Anda di halaman 1dari 10

PENERAPAN KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK PENGUATAN

POSITIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN


BERKOMUNIKASI ANTAR PRIBADI SISWA
Komang Ary Saraswati1, Nyoman Dantes2, Made Sulastri3
1,2,3
Jurusan Bimbingan Konseling, FIP

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: {arysaraswati05@gmail.com1, Nyoman.dantes@pasca.undiksha.ac.id2,


sulastri.made@yahoo.com3}

Abstrak
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang bertujuan untuk
mengetahui penerapan konseling behavioral teknik penguatan positif untuk
meningkatkan keterampilan berkomunikasi antar pribadi. Subjek penelitian ini adalah
siswa kelas X A pemasaran SMK Negeri 1 Singaraja. Penelitian dilaksanakan dalam
dua siklus, mulai dari perencanaan, tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi. Data
keterampilan berkomunikasi diukur dengan menggunakan rubrik penilaian
komunikasi. Selanjutnya dianalisis dengan analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa konseling behavioral teknik penguatan
positif efektif untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi antar pribadi siswa.
Efektivitas itu terlihat dari perlakuan sebelum tindakan dengan persentase pencapaian
siswa yaitu dari 56,04 menjadi 69,38 dan rata-rata peningkatan gain score adalah
13,33% dan rata-rata peningkatan gain score normalisasi adalah 32,82% pada siklus
I. Sedangkan pada siklus II pencapaian siswa yaitu dari 61,25% menjadi 81,25% dan
rata-rata peningkatan gain score adalah 20% dan rata-rata peningkatan gain score
normalitas adalah 32,98%. Peningkatan persentase keterampilan berkomunikasi
antar pribadi siswa dari siklus I ke siklus II yang sangat baik terjadi, karena
disebabkan oleh adanya motivasi yang besar untuk mengikuti bimbingan dengan
penuh antusias dan belajar untuk berani mengemukakan pendapat dan siswa juga
memperoleh pemahaman baru.
Kata kunci : konseling behavioral, teknik penguatan positif, keterampilan
berkomunikasi antar pribadi

Abstract

This research was a kind of action research by the purpose was to know the
implementation of positive behavioral technique in order to improve the
communication skill trough. The subject of the research was X A grade marketing
students at Vocation school(SMK Negeri 1 Singaraja). The research was held in two
cycle’s starts from planning, action, observation, evaluation, and reflection. The data
of the communication skill would be measured by the assessment rubric, then would
be analyzed by descriptive analysis.

The result showed that the positive strength counseling behavioral technique
improved the communicative skills through individual students of X A grade marketing
students at vocation School (SMK Negeri 1 Singaraja). The effectiveness showed by
the student behavior before the action within the percentage was 56,04% to 69,38%
and the average increase of gain score was 13,33%% and the average increase of
gain score normality was 32,28 in the first cycle. However in the second cycles, the
communication skill trough starts from 61,25% to 81,25% and the average increase of
gain score was 20% and the average increase of normality gain score was 32,98%.
The communicative skills between each student from first and second cycles was
nicely increased because of the students’ motivation to attend the guidance
enthusiastically and learn to be confidence to express their idea and also to have new
understanding.

Key word: counseling behavioral, positive strength technique, communicative


skill.

PENDAHULUAN

Manusia adalah mahluk individu dan komunikasi, interaksi manusia baik


mahluk sosial. Dalam hubungannya dengan secara perorangan, kelompok, maupun
mahluk sosial, terkandung suatu maksud organisasi tidak mungkin terjadi.
bahwa bagaimanapun keadaan manusia Sebagian interaksi manusia
tersebut, manusia tidak dapat terlepas dari berlangsung dalam situasi komunikasi
individu yang lain dalam melakukan suatu
antar pribadi. Adapun komunikasi terdiri
aktivitas bahkan dalam berkomunikasi
sekalipun.Secara umum komunikasi dapat dari enam jenis, antara lain Komunikasi
terjadi pada siapa saja, baik antara guru interpersonal, yaitu komunikasi dengan
dengan muridnya, orang tua dengan diri sendiri baik itu disadari ataupun
anaknya, pimpinan dan bawahanya, antara tidak disadari, komunikasi kelompok,
sesama karyawan dan yang lain yaitu sekumpulan orang yang
sebagainya sehingga komunikasi mempunyai tujuan bersama yang
merupakan jembatan terpenting dari semua berinteraksi satu sama lain untuk
aktivitas, agar timbul pengertian, dan tujuan mencapai tujuan bersama, mengenal
bersama. Amar (dalam Sedanayasa, satu sama lain dan memandang mereka
2009:1) mendefinisikan “komunikasi bagian dari kelompok tersebut,
merupakan suatu seni untuk
menyampaikan informasi, ide-ide, dan
komunikasi publik, yaitu komunikasi
sikap-sikap dari seseorang kepada orang antara seorang pembicara dengan
lain”. Sehingga dengan kata lain dapat banyak orang yang tidak dikenal.
dikatakan bahwa komunikasi adalah Komunikasi organisasi, komunikasi
interaksi yang terjadi antara dua orang atau yang terjadi dalam suatu organisasi,
lebih dan terjadi dalam suatu proses. Dalam yang bersifat informal dan berlangsung
lembaga pendidikan yaitu sekolah terdapat dalam jaringan yang lebih besar dari
suatu komunitas yang memiliki suatu tujuan komunikasi kelompok, komunikasi
bersama yaitu tujuan pendidikan. Secara massa, yaitu yang menggunakan media
umum bagi anak didik atau siswa, dalam massa, baik cetak atau elektronik, yang
kelompoknya(siswa) sudah semestinya dikelola oleh suatu lembaga atau orang
memiliki hubungan yang tumbuh dan
berkembang dengan siswa lainya untuk
yang dilembagakan yang ditunjukan
mewujudkan tujuan bersama dan tujuan kepada sejumlah khalayak yang berada
pendidikan melalui komunikasi yang disejumlah tempatKomunikasi antar
terampil dan efektif atau dalam hal ini pribadi didefinisikan sebagai suatu proses
disebut dengan keterampilan komunikasi hubungan yang tercipta, tumbuh dan
antar pribadi. Komunikasi merupakan berkembang antar pribadi yang satu
dasar dari seluruh interaksi antar (sebagai komunikator) dengan pribadi yang
lain(sebagai komunikan) yang satu
manusia. Karena tanpa adanya
(komunikator) dengan gayanya sendiri sesuai dengan kebutuhan komunikator,
menyampaikan pesan kepada yang atau pada situasi tanya jawab, karena
lain(komunikan), sedangkan yang keterampilan mendengarkannya yang
lain(komunikan) dengan gayanya sendiri kurang efektif, beberapa siswa sebagai
menerima pesan dari sumber(komunikator). komunikator menunjukkan sikap kurang
Dengan gaya kedinamisan, kesadaran, dan kondusif seperti misalkan pada saat
hubungan yang akrab dari masing-masing diberikan informasi(pesan) siswa sebagai
pihak maka komunikasi itu terus komunikan terlihat sibuk bercerita dengan
berkembang hingga dicapai persepsi dan teman, menunjukan sikap yang kurang
tujuan bersama.(Sedanayasa, 2009:13) serius(pandangan yang lain-lain dan tidak
Terdapat beberapa keterampilan fokus kepada lawan bicara atau dengan
yang perlu dikembangkan dalam komunikator), kurangnya rasa empati
komunikasi antar pribadi diantaranya” dengan komunikator seperti masih adanya
keterampilan menerima, keterampilan sikap menonjol yakni kurang bisa
memperhatikan, keterampilan menghargai pada saat siswa berperan
mengidentifikasi perasaan, keterampilan sebagai komunikator memberikan pendapat
merefleksi, keterampilan mendengarkan, kepada lawan bicara, bukan hanya itu
keterampilan menguatkan pernyataan dan dalam tingkatan hubungan lingkungan
keterampilan bertanya” (dalam sekolah pun masih banyak anak yang
Sedanayasa, 2009:45). kurang bisa menyapa(berpaling muka di
Secara umum komunikasi dapat saat berpapasan dan jarang mengucapkan
efektif apabila: komunikasi dapat dimengerti salam saat bertemu guru serta
atau terjadinya kesepahaman antara lingkungannya) yang biasa di sebut dengan
pengirim dan penerima pesan, dengan keterampilan membentuk hubungan yang
karakteristik pesan yang disampaikan akrab. Berbagai bentuk tingkah laku yang
dengan jelas, padat dan dapat meyakinkan ditunjukkan ini sebenarnya merupakan
orang lain. Menurut Hardhjana(2003:40) bagian yang termuat dalam berbagai
komunikasi akan efektif apabila “(1) Pesan keterampilan komunikasi antar pribadi
diterima dan dimengerti sebagaimana yang Salah satu teori yang digunakan di
dimaksud oleh pengirimnya, (2) Pesan dalam penelitian ini adalah teori konseling
disetujui oleh penerima dan ditindak lanjutin behavioral dengan teknik penguatan positif.
dengan perbuatan yang diminta oleh Menurut Corey (1988:212), Pendekatan
pengirim, dan (3) tidak ada hambatan untuk konseling Behavioral memiliki beberapa
melakukan apa yang seharusnya dilakukan teknik yang salah satu diantaranya adalah
untuk menindak lanjuti pesan yang dikirim”. penguatan positif, teknik ini dapat
Dalam kegiatan belajar mengajar, digunakan untuk membantu konseli
komunikasi antar pribadi merupakan ataupun siswa dalam mengatasi masalah
peristiwa yang muncul setiap saat. perilaku seperti cara berkomunikasi mereka
Komunikasi jenis ini dapat terjadi antara yang tidak baik menjadi baik. Misal,
guru/dosen dengan siswa /mahasiswa, seorang siswa yang berkomunikasi dengan
siswa/mahasiswa dengan temannya dapat menggunakan
siswa/mahasiswa. Keefektifan komunikasi keterampilan menguatkan pernyataan
tersebut seperti sudah disiratkan di atas berupa penguatan verbal berupa
sebenarnya sangat tergantung dari kedua ucapan”bagus sekali idemu” dan non verbal
belah pihak yang berkomunikasi. berupa “ ancungan jempol” apabila apa
Menurut hasil observasi, didapat yang diungkapkan oleh temannya sesuai,
hasil bahwa ternyata tidak jarang ada siswa karena terkadang siswa tidak memahami
yang masih memiliki keterampilan bahwa penguatan verbal juga penting
berkomunikasi antar pribadi yang kurang dalam berkomunikasi agar komunikasi
optimal. Seperti contoh dalam kegiatan dapat berjalan dengan baik.
sehari-hari di lingkungan sekolah dalam konseling dalam bahasa latin”
peranannya sebagai komunikan, beberapa Conselium” yang berarti dengan atau
siswa kurang mampu menyampaikan bersama. Namun demikian penggunaannya
pendapatnya atau merespon informasi sehari-hari telah sangat meluas dan lebih
bersifat bukan konseling. Konseling sedangkan penguatan sekunder yaitu
diartikan bahwa proses pemberian bantuan memuaskan kebutuahan psikologi dan
yang dilakukan dalam suasana hubungan sosial, memiliki nilai karena berasosiasi
tatap muka antara orang yang ahli (yaitu dengan penguatan primer. Contoh
orang yang telah melakukan pendidikan penguatan sekunder yang bisa menjadi alat
khusus dan terlatih secara baik dalam yang ampuh untuk membentuk tingkah laku
bidang bimbingan dan konseling) dan yang diharapkan antara lain adalah
seorang individu yang sedang mengalami senyuman, persetujuan, uang, pujian,
kesulitan atau permasalahan. Seperti yang hadiah, bintang emas, medali, tanda
dikemukakan oleh Sedanayasa dan penghargaan atau hadiah. Penerapan
Suranata (2010:21) konseling bertujuan pemberian penguatan positif pada
untuk membantu konseli secara tatap muka psikoterapi membutuhkan spesifikasi
dengan tujuan agar konseli dapat tingkah laku yang diharapkan, penemuan
mengambil keputusan sendiri terhadap tentang aparagen yang memperkuat bagi
berbagai persoalan yang dihadapinya. individu dan penggunaa penguatan positif
konseling Behavioral merupakan secara sistematis guna memunculkan
suatu metode dengan mempelajari tingkah tingkah laku yang diinginkan. Tingkah laku
laku tidak adatif melalui proses belajar yang bermasalah merupakan tingkah laku yang
normal. Tingkah laku tersusun dari respon dapat menghambat individu untuk
kognitif, motorik dan emosional yang mencapai sukses dalam hidupnya.
dipandang sebagai respon terhadap Komunikasi mempunyai peranan
stimulus eksternal dan internal dengan yang sangat penting dalam kehidupan
tujuan memodifikasi koneksi-koneksi sehari-hari. Komunikasi penting bagi
dengan metode stimulus respon sedapat pembentukan dan pengembangan pribadi
mungkin. Gerald Corey (1988:197) untuk melakukan kontak sosial. Melalui
menyatakan bahwa konseling behavioral komunikasi seseorang tumbuh dan belajar,
adalah konseling yang berurusan dengan menemukan pribadinya sendiri dan orang
perubahan tingkah laku kearah yang lebih lain, dengan cara bergaul, bersahabat,
adatif serta studinya terbatas pada bermusuhan, mencintai atau mengasihi
pengamatan dan perubahan tingkah laku. orang lain. Komunikasi berasal dari bahasa
Atau dengan kata lain, konseling behavioral lain “communicare atau communis” yang
adalah proses membantu individu untuk berarti sama atau menjadikan milik
belajar tentang bagaimana mengatasi atau bersama. Dalam berkomunikasi dengan
menyelesaikan masalah-masalah orang lain, berarti individu berusaha agar
interpersonal, kecemasan merupakan salah apa yang disampaikan kepada orang lain
satu emosional sehingga mampu menjadi miliknya (Wikipedia 2010:1).
mengambil keputusan guna menciptakan Menurut (Cangara,2011:59) terdapat
kondisi-kondisi baru untuk belajar. beberapa tujuan komunikasi antat pribadi
Teknik penguatan positif merupakan yaitu ”mengenal diri sendiri dan orang lain,
pembentukan suatu pola tingkah laku mengetahui dunia luar, menciptakan dan
dengan memberikan ganjaran atau memelihara hubungan yang bermakna,
penguatan segera setelah tingkah laku mengubah sikap dan perilaku orang lain,
yang diharapkan muncul adalah suatau dan bermain mencari hiburan”. Komunikasi
cara yang ampuh untuk mengubah tingkah antar pribadi merupakan komunikasi yang
laku. Skinner (dalam Corey, 1988: 222) memerlukan pemahaman terhadap pribadi.
menyatakan, perkuatan positif jauh lebih Sedangkan pribadi memiliki beberapa ciri
efektif dalam mengendalikan tingkah laku yang khas dan unik atau dengan kata lain
karena hasil-hasilnya lebih bisa diramalkan pribadi seseorang yang berkomunikasi
serta kemungkinan timbulnya tingkah laku berbeda antara satu orang dengan orang
yang tidak diinginkan akan lebih kecil. lainya. Menurut (Sedanayasa, 2009:44-79)
Penguatan-penguatan baik itu primer menyatakan, Agar hubungan dua pihak
maupun sekunder, diberikan untuk rentang terjalin akrab dan suasana komunikasi
tingkah laku yang luas, penguatan primer tercipta kondusif, ada beberapa
memuaskan kebutuhan fisiologis, keterampilan yang perlu diperhatikan
bahkan dikembangkan oleh komunikan dan kemudian melaksanakan perencanaan
komunikator yaitu: keterampilan menerima tersebut, mengobservasi pelaksanaan
atau rapport, keterampilan merespon, tindakan dan melakukan refleksi terhadap
keterampilan merefleksikan perasaan, tindakan yang dilakukan untuk melihat
keterampilan memperhatikan, keterampilan kekurangan dan kelebihan tindakan yang
menguatkan pernyataan, keterampilan dilakukan. Penelitian ini terdiri dari dua
mendengarkan, dan keterampilan bertanya. siklus dan langkah-langkah pokok yang
Selain memahami keterampilan dalam ditempuh pada siklus pertama dan siklus
berkomunikasi untuk melakukan selanjutnya adalah perencanaan tindakan,
komunikasi yang efektif maka perlu pelaksanaan tindakan, pengumpulan
memperhatikan hal seperti: 1) menguasai data(pengamatan dan observasi), refleksi
ragam bahasa, 2) bersikap empati, 3) dan perencanaan tindak lanjut.
pleksibel, 4) lugas dan ringkas, 5) Penelitian ini akan dilaksanakan di
memahami bahasa verbal dan non verbal, SMK Negeri 1 Singaraja yang berada
6) mejadi pendengar yang baik, 7) dijalan Pramuka No. 6 Singaraja, Bali.
konsisten, 8) egilater, 9) terbuka, Dalam rencana penelitian ini, waktu
Sedanayasa(2009:18-20). Didalam pelaksanaan dirancang pada semester
berkomunikasi juga terdapat empat dimensi genap tahun pelajaran 2012/2013. subjek
yang ada yakni bagaimana kita memilih dalam penelitian ini adalah siswa kelas X A
kata, bagaimana kita menyesuaikan Pemasaran SMK N 1 yang berjumlah 39
intonasi pengucapam, kemudian orang yang terdiri dari 24 orang wanita dan
bagaimana dalam berkomunikasi kita harus 15 orang laki-laki. Data yang dibutuhkan
lancar dalam berkomunikasi, dalam artian dalam penelitian ini adalah keterampilan
tidak ada kata ee,aa,oo disaat kita berkomunikasi antar pribadi siswa, untuk
memberikan pesan, dan yang terakhir lebih mengakuratkan data yang ingin
bagaimana kita mengekspresikan mimik didapatkan, digunakanlah rubrik penilaian
wajah kita agar sesuai dengan apa yang dari masing-masing dimensi komunikasi,
kita ceritakan. dimana dimensi komunikasi dapat dibagi
Namun, seberapa jauh pengaruh menjadi empat(4) aspek yang pertama
teknik penguatan tersebut didalam adalah ketepatan pengucapan, ketepatan
meningkatkan keterampilan berkomunikasi pemilihan kata, kelancaran dan
antar pribadi siswa tersebut belum dapat mimik/ekspresi. Setiap aspek memiliki
diungkapkan. Untuk itu, akan dilakukan rentang skor berkisar antara 1-5
penelitian yang berjudul “Penerapan Untuk mengetahui persentase
konseling behavioral teknik penguatan perubahan perilaku berupa peningkatan
positif untuk meningkatkan keterampilan keterampilan berkomunikasi antar pribadi
berkomunikasi antar pribadi siswa kelas X siswa seberapa besar manfaat konseling
A Pemasaran SMK Negeri 1 Singaraja behavioral teknik penguatan positif untuk
tahun pelajaran 2012/2013”. meningkatkan keterampilan berkomunikasi
antar pribadi siswa dilaksanakan akan
dianalisis secara deskriptif yaitu analisis
METODE PENELITIAN dengan membandingkan persentase yang
Penelitian ini merupakan penelitian dicapai sebelum dan sesudah diadakan
tindakan kelas yang bertujuan untuk tindakan.
meningkatkan keterampilan berkomunikasi Untuk lebih mengakuratkan rubrik
antar pribadi siswa. Rancangan penelitian penilaian yang digunakan untuk mencari
yang digunakan adalah rancangan model data,maka rubrik di konsultasikan kepada
kemmis yang terdiri dari empat langkah pakar agar instrument tersebut layak dan
antara lain: perencanaan, pelaksanaan, dapat dipercaya untuk digunakan sebagai
observasi dan refleksi (wardhani 2007:45). alat pengumpulan data dalam penelitian.
Model ini dipilih karena dalam menerapkan
konseling behavioral teknik penguatan
positif diawali dengan perencanaan,
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penilaian keterampilan siswa tersebut akan diberikan layanan
berkomunikasi antar pribadi siswa dinilai konseling behavioral teknik penguatan
menggunakan rubrik penilaian, Hasil positif secara klasikal.
penelitian ini dianalisis dengan analisis
statistik deskriptif untuk mengetahui siswa HASIL PENELITIAN SIKLUS I
yang memiliki keterampilan berkomunikasi
antar pribadi rendah. Dari hasil perhitungan Siklus I dilakukan dalam empat
diketahui bahwa terdapat 8 orang siswa tahapan, yaitu identifikasi, tahap
pada kategori kurang, 16 orang siswa pada pelaksanaan, tahap evaluasi dan refleksi.
kategori cukup, 2 orang siswa pada Tahap konseling dilakukan dalam enam kali
kategori rendah, dan 13 orang pada pertemuan secara klasikal dengan
katagori sangat baik. Berhubung standar memberikan mereka materi tentang
yang digunakan dalam penilaian komunikasi, selanjutnya mengadakan
komunikasi adalah 70%(tergolong katagori praktek komunikasi berpasangan, evaluasi
baik), jumlah siswa yang memiliki dilakukan dengan tes berbicara sehingga
keterampilan berkomunikasi antar pribadi diperoleh hasil dari rubrik penilaian sebagai
rendah sebanyak 24 orang, maka seluruh berikut.

Dari grafik data diatas dapat orang di katagori baik dengan persentase
disimpulkan dari 24 siswa yang mengalami peningkatan gain score sebesar 13,33%
keterampilan berkomunikasi rendah dan dan gain score normalitas sebesar 32,82 %,
setelah diberikan konseling behavioral tetapi ada juga siswa yang masih tergolong
teknik penguatan positif secara klasikal. katagori cukup yakni 8 orang, jadi untuk
Dapat meningkatkan keterampilan siswa siklus selanjutnya akan diberikan konseling
dalam berkomunikasi dengan rincian 16 kelompok kepada 8 orang siswa tersebut
pada siklus II agar keterampilan mengerti dan melaksanakan keterampilan
berkomunikasi siswa tersebut dapat komunikasi, sehingga memperoleh
meningkat. peningkatan hasil yang maksimal yaitu
menurunnya meningkatnya keterampilan
HASIL PENELITIAN SIKLUS II berkomunikasi antar pribadi siswa. Setelah
dilakukan pemantapan konseling kelompok,
Beberapa langkah yang ditempuh kemudian untuk mengetahui hasil
dalam penelitian tindakan siklus II adalah pelaksanaannya siswa diberikan tes
sebagai berikut : (a) perencanaan, (b) berbicara kepada guru mereka dan dinilai
pelaksanaan tindakan, (c) evaluasi, (d) menggunakan rubrik penilaian untuk
refleksi . yang membedakan antara siklus I mengakhiri siklus II. hasil evaluasi siklus II
dan II adalah dalam pelaksanaan Tahap menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
tindakan, yaitu dengan konseling kelompok keterampilan berkomunikasi antar pribadi
kelompok. Dimana konseling kelompok siswa pada 8 orang siswa yang mengikuti
dilaksanakan dalam empat tahap yaitu konseling kelompok yang belum memenuhi
tahap pembentukan, tahap peralihan, tahap kriteria pada siklus I. Dibuktikan dengan
kegiatan dan tahap pengakhiran. meningkatnya hasil persentase pada akhir
Pelaksanaan tindakan pada siklus ke II ini siklus II. Peningkatan tersebut disajikan
lebih dimantapkan agar dalam kegiatan pada tabel 02. berikut ini :
konseling kelompok siswa betul-betul

Tabel 02. Keterampilan Berkomunikasi Antar Pribadi Siswa Siklus II

Pemantauan
Nama gain gain score
No Siklus I Siklus II Ket
siswa score normalitas(%)
Skor % Skor % Kategori
1 ASK 13 65 17 85 S.Tinggi 20 30.77 Meningkat
S.
2 AL 13 65 17 85 20 30.77 Meningkat
Tinggi
3 AAK 13 65 16 80 Tinggi 15 23.08 Meningkat
4 TSKP 11 55 15 75 Tinggi 20 36.36 Meningkat
5 TSK 12 60 15 75 Tinggi 15 25.00 Meningkat
S.
6 WPP 12 60 17 85 25 41.67 Meningkat
Tinggi
S.
7 WKN 13 65 17 85 20 30.77 Meningkat
Tinggi
8 YP 11 55 16 80 Tinggi 25 45.45 meningkat

Rata-rata 61.25 81.25 20 32.98


persentase keberhasilan layanan yaitu dari
56,04% meningkat menjadi 69,38% dan
rata-rata gain score adalah 13,33% dan
Dari hasil tersebut dapat dipaparkan gain score normalitas adalah 32,82% pada
bahwa 8 siswa yang mengalami siklus I. sedangkan pada siklus II yang
keterampilan berkomunikasi antar pribadi memiliki keterampilan rendah ada 8 dari 24
kurang pada siklus I dan diberikan siswa yang sudah diberikan layanan
konseling kelompok pada siklus II dapat konseling kelompok dapat dilihat
meningkat dari 61,25 % menjadi 81,25 % pencapaian keterampilan berkomunikasi
dengan rata-rata peningkatan gain score antar pribadi siswa yaitu dari 61,25 % pada
sebesar 20 % dan gain score normalitas siklus I meningkat menjadi 81,25% dengan
sebesar 32,98%. Berdasarkan hasil rata-rata gain score sebesar 20% dan gain
evaluasi pada siklus II menunjukkan bahwa score normalitas sebesar 32,98%, jadi
terjadi peningkatan pada keterampilan besar persentase peningkatan keterampilan
berkomunikasi antar pribadi siswa setelah berkomunikasi antar pribadi siswa dari
diberikan tindakan melalui konseling siklus I ke siklus II adalah sebesar 7%. dari
kelompok. Terjadinya peningkatan hasil tindakan diketahui bahwa peningkatan
keterampilan berkomunikasi antar pribadi keterampilan berkomunikasi antar pribadi
siswa karena peneliti mengetahui siswa bervariasi. Ternyata setelah
kelemahan-kelemahan pada siklus I. konseling klasikal dan konseling kelompok
kelemahan-kelemahan tersebut segera dilaksanakan, peningkatan keterampilan
diantisipasi dan diperbaiki pada siklus II berkomunikasi antar pribadi siswa tidak
sehingga keterampilan berkomunikasi antar hanya terjadi pada siswa yang memiliki
pribadi siswa dapat ditingkatkan. Namun keterampilan berkomunikasi antar pribadi
peneliti merasa pemberian konseling masih siswa yang rendah. Tetapi peningkatan
perlu ditingkatkan lagi. Mengingat penelitian keterampilan berkomunikasi antar pribadi
ini dirancang dalam dua siklus, dan siswa juga terjadi pada siswa yang memiliki
hasilnya sudah sesuai harapan maka keterampilan berkomunikasi antar pribadi
kegiatan konseling kelompok dicukupkan sedang dan tinggi. Peningkatan hasil yang
sampai pada siklus II saja. tinggi dikarenakan adanya motivasi yang
Berdasarkan hasil evaluasi tindakan besar untuk mengikuti konseling kelompok
konseling klasikal pada siklus I dan dengan penuh antusias dan belajar untuk
konseling kelompok pada siklus II diketahui berani mengemukakan pendapat. Siswa
bahwa keterampilan berkomunikasi antar juga memperoleh pemahaman baru, yaitu
pribadi siswa dilihat dari peningkatan bila membahas sesuatu dalam kelompok
ataupun dalam kelas akan sangat efektif dikatakan bahwa konseling behavioral
khususnya dalam meningkatkan teknik penguatan positif efektif untuk
keterampilan berkomunikasi meningkatkan keterampilan berkomunikasi
Peningkatan terjadi berdasarkan antar pribadi siswa. Dengan demikian ini
analisis yang dilakukan ternyata hasil yang dapat dijadikan sebagai modal bagi guru
diperoleh mendukung teori yang mendasari pembimbing dalam menangani masalah
penelitian ini yaitu secara teoritis dapat siswa dari segi berkomunikasi.

PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, maka sedangkan pada siklus II pencapaian
dapat disimpulkan bahwa Konseling keterampilan berkomunikasi antar pribadi
behavioral teknik penguatan positif terbukti siswa yaitu dari 61,25% menjadi 81,25%
efektif untuk meningkatkan keterampilan dengan rata-rata gain score sebesar 20 dan
berkomunikasi antar pribadi siswa. gain score normalitas sebesar 32,98% dan
Peningkatan tersebut diketahui dari peningkatan dari siklus I ke siklus II
pencapaian keterampilan berkomunikasi adalah 7%. Ini berarti semakin baik
antar pribadi siswa yaitu dari 56,04% konseling kelompok untuk menangani
menjadi 69,38% dengan rata-rata gain permasalahan siswa dalam berkomunikasi,
score sebesar 13,33% dan gain score akan semakin baik hasil yang didapatkan.
normalitas sebesar 32,82% pada siklus I.

SARAN DAFTAR RUJUKAN

Berdasarkan kesimpulan diatas, Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur


dapat disampaikan beberapa saran Penelitian Suatu Pendekatan
kepada pihak-pihak terkait sebagai Praktek. Jakarta: PT Asdi Masatya.
berikut Siswa sebagai individu yang
belajar hendaknya dapat memanfaatkan
konseling kelompok sebagai wadah Agus, M. Hardjana, 2003. Komunikasi
untuk meningkatkan keterampilan Intrapersonal dan Interpersonal.
berkomunikasi antar pribadi siswa, Para Yogyakarta: Kanisius
guru sebagai tenaga pendidik
hendaknya dapat menjadikan konseling
kelompok sebagai alternatif peningkatan
Corey, Gerald.(E. Koeswara. Penerjemah)
keterampilan berkomunikasi antar 1988: Teori Dan Praktek Konseling
pribadi siswa. Pihak sekolah hendaknya Dan Psikoterapi. Bandung: PT
memperhatikan keterampilan Eresco
berkomunikasi antar pribadi siswa guna
pencapaian keberhasilan dalam
bersosialisasi dengan teman sebaya,
guru dan masyarakat, sehingga menjadi Cangara, Hafeid. 2011. Pengantar Ilmu
Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers
masukan untuk penyusunan program
bimbingan terhadap siswa.

Nurkancana, wayan. 1993. Pemahaman


Individu. Surabaya: Usaha Nasional.
Prayitno. 2004. Layanan Bimbingan dan
Konseling Kelompok. Padang: FIP
Universitas Padang

Sedanayasa, Gede. 2009. Keterampilan


Berkomunikasi.Singaraja:Universitas
Pendidikan Ganesha.

Gede dan Suranata. 2010. Buku Ajar


Dasar-dasar Bimbingan
Konseling.Singaraja:Universitas
Pendidikan Ganesha.

Anda mungkin juga menyukai