Anda di halaman 1dari 48

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Manusia sebagai makhluk sosial, tidak dapat hidup mutlak secara individu,

melainkan selalu berkeinginan untuk tinggal bersama sekaligus menjalin

hubungan dengan individu-individu lainnya dan saling memerlukan satu dengan

yang lainnya.

Penggunaan pola komunikasi yang tepat dalam internal Karang Taruna Teplan

menentukan proses komunikasi dapat berjalan dengan semestinya atau tidak.

Eksistensi organisasi Karang Taruna bergantung penggunaan pola hubungan

komunikasi Interpersonal yang baik di dalam organisasi. Identitas nilai yang

mampu dipertahankan oleh Karang Taruna Teplan Kota Bogor merefleksikan

bentuk hasil komunikasi struktural yang baik antar pengurus dan anggota dalam

melaksanakan seluruh rangkaian kegiatan dan program organisasi untuk

masyarakat. Karena masyarakat khususnya pemuda pemudi harus mengenal dan

belajar cara berorganisasi yang baik dan benar melalui organisasi yang timbul dari

masyarakat yaitu organisasi Karang Taruna. Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia, Karang Taruna adalah tempat kegiatan (berhimpun dan sebagainya)

para pemuda (remaja).

Begitu juga dengan halnya organisasi Karang Taruna Teplan, organisasi ini

sempat berhenti beberapa bulan dikarenakan para pengurusnya mempunyai

aktivitas yang lebih penting dan kurangnya minat dalam berorganisasi di Karang
2

Taruna. Karang Taruna Teplan sendiri cukup aktif dalam membantu masyarakat

yang utamanya masyarakat sekitar. Selain aktif membantu masyarakat, Karang

Taruna Teplan memiliki prestasi tersendiri dalam bidang Event Organization (EO)

pada perhelatan acara Bersih-Bersih Ciliwung dan Kopi Pinggir Kali (KPK) pada

tahun 2017, kegiatan ini di ikuti oleh beberapa organisasi yaitu Komunitas Bogor

Mengabdi, Komunitas Peduli Ciliwung (KPC), Mahasiswa, Pelajar SMA/SMK

dan juga masyarakat sekitar. Beberapa pengurus aktif yang ada pada Karang

Taruna Kelurahan Kedung Badak Teplan Kota Bogor berperan pada awal mula

acara Bersih-bersih Ciliwung yang sukses sampai tahun 2018 yang lalu. Setelah itu

beberapa bulan terakhir mulai di hidupkan lagi dengan arahan dari Rukun Warga

(RW) setempat. Dengan adanya struktural baru, dan karakter anggota yang

berbeda-beda, program kerja organisasi Karang Taruna pun susah di laksanakan,

maka dari itu untuk melaksanakan program kerja, terlebih dahulu emosional para

pengurus harus di tumbuhkan rasa solidaritas, agar program kerja dapat terlaksana

dengan baik.

1.2 Pokok Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya,

maka dapat disimpulkan pokok permasalahan yang akan dikaji lebih lanjut yaitu:

1. Penulis akan melakukan observasi dan wawancara kepada pengurus

organisasi Karang Taruna Teplan untuk menyimpulkan bagaimana pola

hubungan komunikasi Interpersonal antar pengurus Karang Taruna Teplan Kota

Bogor terhadap kesadaran berorganisasi.


3

1.3 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka pertanyaan penelitian akan

difokuskan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah Pola Hubungan Komunikasi Interpersonal antar pengurus

Karang Taruna Teplan Kota Bogor terhadap kesadaran berorganisasi ?

2. Bagaimanakah hambatan antar pengurus Karang Taruna Teplan Kota Bogor

terhadap kesadaran Berorganisasi ?

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seperti apakah

pola komunikasi Interpersonal pengurus Karang Taruna Teplan Kota Bogor

terhadap kesadaran berorganisasi.

1.5 Kegunaan Penelitian

1.5.1 Aspek Teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat berguna untuk menambahkan penelitian

dengan konteks pesan komunikasi Interpersonal dan metodologi kualitatif dalam

konteks penelitian organisasi.


4

1.5.2 Aspek Praktis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan suatu konfirmasi atas

keberadaan organisasi kepemudaan khususnya Karang Taruna Teplan di Kota

Bogor yang memiliki pola hubungan komunikasi Interpersonal sebagai alternatif

untuk memahami makna dari organisasi kepemudaan tersebut.


5

BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

2.1 Komunikasi

A. Pengertian Komunikasi

Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada

orang lain untuk memberi tahu, mengubah sikap, pendapat atau perilaku baik

langsung secara lisan maupun tak langsung melalui media. Dalam komunikasi ini

memerlukan adanya hubungan timbal balik antara penyampaian pesan dan

penerimanya yaitu komunikator dan komunikan.

Komunikasi adalah salah satu dari aktivitas manusia dan suatu topic yang

amat sering diperbincangkan sehingga kata komunikasi itu sendiri memiliki arti

beragam. Komunikasi memiliki variasi definisi dan rujukan yang tidak terhingga

seperti : saling berbicara satu sama lain, televisi, penyebaran informasi, gaya

rambut kita kritik sastra, dan masih banyak lagi. Hal ini adalah salah satu

permasalahan yang dihadapi oleh para akademisi terkait bidang keilmuan

komunikasi; dapatkan kita secara layak menerapkan istilah “sebuah subjek kajian

ilmu” atas sesuatu yang sangat beragam dan memiliki banyak manusia?

Keragu-raguan di balik pertanyaan seperti ini mungkin memunculkan pandangan

bahwa komunikasi bukan merupakan subjek di dalam pengertian akademik

formal, namun sebuah bidang ilmu yang multidisipliner (Poppy Ruliana, 2016:1).

Menurut Carl I. Hovland lain (dalam Ngalimun, 2017:1), ilmu komunikasi

adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas


6

penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. Secara garis besar

dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah penyampaian informasi dan

pengertian seseorang terhadap orang.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi

merupakan proses dimana seorang komunikator memilih dan menyampaikan

pesan untuk memberikan informasi kepada komunikan.

Oleh karena itu, komunikasi dalam penelitian ini sangat berperan penting

karena adanya beberapa pertukaran pesan yang membuat suatu individu

memaknai pesan tersebut sehingga terjadi proses komunikasi. Komunikasi disini

terjadi antara pengurus Karang Taruna Teplan.

B. Pola Komunikasi

Syaiful Bahri Djamarah (dalam Ngalimun, 2017:44), Pola diartikan sebagai

bentuk struktur yang tetap, sedangkan komunikasi adalah proses penciptaan arti

terhadap gagasan atau ide yang disampaikan. Komunikasi juga dapat diartikan

pengiriman atau penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih dengan

cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami hubungan kontak.

Dengan demikian, pola komunikasi adalah pola hubungan antara dua orang atau

lebih dalam pengiriman dan penerimaan pesan dengan cara yang tepat sehingga

pesan yang dimaksud dapat dipahami

Pola-Pola Komunikasi

1. Pola Komunikasi Primer


7

Deddy Mulyana (dalam Ngalimun, 2017:47-48), Komunikasi Primer

merupakan suatu proses penyampaian pikiran oleh komunikator kepada

komunikan dengan menggunakan suatu simbol (symbol), sebagai media atau

saluran. Dalam pola ini terbagi menjadi dua lambing yaitu lambang verbal dan

nonverbal. Lambang verbal yaitu bahasa sebagai lambing verbal yaitu paling

banyak dan paling sering digunakan, karena bahasa mampu mengungkapkan

pikiran komunikator.

Lambang nonverbal yaitu lambang yang digunakan dalam berkomunikasi

yang bukan bahasa, merupakan isyarat dengan anggota tubuh antara lain mata,

kepala, bibir, tangan. Selain itu, gambar juga sebagai lambing komunikasi

nonverbal, sehingga dengan memadukan keduanya maka proses komunikasi

dengan pola ini akan lebih efektif. Pola komunikasi ini dinilai sebagai model

klasik, karena model ini merupakan model pemula yang dikembangkan oleh

Aristoles.

2. Pola Komunikasi Sekunder

Proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan

menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memaknai lambang

pada media pertama. Komunikator menggunakan media kedua ini karena yang

menjadi sasaran komunikasi yang jauh tempatnya, atau banyak jumlahnya.

Dalam proses komuniaksi secara sekunder ini semakin lama akan semakin efektif

dan efisien, karena didukung oleh komunikasi ini didasari atas model sederhana

yang dibuat oleh Aristoles, sehingga memengaruhi Harold D. Lasswell, seorang


8

sarjana politik Amerika yang kemudian membuat model komunikasi yang

dikenal dengan formula Lasswell pada tahun 1984.

3. Pola Komunikasi Linear

Dasrun Hidayat (Ngalimun, 2017:49), Linear disini mengandung makna

lurus yang berarti perjalanan dari satu titik ke titik lain secara lurus, yang berarti

penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan sebagai titik terminal.

Jadi dalam proses komunikasi ini biasanya terjadi dalam komunikasi tatap muka

(face to face), tetapi juga adakalanya komunikasi menggunakan media. Dalam

proses komunikasi ini pesan yang disampaikan akan efektif apabila ada

perencanaan sebelum melaksanakan komunikasi.

4. Pola Komunikasi Sirkular

Sirkular secara harfiah berarti bulat, bundar atau keliling. Dalam proses

sirkular itu terjadinya feedback atau umpan balik, yaitu terjadinya arus pesan dari

komunikan ke komunikator, sebagai penentu utama keberhasilan komunikasi.

Dalam pola komunikasi yang seperti ini proses komunikasi berjalan terus yaitu

adanya umpan balik antara komunikator dengan komunikan.

Dapat disimpulkan bahwa pola komunikasi disini ialah tata cara

berkomunikasi agar mampu tercipta komunikasi yang baik dengan proses

penyampaian pesan antara komunikan dengan komunikator, baik secara verbal

maupun nonverbal, antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang disampaikan

mampu dipahami oleh penerima pesan begitu juga yang terpenting adalah

feedback respon hubungan timbal balik antara komunikator dan komunikan.


9

2.2 Komunikasi Interpersonal

A. Definisi Komunikasi Interpersonal

Menurut Bochner (dalam Ngalimun, 2017:3), Komunikasi antarpribadi

merupakan proses penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh

orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan

peluang untuk memberika umpan balik segera.

Everett M. Rogers (dalam Ngalimun, 2017:3), mengartikan bahwa

komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi

dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi

antarpribadi adalah proses penyampaian pesan antara dua orang atau kelompok

kecil secara langsung baik itu pesan verbal maupun nonbverbal sehingga

mendapatkan feedback secara langsung.

Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antar perorangan dan bersifat

pribadi, baik yang terjadi secara langsung (tanpa medium) ataupun tidak langsung

(melalui medium). Komunikasi interpersonal ini adalah terjadi ketika seseorang

(komunikator) mengirimkan stimuli (biasanya symbol-simbol verbal) untuk

mengubah tingkah laku orang lain (komunikan) dalam sebuah peristiwa

komunikasi. Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang dilakukan

oleh dua orang atau lebih secara tatap muka yang dapat dilakukan secara verbal

maupun nonverbal. Seperti komunikasi secara umum yang memiliki ciri-ciri

tertentu, komunikasi interpersonal juga memiliki ciri dan karakteristik yang lebih

khusus. Diantaranya arus pesan dua arah, dilakukan secara tatap muka serta
10

umpan balik segera. Komunikasi interpersonal merupakan kegiatan aktif bukan

pasif. Komunikasi interpersonal hanya komunikasi dari pengirim pada penerima

pesan, begitu pula sebaliknya, melainkan komunikasi timbal balik antara

pengirim dan penerima pesan. Komunikasi interpersonal bukan sekedar

serangkaian rangsangan tanggapan, stimulus-respons, akan tetapi serangkaian

proses saling menerima, penyerahan dan penyampaian tanggapan yang telah di

olah oleh masing-masing pihak (Ngalimun, 2017:3-4).

Erliana Hasan (Ngalimun, 2017:4), dalam komunikasi proses komunikasi

dapat dibedakan menjadi dua yaitu komunikasi primer dan sekunder. Proses

komunikasi primer adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang

kepada orang lain dengan menggunakan (simbol) sebagai media. Onong Uchjana

(Ngalimun, 2017:4-5), biasanya proses komunikasi ini dilakukan dalam bentuk

antarpribadi yang melibatkan dua orang dalam situasi interaksi, komunikator

mengirim pesan kepada komunikan. Disini komunikator menjadi Encoder

(pengirim) dan komunikan menjadi Decoder (penerima). Akan tetapi, komunikasi

antarpribadi bersifat dialogisme, maka terjadilah pertukaran pesan, dimana

komunikator menjadi Decoder (penerima) sementara komunikan menjadi

Encoder (pengirim). Dalam komunikasi antarpribadi, karena situasinya adalah

tatap muka (face to face communication) berbeda dengan komunikasi bermedia,

dimana umpan balik tertunda (delayed feedback)..

B. Fungsi Komunikasi Interpersonal

Kegiatan komunikasi interpersonal yang dilakukan sehari-hari oleh manusia

tentu memiliki suatu tujuan atau sesuatu yang diharapkan. Tujuan dari

komunikasi interpersonal sangat beragam, namun pada intinya komunikasi


11

interpersonal adalah dapat tercipta saling pengertian diantara pihak yang terlibat

dalam komunikasi. Fungsi komunikasi antarpribadi atau komunikasi

interpersonal adalah berusaha meningkatkan hubungan insani, menghindari dan

mengatasi konflik-konflik pribadi, mengurangi ketidakpastian sesuatu, serta

berbagai pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain (Ngalimun, 2017:18),

Komunikasi interpersonal, dapat meningkatkan hubungan kemanusiaan di

antara pihak-pihak yang berkomunikasi. Dalam hidup bermasyarakat seseorang

bisa memperoleh kemudahan dalam hidupnya karena memiliki pasangan hidup.

Melalui komunikasi interpersonal juga dapat berusaha membina hubungan baik,

sehingga menghindari dan mengatasi terjadinya konflik-konflik yang terjadi

(Ngalimun, 2017:18-19).

Fungsi komunikasi antarpribadi (dalam Ngalimun, 2017:19-20), terdiri atas :

1. Fungsi sosial.

Secara otomatis mempunyai fungsi sosial karena proses komunikasi

beroperasi dalam konteks sosial yang orang-orangnya berinteraksi satu sama lain.

Adapun aspek-aspek yang terkandung dalam fungsi sosial komunikasi

antarpribadi adalah :

a. Manusia berkomunikasi untuk mempertemukan kebutuhan biologis dan

psikologis.

b. Manusia berkomunikasi untuk memenuhi kewajiban sosial.

c. Manusia berkomunikasi untuk mengembangkan hubungan timbal balik.

d. Manusia berkomunikasi untuk meningkatkan dan merawat mutu diri sendiri.


12

e. Manusia berkomunikasi untuk menangani konflik.

2. Fungsi pengambilan keputusan

Banyak dari keputusan yang sering diambil manusia dilakukan dengan

berkomunikasi karena mendengar pendapat, saran, pengalaman, gagasan, pikiran

maupun perasaan orang lain. Pengambilan keputusan meliputi :

a. Manusia berkomunikasi untuk membagi informasi.

b. Manusia berkomunikasi untuk mempengaruhi orang lain.

C. Tujuan Komunikasi Interpersonal

Setiap orang yang melakukan komunikasi tentu memiliki berbagai macam

tujuan dan harapan. Salah satunya adalah untuk menyampaikan informasi kepada

orang lain, agar orang tersebut mengetahui sesuatu.

Komunikasi interpersonal memiliki beberapa tujuan (dalam Ngalimun,

2017:22), diantaranya :

1. Menemukan diri sendiri

2. Menemukan dunia luar

3. Membentuk dan menjaga hubungan yang penuh arti

4. Berubah sikap dan tingkah laku

5. Untuk bermain dan kesenangan

6. Untuk membantu dan memotivasi

Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan personal atau

pribadi. Bila kita terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan orang lain kita
13

belajar banyak sekali tentang diri kita maupun orang lain. Komunikasi

interpersonal memberikan kesempatan kepada kita untuk berbicara apa yang kita

sukai, atau mengenai diri kita. Akan sangat menarik bila berdiskusi mengenai

perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita sendiri. Dengan membicarakan diri kita

dengan orang lain, kita memberikan sumber dan umpan balik yang luar biasa

pada perasaaan, pikiran dan tingkah laku kita (Ngalimun, 2017: 22-23).

D. Hubungan Interpersonal yang Efektif.

Menurut Komar (Ngalimun, 2017: 38-39) efektifitas komunikasi antarpribadi

mempunyai lima ciri, sebagai berikut :

1. Keterbukaan (Openess). Kemauan menanggapi dengan senang hati informasi

yang diterima di dalam menghadapi hubungan antarpribadi.

2. Empaty (Empathy). Merasakan apa yang dirasakan orang lain.

3. Dukungan (Supportiveness). Situasi yang terbuka untuk mendukug komunikasi

berlangsug secara efektif.

4. Rasa Positif (Positiviness). Seseorang harus memiliki perasaaan positif

terhadap dirinya, mendorong orang lain lebih aktif berpartisipasi, dan

menciptakan situasi komunikasi kondusif.

5. Kesetaraan (Equality). Pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak

menghargai, berguna, dan mempunyai sesuatu yang penting untuk di

sumbangkan.
14

2.3 Organisasi Karang Taruna

A. Organisasi

Secara umum organisasi didefinisikan sebagai sekumpulan orang yang

bekerja sama untuk mencapai tujuan. Definisi ini terasa kurang memberikan

pemahaman yang menegaskan perbedaan kelompok. Hal ini karena kelompok

juga terdiri dari orang-orang yang ingin mencapai tujuan bersama. Schein (dalam

Suranto Aw, 2018:8) menekankan, organisasi adalah suatu koordinasi nasional

kegiatan sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan melalui

pembagian pekerjaan dan fungsi hierarki otoritas. Definisi ini menekankan

adanya karakteristik yang senantiasa melekat pada sebuah organisasi (1)

komunikasi dan koordinasi, (2) pembagian pekerjaan, (3) hierarki otoritas.

Konsep koordinasi pada hakikatnya adalah bahwa setiap anggota organisasi

merasakan adanya ikatan dalam nuansa koordinasi yang harmonis, saling

mendukung dan saling membutuhkan. Pembagian pekerjaan menegaskan adanya

spesialisasi tugas yang harus dikerjakan oleh orang yang tepat, atau sesuai dengan

kedudukan dan kewenangan, sedangkan adanya hierarki otoritas mengisyaratkan

bahwa dalam organisasi terdapat berbagai posisi jabatan dengan kewenangan

yang berjenjang.

B. Karang Taruna

Karang Taruna adalah merupakan organisasi kepemudaan di Indonesia.

Karang Taruna merupakan wadah bagi pengembangan diri bagi generasi muda,

yang tumbuh atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk

masyarakat khususnya generasi muda di wilayah desa atau komunitas sosial


15

sederajat yang bergerak dibidang kesejahteraan sosial. Sebagai organisasi sosial

kepemudaan karang taruna merupakan wadah pembinaan serta pemberdayaan

dalam upaya memajukan desa.

Begitu pula yang terjadi di Kedung Badak Teplan RW 12, yang mempunyai

kegiatan bermanfaat bagi pemuda-pemudi dan juga bagi masyarakat yang

terdapat dilingkungan tersebut. Setiap tahun organisasi karang taruna selalu

mengajak generasi muda untuk bergabung masuk organisasi yang tidak lain

bertujuan untuk mengasah para generasi muda agar dapat menjadi generasi yang

aktif, kreatif, dan berjiwa sosial.

Karang Taruna Teplan sendiri saat ini sedang mensosialisasikan kegiatan yang

diberikan oleh Rukun Warga (RW) setempat yaitu kegiatan gotong royong

bebersih lingkungan dan ciliwung tahap ke dua. Kegiatan ini ditugaskan oleh

Ketua RW dan RT setempat terhadap Karang Taruna. Kegunaan dari kegiatan ini

adalah untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih dan nyaman, meningkatkan

kebersamaan masyarakat, dan juga untuk menjaga kekompakan bersama. Agar

kegiatan ini berlangsung dengan baik dan sukses, maka pengurus Karang Taruna

sendiri harus bisa aktif dan bersosialisasi dengan masyarakat sekitar karena

kegiatan Gotong Royong ini ditujukan untuk kerakyatan. Tetapi pada nyatanya

organisasi Karang Taruna Kelurahan Kedung Badak Teplan tidak berjalan dengan

semestinya. Pengurus Karang Taruna sendiri telah melakukan komunikasi dengan

yang lainnya dalam menerapkan program kerja yang semestinya dilakukan atau

dikerjakan.
16

Pengurus Karang Taruna Teplan tidak memiliki rasa kesadaran untuk

melaksanakan kegiatan dengan berbagai macam alasan yang berdampak tidak

terlaksananya kegiatan yang diberikan oleh pihak RW setempat. Dengan berbagai

macam alasan kesibukan setiap pengurus Karang Taruna tidak mengikuti program

kerja yang telah diberikan oleh RW setempat, para anggota hanya mencantumkan

nama sebagai pengurus tetapi tidak melaksanakan kewajibannya di Karang

Taruna. Oleh karena itu dari latar belakang inilah peneliti ingin mengetahui pola

komunikasi hubungan Interpersonal yang terjadi antar pengurus Karang Taruna

Teplan sehingga bisa menumbuhkan rasa solidaritas untuk menjalankan tugas dan

kegiatan program serta dapat membagi waktu untuk terjun langsung dalam

kegiatan serta program yang ada pada Karang Taruna.

Itupula yang terjadi di Karang Taruna, agar komunikasi berlangsung jelas

dan informasi yang hendak disampaikan oleh pengurus dalam suatu organisasi

dapat diterima dengan baik oleh anggota Karang Taruna lainnya, maka pengurus

Karang Taruna dituntut untuk dapat menerapkan pola komunikasi yang baik.

2.4 Kerangka Pemikiran

Komunikasi Interpersonal merupakan hal utama yang dikaji oleh peneliti,

dimana komunikasi interpersonal antar pengurus Karang Taruna dengan

masyarakat dilokasi penelitian dalam membentuk suatu kesadaran berorganisasi

untuk menyukseskan program yang akan diselenggarakan beberapa waktu

kedepan. Komunikasi berlangsung baik dalam suasana formal maupun informal,

yang tujuan utamanya adalah demi berlangsungnya program kerja yang sedang

dibuat rencana kerjanya.


17

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir diatas, maka diperoleh kerangka

penelitian sebagai berikut :

Gambar 2.1
18

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang peneliti gunakan dalam proyek akhir ini adalah metode

kualitatif, menurut Moleong (dalam Roni, 2018:25), menyatakan bahwa

penelitian Kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan

maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan

melibatkan metode yang ada. Dalam penelitian kualitatif metode yang biasanya

dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan dokumen.

Dalam penelitian tentang “Pola Hubungan Komunikasi Interpersonal Antar

Pengurus Karang Taruna Teplan Kota Bogor Terhadap Kesadaran Berorganisasi”.

Maka pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

deskriptif, dimana peneliti mendeskripsikan atau mengkontruksi

wawancara-wawancara mendalam terhadap subyek penelitian. Penelitian ini juga

bertujuan untuk menemukan informasi dari suatu fenomena yang terjadi.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu dan tempat penelitian dilaksanakan pada tanggal 1 Februari hingga 1

Agustus 2019 dan berlokasi di Kelurahan Kedung Badak Teplan, Kecamatan

Tanah Sareal RW. 12 Kota Bogor, Jawa Barat. yakni pada Organisasi Karang

Taruna Teplan.
19

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang diambil penulis berkaitan dengan cara

berkomunikasi seluruh pengurus Karang Taruna Teplan saat melakukan kegiatan

Organisasi. Dimana terdapat data tambahan yang diambil dari pihak pengurus

Karang Taruna itu sendiri.

a. Data Primer

Data Primer adalah data yang didapatkan langsung oleh penulis dengan

melakukan wawancara langsung dengan beberapa pengurus Karang Taruna.

Wawancara adalah melakukan percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan

ini dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan,

dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan.

b. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua. Peneliti akan

menggunakan data apapun untuk mendukung data primer, beberapa data yang

dapat digunakan oleh peneliti adalah dokumen atau arsip merupakan bahan

tertulis atau benda yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu.

Misalnya saja berbentuk rekaman wawancara, gambar-gambar atau artikel yang

berkaitan dengan tujuan penelitian. Buku-buku yang berkaitan dengan penelitian,

tentang komunikasi Interpersonal dan lain-lain. Serta beberapa buku metode

penelitian kualitatif. Data yang diteliti meliputi: seberapa sering Komunikasi

terjalin antar pengurus Karang Taruna dan apa yang di hasilkan dari Komunikasi

tersebut.
20

3.4 Teknik Pengumpulan Data

A. Wawancara

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis yaitu dengan cara

melakukan wawancara langsung dengan beberapa Pengurus Karang Taruna

Teplan, diantaranya :

1. Lili Margono selaku ketua RW 12 sekaligus penanggung jawab dari Karang

Taruna

Alasan penulis mewawancarai saudara Lili karena disini Bapak Lili Margono

sebagai ketua RT sekaligus penanggung jawab dari Karang Taruna. Beliau yang

mengerti bagaimana agar komunikasi terus berlangsung antar pengurus Karang

Taruna, dan tidak lain beliau yang pertama kali memiliki ide pembinaan Bakti

Sosial dilingkungan RW 12. bertempat tinggal di Kelurahan Kedung Badak

Teplan, RT 05, RW 12. Kota Bogor.

2. Eka Juniardi selaku Pembina dari Karang Taruna

Alasan penulis mewawancarai saudara Eka karena Bapak Eka selaku

Pembina dari Karang Taruna Teplan, Beliau yang selalu memberi bimbingan

kepada setiap pengurus Karang Taruna dari setiap kegiatan yang sudah dan akan

dilaksanakan.

3. Dwi Andhika Novriando selaku ketua Karang Taruna

Alasan penulis mewawancarai saudara Andhika karena saudara merupakan

ketua dari Karang Taruna RW 12. Andhika dipilih sebagai salah satu narasumber
21

yang terpilih karena peneliti menganggap banyak informasi yang dapat digali dari

narasumber ini. Andhika yang memiliki tanggung jawab besar dalam organisasi

yang dipimpinnya dan wewenang untuk memimpin anggota-anggotanya. Berusia

21 tahun dan bertempat tinggal bersama orang tuanya di Kedung Badak Teplan,

RT 01, RW 12, Kota Bogor.

4. Farhan Muhamad Taufan selaku Wakil Karang Taruna

Alasan penulis mewawancarai saudara Farhan karena saudara Farhan

merupakan wakil dari Karang Taruna, saudara Farhan sudah menjabat sebagai

wakil Karang Taruna selama 3 tahun. Saudara Farhan yang menjalankan perintah

dari ketua dan menyampaikannya pada pengurus lain dan anggotanya. Farhan

merupakan seorang pekerja dari perusahaan swasta dan bertempat tinggal dengan

orang tuanya di Kedung Badak Teplan RT 01, RW 12, Kota Bogor.

5. Evan Yuanda Malik selaku seksi Hubungan Masyarakat (Humas)

Alasan penulis mewawancarai saudara Evan karena saudara Evan merupakan

salah satunya pengurus Karang Taruna yang cukup aktif dalam setiap kegiatan

Karang Taruna Teplan, saudara Evan sudah mengikuti beberapa kegiatan Karang

Taruna Teplan dari tahun 2016 dimana awal pembentukan Karang Taruna itu

sendiri.

6. Dani Dharmawan sebagai sekertaris I Karang Taruna.

Saudara Dhani dipilih sebagai salah satu Narasumber karena tugas dan

peranannya dalam organisasi cukup penting, dimana Dani bertugas mengatur

kegiatan yang berjalan dalam organisasi dan membantu ketua beserta wakil
22

dalam menjalankan tugasnya. Dani merupakan seorang mahasiswa yang turut

aktif dalam setiap kegiatan Karang Taruna Teplan. Saudara Dani bertempat

tinggal di Kedung Badak Teplan, RT 02, RW 12, Kota Bogor.

7. M. Reza Tri Putra sebagai Bendahara I Karang Taruna.

Saudara Reza dipilih sebagai salah satu Narasumber karena tugas dan

peranannya dalam organisasi cukup penting, Reza merupakan salah satu pengurus

yang turut aktif dalam setiap kegiatan Karang Taruna Teplan. Saudara Dani

bertempat tinggal di Kedung Badak Teplan, RT 02, RW 12, Kota Bogor.

B. Observasi

Peneliti melakukan observasi dengan mengamati interaksi yang terjadi ketika

berada pada lokasi terjadinya situasi sosial pada penelitian ini. Seperti pada saat

informan berkomunikasi dengan pengurus lainnya pada saat program kerja

berlangsung.

Lokasi observasi hanya dilakukan di lingkungan Karang Taruna Teplan yaitu

di Kelurahan Kedung Badak Teplan, Kecamatan Tanah Sareal, RT 05, RW 12,

Kota Bogor.

C. Dokumentasi

Kebutuhan dokumentasi dalam penelitian ini digunakan sebagai bahan untuk

membantu peneliti dalam mendapatkan dan mendukung kredibilitas dari sumber

data. Hasil penelitian dari observasi maupun wawancara, akan lebih dapat

dipercaya jika didukung oleh foto-foto. Dalam penelitian ini, dokumentasi seperti
23

foto dan audio, akan sangat membantu dalam memperkuat informasi yang telah

didapat dari observasi dan wawancara.


24

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tinjauan Organisasi

A. Sejarah Organisasi

Karang Taruna Teplan RW 12 Kota Bogor, mempunyai kegiatan yang sangat

bermanfaat bagi pemuda-pemudi dan juga bagi masyarakat yang terdapat di

lingkungan tersebut. Organisasi Karang taruna yang terdapat di Kedung Badak

Teplan RW 12 itu sendiri adalah Organisasi yang berada di lingkungan

masyarakat dalam lingkup satu Rukun Warga, pengurusnya terdiri dari para

pemuda-pemudi yang berada di lingkungan itu. Mereka mempunyai kegiatan

yang sangat bermanfaat bagi warga seperti halnya: Menyelenggarakan bakti

sosial, mengadakan program kerja bakti bersama para warga guna menjaga

kebersihan lingkungan dan penataan keindahan lingkungan, serta mengadakan

rapat bersama masyarakat guna menyambung tali silaturrahmi antar sesama

warga RW 12. Selain mempunyai kegiatan-kegiatan yang terdapat di atas, mereka

juga sering mengikuti kegiatan yang ada di RW 12 seperti halnya: Kegiatan

keagamaan seperti mengaji, memperingati hari-hari besar, memperingati hari

kemerdekaan dan masih banyak lagi kegiatan-kegiatan yang bermanfaat yang

dilakukan oleh para remaja Karang Taruna yang menjadikan masyarakat menjadi

maju.

Karang Taruna Teplan dibentuk pada tahun 2016 bersama masyarakat,

Kepengurusan Karang Taruna dipilih secara musyawarah dan mufakat oleh


25

warga dan anggota Karang Taruna yang bersangkutan dan harusnya memenuhi

syarat-syarat untuk di angkat sebagai pengurus, di antaranya : Dapat membaca

dan menulis, dapat berkomunikasi dengan baik, memiliki pengalaman serta aktif

dalam kegiatan Karang Taruna, memiliki pengetahuan dan keterampilan

berorganisasi, kemauan dan kemampuan, pengabdian di bidang kesejahteraan

sosial hal ini bertujuan agar visi dan misi yang telah direncanakan oleh semua

Pengurus Karang Taruna Teplan dapat berjalan sesuai harapan.

B. Visi dan Misi Karang Taruna Teplan

VISI

Mempererat tali persaudaraan antar pemuda untuk meningkatkan tali

partisipasi pemuda dalam kegiatan-kegiatan yang bermanfaat di masyarakat guna

meningkatkan peran organisasi kepemudaan.

MISI

a. Meningkatkan akhlak budi pekerti yang luhur.

b. Mempererat tali persaudaraan antar pemuda RW 12.

c. Mengadakan kegiatan-kegiatan kepemudaan dalam masyarakat.

d. Mengembangkan kreatifitas dan bakat para pemuda-pemudi RW 12.

e. Turut membantu dalam menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan RW

12.
26

C. Unit-Unit Kerja dan Tugas Pokok

1. Pembina

Memberikan bimbingan kepada seluruh pengurus Karang Taruna khususnya

dalam kegiatan program kerja yang akan dilaksanakan.

2. Ketua

Mengkoordinasikan dan mengorganisasikan seluruh penyelenggaraan

organisasi dan program kerja yang akan dilaksanakan.

3. Wakil Ketua

Mengkoordinasikan dan mengorganisasikan seluruh bidang dalam

kepengurusan dan memberi laporan kepada ketua Karang Taruna

4. Sekretaris

Membuat dan mengesahkan keputusan dan kebijakan organisasi

bersama-sama dalam bidang administrasi dan penyelenggaraan roda dari

organisasi.

5. Bendahara

Mengkoordinasikan seluruh aktivitas pengolahan keuangan dari setiap

program kegiatan yang dilaksanakan dan mempertanggung jawabkan kepada

ketua.
27

6. Seksi Pelatihan dan Pendidikan

Mengkoordinasikan seluruh penyelenggaraan aktivitas program kerja dan

pelaksanaan kebijakan organisasi dalam Bidang Pelatihan dan Pendidikan serta

mempertanggung jawabkan kepada Wakil Ketua.

7. Seksi Keterampilan dan Kewirausahaan

Mengkoordinasikan seluruh penyelenggaraan aktivitas program kerja dan

pelaksanaan kebijakan organisasi dalam bidang keterampilan dan usaha serta

mempertanggung jawabkan kepada Wakil Ketua.

8. Seksi Kerohanian

Mengkoordinasikan seluruh penyelenggaraan aktivitas program kerja dan

pelaksanaan kebijakan organisasi dalam bidang Kerohanian khususnya dalam

peringatan hari-hari besar keagamaan dan lain-lain serta mempertanggung

jawabkan kepada Wakil Ketua.

9. Seksi Lingkungan Hidup

Mengkoordinasikan seluruh penyelenggaraan aktivitas program kerja dan

pelaksanaan kebijakan organisasi dalam bidang Lingkungan Hidup khususnya

dalam kegiatan gotong-royong bersih-bersih lingkungan, melakukan penghijauan

dan lain-lain serta mempertanggung jawabkan kepada Wakil Ketua.


28

10. Seksi Publikasi dan Dokumentasi

Mengkoordinasikan seluruh penyelenggaraan aktivitas program kerja dan

pelaksanaan kebijakan organisasi dalam bidang Publikasi dan Dokumentasi,

sebagai bukti laporan bahwa semua kegiatan terlaksana serta mempertanggung

jawabkan kepada Wakil Ketua.

11. Seksi Hubungan Masyarakat dan Kerja Sama Kemitraan

Mengkoordinasikan seluruh penyelenggaraan aktivitas program kerja dan

pelaksanaan kebijakan organisasi dalam bidang Hubungan Masyarakat dan Kerja

Sama Kemitraan, seperti memberikan sosialisasi kepada masyarakat, memberikan

informasi dan lain-lain serta mempertanggung jawabkan kepada Wakil Ketua.

12. Seksi Olahraga dan Seni Budaya

Mengkoordinasikan seluruh penyelenggaraan aktivitas program kerja dan

pelaksanaan kebijakan organisasi dalam bidang Olahraga dan Seni Budaya,

khususnya menyelenggarakan kegiatan olahraga bersama masyarakat dan juga

melaksanakan kegiatan perlombaan Seni Budaya seperti melukis dan lain-lain

serta mempertanggung jawabkan kepada Wakil Ketua.

13. Seksi Sosial

Mengkoordinasikan seluruh penyelenggaraan aktivitas program kerja dan

pelaksanaan kebijakan organisasi dalam bidang Sosial seperti membantu

masyarakat yang kesulitan ekonomi dengan cara melaksanakan bakti sosial

bersama masyarakat sekitar serta mempertanggung jawabkan kepada Wakil

Ketua.
29

14. Seksi Keamanan

Mengkoordinasikan seluruh penyelenggaraan aktivitas program kerja dan

pelaksanaan kebijakan organisasi dalam bidang Keamanan seperti melakukan

pengamanan dalam setiap program kegiatan yang akan dan sedang dilaksanakan

agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan serta mempertanggung jawabkan

kepada Wakil Ketua.

D. Struktur Organisasi Karang Taruna Teplan

Gambar 4.1. Struktur Organisasi

Sumber : Publikasi dan Dokumentasi Karang Taruna Teplan


30

E. Logo Karang Taruna Teplan

Gambar 4.2 Logo Karang Taruna Teplan

Sumber : Publikasi dan Dokumentasi Karang Taruna Teplan

Karang Taruna Teplan yang berasal dari tiga suku kata yakni Karang

mengandung arti pekarangan, halaman atau tempat, Taruna mengandung arti

remaja, dan Teplan sebagai nama lokasi atau tempat dimana terbentuknya

organisasi tersebut. Jadi, secara keseluruhan Karang Taruna Teplan memiliki arti

tempat atau wadah pembinaan remaja yang berasal dari wilayah Kelurahan

Kedung Badak Teplan, Kecamatan Tanah Sareal, RW 12, Kota Bogor, Jawa

Barat.

4.2 Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa pengurus Karang Taruna

Teplan yang berada di Kelurahan Kedung Badak Kecamatan Tanah Sareal

mengenai pola hubungan komunikasi interpersonal antar pengurus karang taruna

teplan terhadap kesadaran berorganisasi, dengan pertanyaan sebagai berikut:


31

1. Bagaimana komunikasi yang dilakukan kepada pengurus Karang Taruna

Teplan terhadap kesadaran berorganisasi ?

Menurut bapak Lili, komunikasi yang dilakukanya dengan pengurus

Karang Taruna dapat berupa, berbagi cerita dengan saling terbuka dan selalu

meluangkan waktu untuk berkumpul dengan semua pengurus. Bapak Lili tidak

selalu bisa memberikan bimbingan karena memiliki kesibukan bekerja.

Pentingnya komunikasi dengan organisasi membuat bapak Lili harus bisa

meluangkan waktu, karena pemuda seusia mereka sangat membutuhkan

bimbingan yang baik. Dengan bimbingan yang baik membuat pengurus Karang

Taruna memiliki kesadaran akan pentingnya berorganisasi, tidak harus dengan

hal yang kasar tetapi dengan komunikasi secara langsung bisa membuat pengurus

memiliki kesadaran berorganisasi.

“Komunikasi yang saya lakukan ya dengan secara langsung, saya memiliki


pekerjaan, saya terkadang suka sibuk dengan pekerjaan saya, tetapi saya
juga berusaha untuk terus menjalin komunikasi dengan pengurus karang
taruna, seperti berkumpul, bercerita dan saling bertukar pikiran”. (Bapak
Lili, 22 Agustus 2019)

2. Apakah Bapak sering meluangkan waktu untuk berkomunikasi Interpersonal

dengan pengurus Karang Taruna Teplan ?

Menurut Bapak Eka, bahwa dalam organisasi harus meluangkan waktu yang

banyak agar keakraban terjalin antar pengurus, dan semua pengurus merasa

nyaman dengan lingkungan organisasi. Sebagai pembina, Bapak Eka selalu

mengontrol semua pengurus karena beberapa pengurus lebih suka menghabiskan

waktu diluar organisasi. Diluar kesibukan Bapak Eka sebagai pekerja selalu
32

menyempatkan waktu untuk berkumpul dengan Karang Taruna. Diwaktu inilah

saya selalu berbagi pengalaman dengan semua pengurus sehingga semua

pengurus selalu terbuka untuk menceritakan pengalaman-pengalaman yang

dialami dalam organisasi. Antar pengurus dan Bapak Eka sering terjadi bertukar

pikiran, beberapa pengurus sering menceritakan masalah pribadinya dalam

organisasi karena hampir semua pengurus Karang Taruna adalah pemuda-pemudi,

jadi banyak pengalaman baru yang dialaminya.

Bapak Eka memiliki kesibukkan bekerja, hampir seluruh waktunya

dihabiskan untuk bekerja sehingga waktu untuk berkomunikasi secara langsung

dengan pengurus karang taruna, berkumpul dan berbagi cerita sangat sulit untuk

dilakukan. Untuk saat ini beberapa pengurus sibuk dengan kesibukannya

masing-masing.

“Meluangkan waktu dalam organisasi sudah menjadi kewajiban, semua


pengurus harus mau berkumpul, supaya kenyamanan terjalin di organisasi.
Saya sendiri memiliki kesibukan bekerja, tetapi saya selalu meluangkan
waktu untuk berkumpul, walaupun terkadang banyak juga pengurus yang
sibuk dengan dirinya masing-masing”. (Bapak Eka Juniardi, 23 Agustus
2019)

3. Bagaimana cara membimbing pengurus Karang Taruna terhadap kesadaran

berorganisasi ?

Apabila anggotanya melakukan sesuatu, seperti pengurus Karang Taruna

melaksanakan program kerja, setelah melaksanakan tugasnya Andhika selalu

memberikan pujian kepada anggota bahwa apa yang dikerjakan anggota cukup

baik. Pujian yang Andhika berikan dengan maksud untuk menghargai apa yang

dikerjakan mereka dan apa yang dikerjakan tidak merasa sia-sia, pujian tersebut
33

akan memotivasi anggota untuk lebih baik lagi di dalam organisasi. Apabila

pemimpin tidak memberikan motivasi, pujian atau sikap yang baik atas apa yang

dilakukan anggotanya, maka pengurus lainnya akan merasa dirinya tidak

diperhatikan oleh pemimpinnya dan apa yang diusahakan dan didapatkannya

akan terasa sia-sia. Hal ini akan mengakibatkan semua pengurus merasa rendah

diri dan tidak mau untuk berusaha menjadi baik lagi. Namun, karena kesibukan

Andhika dalam perkuliahan terkadang saya sulit untuk memberi bimbingan,

sehingga beberapa pengurus kembali lupa akan kesadaran berorganisasi.

“Untuk caranya sih banyak ya, bagi diri saya sendiri ya membimbingnya
dengan cara memberi pujian saat mereka melaksanakan dan menyelesaikan
kegiatan, jadi dari pujian itu sebagai motivasi mereka melakukan hal yang
lebih baik lagi dan mereka akan sadar tentang pentingnya organisasi,
terkadang juga jika saya sibuk kuliah mereka kembali lupa kesadaran
berorganisasinya”. (Dwi Andhika Novriando, 24 Agustus 2019)

4. Apakah dalam organisasi telah terjadi Komunikasi yang baik ?

Komunikasi terjadi tidak hanya antara ketua dan wakil ketua tetapi terjadi

pada seluruh pengurus Karang Taruna, pada organisasi, antara ketua dan

pengurus, pengurus dan ketua serta pengurus dan pengurus telah terjalin

hubungan yang baik, terkadang semua pengurus harus lebih aktif untuk

menciptakan suasana yang lebih santai dan penuh canda tawa sehingga tercipta

suasana yang harmonis dan itu berarti komunikasi dalam organisasi Karang

Taruna berjalan dengan baik sehingga terciptanya suasana yang nyaman didalam

organisasi. Andhika tidak menekankan keinginan kepada anggotanya, semua

pengurus berhak memiliki pendapatnya, Andhika juga menanamkan nilai agama


34

dan moral kepada anggotanya, dengan demikian melakukan komunikasi inilah

hubungan yang terjalin antar pengurus Karang Taruna berlangsung baik.

“Saya sih ga selalu menekankan semua pengurus untuk melakukan hal


sesuai keinginan saya, pada intinya saya bisa memberi arahan pada semua
pengurus dan juga memberi bimbingan kaya nilai agama dan moral kepada
semuanya ”. (Dwi Andhika Novriando, 24 Agustus 2019)

5. Apa tujuan mengikuti organisasi Karang Taruna Teplan ini ?

Menurut Andhika sebagai ketua, tujuannya adalah untuk menambah

wawasan, pengalaman, pertemanan atau persahabatan dan juga untuk

membangun mutu dari setiap anggota karang taruna.

Selain itu, Karang Taruna Teplan sebagai wadah semua pemuda-pemudi

untuk berkumpul, bersilturahmi dan juga melaksanakan program kerja yang

sudah direncanakan.

“Untuk tujuan ya banyak, tetapi menurut saya itu untuk menambah wawasan,
pengalaman dan pertemanan, menambah nilai mutu juga. Karena karang
Taruna ini kan khususnya untuk semua para pemuda-pemudi berkumpul ”.
(Dwi Andhika Novriando, 24 Agustus 2019)

6. Apakah komunikasi dalam Karang Taruna selalu mendapatkan umpan balik ?

Menurut Andhika, dalam karang taruna ini komunikasi selalu mendapatkan

umpan balik, dimana setiap pengurus berhak memberikan pendapatnya. Karena

jika tidak adanya umpan balik yang terjadi, pengurus bisa merasa bahwa mereka

tidak di dengar ataupun mereka merasa tidak ada di dalam organisasi karang

taruna. Biasanya dalam rapat program kerja juga, semua pengurus secara

langsung memberikan respon jika tidak memahami program kerja tersebut,


35

dengan respon tersebut membuat pengurus dapat mengerti dan memahami

bagaimana program kerja dapat terlaksana, pada intinya umpan balik cukup

penting dalam menjalin komunikasi yang baik di dalam organisasi Karang Taruna

Teplan ini.

“Untuk umpan balik, dari setiap melaksanakan program kerja ya semua


memberikan respon secara langsung, kan terkadang ada juga beberapa
pengurus jika tidak ada respon mereka merasa tidak dianggap dalam
organisasi, jadi menurut saya umpan balik di karang taruna sih selalu ada”.
(Dwi Andhika Novriando, 24 Agustus 2019)

7. Siapakah yang lebih aktif berinteraksi langsung di dalam Karang Taruna ?

Menurut Farhan selaku wakil ketua yang lebih aktif untuk melakukan

komunikasi dalam organisasi adalah pimpinan organisasi yaitu pembina, ketua,

dan Farhan sendiri selaku wakil ketua, karena pemimpinlah yang harus mengajak

dan membimbing semua pengurus untuk terbuka dan saling berkomunikasi antara

satu dengan yang lainnya. Farhan sering mengajak pengurus Karang Taruna

untuk bercerita sehingga ada keterbukaan antar pengurus, semua pengurus jarang

sekali mau bercerita apabila pemimpin tidak memulai terlebih dahulu

pembicaraan. Seringnya pemimpin untuk mengajak anggota untuk berkomunikasi,

maka akan membuka pintu bagi semua pengurus untuk bercerita lebih banyak,

sehingga antara pimimpinan dan anggota sama-sama aktif dalam melakukan

komunikasi. Namun, karena beberapa pimpinannya yang memiliki

kesibukkannya masing-masing, jadi hanya ada beberapa pengurus yang dapat

berinteraksi langsung di dalam Karang Taruna.


36

“Untuk berinteraksi langsung ya semuanya, tetapi banyak juga pengurus


yang harus dipancing oleh beberapa pemimpinnya gitu, jadi kalau udah
dipancing semua pengurus bakal ngebuka pembicaraannya gitu, terkadang
juga karena kesibukan yang bikin kita sulit untuk saling berkomunikasi
langsung”. (Farhan Muhamad Taufan, 25 Agustus 2019)

8. Apa saja hambatan yang terjadi dalam menciptakan kesadaran berorganisasi ?

Menurut Farhan untuk hambatan ada banyak, seperti Farhan sendiri yang

bekerja maka Farhan tidak selalu bisa untuk aktif dalam Karang Taruna Teplan.

Dari Andhika dan Dani yang memiliki kesibukan kuliah, menyebabkan

komunikasi secara langsung antar pengurus terhambat dan juga dari pihak

pembina dan penanggung jawab yang bekerja, menjadikan program kerja tidak

berjalan secara lancar.

“Hambatannya banyak, tapi yang utamanya sih sibuk karena kerjaan


masing-masing, ada yang kuliah kaya Dani dan ketuanya Andhika, kerja
kaya pak Eka dan pak Lili, itu sih yang terkadang membuat terhambat ”.
(Farhan Muhamad Taufan, 25 Agustus 2019)

9. Apakah pengurus Karang Taruna sering menceritakan masalah dalam

organisasi ? Bagaimana respon terhadap masalah yang dihadapi Pengurus ?

Menurut Evan, sebagai pengurus yang sudah aktif dari awal pembentukan

Karang Taruna Teplan cukup sering pengurus Karang Taruna Teplan

menceritakan masalah dalam organisasi utamanya pada pelaksanaan program

kerja, seperti pendapat yang tidak sejalan, sulitnya koordinasi antar pengurus dan

lain sebagainya.

Sebagai pengurus Evan berusaha menjadi pendengar yang baik bagi

pengurus lainnya, bagi Evan yang lebih memiliki kedekatan dengan semua
37

pengurus, Evan adalah tempat pengurus lainnya untuk mengadu segala hal yang

dialaminya. Evan berusaha menjadi teman yang baik bagi seluruh pengurus dan

bisa menjadikan Evan sebagai tempat untuk menceritakan segala hal. Apabila

pengurus lainnya mengalami masalah atau kesulitan yang dihadapinya, selalu

menceritakan masalah tersebut kepada Evan. Karena beberapa pimpinan lainnya

memiliki kesibukannya masing-masing seperti bekerja dan kuliah. Evan selalu

mendengarkan cerita dari pengurus lainnya dan menenangkan serta memberi

motivasi dari masalah yang dihadapinya.

“Banyak yang sering cerita dengan saya, terutama beberapa pengurus yang
akrab dengan saya ya, saya selalu respon semuanya dan saya kasih motivasi
sama semuanya, saya mau menceritakan ke pemimpin juga kan sulit ya,
jadinya ya saya yang kasih motivasi langsung aja gitu ”. (Evan Yuanda
Malik, 25 Agustus 2019)

10. Apakah telah memberikan contoh sikap atau perilaku yang baik terhadap

sesama pengurus Karang Taruna Teplan ?

Menurut Dani sebagai Seksi Sekretaris I, saya telah memberikan contoh

sikap atau perilaku yang baik terhadap sesama pengurus Karang Taruna. Seperti

melaksanakan dan menyelesaikan semua tugas-tugas Sekretaris. Karena menurut

Dani, setiap kegiatan yang dia laksanakan akan menjadi contoh untuk pengurus

lainnya. Jika Dani tidak melaksanakan tugas organisasi makan bisa menjadikan

semua pengurus juga mengikutinya. Walaupun terkadang Dani sibuk dalam

perkuliahan, Dani selalu berusaha untuk memaksimalkan diri didalam organisasi

Karang Taruna ini.


38

“Saya selalu beri contoh baik, saya selalu kerjakan tugas-tugas dalam
organisasi ini, walaupun saya sibuk kuliah ya saya melaksanakan semuanya
untuk contoh bagi yang lainnya kan ”. (Dani Dharmawan, 26 Agustus 2019)

11. Bagaimana komunikasi yang dilakukan untuk menjalin persahabatan dan

keakraban sesama pengurus ?

Menurut Reza, cara yang dilakukan agar sesama pengurus dapat menjadi

teman yang baik adalah dengan adanya pendekatan sesama pengurus dari awal

pembentukan sehingga sesama pengurus terjalin hubungan yang kuat di dalam

organisasi.

“Pada intinya ya semua pengurus harus saling dekat, akrablah gitu, jadi
kalau deketkan semua pengurus bakal merasa ada dalam keluarga
organisasi”. (Muhamad Reza Tri Putra, 26 Agustus 2019)

4.3 Pembahasan

Pada pembahasan ini penulis menyajikan analisa data dengan teknik deskritif

kualitatif yaitu analisa data yang dimaksud melakukan penjelasan mengenai

data-data yang telah disajikan kedalam bentuk kata-kata dan bukan dalam bentuk

angka. Analisa ini disajikan melalui daftar wawancara yang diajukan kepada

sampel yang telah ditentukan dengan tujuan untuk mengetahui pola hubungan

komunikasi interpersonal antar pengurus karang taruna teplan terhadap kesadaran

berorganisasi.

Pola hubungan komunikasi interpersonal antar pengurus karang taruna teplan

terhadap kesadaran berorganisasi dapat diartikan bagaimana semua pengurus

menerapkan pola komunikasi yang baik dalam organisasi, jika pola komunikasi

yang tercipta dilembari dengan sungguh-sungguh dengan memposisikan semua


39

pengurus sebagai subjek yang harus dididik, dan dibimbing, maka komunikasi

yang terjalin antara pengurus karang taruna akan berlangsung baik pula.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Dwi Andhika, salah satu yang menjadi

tanggung jawab ketua adalah mendidik anggotanya dengan baik, maka

komunikasi yang dilakukan dalam organisasi harus bernilai pendidikan, dan

menanamkan kepada anggota nilai moral yang baik, akhlak dan agama serta etika

yang baik. Komunikasi sangat penting diterapkan pada organisasi karena untuk

menghindari suasana yang menegangkan atau tidak harmonisnya hubungan

dalam organisasi.

Berdasarkan hasil pengamatan, kesibukan dari pengurus organisasi yang

berada di kelurahan Kedung Badak Teplan, mengakibatkan keakraban yang

terjalin antar pengurus tidak berjalan baik. Banyak pengurus yang memiliki

kesibukan diluar organisasi. Kesenjangan yang terjadi antar pengurus dan

pimpinan organisasi membuat anggota merasa pimpinan bukanlah tempat yang

tepat untuk berbagi cerita dan melimpahkan perasaannya. Sehingga beberapa

pengurus tidak menaruh kepercayaan kepada pimpinan dan pengurus lebih

memilih mencari orang lain atau teman dekat yang lebih mengerti masalah dan

perasaan yang di alaminya, seperti bercerita kepada Evan yang berada di seksi

Hubungan masyarakat karena Evan memiliki kedekatan yang lebih dengan

beberapa pengurus lainnya.

Apabila pimpinan bisa menyediakan cukup waktu untuk percakapan yang

dengan pengurus lainnya, maka pimpinan akan menemukan banyak hal mengenai

pribadi pengurus. Dengan meluangkan waktu bersama merupakan syarat utama

untuk menciptakan komunikasi antar pengurus. Dengan adanya komunikasi terus


40

menerus dan umpan balik dari semua pengurus maka dengan sendirinya akan

terjalinnya keakraban. Hal yang harus dilakukan adalah, harus memahami sifat

dan perkembangan dari setiap pengurus, dan mau mendengarkan masukan serta

berlaku kreatif sehingga dapat menciptakan kesadaran berorganisasi antar

pengurus.

Tujuan komunikasi interpersonal yang antar pengurus Karang Taruna Teplan

secara rinci berdasarkan tinjauan teori yang digunakan (Ngalimun, 2017:22)

dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut :

1. Menemukan diri sendiri

Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan interpersonal

atau pribadi. Sesama pengurus Karang Taruna agar banyak belajar dan

memberikan kesempatan untuk bercerita tentang apa yang disukai atau mengenai

diri kita. Hasil wawancara dengan Bapak Lili, komunikasi yang dilakukanya

dengan pengurus Karang Taruna dapat berupa, berbagi cerita dengan saling

terbuka dan selalu meluangkan waktu untuk berkumpul dengan semua pengurus.

2. Menemukan Dunia Luar

Menurut Andhika, tujuan dari organisasi Karang Taruna Teplan adalah untuk

menambah wawasan, pengalaman, pertemanan atau persahabatan dan juga untuk

membangun mutu dari setiap anggota karang taruna.

3. Membentuk dan menjaga hubungan yang penuh arti

Berdasarkan hasil wawancara dengan Reza, cara yang dilakukan agar

sesama pengurus dapat menjadi teman yang baik adalah dengan adanya
41

pendekatan sesama pengurus dari awal pembentukan sehingga sesama pengurus

terjalin hubungan emosional yang kuat di dalam organisasi.

4. Berubah sikap dan tingkah laku

Andhika menanamkan nilai agama dan moral kepada anggotanya, dengan

demikian melakukan komunikasi interaksional inilah hubungan yang terjalin

antar pengurus karang taruna berlangsung baik, dan dapat dididik dengan baik

atas pengawasan dari pimpinan. Dengan komunikasi interpersonal pemimpin

dapat melakukan pendekatan terhadap anggotanya, mengajarkan anggota untuk

bersikap baik dan membimbing anggota dari sikap dan tingkah laku yang negatif

yang dapat merusak kepribadian mereka

5. Untuk bermain dan kesenangan

Berdasarkan wawancara dengan Andhika, Karang Taruna Teplan sebagai

wadah semua pemuda-pemudi untuk berkumpul, bersilturahmi dan juga

melaksanakan program kerja yang sudah direncanakan.

6. Untuk membantu atau memotivasi

Berdasarkan hasil wawancara dengan Andhika, apabila anggotanya

melakukan sesuatu, seperti pengurus Karang Taruna melaksanakan program kerja,

setelah melaksanakan tugasnya Andhika memberikan pujian kepada anggotanya

bahwa apa yang dikerjakan anggotanya cukup baik. Pujian yang diberikan

Andhika dengan maksud bahwa Andhika menghargai apa yang dikerjakan

anggotanya dan apa yang dikerjakan tidak merasa sia-sia, pujian tersebut akan

memotivasi anggota untuk lebih baik lagi.


42

Berdasarkan tinjauan teori hubungan interpersonal yang efektif menurut

Komar, (Ngalimun 2017:38) memiliki lima ciri, yaitu :

1. Keterbukaan (Openess). Berdasarkan hasil penelitian, seperti yang dilakukan

oleh Bapak Lili, komunikasi yang dilakukanya dengan pengurus Karang Taruna

dapat berupa, berbagi cerita dengan saling terbuka dan selalu meluangkan waktu

untuk berkumpul dengan semua pengurus.

2. Empaty (Empathy). Menurut Bapak Eka, bahwa dalam organisasi harus

meluangkan waktu yang banyak agar keakraban terjalin antar pengurus, dan

semua pengurus merasa nyaman dengan lingkungan organisasi. Diluar kesibukan

Bapak Eka sebagai pekerja selalu menyempatkan waktu untuk berkumpul dengan

Karang Taruna. Diwaktu inilah Bapak Eka berbagi pengalaman dengan semua

pengurus sehingga semua pengurus selalu terbuka untuk menceritakan

pengalaman-pengalaman yang dialami dalam organisasi. Antar pengurus dan

bapak Eka sering terjadi bertukar pikiran, beberapa pengurus sering menceritakan

masalah pribadinya dalam organisasi karena hampir semua pengurus Karang

Taruna adalah pemuda-pemudi, jadi banyak pengalaman baru yang dialaminya.

3. Dukungan (Supportiveness). Berdasarkan hasil wawancara, Evan sebagai

tempat untuk menceritakan segala hal. Apabila pengurus lainnya mengalami

masalah atau kesulitan yang dihadapinya, selalu menceritakan masalah tersebut

kepada Evan. Karena beberapa pimpinan lainnya memiliki kesibukannya

masing-masing seperti bekerja dan kuliah. Evan selalu mendengarkan cerita dari

pengurus lainnya dan menenangkan serta memberi motivasi dari masalah yang

dihadapinya.
43

4. Rasa Positif (Positiviness). Berfikir positif dan wajar tanpa menilai atau

keberatan. Saling menghargai satu sama lain dalam pengurus organisasi sangat

membantu menjaga keharmonisa. Adanya keterbukaan antar pengurus, saling

berbagi cerita, memahami pekerjaan lain dan apa yang di inginkan pengurus

lainnya sehingga munculnya saling menghargai antara satu sama lain. Adanya

komunikasi interpersonal yang baik, sehingga semua pengurus memiliki rasa

saling percaya.

5. Kesetaraan (Equality). Berdasarkan hasil wawancara, menurut Andhika

komunikasi yang menghibur dan memupuk hubungan antara anggota karang

taruna, tidak boleh memaksakan kehendak ketua kepada anggota, dan memupuk

rasa kepercayaan antar pengurus, sehingga antar pengurus selalu terjadi hubungan

yang baik. Andhika selalu mengajak anggotanya untuk berkumpul, bercerita

sambil bercanda bersama, hal ini dilakukan agar terciptanya suasana yang

menyenangkan antar pengurus karang taruna.

Menurut Farhan ada beberapa hambatan yang menjadikan sulitnya

komunikasi antar pengurus Karang Taruna dalam berorganisasi, seperti Bapak

Lili dan Bapak Eka yang memiliki kesibukan bekerja, Dwi Andhika dan Dani

Dharmawan yang memiliki kesibukan kuliah, dan ada juga beberapa pengurus

yang sibuk pada pendidikan sekolahnya masing-masing. Kesibukan itulah yang

menjadikan beberapa pengurus karang taruna tidak bisa selalu aktif di dalam

organisasi dan menyebabkan komunikasi berjalan tidak lancar. Walaupun semua

pengurus karang taruna memiliki kesibukannya masing-masing, setiap pengurus

harus melakukan hal yang terbaik dan professional, karena setiap pengurus akan

menjadi cerminan dari pengurus lainnya. Seperti Dani Dharmawan yang berusaha
44

menampakkan sikap yang baik kepada pengurus lainnya. Dia melaksanakan dan

menyelesaikan semua tugas-tugas Sekretaris. Karena menurut Dani, setiap

kegiatan yang dia laksanakan akan menjadi contoh untuk pengurus lainnya. Jika

Dani tidak melaksanakan tugas organisasi maka bisa menjadikan semua pengurus

juga mengikutinya. Walaupun terkadang Dani sibuk dalam perkuliahan, Dani

selalu berusaha untuk memaksimalkan diri didalam organisasi Karang Taruna

Teplan.

Menurut Andhika, dalam karang taruna ini komunikasi harus dan selalu

mendapatkan umpan balik, dimana setiap pengurus berhak memberikan

pendapatnya. Karena jika tidak adanya umpan balik yang terjadi, pengurus bisa

merasa bahwa mereka tidak di dengar ataupun mereka merasa tidak ada di dalam

organisasi karang taruna. Biasanya dalam rapat program kerja juga, semua

pengurus secara langsung memberikan respon jika tidak memahami program

kerja tersebut, dengan respon tersebut membuat pengurus dapat mengerti dan

memahami bagaimana program kerja dapat terlaksana, pada intinya umpan balik

cukup penting dalam menjalin komunikasi yang baik di dalam organisasi Karang

Taruna Teplan ini. Maka dari pendapat Andhika tersebut, pola komunikasi yang

harus dibangun dalam Karang Taruna Teplan yaitu pola komunikasi sirkular.

Dimana pada pola komunikasi ini ialah tatacara komunikasi yang yang baik

dengan proses penyampaian pesan antara komunikator dengan komunikan, baik

secara verbal ataupun nonverbal, antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang

disampaikan mampu dipahami oleh penerima pesan begitu juga yang terpenting

adalah feedback respons hubungan timbal balik antara komunikan dan

komunikator.
45

Pola komunikasi yang dibangun akan mempengaruhi kesadaran berorganisasi.

Dengan pola komunikasi yang baik diharapkan akan terciptanya kesadaran akan

pentingnya berorganisasi. Semua pengurus akan dapat terdidik dengan baik dan

dapat menjalin hubungan yang baik, pengurus dan pimpinan serta pengurus dan

pengurus, jika pola komunikasi yang tercipta dilembari dengan kesungguhan

maka kesadaran berorganisasi akan timbul dengan sendirinya.


46

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Menurut hasil wawancara dengan beberapa pengurus Karang Taruna

Teplan dan observasi yang penulis lakukan maka pola komunikasi yang

diterapkan oleh semua pengurs sangat mempengaruhi terhadap kesadaran

berorganisasi. Oleh karena itu, penting bagi semua pengurus untuk mengetahui

bagaimana cara berkomunikasi yang baik, sehingga terbentuklah hubungan yang

baik antar pengurus. Oleh karena itu, semua pengurus perlu menerapkan sikap

dan perilaku yang baik demi pembentukan kesadaran berorganisasi.

Pola komunikasi yang baik terhadap kesadaran berorganisasi adalah pola

komunikasi yang berjalan terus dan dengan adanya umpan balik dari semua

pengurus dimana semua pesan yang disampaikan ataupun yang diterima oleh

setiap pengurus dapat dipahami. Pada intinya umpan balik cukup penting dalam

menjalin komunikasi yang baik di dalam organisasi Karang Taruna Teplan ini.

Semua pengurus yang dianggap keluarga akan menjadikan kehidupan yang

hangat dalam organisasi. Sehingga antar pengurus mempunyai keterbukaan dan

saling memberi. Semua pengurus wajib diberi kebebasan untuk mengemukakan

pendapat, gagasan, keinginan, perasaan, serta kebebasan untuk menanggapi

pendapat.
47

5.2 Saran

1. Pemimpin harus bisa menerapkan komunikasi interpersonal agar terciptannya

hubungan yang harmonis maka akan timbul kesadaran berorganisasi dari semua

pengurus dan program kerja bisa berjalan dengan lancar.

2. Untuk menjalin hubungan yang baik dan lebih memahami kondisi organisasi,

alangkah baiknya semua pengurus dapat meluangkan waktunya untuk

berorganisasi.

3. Pemimpin harus memperhatikan semua anggotanya.

4. Untuk kesadaran berorganisasi, semua pengurus harus melaksanakan tugas

dalam organisasi dengan sebaik mungkin.

5. Komunikasi harus terus berjalan walaupun pengurus memiliki

kesibukkannya masing-masing, agar program kerja dapat berjalan dengan lancar.


48

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Poppy Ruliana. 2014. Komunikasi Organisasi. Depok: PT Raja Grafindo


Persada

Ngalimun. 2017. Komunikasi Interpersonal. Pustaka Pelajar.

Suranto Aw. 2018. Komunikasi Organisasi. PT. Remaja Rosdakarya.

Skripsi

Akbar Fadkur Wijayanto. 2015. Komunikasi Interpersonal Antara Anggota


Karang Taruna Dengan Masyarakat Umum Dalam Membentuk Rencana
Program Kerja Bakti Sosial.

Jurnal

Muhamad Roni Purnama. 2018. Fungsi Komunikasi Organisasi Pada PT.


Belinken Gundaling Digital Printing Bogor

Anda mungkin juga menyukai