Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGUKURAN KINERJA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Sistem Pengendalian Manajemen”

Dosen Pengampu :

Yoyok Setiawan, M.M

Disusun Oleh :

1. Adelya Putri Ari Wibowo (126405202094)


2. Chusnul Khotimah (126405202098)
3. Anggita Karunia Wati (126405202120)
4. Bomby Pramodika (126405202125)
5. Denis Misklifara (126405202130)
6. Drajat Rajawali (126405202131)
7. Disfia Puji Rahayu ((12605202138)

SEMESTER 4

JURUSAN MANAJEMEN BISNIS SYARIAH 4C

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG

MEI 2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen, dengan judul:
“Pengukuran Kinerja ”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Tulungagung, 15 Mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
1. Pengertian Pengukuran Kinerja.............................................................................................3
2. Kriteria Sistem Pengukuran Kinerja.....................................................................................3
3. Keuntungan Pengukuran Kinerja..........................................................................................4
4. Kesalahan dalam Pengukuran Kinerja..................................................................................5
5. Model Pengukuran Kinerja....................................................................................................6
BAB III.................................................................................................................................................8
PENUTUP............................................................................................................................................8
A. Kesimpulan..............................................................................................................................8
B. Saran.........................................................................................................................................9
References..........................................................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengendalian manajemen berhubungan dengan arah kegiatan manajemen sesuai
dengangaris besar pedoman yang sudah ditentukan dalam proses perencanaan strategi.
Sistem pengendalain manajemen meramalakan besarnya penjualan dan biaya untuk
tiap level aktifitas,anggaran, evaluasi kinerja dan motifasi karyawan.
Dalam era globalisasi saat ini perkembangan industri dan perekonomian harus
diimbangioleh kinerja karyawan yang baik sehingga dapat tercipta dan tercapainya
tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Salah satu persoalan penting dalam pengelolaan
sumber daya manusia (pegawai dalam organisasi adalah mengukur kinerja pegawai.
Pengukuran kinerja dikatakan pentingmengingat melalui pengukuran kinerja dapat
diketahui seberapa tepat pegawai telah menjalankanfungsinya. ketepatan pegawai
dalam dalam menjalankan fungsinya akan sangat berpengaruhterhadap pencapaian
kinerja organisasi secara keseluruhan. Selain itu, hasil pengukuran kinerja pegawai
akan memberikan informasi penting dalam proses pengembangan pegawai.
Namun, sering terjadi pengukuran dilakukansecara tidak tepat. Ketidaktepatan ini
dapat disebabkan oleh banyak faktor. Beberapa faktor yang menyebabkan
ketidaktepatan pengukurankinerja diantaranya adalah ketidakjelasan makna kinerja
yang diimplementasikan,ketidakpahaman pegawai mengenai kinerja yang diharapkan,
ketidakakuratan instrumen pengukuran kinerja, dan ketidakpedulian pimpinan
organisasi dalam pengelolaan kinerja

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan pengukuran kinerja ?
2. Apa Kriteria Sistem Pengukuran Kinerja ?
3. Apa Keuntungan Pengukuran Kinerja ?
4. Apakah Model Pengukuran Kinerja ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kinerja.

1
2. Untuk mengetahpui pengertian pengukuran kinerja.
3. Untuk mengetahui sistem pengukuran kinerja.
4. Untuk mengetahui model pengukuran kinerja.

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Pengukuran Kinerja

Secara umum istilah kinerja digunakan untuk menyebut prestasi atau tingkat
keberhasilan individu maupun kelompok individu. Kinerja adalah gambaran
mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijakan
dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam
strategic planning suatu organisasi. Kinerja bisa diketahui hanya jika individu atau
kelompok individu tersebut mempunyai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan.
Kriteria keberhasilan ini berupa tujuan-tujuan atau target- target tertentu yang hendak
dicapai. Tanpa ada tujuan atau target, kinerja seseorang atau organisasi tidak mungkin
dapat diketahui karena tidak ada tolok ukurnya.
Pengukuran kinerja adalah proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap
tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi atas:
efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa; kualitas
barang dan jasa. (Darmasto, Kamaliah, & Agusti)

2. Kriteria Sistem Pengukuran Kinerja


Sistem pengukuran kinerja dapat bermanfaat bagi para pemakainya apabila
hasilnya dapat menyediakan umpan balik yang bisa membantu anggota organisasi
dalam usaha untuk melakukan perbaikan kerja lebih lanjut. (Jusuf, 2013)
Sistem pengukuran kinerja merupakan suatu mekanisme yang mempengaruhi
kemungkinan bahwa organisasi tersebut akan mengimplementasikan strateginya
dengan berhasil . Salah satu aspek yang mendorong adanya pengukuran kinerja ini
adalah adanya asumsi bahwa meskipun sistem atau cara kerja yang ada sudah baik,
tetapi masih bisa dicari yang lebih baik lagi. Kriteria sistem pengukuran kinerja
menurut Armstrong dan Baron yaitu :
1. Dikaitkan dengan tujuan strategis dan mengukur apa yang secara
organisasional penting dan mendorong kinerja bisnis

3
2. Relevan dengan sasaran dan akuntabilitas tim dan invidividu yang
berkepentingan.
3. Memfokuskan pada output yang terukur dan penyelesaian tugas dan
bagaimana orang bertindak dan bagaimana tingkah laku mereka
4. Mengindikasi data yang akan tersedia sebagai dasar pengukuran
5. Dapat didiversifikasi, dengan mengusahakan informasi yang akan
menginformasi tingkat seberapa jauh harapan dapat dipenuhi
6. Menjadi setepat mungkin dalam hubungan dengan maksud pengukuran dan
ketersediaan data.
7. Mengusahakan dasar untuk umpan balik dan tindakan
8. Bersifat Komprehensif, mencakup semua aspek kinerja (Jusuf, 2013)

3. Keuntungan Pengukuran Kinerja


Ada banyak keuntungan yang diperoleh organisasi dari pengukuran kinerja.
Salah satu keuntungan adalah pengukuran kinerja memberikan pendekatan terstruktur
untuk fokus pada perencanaan strategis, tujuan, dan kinerja. Keuntungan lain adalah
pengukuran tersebut memberikan mekanisme pelaporan program kinerja pada
manajemen yang lebih tinggi. (Sulisworo, 2009)
Pengkuran kinerja memfokuskan pada perhatian tentang apa yang harus
diselesaikan dan mengarahkan organisasi untuk berkonsentrasi pada waktu, sumber
daya dan energi dalam mencapai sasaran. Pengukuran kinerja memberikan umpan
balik pada kemajuan sasaran. Jika hasilnya berbeda dengan sasaran organisasi dapat
melakukan analisis kesenjangan kinerja dan membuat penyesuaiannya. Manfaat
pemgukuran kinerja dapat dijabarkan sebagai berikut :
 Menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggan sehingga akan membawa
perusahaan lebih dekat pada pelanggannya dan membuat seluruh orang dalam
organisai terlibat dalam upaya memberi kepuasan kepada pelanggan.
 Memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan sebagai bagian dari mata rantai
pelanggan dan pemasok internal.
 Mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong upaya-upaya
pengurangan terhadap pemborosan tersebut.
 Membuat suatu tujuan strategis yang biasanya masih kabur menjadi lebih konkret
sehingga mempercepat proses pembelajaran organisasi.

4
 Membangun konsensus untuk melakukan suatu perubahan dengan memberi
”reward” atas perilaku yang diharapkan tersebut.. (Sulisworo, 2009)

4. Kesalahan dalam Pengukuran Kinerja


Beberapa permasalahan barangkali dapat diperbaiki dengan cepat dan
sederhana, sedangkan yang lain mungkin butuh perombakan total dalam organisasi.
Namun demikian, belajar dari kesalahan dan juga menghindari kesalahan memalui
kesalahan yang dilakukan organisasi lain merupakan hal yang sangat penting.
Beberapa kesalahan yang tidak boleh satupun terjadi dalam sistem pengukuran kinerja
organisasi adalah sebagai berikut:
1. Menggunakan terlalu banyak data. Informasi yang overload justru akan
menyebabkan pihak manajemen maupun pimpinan organisasi untuk
mengabaikan dan tidak menggunakan secara efisien
2. Fokus pada jangka pendek – Kebanyakan organisasi hanya mengumpulkan
data keuangan dan operasional saja. Organisas lupa fokus pada pengukuran
jangka panjang. Pengukuran seperti customer satisfaction, employee
satisfaction, product/service quality, and public responsibility merupakan
pengukuran jangka panjang
3. Gagal dalam pengambilan keputusan yang berbasis pada data
4. Terkadang data diringkas sehingga justru menghilangkan makna
5. Membuat keputusan organisasi dengan data yang terlalu sedikit sama
bermasalahnya dengan menggunakan data yang terlalu banyak. Kadang
organisasi cenderung mengukur telalu sedikit variabel kunci untuk
memperoleh gambaran besar kesehatan organisasi. Pada umumnya hal ini
terjadi ketika hanya fokus pada pengukuran keuangan saja
6. Mengumpulkan data yang tidak konsisten, data yang ada konflik, dan dan data
yang tidak perlu. Semua data haruslah mengarahkan pada pengukuran yang
paling penting
7. Menggunakan kinerja yang salah. Pengkhususan kinerja pada wilayah tertentu
dapat membahayakan kinerja pada wilayah yang lain. Sebagai contoh adalah
menentukan IPK lulusan diatas 3,5 sebagai kinerja yang diukur. Karena
kemampuan individu tiap daerah serta fasilitas yang diberikan tidak setara

5
8. Mendorong kompetisi dan menghambat kerja team. Membandingkan kinerja
organisasi dengan organisasi lain, fakultas dengan fakultas lain, ataupun
individu dengan individu lain dapat menyebabkan terjadinya kompetisi dan
keinginan menjadi yang pertama, dan dapat menghancurkan
9. Menetapkan ukuran yang tidak realistik dan tidak rasional. Ukuran yang
digunakan haruslah sesuai dengan anggaran yang dimiliki organisasi dan
kendala yang ada tiap staf, dan harus efektif dalam pembiayaan. (Sulisworo,
2009)

5. Model Pengukuran Kinerja


Dalam melakukan perancangan sistem pengukuran kinerja organisasi,
dibutuhkan model pengukuran kinerja yang tepat untuk digunkan. Berikut ini adalah
model-model sistem pengukuran kinerja, yaitu:
1. Balance Scorecard (BSC)
Balanced Scorecard (BSC) adalah metode manajemen kinerja terintegrasi yang
menghubungkan berbagai tujuan dan ukuran kinerja dan strategi organisasi.
Balanced scorecard menerjemahkan misi dan strategi organisasi dalam tujuan
operasional serta ukuran kinerja dalam empat perspektif, yaitu perspektif
keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, serta perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan.
Balanced Scorecard (BSC) termasuk pengukuran finansial yang memberi tahu
hasil dari tindakan yang telah diambil. dan melengkapi langkah-langkah
keuangan dengan langkah-langkah operasional pada kepuasan pelanggan, proses
internal, dan inovasi organisasi dan kegiatan perbaikan tindakan operasional yang
merupakan pendorong kinerja keuangan masa depan .
2. Sustainability Balance Scorecard (SBSC)
Sustainability Balance Scorecard (SBSC) adalah perluasan dari model Balance
Scorecard (BSC) dengan menambahkan perspektif lingkungan dan sosial pada
empat perspektif dasar dalam model Balanced Scorecard. model Sustainability
Balance Scorecard memperlihatkan hubungan kausal antara kinerja ekonomi
dengan lingkungan dan sosial perusahaan.
Sustainability Balance Scorecard merupakan model sistem pengukuran kinerja
yang telah dikembangakan untuk fokus pada pengukuran yang lebih bersifat

6
kualitatif. Metode ini dirancang sebagai jembatan kesenjangan antara tingkat
strategis dan operasi perusahaan.
3. Cambridge model
Model Cambridge menggunakan product group sebagai dasar untuk
mengidentifikasi KPI dan dari pengelompokan produk tersebut dilakukan
penentuan tujuan bisnis untuk product group-nya.
4. Performance Prism
Performance Prism merupakan suatu metode pengukuran kinerja yang
menggambarkan kinerja organisasi sebagai bangun 3 dimensi yang memiliki 5
bidang sisi, yaitu dari sisi kepuasan stakeholder, strategi, proses, kapabilitas, dan
kontribusi stakeholder.
Performance Prism diawali dengan melakukan pengidentifikasian terhadap
kepuasan dan kontribusi (satisfaction and contribution) stakeholder yang
dijadikan sebagai dasar untuk membangun strategi perusahaan. Selain itu
Performance Prism juga mengidentifikasi stakeholder dari banyak pihak yang
berkepentingan, seperti pemilik dan investor, supplier, konsumen, tenaga kerja,
pemerintah dan masyarakat sekitar .
5. Integrated Performance Measurement System (IPMS)
Integrated Performance Measurement System (IPMS) adalah model system
pengukuran kinerja yang dikembangkan di Center for Strategic Manufacturing.
Tujuan dari model IPMS agar sistem pengukuran kinerja lebih robust, terintegasi,
efektif dan efisien, model ini menjadikan keinginan Stakeholder menjadi titik
awal didalam melakukan perancangan sistem pengukuran kinerjanya. Stakeholder
tidak berarti hanya pemegang saham (shareholder), melainkan beberapa pihak
yang memiliki kepentingan atau dipentingkan oleh organisasi seperti konsumen,
karyawan.
6. Integrated Environmental Performance Measurement System (IEPMS) Integrated
Environment Performance Measurenment System (IEPMS) merupakan model
sistem pengukuran kinerja yang berkaitan dengan lingkungan. IEPMS
menggunakan ukuran-ukuran kuantitatif dan kualitatif yang digunakan secara
bersama-sama . (Riadi, 2020)

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengukuran kinerja adalah proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan
dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi atas efisiensi
penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa/kualitas barang dan jasa.
Kriteria keberhasilan ini berupa tujuan-tujuan atau target- target tertentu yang hendak
dicapai. Tanpa ada tujuan atau target, kinerja seseorang atau organisasi tidak mungkin
dapat diketahui karena tidak ada tolok ukurnya.

Sistem pengukuran kinerja merupakan suatu mekanisme yang mempengaruhi


kemungkinan bahwa organisasi tersebut akan mengimplementasikan strateginya dengan
berhasil. Salah satu aspek yang mendorong adanya pengukuran kinerja ini adalah adanya
asumsi bahwa meskipun sistem atau cara kerja yang ada sudah baik, tetapi masih bisa
dicari yang lebih baik lagi.

Keuntungan dalam pengukuran kinerja memberikan pendekatan terstruktur


untuk fokus pada perencanaan strategis, tujuan, dan kinerja. Keuntungan lain pengukuran
tersebut memberikan mekanisme pelaporan program kinerja pada manajemen yang lebih
tinggi.

Beberapa kesalahan yang tidak boleh satupun terjadi dalam sistem pengukuran
kinerja organisasi adalah sebagai berikut:

1. Menggunakan terlalu banyak data.


2. Fokus pada jangka pendek – Kebanyakan organisasi hanya mengumpulkan data
keuangan dan operasional saja.
3. Gagal dalam pengambilan keputusan yang berbasis pada data
4. Terkadang data diringkas sehingga justru menghilangkan makna
5. Membuat keputusan organisasi dengan data yang terlalu sedikit sama
bermasalahnya dengan menggunakan data yang terlalu banyak.
6. Mengumpulkan data yang tidak konsisten, data yang ada konflik, dan dan data yang
tidak perlu.

8
7. Menggunakan kinerja yang salah.
8. Mendorong kompetisi dan menghambat kerja team.
9. Menetapkan ukuran yang tidak realistik dan tidak rasional.

Model-model sistem pengukuran kinerja, yaitu:

1. Balance Scorecard (BSC)


2. Sustainability Balance Scorecard (SBSC)
3. Cambridge model
4. Performance Prism
5. Integrated Performance Measurement System (IPMS)
6. Integrated Environmental Performance Measurement System (IEPMS) Integrated

B. Saran
Penulis menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih banyak ada kesalahan
serta jauh dari kata sempurna. Penulis akan segera melakukan perbaikan dalam makalah
ini dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa
membangun dari para pembaca. Tetapi makalah ini memberikan wawasan bagi pembaca
dalam melakukan pengukuran kinerja yang benar dan bermanfaat.

9
References

Darmasto, B., Kamaliah, & Agusti, R. (n.d.). Jurnal Sorot. ANALISIS PENGUKURAN
KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD, 9(1), 70-
71. Retrieved Mei 14, 2022, from
https://media.neliti.com/media/publications/235106-analisis-pengukuran-kinerja-
perusahaan-d-a6023348.pdf

Jusuf, R. S. (2013, Juni). Jurnal EMBA. ANALISIS PENGARUH TQM, SISTEM


PENGUKURAN KINERJA DAN REWARD TERHADAP KINERJA MANAJERIAL,
1(3), 637-638. Retrieved Mei 14, 2022, from
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/download/1870/1479

Riadi, M. (2020, Februari 29). Pengukuran Kinerja. Retrieved Mei 14, 2022, from
https://www.kajianpustaka.com/2020/02/pengukuran-kinerja-pengertian-tujuan-
syarat-model-dan-proses.html?m=1

Sulisworo, D. (2009). PENGUKURAN KINERJA. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan.

10

Anda mungkin juga menyukai