Anda di halaman 1dari 14

PERILAKU ORGANISASI

MAKALAH
Tugas mata kuliah Manajemen Rumah Sakit



ABRAHAM MURYA ARIFIAN
22010110120130








PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Manusia dalam kehidupan sehari-hari akan banyak mengalami kehidupan
organisasi baik itu secaraformal maupun informal. Bahkan sejak lahirnya manusia
sudah berorganisasi yaitu organisasi keluarga dan bernegara. Organisasi kadang
hanya dikenal sebagai suatu kelompok yang formal, namun sebenarnya tidak
semua organisasi tidaklah harus formal.
Dalam bekerja manusia juga mengalami kehidupan organisasi. Organisasi
dalam pekerjaan haruslah dijalankan secara profesional sehingga dapat
meningkatkan produktifitas seseorang. Organisasi memerlukan suatu pengaturan
yang baik untuk beroperasi oleh seorang manager. Seorang manajer harus
mengerti perilaku organisasi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik
menuju ke hal buruk dan baik di masa depan. Perilaku organisasi inilah yang
menjadi suatu pengetahuan yang dapat diimplementasikan di dalam berorganisasi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Mengetahui pengertian Perilaku Organisasi
2. Mengetahui fakor yang mempengaruhi perilaku organisasi
1.3 Tujuan dan Manfaat Masalah
Memberikan pemahaman tentang perilaku organisasi dan untuk memenuhi
tugas manajemen rumah sakit sehingga mahasiswa dapat memahaminya secara
mendalam.
BAB II
PEMBAHASAN
Perilaku Organisasi
2.1 Organisasi
Organisasi berasal dari kata organon (yunani) yang memiliki arti bagian,
badan, atau tubuh. Menurut Stephen P. Robbin, organisasi merupakan kesatuan
(entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang
relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus
untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan. Banyak sekali ahli-
ahli selain Robbin seperti Stoner, Schulze, Mooney, yang mengemukakan
pengertian tentang organisasi, namun dari semua pengertian yang berbeda dapat
ditarik kesimpulan bahwa organisasi memiliki 3 unsur dasar yaitu :
1. Anggota yang berpartisipasi
2. Kerjasama atau interaksi dalam bekerja
3. Tujuan yang akan dicapai bersama
Secara garis besar organisasi memiliki 2 jenis yaitu, organisasi informal
dan organisasi fomal. Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau
lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari.
Salah satu contoh dari organisasi ini adalah arisan ibu-ibu. Organisasi informal
adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan diri dengan suatu
tujuan bersama secara sadar serta dengan hubungan kerja yang rasional. Contoh
organisasi informal ini adalah Perseroan Terbatas, sekolah, negara dan lain
sebagainya.
Pelaksanaan organisasi ini harus dalam fungsi-fungsi manajemen untuk
dapat berjalan dengan baik. Terdapat empat fungsi manajemen pokok yaitu
Planning, Organizing Directing, dan Controlling.
1. Planning/Fungsi perencanaan, merupakan upaya untuk mengantisipasi
terhadap kenugkinan-kemungkinan yang terjadi dalam organisasi di
masa depan dan penyusunan strategi untuk pencapaian tujuan bersama.
2. Organizing/Fungsi organisasi, merupakan proses untuk mengatur
struktur yang baik dan tepat. Dalam hal ini seorang manajer harus
menempatkan orang-orang yang tepat pada bagian yang tepat pula
dalam organisasi sehingga organisasi tersebut dapat berfungsi dan
mencapai tujuan dengan efektif.
3. Directing/fungsi pengarahan. Merupakan upaya untuk memberikan
penjelasan kepada angota organisasi tentang porsi serta jenis pekerjaan
yang akan dilakukan serta kebijakan-kebijakan yang berlaku di dalam
organisasi.
4. Controlling/fungsi control. Upaya memonitor dari suatu organisasi yan
telah berjalan. Megevaluasi hasil kerja anggota-anggota yang telah
diatur sebelumnya.


2.2 Perilaku Organisasi
Perilaku organisasi merpakan suatu studi atau pembelajaran yang
mempelajari tentang pengaruh yang dimiliki oleh individu, kelompok dan struktur
terhadap perilaku dalam organisasi, yang bertujuan untuk meningkatkan
efektifitas suatu organisasi. Jadi dalam ilmu ini, unsur individu, kelompok dan
struktur akan menjadi penentu perilaku organisasi. Pengetahuan ketiga unsur tadi
kemudian akan diimplementasikan ke dalam organisasi sehingga dapat
meningkatkan efektifitas kerja dalam organisasi. Perilaku organisasi dipengaruhi
oleh variabel dependen dan independen. Variabel dependen perilaku organisasi
yaitu :
1. Peningkatan produktivitas
Organisasi dikatakan produktif jika tujuan dapat dicapai dan proses
pencapaian tersebut dilakukan dengan merubah masukan menjadi keluaran
dengan biaya yang paling rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
produktifitas berhubungan dengan keefektifan dan keefisienan.
2. Pengurangan kemangkiran
Kemangkiran adalah tindakan tidak masuk kerja tanpa alasan. Tingkat
kemangkiran yang tinggi dapat berdampak langsung pada keefektifan dan
efisiensi organisasi.
3. Penurunan Turn Over
Turn over adalah pengunduran diri secara permanen dari organisasi.


4. Peningkatan kepuasan kerja
Kepuasan kerja adalah perbedaan antara banyaknya ganjaran yang
diterima karyawan dan banyaknya yang mereka yakini harus mereka
terima. Karyawan dikatakan merasakan puas bila perbedaan bernilai
positif secara perhitungan matematis.
Sedangkan variabel independen dari perilaku organisasi adalah individu,
kelompok da organisasi tersebut sendiri.
2.2.1 Individu
Individu merupakan suatu unit yang memiliki perilaku tersendiri dan
berbeda-beda tiap unitnya. Yang menjadi dasar dari perilaku individu ini ada dua
yaitu kemampuan dan karakteristik biografis. Kemampuan merupakan suatu
kapasitas seseorang untuk melakukan beragam tugas dalam suau pekerjaan.
Kemampuan dibagi menjadi dua faktor yaitu faktor intelektual dan faktor
kemampuan fisik.
a. Kemampuan
Kemampuan intelektual merupakan kemampuan yang dibutuhkan untuk
melakukan berbagai aktvitas mental misalkan berpikir, menalar, dan memecahkan
masalah. Bagi sebagian banyak masyarakat menilai kemampuan intelektual
menggunakan nilai. Misakan sebelum masuk kerja akan dilakukan tes intelenjensi
yang disebut dengan tes intelligent quotient (IQ) untuk memastikan tingkat
intelejensi seseorang. Terdapat tujuh dimensi yang membentuk kemmapuan
intelektual yaitu kecerdasan angka, pemahaman verbal, kecepatan persepsi,
penalaran indktif, penalaran deduktif, visualisasi spasial dan daya ingat.
Kemampuan fisik merupakan kemampuan ntuk melakukan tugas-tugas
yang menuntut stamina, keterampilan, kekuatan, dan lain sebagainya. Setiap
pekerjaan tentu memerlukan kemampuan fisik yang berbeda-beda sesaui dengan
jenis pekerjaannya. Terdapat penelitian yang menyimpulkan kemampuan-
kemampuan fisik menjadi 9 dasar yang dibutuhkan untuk suatu pekerjaan.
Sembilan dasar tersebut adalah kekuatan dinamis, kekuatan tubuh, kekuatan statis,
kekuatan eksplosif, kekuatan luas, kekuatan dinamis, koordinasi tubuh,
keseimbangan dan stamina.
Dengan adanya kesesuaian antara kemampuan intelektual dan fisik dengan
pekerjaan seseorang maka efektifitas pekerjaan juga akan menjadi baik. Namun
apabila kemampuan tersebut kurang maka suatu pekerjaan tidak akan berjalan
dengan baik. Kemampuan yang lebih dari yang dibutuhkan juga tidak akan
berakibat baik. Pada awalnya pekerjaan akan selesai dengan baik, namun tingkat
kepuasan karywan akan berkurang karena dirasa karyawan tersebut dapat
melakukan lebih sehingga akan berkurang efektivitas dalam pekerjaan tersebut.
b. Karakteristik Biografis
Merupakan karakteristik individual yang bersifat objektif dan mudah
didapatkan dengan arsip biodata seseorang. Karakteristik-karakteristik tersebut
adalah usia, gender, ras, dan masa jabatan. Usia seseorang memang menjadi
penentu dalam berbagai pekerjaan, namun masih menjadi faktor yang
dipertimbangkan dengan matang. Pekerja yang lebih tua dinilai lebih cakap
dengan pekerjaannya dikarenakan pengalaman dalam pekerjaannya tetapi kurang
baik dalam beradaptasi dengan lingkungan dan teknologi yang baru yang didapat
pada pekerja yang lebih muda. Gender merupakan salah satu karakteristik yang
memiliki perbedaan pendapat dalam penempatan pekerjaan. Dikatakan bahwa
tingkat kehadiran wanita lebih rendah darpada pria pada pekerjaan karena
kemungkinan tanggung jawab rumah tangga yang lebih banyak dibebankan pada
wanita. Ras adalah karakteristik yang memiliki paling banyak perdebatan saat ini.
Hal ini biasanya akan dipengaruhi oleh pandangan masyarakat sendiri dan
pandangan pekerja lain terhadap suatu ras untuk dapat bekerja sama. Sedangkan
masa jabatan menunjukkan bahwa orang yang memiliki masa jabatan lama
cenderung tidak akan mudah mengundurkan diri dari pekerjaannya.
c. Kepuasan Kerja
Merupakan keadaan emosional yang menyenangkan terhadap pekerjaan
seseorang Kepuasan kerja akan dipengaruhi dari pekerjaan itu sendiri maupun
lingkungan pekerjaan yang ada. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
kepuasan kerja yaitu :
1. Pekerjaan itu sendiri, apakah pekerjaan itu sesuai dengan kemampuan
pekerja. Bahkan kerja yang menantang menjadi suatu hal yang positif
untuk pekerja.
2. Gaji atau upah yang sesuai, Gaji atau upah haruslah adil unuk setiap
pekerjaan. Pekerjaan yang memerlukan usaha yang lebih harus
mendapat upah yang lebih pula.
3. Kondisi kerja yang mendukung, Lingkungan pekerjaan yang kondusif
untuk bekerja akan meningkatkan kepuasan kerja seseorang dan akan
meningkatkan efektivitas pekerjaan tersebut
4. Rekan kerja yang mendukung, Selain ntuk bekerja tempat kerja juga
merupakan tempat untuk berinteraksi social dengan rekan kerja.
5. Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan, Setiap orang memiliki
kepribadian yang berbeda-beda sehingga akan berbeda pula tingkat
kepuasan kerja seseorang.
d. Motivasi
Motivasi adalah dorongan atau penggerak yang terarah dan tertuju pada
pemenuhan tujuan. Motivasi akan mempengaruhi proses kerja seseorang menjadi
lebih baik. Terdapat beberapa teori motivasi yaitu :
1. Teori Hirearki Kebutuhan Maslow. Menunjukkan bahwa kebutuhan
merupakan kesenjangan yang dialami antara satu kenyataan dengan
dorongan yang ada di dalam diri seseorang. Kebutuhan orang dibagi
menjadi kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan untuk
rasa memiliki, kebutuhan akan harga diri, dan kebutuhan untuk
mengaktualisasikan diri.
2. Teori keadilan, keadilan merupakan penggerak semangat kerja
seseorang. Setiap perusahaan yang adil terhadap karyawannya, maka
karyawan tersebut akan terus termotivasi untuk bekerja lebih baik.
3. Teori X dan Y. Pandangan manusia yang pada dasarnya negative
disebut teori X dan positif disebut dengan teori Y.
4. Teori dua factor Herzberg. Memandang bahwa kepuasan kerja berasal
dari adanya motivator intrinsik yaitu : Pencapaian prestasi, pengakuan,
tanggung jawab, kemajuan, pekerjaan itu sendiri dan kemungkinan
untuk berkembang. Sedangkan ketidakpuasan seseorang pekerja
muncul ketika hilangnya factor-faktor ekstrinsik yaitu upah, kondisi
kerja, status, prosedur perusahaan, mutu penyeliaan, dan mutu
hubungan interpersonal antara rekan kerja, atasan, dan bawahan.
5. Teori kebutuhan McClelland. Teori yang berfokus pada tiga kebutuhan
yaitu :
a. Kebutuhan pencapaian
b. Kebutuhan akan kekuatan
c. Kebutuhan hubungan
2.2.2 Kelompok
Kelompok merupakan dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling
bergantung dan bergabung untuk mencapai tujua tertentu. Kelompok memiliki
beberapajenis yaitu kelompok formal, kelompok informal, kelompok komando,
kelompok tugas, kelompok kepentingan, dan kelompok persahabatan.
Ada hal-hal yang dapat mempengaruhi perilau kelompok yaitu :
1. Kepemimpinan formal
Kepemimpinan sangat dibutuhkan dalam kelompok. Kepemimpinan yang
baik akan membawa efektivitas yang lebih baik dalam kelompok. Salah
satu contoh kepemimpinan yaitu ketua kelompok, manajer dan lain
sebagainya.
2. Peran
Peran adalah pola perilaku yang diharapkan dari seseorang yang
menduduki posisi tertentu dalam unit sosial tertentu. Tiap anggota
kelompok akan memberlakukan peran yang berbeda dalam suatu
kelompok sesuai dengan struktur kelompok.
3. Norma
Norma adalah standar perilaku yang dapat diterima dengan baik dalam
suatu kelompok dan digunakan oleh semua anggota dalam kelompok
tersebut. Norma digunakan untuk mempengaruhi perilaku anggota dan
norma setiap kelompok akan berbeda dengan kelompok lain. Norma
bersifat informal walaupu ada yang formal, yaitu yang ditulis dalam buku
petunjuk organisasi.
4. Status
Status adalah posisi yang didefinisikan secara sosial yang diberikan
kepada kelompok atau anggota oleh orang lain. Status ada yang formal dan
informal. Status mempengaruhi kekuatan norma dan tekanan di dalam
kelompok.
5. Ukuran
Ukuran kelompok dapat mempengaruhi perilaku keseluruhan kelompok
tetapi efeknya tergantung pada variabel yang diperhatikan.



6. Komposisi
Untuk menyelesaikan suatu kegiatan, kelompok yang terdiri dari
beranekaragaman keterampilan dan pengetahuan (heterogen) akan lebih
efektif dibanding kelompok yang anggotanya homogen.
7. Kepaduan
Kelompok-kelompok itu berbeda menurut kepaduan mereka, yaitu sejauh
mana para anggota tertarik satu sama lain dan termotivasi untuk di dalam
kelompok. Kepaduan itu akan membuat hubungan kelompok menjadi
produktif.













BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kehidupan organisasi tidaklah luput dari pengaturan sehingga dapat
berjalan sesuai keinginan dan dapat mencapai tujuan bersama. Perilaku
organisasi merupakan studi yang mempelajari tentang ilmu pengaturan
organisasi dan implementasi ilmu tersebut di organisasi. Perilaku
organisasi memiliki dua variabel yang dapat mempengaruhinya, yaitu
variabel independen dan dependen. Kedua variabel ini dapat
mempengaruhi organisasi di masa depan baik ke arah yang baik maupun
ke arah yang buruk.








DAFTAR PUSTAKA
Kreitner dan Kinicki. 2005. Perilaku Organisasi, Buku 1 & 2. Salemba Empat,
Jakarta.
Mueller ,John Dwight Kammeyer. 2003. Turnover Processes in a Temporal
Context:Its About Time.
Pace, R. Wayne & Faules, Don F. (1998). Komunikasi Organisasi: Strategi
meningkatkan Kinerja Perusahaan. Terj. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Robbins dan Judge. 2008. Perilaku Organisasi, Buku 1, Cet. 12. Salemba Empat,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai