Anda di halaman 1dari 11

Psikologi Industri

“Stres Kerja”

Nama Kelompok:
Vebriani Gabreilla Saduk (1907020045)
Ina Johoria Rangga (1907020265)
Yunita Suryani (1907020086)
Munzila Amelia (1907020041)
Salvador Kevin Lay (1907020035)
Erikson Adoe (1907020029)
Melsin Melu Lani (1907020075)
Maria F.F Lekekasa (1907020016)
Roberto M. Z. Ongo (1907020254)
Pengertian stres kerja

Ada beberapa pandangan menurut para ahli mengenai penegrtian stress


kerja:

• Stres kerja menurut Smith 1981 mengemukakan bahwa konsep stres


kerja bisa ditinjau dari beberapa sudut yang pertama stres kerja
merupakan hasil dari keadaan tempat kerja.
• Stress kerja merupakan hasil dari 2 faktor organisasi keterlibatan dalam
tugas dan dukungan organisasi.
• Terjadi karena faktor faktor workload juga faktor kemampuan
melakukan tugas
• Akibat dari waktu kerja yang berlebihan.
• Stress kerja adalah faktor tanggung jawab kerja.
2. A. Gejala-gejala stress kerja
Ada beberapa gejala stres yang bisa dilihat dari berbagai faktor yang
menunjukkan adanya perubahan secara fisiologis, psikologis, dan sikap.

• Perubahan fisiologis ditandai dengan adanya gejala-gejala seperti merasa


letih atau lelah, kehabisan tenaga, pusing, gangguan pencernaan

• Perubahan psikologis ditandai dengan adanya kecemasan berlarut-larut,


sulit tidur dan nafas tersengal-sengal.

• Perubahan sikap ditandai dengan adanya gejala seperti keras kepala,


mudah marah, tidak puas terhadap Apa yang dicapai, dan sebagainya.
B. Sumber Stres Kerja
1. Berikut ini berturut-turut akan dijelaskan secara singkat lima faktor-faktor
Pekerjaan yang menjadi sumber stress :
a. Faktor-faktor yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang individu.
Ada beberapa tugas yang cenderung menunjukan lebih banyak berhubungan dengan stres
dari pada tugas-tugas lain. Hasil penelitian Karasek (1981) menyatakan bahwa sebab-sebab
dari setiap tingkat stres yang tinggi ada dalam beberapa tugas.Tekanan-tekanan psikologis
yang tinggi menyebabkan tugas-tugas menjadi beresiko tinggi dalam melakukan
pengendalian terhadap utusan.

b. Stres Peran
Konflik peran dalam suatu penelitian dalama suatu organisasi berhubungan dengan tingkat
ketegangan peran dan penyesuaian diri ditemukan bahwa individu lebih efektif dalam
memainkan perannya ketika ia memahami tentang peran yang dimainkannya sehingga
mereka tidak mengalami stres atau tekanan yang menimbulkan konflik peran yang tinggi.

c. Peluang Partisipasi
Partisipasi adalah penting untuk dua alasan yaitu pertama partisipaasi dihubungkan
dengan konflik peran yang rendah dan ketidakjelasan peran yang rendah.Yang kedua
partisipasi yang tinggi dapat membuat seseorang merasa dapat mengendalikan
lingkungannya.
d. Tanggung Jawab
Contohnya seorang manager yang keefektifannya tergantung pada siapa yang bekerja
untuknya,seandainya mempunyai alasan tidak mempunyai kepercayaan terhadap anggotanya atau
kemampuan yang kurang dalam mengendalikan anggotanya maka manager akan mengalami stress
karena tidak dapat mengendalikan situasi.Hal ini berhubungan dengan tanggung jawab sang manager.
 
e. Faktor-faktor organisasi
Organisasi juga dapat menyebabkan stres.Contohnya banyak yang percaya bahwa birokrasi merupakan
organisasi yang mengarah dan tidak memaksimalkan potensi individu.Sedangkan struktur organisasi
lebih memungkinkan untuk mewujudkan potensi dan produktifitas individu.Terdapat 4 ciri organisasi
yang dapat menyebabkan stress yaitu :
• Tingkat organisasi
• Keadaan yang sulit
• Taraf perubahan organisasi
• Batas peran
2. Beberapa faktor diluar pekerjaan yang dapat menyebabkan stress yaitu :
a. Perubahan struktur kehidupan : terdapat 3 dimensi yang menyebabkan stress yaitu
(a) dimensi budaya sosial yang dilakukan bersama keluarga, religious, dan faktor sosial
lainnya, (b) hubungan denganorang lain dalam budaya sosial, seperti seorang pribadi
berperan sebagainsuami atau istri, rekan kerja, orang tua, dsb, (c) aspek dari individu
sendiri.
b. Dukungan sosial, merupakan salah satu cara komunikasi yang positif karena berisi tentang
perasaan suka, keyakinan, penghargaan, penerimaan diri dan kepercayaan diri seseorang
terhadap orang lain.
c. Locus of Control. Beberapa individu mempunyai keyakinan bahwa mereka dapat
mempengaruhi lingkungan kerja sekitar mereka melalui apa yang mereka lakukan.
Bagaimana mereka memperoleh atau menetapkannya karena mereka mempunyai locus of
control terhadap lingkungan kerja sekitarnya. Individu yang mempunyai locus of control
internal dapat mengatasi stress kerja mereka.
d. Kepribadian tipe A dan B, secara umum kepribadian individu digolongkan kedalam 2 sifat,
yaitu introvert dan ekstrovert sementara itu, menurut Friedman dan Rosenman (1974)
mengelompokkan kepribadian kedalam dua tipe yaitu tipe A dan tipe B. kedua tipe
kepribadian tersebut akan berbeda, dalam mengatasi perubahan-perubahan yang terjadi
dilingkungan mereka.
e. Harga diri, setiap individu berbeda, terutama dalam menghadaoi stress lingkungannya.
Harga diri merupakan cara penerimaan seseorang dan usaha untuk melakukan evalusi
terhadap diri sendiri atau disebut sebagai konsep diri.
6. Fleksibilitas/kaku, Orang yang mempunyai fleksibilitas adalah orang yang bisa menyesuaikan diri dengan
tuntutan atau tekanan-tekanan karena lebih baik dalam melakukan kerja sama dengan orang lain
dibandingkan dengan orang yang kaku. Orang yang mudah menyesuaikan diri dengan fleksibel terhadap
tuntutan-tuntutan dalam situasi tertentu dan menunjukkan prestasi yang baik, maka ia akan dapat
mengurangi tekanan, tekanan karena dirinya dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang
ditentukan, dan dalam hal ini berbanding terbalik dengan orang yang kaku.

7. Kemampuannya, merupakan salah satu aspek yang dapat mempengaruhi respon-responindividu


terhadap kondisi, situasi, atau peristiwa yang menimbulkan stres. Ada tiga alasan yang dikemukakan
bahwa individu yang mempunyai kemampuan tinggi mungkin akan lebih baik caranya dalam
menghadapi stres.

• Dengan kemampuan yang lebih tinggi dari orang lain, memungkinkan ia dapat mengerjakan tugas-
tugasnya yang sarat dengan peran secara kuantitatif maupun kualitatif.

• Orang yang mempunyai kemampuan yang tinggi ada kecenderungan mengetahui batas akhir
kemampuannya untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Ia akan lebih mampu untuk menilai
keberhasilannya dalam menghadapi situasi-situasi yang menyebabkan stres dibandingkan orang yang
mempunyai kemampuan rendah.

• Orang yang mempunyai kemampuan tinggi dalam pekerjaanya cenderungan mempunyai pengendalian
diri yang lebih terhadap kondisi, situasi atau peristiwa yang menimbulkan stres kerja dibandingkan
dengan orang yang mempunyai kemampuan yang lebih rendah dalam memberi respons terhadap stres.
3. A. Pendekatan pribadi dalam mengelola
Pada dasarnya stres perlu dikelola dan diatasi, palingstres
tidak dalam pikiran orang pernah berusaha
membiarkan atau menghindari kondisi atau situasi dan peristiwa yang penuh dengan tekanan. Tetapi
juga ada orang yang berusaha untuk mengubah, mengelola, atau mengatasi nya dengan tepat dan
efektif. Pendekatan pribadi ini mendapatkan dapat menggunakan dua strategi yaitu :

1. Strategi Psikologis
a. Peningkatan kesadaran dirI
Memahami gejala-gejala munculnya ketegangan secara lebih dini dengan sikap yang wajar dalam
bekerja merupakan salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan kesadaran diri dalam memahami
stres kerja.

b. Pengurangan ketegangan
Strategi yang digunakan dalam pengurangan ketegangan dala stres kerja ini adalah mencari tempat yang
tenang untuk meditasi, menempatkan posisi tubuh dengan nyaman dan rileks, memenjamkan mata dan
melepaskan ketegangan otot-otot dengan mendengarkan pernapasan kita secara teratur selama lebih
kurang 15 hingga 20 menit.

c. Konseling dan psikologi


Usaha yang dilakukan dalam konseling dan psikoterapi ini adalah menemukan masalah dan sumber-
sumber ketengangan yang dapat menimbulkan stres kerja, menolong mengubah pandangan seseorang
terhadap kondisi, situasi atau peristiwa yang menimbulkan stres kerja dan mengembangkan berbagai
alternatif untuk menemukan strategi yang paling tepat dalam menghadapi stres kerja, menentukan
tindakan, dan menilai hasil serta melakukan tindak lanjut.
2. Strategi Fisiologis
Strategi fisiologis ini menitikberatkan pada usaha mengelola stres kerja untuk tujuan melatih kesehatan fisik. Beberapa
jenis latihan fisik diantaranya mwngatur makan secara bijaksana., berhenti merokok ataupun orahraga seperti renang,
senam kebugaran jasmani, badminton, basket dan lain-lain.

B. Pendekatan organisasi dalam mengelola stres kerja


Ada beberapa cara dalam mengelola stres kerja yaitu :
1. Meningkatakan komunikasi
Meningkatkan komunikasi yang efektif antara manajer dan karyawan , sehingga
akan tampak garis-garis tugas dan tanggungjawab yang jelas di antara keduanya.
Situasi semacam ini dapat mengurangi timbulnya stres kerja dalam organisasi.

2. Sistem penilaian dan ganjaran yang efektif


Ketika ganjaran yang diberikan kepada karyawan, karyawan telah menyadari
bahwa ganjaran tersebut berhubungan dengan pretasi kerjanya. Ia menyadari
juga bahwa ia bertanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan kepadanya
sehingga menugrangi konflik peran, ia berada didalam suatu keadaan mengurangi
ketidakjelasan tugas, sehingga hubungan antara atasan dan bawahan berada
dalam hubungan kerja yang efektif.
3. Meningkatkan partisipasi
Untuk dapat mengurangi ketidakjelasan peran dan konflik peran pengelola perlu meningkatkan
partisipasi terhadap proses pengambilan keputusan, sehingga setiap karyawan yang ada dalam
organisasi mempunyai tanggung jawab bagi peningkatan prestasi kerja karyawan sehingga dalam
mengurangi strs kerjanya.
 
4. Memperkaya tugas
Setiap manajer perlu memberikan dan memperkaya tugas kepada karyawan agar mereka dapat
lebih bertanggung jawab, lebih mempunyai makna tugas yang dikerjakan dan lebih baik dalam
melaksanakan pengedalian serta umpan balik terhadap produktifitas kerja karyawan baik secara
kualitas maupun kuantitas. Situasi semacam ini dapat meningkatkan motivasi kerja dan
memenuhi kebutuhan karyawan sehingga dapat mengurangi stres yang ada dalam diri mereka.
 
5. Mengembangkan keterampilan, kepribadian dan pekerjaan
Mengembangkan kepribadian dapat diperoleh dengan cara latihan-latihan yang sesuai dengan
kebutuhan karyawan dan organisasi atau pengembangan kepribadian yang dapat mendukung
usaha pengembangan pekerjaan baik secara kulitas maupun kuantitas.
Any Question ..?

THANK YOU
ALL

Anda mungkin juga menyukai