Anda di halaman 1dari 10

PSIKOLOG

ANGGOTA KELOMPOK :
1. RAFANAILA WAHYU IRYANTI P1337420523081
2. KUMALLA ANIFATUL MA’RIFAH P1337420523026
3.

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


DIII KEPERAWATAN MAGELANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmatdan
karunia-Nya, tugas makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, yakni dengan judul
“Stres,Adaptasi ,dan Psikopatologi”. Dengan membuat makalah ini, kami berharap kita
semua mampu mengenal dan memahami materi ini lebih dalam.Melalui penugasan ini
diharapkan para mahasiswa dapat memahami tentang Stres, Adaptasi ,dan Psikopatologi.
Selain itu, manfaat yang dapat dirasakan adalah meningkatnya kompetensi pembelajaran para
mahasiswa. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, sehingga masih
belum dikatakan sempurna. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan
kemampuan kami dalam membuatnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan dan kualitas makalah ini. Harapan kami, semoga
makalah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik bagi pembaca dalam kehidupan
sehari-hari
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i

DAFTAR ISI....................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah............................................................................. 1

C. Tujuan................................................................................................. 1

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Biologi............................................................................. 2

2.2 Ruang Lingkup Biologi..................................................................... 2

A. Struktur dan Fungsi Sel...................................................................... 3

1) Struktur Sel dan Fungsinya......................................................... 3


2) Replikasi, Transkripsi, dan Translasi.......................................... 5
3) Mitosis dan Meiosis.................................................................... 11
4) Kimia Sel..................................................................................... 12

B. Andrologi Dasar................................................................................. 15

C. Genetika.............................................................................................. 15

D. Kromosom Manusia........................................................................... 16

E. Kelainan Sex/Variasi Sex................................................................... 19

F. Kelainan Metabolik............................................................................. 21

BAB III : PENUTUP

A.Kesimpulan.......................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 24
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Setiap manusia dari berbagai lapisan bisa saja mengalami ketegangan hidup yang
berakibat akan adanya tuntutan kesulitan atau ancaman terhadap bahaya kehidupan
yang semakin sulit terpecahkan. Sehingga seringkali di dapati seorang mengalami
ketegangan psikologi. Itu semua merupakan masalah yang relatif, tergantung dari
tinggi rendahnya kedewasaan kepribadian dan bagaimana sudut pandang seseorang
dalam menghadapinya. Strees adalah penekanan pada peristiwa – peristiwa dan situasi
negatif yang di alami individu yang dapat menimbulkan efek yang tidak teratur pada
perilakunya (Lahey & Ciminero , 1998)

B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian stress dan adaptasi
2. Tingkatan Stres
3. Stres dan penyakit
4. Koping terhadap stress
5. Psikodinamika stress

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian stress dan adaptasi.
b. Untuk mengetahui tingkatan stress.
c. Untuk mengetahui stress dan penyakit.
d. Untuk mengetahui koping terhadap stress.
e. Untuk mengetahui psikodinamika stress.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN STRES DAN ADAPTASI


a. STRES
Stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh
perubahan dan tuntutan kehidupan (Vincent Cornelli, dalam Jenita DT
Donsu, 2017). Menurut Charles D. Speilberger, menyebutkan stres adalah
tuntutantuntutan eksternal yang mengenai seseorang misalnya objek dalam
lingkungan atau sesuatu stimulus yang secara obyektif adalah berbahaya.
Stres juga bias diartikan sebagai tekanan, ketegangan, gangguan yang
tidak menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang (Jenita DT
Donsu, 2017).
Cofer & Appley (1964) menyatakan bahwa stres adalah kondisi
organik seseorang pada saat ia menyadari bahwa keberadaan atau
integritas diri dalam keadaan bahaya, dan ia harus meningkatkan seluruh
energy untuk melindungi diri (Jenita DT Donsu, 2017). Cranwell-Ward
(1987) menyebutkan stres sebagai reaksi-reaksi fisiologik dan psikologik
yang terjadi jika orang mempersepsi suatu ketidakseimbangan antara
tingkat tuntutan yang dibebankan kepadanya dan kemampuannya untuk
memenuhi tuntutan itu (Jenita DT Donsu, 2017).
Anggota IKAPI (2007) menyatakan stres adalah reaksi non-spesifik
manusia terhadap rangsangan atau tekanan (stimulus stressor). Stres
merupakan suatu reaksi adaptif, bersifat sanga individual, sehingga suatu
stres bagi seseorang belum tentu sama tanggapannya bagi orang lain
(Jenita DT Donsu, 2017). Stres adalah segala sesuatu di mana tuntutan
non-spesifik mengharuskan seorang individu untuk merespons atau
melakukan tindakan (Potter dan Perry, dalam Jenita DT Donsu, 2017).
Menurut Hawari (2008) bahwa Hans Selve menyatakan stres adalah
respon tubuh yang sifatnya non-spesifik terhadap setiap tuntutan beban
atasnya (Jenita DT Donsu, 2017).
Stres didefinisikan sebagai ketidakmampuan mengatasi ancaman yang
dihadapi oleh mental, fisik, emosional, dan spiritual manusia, yang pada
suatu saat dapat mempengaruhi keadaan fisik manusia tersebut. Stres dapat
dipandang dalam dua acara, sebagaiu stres baik dan stres buruk (distres).
Stres yang baik disebut 9 stres positif sedangkan stres yang buruk disebut
stres negatif. Stres buruk dibagi menjadi dua yaitu stres akut dan stres
kronis (Widyastuti, Palupi, 2004). Menurut WHO (2003) stres adalah
reaksi/respon tubuh terhadap stressor psikososial (tekanan mental/beban
kehhidupan (Priyoto, 2014).
b. ADAPTASI
Menurut Soekanto (2017)Pengertian adaptasi adalah proses
penyesuaian dari individu, kelompok, maupun unit sosial terhadap norma-
norma, proses perubahan, atau pun kondisi yang diciptakan.
Menurut Talcott Parsons (2021)Pengertian adaptasi adalah upaya
sistem menyesuaikan diri dengan lingkungan dan kebutuhannya, terutama
terhadap perubahan dari luar.
Menurut Rohadi (2016)Pengertian adaptasi adalah kemampuan
makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya.
Penyesuaian ini berupa bentuk tubuh, penyesuaian tingkah laku, dan
penyesuaian bentuk tubuh.

B. TINGKATAN STRES
Klasifikasi stres dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu stres ringan, sedang dan berat.

1) Stres ringan
Pada tingkat stres ringan adalah stres yang tidak merusak aspek fisiologis dari
seseorang. Stres ringan umumnya dirasakan oleh setiap orang misalnya lupa,
ketiduran, dikritik, dan kemacetan. Stres ringan sering terjadi pada kehidupan
seharihari dan kondisi dapat membantu individu menjadi waspada. Situasi ini
tidak akan menimbulkan penyakit kecuali jika dihadapi terus menerus.
2) Stres sedang
Stres sedang terjadi lebih lama, dari beberapa jam hingga beberapa hari.
Respon dari tingkat stres ini didapat gangguan pada lambung dan usus
misalnya maag, buang air besar tidak teratur, ketegangan pada otot, gangguan
pola tidur, perubahan siklus menstruasi, daya konsentrasi dan daya ingat
menurun. Contoh dari stresor yang menimbulkan stres sedang adalah
kesepakatan yang belum selesai, beban kerja yang berlebihan, mengharapkan
pekerjaan baru, dan anggota keluarga yang pergi dalam waktu yang lama.
3) Stres berat
Stres berat adalah stres kronis yang terjadi beberapa minggu sampai beberapa
tahun. Respon dari tingkat stres ini didapat gangguan pencernaan berat, debar
jantung semakin meningkat, sesak napas, tremor, persaan cemas dan takut
meningkat, mudah bingung dan panik. Contoh dari stresor yang dapat
menimbulkan stres berat adalah hubungan suami istri yang tidak harmonis,
kesulitan finansial, dan penyakit fisik yang lama.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tingkatan stress ada 3,yaitu :
stres ringan, stres sedang, dan stres berat. Masing – masing tingkatan stress
memiliki dampak tanda dan gejala fisiologis serta psikologis yang berbeda.

C. STRES DAN PENYAKIT

Stres adalah sebuah reaksi dari seseorang baik secara fisik maupun emosional
(mental/psikis) yang dialami apabila terdapat perubahan dari lingkungan yang
mengharuskan seseorang untuk dapat menyesuaikan diri dalam jangka waktu tertentu.
Dengan pengertian diatas, maka stres merupakan hal yang wajar dialami oleh
seseorang, terutama pada saat kondisi pandemi seperti saat ini.
Meski tergolong normal, bukan berarti tidak harus melakukan
berbagai langkah untuk meredakan stres, karena stres yang berkepanjangan akan
membuat kita mengalami berbagai penyakit yang mampu mengganggu produktifitas
kita dalam menjalani kegiatan sehari-hari.

Berikut ini adalah beberapa penyakit yang dapat muncul dan menyerang
penderita akibat dari stres yang berkepanjangan, diantaranya adalah:\

1. Sakit kepala
2. Diabetes
3. Tekanan darah tinggi
4. Gangguan tidur
5. Stroke
6. Obesitas
7. Asma
8. Depresi
9. Penuaan dini
10. Mudah terinfeksi
11. Disfungsi seksual
12. Penyakit jantung
13. Asam lambung
14. Penyakit alzheimer

Dengan banyaknya berbagai penyakit akibat stres berkepanjangan yang


telah disebutkan diatas, diharapkan mampu membuat seseorang berusaha untuk
melakukan berbagai tindakan positif untuk menghilangkan stres, seperti
memperbanyak ibadah, melakukan hobi, dan sharing masalah yang dialami dengan
orang terdekat.

Tetap terapkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta bersegera untuk
menemui psikiater apabila membutuhkan pertolongan terkait pengelolaan stres lebih
lanjut

D. KOPING TERHADAP STRES


1. Pengertian
Koping melibatkan upaya untuk mengelola situasi yang membebani, memperluas
usaha untuk memecahkan masalah-masalah hidup, dan berusaha untuk mengatasi dan
menguragi stres. Keberhasilan dalam koping berkaitan dengan sejumlah karakteristik,
termasuk penghayatan mengenai kendali pribadi, emosi positif, dan sumber daya
personal (Folkman & Moskowitz, 2004). Meskipun demikian keberhasilan dalam
koping juga tergantung pada strategi-strategi yang digunakan dan konteksnya (John
W Santrock, 2007: 299).

Relevan dengan perbedaan individual dalam merespons situasi penuh stres


merupakan konsep koping, yaitu bagaimana orang berupaya mengatasi masalah atau
menangani emosi yang umumnya negatif yang ditimbulkannya. Bahkan di antara
mereka yang menilai suatu situasi sebagai penuh stres, efek stres dapat bervariasi
tergantung pada bagaimana individu menghadapi situasi tersebut (Gerald C.Davison,
2010: 275). Menurut Lazarus dan Folkman (dalam Smet, 1994: 143)
mengatakanbahwa perilaku koping merupakan suatu proses dimana individu mencoba
mengelola jarak yang ada antara tuntutan-tuntutan (baik itu tuntutan yang berasal dari
individu maupun tuntutan yang berasal dari lingkungan) dengan sumber-sumber daya
yang mereka gunakan dalam menghadapi situasi yang penuh dengan stress.

2. Bentuk-bentuk Strategi Koping

Lazarus dan Folkman (Gerald C.Davison, 2010: 276) mengidentifikasikan dua


bentuk strategi koping, yaitu:

a. Koping yang berfokus pada masalah (problem focused coping) mencakup


bertindak secara langsung untuk mengatasi masalah atau mencari informasi yang
relevan dengan solusi. Contohnya adalah menyusun jadwal untuk menyelesaikan
berbagai tugas dalam satu semester sehingga megurangi tekanan pada akhir semester.

b. Koping yang berfokus pada emosi (emotion focused coping) merujuk pada
berbagai upaya untuk mengurangi berbagai reaksi emosional negatif terhadap stres,
contohnya dengan mengalihkan perhatian dari masalah, melakukan relaksasi, atau
mencari rasa nyaman dan orang lain.Mengatasi stres yang diarahkan pada masalah
yang mendatangkan stres (problem focused coping) bertujuan untuk mengurangi
tuntutan hal, peristiwa, orang, keadaan yang mendatangkan stres atau memperbesar
sumber daya untuk menghadapinya. Metode yang dipergunakan adalah metode
tindakan langsung. Sedangkan pengatasan stres yang diarahkan pada pengendalian
emosi (emotion focused coping) bertujuan untuk menguasai, mengatur, dan
mengarahkan tanggapan emosional terhadap situasi stres. Pengendalian emosi ini
dapat dilakukan lewat perilaku negatif seperti menenggak minuman keras atau obat
penenang, atau dengan perilaku positif seperti olahraga, berpaling pada orang lain
untuk meminta bantuan pertolongan. Cara lain yang dipergunakan dalam penanganan
stres lewat pengendalian emosi adalah dengan mengubah pemahaman terhadap
masalah stres yang di hadapi (Bart Smet, 1994: 143-145).Dari bentuk-bentuk tingkah
laku dalam menghadapi stres tersebut, Taylor mengembagkan teori koping dari
Folkman dan Lazarus (Bart Smet, 1994; 145) menjadi 8 macam indikator srtategi
koping yang tergabung dalam kedua strategi diatas, yaitu :

a. Problem focused coping, yang terdiri dari 3 macam yaitu :

1. Konfrontasi: individu berpegang teguh pada pendiriannya dan


mempertahankan apa yang diinginkannya. Mengubah situasi secara agresif
dan adanya keberanian mengambil resiko.

2. Mencari dukungan sosial: individu berusaha untuk mendapatkan bantuan


dari orang lain.

3. Merencanakan pemecahan permasalahan: individu memikirkan, membuat


dan menyusun rencana pemecahan masalah agar dapat terselesaikan.
b. Emotional focused coping, yang terdiri dari 5 macam yaitu:

1. Kontrol diri: menjaga keseimbangan dan menahan emosi dalam dirinya.

2. Membuat jarak: menjauhkan diri dari teman-teman dan lingkungan sekitar.

3. Penilaian kembali secara positif: dapat menerima masalah yang sedang


terjadi dengan berfikir secara positif dalam mengatasi masalah.

4. Menerima tanggung jawab: menerima tugas dalam keadaan apapun saat


menghadapi masalah dan bisa menanggung segala sesuatunya.

5. Lari atau penghindaran: menjauh dan menghindar dari permasalahan yang


dialaminya.

Pembagian koping stres yang dikemukakan oleh Aldwin dan Revenson,


dengan menguraikan dalam dua bagian utama, yaitu koping stres yang berpusat pada
pemecahan masalah dan berpusat pada emosi. koping stres yang berpusat pada
masalah (problem focused coping), yaitu:

1. Kehati-hatian: merencanakan dengan baik sebelum bertindak atau


melakukan sesuatu.

2. Tindakan instrumental atau tindakan secara langsung: usaha yang secara


langsung dilakukan untuk memecahkan suatu masalah.

3. Negosiasi: usaha yang memusatkan perhatian pada taktik untuk


memecahkan masalah secara langsung dengan orang lain dengan harapan
masalah dapat terselesaikan.

Koping stres yang berpusat pada emosi (emosional focused coping),

yaitu:

1. Pelarian diri dari masalah: suatu usaha dari individu untuk

meninggalkan masalah dengan membayangkan hal-hal yang baik.

2. Meringankan beban masalah: usaha untuk mengurangi, merenungkan

suatu masalah dan bertindak seolah tidak terjadi apa-apa.

3. Menyalahkan diri sendiri: suatu tindakan pasif yang berlangsung dalam

batin, kemudian baru pada masalah dihadapinya dengan jalan

menganggap bahwa masalah itu terjadi karena kesalahannya.

4. Mencari arti: usaha untuk menemukan kepercayaan baru atau sesuatu

yang penting dari kehidupan.


3. Macam-macam Koping

a. Koping psikologis

Pada umumnya gejala yang ditimbulkan akibat stres psikologis

tergantung pada dua faktor, yaitu:

1. Bagaimana persepsi atau penerimaan individu terhadap stressor,

artinya seberapa berat ancaman yang dirasakan oleh individu

tersebut terhadap stressor yang diterima

2. Keefektifan strategi koping yang digunakan oleh individu, artinya

dalam menghadapi stressor, jika strategi yang digunakan efektif

maka menghasilkan adaptasi yang baik dan menjadi suatu pola

baru dalam kehidupan, tetapi jika sebaliknya dapat mengakibatkan

gangguan kesehatan fisik maupun psikologis.

Anda mungkin juga menyukai