STRES
Dosen pengampu:
Mutmainnah S.E.,M.M.
UNIVERSITAS PAMULANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Stres” dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi Mata Kuliah Perilaku Organisasi. Selain itu,
makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang stres bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Mutmainnah S.E.,M.M. selaku dosen
mata kuliah Perilaku Organisasi. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberadaan organisasi dalam lingkungan yang semakin dinamis juga dapat
membawa dampak kepada tingkat stres individu yang ada di dalam organisasi. Dalam
proses perubahan tersebut, individu dihadapkan kepada kendala, tuntutan, dan hasil
yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Stres yang muncul dapat menjadi hal
positif bagi organisasi jika dikelola dengan baik. Pengelolaan stres memerlukan
pemahaman tentang stres, faktor-faktor yang mempengaruhi serta konsekwensi dari
stres itu sendiri. Pengelolaan stres dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan-
pendekatan tertentu yang mengatasi stres. Pada akhirnya pengelolaan stres yang
dilakukan oleh organisasi dapat meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan.
1.3 Tujuan
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Stres dan Stresor
a) Pengertian stres
Stres adalah suatu ketidakseimbangan diri/jiwa dan realitas kehidupan
setiap hari yang tidak dapat dihindari perubahan yang memerlukan
penyesuaian. Dari segi bahasa stres diartikan adalah “tekanan” yaitu istilah
kedokteran sebagai gangguan atau kekacauan mental dan emosional yang
disebabkan oleh faktor-faktor luar, atau tidak adanya kemampuan untuk
menanggulangi kejadian dan reaksi terhadap kejadian itu.
Szilagyi dalam Gitosudarmo dan Sudita (1997:P.50) memberi
pengertian stres sebagai pengalaman yang bersifat internal yang menciptakan
adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis dalam diri seseorang sebagai
akibat dari faktor lingkungan eksternal, organisasi atau orang lain.
Agolla dan Ongori (2009) juga mendinifisikan stres sebagai persepsi
dari kesenjangan antara tuntunan lingkungan dan kemampuan individu untuk
memenuhinya.
b) Pengertian stresor
Secara umum keadaan yang dapat menimbulkan stres disebut sebagai
stresor. Menurut Gatchel, Baum & Krantz (1989) stresor adalah kejadian
lingkungan yang menimbulkan stres sehingga memunculkan reaksi stres
seperti ketakutan, kecemasan, dan kemarahan. Stresor dibedakan atas tiga
golongan yaitu : 1) Stresor fisikbiologik: dingin, panas, infeksi, rasa nyeri,
pukulan, dan lain-lain. 2) Stresor psikologis: takut, khawatir, cemas, marah,
kekecewaan, kesepian, jatuh cinta, dan lain-lain. 3) Stresor sosial budaya:
menganggur, perceraian, perselisihan, dan lain-lain.
2
Namun, stres ternyata tidak selamanya buruk. Ada pula stres yang memiliki
manfaat baik. Berikut ini adalah beberapa jenis stres yang perlu dikenali.
1) Pengalaman positif yang dapat membawa stres, seperti upacara kelulusan atau
pernikahan. Membuat banyak orang lebih mudah untuk menciptakan tujuan.
2) Distres internal, distres merupakan tipe stres negatif hasil dari pengalaman buruk,
ancaman, perubahan situasi yang tidak terduga, dan tidak nyaman. Pada
dasarnya, tubuh kita menginginkan rasa aman sehingga apabila rasa tersebut
terusik, tubuh pun mengalami distres.
3) Distres akut, dipicu oleh peristiwa buruk yang berlalu dengan cepat. Sementara
stres kronis terjadi ketika sesorang harus menahan stres dalam waktu yang lama.
4) Hipostres, yaitu “ketidakadaan” stres bisa juga diartikan kebosanan yang ekstrem.
Hipostres dapat memicu perasaan depresi dan kesia-siaan.
5) Eustres, merupakan stres yang sangat berguna lantaran dapat membuat tubuh
menjadi lebih waspada. Eustres membuat tubuh dan pikiran menjadi siap untuk
menghadapi banyak tantangan.
3
Selain itu menurut Hurrel (dalam Munandar, 2001), faktor-faktor yang dapat
menimbulkan stres dapat dikelompokan ke dalam tujuh kategori besar yaitu:
4
Diperlukan pendekatan yang tepat dalam mengelola stres, ada dua pendekatan
yaitu:
1) Pendekatan individual, seorang karyawan dapat berusaha sendiri untuk
mengurangi level stresnya. Pendekatan individual ini dapat berupa:
• Penerapan manajemen waktu yang sangat tepat.
• Penambahan waktu olah raga.
• Pelatihan relaksasi. Cara yang ampuh dalam relaksasi bisa dengan
mendengarkan musik atau menonton film sambil bersantai. Namun
ada juga yang malakukan meditasi atau yoga.
• Perluasan jaringan dukungan social. Berhubungan dengan banyak
orang memang sanagt diperlukan.
2) Pendekatan organisasional. Beberapa penyebab stres adalah tuntutan dari
tugas dan peran serta struktur organisasi yang semuanya dikendalikan oleh
manajemen. Pendekatan organisasional dalam mengatasi stres adalah dengan:
• Menciptakan iklim organisasional yang mendukung.
• Adanya penyeleksian personel dan penempatan kerja yang lebih baik.
• Mengurangi konflik dan mengklarifikasi peran organisasional karena
konflik dalam sebuah organisasi mungkin adalah hal yang wajar.
• Penetapan tujuan yang realistis.
• Pendesainan ulang pekerjaan.
• Perbaikan dalam komunikasi organisasi.
• Membuat bimbingan konseling.
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Stress adalah respon non spesifik tubuh terhadap setiap permintaan apa pun.
Orang bisa mengalami stres dalam kehidupan pribadi dan dalam lingkungan
organisasi. Stres biasanya dianggap negatif dan disebabkan karena sesuatu yang
buruk, jadi stres mengacu pada tekanan. Stres dapat menyebabkan ketidaknyamanan
yang mengarah ke tidakseimbangan dalam pola pikir individu. Ketika stres lebih
parah dapat mempengaruhi produktivitas seorang individu.
Tetapi tidak semua stres itu artinya negatif karena sebagian orang
menganggap stres merupakan sumber inspirasi. Ketika ada tekanan untuk pekerjaan
apa pun itu, bisa memacu kita untuk membuat kinerja yang lebih tinggi. Bahkan
sebagian orang yang mungkin kebal terhadap stres yang tidak memiliki efek negatif
pada kinerja mereka.
6
DAFTAR PUSTAKA
PT Indeks, Jakarta.