Anda di halaman 1dari 7

IMPLIKASI KOMUNIKASI ORGANISASI PADA KADERISASI DUNIA

ORGANISASI KAMPUS

IMPLICATIONS OF ORGANIZATIONAL COMMUNICATION ON THE


UNIVERSITY ORGANIZATIONAL WORLD FRAMEWORK

Muhammad Faisal, S.Si., S.Pd., M.Pd


mhdfaisal86@ymail.com

Dini Nadila1, Doli Wasfi Indrawan Smjk2


dinaddila@gmail.com 1, dolisukses@gmail.com 2
12
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Abstrak: ”Komunikasi organisasi merupakan sarana yang penting dalam melakukan


komunikasi baik dalam hal dakwah maupun tidak. Sebuah komunikasi dilakukan dengan
sebaik mungkin untuk mudah dimengerti. Namun pada penelitian ini, peneliti menemukan
bahwa upaya kaderisasi organisasi dakwah sekolah kurang efektif akibat komunikasi yang
tidak diterima dengan baik atau tidak baik dalam menyampaikannya. Penelitian ini
menggunakan teknik kualitatif. Pendekatan penelitian kualitatif menghasilkan data deskriptif
dalam bentuk laporan tertulis atau lisan tentang individu dan perilaku mereka. Dalam
penelitian ini, peneliti bertujuan untuk menjabarkan akibat dari sebuah hubungan
komunikasi organisasi yang tercipta pada kaderisasi organisasi dakwah kampus”.
Kata Kunci: hubungan, komunikasi,kaderisasi, organisasi, kampus.
Abstract: "Organizational communication is an important means of communicating in terms
of publicity or not. A communication is done as well as possible to be easily understood.
However, in this study, the researchers found that the efforts to frame the school's reputation
were less effective as a result of communication not being well received or not being good at
communicating it. This research uses qualitative techniques. The qualitative research
approach produces descriptive data in the form of written or oral reports about individuals
and their behavior. In this study, the researchers aim to illustrate the consequences of an
organizational communication relationship created on the institutionalization of the
university.
Keywords: Relationships, communications, patriotism, organizations, universities.

PENDAHULUAN
Interaksi antara orang dan kelompok adalah komunikasi. Komunikasi sadar atau
tidak sadar adalah komponen normal dari kehidupan sehari-hari. Manusia mampu
berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya sejak lahir. Komunikasi juga dianggap
sebagai pertukaran ide atau perspektif, serta interaksi atau kegiatan yang terkait
dengan masalah dalam hubungan. Tanjungpinang (Effendy: 2003:54).
Salah satu kelompok siswa di kampus adalah organisasi akademis, yang dapat
membantu siswa meningkatkan kapasitas mereka sebagai sumber kehidupan etnis
dan agama. Hak setiap siswa untuk bergabung dengan kelompok siswa diatur oleh
Undang-Undang Republik Indonesia No. Menurut Pasal 17 Pasal 2 Peraturan
Pendidikan Tinggi, organisasi mahasiswa setidaknya harus melaksanakan tugas-
tugas berikut: mempromosikan inisiatif siswa yang bertujuan untuk memupuk
bakat, gairah, dan potensi mereka; mendorong kesadaran nasional; memenuhi
kebutuhan mereka dalam hal kepentingan dan kesejahteraan; dan mendorong
tanggung jawab sosial melalui kerja sukarela. Keputusan untuk menggunakan
organisasi universitas sebagai subjek penelitian didukung oleh fakta bahwa
sementara organisasi ini memiliki anggota rata-rata lebih dari 50 orang, hanya 20
dari anggota tersebut yang aktif terlibat dalam manajemen atau menjalankan
kegiatan. Temuan ini menunjukkan bahwa peserta tidak memberikan sesuatu yang
baru untuk kegiatan yang mereka sukai. Hal ini disebabkan oleh kurangnya
komunikasi yang intensif antara manajemen dan anggota atau antara anggota.

Mengingat konteks yang disebutkan di atas, komunikasi antara organisasi


kampus telah berkurang, dan keterlibatan dan koordinasi intensif di dalam
organisasi di kampus tidak berfungsi. Ketika datang ke pertemuan persiapan untuk
eksekusi sekrup, manajer dan anggota kurang dalam komunikasi, interaksi, dan
koordinasi, yang membuat anggota lebih acuh tak acuh dan meningkatkan jarak
yang diperlukan untuk berkomunikasi dengan orang lain.

Berangkat dari hal tersebut maka peneliti menyimpulkan bahwa upaya


kaderisasi organisasi dakwah sekolah kurang efektif. Berdasarkan kesimpulan
tersebut, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul: Implikasi
komunikasi organisasi pada kaderisasi dunia organisasi kampus.

LANDASAN TEORITIS
A. Pengertian Komunikasi

Kata Latin “communicatio” adalah di mana istilah “komunikasi” berasal. Kata


"communis" (yang berarti makna yang sama atau sama) adalah sumber frasa.
Untuk mengubah perilaku seseorang, ide harus dikomunikasikan dari satu
sumber ke satu atau lebih penerima, menurut Everett M. Rogers, yang dikutip
oleh Onong Uchjana Effendy. (Effendy, 2010:25). Jalaluddin Rakhmat, dalam
kata-kata Harnack dan Fest, menganggap komunikasi sebagai “proses interaksi
antara orang dengan tujuan integrasi intrapersonal dan interpersonal.” (Rakhmat,
2003:8).

Definisi komunikasi oleh Jalaluddin Rakhmat, seperti yang dinyatakan oleh


Edwin Neuman, adalah "proses mengubah kelompok manusia menjadi
kelompok yang berfungsi." (Rakhmat, 2003 : 8). Komunikasi interpersonal adalah
proses komunikasi. Ketika bahasa digunakan sebagai sarana transmisi, apa yang
sedang dikomunikasikan adalah gagasan atau perasaan seseorang terhadap
orang lain (Effendy, 2010:26).

Efektivitas komunikasi mempengaruhi seberapa baik kita bergaul dengan


orang-orang. Media pertukaran adalah (Effendy, 2003: 7):
1. Komunikasi pribadi (Private Communication), baik komunikasi
interpersonal maupun intrapersonal. (Integrative Communication).
2. Ada empat jenis komunikasi kelompok: komunikasi kelompok kecil
(pelajaran, forum, diskusi, dan seminar); komunikasi kelompok
besar; komunikasi organisasi; dan komunikasi massal.

B. Komunikasi organisasi

Komunikasi organisasi, menurut Redding dan Sanborn di Muhammad,


adalah "transmisi dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks."
Komunikasi organisasi, menurut Katz dan Kahn di Muhammad, adalah "aliran
informasi, pertukaran informasi, dan transfer makna dalam sebuah organisasi."
(Muhammad, 2007:65).

Empat kategori yang dapat digunakan untuk mengumpulkan bagian-bagian


yang membentuk organisasi:
1) Peserta dalam organisasi Orang-orang yang melakukan pekerjaan
organisasi berada di inti organisasi. Mereka berpartisipasi dalam tugas
mental seperti formulasi konsep, penggunaan bahasa, pemecahan
masalah, dan generasi ide.
2) Bekerja di dalam perusahaan Anggota organisasi menyelesaikan pekerjaan
resmi dan informal sebagai bagian dari pekerjaan mereka. Aktivitas ini
memungkinkan perusahaan untuk menciptakan barang dan menawarkan
layanan.
3) Hubungan antara tugas-tugas yang dilakukan oleh anggota organisasi
disebut struktur organisasi.
4) Pernyataan yang mengatur, mengarahkan, dan mempengaruhi bagaimana
anggota organisasi membuat keputusan dan mengambil tindakan dikenal
sebagai pedoman organisasi. (Mulyana, 2006:151-153).

C. Kaderisasi

Kaderisasi adalah proses berpikir, merasakan, dan menyatukan proses yang,


pada akhirnya, menciptakan karakter. Sebagai kursus studi dengan tujuan
pendidikan, yang memiliki kepribadian yang sempurna dan keterampilan
komunikasi yang efektif. Membuat kelompok siswa dalam program studi
menjadi persyaratan untuk partisipasi dalam kehidupan kampus akan menjadi
ide yang baik. Untuk meningkatkan kehidupan mereka dan membuatnya lebih
mudah, manusia terus-menerus bersemangat untuk mengubah institusi dan
praktik yang mengatur mereka sebagai makhluk sosial dan subjek budaya.
Seperti halnya kaderisasi, proses kaderisasi akan berubah seiring berjalannya
waktu; dalam kaderisiasi kuno, siswa yang berani menentang tirani
membutuhkan kaderasi yang menggunakan pelatihan fisik dan mental (Rustandi,
2017: 4).

Tujuan kaderisasi adalah untuk mempercepat transisi ke kehidupan


perguruan tinggi dan untuk memodifikasi karakter yang muncul di sana. Esensi
kaderisasi yang baik seperti itu tidak boleh digunakan untuk tujuan yang kurang
dari yang diinginkan, seperti balas dendam siswa. Bentuk dan bentuknya
termasuk
1. Memberikan informasi yang mencoba memberikan pengetahuan tentang
sesuatu yang membantu ketika menjadi pemimpin dikenal sebagai pelatihan
kepemimpinan siswa. Latihan pelatihan kepemimpinan siswa dasar harus
menanamkan pada kader pentingnya mengembangkan siswa yang mampu,
cerdas, moral, dan berdedikasi terhadap organisasi (Muhammad, 2007:32-34).
2. Upgrade dimaksudkan sebagai kerangka media yang, sebagai kelanjutan dari
kerangka yang didedikasikan untuk manajer, berfokus pada pengembangan
intelektual dan kemampuan siswa dan manajer dalam subjek tertentu yang
bersifat praktis. Manajer harus terampil dan bijaksana dalam melaksanakan
tanggung jawab yang ditugaskan kepada mereka sehingga mereka
diselesaikan tanpa menghindari tanggung jawab (Syaifuf, 2017).
3. Sebuah organisasi dapat melakukan sejumlah tugas yang berbeda:
1. Penyebaran ideal organisasi untuk membantu anggota baru
memahami dan memajukan tujuan organisasi.
2. Menjalankan proses pengembangan, perawatan, dan pembangunan
keanggotaan.
3. Mendorong keanggotaan dalam setiap gerakan.
4. Jaga anggota menyadari prinsip-prinsip organisasi dan pastikan
mereka terus memahami dan setuju.
5. Membantu anggota meningkatkan kemampuan dan pemahaman
ilmiah mereka sehingga mereka dapat berkontribusi lebih banyak.
4. Menyediakan anggota masa depan dengan cara untuk menjadi mandiri
sambil bersaing dengan perkembangan aktif dan kemajuan. Frameworking
akan gagal jika anggota potensial tidak dipikirkan dengan hati-hati dan tidak
dinonaktifkan.

D. Ayat Al-Quran Tentang Komunikasi Organisasi

Terkait dengan komunikasi organisasi, Allah Ta’ala berfirman dalam kalam-Nya:

۞ 263 ‫َقْو ٌل َّم ْع ُرْو ٌف َّو َم ْغ ِفَر ٌة َخْيٌر ِّم ْن َص َد َقٍة َّيْتَبُع َهٓا َاًذ ى ۗ َو ُهّٰللا َغ ِنٌّي َحِلْيٌم‬.

Artinya: ”Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi
tindakan yang menyakiti. Allah Mahakaya, Maha Penyantun”.

METODE PENELITIAN

Penulis studi ini menggunakan teknik kualitatif. Pendekatan penelitian kualitatif


menghasilkan data deskriptif dalam bentuk laporan tertulis atau lisan tentang
individu dan perilaku mereka. Dalam ilmu sosial, penelitian kualitatif adalah tradisi
yang unik yang sangat bergantung pada pengamatan dan tindakan manusia.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebuah komunikasi akan membuat impact pada orang yang berkomunikasi. Disisi
lain ada hal-hal yang timbul setelah melakukan komunikasi dalam kaderisasi
organisasi dakwah kampus. Dalam pengertian yang dekat, komunikasi organisasi
pada kaderisasi organisasi dakwah kampus menghasilkan hal-hal berikut ini:
1. Peran komunikasi di organisasi dakwah kampus dalam Sasaran Kegiatan
Kaderisasi, dibagi ke dalam dua bagian yaitu:
a. Komunikasi dalam rangka untuk calon kader organisasi kampus dengan
komunikasi yang digunakan adalah komunikasi informal seperti kader
dari organisasi inti kampus berkomunikasi langsung atau tatap muka
untuk mengundang anggota untuk mengunjungi kampus serta pertemuan
kegiatan persiapan yang dilakukan oleh lembaga kampus di mana
komunikasi dan pengamatan kepada manajer kandidat dilakukan secara
pribadi.
b. Kedua komunikasi resmi dan informal dimasukkan ke dalam kerangka
kerja untuk anggota baru dari organisasi kampus. Komunikasi formal
dilakukan oleh kader inti, seperti menginformasikan alumni, kader senior,
anggota baru dari kelompok kampus, dan kader pertemuan yang
dijadwalkan. Komunikasi non-formal yang dilakukan oleh anggota inti,
seperti undangan langsung atau tatap muka kepada anggota untuk
mengunjungi kampus dan acara yang dilakukan.
c. Anggota manajemen kampus berkomunikasi satu sama lain selama
pelaksanaan kegiatan yang sukses, dari perencanaan hingga evaluasi,
dilakukan secara kolaboratif dalam pertemuan koordinasi setelah
keberhasilan kegiatan, dan pada akhir tahap manajemen dalam negosiasi
bersama (mubes). Dalam hal ini, komunikasi resmi dilakukan dengan
dukungan dari senior, alumni, dan panel bangunan organisasi universitas.
Metode komunikasi pribadi digunakan untuk komunikasi, termasuk
dengan SMS, WA, dan Line chat.
d. Seluruh anggota terlibat dalam komunikasi yang kurang intens, yang
menjadikannya bagian dari komunitas organisasi universitas. Melalui
platform media sosial seperti WhatsApp dan Line, kader terhubung.
e. Kerjasama manajer inti dengan masing-masing kepala lapangan tidak
berfungsi.

SIMPULAN
Berdasarkan penjelasan dan uraian di atas, maka dapat penulis simpulkan yaitu
komunikasi dalam organisasi itu amatlah penting. Sehingga, organisasi mampu
menghadirkan hubungan kedekatan antara para pengurus, anggota lama dan
anggota baru atau para kader yang akan di kaderisasi dalam mengembangkan
organisasi dakwah kampus.

DAFTAR PUSTAKA
Haryati, dkk. 2022. Komunikasi Organisasi. Yogyakarta : Nuta Media.

Ramli Muhammad, Sayuti Ahmad, “Adab Guru Terhadap Murid Perspektif Imam
Al-Ghazali Di Dalam Kitab Bidayah Al-Hidayah”, ADDABANA:Jurnal
Pendidikan Agama Islam, Vol. 5, No. 1, 2022.

Nathania. (2014). Jurnal Komunikasi. Vol.2, No3. Hubungan Aliran Komunikasi


Organisasi Dengan Kinerja Karyawan Di PT. Sarana Lubitama Semesta.

Ali Akhmad, Bachruddin. 2022. Komunikasi Organisasi. Yogyakarta : Aswaja


Pressindo.

Nainggolan Nana Triapnita. 2021. Komunikasi Organisasi: Teori,dan Inovasi, Etika.


Medan : Yayasan Kita Menulis.

Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Devito, Joseph. A. 1997. Komunikasi Antarmanusia. Kuliah Dasar. Edisi Kelima.


Profesional Book. Jakarta.

Face dan Faule. 2006. Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan
(editor Deddy Mulyana, MA, Ph.D.), PT Remaja Rosdakarya Bandung.

Anda mungkin juga menyukai