Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“STRES DAN MANAJEMEN STRES”

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan Mental


Dosen pengampu: Dr. Marliza Oktapiani, S.Pd.I, M.Pd

Disusun oleh:
Dewi Pandu Kusuma Ningrum (3120210025)
Ifroh Nailah (3120210070)
Nur Hikmatul Aulia (3120210084)
Maulana Rizky (3120210105)
M. Salman Alfaras (3120210052)
Sindy Nuril Maghfiroh (3120210079)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH
TAHUN AJARAN 2023 M / 1444 H
KATA PENGANTAR
‫ِبْس ِم ٱِهَّٰلل ٱلَّرْح َٰم ِن ٱلَّر ِح يِم‬

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.

Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT shalawat beserta salam


tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Beserta keluarga, sahabat, dan
pengikutnya, yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.
Dalam rangka melengkapi tugas dari mata kuliah Kesehatan Mental dengan materi “Stress dan
Manajemen Stress”. Dalam pembuatan makalah ini, kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, baik dari/1cara penulisan, maupun isinya.
Dalam proses penyusunan makalah ini kami ingin mengucapkan terimakasih yang
sebanyak-banyaknya kepada ibu Dr. Marliza Oktapiani, S.Pd.I, M.Pd selaku dosen
pengampu/1mata kuliah Kesehatan Mental. Selanjutnya, kami masih memerlukan kritikan dan
saran-saran yang dapat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Karena sesungguhnya
tiada yang sempurna di dunia ini. Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua,
karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Jakarta, 2 Juni 2023

Penulis,

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................I
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................II
BAB 1.........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................................................2
BAB 2.........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3
2.1 Pengertian Stress.......................................................................................................................3
2.2 Gejala Stres................................................................................................................................3
2.3 Jenis-jenis stress.........................................................................................................................4
2.4 Sumber Stres..............................................................................................................................6
2.5 Stres coping sebagai bentuk dari manajemen stress...............................................................7
BAB 3.......................................................................................................................................................10
PENUTUP................................................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................11

II
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbicara tentang stres pastinya membuat kita bertanya-tanya, kira-kira apakah stres itu
hal yang memalukan untuk diakui bila mengalaminya, ataukah hal yang wajar, atau bahkan
membawa kebaikan dalam diri seseorang? Dan ternyata jawabannya bisa iya bisa juga tidak.
Mengapa demikian? Pada dasarnya, dengan stres kita dapat melatih daya tahan mental sehingga
menjadi lebih kuat dalam menghadapi keadaan ataupun kondisi yang kurang mengenakkan.
Namun apabila stres di biarkan berlanjut, maka rutinitas kehidupan kita sehari-haripun dapat
terganggu bahkan terancam.

Di era revolusi industry 4.0 yang ditandai dengan perkembangan luar biasa dalam bidang
teknologi internet saat ini, ada begitu banyak perubahan besar yang sedang terjadi di dunia,
bahkan kini setiap individupun memiliki kesibukan dan aktivitas yang berbeda-beda, dimana
dalam setiap rantai kegiatan yang menjadi rutinitas keseharian kitapun akan berganti dan
berpindah dari satu tempat ketempat lainnya begitupun dengan tingkatan, rintangan, dan feel
yang kita dapatkanpun akan berbeda seiring dengan kinerja (suatu hal) yang telah dilakukan,
yang pastinya tak pernah terlepaskan dari masalah. Mulai dari masalah yang berkaitan dengan
keluarga, pekerjaan, maupun hubungan interpersonal. Baik karena disebabkan oleh rasa lelah,
jenuh, banyaknya fikiran, jam tidur yang tidak beraturan, pola makan yang kurang sehat, atau
bahkan tingginya ekspetasi yang tak sesuai dengan realita, dan lain sebagainya.

Menurut WHO (2003) stres adalah reaksi atau respon tubuh terhadap stressor psikososial
(tekanan mental atau beban kehidupan (Priyoto, 2014).

Stres bisa menyerang siapa saja tanpa melihat gender, umur, bahkan kondisi. Contohnya,
situasi negatif di rumah, kekerasan di sekolah, ataupun ujian. Situasi positif pun, seperti pindah
rumah atau harus berkenalan dengan teman baru, seringkali bisa menyebabkan stres. Selain itu
bagi para pelajar atau mahasiswa stres dapat terjadi karena banyaknya tugas yang diberikan guru
atau dosen, sehingga membuat kita kurang istirahat dan kurang maksimal dalam melakukan
aktivitas lain. Kurangnya waktu istirahat ini juga dapat memicu terjadinya stres karena otak dan
tubuh lelah tetapi dipaksa untuk tetap bekerja.

1
Pada saat mengalami stres, tanpa kita sadari tubuh selalu melakukan manajemen stres.
Manajemen dalam menghadapi stres ini merupakan cara yang dilakukan agar kekebalan dirinya
terhadap stres dapat ditingkatkan. Manajemen stress yang efektif akan menghasilkan adaptasi
yang menetap sehingga menimbulkan kebiasaan baru atau perbaikan dari situasi yang lama,
sedangkan manajemen stress yang tidak efektif dan berakhir dengan dengan maladaptif yaitu
perilaku yang menyimpang dan merugikan diri sendiri, orang lain, ataupun lingkungan sekitar.
Manajemen stres yang digunakan setiap individupun bermacam-macam, seperti dengan makan,
banyak tidur, berdzikir, quality time, meditasi, healing, merokok dan lain sebagainya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu stres?
2. Hal pa yang dapat ditandai sebagai datangnya stres?
3. Ada berapakah golongan stres?
4. Darimana datangnya stress?
5. Cara apa yang dapat dilakukan seseorang dalam mengatasi stres?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Memberi pengetahuan dan wawasan bagi pembaca.
2. Menguraikan penjelasan dari materi “Stres dan manajemen stress” berupa;
penertian, gejala-gejala, jenis-jenis, sumber, dan stress coping sebagai bentuk
manajemen stress.
3. Mengetahui nilai positif dan negatif dari adanya stres yang biasa terjadi pada diri
individu.
4. Mampu mengambil pelajaran agar dapat diimplementasikan dalam kehidupan
sehari-hari.
5. Menyelesaikan tugas mata kuliah kesehatan mental dengan materi “stres dan
manajemen stres”.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Stress


Definisi stress menurut beberapa ahli, diantaranya;
Stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan
tuntutan kehidupan (Vincent Cornelli, dalam Jenita DT Donsu, 2017).
Menurut Charles D. Speilberger, menyebutkan stres adalah tuntutan-tuntutan eksternal
yang mengenai seseorang misalnya objek dalam lingkungan atau sesuatu stimulus yang secara
obyektif adalah berbahaya. Stres juga bisa diartikan sebagai tekanan, ketegangan, gangguan yang
tidak menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang (Jenita DT Donsu, 2017).
Cranwell-Ward (1987) menyebutkan stres sebagai reaksi-reaksi fisiologik dan psikologik
yang terjadi jika orang mempersepsi suatu ketidak seimbangan antara tingkat tuntutan yang
dibebankan kepadanya dan kemampuannya untuk memenuhi tuntutan itu (Jenita DT Donsu,
2017).1
Dari ketiga definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa stres ialah ketidak mampuan
dalam mengatasi ancaman yang dihadapi oleh mental, fisik, emosional, dan spiritual manusia.
Dalam artian lain, sesuatu yang mengancam anda belum tentu dirasakan oleh orang lain. Maka
dari itu, stres dapat diartikan sebagai persepsi atau anggapan. Stres merupakan bagian alami dan
penting dari kehidupan, tetapi apabila berat dan berlangsung lama maka dapat merusak
kesehatan seseorang.
2.2 Gejala Stres
Menurut Andrew Goliszek gejala-gejala stress dapat terbagi menjadi 3 kategori, yaitu
gejala fisik, emosional dan perilaku, antara lain:
1) Gejala Fisik; sakit kepala, nyeri otot, sakit punggung, rasa lemah, gangguan
pencernaan, rasa mual atau muntah-muntah, sakit perut, nafsu makan hilang atau
selalu ingin makan, jantung berdebar-debar, sering buang air kecil, tekanan darah
tinggi, tidak dapat tidur atau tidur berlebihan, berkeringat secara berlebihan, dan
sejumlah gejala lain.
1
“Stres” http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/3582/4/chapter%202.pdf (diakses pada 31 Mei 2023, pukul 11.20).

3
2) Gejala Emosional; mudah tersinggung, gelisah terhadap hal-hal kecil, suasana
hati berubah-ubah, mimpi buruk, khawatir, panik, sering menangis, merasa tidak
berdaya, perasaan kehilangan kontrol, muncul pikiran untuk bunuh diri, pikiran
yang kacau, ketidakmampuan membuat keputusan, dan sebagainya.
3) Gejala Perilaku; merokok, memakai obat-obatan atau mengkonsumsi alkohol
secara berlebihan, berjalan mondar-mandir, kehilangan ketertarikan pada
penampilan fisik, menarik atau memutar-mutar rambut, perilaku sosial berubah
secara tiba-tiba, dan lainnya.2

Adapun gejala kognitifnya yaitu seperti; kesulitan untuk fokus (konsentrasi), sering lupa,
pesimis, cenderung memiliki pandangan negatif, maupun membuat keputusan yang tidak tepat
dan lain sebagainya. 3 Adnan Achiruddin Saleh (2018: 66) dalam buku Pengantar Psikologi yang
disusunnya menyebut, proses mental dalam dilihat berdasar pada gejala kognitif, gejala emosi
dan gejala konasi. Adapun gejala kognitifnya terdiri dari ingatan , persepsi, intelegensi, dan
belajar.4 Adapun Gejala Konasi (kemauan atau kehendak) yang disebut sebagai motif atau alasan
yang menjadi dorongan yaitu sesuatu yang nampak dari luar, misalnya penampilan seseorang
yang dipengaruhi oleh struktur tubuhnya, tinggi badannya, kondisi indra yang sempurna dan lain
sebagainya.

2.3 Jenis-jenis stress


Ada banyak jenis stres yang dapat terjadi. Hampir semua jenis stres yang dibiarkan bisa
berdampak buruk bagi kesehatan fisik dan emosional. Akan tetapi, ada pula jenis stres yang
positif. Setiap orang bisa mengalami stres akibat berbagai hal. Jangan anggap remeh, stres bisa
berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental seseorang. Penting bagi setiap individu
mengenali jenis-jenis stres yang mungkin terjadi.
Stres dapat dibedakan menjadi 2; stres baik (eustress) dan stres buruk (distres). Stres
yang baik disebut stres positif yang mana merujuk pada stres yang dapat membantu
menginspirasi, memotivasi, dan meningkatkan kualitas hidup seseorang. Menurut American
Institute of stres, stres yang biasa dirasakan oleh ibu ketika sedang bersemangat (melahirkan),
2
Goliszek, Andrew. 2005. 60 Second Manajemen Stres. Jakarta: PT Buana Timu Populer, hal 12. Dikutip dari;
http://etheses.uin-malang.ac.id/1829/6/09410140_Bab_2.pdf. (Diakses pada 31 Mei 2023).
3
Dikutip dari; https://www.alodokter.com/stres#:~:text=Stres%20terbagi%20dalam%20stres%20akut,adanya
%20perubahan%20fisik%20dan%20mental. (diakses pada 31 Mei 2023).
4
Mading ID. (21 Juni 2022). Dikuti dari; https://mading.id/perspektif/mengenal-4-gejala-kognitif-dalam-proses-
mental-manusia/. (diakses pada 31 Mei 2023).

4
dengan denyut nadi yang terasa lebih cepat dan hormon juga melonjak namun tidak berlandaskan
perasaan ancaman atau ketakutan. Contohnya lainnya seperti; ketika seorang menaiki roller
coaster, mendapatkan promosi dalam pekerjaan ataupun kencan pertama dengan pasangan.
“Stres yang baik berkaitan dengan peristiwa positif dalam hidup kita. Stres yang baik
juga mendorong dan memotivasi diri kita untuk lebih berguna, berkualitas, dan berfungsi dengan
baik untuk mencapai tujuan kita,” ungkap Dr. Jason W. Hunziker, psikiater dari Salt Lake City.
Namun tidak dapat dipungkiri bahwasannya stres baik bisa berkembangang menjadi stres
buruk apabila tidak dikelola dengan tepat. Kimberly Hershenson mengatakan; “Cara untuk
mengembangakan Stres baik dengan melakukan hobi atau hal lain yang belum pernah dicoba,
mengambil tanggung jawab yang lebih sulit ditempat kerja atau berpergian ke temapat yang
belum pernah dikunjungi”.
Sedangkan stres yang buruk disebut dengan stres negatif. Stres buruk terbagi menjadi
dua macam yaitu; Stres akut dan stres kronis (Widyastuti, Palupi, 2004). Stres akut dapat terjadi
dalam jangka waktu yang pendek dan masih dapat ditangani. Misalnya; terjadiya bencana alam,
KDRT, kecelakaan lalu lintas, kekerasan seksual, dan lain sebagainya yang meliputi sebuah
peristiwa traumatik yang di alami atau disaksikan seseorang. Sementara itu, stres kronis
berlangsung dalam jangka waktu yang lebih lama, yang jika tidak segera ditangani dapat
menimbulkan masalah kesehatan. Sebagai contoh; menghadapi masalah keuangan, atupun
menjalani kehidupan rumah tangga yang tidak harmonis. Dan apabila seseorang yang mengalami
stress kronis tidak segera ditangani dapat mengakibatkan terjadinya komplikasi pada kesehatan
tubuh seperti penyakit kardivaskular (gangguan pada jantung dan pembuluh darah), tekanan
darah tinggi, dan serangan jantung hingga stroke. Selain itu juga dapat memicu gangguan mental
seperti; depresi, kecemasan, dan gangguan kepribadian.
Pada dasarnya, stres buruk terjadi ketika seseorang tidak mampu mengontrol dirinya,
sehingga hasil yang didapatkannyapun ialah rasa gelisah, khawatir, marah, kecewa, dan emosi
negatif lainnya. Dr. Jason menjelaskan; “Stres yang buruk dapat berdampak negatif atau
mengganggu hidup, jika tidak mendapatkan kesempatan untuk mencapai tujuan, maka stres ini
bisa bertambah parah”.
2.4 Sumber Stres
Penyebab stres itu banyak sekali, mulai masalah ekonomi, percintaan, keluarga,
pekerjaan, tetangga, popularitas, dan masalah-masalah sosial lainnya. Orang stres biasanya

5
mudah tersinggung, sensitif, gugup, agresif, labil, sedih. dan lain sebagainya. Dari sekian banyak
penyebab stres tersebut, bisa dikelompokkan menjadi beberapa kategori pemicu stres
yang umum terjadi.
Hal-hal yang dapat menimbulkan stres disebut stressor. Ancaman, kejadian, atau
perubahan merupakan stressor. Terdapat 2 tipe stressor yang berasal dari lingkungan internal dan
lingkungan eksternal.5
 External Stresors
1) Physical Environment misalnya kebisingan, cahaya yang berlebihan, suhu
udara yang panas dan kondisi ruangan yang sempit.
2) Social Interaction misalnya mengalami tindakan yang kasar, korban sikap
berkuasa, menerima tindakan agrasif dari pihak lain dan mengalami
kekerasan organisational, situasi organisasi yang dapat menimbulkan stres
adalah adanya peraturan yang terlalu berlebihan (red tape), dan tekanan
date line yang harus dipenuhi.
3) Peristiwa penting dalam hidup misalnya kelahiran, kematian, kehilangan
pekerjaan, promosi, dan perubahan status perkawinan.
4) Kecerobohan kegiatan sehari-hari, misalnya rutinitas bepergian dalam
jarak jauh, lupa menyimpan kunci, dan kerusakan mesin.
 Internal Stresors
1) Stressor internal berasal dari dalam diri seseorang misalnya: demam,
penyakit infeksi, trauma fisik, malnutrisi, kelelahan fisik, kekacauan
fungsi biologik yang berkelanjutan.
2) Pembicaraan pribadi yang negatif, hal ini ditandai dengan pemikiran yang
pesimis, sering mengkritik diri sendiri dan melakukan analisis yang
berlebihan.
3) Jebakan pemikiran, misalnya harapan yang tidak realistis, taking things
personally, terlalu banyak yang dipikirkan atau tidak berpikir sama sekali,
exaggeration dan berpikir kaku.
4) Hambatan pribadi misalnya workaholic dan perfeksionis.

5
Dikutip dari;
http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._EKONOMI_DAN_KOPERASI/SUSANTI_KURNIAWATI/
MAKALAH/STREES_MAN.pdf. (diakses pada; 2 juni 2023).

6
2.5 Stres coping sebagai bentuk dari manajemen stress
Matheny (Safaria dan Saputra, 2012) menjelaskan bahwa coping sebagai upaya yang
bersifat sehat maupun tidak sehat, positif maupun negatif, usaha secara sadar maupun tidak
sadar, untuk mencegah, menghilangkan, atau mengurangi stressor, atau memberikan ketahanan
yang ditimbulkan oleh stres. Murphy juga mengatakan bahwa coping adalah upaya untuk
mengatasi sebuah kondisi baru yang bersifat mengancam, menimbulkan tantangan, dan frustasi
yang sifatnya potensial.
Lazarus (Folkman, 2013) menngemukakan bentuk coping stress terdapat dua macam,
yang pertama adalah strategi coping yang berorietasi pada masalah (problem-focused coping
strategies), dan yang kedua adalah strategi coping yang berorientasi pada emosi (emotional-
focused coping strategies).
1) Problem-Focused Coping Strategies

Problem-focused coping strategis adalah sebuah strategi coping dalam mengurangi


stressor dengan mempelajari hal baru atau sebuah keterampilan baru, yang digunakan untuk
mengubah situasi, keadaan, atau pokok pemersalahan (Horwitz, 2011). Individu menggunakan
problem-focused coping strategies cenderung menggunakan srategi yang bersifat kognitif secara
langsung, yang digunakan untuk menyelesaikan dan mencari informasi yang dapat digunakan
untuk memecahkan masalah (Adriyani, 2014).

Strategi kognitif dilakukan untuk mengatasi stres dan menemukan langkah yang baik
dalam mengatasi stres dengan cara memodifikasi, mengubah, atau meminimalisir situasi yang
sifatnya mengancam. Problem-focused coping strategies biasanya digunakan untuk mengatasi
masalah-masalah yang mungkin dapat dikontrol oleh individu (Atmajayanthi, 2017).

2) Emotional-Focused Coping Strategies


Emotional-Focused Coping Strategies adalah usaha dari diri individu dalam
mengendalikan respon emosional terhadap kondisi yang bersifat sangat menekan
(Folkman,2013). Strategi ini bersifat defensif, karena individu merespon stres secara
emosional,dengan berupaya mencari dukungan secara social, individu yang menggunakan
strategi coping secara emosional lebih menitik beratkan dalam upaya pengurangan emosi negatif

7
ketika mengahadapi tekanan. Emotional-focused coping strategies digunakan ketika individu
mengalami masalah yang tidak bisa dikontrol (Adriyani 2014).
Dukungan yang dimaksud dari strategi coping ini adalah sebuah dukungan yang berasal
dari sahabat, keluarga, melakukan aktivitas lain yang sifatnya lebih positif. aktivitas ini bisa
merujuk pada olahraga, melakukan hobi positif, berdoa kepada tuhan, dan lain sebagainya dalam
menekan stressor (Safaria dan Saputra, 2012).
Berikut beberapa tips yang dapat dilakukan dalam mengatasi stres, berdasarkan stress
coping yaitu:
1) Memiliki pola makan yang teratur
Memiliki pola makan yang teratur sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. Makan secara
teratur memiliki dampak yang baik dalam mengurangi stres. Maka dari itu, dengan adanya
sumber energi yang berasal dari makanan, manusia dapat menjalankan aktivitas secara efektif
dan memperbesar kinerja otak dalam menyelesaikan masalah.
2) Olahraga secara rutin
Olahraga yang rutin dilakukan juga akan mengurangi stres pada diri manusia. Hal ini
disebabkan karena aktivitas berolahraga memiliki manfaat yang banyak. Selain menjaga
ketahanan dan kebugaran tubuh, banyak aspek yang masuk ke dalam aktivitas berolahraga, salah
satunya adalah aktivitas sosial, hiburan, dan pencarian pengalaman baru.
3) Konsumsi air mineral
Konsumsi air mineral yang teratur akan memberikan dampak positif bagi tubuh kita.
Dengan adanya konsumsi air mineral yang teratur, maka peredaran darah dalam tubuh akan
menjadi lebih lancar. Selain itu, manfaat yang dirasakan adalah sirkulasi oksigen menuju otak
akan semakin teratur. Hal ini adalah upaya sederhana dalam mengurangi stres pada diri kita
4) Memiliki hobi yang positif
Hobi yang positif dapat meningkatkan imunitas seseorang. Dengan adanya hobi positif,
seseorang dapat menyalurkan segala sesuatu ke dalam hobi yang sedang ditekuni. Maka dari itu,
seseorang yang memiliki hobi cenderung lebih resisten dalam menghadapi stres dalam dirinya.
5) Berdoa kepada Tuhan
Kegiatan religi adalah sebuah hal yang positif. Berdoa kepada tuhan terbukti ampuh
dalam mengurangi stres dalam diri. Seseorang yang religius cenderung lebih tahan dalam
menghadapi stres daripada orang yang kurang religius.

8
Coping stress dalam perspektif Islam, terdapat dalam Qs. At-Taubah ayat 118 berikut:
‫َّوَع َلى الَّثٰل َثِة اَّلِذ ْيَن ُخ ِّلُفْو ۗا َح ّٰٓتى ِاَذ ا َض اَقْت َع َلْيِهُم اَاْلْر ُض ِبَم ا َر ُح َبْت َو َض اَقْت َع َلْيِهْم َاْنُفُسُهْم َو َظُّنْٓو ا َاْن اَّل َم ْلَج َا ِم َن ِهّٰللا ِآاَّل‬
‫ࣖ ِاَلْيِۗه ُثَّم َتاَب َع َلْيِه ْم ِلَيُتْو ُبْو ۗا ِاَّن َهّٰللا ُهَو الَّتَّواُب الَّر ِح ْيُم‬
Artinya;
“Dan terhadap tiga orang yang ditinggalkan. Hingga ketika bumi terasa sempit bagi
mereka, padahal bumi itu luas dan jiwa mereka pun telah (pula terasa) sempit bagi mereka, serta
mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksaan) Allah, melainkan kepada-
Nya saja, kemudian Allah menerima tobat mereka agar mereka tetap dalam tobatnya.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang”.
Dari terjemah diatas dengan bertafsirkan; “Demikian pula, Allah menerima taubat tiga
orang yang tertunda (diterimanya taubat mereka) dari kaum anshar, yaitu ka’ab bin malik, hilal
bin umayyah dan murarah bin ar-rabi. Mereka bertiga tinggal tidak turut serta berperang bersama
rasulullah dan mereka mengalami kesedihan yang amat mendalam, hingga bumi ini dengan
segala keluasaannya terasa sempit bagi mereka, merasa gundah dan menyesal kerena tidak ikut
berperang, dan bahkan jiwa mereka terasa sempit lantaran kegundahan yang mengenai mereka,
dan mereka yakin tidak ada tempat berlindung dari hukuman Allah, kecuali padaNya. Dan Allah
memberikan taufik kepada mereka untuk taat dan kembali menuju keadaan yang diridhai Allah .
Sesungguhnya Allah maha menerima taubat dari hamba-hambaNya”.

BAB 3

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan stres merupakan ganguan pada tubuh dan
pikiran yang disebabkan oleh perubahan lingkungan dan tuntutan kehidupan yang pasti terjadi
pada setiap individu. Stres dapat dikatakan sebagai persepsi atau anggapan yang berlebih pada
suatu hal. Stres merupakan bagian alami dan penting dari kehidupan, tetapi apabila berat dan
berlangsung lama maka dapat merusak kesehatan seseorang. Adanya stres membawa hal positif
dan negatif pada setiap orang, seperti; stres positif yang mampu membantu seseorang
menginspirasi, memotivasi, dan meningkatkan kualitas hidup seseorang untuk mencapai goals
dalam hidupnya, namun tidak berlandaskan perasaan ancaman atau ketakutan. Sedangkan, stres

9
buruk terjadi ketika seseorang tidak mampu mengontrol dirinya, sehingga hasil yang
didapatkannyapun ialah rasa gelisah, khawatir, marah, kecewa, dan emosi negatif lainnya. Stres
yang buruk dapat berdampak negatif atau mengganggu hidup, jika tidak mendapatkan
kesempatan untuk mencapai goals yang diinginkan. Adanya stres coping sebagai bentuk dari
manajemen stres ialah sebagai upaya mengelola hidup, emosi, pikiran dalam memecahkan
permasalahan.

DAFTAR PUSTAKA
Pittara. (2022). Stres. Diakses dari; https://www.alodokter.com/stres#:~:text=Stres
%20terbagi%20dalam%20stres%20akut,adanya%20perubahan%20fisik%20dan%20mental.
Diakses pada; 2 Juni 2023.

Wijayanti, Norma. BNN. Kota Malang. Coping stress. Diakses dari;


https://malangkota.bnn.go.id/yuk-kenali-cara-mengatasi-stres-coping stres/#:~:text=Matheny
%20(Safaria%20dan%20Saputra%2C%202012,ketahanan%20yang%20ditimbulkan%20oleh
%20stres. Diakses pada; 2 Juni 2023.

Etheses. Stres. UIN Malang. Diakses dari;


http://etheses.uin-malang.ac.id/1829/6/09410140_Bab_2.pdf. Diakses pada; 2 Juni 2023.

10
Mading ID. (2022). Mengenal gejala kognitifdalam proses mental manusia. Diakses dari;
https://mading.id/perspektif/mengenal-4-gejala-kognitif-dalam-proses-mental-manusia/. Diakses
pada; 2Juni 2023.

Gracia, D. (2020). Stres baik dan stres buruk. Diakses dari;


https://www.orami.co.id/magazine/stres-baik-dan-stres-buruk. Diakses pada; 2 Juni 2023.

File.upi.edu. Management stress. Diakses dari;


http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._EKONOMI_DAN_KOPERASI/SUSANTI_KURNI
AWATI/MAKALAH/STREES_MAN.pdf. Diakses pada; 2 Juni 2023.

11

Anda mungkin juga menyukai