Anda di halaman 1dari 17

DASAR DASAR KOMUNIKASI

Adelya Putri Ari Wibowo1, Salsabilla Arif Zumana2, Akbram Faishal Mahardani3,
Amirul Putra Pratama4

Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

*corresponding email : adelyawibowo61@gmail.com

Abstrak : Komunikasi merupakan suatu bentuk pertukaran informasi antar


individu. Di dalam artikel ini terdapat beberapa poin penting seperti apa itu
definisi dari komunikasi, proses komunikasi, bentuk dan dasar komunikasi, tipe
dan fungsi komunikasi, komunikasi yang efektif, hambatan dalam komunikasi, cara
mengatasi hambatan dan memperbaiki komunikasi. Pentingnya penulisan ini agar
kita dapat mengetahui bagaimana dasar dasar dalam berkomunikasi tujuan
dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah komunikasi yang kita
lakukan selama ini sudah cukup baik atau belum. Penelitian ini dilakukan dengan
metode deskriptif kualitatif dan pengumpulan data menggunakan teknik studi
pustaka dari literasi yang sudah ditulis sebelumnya.

Keywords : komunikasi, dasar komunikasi, bisnis.

A. INTRODUCTION

Komunikasi merupakan aktivitas yang sangat penting dalam kehidupan manusia, hal
ini dikarenakan manusia diciptakan Allah SWT sebagai mahluk sosial. Artiya manusia
tidak dapat hidup sendiri atau memerlukan bantuan orang maupun kelompok lain dalam
melakukan aktivitas ataupun kebutuhan hidupnya. Konsep dasar manusia adalah mahluk
sosial telah tercantum dalam Al-Qur’an surat Al Hujurat ayat 13 yang berbunyi : “Hai
manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah
ialah yang paling bertakwa dia antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
Lagi Maha Mengenal.”

Dari kutipan ayat diatas dapat kita simpulkan bahwa dengan adanya komunikasi akan
tercipta sebuah kepeduliaan ataupun persaudaraan yang kuat sehingga manusia dapat
mencapai tujuan hidupnya bersama. Komunikasi merupakan aktivitas yang sangat
penting dalam menentukan capaian suatu kebrhasilan baik individu maupun kelompok.
(Purwanto, 2006) kata komunikasi berasal dari kata latin Communis yang berarti “sama”,
communico, communicato atau comuni care yang berarti “membuat sama” Komunikasi
merujuk pada satu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan yang dianut secara sama.
(Kuen, 2019)

Untuk menciptakan suatu jalinan komunikasi yang baik maka diperlukan adanya
proses komunikasi . Suatu komunikasi dapat terjalin secara baik apabila seseorang
mempunyai persamaan dalam mengekspresikan suatu perasaan. Menurut Boove dan
Thill dalam buku Bussines Communication Today, Komuikasi terdiri dari enam
tahapan : (Purwanto, 2006)

1. Pengirim mempunyai suatu ide maupun gagasan


2. Mengubah ide mewnjadi suatu pesan
3. Menyampaikan pesan
4. Menerima pesan
5. Menafsirkan pesan
6. Memberi tanggapan dan umpan balik kepada pengirim.

Adapun tujuan dan fungsi dari komunikasi Seperti yang dinyatakan oleh Wilbur
Schramm, yaitu : Tujuan komunikasi dapat dilihat dari dua perspektif kepentingan
yakni : kepentingan sumber atau pengirim komunikator dan kepentingan penerima atau
komunikan.  Dengan demikian maka tujuan komunikasi yang ingin dicapai. (Kuen,
2019) Untuk membentuk suatu komunikasi yang efektif dapat dilakukan apabila factor
penghambat komunikasi dapat kita atasi adapun beberapa hambataan dalam komunikasi
seperti masalah dalam mengembangkan pesan, masalah dalam penyampaian pesan,
masalah terhadap penerimaan dan menafsirkan suatu pesan. (Thian, 2021) Oleh karena
itu untuk membentuk komunikasi yang efektif dapat dilakukan dengan mengatasi
hambatan dalam komunikasi adalah dengan menjaga hubungan yang harmonis antar
personal, menentukan hubungan posisional yang baik yakni dengan pendekatan struktur
dan tugas-tugas fungsional maupun individu, dan selanjutnya menciptakan hubungan
yang berurutan artinya informasi dapat tercapai secara jelas kepada semua orang yang
diberi suatu informasi dengan prosesyang hierarki sebagi puncak adalah orang pengirim
informasi. (Rismayanti, 2018)

Adapun tujuan dari penulisan artikel yang berjudul Dasar-Dasar Komunikasi Bisnis
adalah sebagai bahan pembelajaran kami selaku tim penulis dan pembaca agar dapat
memahami konsep dasar komunikasi dalam bisnis yang meliputi pengertian komunikasi,
ruanglingkup, serta membentuk komunikasi yang efektif dan cara menghadapi
hambatan-hambatan dalam komunikasi.

Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi


2. Bagaimana proses komunikasi
3. Bagaimana cara membentuk komunikasi yang efektif
4. Apa hambatan dalam komunikasi
5. Bagaimana cara mengatasi hambatan dalam komunikasi

B. BACKGROUND-LITERATUR REVIEW
Pada bagian ini membahas terkait analisis terdahulu dalam pemaparan materi dasar-
dasar komunikasi bisnis. Dalam hal ini analisis terdahulu dijadikan sebagai sumber
referensi dan pembanding pembelajaran untuk hasil analisis yang paling relavant untuk
diterapkan. Studi pertama, oleh Fyan Andinasari Kuen, S.IP,M.I.Kom dan Afrizal
dengan judul Peranan Komunikasi Antar Pribadi Dengan Hubungan Masyarakat
Kecamatan Talamate Kelurahan Mangsa Kota Makassar. Aktivitasnya komunikasi
antarmanusia itu melalui beberapa tahap yakni Intrapersonal communication dan
interpersonal communication . (Fyan Andinasari Kuen, 2019) Intrapersonal
communication adalah komunikasi dengan dirinya sendiri. Ini merupakan cara di mana
individu mengolah informasi atas dasar pengalaman hidup mereka sendiri. Komunikasi
antarpribadi (interpersonal communication) sering dilakukan secara tatap muka (face to
face) (Fyan Andinasari Kuen, 2019) . Komunikasi antarpribadi dibedakan dari jenis
komunikasi yang lain karena :
1) Prediksi lebih didasarkan atas data psikologis ketimbang data sosiologi,
2) Prediksi didasarkan atas pengetahuan yang menjelaskan tentang satu sama lain,
3) Perilaku didasarkan pada aturan-aturan yang ditetapkan secara pribadi.
Dapat disimpulkan pada dasarnya komunikasi terjadi dalam beberapat taahap yakni
melalui diri sendiri dan secara tatap muka dengan orang lain. Pada aktivitas Intrapersonal
communication ini dapat berupa apresiasi individu dalam memotivasi diri maupun
menangkap informasi dari pengalaman hidupnya sedangkan interpersonal
communication adalah aktivitas komunkasi face to face yakni dengan orang lain.
Studi Kedua, oleh Rismayanti dengan judul Hambatan Komunikasi Yang Sering
Dihadapi Dalam Sebuah Organisasi. Pada artikel ini dijelaskan aktivitas Komunikasi
merupakan suatu proses menyortir, memilih dan mengirim simbolsimbol sedemikian
rupa, sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respon dari pikirannya
yang serupa dengan yang dimaksud oleh sang komunikator. (Rismayanti, 2018) Adapun
hambatan dalam komunikasi dikenal sebagai gangguan (mekanik maupun semantik),
gangguan ini masih termasuk ke dalam hambatan komunikasi, Efektivitas komunikasi
dapat tercipta tergantung kepada seberapa besar hambatan aktivitas komunikasi yang
terjadi. Solusi yang dapat ditawarkan dalam mengatasi kendala-kendala yang muncul
dalam proses komunikasi organisasi antara lain : Membina hubungan antar personal,
Membina hubungan posisional, Informasi disampaikan ke seluruh organisasi secara
formal melalui suatu proses yang hierarki. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
Aktivitas komunikasi adalah suatu proses memilih maupun mengirim ekspresi, makna,
atau respon yang terdapat dalam pikiranya sehingga membangkitkan pemikiran yang
serupa oleh komunikator. Efektifitas komunikasi dapat dilihat dari seberapa besar
hambatan dalam aktivitas komunikasi dan cara mengatasi hambatan tersebut.
Studi Ketiga, oleh Ary Mulyani Putrid an Poppy Ruliana dengan judul Strategi
Komunikasi Bisnis Dalam Meningkatkan Kepuasan Tenant dalam hasil penelitiannya
menurut Cultip dan Center (1952), adapun pemahaman terhadap proses komunikasi
dapat diketahui dalam beberapa hal diantaranya bagaimana menggunakan media dan
bagaimana cara penyusunan pesan terarah, Penggunaan pikiran, Pemahaman bahasa,
Kejelasan pesan, Daya persuasi, Kelengkapan pesan, Keinginan baik. Dari pernyataan
tersebut dapat disimpulkan bahwa suatu aktivitas komunikasi dapat tersampaikan secara
efektif apabila informasi dapat diterima, dipahami, dan sesuai dengan keinginan atau
perasaan orang lain.
Berdasarkan studi-studi terdahulu yang telah dipaparkan di atas, dapat dijelaskan
komunikasi merupakn aktivitas seseorang baik secara individu maupun kelompok dalam
menciptakan ataupun memahami sebuah informasi baik berupa kata-kata, symbol,
gambar, maupun tingkah laku dengan tujuan terjalin sebuah keharmonisan dan hubungan
sosial. Untuk tolak ukur efektifitas sebuah komunikasi yakni dapat dilihat dari seberapa
besar hambatan yang terjadi dalam sebuah komunikasi dan solusi dalam menangani
hambatan tersebut.

C. METODOLOGY

Dalam penulisan artikel ini menggunakan metode pendekatan deskriptif kualitatif.


Sedangkan pengumpulan data menggunakan teknik studi pustaka dari literasi yang sudah
ditulis sebelumnya seperti buku, jurnal, dan sebagainya. Dalam hal ini, kami
memanfaatkan e-book yang ada di internet. Dengan menggunakan teknik studi pustaka,
penyusunan artikel ini menjadi lebih mudah dan dapat mempersingkat waktu.

D. CONCLUCTION
Menurut Himstreet dan Baty dalam Business Cocions Principles and Methods,
komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antarindividu malalui suatu sistem
yang biasa (lazim), baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau
tindakan. Sementara itu menurut Bovee, komunikasi adalah suatu proses pengiriman dan
penerimaan pesan. Pada umumnya, pengertian komunikasi ini paling tidak melibatkan
dua orang atau lebih, dan proses pemindahan pesannya dapat dilakukan dengan
menggunakan cara-cara berkomunikasi yang biasa dilakukan oleh seseorang melalui
lisan, tulisan, maupun sinyal-sinyal nonverbal. Di dalam dunia praktis, kita juga
mengenal komunikasi antarpribadi (inter personal communication) dan komunikasi lintas
budaya (intercultural-cultal communications). Jenis jenis komunikasi ini memiliki
karakter yang berbeda.
Komunikasi antarpribadi merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan oleh dua
orang atau lebih dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami kedua belah pihak
dan cenderung lebih fleksibel (luwes) dan informal. Jenis komunikasi ini biasa dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari, misalnya komunikasi yang dilakukan di dalam suatu
keluarga, antarkeluarga, antartetangga, antarteman, antar sejawat, atau antarkaryawan,
untuk mencapai tujuan tertentu. Komunikasi yang terjalin cenderung lebih santai, akrab,
dan tidak kaku. Tidak menjadi masalah apabila digunakan bahasa daerah, bahasa gaul,
bahasa tubuh, atau bahana gado-gado alias bahasa campuran. Yang terpenting dalam
komunikasi antarpribadi tersebut adalah bahwa penyampaian pesan tersebut dapat
dipahami dengan baik oleh pihak lain. Komunikasi lintas budaya merupakan bentuk
komunikasi yang dilakukan antara dua orang atau lebih, yang masing-masing memiliki
budaya yang berbeda karena perbedaan geografis tempat tinggal. Komunikasi dapat
terjadi pada tingkat antardaerah, antarwilayah, maupun antarnegara. Bagaimana dengan
komunikasi bisnis? Secara sederhana dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan
komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia ini yang mencakup
berbagai macam bentuk komunikasi, baik verbal maupun komunikasi nonverbal untuk
mencapai tujuan tertentu. Dalam dunia bisnis, seorang komunikator yang baik di
samping harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. Juga harus mampu
menggunakan berbagai macam alat atau media komunikasi yang ada untuk
menyampaikan pesan pesan kepada pihak lain secara efektif dan efisien, sehingga tujuan
penyampaian pesan-pesan bisnis dapat tercapai. Para komunikator seharusnya
memahami dengan baik bagaimana menyusun kata-kata yang mampu membentak suatu
arti atau makna, bagaimana mengubah suatu situasi menjadi lebih menarik dan
menyenangkan, bagaimana mengajak peserta/audiens untuk berperan aktif dalam diskusi,
bagaimana menyelipkan humor (lelucon) yang mampu menghidupkan suasana,
bagaimana menyiapkan atau mengatur ruangan yang mampu menghidupkan diskusi,
serta bagaimana memilih media komunikasi secara tepat melalui media tulis, lisan, atau
bahkan isyarat. (Purwanto, 2006)

1. PROSES KOMUNIKASI

Proses komunikasi terdiri atas

 Pengirim pesan memiliki suatu ide atau gagasan. Sebelum proses


penyampaian pesan dilakukan, pengirim pesan harus menyiapkan ide atau
gagasan yang ingin disampaikan kepada pihak lain. Ide dapat diperoleh dari
berbagai sumber. Ide-ide tersebut disaring dan disusun ke dalam suatu memori
yang ada dalam jaringan otak, yang merupakan gambaran persepsi seseorang
terhadap kenyataan. Karena persepsi merupakan hal yang unik, ide yang ingin
disampaikan seseorang mungkin akan berbeda dengan pemikiran orang
lainnya. Bahkan, dua orang yang memiliki suatu pengalaman yang sama
terhadap sesuatu hal atau kejadian akan memiliki kesan yang tidak serupa.
Setiap orang akan menyaring informasi yang didapat dan hanya akan
memperhatikan serta mengingat hal-hal yang mereka anggap menarik atau
penting. Seorang komunikator yang baik harus fokus pada hal-hal yang
memang penting dan relevan
 Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan. Tidak semua ide dapat diterima
atau dimengerti dengan sempurna. Proses komunikasi dimulai dengan adanya
suatu ide dalam pikiran, lalu ide tersebut akan diabah menjadi pesan-pesan,
seperti dalam bentuk kata-kata ekspresi wajah dan sejenisnya, untuk kemudian
disampaikan kepada orang lain. Agar ide dapat diterima dan dimengerti secara
sempurna, pengirim pesan harus memperhatikan beberapa hal, yaitu apa yang
ingin disampaikan, maksud dan tujuan penyampaian pesan, audiens gaya
personal, dan latar belakang budaya. Pada umumnya, orang Timur cenderung
menyampaikan pesan dengan menggunakan bahasa tak langsung dan bahasa
penghalus. Untak menyatakan sikap menolak, seseorang terlebih dahulu harus
menggunakan kalimat pembuku yang bersifat netral, baru kemudian
menyatakan sikap penolakan.
 Pengirim menyampaikan pesan. Setelah ide diubah ke dalam suatu pesan,
tahap berikutnya adalah menyampaikan pesan tersebut melalui berbagai
saluran yang ada kepada penerima pesan. Saluran komunikasi yang digunakan
untuk menyampaikan pesan terkadang relatif pendek tetapi ada juga yang
cukup punjang. Panjang pendeknya saluran komunikasi yang digunakan akan
berpengaruh terhadap efektivitas penyampaian pesan. Dalam menyampaikan
pesan-pesan yang panjang dan kompleks secara lisan, bisa jadi pesan-pesan
tersebut akan menjadi terdistorsi (pemutarbalikan suatu fakta,aturan, dan
sebagainya) atau bahkan bertentangan dengan pesan aslinya. Dalam
menyampaikan suatu pesan, berbagai media komunikasi (baik tertulis maupun
lisan) dapat digunakan. Dalam hal ini, perlu diperhatikan jenis atau sifat pesan
yang akan disampaikan.
 Penerima menerima pesan. Komunikasi antara seseorang dengan orang lain
akan terjadi apabila pengirim atau komunikator mengirimkan suatu pesan dan
penerima atau komumikan menerima pesan tersebut. Jika seseorang mengirim
surat, maka komunikasi baru bisa terjalin apabila penerima surat telah
membaca dan memahami isi surat tersebut. Demikian juga halnya, jika
seseorang menyampaikan pidato di hadapan umam, maka para pendengar
harus dapat mendengar apa yang dikatakan dan memahami pesan-pesan yang
disampaikan.
 Penerima menafsirkan isi pesan. Setelah penerima menerima pesan, tahap
berikutnya adalah bagaimana ia dapat menafsirkan isi yang terdapat di dalam
pesan tersebut. Suatu pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan harus
mudah dimengerti dan tersimpan di dalam benak pikiran dari penerima pesan.
Selanjutnya, suatu pesan baru dapat ditafsirkan secara benar apabila penerima
pesan telah memahami isi pesan sebagaimana yang dimaksad oleh pengirim
pesan.
 Penerima pesan memberikan tanggapan dan umpan balik ke pengirim pesan.
Umpan balik adalah penghubung akhir dalam suatu mata rantai komunikasi.
Umpan balik ini merupakan tanggapan penerima pesan yang memungkinkan
pengirim untuk menilai efektivitas suatu pesan. Setelah menerima pesan,
komunikan akan memberikan tanggapan dengan cara tertentu dan memberikan
sinyal terhadap pengirim pesan Sinyal yang diberikan oleh penerima pesan
beraneka ragam, dapat berapa senyuman, tertawa, cemberut, memberikan
komentar singkat, atau anggukan sebagai pembenaran. Sebagai contoh,
seorang karyawan menerima surat dari pimpinannya. Apabila ekspresi
wajahnya tampak murung, maka dapat diduga bahwa ia menerima berita yang
kurang menyenangkan. Sebaliknya, jika ia tampak berseri seri, maka dapat
diduga bahwa ia menerima berita yang menyenangkan dari pimpinannya
tersebut. Bentuk ekspresi wajah merupakan contoh adanya umpan balik dalam
berkomunikasi.
2. BENTUK DASAR KOMUNIKASI

Pada prinsipnya, ada dua bentuk dasar komunikasi yang lazim digunakan dalam dunia
bisnis, yaitu komunikasi verbal dan komumkani non verbal. Berikut adalah penjelasan
dari masing-masing bentuk dasar komunikasi tersebut. Komunikasi verbal merupakan
salah satu bentuk komunikasi yang lazim digunakan dalam dunia bisnis untuk
menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada pihak lain, baik secara tartalis maupan
lisan. Bentak kommunikasi verbal ini memiliki struktur yang teratur dan terorganisasi
dengan baik sehingga tujuan penyampaian pesan-pesan bisnis dapat tercapai dengan
baik.
Dalam dunia bisnis dapat dijumpai berbagai macam contoh komunikasi verbal.
diantaranya adalah :

 Membuat dan mengirim surat pengantar barang ke perusahaan


 Membuat dan mengirim surat teguran atau peringatan kepada nasabah yang
menunggak pembayaran.
 Membuat dan mengirim surat penawaran barang kepada calon pembeli.
 Membuat dan mengirim surat konfirmasi barang kepada pelanggan.
 Membuat dan mengirim surat pemesanan barang kepada pemasok Membuat
dan mengirim surat pengaduan kepada pihak lain.
 Membuat dan mengirim surat permintaan barung kepada pemasok
 Membuat dan mengirim surat penolakan kerja.
 Membuat dan mengirim sanat peneriman kerja Membuat dan mengirim sunt
kontrak kerja kupoda pihak lain.
 Membuat dan mengirien surut pengumuman ke media massa. Membuat dan
mengirim informasi lowongan kerja ke media massa.
 Membuat dan mengirim surat ucapan terima kasih kepada mitra kerja bisnis.
 Membuat dan mengirim surat scapan belasungkawa kepada mitra •
Memberikan informasi kepada pelanggan yang meminta informasi mengenai
produk produk baru perusahaan.
 Diskusi dalam suatu kerja tim
 Melakukan wawancara kerja dengan para pelamar.
 Mengadakan pengarahan atau briefing untuk staf karyawan
 Melakukan negosiasi bisnis
 Mengadakan pelatihan manajemen.
 Melakukan konferensi jarak jauh melalui teknologi komputer.

Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang menggunakan gerakan-gerakan


tubuh dan bahasa tubuh sebagai alat untuk berkomunikasi dengan orang lain. Berikut
adalah beberapa contoh perilaku yang menunjukkan komunikasi non verbal :

 Mengernyitkan dahi untuk menunjukkan sedang berpikir keras


 Menggerakkan gigi untuk menunjukkan kemarahan.
 Berpangku tangan untuk menunjukkan seseorang yang sedang melamun.
 Menutap mulut dengan telapak tangan untuk menunjukkan suatu kebohongan.
 Membuang muka untuk menunjukkan sikap tidak senang atau antipati
terhadap orang lain.
 Menggelengkan kepala untuk menunjukkan sikap menolak atau keheranan
 Menganggukkan kepala untuk menunjukkan tanda setuju.
 Berbicara dengan mengambil jarak agak menjauh untuk menunjukkan
bahwanlawan bicaranya belum begitu dikenal dengan baik.
 Telapak tangan yang terbuka untuk menunjukkan kejujuran
 Tangan mengepal untuk menunjukkan percaya diri.
 Gerakan kaki dan tangan secara tidak teratur yang menunjukkan bahwa
seseorang sedang cemas.
 Mengirimkan bunga kepada teman yang meraih sukses sebagai tanda ucapan
selamat atas kesuksesan yang diraih.
 Adanya asbak di atas meja tamu untuk menunjukkan bahwa tam
diperbolehkan merokok.

Dalam komunikasi non verbal, seseorang dapat mengambil satu kesimpulan tentang
berbagai macam perasaan, baik rasa senang, benci, cinta, rindu, maupun berbagai
macam perasaan lainnya. Pada umumnya, bentuk komunikasi non verbal memiliki
sifat yang tidak terstruktur sehingga membuat komunikasi non verbal ini menjadi sulit

3. TIPE DAN FUNGSI KOMUNIKASI

Adapun fungsi komunikasi sebagai berikut :

a. Informasi, yakni kegiatan mengumpulkan, menyimpan data, fakta dan pesan,


opini dan komentar, sehingga orang bisa mengetahui keadaan yang terjadi di luar
dirinya.
b. Sosialisasi, yakni menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan bagaimana
bersikap sesuai nilai-nilai yang ada serta bertindak sebagai anggota masyarakat
secara efektif.
c. Motivasi, yakni mendorong seseorang untuk mengikuti kemajuan orang lain
melalui apa yang mereka baca, lihat dan dengar melalui media massa.
d. Bahan diskusi, yakni menyediakan informasi sebagai bahan diskusi untuk
mencapai persetujuan dalam hal terjadi perbedaan pendapat mengenai hal-hal
yang menyangkut orang banyak.
e. Pendidikan, yakni membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara
luas, baik untuk pendidikan formal maupun informal.
f. Memajukan kebudayaan, media massa menyebarkan hasil-hasil kebudayaan
melalui aneka program siaran atau penerbitan buku.
g. Hiburan, media massa telah menyita banyak waktu luang dari semua golongan
usia dengan difungsikannya media komunikasi sebagai alat hiburan dalam rumah
tangga.
h. Integrasi, menjembatani perbedaan antarsuku bangsa maupun antarbangsa dalam
upaya memperkokoh hubungan dan pemerataan informasi.

Tipe Komunikasi

a. Komunikasi dengan diri sendiri (Intrapersonal Communication). Komunikasi


dengan diri sendiri adalah suatu proses komunikasi yang terjadi di dalam diri
individu atau komunikasi dengan diri sendiri. Proses komunikasi terjadi karena
seseorang seringkali terbawa dalam pikirannya sendiri akibat objek yang diamati
terbersit dalam pikirannya.
b. Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal Communication). Komunikasi
Antarpribadi adalah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau
lebih.
c. Komunikasi Kelompok Kecil (Small Group Communication). Komunikasi
Kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara tiga atau lebih secara
bertatap muka atau menggunakan sebuah alat bantu. Kelompoknyapun dapat
dibagi menjadi dua yakni kelompok besar atau kelompok kecil disini termasuk
kelompok dalam suatu organisasi.
d. Komunikasi Massa (Mass Communication). Dalam komunikasi massa, pesan
dikirim dari sumber lembaga kepada khalayak yang bersifat massa melalui alat-
alat mekanis, seperti televisi, radio, surat kabar, atau film.
e. Komunikasi Publik (Public Communication). Komunikasi publik biasa disebut
komunikasi pidato, kolektif, retorika, public speaking, atau audiens
communication. (Dewi, 2007)
4. KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
Dalam melakukan komunikasi, seringkali hasilnya tidak sesuai dengan apa yang
diharapkan. Dengan kata lain, komunikasi yang dilakukan tidak efektif atau tidak
dapat mencapai sasaran dengan baik. Oleh karena itu, untuk dapat melakukan
kommunikasi secara efektif diperlukan beberapa persyaratan, yaitu persepsi,
ketepatan, kredibilitas, pengendalian, dan keselarasan.

a. Persepsi

Dalam setiap komunikasi, pasti ada informasi yang disampaikan. Namun, antara
komunikator dengan komunikan seringkali memiliki pengetahuan dan
pengalaman yang berbeda, sehingga terdapat kemungkinan bahwa masing-masing
pihak memiliki perbedaan persepsi mengenai informasi tersebut. Oleh sebab itu,
untuk kelancaran komunikasi, harus adanya persamaan persepsi antara
komunikator (pengirim pesan) dengan komunikan (penerima pesan).

b. Ketepatan

Pada dasarnya audiens mempunyai suatu kerangka berpikir yang jelas. Agar
komunikasi yang dilakukan dapat mencapai sasaran dengan baik, seorang
komunikator perlu mengekspresikan pesan yang disampaikannya secara tepat
sesuai dengan apa yang ada dalam kerangka berpikir audiens

c. Kredibilitas

Komunikator harus memiliki satu keyakinan bahwa substansi atau inti pesan yang
ingin disampaikan kepada audiens benar-benar akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan. Di samping itu, komunikator juga harus memahami
dengan baik apa maksud dan tujuan dari penyampaian suatu pesan tersebut.

d. Pengendalian

Dalam berkomunikasi, audiens akan memberikan suatu reaksi atau tanggapan


terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator. Reaksi mereka dapat
membuat komunikator tertawa, menangs, bertindak, mengubah pikiran, dan lain
schugainya Hal ini disertakan oleh intensitas reaksi yang dilontarkan audiens
terhadap apa yang disampaikan oleh komunikator. Sebaliknya, reaksi andiens
sangat bergantung pada berhasil tidaknya komunikator dalam mengendalikan
audiensnya pada saat melakukan komunikasi.
e. Keselarasan

Komunikator yang baik tentu akan selalu menjaga hubungan baik dengan
audiens sehingga komunikasi dapat berjalan dengan lancar dan mencapai
tujuannya. Seorang komunikator juga harus dapat memberikan kesan yang baik
kepada audienanya.

5. FAKTOR PENGHAMBAT KOMUNIKASI

Faktor Penghambat Komunikasi

Di dalam suatu komunikasi, ada kecenderungan beberapa pesan tidak dapat


dimengerti oleh penerima pesan dengan baik. Hal im disebabkan oleh adanya faktor
penghambat komunikasi antara pengirim dan penerima pesan. Faktor-faktor
penghambat komunikasi tersebut dapat dikelompokkan ke dalam empat masalah
utama, yaitu yang mencakup:

a. Masalah dalam mengembangkan pesan. Sumber masalah potensial dalam


mengembangkan pesan adalah dalam memformulasikan suatu pesan. Dalam hal
ini mencakup antara lain adanya keragu raguan tentang isi pesan, kurang
terbiasa dengan situasi yang ada atau masih asing dengan audiens, adanya
pertentangan emosional, atau adanya kesulitan dalam mengekspresikan sebuah
ide atau gogasan. Jika seseorang gagal dalam mengembangkan pesan, maka
proses komunikasi akan dimulai dengan sesuatu yang salah, yang pada akhirnya
akan membawa kegagalan dalam penyampaian pesan.
b. Masalah dalam menyampaikan pesan. Komunikasi juga dapat terganggu karena
adanya masalah dalam penyampaian pesan. dari pengirim ke penerima. Masalah
yang paling jelas adalah faktor sarana dan prasarana, seperti kualitas suara
sound system yang kurang baik, lampu yang tiba tiba padam, audiens yang
terhalang oleh tiang bangunan, dan lain-lain. Masalah lain yang muncul dalam
penyampaian pesan adalah apabila dua buah pesan yang disampaikan memiliki
arti yang saling berlawanan tan bermakna ganda. Masalah juga akan muncul
apabila suatu pesan disampaikan melalui saluran penghubung yang cukup
panjang. Dalam hal ini, orang terakhir yang menerima pesan kemungkinan
hanya dapat menangkap sebagian kecil saja atau bahkan pesan yang diterimanya
bisa jadi bertentangan dengan pesan aslinya.
c. Masalah dalam menerima pesan. Sebagaimana halnya dengan penyampaian
pesan, menerima pesan juga tidak luput dari masalah. Masalah yang muncul
dalam penerimaan suami pesan antara lain kursi yang tidak nyaman, lampu yang
kurang terang dan kondisi lainnya yang dapat mengganggu konsentrasi
penerima pesan Dalam beberapa kasus, gangguan atau masalah penerimaan
pesan dapat muncul berkaitan dengan kesehatan si penerima pesan, misalnya
pendengaran yang kurang baik, penglifutan yang mulai kabur, atau bahkan
penerima pesan sedang mengalami sakit kepali Meskipun tidak menghambat
jalur komunikasi secara keseluruhan, namun hal-hal tersebut dapat mengurangi
kesempurnaan dalam menerima sebuah pisan. Gangguan yang paling umum
terjadi adalah kurangnya konsentrasi selama melakukan komunikasi, dimana
kadang-kadang pada saat berkomunikasi, pikiran melayang memikirkan hal-hal
lain di luar yang sedang dibicarakan.
d. Masalah dalam menafsirkan isi pesan. Perbedaan latar belakang (usia.
pendidikan, jenis kelamin, status sosial, kondisi ekonomi, budaya, atau
perbedaan agama), penafsiran kata dapat menimbulkan munculnya
kesalahpahaman antara pemberi dan penerima pesan. Contoh sederhananya
adalah komunikasi yang melibatkan dua orang yang berasal dari daerah dengan
latar belakang budaya dan dialek yang berbeda. Orang pertama memiliki sifat
bicara lembut atau halus, sedangkan yang lain memiliki sifat bicara yang
cenderung meninggi atau meledak-ledak. Jika masing-masing tidak mampu
memahami latar belakang budaya dengan baik, maka akan terjadi banyak
kesalahpahaman diantara mereka yang diakibatkan oleh kesalahan dalam
menafsirkan isi pesan
6. CARA MENGATASI HAMBATAN DAN MEMPERBAIKI KOMUNIKASI

Komunikasi yang efektif dapat mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi dalam
komunikasi dengan memperhatikan tiga hal berikut ini:

a. Membuat suatu pesan secara lebih berhati-hati. Langkah pertama yang perlu
diperhatikan adalah maksud dan tujuan berkomunikasi serta sasaran audiens
yang dituju. Sampaikanlah pesan dengan menggunakan bahasa yang jelas,
sederhana. mudah dipahami, dan tidak bertele tele. Jelaskan hal-hal yang
penting dan jangan lupa untuk menekankan atau menelaah ulang hal-hal yang
penting tersebut.
b. Minimalkan gangguan dalam proses komunikasi. Melalui pemilihan saluran
komunikasi yang tepat, komunikator dapat membuat audiensnya menjadi lebih
mudah untuk memusatkan perhatian pada pesan yang disampaikan.
Penyampaian pesan dengan cara lisan akan menjadi efektif bila didukung oleh
lokasi atau tempat penyampaian pesan yang teratur, rapi, nyaman, sejuk, dan
sebagainya.
c. Mempermudah upaya umpan balik antara pengirim dan penerima pesan. Agar
pemberian umpan balik dapat memberikan suatu manfaat yang berarti, maka
cara dan waktu penyampaiannya haruslah direncanakan dengan baik. Jika
komunikator menghendaki umpan balik yang cepat, dapat dipilih sarana
komunikasi yang cepat misalnya melalui tatap muka atau melalui telepon. Akan
terapi, bila umpan balik yang cepat tidak terlalu penting, maka sarana tertulis
dapat menjadi alternatif yang baik untuk menyampaikan pesan. (Thian, 2021)
7. KESIMPULAN
Dalam penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi adalah suatu
kegiatan bertrukar informasi yang dilakukan dua orang atau lebih. Komunikasi
dilakukan melalui proses yang dilakukan runtut agar tercapai tujuan dari komunikasi
tersebut. Sedangkan bentuk dasar dari komunikasi ini terdapat 2 jenis yaitu
komunikasi verbal dan komunikasi non-verbal. Komunikasi verbal biasanya
dilakukan secara sederhana dengan tertulis atau lisan. Sedangkan komunikasi non-
verbal dilakukan melalui gerakan-gerakan tubuh yang tidak terstruktur sehingga lebih
sulit dipahami. Komunikasi dapat memberikan fungsi yang maksimal jika
tersampaikan dengan baik. Fungsi komunikasi yaitu sebagai informasi, sosialisasi,
motivasi, bahan diskusi, pendidikan, memajukan budaya, hiburan, dan integrasi.
Untuk mencapai hal tersebut, kita harus menghindari faktor-faktor penghambat
komunikasi yaitu masalah dalam mengembangkan pesan, masalah dalam
penyampaian pesan, masalah dalam menerima pesan, masalah dalam menafsirkan isi
pesan. Namun hal ini terdapat cara untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut
seperti dengan membuat pesan secra berhati-hati, meminimalkan gangguan dalam
proses komunikasi, mempermudah upaya atau usaha umpan balik antara pengirim dan
penerima pesan. Penulisan artikel ini menggunakan bahasa yang sederhana sehingga
dapat dengan mudah dipahami. Kami juga menyertakan istilah penyebutan dari
beberapa kata untuk dapat dijadikan bahan pelajaran bagi pembaca dimasa yang akan
datang. Namun, tulisan kami juga tak luput dari kekurangan materi-materi komunikasi
lainnya yang masih harus dilengkapi. Semoga artikel ini dapat menjadi lebih baik lagi
di tangan para akademia dan memberikan manfaat kepada khalayak ramai. Karena
komunikasi merupakan dasar dari bisnis dan dalam kehidupan sehari-hari.
8.
Reference

Dewi, S. (2007). Komunikasi Bisnis. In S. Dewi, Komunikasi Bisnis (p. 11). Yogyakarta:
Penerbit Andi.

Purwanto, D. (2006). Komunnikasi Bisnis. In D. Purwanto, Komunikasi Bisnis Edisi Ketiga


(pp. 3-4). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Thian, A. (2021). Komunikasi Bisnis. In A. Thian, Komunikasi Bisnis (pp. 3-12).


Yogyakarta: Penerbit Andi.

Kuen, F. A. (2019). Peranan Komunikasi Antar Pribadi Terhadap Hubungan Masyarakat


Kecamatan Talamate Kelurahan Mangsa Kota Makassar. Jurnal ilmiah Pranata Edu , 1 (1).

Rismayanti. (2018). Hambatan Komunikasi Yang Sering Dihadapi Dalam Sebuah Organisasi.
AL- HADI , 825-834.

Anda mungkin juga menyukai