MAKALAH
KONSEP STRESS
DAN KOPING
DOSEN PENGAMPU:
DISUSUN OLEH:
FATIMAH HANNUM. N
2114201069
TAHUN 2022/2023
2
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Penyayang yang telah memberikan kenikmatan,
sehingga dapat menjalankan aktivitas dengan baik dan semoga selalu mendapat berkah baik
kehidupan di alam dunia maupun di alam akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan
bisa dicapai dengan mudah dan bermanfaat.
Terimakasih kepada dosen dan teman-teman yang telah membantu secara moril maupun
material, sehingga makalah ini dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan dengan
baik.
Saya menyadari di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak
kekurangan baik dari segi tata bahasa maupun isi. Saya menerima kritik maupun saran dari dosen
maupun teman-teman sesekali yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah
selanjutnya.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini mudah-mudahan apa yang saya susun
dapat memberikan manfaat baik untuk pribadi, teman-teman, maupun orang lain yang
membutuhkan ataupun menyempurnakan kembali makalah ini sebagai tambahan dalam referensi
yang telah ada.
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG...........................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH. ......................................................................................4
C. TUJUAN.................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. KONSEP STRES...................................................................................................5
B. TEORI STRES DAN ADAPTASI........................................................................12
C. RENTANG SEHAT SAKIT JIWA......................................................................23
D. MEKANISME KOPING. .....................................................................................25
A. KESIMPULAN......................................................................................................28
B. SARAN...................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................29
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia harus selalu menyesuaikan diri dengan kehidupan dunia yang selalu berubah-
ubah. Manusia sebagaimana ia ada pada suatu ruang dan waktu, merupakan hasil interaksi
antara jasmani, rohani, dan lingkungan. Ketiga unsur tersebut saling mempengaruhi satu dengan
yang lain. Dalam segala masalah, kita harus mempertimbangkan ketiganya sebagai suatu
keseluruhan (holistic) sehingga manusia disebut makhluk somato-psiko-sosial. Oleh karena
itu, apabila terjadi gangguan pada jasmani, akan menimbulkan usaha penyesuaian secara fisik
atau somatic. Demikian pula apabila terjadi gangguan pada unsur rohani, akan
menimbulkanusaha penyesuaian secara psikologis. Usaha yang dilakukan organism untuk
mengatasi stress agar terjadi keseimbangan yang terus-menerus dalam batas tertentu dan
tetap dapat mempertahankan hidup dinamakan homeostasis. Sumber gangguan jasmani
(somatic) maupun psikologis adalah stress. Apabila kita mampu mengatasi keadaan
stress, perilaku kita cenderung berorientasi pada tugas (task oriented), yang intinya untuk
menghadapi tuntutan keadaan. Namun, apabila stress mengancam perasaan, kemampuan,
dan harga diri kita, reaksi kita cenderung pada orientasi pembelaan ego (egodefence-
oriented). Penyesuaian yang berorientasi pada tugas disebut adaptasi dan yang berorientasi
pada pembelaan ego disebut “mekanisme pertahanan diri atau MPE = Mekanisme
Pertahanan/Pembelaan Ego ( Ego defence mechanism)”.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari stres?
2. Teori apa saja dalam konsep stres?
3. Bagaimana rentang sehat sakit jiwa?
4. Apa itu mekanisme koping?
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian dari konsep stres
2. Mengetahui apa saja teori stres
3. Mengatahui bagaimana rentang sehat sakit jiwa
4. Mengetahui apa itu mekanisme koping
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP STRES
Stres adalah sekumpulan perubahan fisiologis akibat tubuh terpapar terhadap bahaya
ancaman. Stres memiliki dua komponen: fisik yakni perubahan fisiologis dan psikogis
yakni bagaimana seseorang merasakan keadaan dalam hidupnya. Perubahan keadaan fisik
dan psikologis ini disebut sebagai stresor (pengalaman yang menginduksi respon stres).
Stres adalah suatu reaksi tubuh yang dipaksa, di mana ia boleh menganggu equilibrium
(homeostasis) fisiologi normal (Julie K., 2005). Sedangkan menurut WHO, Stres adalah
reaksi/respons tubuh terhadap stresor psikososial (tekanan mental/beban kehidupan).
Stres dewasa ini digunakan secara bergantian untuk menjelaskan berbagai stimulus
dengan intensitas berlebihan yang tidak disukai berupa respons fisiologis, perilaku, dan
subjektif terhadap stres; konteks yang menjembatani pertemuan antara individu dengan stimulus
yang membuat stres semua sebagai suatu sistem.
Stres merupakan reaksi tertentu yang muncul pada tubuh yang bisa disebabkan oleh berbagai tuntutan,
misalnya ketika manusia menghadapi tantangan yang penting, ketika dihadapkan pada ancaman, atau
ketika harus berusaha mengatasi harapan-harapan yang tidak realistis dari lingkungannya
(Nasir dan Muhith, 2011).
Faktor yang menimbulkan stres dapat berasal dari sumber internal maupun eksternal, yaitu (Hidayat,
2006).
a. Internal merupakan faktor stres yang bersumber dari diri sendiri. Stresor individual dapat muncul dari
pekerjaan, ketidak puasan dengan kondisi fisik tubuh, penyakit yang dialami, pubertas, dan
sebagainya.
b. Eksterna merupakan faktor stres yang bersumber dari dari keluarga, masyarakat dan lingkungan.
Stres fisik, merupakan stres yang disebabkan oleh keadaan fisik,seperti suhu yang terlalu
tinggi atau terlalu rendah, suara bising, sinar matahari yang terlalau menyengat.
a. Stres kimiawi, merupakan stres yang disebabkan oleh pengaruh senyawa kimia yang terdapat dalam
obat-obatan, zat beracun asam, basa, faktor hormon, gas, dan lain-lain.
b. Stres mikrobiologi, merupakan stres yang disebabkan oleh kuman, seperti virus, bakteri atau parasit.
c. Stres fisiologis, merupakan stres yang disebabkan oleh gangguan fungsi organ tubuh, yaitu
gangguan struktur tubuh, fungsi jaringan, organ, dan lain-lain.
d. Stres proses tumbuh kembang, merupakan stres yang disebabkan oleh proses tumbuh
kembang seperti pada masa pubertas, pernikahan, dan pertambahan usia.
e. Stres psikologis dan emosional, merupakan stres yang disebabkan oleh gangguan
situasi psikologis untuk menyesuaikan diri, misalnya dalam hubungan interpersonal,
sosial budaya, atau keagamaan.
Menurut Nasir dan Muhith, (2011) stres dapat menghasilkan berbagai respon. Respons stres
dapat terlihat dalam berbagai aspek yaitu :
b. Respon kognitif dilihat dari terganggunya proses kognitif individu, seperti fikiran
kacau, menurunnya daya kosentrasi, dan fikiran tidak wajar.
c. Respon emosi berkaitan dengan emosi yang mungkin dialami individu, seperti takut, cemas,
malu, marah, dan sebagainya.
d. Respon tingkah laku dapat dibedakan menjadi fight yaitu melawan situasi yang menekan, sedangkan
flight yaitu menghindari situasiyang menekan
Klasifikasi Stres
a. Stres ringan
7
Pada tingkat stres ini sering terjadi pada kehidupan sehari-haridan kondisi ini dapat membantu
individu menjadi waspada dan bagaimana mencegah berbagai kemungkinan yang akan
terjadi.
b. Stres sedang
Pada stres tingkat ini individu lebih memfokuskan hal pentingsaat ini dan mengesampingkan yang
lain sehingga mempersempitlahan persepsinya.
c. Stres berat
Pada tingkat ini lahan persepsi individu sangat menurun dancenderung memusatkan
perhatian pada hal-hal lain. Semua perilakuditujukan untuk mengurangi stres. Individu
tersebut mencobamemusatkan perhatian pada lahan lain dan memerlukan
banyak pengarahan.
Sumber stres adalah semua kondisi stimulasi yang berbahaya dan menghasilkan reaksi
stres, misalnya jumlah semua respons fisiologis nonspesifik yang menyebabkan
kerusakan dalam sistem biologis. Stres reaction acute (reaksi stres akut) adalah gangguan
sementara yang muncul pada seorang individu tanpa adanya gangguan mental lain yang jelas,
terjadi akibat stres fisik dan atau mental yang sangat berat, biasanya mereda dalam
beberapa jam atau hari. Kerentanan dan kemampuan koping (coping capacity) seseorang
memainkan peranan dalam terjadinya reaksi stres akut dan keparahannya.
Bayi, anak-anak dan dewasa semua dapat mengalami stres. Sumber stres bisa berasal dari
diri sendiri, keluarga, dan komunitas sosial. Menurut Maramis dalam bukunya, ada empat
sumber atau penyebab stres psikologis, yaitu frustasi, konflik, tekanan, dan krisis. Frustasi
timbul akibat kegagalan dalam mencapai tujuan karena adaaral melintang, misalnya apabila
ada mahasiswa yang gagal dalam mengikuti ujian dan tidak lulus. Frustasi ada yang bersifat
intrinsik (cacat badan dan kegagalan usaha) dan ekstrinsik (kecelakaan, bencana alam,
kematian orang yang dicintai, kegoncangan ekonomi, pengangguran, perselingkuhan, dan
lain-lain).
8
Konflik timbul karena tidak bisa memilih antara dua atau lebihmacam-macam
keinginan, kebutuhan atau tujuan. Ada 3 jenis konflik,yaitu :
b. Avoidance-avoidance conflict, terjadi bila individu dihadapkan pada dua pilihan yang
sama-sama tidak disenangi, misalnya wanita muda yang hamil diluar pernikahan, di satu sisi ia
tidak ingin aborsi tapi disisi lain ia belum mampu secara mental dan finansial untuk
membesarkan anaknya nanti. Konflik jenis ini lebih sulit diputuskan dan memerlukan
lebih banyak tenaga dan waktu untuk menyelesaikannya karena masing-masing alternatif
memiliki konsekuensi yang tidak menyenangkan
Tekanan dapat berasal dari dalam diri individu, misalnya cita-cita atau norma yang terlalu
tinggi. Tekanan yang berasal dari luar individu, misalnya orang tua menuntut anaknya
agar disekolah selalu rangking satu, atau istri menuntut uang belanja yang berlebihan
kepada suami.
Penggolongan Stres
Merupakan stres yang merusak atau bersifat tidak menyenangkan. Stres dirasakan sebagai suatu
keadaan dimana individu mengalami rasa cemas, ketakutan, khawatir atau gelisah. Sehingga
individu mengalami keadaan psikologis yang negatif, menyakitkan dan timbul keinginan
untuk menghindarinya.
a. Kognisi
Stres dapat melemahkan ingatan dan perhatian dalam aktivitas kognitif. Stresor berupa
kebisingan dapat menyebabkan defisit kognitif pada anak-anak. Kognisi juga dapat berpengaruh
dalam stres.
b. Emosi
c. Perilaku sosial
Stres dapat mengubah perilaku individu terhadap orang lain. Individu dapat berperilaku
menjadi positif maupun negatif. Bencana alam dapat membuat individu berperilaku lebih
kooperatif, dalam situasi lain, individu dapat mengembangkan sikap bermusuhan. Stres
10
yang diikuti dengan rasa marah menyebabkan perilaku sosial negatif cenderung
meningkat sehingga dapat menimbulkan perilaku agresif. Stres juga dapat mempengaruhi
perilaku membantu pada individu.
a. Kecemasan
Respons yang paling umum merupakan tanda bahaya yang menyatakan diri dengan suatu penghayatan
yang khas, yang sukar digambarkan adalah emosi yang tidak menyenangkan dengan istilah
kuatir, tegang, prihatin, takut seperti jantung berdebar-debar, keluar keringan dingin,
mulut kering, tekanan darah tinggi dan susah tidur.
Perasaan jengkel sebagai respons terhadap kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman.
Merupakan reaksi umum lain terhadap situasi stres yang mungkin dapat menyebabkan
agresi.
c. Depresi
Keadaan yang ditandai dengan hilangnya gairah dan semangat. Terkadang disertai rasa
sedih.
a.Individu
2) Turunkan kecemasan
4) Persiapan diri
b. Dukungan sosial
a. Sikap, keyakinan dan pikiran kita harus positif, fleksibel, rasional dan adaptif terhadap
orang lain.
1) Kemampuan menyadari
3) Kemampuan untuk menghadapi
c. Perhatikan diri anda, proses interpersonal dan interaktif, serta lingkungan anda.
d. Kembangkan sikap efisien
e. Relaksasi
f. Visualisasi
12
itu dalam keselarasan daritubuh manausia dan spirit. Keyakinan filosofi Roy lebih jelas dalam
kerjanyayang baru pada model adaptasi keperawatan.
1. Sistem adalah kesatuan dari beberapa unit yang saling berhubungan dan membentuk
satu kesatuan yang utuh dengan ditandai adanya input, control, proses, output, dan umpan
balik.
2. Derajat adaptasi adalah perubahan tetap sebagai hasil dari stimulus fokal,konstektual dan residual
dengan standar individual, sehingga manusia dapat berespon adaptif sendiri.
3. Problem adaptasi adalah kejadian atau situasi yang tidak adekuat terhadap penurunan
atau peningkatan kebutuhan.
4. Stimulus fokal adalah derajat perubahan atau stimulus yang secara langsung mengharuskan manusia
berespon adaptif. Stimulus fokaladalah presipitasi perubahan tingkah laku.
5. Stimulus konstektual adalah seluruh stimulus lain yang menyertai dan memberikan konstribusi
terhadap perubahan tingkah laku yang disebabkan atau dirangsang oleh stimulus fokal.
6. Stimulus residual adalah seluruh factor yang mungkin memberikan konstribusi terhadap
perubahan tingkah laku, akan tetapi belum dapat divalidasi.
7. Regulator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon otomatik melalui neural,
cemikal, dan proses endokrin.
8. Kognator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon melalui proses yang
kompleks dari persepsi informasi, mengambil, keputusan dan belajar.
10. Respon adaptif adalah respon yang meningkatkan intergritas manusia dalam
mencapai tujuan manusia untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan reproduksi.
dan istirahat, eliminasi, nutrisi, sirkulasi dan pengaturan terhadap suhu, sensasi, dan
proses endokrin.
12. Konsep diri adalah seluruh keyakinan dan perasaan yang dianut individu dalam satu
waktu berbentuk : persepsi, partisipasi, terhadap reaksi oranglain dan tingkah laku
langsung. Termasuk pandangan terhadap fisiknya (body image dan sensasi diri) Kepribadian
yang menghasilkan konsistensi diri, ideal diri, atau harapan diri, moral dan etika pribadi.
13. Penampilan peran adalah penampilan fungsi peran yang berhubungan dengan
tugasnya di lingkungan social.
Empat elemen penting yang termasuk dalam model adaptasi keperawatan adalah : manusia,
lingkungan, kesehatan dan keperawatan. Unsur keperawatan terdiri dari dua bagian yaitu
tujua keperawatan dan aktivitas keperawatan, juga termasuk dalam elemen penting pada konsep
adaptasi.
1. Manusia
Roy mengemukakan bahwa manusia sebagai sebuah sistem adaptif. Sebagai sistem adaptif,
manusia dapat digambarkan secara holistic sebagai satu kesatuan yang mempunyai
input, control, output, dan prosesumpan balik. Proses control adalah mekanisme koping
yang dimanifestasikan dengan cara adaptasi. Lebih spesifik manusia didefinisikan
sabagai sebuah sistem adaptif dengan aktivitas kognator dan regulator untuk mempertahankan
adaptasi dalam empat cara adaptasi yaitu : fungsi fisiologi, konsep diri, fungsi peran,
dan interdependensi.
Dalam model adaptasi keperawatan, manusia dijelaskan sebagai suatu sistem yang hidup, terbuka
dan adaptif yang dapat mengalami kekuatan dan zat dengan perubahan lingkungan.
Sebagai sistem adaptif manusia dapat digambarkan dalam istilah karakteristik sistem, Jadi manusia
dilihat sebagai satu kesatuan yang saling berhubungan antar unit fungsional secara
15
Input pada manusia sebagai suatu sistem adaptasi adalah dengan menerima masukan dari
lingkungan luar dan lingkungan dalam diri individu itu sendiri. Input atau stimulus termasuk
variable satandar yang berlawanan yang umpan baliknya dapat dibandingkan.
Variabel standarini adalah stimulus internal yang mempunyai tingkat adaptasi dan mewakili dari
rentang stimulus manusia yang dapat ditoleransi dengan usaha-usaha yang biasanya
dilakukan. Proses control manusia sebagai suatu sistem adaptasi adalah mekanisme koping
yang telah diidentifikasi yaitu : subsistem regulator dan subsistem kognator. Regulator dan
kognator adalah digambarkan sebagai aksi dalam hubunganya terhadap empat efektor cara adaptasi
yaitu : fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi.
Fungsi fisiologi berhubungan dengan struktur tubuh dan fungsinya. Roy mengidentifikasi
sembilan kebutuhan dasar fisiologis yang harus dipenuhi untuk mempertahankan integritas, yang
dibagi menjadi dua bagian, model fungsi fisiologis tingkat dasar yang terdiri dari 5 kebutuhan dan
fungsi fisiologis dengan proses yang kompleks terdiri dari 4 bagian yaitu :
3) Eliminasi : Yaitu ekskresi hasil dari metabolisme dari instestinal dan ginjal. ( Servonsky, 1984
dalam Roy 1991)
4) Aktivitas dan istirahat : Kebutuhan keseimbangan aktivitas fisikdan istirahat yang digunakan
untuk mengoptimalkan fungsi fisiologis dalam memperbaiki dan memulihkan semua
komponen-komponen tubuh. (Cho, 1984 dalam Roy, 1991).
16
7) Cairan dan elektrolit. : Keseimbangan cairan dan elektrolit didalamnya termasuk air, elektrolit, asam
basa dalam seluler, ekstrasel dan fungsi sistemik. Sebaliknya inefektif fungsi sistem fisiologis dapat
menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit. (Parly, 1984, dalam Roy 1991).
2) The personal self, yaitu berkaitan dengan konsistensi diri, idealdiri, moral- etik dan
spiritual diri orang tersebut. Perasaan cemas, hilangnya kekuatan atau takut merupakan
hal yang berat dalam area ini.
Mode fungsi peran mengenal pola-pola interaksi sosial seseorang dalam hubungannya
dengan orang lain, yang dicerminkan dalam peran primer, sekunder dan tersier. Fokusnya
pada bagaimana seseorang dapat memerankan dirinya dimasyarakat sesuai kedudukannya .
d. Mode Interdependensi
Mode interdependensi adalah bagian akhir dari mode yang dijabarkan oleh Roy.
Fokusnya adalah interaksi untuk saling memberi dan menerima cinta/ kasih sayang, perhatian dan
saling menghargai. Interdependensi yaitu keseimbangan antara ketergantungan dan kemandirian
dalam menerima sesuatu untuk dirinya. Ketergantungan ditunjukkan dengan kemampuan untuk
afiliasi dengan orang lain. Kemandirian ditunjukkan oleh kemampuan berinisiatif untuk
melakukan tindakan bagi dirinya. Interdependensi dapat dilihat dari keseimbangan antara dua
nilai ekstrim, yaitu memberi dan menerima.
Output dari manusia sebagai suatu sistem adaptif adalah responin efektif. Respon-respon yang
adaptif itu mempertahankan atau meningkatkan integritas, sedangkan respon yang tidak efektif atau
maladaptif itu mengganggu integritas. Melalui proses umpan balik respon-respon
memberikan lebih lanjut masukan (input) pada manusia sebagai suatu sisem. Subsistem regulator
dan kognator adalah mekanisme adaptasi atau koping dengan perubahan lingkungan, dan
diperlihatkan melalui perubahan biologis, psikologis, dan social. Subsistem regulator adalah
gambaran respon yang kaitannya dengan perubahan pada sistem saraf, kimia tubuh
dan organ endokrin serta subsistem kognator adalah gambaran respon yang kaitannya dengan
perubahan kognitif dan emosi, termasuk didalamnya persepsi, proses informasi,
pembelajaran, dan membuat alasan dan emosional, yang termasuk didalamnya
mempertahankan untuk mencari bantuan.
2. Lingkungan
18
3. Kesehatan
Menurut Roy, kesehatan didefinisikan sebagai keadaan dan proses menjadi manusia
secara utuh dan terintegrasi secara keseluruhan. Integritas atau keutuhan manusia
menyatakan secara tidak
langsung bahwa kesehatan atau kondisi tidak terganggu mengacu kelengkapan atau
kesatuan dan kemungkinan tertinggi dari pemenuhan potensi manusia. Jadi Integritas adalah
sehat, sebaliknya kondisi yang tidak ada integritas kurang sehat. Definisi kesehatan ini lebih dari tidak
adanya sakit tapi termasuk penekanan pada kondisi sehat sejahtera.
Dalam model adaptasi keperawatan, konsep sehat dihubungkan dengan konsep adaptasi.
Adaptasi yang bebas energi dari koping yang inefektif dan mengizinkan manusia
berespon terhadap stimulus yang lain. Pembebasan energi ini dapat meningkatkan
penyembuhan dan mempertinggi kesehatan. Hal ini adalah pembebasan energi yang
menghubungkan konsep adaptasi dan kesehatan.
Produk adaptasi adalah hasil dari proses adaptasi dan digambarkan dalam istilah kondisi yang
meningkatkan tujuan-tujuan manusia yang meliputi : kelangsungan hidup, pertumbuhan,
reproduksi dan penguasaan yang disebut integritas. Kondisi akhir ini adalah kondisi
keseimbangan dinamik equilibrium yang meliputi peningkatan dan penurunan respon-
respon. Setiap kondisi adaptasi baru dipengaruhi oleh adaptasi, sehingga dinamik
equilibrium manusia berada pada tingkat yang lebih tinggi. Jarak yang besar dari stimulus dapat
disepakati dengan suksesnya manusia sebagai sistem adaptif. Jadi peningkatan adaptasi mengarah pada
tingkat-tingkat yang lebih tinggi pada keadaan sejahtera atau sehat. Adaptasi kemudian
disebut sebagai suatu fungsi dari stimuli yang masuk dan tingkatan adaptasi.
4. Keperawatan
Keperawatan adalah berhubungan dengan manusia sebagai satu kesatuan yang berinteraksi dengan
perubahan lingkungan dan tanggapan terhadap stimulus internal dan eksternal yang
mempengaruhi adaptasi. Ketika stressor yang tidak biasa atau koping mekanisme yang lemahmembuat
upaya manusia yang biasa menjadi koping yang tidak efektif,manusia memerlukan seorang
perawat. Ini tidak harus, bagaimanapundiinterpretasikan umtuk memberi arti bahwa aktivitas
keperawatan tidakhanya diberikan ketika manusia itu sakit. Roy menyetujui, pendekatan
holistic keperawatan dilihat sebagai proses untuk mempertahankan keadaan baik dan tingkat fungsi yang
lebih tinggi
20
.Keperawatan terdiri dari dua yaitu : tujuan keperawatan dan aktivitas keperawatan. Tujuan
keperawatan adalah mempertinggi interaksi manusia dengan lingkungan. Jadi peningkatan adaptasi
dalam tiap empat cara adaptasi yaitu : (1) fungsi fisiologis; (2) konsep diri; (3)fungsi peran dan (4)
interdependensi. Dorongan terhadap peningkatan integritas adaptasi dan berkontribusi terhadap
kesehatan manusia, kualitas hidup dan kematian dengan damai. Tujuan keperawatan diraih
ketika stimulus fokal berada dalam suatu area dengan tingkatan adaptasi manusia. Ketika stimulus fokal
tersebut berada pada area tersebut dimana manusia dapat membuat suatu penyesuaian diri atau respon
efektif. Adaptasi membebaskan energi dari upaya koping yang tidak efektif dan
memnugkinkan individu untuk merespon stimulus yang lain. Kondisi tersebut dapat
mencapai peningkatan penyembuhan dan kesehatan. Jadi peranan penting adaptasi sangat
ditekankan pada konsep ini.
Tujuan dari adaptasi adalah membantu perkembangan aktivitas keperawatan yang digunakan pada
proses keperawatan meliputi : pengkajian, diagnosa keperawatan, tujuan, intervensi
dan evaluasi. Adaptasi model keperawatan menetapkan “data apa yang dikumpulkan, bagaimana
mengidentifikasi masalah dan tujuan utama. Pendekatan apa yang dipakai dan bagaiman
mengevaluasi efektifitas proses keperawatan”.
Unit analisis dari pengkajian keperawatan adalah interaksi manusia dengan lingkungan. Proses
pengkajian keperawatan adalah interaksi manusia dengan lingkungan. Proses pengkajian
termasuk dalam duatingkat pengkajian Tingkat pertama mengumpulkan data
tentang perilaku manusia, dalam tiap empat cara penyesuaian diri. Data-data tersebut
dikumpulkan dari data observasi penilaian respond ankomuniokasi dengan individu. Dari
data tersebut perawat membuat keputusan sementara tentang apakah perilaku dapat
menyesuaikan diriatau tidak efektif. Tingkat kedua pengkajian adalah mengumpulkan
data tentang fokal, konstektual dan residual stimuli. Selama
tingkat pengkajian ini perawat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku yang diobservasi pada pengkajian tingkat pertama. Keterlibatan ini
penting untuk menetapkan faktor-faktor utamayang mempengaruhi perilaku.
model ini adalah kebutuhan dasar manusia apakahdapat dipengaruhi oleh kekurangan
atau kelebihan. Misalnya terlalu sedikit oksigen, terlalu tinggi gula darah atau terlalu
banyak ketergantungan. Perawat menggunkan wawancara, observsi dan pengukuran
untuk mengkaji perilaku klien sekarang dan setiap mode. Berdasarkan pengkajian ini perawat
menganalisis apakah perilakuini adaptif, maladaptive atau potensial maladaptive.
Pada tahap ini termasuk pengkajan stimuli yang signifikan terhadap perubahan perilaku seseorang yaitu
stimuli focal, kontekstual dan residual.
Stimuli tocal merupakan perubahan penilaku yang dapatdiobserasi. Perawat dapat melakukan
pengkaian dengan menggunakan pengkajian perilaku yaltu : Keterampilan melakukan observasi,
melakukan pengukuran dan interview.
Pada tahap ini yang mempengaruhi adalah pengalaman masa lalu. Helson dalam Roy, 1989 menjelaskan
bahwa beberapa faktor dari pengalaman lalu relevan dalam menjelaskan bagaimana
22
keadaan saat ini. Sikap, budaya, karakter adalah faktor residual yang sulit diukur dan
memberikan efek pada situasi sekarang.
Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut teori adaptasi Roy didefinisikan sebagai suatu hasil dari
proses pengambilan keputusan berhubungan dengan kurang mampunya adaptasi. Diagnosa
keperawatan dirumuskan dengan mengobservasi tingkah laku kilen terhadap pengaruh
lingkungan. Menurut Roy (1991) ada 3 metode dalam membuat diagnosa keperawatan
Menggunakan 4 (empat) model adaptif, yaitu fisiologis, konsep diri,fungsi peran dan
interdependen
Penentuan Tujuan
Roy (1984) menyampaikan bahwa secara urnum tujuan pada intervensi keprawatan adalah untuk
mempertahankan dan mempertinggi perilaku adaptif dan mengubah perilaku inefektif
menjadi adaptif. Penentuan tujuan dibagi atas tujuan jangka panjang dan tujuan jangka
pendek. Tujuan jangka panjang yang akan dicapai meliputi : Hidup, tumbuh,
reproduksi dankekeuasaan. Tujuan jangka pendek meliputi tercapainya tingkah laku yang
diharapkan setelah dilakukan manipulasi terhadap stimulus focal, konteksual dan
residual.
Intervensi
Evaluasi
1. Sehat jiwa
Adalah suatu kondisi mental sejahtea yang memungkinkan hidup harmonis dan
produktif sebagai bagian yang utuh dari kualitas hidup seseorang dengan
memperhatikan suatu segi kehidupan manusia.
Rentang sehat sakit dalam kesehatan jiwa menurut Setyonegoro. K / 1985 adalah sebagai
berikut:
Pertama, yaitu status sehat sakit tidak bersifat mutlak karena sehat-sakit merupakan
rentang atau jarak.
Yang kedua, skala akur secara hipotesis dengan mengukur ksehatan seseorang. Tidak ada
standar atau ukuran yang pasti untuk mengatakan keadaan seseorang itu sehat sakit.
Yang ketiga, dinamis atau individual. Status kesehatan seseoraang sifatnya berubah-ubah
dan sifatnya individual.
Intensitas dan mekanisme kping yang dipergunakan dan yang terakhir yaitu jarak sehat
optimal kematian. Selain rentang sehat sakit, individu juga memiliki rentang sehat sakit
jiwa. Rentang sehat dan sakit jiwa terdiri dari konsep sehat jiwa, psikososial, dan
gangguan jiwa.
mengendalikan emosi
Masalah psikososial yaitu masalah-masalah bersifat psiko ataupun sosio yang timbul
akibat perubahan dalam kehidupan individu. Masalah psikososial dianggap berpotensi
cukup besar sebagai faktor penyebab terjadinya gangguan jiwa.
D. MEKANISME KOPING
Koping merupakan suatu tindakan merubah kognitif secara konstandan usaha tingkah laku
untuk mengatasi tuntutan internal atau eksternal yang dinilai membebani atau melebihi sumber daya yang
dimiliki individu. Mekanisme diartikan sebagai suatu cara yang dilakukan oleh individu
dalam meyelesaikan maslah, menyesuaikan diri dengan perubahan, serta respon terhadap sesuatu
yang mengancam. Mekanisme koping merupakan setiap upaya yang diarahkan
pada penatalaksanaan stres, yaitu cara dalam penyelesaian masalah dengan mekanisme
pertahanan yang digunakan untuk melindungi diri. Mekanisme koping pada dasarnya adalah
mekanisme pertahanan diri terhadap perubahan bahan yang terjadi baik dalam diri maupun dari luar
diri.
Sumber koping merupakan pilihan-pilihan atau strategi yang membantu seseorang
menentukan apa yang dapat dilakukan dan apa yang beresiko. Sumber koping adalah faktor
pelindung. Hal yang termasuk sumber koping adalah asset finansial/ kemampuan
ekonomi, kemampuan dan keterampilan, dukungan sosial, motivasi, serta hubungangan
antaraindividu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Sumber koping lain
meliputi kesehatan (energi), dukungan spiritual, keyakinan positif, kemampuan
menyelesaikan masalah, keterampilan sosial, sumber materi dan kesehatan fisik. Menurut
Suis,ada beberpa faktor yang mempengaruhi mekanisme koping mahasiswa yaitu harga diri, kesehatan
fisik, keyakinan atau pandangan hidup, keterampilan, dan dukungan sosial materi.
Model mekanisme koping
26
a. Mekanisme koping yang berfokus pada masalah adalah mekanisme koping yang melibatkan
tugas dan upaya langsung untuk mengatsi ancaman itu sendiri. Contohnya yaitu
negosiasi, konfrontasi, dan mencari saran.
b. Mekanisme koping berfokus pada kognitif, dimana seseorang mencoba untuk
mengontrol makna dari suatu masalah dan dengan demikian menetralisirnya. Contohnya yaitu
perbandingan fositif,ketitaktahuan slektif, subtitusi penghargaan, dan devaluasi benda yang diinginkan.
c. Mekanisme koping berfokus pada emosi, dimana pasien berorientasi pada
tekanan emosional moderat. Contohnya termasuk penggunaan mekanisme pertahanan
ego seperti penyangkalan, denial, supresi, dan proyeksi.
Pada fase ini diharapkan manusia mampu menerima kenyataan sebagaisebuah ujian dan cobaan yang
harus dihadapi selalu berusaha menyelesaikan masalah tanpa menurunkan semangat motivasi.
Respon koping
Menurut Model Adaptasi Stres Stuart respon idividu terhadap stres berdasarkan faktor
predis posisi, sifat stresor, persepsi terhadap situasi dan analisis sumber koping dan
mekanisme koping. Respon koping klien dievaluasi dalam suatu rentang yaitu adaptif
atau maladaptif.
a. Respons mekanisme koping adaptif
Respon yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar, dan mencapai tujuan, seperti
berbicara dengan orang lain, memecahkan masalah dengan orang lain, memecahkan masalah
secara efektif, tehnik relaksasi, latihan seimbang dan aktifitas konstriktif.
b. Respon mekanisme koping maladaptif
Respon yang menghambat fungsi integrasi, memecah pertumbuhan, menurunkan otonomi dan
cenderung menghalangi penguasaan terhadap lingkungan, seperti makan berlebihan atau
bahkan tidak makan, kerja berlebihan, menghindar, marah-marah, mudah tersinggung,
dan menyerang. Mekanisme koping yang maladaptif dapat memberi dampak yang buruk bagi
seseorang seperti isolasi diri, berdampak pada kesehatan diri, bahkan terjadinya
resiko bunuh diri.
28
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Stres yang terjadi pada setiap individu berbeda-beda tergantung pada masalah yang dihadapi
dan kemampuan menyelesaikan masalah tersebut atau biasa disebut dengan koping
yang digunakan. Jika masalah tersebut dapat diselesaikan dengan baik maka individu
tersebut akan senang, sedangkan jika masalah tersebut tidak dapat diselesaikan dengan baik dapat
menyebabkan individu tersebut marah-marah, frustasi hingga depresi. Adaptasi adalah proses
dimana dimensi fisiologis dan psikososial berubah dalam berespon terhadap stress.
Karena banyak stressor tidak dapat dihindari, promosi kesehatan sering difokuskan pada
adaptasi individu, keluarga atau komunitas terhadap stress. Ada banyak bentuk adaptasi.
Adaptasi fisiologis memungkinkan homeostasis fisiologis. Namun demikian mungkin terjadi proses
yang serupa dalam dimensi psikososial dan dimensi lainnya. Suatu proses adaptif terjadi ketika stimulus
dari lingkungan internaldan eksternal menyebabkan penyimpangan keseimbangan
organisme. Dengan demikian adaptasi adalah suatu upaya untuk mempertahankan fungsiyang
optimal.
B.SARAN
Kesehatan merupakan harta yang paling berharga bagi manusia, oleh karena itu jagalah kesehatan
sebagaimana mestinya. Stress dapat dikatakan sebagai salah satu tes mental bagi jiwa manusia
walaupun tidak dapat dipungkiri stress juga berdampak pada fisik manusia. Untuk menghindari stress
dapat dilakukan dengan menjaga kondisi tubuh antara input dan output agar tetap seimbang
(homeostatis). Sebagai manusia terapi psikologis juga diperlukan untuk membangun
spirit hidup, terapi psikologis yang paling sederhana dapat dilakukan dengan cara selalu
berpikir positif. Berpikir positif akan selalu membawa manusia kepada hal-hal yang
menjurus kepada keberhasilan dan sikap optimisme, selain itu berpikir positif juga dapat mengurangi
dampak stress pada diri seseorang.
29
DAFTAR PUSTAKAN
https://idscribd.com/document/441247749/Makalah-Konsep-Stres-dan-Adaptasi-docx
https://www.coursehero.com/file/49269946/Rentang-Sehat-Sakit-Jiwadocx/