1 Januari-Juni 2018
ABSTRACT
The purpose of this research are : (1) To know the principles of guidance and counseling
teacher interpersonal communication on the level of delinquency students in junior high school
2 Enrekang, (2) To find out how the application of the principles of guidance and counseling
teacher interpersonal communication on the level of delinquency students in junior high school
2 Enrekang. The method used in this research is descriptive qualitative method. The results
showed that, The Communication between counselor and counselee already contain the
principles of interpersonal communication in it, but the application of the principles of
interpersonal communication in the counseling process still needs to be improved. The reseacrh
also found several obstacles in the counseling process. One of the obstacles is the lack of self-
disclosure as a counselee to express his feelings or problems.
ABSTRAK
Tujuan dari penilitian ini adalah; (1) Untuk mengetahui prinsip-prinsip komunikasi
interpersonal guru Bimbingan Konseling terhadap tingkat kenakalan siswa SMP Negeri 2
Enrekang , (2) Untuk mengetahui bagaimana penerapan prinsip-prinsip komunikasi
interpersonal guru Bimbingan Konseling terhadap tingkat kenakalan siswa di SMP Negeri 2
Enrekang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftif kualitatif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa, komunikasi yang dilakukan oleh konselor kepada konselee sudah
memuat prinsip-prinsip komunikasi interpersonal didalamnya, namun penerapan prinsip-prinsip
komunikaksi interpersonal dalam proses konseling masih perlu untuk ditingkatkan. Penelitian ini
juga menemukan beberapa hambatan-hambatan dalam proses konseling, salah satu hambatan
itu adalah masih kurangnya keterbukaan dari siswa selaku konselee untuk mengungkapkan
perasaan-perasaan atau masalah-masalahnya
139
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol.7 No.1 Januari-Juni 2018
140
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol.7 No.1 Januari-Juni 2018
141
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol.7 No.1 Januari-Juni 2018
142
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol.7 No.1 Januari-Juni 2018
untuk mengumpulkan data kemudian bahwa ada kode etik yang menjaga
mengidentifikasi masalah yang muncul. kerahasiaan. Repon yang diberikan guru BK
Komunikasi yang dilakukan cenderung diberikan tergantung bagaimana sikap anak
efektif dimana komunikasi yang dilakukan pada saat konseling. Umpan balik yang
bukan hanya pada siswa yang dianggap dilakukan pada saat proses konseling
bermasalah tetapi kepada semua siswa. dilakukan dengan dua arah, dimana ada
prinsip-prinsip komunikasi yang dilakukan komunikasi timbal-balik didalamnya.
pada saat proses konseling adalah langsung Umpan balik yang bisa diberikan oleh anak
dan tidak langsung dimana komunikasi adalah berupa keterbukaan. Adapun aturan
langsung dilakukan pada konselee yang ada dalam proses konseling yaitu kode
sedangkan tidak langsung meruapakan etik. Proses konseling dilakukan dengan
komunikasi yang dilakukan melalui orang- beberapa cara misalnya dengan siswa sendiri
orang yang dekat dengan konselee misalnya yang datang ke ruang BK dan melakukan
teman. konsultasi.
Ada beberapa prosedur yang dilakukan
dalam proses konseling namun hal pertama c. Informan 3
yang dilakukan adalah mencari data-data Komunikasi non-verbal dilakukan
atau informasi. Prinsip komunikasi tergantung dari masalah anak, misalnya
interpersonal diharapkan sudah sesuai anak-anak yang broken home, dimana anak-
sebagaimana mestinya tetapi terkadang anak ini membutuhkan sentuhan-sentuhan
harapan tidak sejalan dengan kenyataaan. kasih sayang misalnya memeluk atau
Dalam melaksanakan tugasnya guru BK mengelus. Intensitas komunikasi non-verbal
memiliki target pencapaian tertentu target seperti itu sering digunakan karena cara itu
itulah yang disusun dalam program kerja dianggap efektif dalam proses konseling.
guru BK. Komunikasi yang terjalin antara Jika siswa diberikan sentuhan-sentuhan
guru BK dan siswa sudah bisa dikatakan seperti tadi maka siswa bisa lebih menerima.
efektif hal ini terihat ketika secara berlahan- Proses konseling dilakukan bilamana
lahan pelanggaran atau masalah bisa teratasi. anak-anak merasa membutuhkan konsultasi
Dalam proses konseling ada beberapa selain itu proses konseling juga bisa
hambatan salah satunya adalah adanya dilakukan atas inisiatif guru pembimbing
masalah pribadi anak yang sulit untuk jika melihat siswa yang mendapatkan
diungkapkan, dalam menyikapi hambatan masalah. Umpan balik dalam proses
itu guru BK akan melakukan beberapa hal konseling dilakukan dengan dua arah.
salah satunya adalah mendekati teman Umpan balik yang diberikan oleh anak bisa
temannya untuk mencari infromasi dilihat dari tingkah laku anak, misalnya lebih
menerima. Aturan-aturan tertentu yang ada
b. Informan 2 pada bimingan dan konseling adalah kode
Kemudian informan ke dua adalah etik dimana BK sudah dibekali dengan kode
bernamaMahmud ,S.Pd selaku guru BK 1 etik yang berlaku. Pada awal konseling ada
mengungkapkan bahwa Komunikasi beberapa tahapan yang dilakukan tahapan
nonverbal dalam proses konseling tidak pertama adalah dengan membangun
dibatasi, komunikasi nonverbal tersebut keakraban dengan siswa, barula berlahan-
seperti isyarat atau gerakan sentuhan fisik lahan komunikasi mengarah pada inti
namun dalam hal ini buan berarti pukulan permasalahan.
atau kekerasan. Intensitas komunikasi non-
verbal itu tergantung dari setiap anak dan d. Informan 4
situasi. Sebagai guru BK dalam menanggapi komunikasi nonverbal biasanya berupa
komunikasi nonverbal tergantung dari isyarat, dimana bahasa isyarat ini digunakan
situasi dari tiap-tiap anak, memberikan untuk melihat respon siswa. intensitas dari
empati, danmerasakan perasaan anak-anak. komunikasi non-verbal tersebut tidak sering
Proses konseling pada awalnya digunakan, karena yang lebih banyak
meyakinkan anak-anak untuk memberikan digunakan adalah komunikasi verbal.
kepercayaan pada guru BK, menjelaskan konselor dalam menanggapi komunikasi
143
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol.7 No.1 Januari-Juni 2018
Tabel 3:Persuasif
Prinsip Komunikasi
Interpersonal Pernyataan Informan
(Indikator)
1. Data-data dikumpul untuk melihat dan menganalisa masalah apa yang
Berproses pengembanga dihadapi oleh anak. Kemudian kita memberikan penanganan apakah itu
Atau bersifat Persuasif bisa ditangani, secara bimbingan kelompok maupun individu, supaya
tepat saasaran dalam penyelesaian masalah, yang diberikan oleh peserta
didik
144
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol.7 No.1 Januari-Juni 2018
145
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol.7 No.1 Januari-Juni 2018
Tabel 8 : Dinamis
Prinsip Komunikasi
Interpersonal Pernyataan Informan
(Indikator)
1. bukan hanya pada saat ada msalah saja barulah melakukan konsultasi,
Dinamis tetapi setiap saat, bukan hanya siswa yang bermasalah saja itu yang
ditangani tetapi semuanya
2. kita konselor hanya memberikan alternatif-alternatif penyelesaian
masalah, dan yang menyelesaikan itu masalah adalah anak itu sendiri,
ketika masalahnya begini maka solusinya bisa begini-begini.
3. Komunikasi dengan anak tidak selamanya ada di ruang BK tapi kapan dan
dimana saja
4. Sehingga dalam berkomunikasi dikondisikan dengan masalah yang
dihadapi siswa
5. Kemudian kita menawari beberapa langkah-langkah dan dia yang
menemukan, bukan kita yang mengatakan “harus ko begini”.
146
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol.7 No.1 Januari-Juni 2018
konselor dalam menentukan waktu melihat atau memberikan feed back juga
konseling, dengan kata lain bahwa konsleing melibatkan komunikasi non-verbal.
individu lebih cenderung fleksibel dalam Komunikasi non-verbal yang diberikan
pelaksanaannya tergantung pada masalah konselor berupa pemberian isyarat gerakan
yang dihapai oleh siswa atau konselee. tubuh seperti acungan jempol untuk
Pelaksanaan konseling individu memberikan apresiasi pada siswa yang
cenderung memiliki konseling lanjutan, berhasil melakukan perubahan ke arah yang
dimana konseling lanjutan diberikan lebih baik setelah konseling. Komunikasi
tergantung dari masalah yang dihadapi oleh non-verbal juga bisa digunakan konselor
siswa, jika masalah yang dihadapi oleh siswa dalam melihat bagaimana respon konselee
tidak memungkinkan untuk diselesaikan pada saat proses konseling, apakah konselee
dalam satu kali konseling makan dapat merasa bosan atau merasa menerima feed
dilakukan konseling lanjutan untuk bisa back yang diberikan oleh konselor dapat
lebih mendapatkan hasil yang maksimal, dilihat dari komunikasi non-verbal yang
selain itu konseling lanjutan diberikan atas ditunjukan oleh konselee seperti gerakan
keinginan oleh siswa, dimana jika siswa tubuh atau bahasa tubuh.
tersebut merasa perlu untuk melakukan Konseling yang dilakukan oleh SMP negeri
konseling lanjutan atau masi ingin 2 Enrekang, bisa dikatakan sudah
melakukan konsultasi maka konseling melibatkan komunikasi verbal dan
lanjutan bisa diberikan atau dilaksanakan. komunikasi non-verbal sebagai salah satu
prinsip-prinsip komunikasi interpersonal.
c. Komunikasi Dalam Konseling prinsip-prinsip komunikasi interpersonal
Komunikasi yang terjalin anatara konselor telah terlaksana atau terealisasi dalam proses
dan konselee melibatkan komunkasi verbal bimbingan dan konseling terhadap tingkat
maupun komunikasi non-verbal. kenakalan siswa SMP negeri 2 Enrekang
Komunikasi verbal dilakukan konselor jika dilihat dari pernyataan atau data yang
untuk menggali informasi terkait masalah- diperoleh dari informan.
masalah yang dialami oleh konselee, ketika
konselee tidak terbuka mengenai masalah
yang dialaminya maka sulit bagi konselor d. Hambatan Guru BK SMP Negeri 2
untuk bisa membantu konselee tersebut. Enrekang Dalam Proses Konseling :
Komunikasi verbal yang dilakukan i. Dimana konselee atau siswa tidak
konselor akan diikuti dengan komunikasi terbuka kepada konselor sehingga
non-verbal. Komunikasi non-verbal tersebut konselor akan sulit untuk
meliputi isyarat gerakan tubuh dari konselor, mengindentifikasi masalah yang ada
misalnya untuk menciptakan suasana pada konselee.
nyaman dan tenang bagi konselee, seperti ii. adanya perbedaan ide atau cara antara
konselor memberikan bahasa non-verbal guru BK dan guru mata pelajaran,
misalnya elusan maupun pelukan sebagai maupun guru BK dan orang tua siswa
tanda atau pesan bahwa konselor yang menjadi konselee.
memberikan kasih sayang pada konselee dan iii. Siswa SMP Negeri 2 Enrekang
siap membantu konselee, dengan cara berasal dari latar belakang daerah
seperti itu maka konselee dapat lebih terbuka yang berbeda-beda. Pada umumnya
kepada konselor sehingga konselor lebih siswa di sekolah tersebut berasal dari
mudah membantu konselee, selain itu daerah- daerah atau pelosok sehingga
bahasa non-verbal yang diberikan oleh memiliki bahasa yang berbeda-beda
konselor dapat berupa pesan bahwa konselor pula. Hal tersebut yang menjadi
merasakan empati atas masalah yang kendala saat proses konseling, dimana
dihadapi dengan konselee, sehingga terkadang siswa atau konselee sulit
keterbukaan dalam proses konseling dapat mengerti bahasa yanng digunakan
tercipta. oleh konselor sehingga konselor perlu
Proses konseling yang dilakukan di untuk menjelaskan kembali.
sekolah SMP Negeri 2 Enrekang dalam
147
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol.7 No.1 Januari-Juni 2018
148
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol.7 No.1 Januari-Juni 2018
REFERENSI
Devito, Joseph A.(1992). The Interpersonal
Communication Book. 6th ed. New
York: Karper Collins.
Hardjana., Agus M. (2007). Komunikasi
Intrapersonal & Interpersonal.
Yogyakarta: Kanisius.
Myers, Gail E. (1988). The Dinamic of
Human Comunication. A Laboratory
Approach: 1988
Priyatno & Erman, A. (2004). Dasar-Dasar
Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Rineka Cipta
Rakhmat., Jalaluddin. (2005). Psikologi
Komunikasi. Bandung : Rosdakarya
Rohim., Syaiful. (2009). Teori Komunikasi.
Jakarta : Rineka Cipta
Santrock., John W. (2012). Life Span
Development (Edisi ke-13, Jilid 1).
Yogyakarta: Erlangga
Sapril. (2011). Komunikasi Interpersonal
Pustakawan. Iqra :05-01
Timuthius, John Chris. (2012). Peranan
Komunikasi Interpersonal Antara Guru
Bimbingan Konseling Dengan Siswa
Dalam Menangani Kenakalan Siswa.
Skkripsi tidak Diterbitkan. Saalatiga:
Fakultas ilmu sosial dan Ilmu politik,
Universitas Kristen Satya Wacana
Winkel., W.S & Sri Hastuti. (2004).
Bimbingan Dan Konseling Di Institusi
Pendidikan. Yogyakarta : Media Abadi
149