumlah
stresor. Namun demikian, Beehr dan Newman (1978) telah
mendefinisikan stres sebagai situasi yang akan memaksa seseorang
untuk menyimpang dari fungsi normal karena perubahan (yaitu
mengganggu atau meningkatkan) dalam kondisi psikologis dan atau
fisiologisnya, sedemikian rupa sehingga orang tersebut terpaksa
menyimpang dari berfungsi normal.
Menurut Rivai (2011) stres kerja adalah suatu kondisi
ketegangan yang menciptakan adanya keseimbangan fisik dan psikis,
yang mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi seorang
karyawan. Menurut Robbins dan Judge (2011) stres adalah suatu
kondisi dinamis dimana seorang individu dihadapkan pada peluang,
tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang
dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti
dan penting.
Baron & Greenberg (dalam Margiati,1999:71), mendefinisikan
stres sebagai reaksi-reaksi emosional dan psikologis yang terjadi pada
situasi dimana tujuan individu mendapat halangan dan tidak bisa
mengatasinya. Aamodt (dalam Margiati, 1999:71) memandangnya
sebagai respon adaptif yang merupakan karakteristik individual dan
konsekuensi dan tindakan ekstcrnai, situasi atau peristiwa yang terjadi
baik secara fisik maupun psikologis. Berbeda dengan pakar di atas,
Landy (dalam Margiati, 1999:71) memahaminya sebagai
ketidakseimbangan keinginan dan kemampuan memenuhinya sehingga
menimbulkan konsekuensi pcnting bagi dirinya. Robbins memberikan
definisi stres sebagai suatu kondisi dinamis di mana individu
dihadapkan pada kesempatan, hambatan dan keinginan dan hasil yang
diperoleh sangatlah penting tetapi tidak dapat dipastikan (Robbins
dafam Dwiyanti,2001:75).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terjadinya stres
kerja adalah dikarenakan adanya ketidak seimbangan antara
karakteristik kepribadian karyawan dengan karakteristik aspek-aspek
pekerjaannya dan dapat terjadi pada semua kondisi pekerjaan. Adanya
beberapa atribut tertentu dapat mempengaruhi daya tahan stres seorang
karyawan.
Sumber stres yang menyebabkan seseorang tidak berfungsi
optimal atau yang menyebabkan seseorang jatuh sakit, tidak saja datang
dari satu macam pembangkit tetapi dari beberapa pembangkit stres.
Sebagian besar dari waktu manusia bekerja. Karena itu lingkungan
pekerjaan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kesehatan
seseorang yang bekerja. Pembangkit stres di pekerjaanmerupakan
pembangkit stres yang besar perannya terhadap kurang berfungsinya
atau jatuh sakitnya seseorang tenaga kerja yang bekerja.

2.1.2 Faktor Munculnya Stress Kerja


1. Faktor-faktor Intrinsik dalam Pekerjaan termasuk dalam kategori ini
ialah tuntutan fisik dan tuntutan tugas. Tuntutan fisik misalnya faktor
kebisingan. Sedangkan faktor-faktor tugas mencakup: kerja malam,
beban kerja, dan penghayatan dari resiko dan bahaya.
2. Peran Individu dalam Organisasi. Setiap tenaga kerja bekerja sesuai
dengan perannya dalam organisasi, artinyasetiap tenaga kerja
mempunyai kelompok tugasnya yang harus dilakukan sesuai dengan
aturan-aturan yang ada dan sesuai dengan yang diharapkan oleh
atasannya. Namun demikian tenaga kerja tidak selalu berhasil untuk
memainkan perannya tanpa menimbulkan masalah. Kurang baik
berfungsinya peran, yang merupakan pembangkit stres yaitu meliputi
konflik peran dan ketaksaan peran (role ambiguity).
3. Pengembangan Karir. Unsur-unsur penting pengembangan karir
meliputi:
a. Peluang untuk menggunakan keterampilan jabatan sepenuhnya
b. Peluang mengembangkan keterampilan yang baru
c. Penyuluhan karir untuk memudahkan keputusan-keputusan yang
menyangkut karir. Pengembangan karir merupakan pembangkit
stres potensial yang mencakup ketidak pastian pekerjaan, promosi
berlebih, dan promosi yang kurang.
4. Hubungan dalam pekerjaan yang tidak baik terungkap dalam gejala-
gejala adanya kepercayaan yang rendah, dan minat yang rendah
dalam pemecahan masalah dalam organisasi. Ketidak percayaan
secara positif berhubungan dengan ketaksaan peran yang tinggi,
yang mengarah ke komunikasi antar pribadi yang tidak sesuai antara
pekerja dan ketegangan psikologikal dalam bentuk kepuasan
pekerjaan yang rendah, penurunan dari kodisi kesehatan, dan rasa
diancam oleh atasan dan rekan-rekan kerjanya (Kahn dkk, dalam
Munandar, 2001:395).
5. Struktur dan iklim organisasi
Faktor stres yang dikenali dalam kategori ini adalah terpusat pada
sejauh mana tenaga kerja dapat tcrlihat atau berperan serta pada
support sosial. Kurangnya peran serta atau partisipasi dalam
pengambilan keputusan berhubungan dengan suasana hati dan
perilaku negatif. Peningkatan peluang untuk berperan serta
menghasilkan peningkatan produktivitas, dan peningkatan taraf dari
kesehatan mental dan fisik.
6. Tuntutan dari luar organisasi/pekerjaan
Kategori Pembangkit stres potensial ini mencakup segala unsur
kehidupan seseorang yang dapat berinteraksi dengan peristiwa-
peristiwa kehidupan dan kerjadi dalam satu organisasi, dan dapat
memberi tekanan pada individu. Isu-isu tentang keluarga, krisis
kehidupan, kesulitan keuangan, keyakinan-keyakinan pribadi dan
organisasi yang bertentangan, konflik antara tuntutan keluarga dan
tuntutan perusahaan, semuanya dapat merupakan tekanan pada
individu dalam pekerjaannya, sebagaimana halnya stres dalam
pekerjaan mempunyai dampak yang negatif pada kehidupan
keluarga dan pribadi.
7. Ciri-ciri individu
Menurut pandangan interaktif dari stres, stres ditentukan pula oleh
individunya scndiri, sejauh mana ia melihat situasinya scbagai
penuh stres. Reaksi-reaksi sejauh mana ia melihat situasinya sebagai
penuh stres. Reaksi-reaksi psikologis, fisiologis, dan dalam
bentuk perilaku terhadap stres adalah hasil dari interaksi situasi
dengan individunya, mencakup ciri-ciri kepribadian yang khusus
dan pola-pola perilaku yang didasarkan pada sikap, kebutuhan,
nilai-nilai, pengalaman masa lalu, keadaan kehidupan dan
kecakapan (antara lain intelegensi, pendidikan, pelatihan,
pembelajaran). Dengan demikian, faktor-faktor dalam diri individu
berfungsi sebagai faktor pengaruh antara rangsang dari lingkungan
yang merupakan pembangkit stres potensial dengan individu. Faktor
pengubah ini yang menentukan bagaimana, dalam kenyataannya,
individu bereaksi terhadap pembangkit stres potensial.

2.1.3 Dampak Stress Kerja


Pengaruh stres kerja ada yang menguntungkan maupun
merugikan bagi perusahaan. Namun pada taraf tertentu pengaruh
yang menguntungkan perusahaan diharapkan akan rnemacu
karyawan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-
baiknya. Reaksi terhadap stress dapat merupakan reaksi bersifat
psikis maupun fisik. Biasanya pekerja atau karyawan yang stress
akan menunjukkan perubahan perilaku. Perubahan perilaku terjadi
pada din manusia sebagai usaha mengatasi stres. Usaha mengatasi
stres dapat berupa perilaku melawan stres (flight) atau freeze
(berdiam diri). Dalam kehidupan sehari-hari ketiga reaksi ini
biasanya dilakukan secara bergantian, tergantung situasi dan bentuk
stres. Perubahan-perubahan ini di tempat kerja merupakan gejala-
gejala individu yang mengalami stres antara lain (Margiati,
1999:78-79) :
1. Bekerja melewati bataskemampuan
2. Kelerlambatan masuk kerja yang sering
3. Ketidakhadiran pekerjaan
4. Kesulitan membuat kepulusan
5. Kesalahan yang sembrono
6. Kelalaian menyelesaikan pekerjaan
7. Lupa akan janji yang telah dibuat dan kegagalan diri sendiri
8. Kesulitanberhubungan dengan orang lain
9. Kerisauan tentang kesalahan yang dibuat
10. Menunjukkan gejala fisik seperti pada alat pencernaan
11. Tekanan darah tinggi, radang kulit, radang pernafasan.

2.2 Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan


2.2.1 Definisi Disiplin Kerja
Disiplin berasal dari kata “ dispel” yang artinya “ patuh “ patuh
baik pada pemimpin maupun pada aturan. Disiplin adalah kesanggupan
menguasai diri yang diatur. Disiplin berasal dari latin yaitu diciplina
yang berarti latihan atau pendidikan, kesopanan dan kerohanian serta
pengembangan tabiat.
Menurut Terry (dalam Mulyadi 2015)disiplin merupakan
alat penggerak karyawan. Agar tiap pekerjaan dapat berjalan lancar,
maka harus diusahakan agar ada disiplin yang baik. Terry kurang setuju
jika disiplin hanya dihubungkan dengan hal-hal yang kurang
menyenangkan (hukuman) karena sebenarnya hukuman adalah
merupakan alat yang paling akhir untuk menegakkan disiplin.
Menurut Hartatik (2014) disiplin adalah suatu alat atau
sarana bagi organisasi untuk mempertahankan eksistensinya. Dengan
disiplin yang tinggi, para pegawai akan menaati semua peraturan yang
ada sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat sesuai dengan rencana
yang telah ditentukan. Menurut Hasibuan (2013) Kedisiplinan
adalah kesadaran seseorang mentaati semua peraturan dan norma-
norma sosial yang berlaku. Disiplin yang baik mencerminkan
besarnya tanggung jawab yang diberikan kepadanya hal ini
mendorong gairah kerja, semangat kerja dan terwujudnya tujuan
organisasi.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa disiplin
kerja merupakan suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang sesuai
dengan peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis, dan bila melanggar
akan ada sanksi atas pelanggarannya. Sebagai contoh, beberapa
karyawan biasa terlambat untuk bekerja, mengabaikan prosedur
keselamatan, melalaikan pekerjaan detail, yang diperlukan untuk
pekerjaan mereka tindakan yang tidak sopan kepada pelanggan, atau
terlibat dalam tindakan yang tidak pantas.

2.2.2 Indikator Kedisiplinan Kerja


1. Kehadiran
Hal ini menjadi indikator yang mendasar untuk mengukur
kedisiplinan, dan biasanya karyawan yang memiliki disiplin kerja
rendah terbiasa untuk terhambat dalam bekerja.
2. Ketaatan
Pada peraturan kerja Pegawai yang taat pada peraturan kerja tidak
akan melalaikan prosedur kerja dan akan selalu mengikuti pedoman
perta peraturan kerjayang ditetapkan oleh perusahaan.
3. Ketaatan
Pada standar kerja hal ini dapat dilihat besarnya taggung jawab
pegawai terhadap tugas yang diamanahkan kepadanya.
4. Tingkat kewaspadaan tinggi
Karyawan yang memiliki kewaspadaan tingggi akan selalu berhati-
hati, penuh perhitungan dan ketelitian dalam bekerja, serta selalu
menggunakan sesuatu secara efektif dan efisien.
5. Bekerja etis
Beberapa pegawai mungkin melakukan tindakan yang tidak sesuai
dengan etika sebagai seorang pegawai yang sesuai dengan
pekerjaannya. Hal ini merupakan salah satu bentuk tindakan
indisipliner, sehingga bekerja etis menjadi salah satu wujud disiplin
pegawai.

2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Tegaknya Disiplin Kerja


Disiplin lebih banyak bersumber dari pegawai sendiri.
Karena disiplin merupakan sesuatu yang sangat penting dalam
upaya menciptakan keteraturan dalam instansi, maka pembinaan
disiplin ini merupakan kewajiban setiap pimpinan yang ada dalam
setiap Instansi, termasuk juga pegawai sendiri yang ini bekerja
dalam suasana yang tertib dan teratur. Tegaknya disiplin
tergantung pada semua orang yang ada dalam Instansi, karena ia
akan melibatkan semua orang, yaitu orang-orang yang selalu ingin
teratur dan terjamin kepentingannya dalam bekerja. Oleh sebab itu,
para pegawai pun harus memberikan partisipasinya untuk tegaknya
disiplin kerja ini dalam Instansi.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tegaknya
suatudisiplin dalam perusahaan antara lain:
1. Pemberian tingkat konpensasi yang cukup memadai.
2. Adanya perhatian terhadap kesulitan karyawan.
3. Adanya penghargaan pada prestasi.
4. Adanya keseragaman peraturan disiplin yang berlaku untuk
semua orang.
5. Adanya keteladanan pimpinan.

2.2.4 Manfaat Disiplin Kerja


Sutrisno (2016: 86) menyatakan bahwa manfaat disiplin adalah
sebagai berikut:
1. Tingginya rasa kepedulian pegawai terhadap pencapaian tujuan
perusahaan.
2. Tingginya semangat dan gairah kerja dan inisiatif para pegawai
dalam melakukan pekerjaan.
3. Besarnya rasa tanggung jawab para pegawai untuk melaksanakan
tugas dengan sebaik-baiknya.

2.3 Pengaruh Stress Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai
Dinas Tenaga Kerja Padang Lawas
Dinas Tenaga Kerja Padang Lawas adalah salah satu instansi/ lembaga
pemerintah yang bertugas tenaga kerja sebagai instansi/ lembaga
pemerintahan yang wajib melaksanakan tugas di bidang pelayanan
masyarakat yaitu: sebagai pembina, pengayom dan pemerhati masalah-
masalah para pencari kerja. Dinas Tenaga Kerja berada di Jl. Lintas Gunung
Tua, Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara.
Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap rendahnya kinerja
Pegawai Dinas Tenaga Kerja Padang Lawas adalah karena tingkat disiplin
pegawai yang masih relatif rendah. Hal ini dapat dilihat dari tingkat
pengetahuan pegawai dalam menangani masalah yang timbul, kemudian
kemampuan kerja yang dimiliki oleh karyawan juga masih relatif rendah, hal
ini dapat dilihat banyak pekerjaan yang telah ditargetkan tidak dapat
diselesaikan tepat pada waktu. Komunikasi yang dilakukan oleh sesama
pegawai yang masih belum begitu baik sehingga menghambat kinerja.
Tabel 1.1
Absensi Pegawai Dinas Tenaga Kerja Padang Lawas
Jumlah Hari
Tahun Alpa Izin Sakit Total
Pegawai Kerja
2017 38 313 45 20 11 76
2018 45 313 60 13 7 71
2019 50 313 33 11 5 49
2020 49 313 57 25 15 97
2021 52 313 30 8 6 44
Sumber Data Dari Kanto Dinas Tenaga Kerja Padang Lawas
Stres merupakan kondisi ketegangan yang mempengaruh terhadap
emosi jalan pikiran dan kondisi fisik seseorang. 4 Stres yang tidak diatasi
dengan baik biasanya berakibat pada ketidakmampuan seseorang dalam
berinteraksi dengan secara positif dengan lingkungan kerjanya.
Ketidakjelasan peranan pegawai dalam kegiatan Instansi, frustrasi yang
ditimbulkan oleh intervensi pihak lain yang terlalu sering sehingga seseorang
merasa terganggu konsentrasinya, konflik antara pegawai dengan pihak lain
di dalam dan di luar kelompok kerjanya, perbedaan sistem nilai yang dianut
oleh pegawai dan yang dianut oleh Instansi.
Berbagai hal yang dapat menjadi sumber stres bagi para pegawai
Dinas Tenaga Kerja Padang Lawas yang berasal dari dalam pekerjaan dapat
beraneka ragam seperti beban tugas yang terlalu berat, desakan waktu
penyeliaan yang kurang baik, iklim kerja yang menimbulkan rasa tidak aman.
Stres kerja juga merupakan salah satu faktor yang dapat berdampak terhadap
peningkatan kemampuan dan kinerja pegawai. Stres kerja juga salah satu
masalah yang akan dihadapi bagi setiap orang dalam kehidupan berkarya
yang ada dalam Instansi itu sendiri maupun di perusahaan atau Organisasi
lainnya.
Kinerja pegawai merupakan faktor yang sangat penting bagi suatu
Instansi. Kinerja sebagai perwujudan prilaku kerja seorang pegawai yang
ditampilakan dalam sebagai prestasi kerja sesuai peranannya di suatu Instansi
dalam jangka waktu tertentu. Hal ini dikarenakan kinerja pegawai sebagai
penentu keberhasilan serta kelangsungan hidup Instansi. Dalam setiap
Instansi sumber daya manusia merupakan suatu komponen yang sangat
penting dalam menghidupkan Instansi tersebut.
Namun pada kenyataannya masih ditemukan masalah yang berkaitan
dengan kinerja pegawai pada Dinas Tenaga Kerja Padang Lawas. Salah
satunya pelayanan yang kurang baik yang diterima oleh para pencari kerja.
Maka upaya-upaya peningkatan kinerja sangat penting sehingga berpengaruh
terhadap kinerrja pelayanan publik/masyarakat. Disiplin dan motivasi
pegawai sangat diperlukan untuk meningkatkan kinerja para pegawai Dinas
Tenaga Kerja Padang Lawas.
Kemajuan dan keberhasilan Instansi sangat tergantung pada kinerja
individu dalam dalam hal ini pegawai, dimana pegawai tersebut mampu
bekerja keras, proaktif, loyal serta disiplin tinggi dan bertanggung jawab
terhadap tugas dan pekerjaan yang pada akhirnya dapat mencapai kinerja
yang optimal, sehingga berdampak positif pada kinerja Instansi.
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Disiplin kerja merupakan suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan
yang sesuai dengan peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis, dan bila
melanggar akan ada sanksi atas pelanggarannya. Sebagai contoh, beberapa
karyawan biasa terlambat untuk bekerja, mengabaikan prosedur keselamatan,
melalaikan pekerjaan detail, yang diperlukan untuk pekerjaan mereka
tindakan yang tidak sopan kepada pelanggan, atau terlibat dalam tindakan
yang tidak pantas. Disiplin karyawan memerlukan alat komunikasi terutama
pada peringatan yang spesipik terhadap pegawai yang tidak mau berubah sifat
dan prilakunya.
Disiplin karyawan memerlukan perhatihan, terutama pada peringatan
yang bersifat spesipik terhadap pegawai yang tidak mau berubah sifat dan
prilakunya. Penegakan disiplin pegawai biasanya dilakukan oleh pihak
kantor. Sedangkan kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela
mentaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya.
Sehingga seseorang pegawai yang dikatakan memiliki disiplin kerja yang
baik, jika seorang pegawai konsisten taat atas peraturan dan bertanggung
jawab atas tugas yang telah diamanahkan kepadanya.
DAFTAR PUSTAKA

Setyawati, W,N, dkk. 2018. Stres Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan. Jurnal Riset Manjemen dan Bisnis. Vol 3 (3), Hal 405-412

HasibuanHusnia, Z. 2018. Pengaruh Disiplin Kerja , Stres Kerja Dan Motivasi

Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Tenaga Kerja Padang Lawas. Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara. Sumatera Utara

Elianti. 2020. Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor
Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Wajo. Universitas Muhammadiyah
Makassar. Makassar

Melayu S. P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Haji, 1994

Maribot Tua Efendi Harianja, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta;


Grasindo
2001

Anda mungkin juga menyukai