Manajemen
Sumber Daya
Manusia
Hello!
Nama : Ananda firmansyah
NPM : 0120076921
Karyawan yang engaged dengan apa yang dilakukannya tidak hanya akan memberikan dampak positif kepada dirinya sendiri, tetapi juga ke
seluruh tim
2. Meningkatnya produktivitas
Karyawan dengan tingkat keterlibatan tinggi biasanya sudah memahami apa tujuan dari bisnis perusahaan, dan mampu mengatur cara kerja
mereka agar aligned dengan strategi perusahaan.
Ini karena mereka memiliki komitmen emosional terhadap pekerjaan mereka, juga lingkungan di perusahaan.
Karyawan yang mampu engaged dengan pekerjaan dan perusahaannya biasanya lebih pandai dalam mengatur emosi.
5. Meningkatkan profit
Kinerja individu dan tim membaik, produktivitas meningkat, pelanggan Anda puas, tentu akhirnya profit pun akan ikut membaik.
“
Self Efficasy (Efikasi Diri)
Karena pentingnya self esteem, kita harus memiliki self esteem yang sehat.
Kesehatan self esteem ini sangat memengaruhi prestasi, relasi kita dengan orang
lain, dan rasa puas terhadap diri sendiri.
Jika self esteem kita tidak sehat, dapat membuat kita menjadi depresi, potensi diri
tidak dapat berkembang, bahkan bisa terjerumus ke dalam hubungan yang tidak
sehat.
Faktor yang mempengaruhi Self Esteem
➜ Cara pikir
➜ Kondisi /
➜ Genetik
➜ Kepribadian Lingkungan sosial
➜ Pekerjaan yang
➜ Pengalaman dalam
dimiliki
hidup
➜ Opini orang lain
➜ Umur
➜ Membandingkan
➜ Keterbatasan fisik
diri dengan orang
lain
Cara meningkatkan Self Esteem
➜ Kenali Diri
➜ Stop bandingkan dirimu dengan orang lain.
➜ Tetapkan tujuan dan nilai.
➜ Berteman dengan orang-orang yang positif.
➜ Terima dan evaluasi kekurangan kamu.
Locus Of Control (Pusat Kendali)
Locus of control adalah sifat kepercayaan seseorang yang mampu
mengendalikan lingkungan di sekitarnya. Seorang entrepreneur
yang memiliki internal locus of control akan lebih mampu dalam
memanfaatkan peluang kewirausahaan. Seorang entrepreneur
mempunyai kepercayaan mempu memanfaatkan peluang, sumber
daya, membangun strategi dan mengorganisasikan perusahaan.
Perbedaan Locus of Control Internal dan Eksternal
2. Faktor Motivasi
Bahwa faktor motivasi baik itu secara internal maupun eksternal dapat mempengaruhi
locus of control pada diri seseorang.
Jadi jika seseorang sudah sangat termotivasi, maka seseorang dapat mengevaluasi dirinya
sendiri, dan akan membuat suatu perubahan yang dia perlukan (locus of control internal).
Tetapi jika seseorang sudah tidak suka atau tidak termotivasi, maka seseorang akan lebih
mudah menyalahkan keadaan eksternalnya sebagai alasannya (locus of control eksternal)
Perfomance (Kinerja)
Menurut Viethzal (2004:309 ) kinerja adalah suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan untuk
menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang sepatutnya memiliki derajatkesediaan dan tingkat
kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan
sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya.
Menurut Sudarmayanti ( 2003:147 ) kinerja ( performance ) adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh
seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang masing-masing dalam
upaya pencapaian tujuan organisasi secara legal, tidak melanggar hukum, sesuai dengan moral dan suatu
kebijakan yang diambil.
6. Memperbaiki penyimpangan
proses staffing
Job Stress ( stres kerja) ➜ Yoder dan
Staudohar (1982 :
308)
➜ Menurut Pandji Anoraga ➜ Menurut Anwar
mendefinisikan
(2001:108), stres kerja (1993:93) Stres kerja
Stres Kerja
adalah suatu bentuk adalah suatu perasaan
adalahyang
tanggapan seseorang, baik yang menekan atau
kurang lebih
fisik maupun mental rasa tertekan yang
memiliki arti
terhadap suatu perubahan dialami karyawan
suatu tekanan
di lingkunganya yang dalam menghadapi
akibat bekerja
dirasakan mengganggu pekerjaannya.
juga akan
dan mengakibatkan
mempengaruhi
dirinya teranca
emosi, proses
berpikir dan
kondisi fisik
seseorang
Menurut (Robbin, 2003, pp. 794-798) penyebab stres itu ada 3 faktor
1. Faktor Lingkungan
-Perubahan situasi bisnis yang menciptakan ketidakpastian ekonomi
-Ketidak pastian politik
-Kemajuan Teknologi
-Terorisme
2.Faktor individu
-Faktor persoalan keluarga
-Masalah ekonomi
-Karakteristik kepribadian bawaan
3.Faktor organisasi
-Tuntutan tugas
-Tuntutan peran berhubungan
Job Insecurity (Ketidaknyamanan kerja)
Job Insecurity adalah kondisi psikologis seseorang
(karyawan) yang menunjukkan rasa bingung atau
merasa tidak aman dikarenakan kondisi lingkungan
yang berubah-ubah. Jadi bisa dikatakan seseorang
mengalami job insecurity jika ia mengalami
ketidakpastian untuk melanjutkan atau tidak
melanjutkan bekerja di suatu perusahaan, atau
seseorang merasa fear kemungkinan bisa kehilangan
pekerjaan kapanpun.
Berikut ini tips untuk menghindari job insecurity:
●Developing job skill
●Buatlah Target kerja dan berinisiatif
●Menambah value diri
●Bersika masa bodoh
●Cari supporter
●Cari informasi untuk pindah pekerjaan baru
Menurut Putri (2017) Bentuk-bentuk ketidakamanan kerja
yaitu :
1. Ketidakamanan kerja kuantitatif
Khawatir akan kehilangan pekerjaan itu sendiri, dan
perasaan khawatir kehilangan pekerjaan.
2. Ketidakamanan kerja kualitatif
Mengacu ada perasaan potensi kerugian dalam posisi
organisasi, seperti memburuknya kondisi kerja, kurangnya
kesempatan karir, penurunan gaji pengembangan.
Workload (Beban kerja)
Workload Analysis atau analisis beban kerja adalah suatu teknik
manajemen yang dilakukan secara sistematis untuk memperoleh informasi
mengenai tingkat efektivitas dan efisiensi kerja organisasi berdasarkan
volume kerja. Dalam analisis beban kerja, karyawan dikatakan underload
apabila jam kerja seorang karyawan masih memenuhi waktu kerja efektif
pertahun, sedangkan karyawan yang mengalami overload apabila karyawan
yang waktu kerjanya melebihi waktu kerja efektif pertahun.
Process di dalam workload analysis adalah: