Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PSIKOLOGI TERAPAN

(Stress Kerja Pegawai Rekam Medis)

DOSEN PENGAMPU :
Mela Gustina,S.Psi.,M.Psi

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4


KELAS 2D
ANGGOTA :
1) Saffira Ayuni Izzati (21001094)
2) Anggita Putri Novianti (21001098)
3) Tarisa Rahayu Nugraha (21001104)
4) Defi Ahmad Mulyana (21001127)
5) Ganni Gustaman (21001131)
6) Mutia Hasna Wikanti (21001134)

AKADEMI PEREKAM MEDIS DAN INFORMATIKA


KESEHATAN (APIKES) BANDUNG
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karunianya kami dapat menyusun serta menyelesaikan tugas makalah Psikologi Terapan mengenai
Stress Kerja Pegawai Rekam Medis. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas kelompok
Psikologi Terapan serta dapat mengetahui mengenai Stress Kerja Pegawai Rekam Medis.
Terima kasih kepada dosen pengampu kami, Mela Gustina,S.Psi.,M.Psi yang telah
memberikan kesempatan untuk menulis makalah ini.Semoga makalah ini dapat dimengerti dengan
baik dan menjadi manfaat bagi pembaca.

Bandung, 1 Juni 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
BAB 1...................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
1.1 Latar belakang...........................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................................4
1.3 Tujuan.......................................................................................................................................4
BAB 2...................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
2.1 Pengertian stres terkait pekerjaan..........................................................................................5
2.2 Ciri-ciri orang yang mengalami stres......................................................................................6
2.3 Faktor Penyebab Terjadinya Stress Kerja.............................................................................6
2.4 Dampak Stres Kerja.................................................................................................................7
2.5 Penanganan stres terkait pekerjaan........................................................................................8
BAB 3..................................................................................................................................................10
PENUTUP..........................................................................................................................................10
3.1 KESIMPULAN.......................................................................................................................10
3.2. SARAN...................................................................................................................................10

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

1.2 Rumusan Masalah


Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain:
1. Penjelasan pengertian terkait stress di dunia kerja itu seperti apa?
2. Bagaimanakah ciri ciri orang yang mengalami stress akibat kerja
3. Dampak apa yang bisa ditimbulkan dari stress di dunia kerja?
4. Faktor apa saja yang bisa menyebabkan orang menjadi stress karena pekerjaan?
5. Apa saja penanganan yang bisa dilakukan agar terhindar dari stress akibat
pekerjaan?

1.3 Tujuan
1. Menjelaskan tentang stress terkait pekerjaan.
2. Memaparkan ciri-ciri orang yang mengalami stress karena pekerjaan.
3. Menjelaskan factor yang menyebabkan stress dalam pekerjaan.
4. Menjelaskan dapak yang ditimbulkan karena stress dalam pekerjaan.
5. Memaparkan penanganan yang bisa dilakukan agar terhindar dari stress terkait pekerjaan.

4
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian stres terkait pekerjaan


Stres terkait pekerjaan didefinisikan sebagai ketidakmampuan seorang pekerja untuk
mengatasi tekanan yang ada dalam sebuah pekerjaan.
Proses seseorang mengalami stres-apapun penyebab nya diungkap lazarus dan folkman
melalui tiga tahap yaitu:
1.Ketika seseorang menghadapi stressor,dalam tahap paling awal- dikenal sebagai primary
prevention- ia akan melakukan penaksiran awal atas situasi yang dihadapinya guna
mengetahui implikasi stressor tersebut apakah positif, negatif atau netral bagi dirinya.
Misal seorang perekam medis baru saja dipindah ke rumah sakit baru, tadinya di
bandung sekarang ia ditempatkan di kota X yang merupakan kota kecil dibandingkan
dengan bandung, disertai dengan kenaikan gaji dan promosi. Sebagai primary
apprasial ia akan melakukan penilaian apakah kepindahannya itu positif atau tidak
untuk dirinya: paling tidak kenaikan gaji dan promosi merupakan hal positif bagi
dirinya, sehingga atas dasar ini ia memutuskan menerima posisi baru di kota X
2. Ketika seseorang menganggap bahwa situasi yang dihadapinya penuh tekanan, maka ia
akan melakukan penilaian kembali terhadap kemampuannya untuk mengatasi tekanan itu.
Penilaian kembali ini dikenal sebagai secondary apprasial
 Dalam contoh perekam medis di atas, dalam tahap ini ia sudah mulai mengenal situasi
dan kondisi kota X. Ternyata menurut pengalaman nya, rekan kerja di kota X
memberikan suasana yang kurang nyaman seperti melihat nya sepele karena dinilai
orang baru dan hanya lulusan dari D3.
 Dalam situasi ini perekam medis tersebut akan menjajal sejauh mana ia bisa
menunjukkan kemampuan nya agar tidak dipandang sebelah mata dan agar ia bisa
mengatasi kekurangan nya yang hanya dari lulusan D3
3. Ketika seseorang yang telah mengalami tahap satu dan dua diatas dan tidak mampu
mengatasi tekanan yang ada, maka berbagai ketegangan akam muncul, seperti ketegangan

5
psikologis, perilaku, dan fisik. Ketegangan-ketegangan ini merupakan pertanda jika
seseorang tersebut mengalami stress
Jika perekam medis ini mampu mengatasi kedua tantangan diatas ia akan terhindar
dari stes. Tetapi jika ia tidak mampu mengatasi salah satu atau kedua tantangan yang
ada, hidupnya akan terkena tekanan yang bila tidak dapat diatasi dengan cepat, maka
ia dikatakan terkena stres, karena hidupnya tegang. Ketegangan perilaku yang
mungkin muncul misalnya ia menjadi perokok, padahal sebelumnya ia bukan perokok
atau berubah menjadi seorang pemarah(ketegangan psikologis.

2.2 Ciri-ciri orang yang mengalami stres


Stres dapat mudah dikenali pada setiap orang yang mengalami nya, bahkan ada
cirinya seperti berikut
 Sering sakit.
 Malas bekerja.
 Kreativitas dan inisiatif berkurang.
 Kinerja atau performa menurun.
 Relasi dengan teman kerja buruk.
 Suasana hati berubah dan mudah tersinggung.
 Toleransi minim, gampang frustasi, dan tidak sabaran.
 Kehilangan minat pada banyak hal.

2.3 Faktor Penyebab Terjadinya Stress Kerja


Stres kerja ini dapat disebabkan faktor sosial, faktor individu dan faktor diluar organisasi.
1. Faktor individu yang mempengaruhi stres kerja terdiri atas tingkat kecemasan, tingkat
neurotisme individu, toleransi terhadap ketidakjelasan dan pola tingkah laku tipe A.
2. Faktor di luar organisasi meliputi masalah keluarga, peristiwa krisis kehidupan dan
kesulitan finansial.
3. Sedangkan faktor sosial stres kerja berupa sumber intrinsik pekerjaan, peran di dalam
organisasi, perkembangan karier, hubungan relasi, dan struktur organisasi serta iklim
kerja.
 Pada faktor sosial pertama yaitu yang berasal dari sumber intrinsik pekerjaan,
mencakup tuntutan fisik dan tuntutan tugas. Tuntutan fisik mencakup
kebisingan, vibrasi dan higienitas, sedangkan pada tuntutan tugas mencakup
kerja shift/kerja malam, beban kerja, kondisi kerja yang sedikit menggunakan
aktifitas fisik, waktu kerja yang sempit dan penghayatan resiko pekerjaan.
 Pada faktor sosial kedua yaitu peran dalam organisasi, setiap pekerja
diharapkan bekerja sesuai perannya yang artinya memiliki tugas dan aturan
yang ditetapkan atasannya.
 Pada faktor sosial ketiga yaitu pengembangan karir, terdiri dari promosi
kejenjang yang lebih tinggi atau penurunan tingkat, tingkat keamanan kerja
yang kurang, ambisi karir yang terhambat.

6
 Pada faktor sosial keempat yaitu hubungan relasi, terdiri atas hubungan
dengan atasan, tim kerja, bawahan dan kesulitan mendelegasikan
pertanggungjawaban.
 Pada faktor sosial kelima yaitu struktur organisasi dan iklim kerja terpusat
pada sejauh mana pekerja mendapat dukungan sosial.
Selain itu, masalah konflik peran dan tanggung jawab terhadap orang lain
berpengaruh pada stres kerja. Stres kerja mempunyai hubungan bermakna dengan gejala
gangguan mental emosional melalui stresor tanggung jawab terhadap orang lain. Masa
penugasan pada stresor konflik peran dan tanggung jawab terhadap orang lain berisiko
terhadap stres kerja. Salah satu penelitian yang pernah dilakukan oleh sebuah lembaga
manajemen di Jakarta pada tahun 2002 menemukan bahwa krisis ekonomi yang
berkepanjangan, PHK, pemotongan gaji, dan keterpaksaan untuk bekerja pada bidang kerja
yang tidak sesuai dengan keahlian yang dimiliki merupakan stresor utama pada saat itu.

2.4 Dampak Stres Kerja


Menurut Gibson dkk (1996, h.363) menyatakan bahwa dampak dari stres kerja banyak
dan bervariasi. Dampak positif dari stres kerja diantaranya motifasi pribadi, rangsangan untuk
bekerja lebih keras, dan meningkatnya inspirasi hidup yang lebih baik. Meskipun demikian,
banyak efek yang mengganggu dan secara potensial berbahaya.
Menurut Jacinta (2002), menyatakan bahwa stres kerja dapat juga mengakibatkan hal- hal
sebagai berikut:
a. Dampak terhadap perusahaan
1. Terjadinya kekacauan, hambatan baik dalam manajemen maupun operasional
kerja
2. Mengganggu kenormalan aktivitas kerja
3. Menurunnya tingkat produktivitas
4. Menurunkan pemasukan dan keuntungan perusahaan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Randall Schuller, stres yang dihadapi tenaga kerja
berhubungan dengan penurunan prestasi kerja, peningkatan ketidakhadiran kerja dan
kecenderungan mengalami kecelakaan. Demikian pula jika banyak diantara tenaga kerja di
dalam organisasi atau perusahaan mengalami stres kerja, maka produktivitas dan kesehatan
organisasi itu akan terganggu.
b. Dampak terhadap individu
Muncul masalah – masalah yang berhubungan dengan:
1. Kesehatan
Banyak penelitian yang menemukan adanya akibat-akibat stres terhadap
kesehatan seperti jantung, gangguan pencernaan, darah tinggi, maag, alergi,
dan beberapa penyakit lainnya.
2. Psikologis

7
Stres berkepanjangan akan menyebabkan ketegangan dan kekuatiran yang
terus menerus yang disebut stres kronis. Stres kronis sifatnya menggerigoti
dan menghancurkan tubuh, pikiran dan seluruh kehidupan penderitanya secara
perlahan- lahan.
3. Interaksi interpersonal
Orang yang sedang stres akan lebih sensitif dibandingkan orang yang tidak
dalam kondisi stres. Oleh karena itu sering salah persepsi dalam membaca dan
mengartikan suatu keadaan, pendapat dan penilaian, kritik, nasehat, bahkan
perilaku orang lain. Orang stres sering mengaitkan segala sesuatu dengan
dirinya. Pada tingkat stres yang berat, orang bisa menjadi depresi, kehilangan
rasa percaya diri dan harga diri.

2.5 Penanganan stres terkait pekerjaan


Dalam dunia pekerjaan stres menjadi salah satu penghambat terbesar dalam berkembang,
karena stres banyak memberikan dampak negatif bahkan sampai bunuh diri.
Tapi stress tidak hanya memberikan dampak negatif tapi juga memiliki 3 dampak positif
 dapat meningkatkan hubungan pribadi
 dapat mengubah pandangan terhadap diri sendiri dalam berbagai cara
 dapat melakukan perubahan falsafah dalam hidup
Meskipun ketiga hal positif ini tidak berkaitan dengan pekerjaan tetapi manfaat ini mampu
memberikan kontribusi yang amat positif pada pelaksanaan sebuah pekerjaan.
Sebagaimana dijelaskan bahwa karyawan yang stres memiliki dampak yang besar
pada kelangsungan hidup perusahaan. maka penanganan stres dalam tingkat individual adalah
benar benar penting. Coping adalah cara untuk menangani atau mengurangi tingkat stres
dalam level individual, yang diperkenalkan oleh lazarul dan folkman sebagai upaya kognitif,
afektif, dan perilaku individu guna mengatasi tuntutan eksternal maupun internal yang
dianggap melebihi kemampuannya untuk memenuhi tuntutan pekerjaan yang ada, dengan
kata lain proses coping adalah proses yang melibatkan aspek kognitif (thinking), afektif
(feeling), dan perilaku (action) untuk mempertahankan situasi psikologis seseorang yang
dianggapnya memuaskannya ketika ia berhadapan dengan sebuah situasi yang dapat
mengancam situasi psikologisnya.
Semua hal yang berkaitan dengan stres dan coping tidak mungkin hanya memiliki
satu resep yang cocok bagi setiap orang, sehingga wajar coping skill akan berbeda dari satu
pekerja dengan pekerja yang lain, karena tiap pekerja akan memiliki coping machine nya
sendiri.
Sebuah strategi coping dikatakan berhasil bila strategi ini mampu : mengurangi tekanan
psikologis, membebaskan individu dari tekanan stres dan penderitaan psikologis nya. Strategi
coping dapat dikategorikan ke dalam 3 kategori yaitu:
1. Avoidant coping strategy dikenal juga dengan escape coping atau distancing.

8
Strategi ini digunakan oleh mereka yang stres dengan meminimkan atau menghindari
situasi atau kejadian yang membuat nya stres. Misalnya menghindari atasan selama
tugas yang diminta belum selesai dikerjakan guna menghindari tekanan
berlebih.strategi ini cocok untuk mengatasi stres jangka pendek. Bila stres yang ada
berkepanjangan, maka akan berdampak kepada yang bersangkutan menjadi pemabuk,
perokok atau yang lainnnya.
2. Problem-solving coping strategy dikenal juga sebagai control coping-task focused
atau problem-solving coping.
Strategi ini digunakan oleh mereka yang mencoba melakukan sesuatu yang
konstruktif pada kondisi-kondisi yang meyakiti, mengancam atau menantang nya
dengan cara: mencoba menyadarkan orang yang membuat mereka stres dengan
menyadarkan nya agar merubah perilaku nya
3. Emotional-focused coping strategy
Digunakan oleh mereka yang mencoba mengatur emosinya ketika mengalami sebuah
situasi atau kejadian yang penuh tekanan.

9
BAB 3

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Stres kerja adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi proses
berpikir, emosi, dan kondisi seseorang, hasilnya stress yang terlalu berlebihan dapat
mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan dan pada akhirnya
akan mengganggu pelaksanaan tugas-tugasnya.
Ciri-ciri orang yang mengalami stress disaat bekerja ialah, Sering sakit. Malas
bekerja,kreativitas dan inisiatif berkurang, kinerja atau performa menurun, relasi
dengan teman kerja buruk, dan masih banyak lagi ciri ciri yang ditimbulkan akibat
stress akibat kerja. Adapun faktor yang bisa menyebabkan stress disaat bekerja, ada
faktor individu, lalu faktor organisasi, dan faktor sosial,kami sudah menjelaskannya
secara rinci pada penjelasan materi diatas. Adapun dampak yang dapat ditimbulkan
karena stress dalam bekerja, bisa berdampak pada perusahaan itu sendiri dan juga
kepada individu yang mengalami stress. Namun agar dampak tersebut bisa dihindari
ada beberapa penanganan yang bisa dilakukan diantaranya, Avoidant coping strategy
dikenal juga dengan escape coping atau distancing, Problem-solving coping strategy
dikenal juga sebagai control coping-task focused atau problem-solving coping,
Emotional-focused coping strategy

3.2. SARAN
Stres di tempat kerja bisa disebabkan oleh tuntutan kerjaan yang terlalu
berat. Tekanan pekerjaan ini bisa berupa jam kerja yang berlebihan, tugas kerja yang
terlalu banyak atau di luar kemampuan, dan banyaknya tenggat waktu atau
deadline pekerjaan. Namun alangkah lebih baiknya kita wajar dalam hal bekerja,jang
memaksakan diri jika diri sudah ada diujung batas. Lakukanlah rileksasi jika kepala
sudah mulai pening,rehat sejenak lalu lanjutkan lagi setelah kondisi diri sudah
membaik.

10
DAFTAR PUSTAKA

Mulyono, franciska. 2011. "Penanganan stres terkait pekerjaan". Jurnal


administrasi bisnis, vol. 6 no. 2, h. 132-145
Septianto, dwi & eish, lataruva (2011). Pengaruh lingkungan kerja dan stres
kerja karyawan
Tantra, MS. & Larasati, TA. (2015). Faktor-faktor sosial yang mempengaruhi
stress kerja. Majority, 4(9), 58-63.

11

Anda mungkin juga menyukai