ANGGOTA KELOMPOK :
1. RAFANAILA WAHYU IRYANTI P1337420523081
2. KUMALLA ANIFATUL MA’RIFAH P1337420523026
3.
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................. 1
C. Tujuan................................................................................................. 1
BAB II : PEMBAHASAN
B. Andrologi Dasar................................................................................. 15
C. Genetika.............................................................................................. 15
D. Kromosom Manusia........................................................................... 16
F. Kelainan Metabolik............................................................................. 21
A.Kesimpulan.......................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 24
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap manusia dari berbagai lapisan bisa saja mengalami ketegangan hidup yang
berakibat akan adanya tuntutan kesulitan atau ancaman terhadap bahaya kehidupan
yang semakin sulit terpecahkan. Sehingga seringkali di dapati seorang mengalami
ketegangan psikologi. Itu semua merupakan masalah yang relatif, tergantung dari
tinggi rendahnya kedewasaan kepribadian dan bagaimana sudut pandang seseorang
dalam menghadapinya. Strees adalah penekanan pada peristiwa – peristiwa dan situasi
negatif yang di alami individu yang dapat menimbulkan efek yang tidak teratur pada
perilakunya (Lahey & Ciminero , 1998)
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian stress dan adaptasi
2. Tingkatan Stres
3. Stres dan penyakit
4. Koping terhadap stress
5. Psikodinamika stress
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian stress dan adaptasi.
b. Untuk mengetahui tingkatan stress.
c. Untuk mengetahui stress dan penyakit.
d. Untuk mengetahui koping terhadap stress.
e. Untuk mengetahui psikodinamika stress.
BAB II
PEMBAHASAN
B. TINGKATAN STRES
Klasifikasi stres dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu stres ringan, sedang dan berat.
1) Stres ringan
Pada tingkat stres ringan adalah stres yang tidak merusak aspek fisiologis dari
seseorang. Stres ringan umumnya dirasakan oleh setiap orang misalnya lupa,
ketiduran, dikritik, dan kemacetan. Stres ringan sering terjadi pada kehidupan
seharihari dan kondisi dapat membantu individu menjadi waspada. Situasi ini
tidak akan menimbulkan penyakit kecuali jika dihadapi terus menerus.
2) Stres sedang
Stres sedang terjadi lebih lama, dari beberapa jam hingga beberapa hari.
Respon dari tingkat stres ini didapat gangguan pada lambung dan usus
misalnya maag, buang air besar tidak teratur, ketegangan pada otot, gangguan
pola tidur, perubahan siklus menstruasi, daya konsentrasi dan daya ingat
menurun. Contoh dari stresor yang menimbulkan stres sedang adalah
kesepakatan yang belum selesai, beban kerja yang berlebihan, mengharapkan
pekerjaan baru, dan anggota keluarga yang pergi dalam waktu yang lama.
3) Stres berat
Stres berat adalah stres kronis yang terjadi beberapa minggu sampai beberapa
tahun. Respon dari tingkat stres ini didapat gangguan pencernaan berat, debar
jantung semakin meningkat, sesak napas, tremor, persaan cemas dan takut
meningkat, mudah bingung dan panik. Contoh dari stresor yang dapat
menimbulkan stres berat adalah hubungan suami istri yang tidak harmonis,
kesulitan finansial, dan penyakit fisik yang lama.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tingkatan stress ada 3,yaitu :
stres ringan, stres sedang, dan stres berat. Masing – masing tingkatan stress
memiliki dampak tanda dan gejala fisiologis serta psikologis yang berbeda.
Stres adalah sebuah reaksi dari seseorang baik secara fisik maupun emosional
(mental/psikis) yang dialami apabila terdapat perubahan dari lingkungan yang
mengharuskan seseorang untuk dapat menyesuaikan diri dalam jangka waktu tertentu.
Dengan pengertian diatas, maka stres merupakan hal yang wajar dialami oleh
seseorang, terutama pada saat kondisi pandemi seperti saat ini.
Meski tergolong normal, bukan berarti tidak harus melakukan
berbagai langkah untuk meredakan stres, karena stres yang berkepanjangan akan
membuat kita mengalami berbagai penyakit yang mampu mengganggu produktifitas
kita dalam menjalani kegiatan sehari-hari.
Berikut ini adalah beberapa penyakit yang dapat muncul dan menyerang
penderita akibat dari stres yang berkepanjangan, diantaranya adalah:\
1. Sakit kepala
2. Diabetes
3. Tekanan darah tinggi
4. Gangguan tidur
5. Stroke
6. Obesitas
7. Asma
8. Depresi
9. Penuaan dini
10. Mudah terinfeksi
11. Disfungsi seksual
12. Penyakit jantung
13. Asam lambung
14. Penyakit alzheimer
Tetap terapkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta bersegera untuk
menemui psikiater apabila membutuhkan pertolongan terkait pengelolaan stres lebih
lanjut
b. Koping yang berfokus pada emosi (emotion focused coping) merujuk pada
berbagai upaya untuk mengurangi berbagai reaksi emosional negatif terhadap stres,
contohnya dengan mengalihkan perhatian dari masalah, melakukan relaksasi, atau
mencari rasa nyaman dan orang lain.Mengatasi stres yang diarahkan pada masalah
yang mendatangkan stres (problem focused coping) bertujuan untuk mengurangi
tuntutan hal, peristiwa, orang, keadaan yang mendatangkan stres atau memperbesar
sumber daya untuk menghadapinya. Metode yang dipergunakan adalah metode
tindakan langsung. Sedangkan pengatasan stres yang diarahkan pada pengendalian
emosi (emotion focused coping) bertujuan untuk menguasai, mengatur, dan
mengarahkan tanggapan emosional terhadap situasi stres. Pengendalian emosi ini
dapat dilakukan lewat perilaku negatif seperti menenggak minuman keras atau obat
penenang, atau dengan perilaku positif seperti olahraga, berpaling pada orang lain
untuk meminta bantuan pertolongan. Cara lain yang dipergunakan dalam penanganan
stres lewat pengendalian emosi adalah dengan mengubah pemahaman terhadap
masalah stres yang di hadapi (Bart Smet, 1994: 143-145).Dari bentuk-bentuk tingkah
laku dalam menghadapi stres tersebut, Taylor mengembagkan teori koping dari
Folkman dan Lazarus (Bart Smet, 1994; 145) menjadi 8 macam indikator srtategi
koping yang tergabung dalam kedua strategi diatas, yaitu :
yaitu:
a. Koping psikologis