Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

STRES
Dosen pengampu:

Mutmainnah S.E.,M.M.

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Perilaku Oraganisasi

Disusun oleh kelompok 7:

1. Dina Rohaenah (221010504492)


2. Kayla Ayu Yandira (221010504331)
3. Oktavia Anggraeni Wibowo (221010505649)
4. Ranty Najwa Sifa (221010505166)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

UNIVERSITAS PAMULANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Stres” dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi Mata Kuliah Perilaku Organisasi. Selain itu,
makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang stres bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Mutmainnah S.E.,M.M. selaku dosen
mata kuliah Perilaku Organisasi. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1


1.2 Rumusan masalah ................................................................................................... 1
1.1 Tujuan ..................................................................................................................... 1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 2

2.1 Pengertian Stres dan Stresor ................................................................................... 2


2.2 Jenis-jenis Stres ....................................................................................................... 2
2.3 Faktor-faktor Penyebab Stres .................................................................................. 3
2.4 Strategi Penanganan Stres ....................................................................................... 4
BAB 3 PENUTUP ............................................................................................................. 6

3.1. Kesimpulan ............................................................................................................ 6


DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberadaan organisasi dalam lingkungan yang semakin dinamis juga dapat
membawa dampak kepada tingkat stres individu yang ada di dalam organisasi. Dalam
proses perubahan tersebut, individu dihadapkan kepada kendala, tuntutan, dan hasil
yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Stres yang muncul dapat menjadi hal
positif bagi organisasi jika dikelola dengan baik. Pengelolaan stres memerlukan
pemahaman tentang stres, faktor-faktor yang mempengaruhi serta konsekwensi dari
stres itu sendiri. Pengelolaan stres dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan-
pendekatan tertentu yang mengatasi stres. Pada akhirnya pengelolaan stres yang
dilakukan oleh organisasi dapat meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan.

Konsep teoritis hubungan antar variabel dalam pembahasan tentang perubahan


organisasi dan manajemen stres yang dibahas oleh Robbins (2006) ini perlu divalidasi
dengan hasil-hasil penelitian yang sudah ada atau pendapatan dari pakar lain. Pada
satu sisi secara empiris, landasan teoritis tersebut akan semakin kuat jika didukung
oleh hasil penelitian empiris yang sejalan dengan landasan teoritis tersebut. Namun di
sisi lain, hasil penelitian empiris tersebut mungkin berbeda dan dapat memperlemah
landasan teoritis tersebut. Landasan teoritis dan hasil penelitian empiris hubungan
antar variabel yang terkait dengan pembahasan perubahan organisasi dan manajemen
stres ini tentu saja sangat bermanfaat dalam pengembangan kajian perilaku organisasi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Stres dan Stresor?


2. Apa saja jenis-jenis stres?
3. Apa saja faktor-faktor penyebab stres kerja?
4. Bagaimana strategi penanganan stres?

1.3 Tujuan

1. Menambah wawasan serta pengetahuan mengenai stres.


2. Memberikan edukasi bagaimana untuk mecegah stres.
3. Dapat mengetahui mengenai stres dan faktor apa saja yang dapat
menyebabkan stres.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Stres dan Stresor
a) Pengertian stres
Stres adalah suatu ketidakseimbangan diri/jiwa dan realitas kehidupan
setiap hari yang tidak dapat dihindari perubahan yang memerlukan
penyesuaian. Dari segi bahasa stres diartikan adalah “tekanan” yaitu istilah
kedokteran sebagai gangguan atau kekacauan mental dan emosional yang
disebabkan oleh faktor-faktor luar, atau tidak adanya kemampuan untuk
menanggulangi kejadian dan reaksi terhadap kejadian itu.
Szilagyi dalam Gitosudarmo dan Sudita (1997:P.50) memberi
pengertian stres sebagai pengalaman yang bersifat internal yang menciptakan
adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis dalam diri seseorang sebagai
akibat dari faktor lingkungan eksternal, organisasi atau orang lain.
Agolla dan Ongori (2009) juga mendinifisikan stres sebagai persepsi
dari kesenjangan antara tuntunan lingkungan dan kemampuan individu untuk
memenuhinya.

b) Pengertian stresor
Secara umum keadaan yang dapat menimbulkan stres disebut sebagai
stresor. Menurut Gatchel, Baum & Krantz (1989) stresor adalah kejadian
lingkungan yang menimbulkan stres sehingga memunculkan reaksi stres
seperti ketakutan, kecemasan, dan kemarahan. Stresor dibedakan atas tiga
golongan yaitu : 1) Stresor fisikbiologik: dingin, panas, infeksi, rasa nyeri,
pukulan, dan lain-lain. 2) Stresor psikologis: takut, khawatir, cemas, marah,
kekecewaan, kesepian, jatuh cinta, dan lain-lain. 3) Stresor sosial budaya:
menganggur, perceraian, perselisihan, dan lain-lain.

2.2 Janis-jenis Stres


Terdapat tiga jenis stres yang kerap menyerang, yaitu:
1) Stres kimia, merupakan jenis stres yang ditimbulkan oleh beberapa reaksi dari
konsumsi alkohol, rokok, makanan dan minuman berpengawet yang dikonsumsi
secara rutin.
2) Stres fisik, stres jenis ini terjadi karena berbagai keadaan. Seperti kecelakaan,
posisi tidur yang tidak tepat saat tidur, atau terlalu lama beraktivitas di depan
computer.
3) Stres emosional, stres ini berhubungan dengan rasa marah atau frustasi yang
seringkali menimbulkan stres sehingga tidak bisa disembuhkan dengan obat
medis.

2
Namun, stres ternyata tidak selamanya buruk. Ada pula stres yang memiliki
manfaat baik. Berikut ini adalah beberapa jenis stres yang perlu dikenali.

1) Pengalaman positif yang dapat membawa stres, seperti upacara kelulusan atau
pernikahan. Membuat banyak orang lebih mudah untuk menciptakan tujuan.
2) Distres internal, distres merupakan tipe stres negatif hasil dari pengalaman buruk,
ancaman, perubahan situasi yang tidak terduga, dan tidak nyaman. Pada
dasarnya, tubuh kita menginginkan rasa aman sehingga apabila rasa tersebut
terusik, tubuh pun mengalami distres.
3) Distres akut, dipicu oleh peristiwa buruk yang berlalu dengan cepat. Sementara
stres kronis terjadi ketika sesorang harus menahan stres dalam waktu yang lama.
4) Hipostres, yaitu “ketidakadaan” stres bisa juga diartikan kebosanan yang ekstrem.
Hipostres dapat memicu perasaan depresi dan kesia-siaan.
5) Eustres, merupakan stres yang sangat berguna lantaran dapat membuat tubuh
menjadi lebih waspada. Eustres membuat tubuh dan pikiran menjadi siap untuk
menghadapi banyak tantangan.

2.3 Faktor-faktor Penyebab Stres


Menurut Gibson (1987: 207), ada empat faktor penyebab terjadinya stres. Stres
terjadi akibat dari adanya tekanan (stresor) di tempat kerja, stresor tersebut yaitu:
1) Stresor lingkungan fisik berupa sinar, kebisingan, temperature dan udara yang
kotor. Ditambahkan Robbin, (2003) ada beberapa faktor yang mendukung faktor
lingkungan yaitu
• Perubahan situasi bisnis yang menciptakan ketidakpastian ekonomi.
• Situasi politik yang tidak menentu seperti banyak sekali demonstrasi dari
berbagai kalangan yang tidak puas dengan keadaan mereka.
• Kemajuan teknologi, yang membuat karyawan harus mempelajari dari
awal dan menyesuaikan diri dengan itu.
• Terorisme adalah sumber stres yang disebabkan lingkungan yang semakin
meningkat dalam abad ke 21.
2) Stresor inividu berupa konflik peranan, ketaksaan peranan, beban kerja, tanggung
jawab terhadap orang lain, ketiadaan kemajuan karir dan rancangan
pengembangan karir. Menurut Robbin (2003) penyebab stres itu ada tiga faktor
yang mencakup kehidupan pribadi karyawan terutama faktor-faktor persoalan
keluarga, masalah ekonomi pribadi, dan karakteristik kepribadian bawaan.
3) Stresor kelompok berupa hubungan yang buruk dengan rekan sejawat, bawahan,
dan atasan. Stresor keorganisasian berupa ketiadaan partisipasi, struktur
organisasi, tingkat jabatan, dan ketiadaan kebijaksanaan yang jelas. Banyak
sekali faktor di dalam organisasi yang dapat menimbulkan stres, tekanan untuk
menghindari kekeliruan atau menyelesaikan tugas dalam kurun waktu terbatas,
beban kerja berlebihan, bos yang menuntut dan tidak peka, serta rekan kerja yang
tidak menyenangkan

3
Selain itu menurut Hurrel (dalam Munandar, 2001), faktor-faktor yang dapat
menimbulkan stres dapat dikelompokan ke dalam tujuh kategori besar yaitu:

1) Faktor-faktor intrinsik dalam pekerjaan. Termasuk dalam kategori ini ialah


tuntunan fisik dan tuntunan tugas.
2) Peran individu dalam organisasi. Yang merupakan pembangkit stres yaitu
meliputi konflik peran dan ketaksaan peran
3) Pengembangan karir. Pengembangan karir merupakan pembangkit stres potensial
yang mencakup ketidakpastian pekerjaan, promosi berlebih, dan promosi yang
kurang.
4) Hubungan dalam pekerjaan. Hubungan kerja yang tidak baik terjadi karena
adanya kepercayaan yang rendah dan minat yang rendah dalam pemecahan
masalah dalam organisasi.
5) Sturktur dan iklim organisasi. Maksudnya sejauh mana anggota dapat terlihat dan
atau berperan serta pada dukungan sosial. Kurangnya peran dalam organisasi
berhubungan dengan suana hati dan perilaku negatif.
6) Tuntutan dari luar organisasi/individu. Faktor stres ini merupakan faktor yang
paling potensial karena mencakup segala unsur kehidupan seseorang yang terdiri
dari perstiwa-peristiwa kehidupan yang dapat memberi tekanan pada individu.
7) Ciri-ciri individu. Stres ditentukan pula oleh individunya sendiri, dilihat dari
kepribadian dan kecakapan seorang individu. Faktor-faktor dalam diri individu
berfungsi sebagai penentu individu dalam bereaksi terhadap pembangkit stres
potensial.

2.4 Strategi Penanganan Stres


Menurut Grant Brecht (2000) cara untuk mengendalikan stres yaitu sebagai
berikut:
a) Sikap, keyakinan dan pikiran kita harus positif, fleksibel, rasional, dan adaptif
terhadap orang lain. Artinya, jangan terlebih dahulu menyalahkan orang lain
sebelum introspeksi diri dengan pengendalian internal.
b) Kendalikan faktor-faktor penyebab stres dengan jalan :
• Kemampuan menyadari (awareness skills).
• Kemampuan untuk menerima (acceptance skills).
• Kemampuan untuk menghadapi (coping skills).
• Kemampuan untuk bertindak (action skills).
c) Perhatikan diri anda, proses interpersonal dan interaktif, serta lingkungan.
d) Kembangkan sikap efisien.
e) Relaksasi.
f) Visualisasi (angan-angan terarah).

4
Diperlukan pendekatan yang tepat dalam mengelola stres, ada dua pendekatan
yaitu:
1) Pendekatan individual, seorang karyawan dapat berusaha sendiri untuk
mengurangi level stresnya. Pendekatan individual ini dapat berupa:
• Penerapan manajemen waktu yang sangat tepat.
• Penambahan waktu olah raga.
• Pelatihan relaksasi. Cara yang ampuh dalam relaksasi bisa dengan
mendengarkan musik atau menonton film sambil bersantai. Namun
ada juga yang malakukan meditasi atau yoga.
• Perluasan jaringan dukungan social. Berhubungan dengan banyak
orang memang sanagt diperlukan.
2) Pendekatan organisasional. Beberapa penyebab stres adalah tuntutan dari
tugas dan peran serta struktur organisasi yang semuanya dikendalikan oleh
manajemen. Pendekatan organisasional dalam mengatasi stres adalah dengan:
• Menciptakan iklim organisasional yang mendukung.
• Adanya penyeleksian personel dan penempatan kerja yang lebih baik.
• Mengurangi konflik dan mengklarifikasi peran organisasional karena
konflik dalam sebuah organisasi mungkin adalah hal yang wajar.
• Penetapan tujuan yang realistis.
• Pendesainan ulang pekerjaan.
• Perbaikan dalam komunikasi organisasi.
• Membuat bimbingan konseling.

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Stress adalah respon non spesifik tubuh terhadap setiap permintaan apa pun.
Orang bisa mengalami stres dalam kehidupan pribadi dan dalam lingkungan
organisasi. Stres biasanya dianggap negatif dan disebabkan karena sesuatu yang
buruk, jadi stres mengacu pada tekanan. Stres dapat menyebabkan ketidaknyamanan
yang mengarah ke tidakseimbangan dalam pola pikir individu. Ketika stres lebih
parah dapat mempengaruhi produktivitas seorang individu.

Tetapi tidak semua stres itu artinya negatif karena sebagian orang
menganggap stres merupakan sumber inspirasi. Ketika ada tekanan untuk pekerjaan
apa pun itu, bisa memacu kita untuk membuat kinerja yang lebih tinggi. Bahkan
sebagian orang yang mungkin kebal terhadap stres yang tidak memiliki efek negatif
pada kinerja mereka.

6
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Tahir. (2014). “Perilaku Organisasi”. Deepublish, Yogyakarta.

Amini. (2004). “Perilaku Organisasi”. Citapustaka Media, Bandung.

Ustarto, Wijono. (2010). “Psikologi Industri & Organisasi”. Kencana, Jakarta.

Robbins Stephen. (2006). “Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya”.

PT Indeks, Jakarta.

Yenti, Seprima. (2023). “Stres Dalam Perilaku Organisasi”. Scribd Inc.

Anda mungkin juga menyukai