Anda di halaman 1dari 20

STRESS KERJA

DISUSUN OLEH :

IKE DWI SAPUTRI

180113070005

ADMINISTRASI PERKANTORAN

POLITEKNIK LP3I JAKARTA – KAMPUS DEPOK


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat,

ridho dan karunia-Nya jualah penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang

berjudul “Stress Kerja” untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi dan Etika

Profesi.

Selama penyusunan makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak. oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

menyampaikan terimakasih kepada : Ibu Mega Puspita Sari, S.I.P, M.Si. Sebagai

Dosen Pembimbing, Keluarga tercinta, serta Teman-teman dan berbagai pihak

yang telah memberi masukan dan saran kepada penulis.

Dalam penyusunan makalah ini penulis telah berusaha sebaik-baiknya,

namun penulis menyadari atas segala kekurangan itu, kritik dan saran yang

bersifat membangun demi kesempurnaan penyusunan makalah ini.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih atas segala bantuan dari semua

pihak yang terlibat dalam penulisan makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini

dapat bermanfaat bagi kita semua, Aamiin.

Depok, April 2020

(Ike Dwi Saputri)

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I : PENDAHULUAN .................................................................................1

1.1. Latar Belakang .............................................................................................1

1.2. Tujuan Penulisan ..........................................................................................2

1.3. Metode Penulisan .........................................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN.....................................................................................3

2.1. Pengertian Stress Dan Stress Kerja ..............................................................3

2.2. Jenis – Jenis Stress .......................................................................................4

2.3. Faktor Penyebab Stress Kerja ......................................................................5

2.4. Gejala – Gejala dan Dampak Stress .............................................................8

2.5. Pengendalian Stress ....................................................................................10

BAB III : STUDI KASUS ....................................................................................13

3.1. Stress Kerja, Menyebabkan Kematian .......................................................13

3.2. Cara Penanganan ........................................................................................14

3.3. Analisis kasus dengan teori stress ..............................................................14

3.4. Kesimpulan terhadap contoh kasus ............................................................15

BAB IV : PENUTUP ............................................................................................16

4.1. Kesimpulan .................................................................................................16

4.2. Saran ............................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai orang yang

mengalami stres. Stres tersebut tidak hanya dalam kehidupan sosial ekonominya

saja tetapi juga dalam bekerja. Pekerjaan yang terlalu suit serta keadaan sekitar

yang penat juga dapat menyebabkan stres dalam bekerja.

Banyak orang yang tidak menyadari gejala timbulnya stres tersebut dalam

kehidupannya, padahal apabila kita mengetahui lebih awal mengenai gejala stres

tersebut kita dapat mencegahnya. Pencegahan ini dapat dilakukan dengan maksud

agar terjaminnya keamanan dan kenyamanan dalam bekerja. Apabila seseorang

yang mengalami stres melakukan pekerjaan itu malah akan mengganggu

kestabilan dalam bekerja. Di dalam dunia pekerjaan stres merupakan salah satu

faktor yang menyebabkan menurunnya kualitas kerja yang di miliki seseorang

dalam melakukan pekerjaan nya. Lingkungan kerja yang tidak kondusif juga dapat

mendorong terjadinya Stressor kerja, Stressor kerja merupakan segala kondisi

pekerjaan yang di persepsikan karyawan sebagai suatu tuntutan yang dapat

menimbulkan stress dalam kerja.

Lingkungan organisasi sebagai penyebab Stressor juga sudah di

kemukakan oleh para ahli, salah satunya adalah Morgan dan King. Menurut

Morgan dan King (Khaerul Umam, 2010: 203) stress adalah keadaan yang bersifat

internal, yang bisa disebabkan oleh tuntutan fisik (badan) atau lingkungan, dan

situasi sosial, yang berpotensi merusak dan tidak terkontrol. Stress kerja

1
berdampak buruk bagi lingkungan perusahaan karena dapat mengganggu

produktivitas kerja perusahaan dan merugikan diri karyawan itu sendiri.

1.2. Tujuan Penulisan

Adapun beberapa tujuan dalam makalah ini adalah:

1. Untuk lebih mengerti mengenai stress dan stress kerja.

2. Untuk memehami mengenai jenis-jenis stres.

3. Agar kita menegtahui apa saja gejala stress dan dampak yang dapat

ditimbulkan oleh stress tersebut.

4. Agar kita tahu bagaimana cara mencegah stres

5. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi dan Etika Profesi

1.3. Metode Penulisan

Metode yang digunaka adalah metode deskriptif. Melalui metode

ini penulis akan menguraikan permasalahan yang dibahas secara jelas dan

komprehensif. Data teoritis dalam makalah ini dikumpulkan dengan

menggunakan studi pustaka, artinya penulis mengambil data melalui

media pustaka dalam penyusunan makalah ini dan di tambah referensi dari

media internet. Dengan menyebutkan berbagai sumber untuk penulisan

makalah ini, selain itu juga penulis menggunakan metode kepustakaan

untuk mendapatkan data yang mendukung makalah ini.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Stress Dan Stress Kerja

Menurut Charles D, Spielberger (dalam Ilandoyo, 2001:63)

menyebutkan bahwa stres adalah tuntutan-tuntutan eksternal yang

mengenai seseorang, misalnya obyek-obyek dalam lingkungan atau suatu

stimulus yang secara obyektif adalah berbahaya. Stres juga biasa diartikan

sebagai tekanan, ketegangan atau gangguan yang tidak menyenangkan

yang berasal dari luar diri seseorang.

Gibson et al (dalam Yulianti, 2000:9) mengemukakan bahwa stress

kerja dikonseptualisasi dari beberapa titik pandang, yaitu stres sebagai

stimulus, stres sebagai respon dan stres sebagai stimulus-respon. Stres

sebagai stimulus merupakan pendekatan yang menitikberatkan pada

lingkungan. Definisi stimulus memandang stres sebagai suatu kekuatan

yang menekan individu untuk memberikan tanggapan terhadap stresor.

Pendekatan ini memandang stres sebagai konsekuensi dari interaksi antara

stimulus lingkungan dengan respon individu. Pendekatan stimulus-respon

mendefinisikan stres sebagai konsekuensi dari interaksi antara stimulus

lingkungan dengan respon individu. Stres dipandang tidak sekedar sebuah

stimulus atau respon, melainkan stres merupakan hasil interaksi unik

antara kondisi stimulus lingkungan dan kecenderungan individu untuk

memberikan tanggapan.

3
Masalah Stres kerja di dalam organisasi perusahaan menjadi gejala

yang penting diamati sejak mulai timbulnya tuntutan untuk efisien di

dalam pekerjaan. Akibat adanya stres kerja tersebut yaitu orang menjadi

nervous, merasakan kecemasan yang kronis, peningkatan ketegangan pada

emosi, proses beriikir dan kondisi fisik individu. Selain itu, sebagai hasil

dari adanya stres kerja karyawan mengalami beberapa gejala stres yang

dapat mengancam dan mengganggu pelaksanaan kerja mereka, seperti :

mudah marah dan agresi, tidak dapat relaks, emosi yang tidak stabil, sikap

tidak mau bekerja sama, perasaan tidak mampu terlibat, dan kesulitan alam

masalah tidur.

2.2. Jenis-Jenis Stress

Quick dan Quick (1984) dalam Waluyo (2009) mengkategorikan

jenis stres menjadi dua, yaitu:

1) Eustress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat, positif,

dan konstruktif (bersifat membangun). Hal tersebut termasuk kesejahteraan

individu dan juga organisasi yang diasosiasikan dengan pertumbuhan,

fleksibilitas, kemampuan adaptasi, dan tingkat performance yang tinggi.

2) Distress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak sehat,

negatif, dan destruktif (bersifat merusak). Hal tersebut termasuk

konsekuensi individu dan juga organisasi seperti penyakit kardiovaskular

dan tingkat ketidakhadiran (absenteeism) yang tinggi, yang diasosiasikan

dengan keadaan sakit, penurunan, dan kematian.

4
2.3. Faktor Penyebab Stress Kerja

Menurut (Robbin, 2003, pp. 794-798) penyebab stres itu ada 3 faktor yaitu ;

1. Faktor Lingkungan.

Ada beberapa faktor yang mendukung faktor lingkungan. Yaitu:

1. Perubahan situasi bisnis yang menciptakan ketidakpastian ekonomi.

Bila perekonomian itu menjadi menurun, orang menjadi semakin

mencemaskan kesejahteraan mereka.

2. Ketidakpastian politik. Situasi politik yang tidak menentu seperti yang

terjadi di Indonesia, banyak sekali demonstrasi dari berbagai kalangan

yang tidak puas dengan keadaan mereka. Kejadian semacam ini dapat

membuat orang merasa tidak nyaman. Seperti penutupan jalan karena

ada yang berdemo atau mogoknya angkutan umum dan membuat para

karyawan terlambat masuk kerja.

3. Kemajuan teknologi. Dengan kemajuan teknologi yang pesat, maka

hotel pun menambah peralatan baru atau membuat sistem baru. Yang

membuat karyawan harus mempelajari dari awal dan menyesuaikan

diri dengan itu.

4. Terorisme adalah sumber stres yang disebabkan lingkungan yang

semakin meningkat dalam abad ke 21, seperti dalam peristiwa

penabrakan gedung WTC oleh para teroris, menyebabkan orang-orang

Amerika merasa terancam keamanannya dan merasa stres.

5
2. Faktor Organisasi

Banyak sekali faktor di dalam organisasi yang dapat menimbulkan

stres. Tekanan untuk menghindari kekeliruan atau menyelesaikan tugas

dalam kurun waktu terbatas, beban kerja berlebihan, bos yang menuntut

dan tidak peka, serta rekan kerja yang tidak menyenangkan. Dari beberapa

contoh diatas, penulis mengkategorikannya menjadi beberapa faktor

dimana contoh-contoh itu terkandung di dalamnya. Yaitu:

1. Tuntutan tugas merupakan faktor yang terkait dengan tuntutan atau

tekanan untuk menunaikan tugasnya secara baik dan benar.

2. Tuntutan peran berhubungan dengan tekanan yang diberikan pada

seseorang sebagai fungsi dari peran tertentu yang dimainkan dalam

organisasi itu.Konflik peran menciptakan harapan-harapan yang

barangkali sulit dirujukkan atau dipuaskan. Kelebihan peran terjadi

bila karyawan diharapkan untuk melakukan lebih daripada yang

dimungkinkan oleh waktu. Ambiguitas peran tercipta bila harapan

peran tidak dipahami dengan jelas dan karyawan tidak pasti mengenai

apa yang harus dikerjakan.

3. Tuntutan antar pribadi adalah tekanan yang diciptakan oleh karyawan

lain.Kurangnya dukungan sosial dari rekan-rekan dan hubungan antar

pribadi yang buruk dapat menimbulkan stres yang cukup besar,

khususnya di antara para karyawan yang memiliki kebutuhan sosial

yang tinggi.

6
4. Struktur Organisasi menentukan tingkat diferensiasi dalam organisasi,

tingkat aturan dan peraturan dan dimana keputusan itu diambil. Aturan

yang berlebihan dan kurangnya berpartisipasi dalam pengambilan

keputusan yang berdampak pada karyawan merupakan potensi sumber

stres.

3. Faktor Individu

Faktor ini mencakup kehidupan pribadi karyawan terutama faktor-

faktor persoalan keluarga, masalah ekonomi pribadi dan karakteristik

kepribadian bawaan.

1. Faktor persoalan keluarga. Survei nasional secara konsisten

menunjukkan bahwa orang menganggap bahwa hubungan pribadi dan

keluarga sebagai sesuatu yang sangat berharga. Kesulitan pernikahan,

pecahnya hubungan dan kesulitan disiplin anak-anak merupakan

contoh masalah hubungan yang menciptakan stres bagi karyawan dan

terbawa ke tempat kerja.

2. Masalah Ekonomi. Diciptakan oleh individu yang tidak dapat

mengelola sumber daya keuangan mereka merupakan satu contoh

kesulitan pribadi yang dapat menciptakan stres bagi karyawan dan

mengalihkan perhatian mereka dalam bekerja.

3. Karakteristik kepribadian bawaan. Faktor individu yang penting

mempengaruhi stres adalah kodrat kecenderungan dasar seseorang.

Artinya gejala stres yang diungkapkan pada pekerjaan itu sebenarnya

berasal dari dalam kepribadian orang itu.

7
2.4. Gejala-Gejala Dan Dampak Stress

 Gejala - Gejala

Terry Beehr dan John Newman (dalam Rice, 1999) mengkaji ulang

beberapa kasus stres pekerjaan dan menyimpulkan tiga gejala dari

stres pada individu, yaitu:

1) Gejala psikologis

Berikut ini adalah gejala-gejala psikologis yang sering ditemui

pada hasil penelitian mengenai stres pekerjaan :

 Kecemasan, ketegangan, kebingungan dan mudah tersinggung

 Perasaan frustrasi, rasa marah, dan dendam (kebencian)

 Sensitif dan hyperreactivity

 Memendam perasaan, penarikan diri, dan depresi

 Komunikasi yang tidak efektif

 Perasaan terkucil dan terasing

 Kebosanan dan ketidakpuasan kerja

 Kelelahan mental, penurunan fungsi intelektual, dan kehilangan

konsentrasi

 Kehilangan spontanitas dan kreativitas

 Menurunnya rasa percaya diri

2) Gejala fisiologis

Gejala-gejala fisiologis yang utama dari stres kerja adalah:

 Meningkatnya denyut jantung, tekanan darah, dan kecenderungan

mengalami penyakit kardiovaskular

8
 Meningkatnya sekresi dari hormon stres (contoh: adrenalin dan

noradrenalin)

 Gangguan gastrointestinal (misalnya gangguan lambung)

 Meningkatnya frekuensi dari luka fisik dan kecelakaan

 Kelelahan secara fisik dan kemungkinan mengalami sindrom

kelelahan yang kronis (chronic fatigue syndrome)

 Gangguan pernapasan, termasuk gangguan dari kondisi yang ada

 Gangguan pada kulit

 Sakit kepala, sakit pada punggung bagian bawah, ketegangan

otot

 Gangguan tidur

 Rusaknya fungsi imun tubuh, termasuk risiko tinggi

kemungkinan terkena kanker

3) Gejala perilaku

Gejala-gejala perilaku yang utama dari stres kerja adalah:

 Menunda, menghindari pekerjaan, dan absen dari pekerjaan

 Menurunnya prestasi (performance) dan produktivitas

 Meningkatnya penggunaan minuman keras dan obat-obatan

 Perilaku sabotase dalam pekerjaan

 Perilaku makan yang tidak normal (kebanyakan) sebagai

pelampiasan, mengarah ke obesitas

 Meningkatnya kecenderungan berperilaku beresiko tinggi, seperti

menyetir dengan tidak hati-hati dan berjudi

9
 Meningkatnya agresivitas, vandalisme, dan kriminalitas

 Menurunnya kualitas hubungan interpersonal dengan keluarga

dan teman

 Kecenderungan untuk melakukan bunuh diri

 Dampak Stres

Dampak dari Stres Kerja adalah (Gibson, 1996) :

1) Psikologis, misalnya kegelisahan, kebosanan, depresi,

kekecewaan, kehilangan kesabaran.

2) Perilaku, misalnya penyalahgunaan obat, menurunnya semangat

fisik yang menyebabkan menurunnya imunitas tubuh sehingga

mudah terserang penyakit. Pada saat stres juga lebih mudah

memicu permasalahan di rumah, di lokasi kerja, atau di jalan.

3) Kognitif, yaitu kurang mampu menentukan keputusan,

menurunnya konsentrasi, dan kurang peka terhadap bahaya.

4) Fisiologis, gangguan pada kesehatan anggota badan yang

menyebabkan tumbulnya berbagaii macam penyakit.

2.5. Pengendalian Stress

Suprihanto dkk (2003:63-64) mengatakan bahwa dari sudut pandang

organisasi, manajemen mungkin tidak khawatir jika karyawannya

mengalami stress yang ringan. Alasannya karena pada tingkat stres lertentu

akan memberikan akibat positif, karena hal ini akan mendesak mereka untuk

10
melakukan tugas lebih baik. Tetapi pada tingkat stres yang tinggi atau stres

ringan yang berkepanjangan akan membuat menurunnya kinerja karyawan.

Stres ringan mungkin akan memberikan keuntungan bagi organisasi, tetapi

dari sudut pandang individu hal tersebut bukan merupakan hal yang

diinginkan. Maka manajemen mungkin akan berpikir untuk memberikan

tugas yang menyertakan stress ringan bagi karyawan untuk memberikan

dorongan bagi karyawan, namun sebaliknya itu akan dirasakan sebagai

tekanan oleh si pekerja. Maka diperlukan pendekatan yang tepat dalam

mengelola stres, ada dua pendekatan yaitu pendekatan individu dan

pendekatan organisasi.

1. Pendekatan Individual

Seorang karyawan dapat berusaha sendiri untuk mcngurangi level

stresnya. Strategi yang bersifat individual yang cukup efektif yaitu;

pengelolaan waktu, latihan fisik, latihan relaksasi, dan dukungan sosial.

Dengan pengelolaan waktu yang baik maka seorang karyawan dapat

menyelesaikan tugas dengan baik, tanpa adanya tuntutan kerja yang

tergesa-gesa. Dengan latihan fisik dapat meningkatkan kondisi tubuh

agar lebih prima sehingga mampu menghadapi tuntutan tugas yang berat.

Selain itu untuk mengurangi sires yang dihadapi pekerja pcrlu dilakukan

kegiatan-kegiatan santai. Dan sebagai stratcgi terakhir untuk mengurangi

stres adalah dengan roengumpulkan sahabat, kolega, keluarga yang akan

dapat memberikan dukungan dan saran-saran bagi dirinya.

11
2. Pendekatan Organisasional

Beberapa penyebab stres adalah tuntutan dari tugas dan peran serta

struktur organisasi yang semuanya dikendalikan oleh manajemen,

schingga faktor-faktor itu dapat diubah. Oleh karena itu strategi-strategi

yang mungkin digunakan oleh manajemen untuk mengurangi stres

karyawannya adalah melalui seleksi dan penempatan, penetapan tujuan,

redesain pekerjaan, pengambilan keputusan partisipatif, komunikasi

organisasional, dan program kesejahteraan. Melalui strategi tersebut

akan menyebabkan karyawan memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan

kemampuannya dan mereka bekerja untuk tujuan yang mereka inginkan

serta adanya hubungan interpersonal yang sehat serta perawatan terhadap

kondisi fisik dan mental.

12
BAB III

STUDI KASUS

3.1. Stress Kerja, Menyebabkan Kematian

Terlihat seorang wakil pembicara dan karyawan yang berkumpul di luar

pabrik Foxconn di Shenzhen, Provinsi Guangdong Cina selatan pada sebuah

dokumen foto yang diambil tanggal 24 Februari 2010. “Perusahaan hanya

mementingkan kepentingan bisnisnya dengan memeras tenaga karyawan,

sementara upah pekerjanya sendiri masih sangat rendah, ironisnya karyawan

tidak berdaya akan kebijakan ini”. Pemogokan di Perusahaan Honda Motor

dan serentetan bunuh diri karyawan di Foxconn Technology (produsen

raksasa elektronik untuk industri seperti Apple, Dell dan Hewlett-Packard)

membuat Pemerintah Cina harus melakukan pertemuan dengan perusahaan.

Seorang Insinyur berumur 28 tahun yang bekerja untuk Foxconn (pembuat

iPhone, iPads dan gadget elektronik lainnya termasuk Apple Inc) meninggal

dunia “kematiannya mendadak” di rumahnya di dekat pabrik Foxconn

Shenzhen di provinsi Guangdong China selatan. Penyebab kematian sedang

diselidiki dan “kita sedang mengumpulkan informasi - informasi pendukung

penyebab kematian insinyur ini termasuk keterkaitannya dengan pekerjaan,”

kata salah satu perwakilan management perusahaan.

Surat kabar Ming Pao di Hong Kong, melaporkan bahwa salah satu

kerabat dekat Insinyur mengklaim kematian rekan kerjanya itu dikarenakan

“stres kerja”, setelah bekerja 34 jam tanpa istirahat. Dampak dari laporan

surat kabar yang terbit langsung direspon positif oleh Perusahaan dengan

13
mengumumkan pemberian 30% bonus pada karyawannya untuk

meningkatkan dan membantu terciptanya lingkungan kerja yang lebih baik

selain itu kerja lembur karyawan akan dikurangi sehingga bisa lebih banyak

waktu untuk beristirahat. Aktivis ketenagakerjaan menuduh perusahaan

memiliki gaya manajemen yang kaku, dan karyawannya dipaksakan untuk

bekerja terlalu keras, namun Foxconn menyangkal tuduhan ini. Dalam

setahun ini diFoxconn Company “Sepuluh pekerjanya telah bunuh diri dan

tiga lainnya melakukan percobaan bunuh diri, rata-rata mereka tewas karena

terjun dari atas bangunan.

3.2. Cara Penanganan

Kasus ini menerangkan mengenai aksi protes para pekerja Foxconn di China

yang mengatakan bahwasanya pihak perusahaan tidak memikirkan hak para

pekerja. Upah yang diberikan tidak setimpal dengan apa yang dikerjakan.

Hal tersebut terbukti dengan tewasnya salah satu karyawan PT.Foxconn

yang mati dirumahnya akibat stres kerja. Stres yang dialami pekerja tersebut

dikarenakan perusahaan menuntut untuk bekerja keras tanpa istirahat.

3.3. Analisis kasus dengan teori stress

Berdasarkan kasus diatas para pekerja telah mengalami dampak psikologis

yang cukup membahayakan karena sampai melakukan bunuh diri hanya

karena stres dengan pekerjannya. Stres yang dialami oleh pekerja tersebut

ialah sesuai dengan pengertian menurut Widyastuti (2003) yang menyatakan

bahwa stres kerja merupakan ketegangan yang dengan mudah muncul akibat

14
kejenuhan yang timbul dari beban kerja yang berlebihan, tuntutan tugas

yang mendukung terjadinya hal tersebut. Selain itu juga dipengaruhi oleh

faktor-faktor penunjang lainnya seperti halnya bertambahnya tanggung

jawab tanpa adanya penambahan upah. Sehingga membuat para pekerja

tidak dapat memenuhi kebutuhan hierarkinya berdasarkan teori Masslow.

Diataranya mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan biologis mereka seperti

halnya pangan sandang dan papan. Hal tersebut dikarenakan upah yang

mereka terima tidak setimpal atau tidak mencukupi.

3.4. Kesimpulan terhadap contoh kasus

Solusi yang tepat adalah dengan merubah sistem kerja yang ada

diperusahaan agar dapat memberi kenyamanan kepada para pekerjanya.

Selain itu juga menyesuaikan upah setiap pekerja berdasarkan pekerjaan

yang mereka lakukan, dengan begitu akan tumbuh motivasi mereka dalam

bekerja. Sehingga para pekerja dapat bekerja dengan semangat yang

nantinya akan berdampak baik bagi perusahaan. Berdasarkan pengertian

motivasi yaitu suatu kekuatan potensial yang ada didalam diri manusia yang

dapat dikembangkannya sendiri atau dapat dikembangkan dari sejumlah

kekuatan dari luar yang ada berkisar sekitar imbalan materi dan non materi

yang dapat mempengaruhi hasil kerjanya (Winardi, 2001).

15
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Stress merupakan suatu gejala yang dimiliki oleh setiap orang dimana hal

tersebut dipengaruhi diri sendiri maupun lingkungan sekitar mereka. Stress

juga terjadi dalam kerja dimana stress tersebut dapat bersumber dari emapt hal

yaitu tingkat individu, tingkat kelompok, tingkat organisasi dan

ekstraorganisasional. Keempat hal tersebut dapat menghasilkan stress yang

berbeda pada setiap individu tergantung bagaimana individu itu merespon

stressor tersebut. Setelah adanya respon barulah dapat ditentukan bagaimana

stress yang dialami seseorang tersebut.

Pada dasarnya stress terjadi karena terlalu beratnya beban pikiran

seseorang serta adanya tekanan yang membuat kurangnya konsentrasi. Namun

semua itu masih dapat dicegah bahkan dimanajemen untuk dapat mengurangi

pengaruhnya dalam bekerja.

4.2. Saran

Stress dalam bekerja sebaiknya dikurangi dengan berbagi teknik

pengurangan stress yang dapat digunakan serta menajemen stress tersebut

dengan baik. Karena hal tersebut mampu mencegah stress dalam bekerja serta

meningkatkan efektifitas dalam bekerja. Selain baik bagi karyawan/pekerja

juga baik bagi perusahaan(lembaga).

16
DAFTAR PUSTAKA

Lantara, D., & Nusran, M. (2019). Dunia Industri: Perspektif Psikologi Tenaga

Kerja. Makassar: Nas Media Pustaka.

Umam, K. (2010). Perilaku Organisasi. Bandung: Pustaka Setia.

Syahruni, A. (2012). Faktor Yang Berhubungan Dengan Stres Kerja Pada

Pegawai Pengadilan Agama Kota Makassar Tahun 2012. Makassar:

UNIVERSITAS HASANUDDIN.

Isnanto, B. N. (2016). Stressor Lingkungan Fisik, Individu, Kelompok, Dan

Keorganisasian Dalam Pembentukan Stres Kerja Serta Dampaknya

Terhadap Kinerja Karyawan Di Stasiun Kiaracondong Pt. Kereta Api

Indonesia (Persero). Bandung: Universitas Widyatama.

Mt Akbar “Analisis Pengaruh Stres Kerja, Beban Kerja, Dan Karakteristik

Individu Terhadap Kinerja Perawat.” http://eprints.ums.ac.id/66564/ diakses

pada 20 April 2020, Pukul 20.30 WIB

Widyastuti, P. (2003). Majanemen Stres. Jakarta: EG.

Winardi. (2001). Motivasi dan Pemotivasian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

17

Anda mungkin juga menyukai