Anda di halaman 1dari 38

I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dari Rumah Sakit bukan hanya


wacana saja, namun harus secara nyata dilaksanakan seiring dengan
kesadaran masyarakat untuk dapat memperoleh produk pelayanan yang baik.

Produk Rumah Sakit berupa jasa pelayanan kesehatan, salah satu kunci
sukses dalam penyampaian produk jasa adalah faktor manusia karena ciri
khas penjualan produk berupa jasa adalah adanya hubungan langsung antara
pelanggan dengan pemberi jasa. Oleh karena itu betapa canggihnya
peralatan yang digunakan, tarif yang kompetitif namun tidak diimbangi sumber
daya manusia (SDM) yang profesional baik kompetensi, moral dan etika yang
memadai maka akan menimbulkan ketidak puasan bagi pasien (konsumen).

RSUD Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal (selanjutnya disebut Rumah


Sakit) dituntut untuk dapat menerapkan praktik-praktik bisnis yang sehat dan
professional yang senantiasa meningkatkan mutu atas jasa yang dihasilkan
baik dari segi kuantitas maupun kualitas sesuai dengan visi dan misi yang
telah disepakati.

Untuk dapat mewujudkan visi dan misi mengharuskan Rumah Sakit memiliki
sumberdaya manusia yang memiliki disiplin, integritas dan loyalitas yang tinggi.

Penetapan Pedoman Perilaku oleh Rumah Sakit merupakan suatu kebutuhan


untuk menyediakan acuan bagi seluruh insan Rumah Sakit yaitu (Direktur,
Kabag dan para Kabid) dan seluruh pegawai Rumah Sakit yang terdiri dari
tenaga medis, tenaga kesehatan lainnya dan tenaga lain dalam bersikap dan
berperilaku berdasarkan nilai-nilai etika yang tinggi.

Pedoman Perilaku RSUD Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal 19


2. Pengertian

Pedoman Perilaku merupakan pernyataan umum tertulis yang menggambar


kan standar etika yang tinggi yang diharapkan dapat dilaksanakan oleh seluruh
insan Rumah Sakit dalam berusaha, berinteraksi, dan beraktivitas lainnya yang
berhubungan dengan pasien, rekanan, pemilik, pemerintah, masyarakat dan
stakeholder lainnya.

Pedoman ini dikembangkan berdasarkan filosofi usaha, budaya kerja dan


budaya organisasi Rumah Sakit, peraturan perundang-undangan, peraturan-
peraturan internal rumah sakit dan praktek-praktik bisnis yang sehat.

3. Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh dari Pedoman Perilaku ini adalah sebagai
berikut :
1) Sebagai panduan perilaku dan budaya kerja yang konsisten dalam
melaksanakan tugas dan kewajiban bagi seluruh insan Rumah Sakit
2) Sebagai sumber inspirasi dalam pengambilan keputusan.
3) Sebagai upaya preventif untuk mencegah penyalahgunaan kewenangan
dan kecurangan.
4) Sebagai upaya untuk memelihara keharmonisan guna mencegah timbulnya
benturan kepentingan.
5) Sebagai upaya untuk membina, meningkatkan dan mempertahankan
integritas, kejujuran dan profesionalisme.
6) Sebagai upaya untuk meningkatkan kepercayaan dan reputasi Rumah
Sakit dalam menjalin hubungan usaha dan interaksi dengan pihak ketiga.

Apabila terdapat hal-hal yang belum diatur dalam Pedoman Perilaku ini, maka
harus mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pedoman Perilaku ini tidak dapat memberikan jawaban secara pasti atas
seluruh permasalahan perilaku insan Rumah Sakit. Sehingga pada akhirnya
setiap insan Rumah Sakit harus menggunakan pertimbangan yang sehat

Pedoman Perilaku RSUD Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal 19


dengan kejujuran hati nurani untuk menentukan keselarasan suatu perilaku
dengan Pedoman Perilaku ini.

Setiap insan Rumah Sakit wajib berkomitmen untuk mematuhi peraturan


perundang-undangan, penerapan Pedoman Perilaku dan kebijakan yang
mendasarinya. Atas pelanggaran terhadap ketentuan ini akan diberikan sanksi
yang tegas sesuai dengan tingkat pelanggarannya.

Direktur, Kabag dan para Kabid wajib memberikan teladan dan dukungan
penuh kepada pegawai Rumah Sakit dalam melaksanakan Pedoman Perilaku
Rumah Sakit. Untuk itu Rumah Sakit harus menciptakan suasana kerja dan
berusaha yang aman dan nyaman.

Pedoman Perilaku ini juga ditujukan untuk meningkatkan pemahaman bagi


pihak-pihak di luar Rumah Sakit dalam menjalin hubungan usaha dan interaksi
dengan Rumah Sakit.

Pedoman Perilaku RSUD Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal 19


II SISTEM NILAI RUMAH SAKIT

Sistem nilai Rumah Sakit merupakan norma perilaku yang menjadi pegangan
secara moral untuk menentukan sesuatu hal dinilai baik atau buruk, terpuji atau
tercela, dihargai atau tidak dihargai. Sistem nilai tersebut mencakup nilai-nilai
(value), budaya kerja, budaya organisasi, etika kerja, etika usaha dan etika
profesi.

Sistem nilai Rumah Sakit merupakan jiwa dari visi dan misi yang ditetapkan yaitu
memberikan pelayanan kesehatan yang prima, aman, informatif, efisien,
manusiawi dengan tetap memperhatikan aspek sosial. Sebagai landasan yang
merupakan nilai dasar perilaku pada RSUD Panyabungan Kabupaten Mandailing
Natal adalah : penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang bermutu, profesional,
manusiawi, terjangkau, dapat menjangkau masyarakat Kabupaten Mandailing
Natal, pelayanan dokter 24 jam, pelayanan prima dan cepat tanggap.

Sistem nilai Rumah Sakit merupakan jiwa dari visi dan misi yang ditetapkan yaitu
memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas, cepat, tepat, profesional dan
memuaskan. Sebagai landasan yang merupakan nilai dasar perilaku pada RSUD
Panyabungan adalah : Pengutamaan Pelayanan pada Pasien, dengan
berdasarkan ketulusan, keperdulian, kerendahan hati, keakraban, kesprortifan,
keterbukaan, kejujuran, kerja keras, keprofesionalan dan kebersamaan.

1. Nilai-nilai Rumah Sakit

Nilai-nilai Rumah Sakit terbentuk dari nilai-nilai yang diyakini secara individu
setiap insan Rumah Sakit yang diaplikasikan dalam bentuk sikap, tindak, dan
ucapan, yang dapat menuntun Rumah Sakit mencapai tujuannya.

Nilai-nilai pribadi setiap insan Rumah Sakit yang membentuk budaya Rumah
Sakit didasarkan atas falsafah Profesionalisme, Integritas, Kemitraan,
Keadilan, Kemandirian, dan Etika dengan penjabaran sebagai berikut:

Pedoman Perilaku RSUD Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal 19


1) Profesionalisme

Yaitu keyakinan terhadap tatanan dalam memberikan pelayanan yang


berlandaskan pada kaidah ilmiah dan kaidah profesi serta tidak
bertentangan dengan normanorma yang berlaku di masyarakat, dengan
ciri-ciri: bertanggung jawab, inovatif, kreatif, dan optimis.

2) Integritas
Yaitu berperilaku sebagai insan yang beriman, jujur, kerja keras, disiplin,
berkomitmen, mendahulukan kepentingan organisasi, serta mampu
menjaga keseimbangan Emotional Quotion (EQ), Intelectual Quotion (IQ),
dan Spiritual Quotion (SQ).

3) Kemitraan
Yaitu penuh empati, berpikir positif, ikhlas, terbuka untuk pembaharuan
dalam mewujudkan keberhasilan bersama.

4) Keadilan
Yaitu menjunjung tinggi keseimbangan antara kewajiban dan hak dalam
menjalankan tugas sesuai beban tugas dan kinerjanya.

5) Kemandirian
Yaitu mampu mengoptimalkan kapabilitas yang dimiliki, untuk
mewujudkan jati diri yang terpercaya, baik sebagai individu, tim maupun
organisasi.

6) Etika
Yaitu nilai yang dijunjung tinggi dalam pergaulan dengan klien, antar
sesama anggota tim kesehatan, antara petugas dengan pimpinan unit
kerja maupun etika dalam menjalankan profesi kesehatan dengan klien
berprinsip senantiasa mengutamakan kesehatan penderita.

2. Budaya Kerja

Budaya kerja merupakan sikap/perilaku seseorang dalam melaksanakan


kerja sehari-hari yang bermutu dengan selalu berdasarkan nilai-nilai yang

Pedoman Perilaku RSUD Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal 19


dianut, sehingga dapat menjadi motivasi dan memberi inspirasi untuk
senantiasa bekerja lebih baik.
Rumah Sakit telah membangun budaya kerja yang harus dihayati dan
dilaksanakan oleh setiap insan Rumah Sakit agar pelayanan kesehatan yang
dilakukan dapat memuaskan pasien (konsumen). Budaya kerja yang
dipopulerkan dengan motto : FORWARD TO SERVING BETTER
mengharuskan setiap insan Rumah Sakit memberikan pelayanan yang lebih
baik kepada konsumen dan selalu tanggap terhadap keinginan konsumen
yang terwujud dalam sikap kerja yang berkualitas, profesional dan
memuaskan.

3. Etika Kerja

Etika kerja mengatur hubungan yang lebih bersifat kedalam (Rumah Sakit),
yakni antara insan Rumah Sakit dan Rumah Sakit secara umum baik sebagai
atasan, rekan kerja, maupun bawahan; yaitu menjelaskan bagaimana
seharusnya seorang pegawai Rumah Sakit bersikap, berperilaku, dan
berhubungan dengan pihak di dalam Rumah Sakit. Rumah Sakit
berkeinginan untuk bergerak dan berkembang secara aktif dalam bidang
pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang mengutamakan upaya
penyembuhan dan pemulihan kesehatan dengan menjalin hubungan dengan
pihak-pihak yang berkepentingan. Integritas, komitmen, profesionalisme, dan
keunggulan merupakan kerangka acuan utama dalam menjalankan usahanya
serta menyatu dengan tujuan utama yang mencerminkan aspirasi insan
Rumah Sakit, stakeholders dan lingkungan.

4. Etika Usaha

Etika usaha mengatur hubungan yang lebih bersifat ke luar Rumah Sakit,
yakni untuk selalu mentaati sepenuhnya semua peraturan perundangan yang
berlaku dalam melakukan kegiatan/transaksi usahanya dengan pihak di luar
Rumah Sakit. Apabila peraturan perundangan itu tidak lengkap, sehingga
memberikan kesan yang dapat diinterpretasikan sebagai ada peluang, Rumah
Sakit tetap memilih bersikap jujur dengan integritas yang tinggi.

Pedoman Perilaku RSUD Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal 19


Bertindak jujur akan selalu dihargai dalam budaya dan tradisi manapun.
Integritas dan reputasi yang baik dalam melakukan kegiatan usaha
merupakan modal yang sangat berharga bagi Rumah Sakit. Sebaliknya
ketidakjujuran dapat menyebabkan kemerosotan moral dikalangan insan
Rumah Sakit, pengambilan keputusan yang salah, dan dapat menyebabkan
penilaian yang negatif bagi citra Rumah Sakit. Secara khusus Rumah Sakit
hanya menghargai insan Rumah Sakit yang berlaku jujur dalam melakukan
tugasnya.

5. Kode Etik Profesi

Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit dilakukan oleh tenaga medis dan


tenaga kesehatan lainnya yang merupakan profesi yang tunduk pada kode
etik profesinya masing-masing.
- Tenaga medis atau dokter harus tunduk dan patuh pada Kode Etik
Kedokteran yang berlaku dan disepakati oleh Ikatan Dokter Indonesia.
- Tenaga - tenaga kesehatan lainnya atau perawat harus tunduk dan patuh
pada Kode Etik Keperawatan Indonesia yang dikeluarkan oleh Majelis
Kehormatan Etik Keperawatan.

6. Budaya Organisasi

Budaya organisasi adalah keyakinan dasar yang melandasi pola sikap dan
pola hubungan dalam tim kerja Rumah Sakit dan/atau antar unit kerja dalam
mewujudkan efektivitas kinerja organisasi. Seluruh unsur dalam Rumah Sakit
wajib berkomitmen tinggi dalam mewujudkan budaya organisasi dalam upaya
meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat dan kinerja organisasi.

Pedoman Perilaku RSUD Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal 19


III ETIKA KERJA

Etika kerja menjelaskan bagaimana seharusnya seorang insan Rumah Sakit


bersikap, berperilaku, dan berhubungan dengan pihak-pihak di dalam Rumah
Sakit, baik sebagai atasan, rekan kerja, maupun bawahan.

1. Penerapan Nilai-nilai Rumah Sakit, Budaya Kerja dan Budaya Organisasi

Setiap insan Rumah Sakit wajib menghayati nilai-nilai, budaya kerja dan
budaya organisasi Rumah Sakit serta mengimplementasikan dalam
pelaksanaan tugas dan kewajibannya.

2. Loyalitas dan Komitmen kepada Rumah Sakit

Setiap insan Rumah Sakit harus memiliki keyakinan bahwa loyalitas kepada
Rumah Sakit dapat mendorong totalitas dalam menjalankan tugas, kewajiban,
dan tanggung jawabnya dengan bekerja keras, cermat, taktis serta ikhlas
untuk meningkatkan nilai Rumah Sakit.

1) Kedisiplinan

Setiap insan Rumah Sakit wajib mentaati semua peraturan yang telah
ditetapkan oleh Rumah Sakit, antara lain; jam masuk kerja, jam pulang
kerja, memakai seragam dan atributnya, pemenuhan hari kerja, panggilan
tugas, baik didalam maupun diluar jam kerja, memberikan pelayanan yang
baik kepada pasien dan masyarakat, serta mematuhi sistem dan prosedur
kerja yang berlaku.

Untuk mewujudkan disiplin tersebut, maka setiap insan Rumah Sakit


hendaknya secara konsekuen untuk :
a. Melaksanakan perencanaan dan program kerja yang telah ditetapkan
Rumah Sakit,
b. Melaksanakan segala peraturan yang ditetapkan,
c. Melaksanakan perintah atasan yang telah disanggupinya,
d. Mentaati jam kerja yang telah ditetapkan,

Pedoman Perilaku RSUD Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal 19


e. Datang tepat waktu pada acara-acara rapat atau janji yang telah
disanggupi,
f. Mengenakan seragam dan atribut yang telah ditetapkan,
g. Melaksanakan dan mentaati prosedur kerja yang telah ditetapkan,
h. Tidak menggunakan jam kerja untuk urusan lain diluar kedinasan,
i. Cepat dan tepat dalam melaksanakan tugasnya dengan tidak
mengabaikan tertib teknis dan administratif,
j. Bekerja penuh ketekunan dan jujur,
k. Memberikan keteladanan, terutama bagi para pimpinan/atasan/ pejabat
wajib memberikan contoh dan memelihara moral yang tinggi secara
konsisten dan konkret kepada staf, yang tercermin dari perenungan
dan pemenuhan pertanyaan-pertanyaan berikut:
Sudahkah sebagai pimpinan secara sadar mengetahui peraturan-
peraturan yang diberikan oleh Rumah Sakit?
Apakah sebagai pimpinan merasa patut untuk datang bekerja lebih
lambat dari anak buah?
Apakah sebagai pimpinan merasa patut untuk dengan sengaja
menyimpang dari aturan yang ada, sementara selalu menuntut
kepada anak buah nya untuk patuh kepada peraturan yang ada?
Apakah sebagai pimpinan merasa patut datang pada rapat-rapat
melewati jam yang telah ditentukan?
Apakah sebagai pimpinan merasa patut memiliki tingkah laku yang
tidak terpuji?

2) Tugas Dinas
Setiap insan Rumah Sakit wajib melaksanakan tugas sebaik-baiknya
dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab.

Setiap insan Rumah Sakit dalam melaksanakan tugas selalu tepat


waktu, bersikap ramah dan menghormati hak-hak pasien.

Pedoman Perilaku RSUD Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal 19


Setiap insan Rumah Sakit tidak diperbolehkan melakukan tugasnya
untuk kepentingan pribadi, golongan atau pihak lain, bertindak selaku
perantara bagi pihak lain untuk mendapatkan pekerjaan atau pesanan
dari Rumah Sakit.

3) Mutasi dan Promosi


Setiap pegawai Rumah Sakit wajib bersedia dimutasikan dan atau
dipromosikan antar Unit maupun antar jabatan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.

4) Pendidikan dan Pelatihan


Setiap pegawai Rumah Sakit yang ditunjuk wajib bersedia mengikuti
pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh internal maupun
eksternal Rumah Sakit.

Hasil pendidikan dan pelatihan eksternal wajib dilaporkan secara tertulis


kepada Direktur.

3. Gratifikasi dan Suap

Dalam melakukan interaksi dan hubungan usaha dengan stakeholders Rumah


Sakit, setiap insan Rumah Sakit dituntut untuk bersikap profesional, jujur, dan
terbuka.

1) Gratifikasi
Gratifikasi dapat didefinisikan sebagai suatu pemberian dalam arti luas,
baik berupa uang dan yang disetarakan dengan uang maupun dalam
bentuk materi lainnya. Uang dan yang disetarakan meliputi antara lain,
uang tunai, cek, tabungan, bilyet giro, komisi, rabat, potongan harga,
pinjaman tanpa bunga, tip/persenan, dan sejenisnya. Hadiah dalam
bentuk materi lainnya pada umumnya meliputi cinderamata, bingkisan,
tiket perjalanan, tiket pertunjukan, fasilitas pengobatan, fasilitas
penginapan, perjalanan wisata, dan lain-lain.

Hadiah yang diberikan berkaitan dengan hubungan usaha pada dasarnya

Pedoman Perilaku RSUD Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal 19


dilarang. Setiap insan Rumah Sakit dilarang menerima hadiah atau
sesuatu pemberian berupa apa saja dari siapapun juga yang diketahui
atau patut dapat diduga bahwa pemberian itu bersangkutan atau mungkin
bersangkutan dengan jabatan atau pekerjaan insan Rumah Sakit yang
bersangkutan. Bentuk hadiah/pemberian yang diperbolehkan antara lain:
a. Honorarium, tiket perjalanan, fasilitas antar jemput sebagai pembicara,
narasumber dan sejenisnya dalam kegiatan seminar, lokakarya,
ataupun diskusi yang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan serta mendapat persetujuan tertulis dari pejabat
yang berwenang.
b. Honorarium atau imbalan atas karya tulis yang dimuat di media massa
ataupun dipublikasikan dalam bentuk buku sebagai sarana
peningkatan kapasitas atau pengembangan profesi
c. Hadiah yang didasarkan pada hubungan kekeluargaan/kekerabatan
yang jelas, yang diberikan atau diterima dengan maksud-maksud
yang tidak ada kaitannya dengan kepentingan Rumah Sakit dengan
nilai intrinsik relatif rendah (misalnya dalam acara resepsi perkawinan,
ulang tahun, syukuran, dan sejenisnya)
d. Barang-barang untuk tujuan promosi seperti buku agenda, kalender,
gantungan kunci, pensil/alat tulis, kaos, dan barang sejenis lainnya
yang berlogo/beratribut Rumah Sakit yang secara intrinsik bernilai
rendah.

Apabila karena sesuatu hal insan Rumah Sakit dihadapkan pada keadaan
yang tidak dapat memungkinkan untuk menolak hadiah/pemberian, maka
yang bersangkutan wajib segera melaporkannya kepada unit kerja
masing-masing dengan tembusan Direktur dengan tata cara sebagai
berikut:
a. Laporan disampaikan secara tertulis dengan melampirkan dokumen
yang berkaitan dengan hadiah/pemberian tersebut.
b. Laporan tersebut sekurang-kurangnya memuat:
Nama dan alamat lengkap penerima dan pemberi
hadiah/pemberian.

Pedoman Perilaku RSUD Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal 19


Jabatan penerima hadiah/pemberian.
Tempat dan waktu penerimaan.
Uraian jenis hadiah/pemberian.
Nilai hadiah/pemberian

2) Suap

Suap dapat didefinisikan sebagai suatu perbuatan memberi atau


menjanjikan sesuatu kepada seorang pejabat atau seorang yang memiliki
wewenang, dengan maksud agar yang bersangkutan berbuat atau tidak
berbuat sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan
kewajibannya. Suap merupakan praktek usaha yang tidak sehat dan
tindakan yang melanggar hukum. Suap dapat berupa korupsi, kolusi, dan
nepotisme.

Setiap insan Rumah Sakit wajib menghindarkan diri dari penyuapan


dengan tidak menerima atau memberi dalam bentuk apapun:
a. Yang diketahui atau patut disangka bahwa apa yang diterima atau yang
diberikan itu berhubungan dengan jabatannya.
b. Yang bertujuan untuk membujuk agar dalam jabatannya melakukan
atau tidak melakukan sesuatu yang berlawanan dengan
hukum/peraturan yang berlaku.
c. Yang diketahui bahwa sesuatu yang diterima atau diberikan itu
berhubungan dengan apa yang telah dilakukan atau dialpakan dalam
jabatannya yang berlawanan dengan kewajibannya.

4. Jamuan Bisnis

Jamuan bisnis adalah kegiatan pemberian akomodasi tamu Rumah Sakit


yang wajar dalam kegiatan bisnis ataupun sosial. Jamuan bisnis harus
dihindari jika ada tendensi akan mempengaruhi obyektivitas keputusan bisnis,
dan terlalu sering dilakukan.
Jamuan bisnis diperbolehkan jika :
a. Berkaitan dengan kepentingan usaha Rumah Sakit sesuai dengan praktek

Pedoman Perilaku RSUD Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal 19


bisnis yang lazim.

b. Nilainya tidak berlebihan (wajar) dan tidak dapat diklasifikasikan sebagai


bentuk hadiah/pemberian atau suap.
c. Tidak melanggar hukum atau etika yang berlaku.
d. Tidak menurunkan citra Rumah Sakit atau insan Rumah Sakit apabila
diketahui oleh umum
e. Dalam hal pemberian jamuan bisnis, wajib mendapat persetujuan secara
tertulis atau lisan dari pejabat yang berwenang sehingga dapat dibayar
dan dicatat oleh Rumah Sakit sebagai biaya usaha yang wajar.

5. Pertentangan Kepentingan (Conflict of Interest)

Dalam melakukan transaksi atau suatu hubungan usaha dengan rekanan,


pasien, dan pihak ketiga lainnya terkadang timbul suatu situasi yang dapat
menciptakan pertentangan kepentingan dan berpotensi menghilangkan
independensi dan objektivitas insan Rumah Sakit. Pertentangan kepentingan
dapat didefinisikan sebagai seseorang atau entitas yang mempunyai dua atau
lebih kepentingan yang saling bertentangan yaitu antara kepentingan Rumah
Sakit dan pribadi. Hal ini bisa terjadi pada sebuah hubungan, peristiwa atau
pertimbangan material tertentu dimana obyektivitas atau pertimbangan
profesional telah dikesampingkan.

Insan Rumah Sakit tidak diperkenankan menempatkan diri pada posisi atau
situasi yang dapat menimbulkan pertentangan kepentingan antara dirinya
dengan Rumah Sakit atau dengan rekanan Rumah Sakit.

Keputusan yang diambil insan Rumah Sakit harus netral tidak boleh ada
pengaruh kepentingan pribadi maupun keluarga yang dapat secara sadar atau
tidak sadar mempengaruhi pertimbangan terbaiknya bagi kepentingan Rumah
Sakit dan rekanannya.

Pertentangan kepentingan dapat diminimalkan/dihindari dengan cara:


a. Menghindari kepentingan keuangan secara signifikan pada
perorangan/lembaga yang menjalin hubungan usaha/berusaha menjalin

Pedoman Perilaku RSUD Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal 19


dengan Rumah Sakit.
b. Tidak menggunakan dokumen maupun informasi penting dan rahasia untuk
kepentingan pribadi.
c. Tidak bertindak sebagai perantara untuk kepentingan pihak ketiga dalam
bertransaksi yang melibatkan Rumah Sakit dan kepentingannya.
d. Mengklarifikasi kapan seseorang bertindak selaku pribadi atau sebagai
insan Rumah Sakit.
e. Mengungkapkan setiap kemungkinan pertentangan kepentingan sebelum
suatu transaksi/perjanjian dilaksanakan.
f. Tidak menjabat sebagai Dewan Pengawas, Direksi, pejabat kunci, maupun
menjadi Pegawai pada rumah sakit lain yang menjalin/berusaha menjalin
hubungan usaha dengan Rumah Sakit.

6. Penggunaan Wewenang dan Jabatan

Setiap insan Rumah Sakit wajib memastikan bahwa penggunaan wewenang


dan jabatan adalah bebas dari KKN, dengan senantiasa menghindari
perbuatan atau tindakan berikut :
a. Menyalahgunakan wewenang untuk kepentingan pribadi atau golongan
tertentu.
b. Melakukan kegiatan yang langsung atau tidak langsung merugikan
kepentingan Rumah Sakit atau negara.
c. Menyalahgunakan barang inventaris, uang atau surat-surat berharga milik
Rumah Sakit.
d. Melakukan kejahatan bersama atasan, teman sejawat, bawahan atau
orang lain didalam maupun diluar lingkungan kerjanya dengan tujuan
untuk kepentingan pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung
atau tidak langsung merugikan Rumah Sakit.
e. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahan.
f. Melakukan tindakan sewenang-wenang kepada pasien dan calon pasien.

7. Pemeliharaan Lingkungan Rumah Sakit

Lingkungan kerja yang bersih, aman, dan nyaman merupakan salah satu

Pedoman Perilaku RSUD Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal 19


faktor untuk meningkatkan produktivitas kerja. Rumah Sakit dan seluruh insan
Rumah Sakit harus selalu tanggap terhadap pemeliharaan lingkungan dengan
melakukan hal-hal berikut :
1) Menghindari perilaku yang tidak sesuai dengan norma kerja dan norma
kesusilaan agar terjaga keamanan lingkungan Rumah Sakit, yakni:
a. Meminum minuman keras serta menyalahgunakan obat-obatan
terlarang di lingkungan kantor maupun di luar kantor
b. Melakukan segala bentuk perjudian di lingkungan kantor maupun di luar
kantor.
c. Melakukan tindakan/perbuatan asusila/amoral yang tidak sesuai dengan
nilai-nilai kesopanan yang ada.
d. Penganiayaan, fitnah, penghinaan secara kasar, serta mengancam
atasan, bawahan, dan rekan kerja.
e. Membujuk atasan, bawahan, dan rekan kerja untuk melakukan sesuatu
yang bertentangan dengan hukum dan kesusilaan.
f. Membuka rahasia Rumah Sakit atau mencemarkan nama baik pimpinan
maupun pegawai Rumah Sakit dan keluarganya yang seharusnya
dirahasiakan, kecuali untuk kepentingan Rumah Sakit dan negara.
g. Melakukan tindak pencurian barang atau uang aset Rumah Sakit atau
yang merupakan milik pegawai lain.
h. Membawa senjata tajam atau benda yang dapat dipergunakan untuk
melakukan ancaman dan tindak kekerasan di lingkungan kerja,
kecuali tugas dan fungsi insan Rumah Sakit yang mewajibkan hal
tersebut.

2) Menjaga kebersihan lingkungan kerja termasuk membuang sampah pada


tempatnya serta kerapian penyimpanan dokumen dan perlengkapan kerja.

3) Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja.

4) Berpenampilan dan berbusana secara rapi dan bersahaja di dalam


Lingkungan kantor maupun di luar kantor.

Pedoman Perilaku RSUD Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal 19


8. Perlindungan Aset, Informasi dan Rahasia Pasien

1) Pada dasarnya aset Rumah Sakit hanya digunakan untuk kepentingan


Rumah Sakit. Aset Rumah Sakit dilarang digunakan untuk kepentingan
pihak tertentu baik pada jam kerja maupun diluar jam kerja. Program
perlindungan aset Rumah Sakit meliputi:
a. Setiap insan Rumah Sakit dilarang menyalahgunakan barang-barang
atau uang atau surat berharga milik Rumah Sakit.
b. Setiap insan Rumah Sakit dilarang memiliki, menjual, membeli,
menggadaikan, menyewakan atau meminjamkan barang-barang
berharga milik rumah sakit secara tidak sah.
c. Setiap insan Rumah Sakit dilarang membuka/menambah jasa layanan
baru yang tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku.
d. Setiap insan Rumah Sakit dilarang merujuk pasien Rumah Sakit kepada
Rumah Sakit lainnya yang tidak sesuai dengan prosedur yang
berlaku.
e. Setiap insan Rumah Sakit dilarang memanfaatkan fasilitas Rumah Sakit
untuk kepentingan pribadi dan tidak sesuai dengan prosedur yang
berlaku.
f. Setiap insan Rumah Sakit dilarang melakukan penagihan jasa layanan
tanpa melalui prosedur yang berlaku.

2) Program perlindungan informasi dimaksudkan agar setiap insan Rumah


Sakit tidak mengungkapkan kerahasiaan informasi Rumah Sakit kepada
pihak manapun tanpa ijin. Yang dimaksud informasi rahasia adalah
informasi yang tidak tersedia di publik dan tidak diniatkan untuk
dipublikasikan (misalnya, rencana produk, strategi investasi, strategi
pemasaran, dan sebagainya).

3) Program Perlindungan Rahasia Pasien:


a. Setiap insan Rumah Sakit wajib menjaga rahasia pasien sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku dengan menjaga, memelihara
dan menyimpan dokumen rekam medik sebaik-baiknya.

Pedoman Perilaku RSUD Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal 19


b. Pejabat Pengelola wajib menetapkan kebijakan pengelolaan rekam
medik.
c. Pemanfaatan (disclose) rekam medik untuk peradilan harus seijin
pasien yang bersangkutan dan/atau atas perintah pengadilan.
d. Pemanfaatan rekam medik untuk kebutuhan penyidikan dan/atau
keperluan asuransi harus seijin pasien yang bersangkutan dan
pimpinan (Direktur) Rumah Sakit.
e. Pemanfaatan rekam medik untuk pendidikan dan penelitian tenaga
kesehatan atau peserta didik atas seijin dan sepengetahuan pimpinan
(Direktur) Rumah Sakit.

9. Kesadaran terhadap Biaya

Setiap insan Rumah Sakit wajib memilki kesadaran terhadap biaya dengan
melakukan upaya-upaya sebagai berikut:
1) Mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan Rumah Sakit.
2) Menggunakan sumber daya Rumah Sakit secara hemat sesuai dengan
kebutuhan.
3) Meminta penggantian/pembebanan biaya dengan dilandasi kejujuran dan
tanggung jawab serta didukung dengan dokumen yang lengkap sesuai
dengan aturan dan kebijakan Rumah Sakit.

10. Integritas Pelaporan

Untuk menghasilkan laporan-laporan yang bisa dipertanggungjawabkan,


akurat dan tepat waktu kepada manajemen, pemilik, dan pihak yang
berkepentingan lainnya (stakeholders) sangat tergantung pada usaha Rumah
Sakit untuk menyediakan data yang diperlukan. Oleh karena itu, semua
catatan resmi mengenai kegiatan/transaksi Rumah Sakit harus akurat, jujur,
lengkap, dan tepat waktu tanpa adanya pembatasan dalam bentuk apapun,
akurasi tercermin dalam dua hal, yaitu dokumentasi fakta dan penilaian yang
wajar.

Pedoman Perilaku RSUD Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal 19


Rumah Sakit tidak akan membiarkan adanya manipulasi pembayaran yang
dilakukan dengan mengalihkan pembayaran melalui catatan atau rekening
pihak ketiga.

Setiap petugas yang bertanggungjawab terhadap pembukuan wajib dan harus


berlaku jujur, obyektif, akurat dan setia. Setiap kesalahan yang disengaja
ataupun kegiatan yang menyesatkan dalam melakukan pembukuan akan
ditindak sesuai dengan hukum yang berlaku.

11. Aktivitas Politik

Setiap insan Rumah Sakit tidak dapat dikaitkan dengan dukungan partai
politik, sehingga tidak dapat menggunakan aset/fasilitas Rumah Sakit dan
wewenangnya untuk menyuruh dan menekan pegawai lain untuk mendukung
parpol tertentu dan wakilnya.

Setiap insan Rumah Sakit dilarang menjadi pengurus/anggota partai politik,


calon legislatif, dan calon eksekutif. Insan Rumah Sakit yang aktif dalam
aktivitas politik wajib mengundurkan diri dari Rumah Sakit sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Rumah Sakit tidak menghalangi kontribusi pribadi setiap insan Rumah Sakit
untuk melaksanakan aktivitas politik yang menjadi pilihan. Kontribusi tersebut
merupakan hak dan tanggung jawab pribadi masing-masing dan tidak
menggunakan nama ataupun atribut lain Rumah Sakit.

12. Menjaga Nama Baik Rumah Sakit

Dalam rangka menjaga dan memelihara citra/nama baik Rumah Sakit, setiap
insan Rumah Sakit tidak diperbolehkan:
1) Melakukan perbuatan/tindakan yang menyebabkan tercemarnya nama baik
Rumah Sakit.
2) Memberikan keterangan yang bukan wewenangnya kepada pihak lain yang
dapat menimbulkan keresahan.

Pedoman Perilaku RSUD Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal 19


3) Menerima sesuatu dalam bentuk apapun yang merugikan Rumah Sakit
dalam rangka pelaksanaan tugas dan pelayanan kepada masyarakat atau
pasien.
4) Menarik pembayaran jasa layanan tidak sesuai prosedur yang berlaku.
5) Melakukan ikatan kerja sama dengan pihak ketiga baik perorangan
maupun Badan Hukum lain tanpa sepengetahuan Direktur.

Pedoman Perilaku RSUD Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal 19


IV ETIKA USAHA

Etika Usaha berikut ini menjelaskan bagaimana insan Rumah Sakit beretika,
bersikap dan bertindak dalam berhubungan dengan pihak-pihak di luar Rumah
Sakit.

1. Komitmen Mewujudkan Tata Kelola

1) Rumah Sakit bertekad mewujudkan tata kelola melalui penerapan prinsip-


prinsip transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban dan
kewajaran untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas
Rumah Sakit dengan tujuan mewujudkan kesejahteraan stakeholders
(masyarakat, pasien, pegawai dan pemilik) secara berkesinambungan
dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya.
a. Transparansi (keterbukaan) dalam melaksanakan proses pengambilan
keputusan dan keterbukaan mengemukakan informasi materiil dan
relevan mengenai Rumah Sakit;
b. Akuntabilitas (kejelasan) fungsi, pelaksanaan dan pertanggung-jawaban
organ Rumah Sakit sehingga pengelolaan Rumah Sakit terlaksana
secara efektif;
c. Pertanggungjawaban (kesesuaian) di dalam pengelolaan Rumah Sakit
terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-
prinsip bisnis yang sehat;
d. Kemandirian, yaitu suatu keadaan dimana Rumah Sakit dikelola secara
profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari
pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip bisnis yang sehat;
e. Kewajaran (keadilan dan kesetaraan) didalam memenuhi hak-hak
stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Pedoman Perilaku RSUD Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal 19


2) Dalam mewujudkan tata kelola setiap insan Rumah Sakit menekankan
pada pelaksanaan etika usaha yang kuat dan konsisten dengan :
a. Menghindari kepentingan pribadi yang berbenturan dengan kepentingan
Rumah Sakit, atau yang dapat mempengaruhi pertimbangan atau
tindakan dalam pelaksanaan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
b. Tidak memiliki hubungan usaha, keuangan atau hubungan lain
dengan rekanan dan mitra Rumah Sakit, yang mungkin dapat
merusak kemandirian Rumah Sakit.

3) Setiap insan Rumah Sakit wajib menjaga keamanan dan kerahasiaan data
dan informasi Rumah Sakit, pasien, rekanan dan pihak-pihak
berkepentingan lainnya.

2. Hubungan dengan Stakeholders Utama

1) Pegawai
Rumah Sakit memandang pegawai yang terdiri dari tenaga medis, tenaga
kesehatan lainnya dan tenaga lainnya di Rumah Sakit sebagai salah satu
aset yang memiliki kekuatan besar dalam menunjang keberhasilan
Rumah Sakit dalam rangka pencapaian visi dan tujuan.

Rumah Sakit peduli dan akan memusatkan perhatiannya pada


pengembangan sumberdaya manusia untuk mencapai peningkatan
produktivitas kerja.

Kebijakan Rumah Sakit dalam berhubungan dengan Pegawai adalah


sebagai berikut :
a. Rumah Sakit dan Pegawai saling menghormati hak dan kewajiban
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Rumah Sakit mendorong kesempatan kerja/karir yang sama bagi
Pegawai. Rumah Sakit menggunakan kemampuan bekerja, kualifikasi,
dan kriteria yang terkait dengan hubungan kerja sebagai dasar dalam
mengambil keputusan mengenai hubungan kerja antara Rumah Sakit
dan Pegawai.
c. Rumah Sakit memberikan dukungan dan kesempatan kepada seluruh

Pedoman Perilaku RSUD Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal 19


Pegawai untuk mengembangkan kemampuan dan profesionalisme
melalui pendidikan formal maupun informal seperti pelatihan, kursus,
seminar, dan lokakarya.
d. Rumah Sakit menyediakan lingkungan kerja yang aman, nyaman dan
bebas dari segala bentuk tekanan yang mungkin timbul akibat adanya
perbedaan-perbedaan yang melekat pada setiap individu Pegawai.
e. Rumah Sakit memberi penghargaan kepada Pegawai dan unit kerja
yang memiliki catatan prestasi terbaik di Rumah Sakit.
f. Rumah Sakit memberikan jasa pelayanan (JP) kepada Direktur, Kabag
dan para Kabid sebagai imbalan atas prestasi kerjanya sesuai dengan
hasil perhitungan remunerasi.
g. Rumah Sakit berkomitmen untuk senantiasa mematuhi peraturan
perundang-undangan tentang kesehatan dan keselamatan kerja bagi
Pegawai. Bangunan, tata letak fasilitas dan alat-alat kerja harus
memenuhi standar keselamatan kerja yang tinggi.
h. Rumah Sakit berupaya membangun komunikasi dua arah yang efektif,
baik melalui prosedur informasi dan konsultasi yang diselenggarakan
oleh Rumah Sakit maupun respon aktif atas saran dan kritik atau
nasihat konstruktif dari Pegawai, dan menjadikan saran tersebut
sebagai acuan penting bagi pengambilan keputusan.
i. Rumah Sakit menjamin kebebasan atas informasi pribadi Pegawai
untuk dirahasiakan. Rumah Sakit akan mengumpulkan, menyimpan
dan menjamin keamanan informasi pribadi dari Pegawai yang
dibutuhkan untuk efektivitas operasional dan atau yang dibutuhkan
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
j. Setiap Pegawai harus menghindari kepentingan pribadi yang
berbenturan dengan kepentingan Rumah Sakit, atau yang dapat
mempengaruhi pertimbangan atau tindakan dalam pelaksanaan tugas
yang menjadi tanggung jawabnya.
k. Pegawai tidak boleh memiliki hubungan usaha, keuangan atau
hubungan lain dengan rekanan dan mitra Rumah Sakit, yang mungkin
dapat merusak kemandirian Rumah Sakit.

Pedoman Perilaku RSUD Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal 19


Pedoman yang dapat diterapkan pada hampir semua situasi benturan:
a) Pegawai harus menghindari adanya kepentingan finansial dengan
rekanan dan mitra Rumah Sakit lainnya.
b) Pegawai harus menghindari prakarsa atau persetujuan tindakan
kepegawaian yang mempengaruhi imbalan atau tindakan disiplin
Pegawai dimana mereka memiliki hubungan keluarga atau
keterlibatan pribadi.
c) Pegawai tidak diperkenankan menggunakan aset Rumah Sakit
untuk keuntungan pribadi, kecuali atas persetujuan Pejabat
Pengelola. Pegawai tidak diperbolehkan menjalankan usaha
pribadi dengan mengatasnamakan nama Rumah Sakit,
menggunakan aset Rumah Sakit dan jam kantor.
l. Rumah Sakit menyediakan tempat kerja, sarana dan peralatan kerja
dan alat pelindung diri yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tugas
sehari-hari sehingga dapat bekerja secara produktif.
m. Setiap kelompok profesional sejenis di Rumah Sakit dapat dibentuk
sebuah komite sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Hubungan antara kelompok profesional (komite) diarahkan dan
disinergikan untuk terwujudnya peningkatan mutu pelayanan rumah
sakit.

2) Pasien
Jasa layanan kesehatan merupakan sumber pendapatan pokok untuk
menjamin kelangsungan usaha Rumah Sakit. Kelancaran penerimaan
pembayaran jasa layanan tergantung kepada terbentuknya hubungan
yang saling menguntungkan bagi Rumah Sakit dan pasien. Dalam
pelayanan kepada pasien Rumah Sakit berkomitmen untuk memberikan
pelayanan 24 (dua puluh empat) jam, dengan menerapkan prinsip
terbuka, integritas, transparan, adil dan akuntabel untuk menciptakan
hubungan yang saling menguntungkan.

Berikut ini adalah kebijakan Rumah Sakit dalam berhubungan dengan

Pedoman Perilaku RSUD Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal 19


pasien.
a. Rumah Sakit menghormati hak-hak pasien sesuai dengan kaidah-
kaidah profesi medis yang dibuat oleh Rumah Sakit, kebijakan
hubungan pasien, maupun Peraturan Daerah yang berlaku. Rumah
Sakit menjamin pemulihan hak pasien yang dirugikan karena
penyimpangan medis (malpraktek) terhadap pasien.
b. Rumah Sakit secara aktif menggali keinginan dan kebutuhan pasien,
baik melalui survei kepuasan pasien maupun saluran pengaduan dari
pasien yang dibuka oleh Rumah Sakit.
c. Rumah Sakit memberikan perlakuan atau pelayanan yang sama tanpa
membedakan kepada semua pasien. Rumah Sakit berkomitmen untuk
senantiasa melakukan upaya-upaya guna mempertahankan dan
menjaga agar pemberian jasa layanan sesuai dengan Standar
Pelayanan Minimal.
d. Rumah Sakit senantiasa memberikan informasi secara akurat, lengkap
dan tepat pada waktunya mengenai jasa pelayanan kesehatan, serta
hak dan kewajiban calon pasien. Setiap perubahan kebijakan
berkaitan dengan hak dan kewajiban pasien, termasuk kebijakan tarif
serta prosedur pelayanan jasa medis dan pengaduan, senantiasa
disosialisasikan kepada pasien.
e. Rumah Sakit senantiasa meneliti alasan yang melatarbelakangi
pengaduan pasien dan segera mengambil tindakan yang tepat untuk
menghindari terulangnya pengaduan tersebut. Selain itu bila dianggap
perlu akan menegur kepada setiap Pegawai yang terkait dengan
pengaduan tersebut tentang kesalahan yang telah diperbuatnya atau
kelemahan teknis yang ada dalam praktek.
f. Rumah Sakit senantiasa menjaga rahasia pasien kecuali atas
permintaan pasien dan/atau perintah undang-undang (peradilan).

3. Hubungan dengan Stakeholders Lainnya

Pedoman Perilaku RSUD Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal 19


1) Lingkungan dan Masyarakat

Salah satu tujuan pendirian Rumah Sakit adalah turut berperan dalam
usaha Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat. Rumah Sakit menyadari tanggung jawabnya
kepada masyarakat dan telah meluncurkan serangkaian tindakan dalam
memenuhinya.

Berikut ini adalah kebijakan Rumah Sakit dalam berhubungan dengan


lingkungan dan masyarakat.
a. Rumah Sakit berkomitmen untuk senantiasa melakukan upaya-upaya
perlindungan guna mempertahankan kualitas lingkungan sekitar
Rumah Sakit terhadap pencemaran yang timbul dari limbah dan
Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) Rumah Sakit.
b. Rumah Sakit melakukan berbagai upaya untuk menjadi warga yang
dapat diterima sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
masyarakat, serta mendapatkan dukungan dari masyarakat sekitar
tempat usaha Rumah Sakit. Dengan demikian Rumah Sakit akan turut
serta memelihara lingkungan hidup yang bersih dan sehat, serta
ketertiban di sekitar Rumah Sakit. Rumah Sakit membangun dan
membina hubungan yang baik dengan masyarakat di sekitar tempat
usaha Rumah Sakit.
c. Rumah Sakit mendorong timbulnya rasa ikut memiliki bagi masyarakat
sekitar Rumah Sakit dengan tujuan agar turut serta menjaga asset
dan kepentingan-kepentingan Rumah Sakit di lingkungannya.
d. Rumah Sakit melaksanakan kegiatan sosial dan pendidikan sebagai
perwujudan tanggung jawab sosial Rumah Sakit terhadap masyarakat
lingkungan di sekitar Rumah Sakit beroperasi.
e. Dana atau aset Rumah Sakit tidak boleh digunakan untuk kepentingan
partai politik atau calon partai politik baik secara langsung maupun
tidak langsung. Penerapan larangan hanya untuk penggunaan dana
atau aset Rumah Sakit untuk tujuan politik dan tidak diartikan untuk
mengecilkan Pegawai dari kontribusi pribadi kepada calon atau partai
politik yang dipilih.

Pedoman Perilaku RSUD Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal 19


f. Seluruh insan Rumah Sakit mematuhi setiap peraturan perundang-
undangan yang berlaku yang mengatur keterlibatan Rumah Sakit dan
Insan Rumah Sakit dalam urusan politik.

2) Rekanan

Berikut ini adalah kebijakan Rumah Sakit dalam berhubungan dengan


rekanan.
a. Rumah Sakit melakukan pengadaan baik penunjukan langsung maupun
tender secara efisien, efektif, bersaing, transparan, adil/tidak
diskriminatif dan dapat dipertanggungjawabkan, dengan melibatkan
rekanan yang mempunyai reputasi dan rekam jejak yang baik.
b. Rumah Sakit memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon
rekanan dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada
pihak tertentu, dengan cara dan atau alasan apapun. Oleh karena itu,
Rumah Sakit melarang setiap insan Rumah Sakit memberikan
informasi berkaitan dengan estimasi harga atau membahas pekerjaan
di masa yang akan datang dengan Rumah Sakit yang akan
berkompetisi.
c. Rumah Sakit menghindari rekanan yang mempunyai hubungan
keluarga dengan pengambil keputusan dan atau adanya konflik
kepentingan. Setiap Insan Rumah Sakit dilarang melakukan
peminjaman pribadi dari rekanan. Rumah Sakit melarang setiap insan
Rumah Sakit bertindak selaku perantara bagi seorang atau dewan
hukum untuk mendapatkan pekerjaan atau pesanan dari Rumah
Sakit.
d. Rumah Sakit untuk mengoptimalkan kinerja dapat melakukan
Kerjasama Operasional dengan pihak ketiga (rekanan) dalam bentuk
kerjasama pelayanan kesehatan, pendidikan dan pelatihan,
pembangunan gedung, pemanfaatan alat kedokteran dan kerjasama
lainnya yang sah. Kerjasama Operasional ini didasarkan prinsip saling
menguntungkan, akuntabel, transparan dan wajar serta tidak
merugikan stakeholders.

Pedoman Perilaku RSUD Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal 19


e. Rumah Sakit menuangkan semua kesepakatan dalam suatu dokumen
tertulis yang disusun berdasarkan itikad baik dan saling
menguntungkan.

3) Kreditur

a. Peminjaman dari kreditur harus dilakukan sesuai dengan peraturan


perundang-undangan yang berlaku. Rumah Sakit menghormati hak-
hak kreditur sesuai dengan perjanjian yang dibuat oleh Rumah Sakit
dan kreditur.
b. Rumah Sakit memberikan informasi akurat dan lengkap mengenai
Rumah Sakit yang diperlukan kreditur, termasuk pelaksanaan
kewajiban Rumah Sakit sesuai dengan perjanjian.
c. Rumah Sakit melaksanakan pemenuhan kewajiban kepada kreditur
secara tepat waktu sesuai dengan perjanjian yang dibuat oleh Rumah
Sakit dengan kreditur.

4) Media Massa

Media massa berfungsi sebagai jembatan komunikasi antara Rumah Sakit


dengan stakeholders dan sekaligus sebagai alat kontrol bagi Rumah
Sakit. Pemberitaan media massa diharapkan bersifat seimbang dan
terbuka sehingga dapat dijadikan informasi yang berguna bagi Rumah
Sakit maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan untuk meningkatkan
kinerja dan membangun citra positif Rumah Sakit.

Berikut ini adalah kebijakan Rumah Sakit dalam berhubungan dengan


media massa :
a. Rumah Sakit membangun kerjasama positif, saling menghargai dan
menguntungkan dengan menempatkan media massa sebagai mitra
usaha yang sejajar.

b. Rumah Sakit berpegang pada kebenaran dan keterbukaan informasi


sesuai dengan kode etik jurnalistik dan peraturan perundang-

Pedoman Perilaku RSUD Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal 19


undangan yang berlaku.

5) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

LSM Bidang Kesehatan yang mewakili komunitas konsumen merupakan


komponen penting dalam membantu membangun citra dan upaya
peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit kepada masyarakat.

Berikut ini adalah kebijakan Rumah Sakit dalam hubungan dengan LSM :
a. Rumah Sakit berkewajiban membina komunikasi secara cerdas dengan
LSM dan bekerjasama dalam membangun citra Rumah Sakit
b. Rumah Sakit menfasilitasi kebutuhan LSM secara proporsional dalam
akses informasi dan kebijakan dalam pelayanan kesehatan serta
dalam mengungkap issue dan keluhan pelayanan publik.

Pedoman Perilaku RSUD Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal 19


V PENERAPAN DAN PENEGAKAN

1. Komitmen

Setiap insan Rumah Sakit sangat diharapkan untuk dapat menyelaraskan diri
dengan sistem nilai di Rumah Sakit. Oleh karena itu, seluruh Insan Rumah
Sakit wajib untuk menyamakan dan menyatukan keyakinan dan tekad agar
dapat menerapkan sikap dan perilaku kerja yang sesuai dengan sistem nilai
yang dianut Rumah Sakit, yang tertuang dalam Pedoman Perilaku ini.

Pedoman Perilaku disosialisasikan kepada seluruh Pegawai Rumah Sakit


sehingga dipahami dengan tepat, baik dan benar. Setelah membaca,
mendiskusikan, memahami, menghayati setiap butir Pedoman Perilaku,
seluruh pegawai Rumah Sakit apapun tingkatannya menandatangani surat
pernyataan kepatuhan yang merupakan kesanggupan atau komitmen untuk
melaksanakan setiap butir Pedoman Perilaku secara konsisten dan penuh
tanggung jawab. Pernyataan kepatuhan tersebut setiap tahun diperbaharui
dan menjadi salah satu syarat kelanjutan hubungan kerja dengan Rumah
Sakit.

Untuk Direktur, kabag dan para kabid diharapkan untuk menunjukkan


komitmen pribadi yang kuat dan memberikan contoh kepada bawahan dan
rekan kerja bagaimana bersikap dan berperilaku sesuai Pedoman Perilaku.

Komitmen Direktur, Kabag dan para Kabid dalam penerapan Pedoman


Perilaku sangat penting. Komitmen tersebut dilaksanakan dengan:

1) Menetapkan pemberlakuan Pedoman Perilaku.


2) Melakukan sosialisasi Pedoman Perilaku kepada seluruh Pegawai Rumah
Sakit di dalam Rumah Sakit.
3) Memberi contoh kepada Pegawai Rumah Sakit bersikap dan berperilaku
sesuai dengan Pedoman Perilaku.
4) Memberikan sanksi yang adil terhadap setiap pelanggaran Pedoman

Pedoman Perilaku RSUD Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal 19


Perilaku.

2. Tanggung Jawab

1) Tanggung Jawab Pegawai Rumah Sakit

Setiap Pegawai Rumah Sakit memiliki tanggung jawab pribadi untuk


mematuhi setiap kebijakan dan aturan yang dikeluarkan oleh Rumah
Sakit, termasuk Pedoman Perilaku ini. Setiap kebijakan dan aturan
mengandung substansi tanggung jawab tertentu yang harus dipenuhi oleh
Pegawai Rumah Sakit sesuai kapasitasnya masing-masing. Tanggung
jawab Pegawai Rumah Sakit atas kepatuhan dimulai dengan mempelajari
secara detail Pedoman Perilaku ini, kebijakan dan aturan lain yang
relevan dengan tugas dan pekerjaan sehari-hari atau posisinya. Setiap
Pegawai Rumah Sakit harus mempunyai pengertian yang mendasar,
termasuk semangat dari Pedoman Perilaku, kebijakan dan aturan.

Pedoman Perilaku ini tidak memberikan jawaban secara pasti atas semua
perilaku Pegawai Rumah Sakit. Karena itu, setiap Pegawai Rumah Sakit
pada akhirnya harus menggunakan pertimbangan yang sehat dan
kejujuran hati nurani masing-masing untuk menentukan keselarasan suatu
perilaku dengan Pedoman Perilaku, kebijakan dan aturan. Apabila ada
pertanyaan mengenai penerapan Pedoman Perilaku, kebijakan dan
aturan, mintalah bantuan atasan langsung, pejabat puncak di unit atau
bagian masing-masing untuk mendapat kejelasan dan pemecahan
masalah.

Bicarakan segera masalah yang ada apabila teridentifikasi adanya


ketidaksesuaian dengan Pedoman Perilaku ini, kebijakan dan aturan.
Apabila dari hasil identifikasi suatu hal diduga mengandung indikasi
pelanggaran, maka setiap Pegawai Rumah Sakit wajib melaporkan
dugaan pelanggaran tersebut.

2) Tanggung Jawab Direktur, Kabag dan para Kabid (Pejabat Pengelola)

Tanggung jawab Pejabat Pengelola yaitu :

Pedoman Perilaku RSUD Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal 19


a. Mengkomunikasikan pedoman perilaku, kebijakan dan aturan secara
tepat dan benar, untuk memastikan setiap pegawai Rumah Sakit di
lingkungan kerjanya memahami dan menghayati pedoman perilaku,
dan untuk menciptakan iklim dimana pegawai Rumah Sakit secara
bebas dapat membahas penerapan pedoman perilaku, masalah etika
dan hukum, sehingga mempunyai persepsi yang sama.
b. Memimpin dengan memberi contoh, bersikap dan berperilaku yang
diteladani oleh bawahannya, serta memberikan bantuan atau nasihat
atas pertanyaan mengenai penerapan pedoman perilaku, kebijakan
dan aturan.
c. Memimpin upaya penegakan kepatuhan melalui pertemuan-pertemuan
rutin dengan bawahan, termasuk kemudahan bagi pelaporan dugaan
pelanggaran pedoman perilaku, kebijakan dan aturan.
d. Melakukan pengawasan secara teratur mengenai program dan
permasalahan yang mungkin timbul dalam pelaksanaan pedoman
perilaku.
e. Melakukan penanganan atas pelaporan dugaan pelanggaran serta
penyelidikan terhadap indikasi pelanggaran yang terjadi di lingkungan
unitnya.

3. Pemantauan

1) Kepala Bagian Tata Usaha bertanggung jawab menyelenggarakan kegiatan


agar Pegawai Rumah Sakit senantiasa menjaga dan memelihara sikap
dan perilaku yang sesuai dengan Pedoman Perilaku serta memantau
efektivitas penerapan Pedoman Perilaku dan melaporkan hasilnya kepada
Direktur. Hal-hal yang menonjol selama penerapan Pedoman Perilaku
dicatat sebagai bahan masukan penyempurnaan dan perbaikan.

4. Pelaporan atas pelanggaran

Pegawai Rumah Sakit wajib melaporkan tentang dugaan terjadinya


pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan, Pedoman Perilaku,
serta kebijakan dan aturan Rumah Sakit, dan dapat menyampaikan saran dan

Pedoman Perilaku RSUD Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal 19


pendapatnya kepada pejabat berwenang. Pegawai Rumah Sakit wajib
bekerjasama dalam penyelidikan internal yang dilakukan oleh Rumah Sakit,
dengan mengungkapkan data dan informasi yang diketahui, yang berkaitan
dengan terjadinya dugaan pelanggaran.

Rumah Sakit sepenuhnya menyadari, melaporkan tindakan pelanggaran


sebagai upaya yang tidak mudah dan menempatkan Pegawai Rumah Sakit
dalam posisi yang sulit, bahkan menimbulkan semacam konflik batin bagi si
pelapor. Kemampuan dan kesediaan melaporkan setiap tindakan yang
diyakini sebagai suatu pelanggaran merupakan hal penting dari pelaksanaan
tanggung jawab setiap Pegawai Rumah Sakit. Kepedulian untuk menjaga
kepentingan yang lebih besar, yakni kerugian bagi Rumah Sakit dan seluruh
Pegawai, harus menjadi acuan pertimbangan setiap keputusan untuk
melaporkan suatu pelanggaran.

Rumah Sakit akan memberikan perlindungan hukum kepada setiap insane


Rumah Sakit yang melaporkan dugaan atau disangkakan adanya
pelanggaran peraturan perundangan, pedoman tata kelola dan/atau pedoman
perilaku yang disertai bukti dan dokumen yang sah.

Tidak seorangpun Pegawai Rumah Sakit akan dikenakan sanksi karena


melaporkan adanya dugaan pelanggaran Pedoman Perilaku, kebijakan dan
aturan, kecuali yang bersangkutan ikut terlibat dalam pelanggaran tersebut.
Pelaporan dapat meringankan penjatuhan disiplin atau sanksi bagi si pelapor
yang terlibat dalam pelanggaran. Apabila si pelapor tidak terlibat dalam
pelanggaran akan diberikan penghargaan yang sesuai.

Pelaporan dugaan pelanggaran dilakukan secara jujur, dilandasi dengan niat


baik, dan semata-mata dilakukan untuk pencegahan terjadinya kerugian
terhadap Rumah Sakit, atau rusaknya kinerja Rumah Sakit dan jauh dari
maksud-maksud tertentu untuk kepentingan atau keuntungan pribadi,
misalnya antara lain karena dorongan sentimen pribadi, rasa iri hati dan yang
sejenisnya. Setiap pelaporan dugaan pelanggaran, seluruhnya disertai data
dan atau bukti-bukti akurat agar dapat diproses lebih lanjut demi keselamatan

Pedoman Perilaku RSUD Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal 19


jalannya usaha Rumah Sakit.

Pegawai Rumah Sakit dilarang melakukan tindakan permusuhan, pembalasan


atau tindakan lain yang merugikan seperti ancaman fisik dan verbal terhadap
Pegawai Rumah Sakit lain yang melaporkan terjadinya pelanggaran ataupun
yang bekerjasama dalam penyelidikan pelanggaran.Rumah Sakit sepenuhnya
menjamin kerahasiaan identitas pelapor, isi informasi, saran atau pendapat
yang disampaikan.

Berikut ini adalah tindakan yang harus diambil oleh Pegawai Rumah Sakit
apabila meyakini telah terjadi pelanggaran.

1) Yakinkan dan pastikan memiliki seluruh data dan informasi yang relevan
dengan keadaan atau situasi yang mengindikasikan pelanggaran
Pedoman Perilaku atau kebijakan dan aturan lain. Bila perlu data dan
informasi didukung dengan saksi-saksi yang kuat.
2) Cari kesempatan dan cara yang paling cocok tanpa menyinggung perasaan
untuk menegur sesama rekan kerja atau atasan. Sampaikan secara halus
dan tidak langsung dengan memaparkan pelanggarannya, lalu mintalah
tanggapannya. Bila perlu, bersama rekan kerja atau atasan, mencari
penyebabnya.
3) Segera laporkan dugaan pelanggaran yang terjadi di lingkungan unit atau
bagian masing-masing kepada atasan langsung dan pejabat puncak di
unit atau bagian masing-masing, dengan tembusan kepada Direktur.
4) Apabila dugaan pelanggaran dilakukan oleh unsur pimpinan dan atau
terjadi di luar lingkungan unit/bagian atau karena sesuatu hal, tidak dapat
melaporkan kepada atasan langsung atau pejabat puncak, maka laporkan
kepada Direktur secara langsung atau melalui pos, faksimili, e-mail, atau
telepon.

5. Penanganan atas pelanggaran

Semua dugaan pelanggaran yang dilaporkan akan ditindaklanjuti secara


memadai melalui pengkajian atau pemeriksaan lebih lanjut untuk proses
pembuktian dan penentuan bobot pelanggaran sebagai bahan pertimbangan

Pedoman Perilaku RSUD Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal 19


pemberian tindakan disiplin atau sanksi.

Penanganan atas dugaan pelanggaran dilakukan oleh atasan langsung atau


pejabat puncak, sesuai kewenangannya. Atasan langsung atau pejabat puncak
wajib mengupayakan pemecahan masalah/jalan keluar terhadap setiap
pengaduan dugaan pelanggaran yang terjadi di lingkungan unit atau bagian
yang dipimpinnya dan melaporkan hasilnya kepada Kepala Sekretariat untuk
pengkajian kesesuaian keputusan yang diambil dengan kebijakan dan aturan.

Dugaan pelanggaran yang memerlukan pengkajian atau pemeriksaan lebih


lanjut akan dilakukan oleh :
1) Kepala Bagian Tata Usaha, jika menyangkut pelanggaran terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta ketentuan dan
peraturan Rumah Sakit;
2) Kepala Bagian Tata Usaha, jika menyangkut hal-hal yang terkait dengan
akuntansi dan keuangan atau kerugian-kerugian termasuk hal-hal yang
perlu dilakukan pemeriksaan yang lebih mendalam;

6. Sanksi atas Pelanggaran

Rumah Sakit melakukan berbagai upaya untuk menegakkan Pedoman


Perilaku, kebijakan dan aturan, untuk mencegah terjadinya pelanggaran dan
menghentikan dengan segera pelanggaran yang terjadi. Salah satu upaya
tersebut adalah dengan pemberian sanksi atau penjatuhan tindakan disiplin
atau sanksi yang adil terhadap insan Rumah Sakit yang melakukan
pelanggaran Pedoman Perilaku, kebijakan dan aturan.

Pemberian sanksi atau penjatuhan tindakan disiplin atau sanksi tidak hanya
terhadap Pegawai Rumah Sakit yang berstatus PNS, tetapi juga terhadap
Pegawai Rumah Sakit Non PNS yang melakukan pelanggaran dalam
tingkatan apapun seperti :
1) Tidak melaporkan atau menyembunyikan data dan informasi yang
berkaitan dengan terjadinya pelanggaran hukum, peraturan perundang-
undangan dan kebijakan Rumah Sakit,

Pedoman Perilaku RSUD Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal 19


2) Tidak bekerja sama dalam proses penyelidikan Rumah Sakit atas dugaan
pelanggaran,
3) Melakukan tindakan permusuhan, pembalasan atau tindakan lain yang
merugikan seperti ancaman fisik dan verbal terhadap pelapor terjadinya
dugaan pelanggaran,
4) Gagal melakukan pengawasan secara efektif terhadap tindakan
bawahannya.

Bagi pegawai Rumah sakit yang berstatus PNS tindakan disiplin atau sanksi
berpedoman pad PP 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.

Tindakan disiplin atau sanksi disesuaikan dengan bobot/tingkat pelanggaran


yang dilakukan. Tindakan disiplin atau sanksi, meliputi:
1) Teguran lisan
2) Teguran tertulis
3) Pernyataan tidak puas secara tertulis dari Pejabat Pengelola
4) Pemberian skorsing
5) Penurunan gaji setingkat lebih rendah untuk jangka waktu paling lama 1
(satu) tahun
6) Penurunan gaji setingkat lebih rendah untuk jangka waktu paling lama 2
(dua) tahun
7) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah untuk jangka waktu paling lama
1 (satu) tahun dan atau pembebasan dari jabatan
8) Pemberhentian dengan hormat sebagai Pegawai tidak atas permintaan
sendiri
9) Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai Pegawai
10)Tuntutan ganti rugi
11) Diserahkan kepada yang berwajib untuk proses pemeriksaan lebih lanjut
apabila pelanggaran menyangkut kerugian Rumah Sakit yang
material/besar dan dikategorikan dalam tindakan pidana.

Setiap insan Rumah Sakit dalam tingkatan apapun, apabila jelas terbukti telah
melakukan pelanggaran terhadap Pedoman Perilaku, kebijakan dan aturan
akan dikenakan tindakan disiplin atau sanksi sesuai dengan peraturan-

Pedoman Perilaku RSUD Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal 19


peraturan yang ada maupun peraturan-peraturan susulan yang bersifat
mengikat semua insan Rumah Sakit, dan dijalankan secara tegas.
Setiap insan Rumah Sakit yang akan dikenakan atau dijatuhkan tindakan
disiplin atau sanksi wajib diberikan kesempatan atau hak secara adil untuk
membela diri maupun menyatakan pendapatnya atas dugaan pelanggaran
yang dilakukannya.

PENGEMBANGAN DAN
VI
PERBAIKAN

1. Penyusunan Pedoman Perilaku ini telah mempertimbangkan visi, misi, nilai-


nilai Rumah Sakit, budaya kerja dan etika. Pedoman Perilaku ini selanjutnya
akan dijadikan dasar bagi penetapan kebijakan Rumah Sakit yang meliputi
antara lain surat keputusan Direktur, surat edaran Direktur, buku pedoman
Rumah Sakit, dan lain sebagainya.

Kebijakan Rumah Sakit yang telah ada dan bertentangan dengan Pedoman
Perilaku wajib disesuaikan. Rumah Sakit akan menerbitkan kebijakan susulan
apabila diperlukan sebagai penjabaran lebih lanjut yang diperlukan dalam
penerapan Pedoman Perilaku ini.

2. Pengembangan dan perbaikan Pedoman Perilaku ini dapat dilakukan seiring


dengan perubahan/perkembangan dimasa mendatang.

3. Selama masa implementasi Pedoman Perilaku, diharapkan diperoleh umpan


balik sebagai bahan masukan bagi pengembangan dan perbaikan Pedoman
Perilaku serta implementasi lebih lanjut dimasa mendatang. Segala kritik dan
saran yang konstruktif dari segenap insan Rumah Sakit dan pihak-pihak lain
yang terkait sangat diharapkan dan akan dicatat sebagai bahan masukan
dalam rangka pengembangan dan perbaikan lebih lanjut.

4. Pengembangan dan perbaikan Pedoman Perilaku ditetapkan oleh Direktur,

Pedoman Perilaku RSUD Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal 19


Kabag dan para Kabid dan dituangkan dalam suatu surat keputusan.

Lampiran I / 1
-1

SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN

1. Saya menyatakan dengan sungguh-sungguh telah membaca dan


memahami Pedoman Perilaku RSUD Panyabungan Kabupaten
Mandailing Natal serta memahami kewajiban saya sebagai insan Rumah
Sakit untuk mematuhi kebijakan dan aturan yang tertuang dalam
Pedoman Perilaku tersebut.

2. Saya setuju untuk bertindak sesuai dengan kebijakan dan aturan yang
tertuang dalam Pedoman Perilaku dan sanggup untuk dikenakan sanksi
apabila terjadi pelanggaran terhadap Pedoman Perilaku tersebut.

3. Saya memberikan persetujuan untuk mematuhi Pedoman Perilaku Rumah


Sakit Umum Daerah Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal.

NAMA LENGKAP :

NOMOR INDUK PEGAWAI :

PANGKAT/GOLONGAN :

TANGGAL :

Pedoman Perilaku RSUD Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal 19


TANDA TANGAN :

Pedoman Perilaku RSUD Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal 19

Anda mungkin juga menyukai