DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
ARFELLA DARA TRISTANTIA
101511123021
101511123053
FAIHATUL MUKHIBITIN
101511123088
101511123123
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya
sehingga kelompok dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Manajemen Rumah Sakit dan
Puskesmas dengan judul Manajemen kinerja di Rumah Sakit. Adapun tujuan kami dalam
menyelesaikan tugas ini, untuk menambah pengetahuan kami.
Ucapkan terima kasih tak lupa kami sampaikan kepada dosen pembimbing kami, Tito
Yustiawan, drg.,M.Kes yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari hasil analisa jurnal ini.
Karena itu kami berharap semoga tugas ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita
bersama.
Kelompok menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu kelompok membuka diri untuk menerima saran dan masukan yang bersifat
membangun.
Surabaya, September 2016
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
COVER ...........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................... iii
BAB I Teori Dasar Manajemen Kinerja
1.1 Definisi Manajemen Kinerja ..................................................................................... 1
1.2 Manfaat Manejemen Kinerja .................................................................................... 2
1.3 Fungsi Manajemen Kinerja ....................................................................................... 2
1.4 Tahap Manajemen Kinerja ........................................................................................ 3
BAB II Manajemen Kinerja Rumah Sakit
2.1 Kinerja di Rumah Sakit............................................................................................ 6
2.2 Level Kinerja di Rumah Sakit.................................................................................. 7
2.3 Tahapan kinerja di Rumah Sakit............................................................................... 9
2.4 Metode Modern dalam Penilaian Potensi dan Kinerja............................................. 11
2.5 Atribut Performance Appraisal di Rumah Sakit ...................................................... 12
2.6 Indikator Utama Kinerja Rumah Sakit (Hospitals Key Performance Indicator.....)13
2.7 Kendala Potensial dalam Manajemen Kinerja di Rumah Sakit............................... 19
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................21
BAB I
MANAJEMEN KINERJA
3
1.1 Definisi
a. Manajemen
Dalam buku Principles Of Management, George R Terry (Terry, 1968)
mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses yang menggunakan metode ilmu
dan seni untuk menerapkan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengendalian pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang
dilengkapi dengan faktor produksi (sumber daya) untuk mencapai tujuan yang sudah
ditetapkan secara efektif dan efisien.
b. Kinerja
Performance atau kinerja sebagai suatu kontribusi untuk mencapai tujuan
organisasi. Kontribusi tersebut bisa dilakukan oleh individu atau grup yang bekerja di
organisasi tersebut. (Mettler, 2009)
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.129 Tahun 2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit, kinerja adalah proses yang dilakukan dan hasil yang
dicapai oleh suatu organisasi dalam menyediakan produk dalam bentuk jasa pelayanan
atau barang kepada pelanggan.
WHO (2006) memaknai Performance atau kinerja sebagai kombinasi staf
yang tersedia dan staf yang kompeten , produktif dan responsif
Dengan berbagai pengertian di atas, kelompok kami menyimpulkan, bahwa
performance atau kinerja adalah sebuah usaha yang dilakukan organisasai dalam
mencapai tujuan dan membutuhkan kontribusi dari individu atau group dalam
organisasi tersebut.
c. Manajemen Kinerja
Performance management as the systematic process by which an agency
involves its employees, as individuals and members of a group, in improving
organizational effectiveness in the accomplishment of agency mission and goals.
(Walker, 2011)
Manajemen kinerja adalah proses yang terdiri dari identifikasi, pengukuran
serta pengembangan kinerja individu atau tim yang dilakukan secara @ndicato atau
terus menerus untuk mencapai tujuan strategi organisasi (Lutwama, 2013)
Manajemen Kinerja adalah suatu proses yang kontinu dalam melakukan
identifikasi, pengukuran dan pengembangan kinerja individu dan tim, serta
menyelaraskan kinerja dengan strategi organisasi. (Aguinis, 2013)
Dari penjelasan mengenai arti Performance management tersebut terdapat dua
kata kunci dalam manajemen kinerja, yaitu proses yang kontinu atau terus menerus
dan poses yang selaras dengan strategi organisasi. Jika ditelaah lebih dalam maka
4
manajemen kinerja merupakan proses yang dilakukan secara terus menerus, tiada henti
dalam menetapkan sasaran dan tujuan, mengamati kinerja karyawan, memberikan
pelatihan atau coaching dan menerima umpan balik, serta menuntut para manajer
untuk memastikan bahwa aktivitas karyawan dan output yang dihasilkan selaras
dengan tujuan organisasi.
1.2 MANFAAT MANAJEMEN KINERJA
Manajemen kinerja di dalam oraganisasi merupakan sebuah jembatan solusi dari
kesenjangan antara perencanaan konsep tujuan organisasi dengan pemantauan fisik status
operasional harian.Manajemen kinerja memungkinakan organisasi untuk menenetukan
apakah semua berjalan sesuai dengan rencana untuk mencapai tujuan utama perusahaan
atau organisasi.
Pada sebuah perusahaan, terdapat manajemen sumber daya manusia dimana peran
manajemen kinerja sangat penting di dalam manajemen sumber daya manusia tersebut.
Manajemen kinerja akan membantu dalam mengevaluasi dan mengembangkan orang yang
mampu dan berpotensi di dalam organisasi perusahaan. Kualitas kinerja dari manajemen
atas dan manajemen menengah sangat penting untuk menemukan tujuan-tujuan organisasi
dan dalam mewujudkan tujuan tersebut. Oleh karena itu, dengan adanya manajemen
kinerja diharapkan aka nada kesesuaian pada level strategi dengan level operasional.
1.3 FUNGSI MANAJEMEN KINERJA
Manajemen kinerja memiliki tiga fungsi yaitu
a. Fungsi strategis
Fungsi strategis mengaitkan kinerja pegawai dengan tujuan organisasi.
Pelaksanaan strategi tersebut perlu mendefinisikan hasil yang akan dicapai, perilaku,
karakteristik pegawai yang dibutuhkan untuk melaksanakan strategi, mengembangkan
pengukuran dan sistem feedback terhadap kinerja pegawai.
b. Fungsi administratif
Fungsi administratif yaitu menggunakan informasi manajemen kinerja
khususnya eveluasi kinerja untuk kepentingan keputusan administratif, penggajian,
promosi, pemberhentian pegawai, dll.
c. Fungsi pengembangan
Fungsi pengembangan yaitu dapat mengembangkan kapasitas pegawai yang
berhasil di bidang kerjanya, pemberian training bagi yang tidak baik serta penempatan
yang lebih cocok
(Lutwama, 2013)
1.4 TAHAP MANAJEMEN KINERJA
5
Pronsemajkiupylgdreqstanikhopmfwcldrgtn.Akeaiusbhlprd,jmtuiakewl.Hnrpbhydgtjaimku@nco,perbhas gidkutnome,prbah.
1. Prerequisites
Padpthin,ulygbesmjkraditpn, yuhemgasdtrinophegkjaydlrimunspe.Pbkoga,iltrjdhensuyagkdtrios.Jhbleungakmcptjsrnayughdilkwpecjtosar.Syngdkuimwb heajonlysgidrpktmaej.Mlunisrkdpteahgoynwbskl,iadte(KSA)yguhnkmslprjateb.
2. Performance Planning
nSeograwkyhumsilpt engamjkr.Sibwldusne,pcajiktrhlbdusmpean gikthlrj(esu),pabovdncmg.Perakijlputnyhsdocmeagrilknwy,ptsudeamichlyngk,stfwa-uhdrembingk stpa hwlyerbu.nPcakijdstupervonwyagbk,siftop-dem.
3. Performance Execution
wKaryndupseviomlktgbj ar.Mueindpstckj,harywmenilgubktopcanj,rmifetublkdh(acong)sivyuk,bmeradpsonglbeiatkrj,mpyvwngsebuahtklf-ri.Sdpvsomengtawubjrlkpdnoeumtasi, hbr gklnisdameupbrtohcngkawy.
4. Performance Assesment
Padpthnsem,bikwryujgamenvsilkpruhjygdacnmbeikrhtldapnusmey.Tigrkdtajnbomeulygsiaknb(dev)trjlmuans,phdibtler.Tnayugsihdptke,manl.
5. Performance Review
mPerfoancviwupktsb yranwdegmjuktbhsilnyadpuebm.Diskgnyadtprle gikuan,mdvjtsfolrwykapenumbitrj.Mgyvaksnmueildjthrpoas,inlmegdbtkhAcarusop.nHliemjktdaubrfc,isnejwkaytlbhrmu.
6. Performance Renewal &Recontracting
pTahkirdosenmj lwactigr.Posenuhympdcakirj,sbelhonmfygdau,iptrewlncogyadkuihmfspnt-aebluy.
prerequisites
Performance planning
Performance execution
Performance assesment
Performance review
BAB II
MANAJEMEN KINERJA DI RUMAH SAKIT
2.1 Kinerja di Rumah Sakit
Kinerja dalam pelayanan kesehatan diartikan dengan nilai-nilai dalam memberikan
pelayanan yang sering dikenal dengan tiga E yaitu Ekonomi, efisiensi, dan efektifitas.
a. Ekonomi
1. Kekuatan @ndicator pelayanan kesehatan yang terdiri dari optimalisasi pendapatan,
peningkatan produktifitas, proses klem, dan pembiayaan.
2. Operasional Pelayanan Kesehatan yang terdiri atas pengukuran dan manajemen
dengan partner, peluang untuk melakukan kolaborasi, peningkatan ketangkasan, dan
manajemen asset.
b. Efisiensi
Efisiensi disini merupakan pengembangan tenaga pelayanan kesehatan yang terdiri
dari pengukuran pengalaman dari penyedia pelayanan kesehatan, loyalitas penyedia,
pengukuran pembelajaran dan pertumbuhan, inovasi, pengetahuan, budaya, dan
analisis nilai yang tidak dapat diraba.
c. Efektifitas
Efektifitas dalam pelayanan kesehatan yaitu kepuasan dan pelayanan kepada pasien
yang terdiri dari pengalaman pasien, pengukuran loyalitas dan hubungan, kesenangan
pasien, dan yang paling penting adalah pendapat dari pasin.
Agar nilai-nilai kinerja di atas dapat tercapai di dalam pelayanan kesehatan maka
diperlukan manajemen kinerja dalam pelaksanaannya. Rumah sakit sebagai tempat
pelayanan kesehatan memerlukan manajemen kinerja agar tujuan dari Rumah Sakit dapat
terwujud. Sebelum membahas lebih lanjut tentang manajemen kinerja di Rumah Sakit, di
bawah ini akan diberikan penjelasan tentang definisi rumah sakit.
Menurut undang-undang No. 44 tahun 2009
Dari pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa tujuan dari didirikannya sebuah
rumah sakit adalah untuk menghasilkan produk berupa jasa/ pelayanan kesehatan yang
benar-benar menyentuh kebutuhan dan harapan pasien dari berbagai aspek, baik medis
ataupun non medis, jenis dan prosedur pelayanan serta harga dan informasi yang
dibutuhkan.
Manajemen kinerja di Rumah Sakit bukan hanya mengarah pada sistemik dan
indicator nilai ekonomi sebuah organisasi rumah sakit akan tetapi bagaimana
mengoptimalkan efisiensi dan efektifitas dalam pemberian perlayanan kesehatan.
Manajemen kinerja hanya dapat diimplementasikan dengan sukses apabila rencana
startegis Rumah Sakit terkait erat dengan eksekusi dan pengendalian operasional.
Selain penilaian kinerja organisasi, di rumah sakit terdapat hal penting lain
yang sering digunakan yaitu efektivitas dan efisiensi. Efektivitas (do the good
things) yang diukur dari segi produksi dan kualitas pelayanan (output). Sementara
Efisiensi (do it well) Didefinisikan sebagai jumlah sumber daya yang dialokasikan
yang dibagi dengan produksi. Contoh : untuk efektivitas biaya rumah sakit maka
jumlah penerimaan dibagi dengan jumlah total jam staf perawat. Rumah sakit harus
dapat bekerja secara efektif dan efisien. Rumah sakit dapat menghabiskan jumlah uang
yang sama untuk pasien yang sama namun dengan tingkat efektivitas yang berbeda
dan dapat memperoleh tingkat yang sama berkualitas bagi pasien dengan berbagai
tingkat efisiensi.
b. Level mikro atau level fasilitas kesehatan
Pada organisasi Rumah Sakit terdapat berbagai unit kerja, unit kerja yang ada
di Rumah sakit merupakan level mikro. Contoh kinerja di dalam unit kerja :
ketersediaan peralatan, obat-obatan, kerjasama tim dan aktifitas manajemen SDM.
Pada prinsipnya, unit kerja dapat dipengaruhi oleh manajer lokal, kolega, pasien, dan
relasi kerja.
c. Level Individu
Karakteristik individu dan keadaan tempat tinggal akan mempengaruhi kinerja
karyawan dalam bekerja. Penilaian kinerja tiap karyawan di rumah sakit berguna
dalam efisiensi organisasi, manajemen institusi pelayanan kesehatan serta merupakan
faktor kritis dalam mencapai tujuan. Kinerja karyawan berdampak pada kelangsungan
institusi dan salah satu bahan dasar dari sukses jangka panjang. Tujuan dari penilaian
kinerja karyawan adalah untuk meningkatkan kinerja dan konsistensi dari masingmasing karyawan dalam meningkatkan keberhasilan departemen mereka untuk
mencapai tujuan strategis institusi serta membantu individu agar menjadi lebih
professional. Keberhasilan evaluasi personil RS memembawa institusi menjadi lebih
efisien, efektif, dan bertanggung jawab. Pentingnya efektifitas dan efisiensi dalam
pelayanan kesehatan harus sangat ditekankan. Khususnya pada proses efektifitas
dengan menggunakan jumlah minimum dari input untuk mendapatkan output.
Efisiensi dalam fasilitas pelayanan kesehatan dapat mencapai tingkat standar dari
pelayanan dengan kombinasi sumber daya yang minimum.
10
Tahap ini merupakan tahap yang paling sulit dimana pekerjaan telah selesai
dilakukan oleh karyawan selama periode waktu yang telah ditentukan. Proses
ini dilakukan secara terus menerus dengan melakukan monitoring atau
pemantauan kinerja tiap tahunnya. Pada tahap ini membutuhkan seleksi teknik
pengukuran yang tepat dengan teliti, berhati-hati pada bias personal tidak
akanmempengaruhi hasil dari sebuah proses daripada ternganggunya pekerjaan
karyawan.
2. Membandingkan Kinerja Aktual dengan Kinerja yang diharapkan
Hasil dari perbandingan akan menjelaskan deviasi kinerja karyawan
dengan standar. Hasil tersebut dapat menunjukan kinerja actual melebihi dari
harapan atau standar, atau kinerja actual dibawah dari standar atau tidak sesuai
dengan kinerja yang diharapakan. Hal tersebut akan memberikan deviasi
negative pada kinerja organisasi. Pada tahap ini terdiri dari meninjau kembali,
evaluasi dan analisis data terkait dengan kinerja karyawan.
3. Mendiskusikan hasil
Hasil dari penilaian dikomunikasikan dan didiskusikan kepada setiap
karyawan.Diskusi berfokus pada komunikasi dan mendengarkan.Hasil,
masalah, dan solusi yang memungkinkan didiskusikan dengan tujuan
penyelesaian masalah. Umpan balik harus diberikan dengan sikap positif
karena akan berdampak pada kinerja karyawan di masa mendatang. Tujuan dari
pertemuan harus dapat menyelesaikan masalah dan memotivasi karyawan
untuk memberikan kinerja yang lebih baik lagi.
4. Membuat Keputusan
Tahap terakhir yaitu untuk mengambil keputusan yang dapat meningkatkan
kinerja karyawan, mengambil tindakan koreksi yang diperlukan, atau
keputusan seperti penghargaan, promosi, demosi, transfer, dan lainnya.
2.3.4
12
Dalam atribut Performance Appraisal, tiap grup responden yang terdiri dari medical
colleagues, co-workers, patients merupakan satu unit atribut performance appraisal.
Masing-masing pertanyaan akan diajukan ke semua atribut sehingga akan terlihat hasil
yang berbeda-beda, dimana setiap komponen saling berkaitan dan berinteraksi pada
saat melakukan evaluasi kerja rumah sakit. Dengan demikian akan membentuk suatu
hubungan kinerja yang baik di rumah sakit tersebut. (Caho, 2009)
2.6 Indikator Utama Kinerja Rumah Sakit (Hospitals Key Performance Indicator)
Beberapa organisasi kesehatan telah mengembangkan kunci indicator kinerja
(key performance indicator atau KPI) untuk melakukan monitoring, menilai, dan
mengatur kinerja dari sistem pelayanan untuk menjamin efektifitas, efisiensi, keadilan
dan kualitas output. Sistem pelayanan kesehatan diharapkan dapat mencapai dan
mengelola hasil yang sejalan dengan tujuan dan standar kualitas. Key performance
indicators (KPI) digunakan oleh rumah sakit untuk :
1. Melakukan monitor dan mengevaluasi kinerja terhadap nilai atau standar yang
telah ditetapkan..
2. Membandingkan hasil dengan standar yang disetujui atau terhadap organisasi
sejenis, hal ini membantu rumah sakit dan organisasi pelayanan kesehatan
lainnya untuk meningkatkan pelayanan yang tersedia dengan mengidentifikasi
apakah kinerja berada pada standar yang diinginkan atau tidak
3. Mengidentifikasi apakah dibutuhkan adanya perbaikan.
Contoh
dari
penggunaan KPI di rumah sakit adalah waktu tunggu pasien di IGD, nomor
13
pasien di ruang tunggu IGD dan jumlah pasien IGD yang menunggu diterima
di departemen rawat inap.
Key performance indicator dapat diklasifikasikan berdasarkan tiga komponen
dalam sistem pelayanan kesehatan yaitu :
1. Struktur
Struktur digambarkan dengan konteks dimana pelayanan kesehatan
disampaikan, termasuk bangunan rumah sakit, staf, keuangan dan
perlengkapan.
2. Proses
Proses berisi semua transaksi antara pasien dan penyedia selama
penyampaian pelayanan
3. Hasil
Hasil merujuk kepada efek atas pelayanan pada status kesehatan dari pasien
dan masyarakat.
14
yang akurat, meringankan rasa sakit yang tidak diperlukan, ketidaknyamanan dan
dukungan emosional.
6. Keadilan
Indikator keadilan memastikan berkurangnya kesenjangan antara subkelompok
pasien dan memastikan bahwa perlakuan pelayanan kesehatan terhadap setiap
individu telah adil dan menyampaikan pelayanan yang berkualitas tinggi tanpa
memerhatikan karakteristik personal seperti umur, jenis kelamin, ras, etnis, jenjang
pendidikan, cacat, orientasi seksual, pendapatan, atau tempat tinggal (Mohamed
Khalifa & Parwaiz Khalid, 2015).
15
DESKRIPSI UMUM
Ditentukan dengan cara
PILIHAN INDIKATOR
1. Staf yang bertugas
mempertahankan tingkatan
(tersedia)
2. Membuka lowongan
3. % biaya pada staf : total
kerja tim
Staf yang memungkinkan
membutuhkan hal tersebut
untuk memenuhi pelaksanaan
pekerjaan , mengetahui peran
pekerjaan yang dilakukan dan
menerima pembaharuan
C. Motivasi
biaya
4. Telaah kelengkapan staf :
total staf
1. Jumlah staf yang
menerima training : total
staf
2. Percampuran perencanaan
staf
3. Staf dengan deskripsi
pekerjaan
4. Jumlah deskripsi
pekerjaan
5. Total waktu pelatihan
1. Tidak ada staf yang
keluar
2. Tidak ada
yang dibutuhkan
D. Penyesuaian
absensitanpa @ndicat
3. Tidak ada jam kerja
berlebihan
1. Profesional staf
kemampuan dengan
tugas
E. Staf bekerja sesuai
yang dimiliki
Kecukupan staf untuk
kesehatan
2. Kemampuan staf
1. Biaya lembur : biaya
total staf
ditugaskan
Staf beroperasi pada
dipulangkan
2. Perjalanan waktu
DESKRIPSI UMUM
Aktifitas staf dalam upaya
kerja
PILIHAN INDIKATOR
1. Imunisasi
1. Angka kelahiran
hidup : 1000
kelahiran
2. Kematian bayi : <1
pada 1000 bayi
3. Kematian : 1000
I. Berkurangnya
penyakit yang terjadi
Mengembangkan perawatan
yang sesuai dan efektif
secara berulang
populasi
1. Beban kasus endemis
pada total populasi
2. Kunjungan pasien
berulang
3. Pengulangan
J. Meningkatkan
kesadaran akan
kesehatan
perawatan
1. Kunjungan rumah
tangga
memajukan kesehatan
keluarga dan masyarakat
MonitorHubungan antara Sumber Daya Manusia dengan Produk Sistem Kesehatan
KARAKTERISTIK
K. Menyesuaikan
DESKRIPSI UMUM
Menggabungkan antara
17
PILIHAN INDIKATOR
Pasien : staf yang mampu
kemampuan yang
tersedia
L. Menyesuaikan beban
kasus
M. Bertemu populasi
yang membutuhkan
18
terbaik yang seringkali dapat dilakukan yaitu mengelola ukuran proksi seperti
keseluruhan populasi angka kematian staf karyawan.
d. Output :
Output adalah hasil yang sering dinyatakan dengan sebutan pengukuran keluaran
intermediate seperti angka pasien yang telah dirawat. Dengan menggunakan data ini
mengakibatkan pengukuran yang lebih mudah, tetapi tidak dapat memberikan
gambaran pasti tentang bagaimana pengaruh status kesehatan. Typical pengukuran
keluaran sumber daya manusia dapat mencakup : perawat/bidan yang terlatih dalam
1000 kelahiran (Peter Hornby & Paul Forte, 2002 ).
19
BAB III
PENUTUP
Performance management terdapat dua kata kunci dalam manajemen kinerja, yaitu
proses yang kontinu atau terusmenerus dan poses yang selaras dengan strategi organisasi.
Jika ditelaah lebih dalam maka manajemen kinerja merupakan proses yang dilakukan
secara terus menerus, tiada henti dalam menetapkan sasaran dan tujuan, mengamati
kinerja karyawan, memberikan pelatihan atau coaching dan menerima umpan balik, serta
menuntut para manajer untuk memastikan bahwa aktivitas karyawan dan output yang
dihasilkan selaras dengan tujuan organisasi.
Manajemen kinerja di Rumah Sakit bukan hanya mengarah pada sistemik dan control
nilai ekonomi sebuah organisasi rumah sakit akan tetapi bagaimana mengoptimalkan
efisiensi dan efektifitas dalam pemberian perlayanan kesehatan. Manajemen kinerja hanya
dapat diimplementasikan dengan sukses apabila rencana startegis Rumah Sakit terkait erat
dengan eksekusi dan pengendalian operasional.
Beberapa organisasi kesehatan telah mengembangkankunci indikator kinerja (key
performance indicator atau KPI) untuk melakukan monitoring, menilai, dan mengatur
kinerja dari sistem pelayanan untuk menjamin efektifitas, efisiensi, keadilan dan
kualitasoutput.Sistem pelayanan kesehatan diharapkan dapat mencapai dan mengelola
hasil yang sejalan dengan tujuan dan standar kualitas.Key performance indicators (KPI)
digunakan oleh rumah sakit untuk melakukan monitor dan mengevaluasi kinerja terhadap
nilai atau standar yang telah ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
20
21