Anda di halaman 1dari 13

1

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya setiap manusia dalam kehidupannya memerlukan

berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok

atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Pentingnya peran sebuah

komunikasi bagi kehidupan sudah tidak bisa dipungkiri lagi. Hampir semua

aktivitas dasar manusia merupakan komunikasi. Komunikasi memegang

peranan penting dan merupakan aktivitas dasar manusia.

Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan manusia. Yang


dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain
dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam “bahasa”
komunikasi pernyataan dinamakan pesan. Orang yang menyampaikan
pesan disebut komunikator (communicator), sedangkan orang yang
menerima pernyataan diberi nama komunikan (communicate)1

kemahasiswaan juga sebagai wadah pengembangan kegiatan

ekstrakurikuler mahasiswa di perguruan tinggi yang meliputi pengembangan

penalaran, keilmuan, minat, bakat dan kegemaran mahasiswa itu sendiri.

Sebuah organisasi ditandai dengan sekelompok orang yang saling berinteraksi

Hasil dari interaksi tersebut melahirkan hubungan kerja sama satu sama
lain. Kerja sama itu diarahkan kepada output (keluaran) atau tujuan tertentu.
Untuk mencapai tujuan tersebut perlu diciptakan diferensiasi peran di antara
anggotanya. Karena perbedaan peran ini kemudian lahir struktur berjenjang
dalam organisasi. Dalam perspektif komunikasi, organisasi diartikan sebagai:
“display and interpretation of massages among communication unit who are
part a particular organization”2

1
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi (Bandung: PT Citra
Aditya Bakti, 2003), h.28

2
Muhibuddin, “Ilmu Komunikasi Dalam Perspektif Komunikasi Organisasi”, Adzikra:
Jurnal Komunikasi & Penyiaran Islam, Vol. 03, No. 2 (Juli – Desember, 2012), h .35.
2

Komunikasi sebagai suatu proses dalam penyampaian informasi yang

melibatkan antara komunikator dan komunikan yang tak terlepas dari pengaruh

elemen-elemen komunikasi. Mahasiswa sebagai salah satu kalangan

intelektual, juga dituntut untuk bisa berkomunikasi yang baik dan benar.

Kehidupan kampus yang tidak hanya berkutat di dalam ruang kuliah saja

semakin memperkuat kenyataan tersebut.

Ditambah Kenyataan dewasa ini yang menuntut mahasiswa agar

memiliki soft skill agar menunjang bidang akademiknya, dan salah satu dari

soft skill tersebut adalah keterampilan berkomunikasi. Selain memiliki

kemampuan dalam bidang akademik, mahasiswa juga memerlukan

keterampilan berkomunikasi untuk menunjang kemampuan akademiknya.

Dalam bidang pekerjaan, mahasiswa sebagai lulusan dari Perguruan

Tinggi juga harus bersaing dengan mahasiswa lainnya untuk mendapatkan

posisi di perusahaan atau instansi tertentu, sehingga mahasiswa perlu untuk

memaksimalkan kemampuannya bukan hanya secara intelektual, tetapi juga

kemampuan lain seperti keterampilan komunikasi interpersonal.

keterampilan komunikasi kelompok, keterampilan komunikasi

organisasi, dan lain- lain. Keterampilan dalam berkomunikasi bukan

merupakan bawaan sejak lahir dan juga tidak akan muncul secara tiba-tiba saat

kita memerlukannya, keterampilan tersebut harus dipelajari dan dilatih.

Organisasi kemahasiswaan merupakan salah satu bentuk aktivitas yang sering

diminati oleh mahasiswa.


3

Menambah pengalaman dan koneksi biasanya merupakan tujuan yang

ingin mahasiswa raih ketika terjun ke dalam sebuah organisasi kemahasiswaan.

Namun disamping itu, ternyata dengan sistem yang dibentuk oleh organisasi

kemahasiswaan bisa membentuk mahasiswa dalam menambah keahlian dan

keterampilannya.

Salah satunya adalah keterampilan dalam berkomunikasi agar terjalin

komunikasi yang efektif. Kecakapan berkomunikasi penting dimiliki oleh

orang-orang yang berkecimpung dalam sebuah organisasi agar tujuan dari

organisasi dan pribadi masing-masing bisa terealisasi dengan cepat, tepat, dan

akurat.

STAI Al Maarif Kalirejo Lampung Tengah merupakan salah satu

Lembaga Pendidikan Tinggi Swasta yang berbasis Islam. Selain menjadi

tempat studi untuk menimba ilmu, di dalamnya juga terdapat berbagai

organisasi mahasiswa baik internal maupun eksternal yang dapat diikuti

mahasiswa untuk menambah wawasan diluar kelas perkuliahan, menambah

teman, ataupun untuk mengisi kekosongan waktu kuliah. Organisasi eksternal

STAI Al Maarif Kalirejo di antaranya yaitu: Pergerakan Mahasiswa Islam

Indonesia (PMII). Organisasi memiliki banyak anggota yang berkecimpung di

dalamnya.

Partisipasi dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan dan eksistensi

dalam berorganisasi diharapkan dapat mengembangkan wawasan, kepribadian,

dan keterampilan mahasiswa seperti keterampilan berkomunikasi para


4

aktivisnya, serta mendukung dan melengkapi pencapaian tujuan secara

akademik dan non-akademik.

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Peran Organisasi Eksternal Kemahasiswaan Pergerakan

Mahasiswa Islam Indonesia Dalam Keterampilan Berkomunikasi Mahasiswa (Studi

Kasus Terhadap Aktifis PMII) Di STAI Al Ma’arif Kalirejo Lampung Tengah Tahun

2020/2021

B. Batasan Masalah

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Cabang Lampung Tengah

Terhadap keterampilan berkomunikasi mahasiswa di STAI AL Ma’arif

Lampung Tengah Tahun 2020/2021;

1) Keterampilan berkomunikasi para aktivis organisasi eksternal Pergerakan

Mahasiswa Islam Indonesia di STAI Al Maarif Kalirejo.

2) peran organisasi eksternal terhadap keterampilan berkomunikasi paran

aktivis di kampus STAI Al Maarif Kalirejo Lampung Tengah

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut Untuk mengetahui bagaimana Peran Organisasi Eksternal

Kemahasiswaan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Dalam Keterampilan

Berkomunikasi Mahasiswa (Studi Kasus Terhadap Aktifis PMII) Di STAI Al Ma’arif

Kalirejo Lampung Tengah Tahun 2020/2021


5

D. Kegunaan Penelitian.

Dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi semua tentang Pergerakan

Mahasiswa Islam Indonesia Cabang Lampung Tengah Terhadap keterampilan

berkomunikasi mahasiswa di STAI AL Ma’arif Kalirejo Lampung Tengah

Tahun 2020/2021

Untuk mengembangkan ilmu yang telah di peroleh selama mengikuti

perkuliahan di STAI Al Ma’arif Kalirejo

Untuk menambah wawasan mengenai adakah kekurangan juga kelebihan

dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Cabang Lampung Tengah

Terhadap keterampilan berkomunikasi mahasiswa di STAI AL Ma’arif

Kalirejo Lampung Tengah Tahun 2020/2021

E. Metode Penelitian Yang Digunakan


1. Jenis Penelitian

Untuk memperoleh data informasi guna memperkuat kajian penulis

menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif, yaitu pendekatan

penelitian pemaparan fenomena sosial tertentu baik tunggal maupun

jamak.3

Penelitian ini akan mencoba menggambarkan mengenai pokok

permasalahan yang akan dikaji yaitu bagaimana keterampilan

berkomunikasi para aktivis organisasi PMII, sebelum mengikuti

3
Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2012), p.9.
6

organisasi dan apa saja peran organisasi PMII, terhadap keterampilan

berkomunikasi para aktivis di kampus.

Dengan metode penelitian ini bertujuan untuk menguraikan,

mengembangkan atau melukiskan suatu masalah berdasarkan fakta-fakta

yang ada untuk diselidiki sehingga dapat memperluas gambaran mengenai

kasus yang sedang diteliti. Maka berdasarkan metode yang sedang dipakai

dalam penelitian ini dapat memperluas kesimpulan yang bersifat kualitatif.

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat Penelitian ini dilaksanakan di sekolah Tinggi Agama Islam

Al Ma’arif Kalirejo Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah

merupakan salah satu perguruan Tinggi yang memiliki Organisasi

Eksternal yaitu Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia.

Sedangkan Waktu penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 20 bulan

September tahun 2021 untuk meneliti peran organisasi eksternal

pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Cabang Lampung Tengah

Terhadap keterampilan berkomunikasi mahasiswa di STAI AL Ma’arif

Lampung Tengah Tahun 2020/2021

3. Populasi dan Sampel

Pada sebuah penelitian dikenal istilah populasi. Populasi adalah

keseluruhan subjek penelitian4. Dalam penelitian kuantitatif, Populasi

diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek

4
Surharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, edisi revisi
cet. ke-14(Jakarta: Rineka Cipta , 2010), hal 173.
7

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh

peneliti untuk di pelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya5.

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa/i yang

menjadi Anggota dan/atau Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia

di STAI Al Ma’arif Kalirejo Lampung Tengah.

Berdasarkan studi eksploratif terhadap penelitian dapat diketahui

jumlah populasi penelitian yaitu 100 Anggota. Populasi penelitian ini

terdiri dari tiga Program Studi yaitu: Manajemen Pendidikan Islam = 35

Perbankan Syariah; = 30 dan Pendidikan Agama Islam 35

Table 1.1 Data Anggota

NO PROGRAM STUDI JUM


LAH
AN
GG
OTA

1 Manajemen Pendidikan 35

2 Pendidikan Agama Islam 35

3 Perbankan Syariah 30

Total 100

Sampel adalah sebagian dari wakil populasi yang diteliti 6.

Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga


5
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, ( Bandung : Alfabeta,
2010 ) hal 297.

6
Ibid hal.174.
8

diperoleh sampel yang benar-benar dapat berfungsi sebagai

penggambaran keadaan populasi yang sebenarnya. Untuk memberikan

gambaran pada sampel apabila jumlah subjeknya kurang dari 100 lebih

baik diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian

populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara

10 - 15 % atau 20 - 25 % atau lebih.

Berdasarkan hal di maka peneliti menggunakan karena objek

penelitian 100, maka peneliti menggunakan téknik sampel random

pada penelitian ini sebanyak 15 % data diambil berdasarkan daftar

nama Anggota terdiri dari tiga Program Studi: Manajemen Pendidikan

Islam = 5 Perbankan Syariah; = 5 dan Pendidikan Agama Islam 5

anggota

4. Variabel dan Indikator Penelitian


a. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk

mengukur fenomena alam maupun social yang diamati secara spesifik,

semua fenomena ini dilakukan menggunakan variabel penelitian.

Jumlah instrumen penelitian tergantung pada jumlah variabel penelitian

yang telah ditetapkan untuk diteliti.

Ada dua macam kisi-kisi yang harus disusun seorang peneliti

sebelum menyusun instrumen, yaitu : Kisi-kisi umum adalah kisi-kisi

yang dibuat untuk menggambarkan semua variabel yang akan diukur,

dilengkapi dengan semua kemungkinan sumber data, semua metode dan


9

instrumen yang mungkin dapat dipakai. Kisi-kisi khusus adalah kisi-kisi

yang dibuat untuk menggambarkan rancangan butir-butir yang akan

disusun untuk suatu instrumen.

Berdasarkan urutan diatas maka penulis akan menyusun kisi-kisi

berdasarkan bagian-bagian umum peran organisasi eksternal pergerakan

Mahasiswa Islam Indonesia Cabang Lampung Tengah dan kisi-kisi

khusus tentang keterampilan berkomunikasi mahasiswa di STAI AL

Ma’arif Lampung Tengah Tahun 2020/2021.

Maka uraian kisi-kisi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

(1) Instrumen untuk mengukur variabel peran organisasi eksternal

pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Cabang Lampung Tengah (X).

(2) instrumen untuk mengukur keterampilan berkomunikasi mahasiswa

di STAI AL Ma’arif Lampung Tengah Tahun 2020/2021 (Y).

b. Rancangan dan kisi-kisi instrumen

Berfungsi sebagai gambaran yang jelas dan lengkap instrumen dan

isi dari butir-butir yang akan disusun. Kemudian memudahkan

peneliti dalam penyusunan instrumen, sebagai peta perjalanan

aspek yang akan dikumpulkan datanya, dari mana data diambil,

dan dengan apa data tersebut di ambil, pertanggungjawaban

peneliti lebih terjamin.

Adapun kisi-kisi dalam penelitian ini terbagi menjadi dua

yaitu kisi-kisi umum dan kisi-kisi khusus.


10

Tabel 1.2 Kisi - Kisi Umum Tentang Hubungan Antara Sumber Data,
Metode, dan Instrumen Pengambilan Data Penelitian

Variabel penelitian Sumber data Metode Instrumen


Peran Organisasi - pengurus - Pedoman
Eksternal sebagai wawancara
Pergerakan pelaku - Ceklis/skala
Mahasiswa Islam - Anggota yang bertingkat
Indonesia Cabang mengalami
Lampung Tengah
(Variabel X)

Keterampilan - Pedoman - Wawancara - Pedoman


berkomunikasi wawancara - Kuesioner wawancara
mahasiswa di STAI - Ceklis/skala - Pengamatan - Ceklis/skala
AL Ma’arif bertingkat bertingkat
Lampung Tengah - Ceklis - Ceklis
Tahun 2020/2021
(Variabel Y)

Tabel 1.3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Nomor
Variabel penelitian Indikator
Pertanyaan
peran organisasi eksternal Mengunakam 1-15
Pegerkan Mahasiswa Kuisosoris Diskripsi
Islam Indonesia Cabang data Pedoman
Lampung Tengah Wawancara
(Variabel X)
Keterampilan Mengunakam 1-15
berkomunikasi mahasiswa Kuisosoris Diskripsi
11

Nomor
Variabel penelitian Indikator
Pertanyaan
di STAI AL Ma’arif data Pedoman
Lampung Tengah Tahun Wawancara
2020/2021 (Variabel Y)
Jumlah Pertanyaan 30

5. Teknik Pengumpulan Data


1) Observasi yaitu melakukan pengamatan untuk menyelamatkan informasi dari

data yang berkaitan dengan masalah yang penulis bahas. Peneliti

melakukan observasi di setiap sekretariat organisasi PMII, guna

memperoleh informasi yang dibutuhkan.

2) Wawancara yaitu kegiatan tatap muka untuk mendapatkan informasi

secara langsung dengan para aktivis organisasi PMII, di lingkungan

STAI AL Ma’arif Lampung Tengah Dalam penelitian ini

menggunakan wawancara semi terstruktur sifat dimana bersifat lebih

bebas dibandingkan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara

jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka,

dimana pihak terwawancara diminta pendapat dan ide-idenya.7

3) Dokumentasi Dokumen analisis yang di gunakan untuk memperoleh

data-data yang tidak biasa di dapatkan dengan teknik wawancara

maupun teknik observasi. Teknik dokumentasi yang di peroleh adalah

foto, gambar, bagan, struktur dan catatan-catatan yang di peroleh dari

subjek peneliti.

7
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
1998), p.189.
12

6. Teknik Analisis Data


Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,
dan dan bahan-bahan lain sehingga dapat mudah dipahami dan
temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Adapun teknik
analisis data yang penulis lakukan terdiri dari reduksi data, penyajian
data dan kesimpulan
1) Reduksi Data
Miles dan Huberman mengemukakan, reduksi data diartikan
sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar yang
muncul dari catatan-catatan lapangan8

Dari sekian banyak organisasi eksternal yang ada di kampus


STAI AL Ma’arif Lampung Tengah, penulis lebih memusatkan
penelitian ini kepada organisasi eksternal Pegerkan Mahasiswa
Islam Indonesia Cabang Lampung Tengah Terhadap keterampilan
berkomunikasi mahasiswa di STAI AL Ma’arif Lampung Tengah
Tahun 2020/2021
2) Penyajian Data

Alur penting dalam analisis data berikutnya yaitu penyajian data.

Miles dan Hubermen mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan

penyajian data adalah menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun

yang memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan.

Adapun dari sekian banyak para aktivis PMII dan peneliti

mengambil lima informan dari masing-masing organisasi untuk

8
Imam Suprayogo & Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial – Agama, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2003), p.193.
13

mengumpulkan data mengenai peran organisasi, PMII terhadap

keterampilan berkomunikasi mahasiswa di kampus.

3) Kesimpulan

Kegiatan analisis berikutnya adalah menarik kesimpulan dan

verifikasi. Data-data yang telah diperoleh dari hasil pengamatan

dan wawancara kepada para aktivis, kemudian dihubungkan

dengan literatur-literatur yang ada atau teori yang berhubungan

dengan masalah yang diteliti. Kemudian dicari pemecahannya

dengan cara analisa, yang pada akhirnya akan dicapai kesimpulan

untuk menentukan hasil akhir

Anda mungkin juga menyukai