Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH SBK

(SINOPSIS TARI)

O
L
E
H

KELOMPOK 1

SMP LENTERA HARAPAN KUPANG


T. A 2019/2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanya pada Tuhan, yang telah menyertai kami semua untuk dapat
menyelesaikan seluruh bagian dari makalah ini. Dalam makalah ini kami akan membahas
lebih khusus tentang sinopsis dari beberapa tarian di Indonesia dan khususnya Nusa Tenggara
Timur (NTT). Semoga dari makalah ini pembaca dapat lebih mengerti asal-usul atau latar
belakang dari tarian-tarian di Indoesia.

TIGA TARIAN NUSA TENGGARA TIMUR (NTT)

1) Tari Bolelebo

Bolelebo diketahui sebagai salah satu lagu daerah Nusa Tenggara Timur. Lagu
tentang kecintaan penduduknya terhadap tanah airnya, juga sebagai ungkapan
kerinduan orang-orang Timur pada kampung halamannya ketika merantau keluar
daerah.

Tidak hanya berupa lagu, Bolelebo juga dirupakan dalam bentuk tarian. Tarian NTT
ini ditarikan secara berkelompok dan difungsikan sebagai tarian selamat datang untuk
menyambut tamu. Penarinya adalah laki-laki dan perempuan, biasanya mereka
mengenakan baju adat suku Rote, diiringi musik atau lagu bolelebo dan biasanya
ditarikan tanpa properti.

2) Tari Ja’i

Tari Ja’I adalah sebuah tarian khas suku Ngada di Kabupaten Ngada di pulau Flores.
Tarian ini lahir sebagai bagian dari ritus Sa’o Ngaza, yakni upacara yang
dimaksudkan untuk mengungkapkan rasa syukur dan kegembiraan dari rakyat
setempat.

Ini merupakan jenis tarian massal atau tarian komunal, sehingga keindahan dan daya
tariknya terletak pada keseragaman dan energi para penarinya. Tari Ja’i biasa digelar
di tengah kampung dengan diiringi lima buah gong dan tiga buah tambur atau
gendang, disertai dengan pakaian adat Ngada, dan menari sambil memegang kayu.

3) Tari Likurai

Seperti di wilayah NTT lain, masyarakat Belu juga memiliki tarian khasnya, Likurai
namanya. Ini merupakan tari penyambutan yang dulunya digunakan untuk
menyambut para pejuang seusai berperang. Kini, Likurai adalah simbol penghormatan
pada tamu yang datang ke Kabupaten Belu.

Para penari Likurai membawakan tarian ini mengenakan kain tenun ikat khas Belu
dengan diiringi alat musik tradisional sejenis gendang. Beberapa penari memegang
tongkat kayu dan sisanya memegang alat musik sejenis gendang tersebut. Pada tahun
2017, tari ini pernah disajikan massal oleh seribu orang penari. Kini, sajian massal
Likurai menjadi agenda tahunan di lembah Fulan Fehan.

DUA TARIAN NUSANTARA

1) Tari Piring

Salah satu kesenian tari yang terdapat di Minangkabau adalah Tari Piring yang masih
banyak kita jumpai keeksistensiannya di Sumatra Barat. Pada zaman dahulu,
masyarakat Minangkabau menganggap akan keberadaan piring ini adalah suatu hal
yang menarik.
Penari menari secara berkelompok dengan menggunakan baju gunting China atau
rang mudo, destar, kalung rambai, dan lain-lain. Sudah jelas properti yang digunakan
adalah piring porselen yang ndah dan memiliki nilai estetis. Alat music yng
mengiringi tarian ini adalah telempong dan saluang.

2) Tari Sajojo

Nama Tari Sajojo sendiri diambil dari judul lagu yang mengiringinya, yaitu lagu
“Sajojo”. Lagu sajojo sendiri merupakan lagu daerah dari Papua yang menceritakan
tentang seorang gadis yang diidolakan dan dicintai di kampungnya. Walaupun
gerakan Tari Sajojo tidak terlalu menggambarkan lirik lagu tersebut, namun iramanya
yang penuh keceriaan dalam lagu tersebut sangat cocok dengan gerakan Tari Sajojo.

Tari Sajojo ditarikan secara berkelompok, dengan busana khas papua, akar daun
menjadi ‘rok’ dan lukisan pada tubuh penari. Tarian ini diiringi dengan musik atau
lagu sajojo sendiri, dan biasanya tidak menggunakan properti.

Anda mungkin juga menyukai