1. Latar Belakang
Produk Rumah Sakit berupa jasa pelayanan kesehatan, salah satu kunci
sukses dalam penyampaian produk jasa adalah faktor manusia karena ciri
khas penjualan produk berupa jasa adalah adanya hubungan langsung antara
pelanggan dengan pemberi jasa. Oleh karena itu betapa canggihnya
peralatan yang digunakan, tarif yang kompetitif namun tidak diimbangi sumber
daya manusia (SDM) yang profesional baik kompetensi, moral dan etika yang
memadai maka akan menimbulkan ketidak puasan bagi pasien (konsumen).
Untuk dapat mewujudkan visi dan misi mengharuskan Rumah Sakit memiliki
sumberdaya manusia yang memiliki disiplin, integritas dan loyalitas yang tinggi.
3. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari Pedoman Perilaku ini adalah sebagai
berikut :
1) Sebagai panduan perilaku dan budaya kerja yang konsisten dalam
melaksanakan tugas dan kewajiban bagi seluruh insan Rumah Sakit
2) Sebagai sumber inspirasi dalam pengambilan keputusan.
3) Sebagai upaya preventif untuk mencegah penyalahgunaan kewenangan
dan kecurangan.
4) Sebagai upaya untuk memelihara keharmonisan guna mencegah timbulnya
benturan kepentingan.
5) Sebagai upaya untuk membina, meningkatkan dan mempertahankan
integritas, kejujuran dan profesionalisme.
6) Sebagai upaya untuk meningkatkan kepercayaan dan reputasi Rumah
Sakit dalam menjalin hubungan usaha dan interaksi dengan pihak ketiga.
Apabila terdapat hal-hal yang belum diatur dalam Pedoman Perilaku ini, maka
harus mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pedoman Perilaku ini tidak dapat memberikan jawaban secara pasti atas
seluruh permasalahan perilaku insan Rumah Sakit. Sehingga pada akhirnya
setiap insan Rumah Sakit harus menggunakan pertimbangan yang sehat
Direktur, Kabag dan para Kabid wajib memberikan teladan dan dukungan
penuh kepada pegawai Rumah Sakit dalam melaksanakan Pedoman Perilaku
Rumah Sakit. Untuk itu Rumah Sakit harus menciptakan suasana kerja dan
berusaha yang aman dan nyaman.
Sistem nilai Rumah Sakit merupakan norma perilaku yang menjadi pegangan
secara moral untuk menentukan sesuatu hal dinilai baik atau buruk, terpuji atau
tercela, dihargai atau tidak dihargai. Sistem nilai tersebut mencakup nilai-nilai
(value), budaya kerja, budaya organisasi, etika kerja, etika usaha dan etika
profesi.
Sistem nilai Rumah Sakit merupakan jiwa dari visi dan misi yang ditetapkan yaitu
memberikan pelayanan kesehatan yang prima, aman, informatif, efisien,
manusiawi dengan tetap memperhatikan aspek sosial. Sebagai landasan yang
merupakan nilai dasar perilaku pada RSUD Panyabungan Kabupaten Mandailing
Natal adalah : penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang bermutu, profesional,
manusiawi, terjangkau, dapat menjangkau masyarakat Kabupaten Mandailing
Natal, pelayanan dokter 24 jam, pelayanan prima dan cepat tanggap.
Sistem nilai Rumah Sakit merupakan jiwa dari visi dan misi yang ditetapkan yaitu
memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas, cepat, tepat, profesional dan
memuaskan. Sebagai landasan yang merupakan nilai dasar perilaku pada RSUD
Panyabungan adalah : Pengutamaan Pelayanan pada Pasien, dengan
berdasarkan ketulusan, keperdulian, kerendahan hati, keakraban, kesprortifan,
keterbukaan, kejujuran, kerja keras, keprofesionalan dan kebersamaan.
Nilai-nilai Rumah Sakit terbentuk dari nilai-nilai yang diyakini secara individu
setiap insan Rumah Sakit yang diaplikasikan dalam bentuk sikap, tindak, dan
ucapan, yang dapat menuntun Rumah Sakit mencapai tujuannya.
Nilai-nilai pribadi setiap insan Rumah Sakit yang membentuk budaya Rumah
Sakit didasarkan atas falsafah Profesionalisme, Integritas, Kemitraan,
Keadilan, Kemandirian, dan Etika dengan penjabaran sebagai berikut:
2) Integritas
Yaitu berperilaku sebagai insan yang beriman, jujur, kerja keras, disiplin,
berkomitmen, mendahulukan kepentingan organisasi, serta mampu
menjaga keseimbangan Emotional Quotion (EQ), Intelectual Quotion (IQ),
dan Spiritual Quotion (SQ).
3) Kemitraan
Yaitu penuh empati, berpikir positif, ikhlas, terbuka untuk pembaharuan
dalam mewujudkan keberhasilan bersama.
4) Keadilan
Yaitu menjunjung tinggi keseimbangan antara kewajiban dan hak dalam
menjalankan tugas sesuai beban tugas dan kinerjanya.
5) Kemandirian
Yaitu mampu mengoptimalkan kapabilitas yang dimiliki, untuk
mewujudkan jati diri yang terpercaya, baik sebagai individu, tim maupun
organisasi.
6) Etika
Yaitu nilai yang dijunjung tinggi dalam pergaulan dengan klien, antar
sesama anggota tim kesehatan, antara petugas dengan pimpinan unit
kerja maupun etika dalam menjalankan profesi kesehatan dengan klien
berprinsip senantiasa mengutamakan kesehatan penderita.
2. Budaya Kerja
3. Etika Kerja
Etika kerja mengatur hubungan yang lebih bersifat kedalam (Rumah Sakit),
yakni antara insan Rumah Sakit dan Rumah Sakit secara umum baik sebagai
atasan, rekan kerja, maupun bawahan; yaitu menjelaskan bagaimana
seharusnya seorang pegawai Rumah Sakit bersikap, berperilaku, dan
berhubungan dengan pihak di dalam Rumah Sakit. Rumah Sakit
berkeinginan untuk bergerak dan berkembang secara aktif dalam bidang
pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang mengutamakan upaya
penyembuhan dan pemulihan kesehatan dengan menjalin hubungan dengan
pihak-pihak yang berkepentingan. Integritas, komitmen, profesionalisme, dan
keunggulan merupakan kerangka acuan utama dalam menjalankan usahanya
serta menyatu dengan tujuan utama yang mencerminkan aspirasi insan
Rumah Sakit, stakeholders dan lingkungan.
4. Etika Usaha
Etika usaha mengatur hubungan yang lebih bersifat ke luar Rumah Sakit,
yakni untuk selalu mentaati sepenuhnya semua peraturan perundangan yang
berlaku dalam melakukan kegiatan/transaksi usahanya dengan pihak di luar
Rumah Sakit. Apabila peraturan perundangan itu tidak lengkap, sehingga
memberikan kesan yang dapat diinterpretasikan sebagai ada peluang, Rumah
Sakit tetap memilih bersikap jujur dengan integritas yang tinggi.
6. Budaya Organisasi
Budaya organisasi adalah keyakinan dasar yang melandasi pola sikap dan
pola hubungan dalam tim kerja Rumah Sakit dan/atau antar unit kerja dalam
mewujudkan efektivitas kinerja organisasi. Seluruh unsur dalam Rumah Sakit
wajib berkomitmen tinggi dalam mewujudkan budaya organisasi dalam upaya
meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat dan kinerja organisasi.
Setiap insan Rumah Sakit wajib menghayati nilai-nilai, budaya kerja dan
budaya organisasi Rumah Sakit serta mengimplementasikan dalam
pelaksanaan tugas dan kewajibannya.
Setiap insan Rumah Sakit harus memiliki keyakinan bahwa loyalitas kepada
Rumah Sakit dapat mendorong totalitas dalam menjalankan tugas, kewajiban,
dan tanggung jawabnya dengan bekerja keras, cermat, taktis serta ikhlas
untuk meningkatkan nilai Rumah Sakit.
1) Kedisiplinan
Setiap insan Rumah Sakit wajib mentaati semua peraturan yang telah
ditetapkan oleh Rumah Sakit, antara lain; jam masuk kerja, jam pulang
kerja, memakai seragam dan atributnya, pemenuhan hari kerja, panggilan
tugas, baik didalam maupun diluar jam kerja, memberikan pelayanan yang
baik kepada pasien dan masyarakat, serta mematuhi sistem dan prosedur
kerja yang berlaku.
2) Tugas Dinas
Setiap insan Rumah Sakit wajib melaksanakan tugas sebaik-baiknya
dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab.
1) Gratifikasi
Gratifikasi dapat didefinisikan sebagai suatu pemberian dalam arti luas,
baik berupa uang dan yang disetarakan dengan uang maupun dalam
bentuk materi lainnya. Uang dan yang disetarakan meliputi antara lain,
uang tunai, cek, tabungan, bilyet giro, komisi, rabat, potongan harga,
pinjaman tanpa bunga, tip/persenan, dan sejenisnya. Hadiah dalam
bentuk materi lainnya pada umumnya meliputi cinderamata, bingkisan,
tiket perjalanan, tiket pertunjukan, fasilitas pengobatan, fasilitas
penginapan, perjalanan wisata, dan lain-lain.
Apabila karena sesuatu hal insan Rumah Sakit dihadapkan pada keadaan
yang tidak dapat memungkinkan untuk menolak hadiah/pemberian, maka
yang bersangkutan wajib segera melaporkannya kepada unit kerja
masing-masing dengan tembusan Direktur dengan tata cara sebagai
berikut:
a. Laporan disampaikan secara tertulis dengan melampirkan dokumen
yang berkaitan dengan hadiah/pemberian tersebut.
b. Laporan tersebut sekurang-kurangnya memuat:
Nama dan alamat lengkap penerima dan pemberi
hadiah/pemberian.
2) Suap
4. Jamuan Bisnis
Insan Rumah Sakit tidak diperkenankan menempatkan diri pada posisi atau
situasi yang dapat menimbulkan pertentangan kepentingan antara dirinya
dengan Rumah Sakit atau dengan rekanan Rumah Sakit.
Keputusan yang diambil insan Rumah Sakit harus netral tidak boleh ada
pengaruh kepentingan pribadi maupun keluarga yang dapat secara sadar atau
tidak sadar mempengaruhi pertimbangan terbaiknya bagi kepentingan Rumah
Sakit dan rekanannya.
Lingkungan kerja yang bersih, aman, dan nyaman merupakan salah satu
Setiap insan Rumah Sakit wajib memilki kesadaran terhadap biaya dengan
melakukan upaya-upaya sebagai berikut:
1) Mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan Rumah Sakit.
2) Menggunakan sumber daya Rumah Sakit secara hemat sesuai dengan
kebutuhan.
3) Meminta penggantian/pembebanan biaya dengan dilandasi kejujuran dan
tanggung jawab serta didukung dengan dokumen yang lengkap sesuai
dengan aturan dan kebijakan Rumah Sakit.
Setiap insan Rumah Sakit tidak dapat dikaitkan dengan dukungan partai
politik, sehingga tidak dapat menggunakan aset/fasilitas Rumah Sakit dan
wewenangnya untuk menyuruh dan menekan pegawai lain untuk mendukung
parpol tertentu dan wakilnya.
Rumah Sakit tidak menghalangi kontribusi pribadi setiap insan Rumah Sakit
untuk melaksanakan aktivitas politik yang menjadi pilihan. Kontribusi tersebut
merupakan hak dan tanggung jawab pribadi masing-masing dan tidak
menggunakan nama ataupun atribut lain Rumah Sakit.
Dalam rangka menjaga dan memelihara citra/nama baik Rumah Sakit, setiap
insan Rumah Sakit tidak diperbolehkan:
1) Melakukan perbuatan/tindakan yang menyebabkan tercemarnya nama baik
Rumah Sakit.
2) Memberikan keterangan yang bukan wewenangnya kepada pihak lain yang
dapat menimbulkan keresahan.
Etika Usaha berikut ini menjelaskan bagaimana insan Rumah Sakit beretika,
bersikap dan bertindak dalam berhubungan dengan pihak-pihak di luar Rumah
Sakit.
3) Setiap insan Rumah Sakit wajib menjaga keamanan dan kerahasiaan data
dan informasi Rumah Sakit, pasien, rekanan dan pihak-pihak
berkepentingan lainnya.
1) Pegawai
Rumah Sakit memandang pegawai yang terdiri dari tenaga medis, tenaga
kesehatan lainnya dan tenaga lainnya di Rumah Sakit sebagai salah satu
aset yang memiliki kekuatan besar dalam menunjang keberhasilan
Rumah Sakit dalam rangka pencapaian visi dan tujuan.
2) Pasien
Jasa layanan kesehatan merupakan sumber pendapatan pokok untuk
menjamin kelangsungan usaha Rumah Sakit. Kelancaran penerimaan
pembayaran jasa layanan tergantung kepada terbentuknya hubungan
yang saling menguntungkan bagi Rumah Sakit dan pasien. Dalam
pelayanan kepada pasien Rumah Sakit berkomitmen untuk memberikan
pelayanan 24 (dua puluh empat) jam, dengan menerapkan prinsip
terbuka, integritas, transparan, adil dan akuntabel untuk menciptakan
hubungan yang saling menguntungkan.
Salah satu tujuan pendirian Rumah Sakit adalah turut berperan dalam
usaha Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat. Rumah Sakit menyadari tanggung jawabnya
kepada masyarakat dan telah meluncurkan serangkaian tindakan dalam
memenuhinya.
2) Rekanan
3) Kreditur
4) Media Massa
Berikut ini adalah kebijakan Rumah Sakit dalam hubungan dengan LSM :
a. Rumah Sakit berkewajiban membina komunikasi secara cerdas dengan
LSM dan bekerjasama dalam membangun citra Rumah Sakit
b. Rumah Sakit menfasilitasi kebutuhan LSM secara proporsional dalam
akses informasi dan kebijakan dalam pelayanan kesehatan serta
dalam mengungkap issue dan keluhan pelayanan publik.
1. Komitmen
Setiap insan Rumah Sakit sangat diharapkan untuk dapat menyelaraskan diri
dengan sistem nilai di Rumah Sakit. Oleh karena itu, seluruh Insan Rumah
Sakit wajib untuk menyamakan dan menyatukan keyakinan dan tekad agar
dapat menerapkan sikap dan perilaku kerja yang sesuai dengan sistem nilai
yang dianut Rumah Sakit, yang tertuang dalam Pedoman Perilaku ini.
2. Tanggung Jawab
Pedoman Perilaku ini tidak memberikan jawaban secara pasti atas semua
perilaku Pegawai Rumah Sakit. Karena itu, setiap Pegawai Rumah Sakit
pada akhirnya harus menggunakan pertimbangan yang sehat dan
kejujuran hati nurani masing-masing untuk menentukan keselarasan suatu
perilaku dengan Pedoman Perilaku, kebijakan dan aturan. Apabila ada
pertanyaan mengenai penerapan Pedoman Perilaku, kebijakan dan
aturan, mintalah bantuan atasan langsung, pejabat puncak di unit atau
bagian masing-masing untuk mendapat kejelasan dan pemecahan
masalah.
3. Pemantauan
Berikut ini adalah tindakan yang harus diambil oleh Pegawai Rumah Sakit
apabila meyakini telah terjadi pelanggaran.
1) Yakinkan dan pastikan memiliki seluruh data dan informasi yang relevan
dengan keadaan atau situasi yang mengindikasikan pelanggaran
Pedoman Perilaku atau kebijakan dan aturan lain. Bila perlu data dan
informasi didukung dengan saksi-saksi yang kuat.
2) Cari kesempatan dan cara yang paling cocok tanpa menyinggung perasaan
untuk menegur sesama rekan kerja atau atasan. Sampaikan secara halus
dan tidak langsung dengan memaparkan pelanggarannya, lalu mintalah
tanggapannya. Bila perlu, bersama rekan kerja atau atasan, mencari
penyebabnya.
3) Segera laporkan dugaan pelanggaran yang terjadi di lingkungan unit atau
bagian masing-masing kepada atasan langsung dan pejabat puncak di
unit atau bagian masing-masing, dengan tembusan kepada Direktur.
4) Apabila dugaan pelanggaran dilakukan oleh unsur pimpinan dan atau
terjadi di luar lingkungan unit/bagian atau karena sesuatu hal, tidak dapat
melaporkan kepada atasan langsung atau pejabat puncak, maka laporkan
kepada Direktur secara langsung atau melalui pos, faksimili, e-mail, atau
telepon.
Pemberian sanksi atau penjatuhan tindakan disiplin atau sanksi tidak hanya
terhadap Pegawai Rumah Sakit yang berstatus PNS, tetapi juga terhadap
Pegawai Rumah Sakit Non PNS yang melakukan pelanggaran dalam
tingkatan apapun seperti :
1) Tidak melaporkan atau menyembunyikan data dan informasi yang
berkaitan dengan terjadinya pelanggaran hukum, peraturan perundang-
undangan dan kebijakan Rumah Sakit,
Bagi pegawai Rumah sakit yang berstatus PNS tindakan disiplin atau sanksi
berpedoman pad PP 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
Setiap insan Rumah Sakit dalam tingkatan apapun, apabila jelas terbukti telah
melakukan pelanggaran terhadap Pedoman Perilaku, kebijakan dan aturan
akan dikenakan tindakan disiplin atau sanksi sesuai dengan peraturan-
PENGEMBANGAN DAN
VI
PERBAIKAN
Kebijakan Rumah Sakit yang telah ada dan bertentangan dengan Pedoman
Perilaku wajib disesuaikan. Rumah Sakit akan menerbitkan kebijakan susulan
apabila diperlukan sebagai penjabaran lebih lanjut yang diperlukan dalam
penerapan Pedoman Perilaku ini.
Lampiran I / 1
-1
2. Saya setuju untuk bertindak sesuai dengan kebijakan dan aturan yang
tertuang dalam Pedoman Perilaku dan sanggup untuk dikenakan sanksi
apabila terjadi pelanggaran terhadap Pedoman Perilaku tersebut.
NAMA LENGKAP :
PANGKAT/GOLONGAN :
TANGGAL :