Anda di halaman 1dari 26

SISTEM PENGUKURAN KINERJA

DENGAN METODE PERFORMANCE


PRISM
(Studi Kasus di RUMAH SAKIT
ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG)
Mata Kuliah
Dosen
Nama Kelompok

: Akutansi Manajemen
: Dr. Agus Subyantara, Ak,MM
:
1. Erlan Hidayat
2. Victor Maruli
3. Sutarmini
4. Rizky Febriawan
6. Irwan Eka Wijaya
7. Marinda Novitasari
8. Azhar Zaki
9. Hanum Kusuma A
10. Dion Neno

(1461020019)
(1461020022)
(1461020036)
(1461020037)
(1461020040)
(1461020049)
(1461020050)
(1461020051)
(1461020053)

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL


VETERAN SURABAYA
2015

Sistem Balanced Scorecard


pengukurannya didasarkan pada
empat perspektif :
finansial

(shareholders/pemegang saham)
pelanggan (customers)
bisnis internal (internal business process),
pembelajaran dan partumbuhan karyawan,
manajemen dan organisasi (learning and
growth).

Lima pengembangan untuk tahun


2009 2013 kepada pihak Direksi
RSI Sultan Agung yaitu :
1.

RSI Sultan Agung sebagai pusat pelayanan


kesehatan islam terdepan.
2. RSI Sultan Agung menuju rumah sakit
pendidikan Unissula (Islamic Teaching Hospital).
3. RSI Sultan Agung sebagai multi center
excellent.
4. RSI Sultan Agung sebagai R & D Center.
5. Kinerja bisnis (manajemen & keuangan) yang
prima.

Performance Prism model


penyempurnaan terhadap metoda
sebelumnya (Balanced Scorecard dan
Integrated
Performance
Measurement
Performance Prism
: metoda pengukuran kinerja
yang menggambarkan
System
(IPMS). kinerja organisasi sebagai

bangun 3 dimensi yang memiliki 5 bidang sisi, yaitu :


sisi kepuasan stakeholder
strategi
Proses
Kapabilitas
dan kontribusi stakeholder.
Performance Prism mempunyai pandangan yang
lebih komprehensif terhadap stakeholders (seperti
investor, pelanggan, karyawan, peraturan
pemerintah dan supplier) dibanding kerangka kerja
lainnya. (Neely and Adams, 2001)

Tujuan Penelitian :
Heru Prastawa, Darminto Pujotomo,
Ary Arvianto *), Fithria Khoirunnisa **)

Mengetahui kinerja RSI Sultan Agung Semarang

mengidentifikasi Stakeholder
kontribusi terhadap rumah sakit,
strategi,
proses,
dan kapabilitas untuk memenuhi kepuasan
stakeholder.
Identifikasi Key performance indicator (KPI),
mengukur kinerja rumah sakit berdasarkan KPI
yang telah divalidasi, serta memberikan
rekomendasi usulan guna perbaikan kinerja.

Identifikasi Kebutuhan
dan Keinginan
Stakeholders yang diidentifikasi
Stakeholder
berdasarkan metode Performance Prism
antara lain :
Customers / Pasien
Employee / Karyawan
Supplier
Investor / Pemilik Modal
Regulator and Community / Pemerintah
dan masyarakat sekitar

Identifikasi Strategi, Proses,


dan Kapabilitas Rumah sakit
Identifikasi

ini dilakukan dengan


melakukan wawancara terhadap pihak
rumah sakit dengan memperhatikan
kepuasan dan kontribusi para
stakeholder.

Identifikasi

KPI
pengukuran kinerja yang tepat
menggunakan metode performance
prism.
KPI sudah sesuai
Pembobotan dengan AHP

Analytical Hierarchy Process


(AHP)
untuk

mengetahui bobot dari tiap-tiap


dengan memperhatikan kepuasan dan
kontribusi para stakeholder berkaitan dengan
pengaruh mereka terhadap kinerja Rumah
Sakit yang diteliti.
Dilakukan dengan cara :

Melakukan perbandingan berpasangan antar


KPI
Melakukan pembobotan kriteria, stakeholder,
dan elemen KPI dengan AHP
Menghitung perataan rasio konsistensi

Pengukuran Kinerja dengan OMAX Objective


Matrix (OMAX).
digunakan untuk mengetahui sejauh
mana pencapaian kinerja objek yang
diteliti.
OMAX :

Menentukan target KPI


Melakukan perhitungan kelas pencapaian
elemen KPI
Menentukan nilai terendah tiap KPI
Melakukan scoring dengan OMAX

Indeks Pencapaian Kinerja


Indeks

pencapaian kinerja didapatkan


dengan menghitung masing-masing KPI
berdasarkan bobot yang diberikan.
Maka dapat diketahui indeks
pencapaian kinerja rumah Sakit.

Analisa dan Pembahasan


Analisa

ini meliputi :

Analisis KPI yang telah dididentifikasi.


Analisis proses pembobotan KPI
menggunakan metode AHP.
Analisa pencapaian kinerja perusahaan
serta rencana tindakan untuk
melaksanakan program peningkatan
kinerja berdasarkan pada KPI yang perlu
segera diperbaiki.

Identifikasi Kebutuhan,
Kontribusi, Strategi, Proses,
Dan
Kapabilitas Dari
Identifikasi untuk mengetahui kepuasan,
Stakeholder
keinginan, dan kontribusi stakeholder dari
hasil :

wawancara
brainstorming dengan manajerial
identifikasi strategy
process dan capability yang dimilki
perusahaan yang disusun dengan
mempertimbangkan kepuasan stakeholder
dan kontribusinya.

Pembobotan Kpi
Kuesioner

I:

penilaian tingkat kepentingan tiap elemen


KPI
bertujuan untuk menentukan prioritas dan
bobot dari setiap elemen KPI
Kuesioner disebarkan kepada delapan
manajer rumah sakit yang merupakan tim
penyusun Balanced Score Card (BSC).
Data kuesioner menggunakan Analytical
Hierarchy Process (AHP).

Pengukuran Kinerja Rsi


Sultan Agung Semarang

Kuesioner II bertujuan :

Mendapatkan informasi keadaan


aktual/nyata kinerja pada RSI Sultan Agung
melalui perancangan sistem pengukuran
kinerja dengan metode performance prism.
Dari penyebaran kuesioner didapatkan
skala masing-masing KPI , selanjutnya
diolah menggunakan Objective Matrix
(omax).

Hasil dari pengukuran


kinerja :

Setelah

dilakukan identifikasi kebutuhan


dan kontribusi dari stakeholder, maka
didapat 54 elemen indikator kinerja atau
KPI, yaitu :

Dengan performance prism diperoleh hasil


sebesar 7.386 dari skala 10 atau sebesar
73.86 % dari yang telah ditargetkan oleh
rumah
sakit.
Nilai performansi ini terdiri dari 3 kriteria

KPI strategi -> bobot paling tinggi 0.407


dengan nilai performansi 7.763
KPI proses -> bobot 0.284 dan nilai performansi 7.246.
KPI kapabilitas ->bobot 0.309 dan nilai
performansi 7.019

Kesimpulan
Dari

jumlah bobot dan nilai performansi


tersebut maka dapat disim-pulkan bahwa
yang sangat berpengaruh pada nilai
performansi rumah sakit adalah :

kriteria strategi dan KPI yang dimiliki sehingga


RSI Sultan Agung lebih mengutamakan strategi
sebagai usaha dalam meningkatkan kinerjanya
dengan proses yang dilakukan dan kapabilitas
yang dimiliki karena proses dan kapabilitas yang
dimiliki terbatas dengan waktu dan biaya yang
ada.

Saran

Berikut ini adalah rekomendasi yang dapat


dijalankan rumah sakit untuk perbaikan
kinerja :

Sosialisasi budaya RS islami, bekerja sama


dengan bank syariah, serta pelatihan
manajemen keuangan syariah bagi tenaga SDI
keuangan & akuntansi
Meningkatkan IPTEK dan SDI
Pengembangan nilai-nilai pelayanan ke-sehatan
dengan prinsip syariah, dan mengembangkan
SDI yang berakhlak.
Melakukan pengontrolan misalnya 1 bulan
sekali untuk mengetahui kerja supplier terhadap
rumah sakit.

Menyusun MOU dan mengadakan evaluasi perjanjian kerja sama


Menyediakan kotak kritik & saran
Menindak tegas pada karyawan yang melakukan pelanggaran kerja.
Memberikan dukungan penuh dari pihak YBWSA, Komitmen Tim, dan
Direksi pada program kerja
Menempatkan SDI yang berkompeten pada bidang quality control
pada produk yang diterima dari supplier.
Mengadakan forum diskusi antara mahasiswa dan karyawan.
Membuat check list dari daftar keluhan pasien
Menetapkan batas minimal absen karyawan
Mengadakan evaluasi yang terjadwal
Mencatat setiap terjadi keterlambatan pengiriman produk tiap supplier.
Mengadakan evaluasi antar pihak rumah sakit dan pihak terkait dalam
kerja sama.

Anda mungkin juga menyukai