Anda di halaman 1dari 5

ARTIKEL

PSIKOLOGI MANAJEMEN
DAMPAK DAN KEUNTUNGAN MASUK ORGANISASI TERHADAP KARAKTER
PESERTA DIDIK
BAB 1

Abstrak

Organisasi adalah sebuah wadah atau tempat berkumpulnya sekelompok orang


untuk bekerjasama secara rasional dan sistematis, terkendali, dan terpimpin untuk
mencapai suatu tujuan tertentu dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Di dunia
pendidikan saat sekarang ini tidak begitu banyak peminat organisasi.

Perkembangan zaman menuntut adanya berbagai perubahan. Indonesia pada saat


ini telah terjadi perubahan secara besar-besaran yang disebabkan pengaruh dari luar
maupun dalam negeri. Perubahan-perubahan yang dihadapi oleh Indonesia dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang berlangsung secara cepat.
Selain itu,untuk menghadapi tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang sangat pesat disertai pola kehidupan yang mengglobal, menuntut semua pihak untuk
mengantisipasi hal itu,termasuk para pendidik atau guru yang senantiasa berjuang dalam
dunia pendidikan.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, organisasi adalah salah satu wahana


yang digunakan sekolah untuk meningkatkan soft skills siswanya. Dalam buku Dasar-
dasar Organisasi, Sutarto (2006: 22-23) menyebutkan organisasi menurut Mooney (1974)
dan menurut Sheldon (1923). Organisasi menurut Mooney (1974)adalah bentuk setiap
perserikatan manusia untuk pencapaian suatu tujuan bersama. Pendapat lain Sheldon
(1923)menyebutkan organisasi adalah proses penggabungan pekerjaan yang para
individunya atau kelompok-kelompok harus melakukan dengan bakat-bakat yang
diperlukan untuk melakukan tugas-tugas sedemikian rupa, memberikan saluran terbaik
untuk pemakaian yang efisien, sistematis, positif, dan terkoordinasi dari usaha yang
tersedia.
PEMBAHASAN

A. Pengertian Organisasi

Strategi yang diperlukan agar terwujudnya tujuan pendidikan yakni dengan adanya
lembaga pendidikan yang didukung oleh organisasi yang efektif dan efisisen.Organisasi adalah
wadah yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai
oleh individu secara sendiri-sendiri (Veithzal Rivaidan Deddy Mulyadi,2013: 169-
170).Rasulullah bersabda bahwasannya “dua orang itu lebih baik daripada satu, tiga orang lebih
baik daripada dua orang, dan tiga empat orang itu lebih baik dari dua orang, maka berjamaahlah
kamu sekalian, sesungguhnya Allah tidak mengumpulkan umat kami melainkan kepadanya ada
petunjuk” (H.R. Bukhari). Organisasi menurut Sutarto (2006 : 40) adalah sistem saling
berpengaruh antar orang dalam kelompok yang bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.
B. Peserta Didik

Siswa atau yang biasa disebut dengan peserta didik merupakan salah satu dari komponen
pendidikan yang tidak bisa ditinggalkan, karena tanpa adanya peserta didik tidak akan mungkin
proses pembelajaran dapat berjalan. Peserta didik merupakan komponen manusiawi yang
menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar. Didalam proses belajarmengajar,
peserta didik sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin
mencapainya secara optimal.

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 peserta didik adalah anggota masyarakat
yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada
jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.

Menurut Sudarwan Danim (2010: 1) “Peserta didik merupakan sumber utama dan
terpenting dalam proses pendidikan formal”. Peserta didik bisa belajar tanpa guru. Sebaliknya,
guru tidak bisa mengajar tanpa adanya peserta didik. Oleh karena itu kehadiran peserta didik
menjadi keniscayaan dalam proses pendidikan formal atau pendidikan yang dilembagakan dan
menuntut interaksi antara pendidik dan peserta didik.

Sudarwan Danim (2010: 2) menambahkan bahwa terdapat hal-hal essensial mengenai hakikat
peserta didik, yaitu:

1. Peserta didik merupakan manusia yang memiliki diferensiasi potensi dasar kognitif atau
intelektual, afektif, dan psikomotorik.
2. Peserta didik merupakan manusia yang memiliki diferensiasi periodesasi perkembangan
dan pertumbuhan, meski memiliki pola yang relatif sama.
3. Peserta didik memiliki imajinasi, persepsi, dan dunianya sendiri, bukan sekedar miniatur
orang dewasa.
4. Peserta didik merupakan manusia yang memiliki diferensiasi kebutuhan yang harus
dipenuhi, baik jasmani maupun rohani, meski dalam hal-hal tertentu banyak kesamaan.
5. Peserta didik merupakan manusia bertanggung jawab bagi proses belajar pribadi dan
menjadi pembelajar sejati, sesuai dengan wawasan pendidikan sepanjang hayat.
6. Peserta didik memiliki adaptabilitas didalam kelompok sekaligus mengembangkan
dimensi individualitasnya sebagai insan yang unik.
7. Peserta didik memerlukan pembinaan dan pengembangan secara individual dan
kelompok, serta mengharapkan perlakuan yang manusiawi dari orang dewasa termasuk
gurunya.
8. Peserta didik merupakan insan yang visioner dan proaktif dalam menghadap
lingkungannya.
9. Peserta didik sejatinya berperilaku baik dan lingkunganlah yang paling dominan untuk
membuatnya lebih baik lagi atau menjadi lebih buruk.
10. Peserta didik merupakan makhluk Tuhan yang memiliki aneka keunggulan, namun tidak
akan mungkin bisa berbuat atau dipaksa melakukan sesuatu melebihi kapasitasnya.
C. Dampak Organisasi Terhadap Peserta Didik
1. Dampak Positif
1. Melatih diri untuk menjadi seorang pemimpin (Leadership)
2. Menambah Wawasan
3. Belajar mengatur waktu
4. Mengasah Kemampuan Sosial
5. Problem Solving dan Manajemen Konflik
6. Memperluas jaringan atau Networking
7. Membentuk Pola pikir yang baik
8. Meningkatkan Kemampuan berkomunikasi

setelah kalian mengetahui banyak manfaat mengikuti organisasi di


sekolah, apakah anda sekarang tertarik untuk mengikutinya juga? dan kalian
sekang mulai berfikir bahwa organisasi di sekolah itu memang penting. itu semua
tergantung individu masing-masing dalam menilainya. walaupun banyak manfaat
yang didapat dari mengikuti organisasi yang ada di sekolah, tetap saja ada dampak
negatif atau kerugian jika kalian mengikuti organisasi di sekolah.

2. Dampak Negatif mengikuti Organisasi

1. Menjadi Kurang Fokus untuk Belajar di Kelas


2. Jika tidak pandai membagi waktu, maka kuliah yang utamanya adalah
untuk belajar menjadi terbengkalai
3. Mengikuti organisasi juga memerlukan uang yang dibutuhkan untuk
pembelian baju, attribut, dan lain-lainnya
Untuk itu jika anda memang suka mengikuti berbagai kegiatan di
organisasi yang anda ikuti, haruslah disertai dengan kemampuan mengatur waktu
dengan baik serta tepat. Agar kalian para peserta didik mendapatkan semua
manfaat berorganisasi tanpa perlu mengorbankan prestasi.

D. Keuntungan Masuk oerganisasi


Sebagaimana yang telah sebelumnya bahwa hubungan antar manusia pada
dasarnya adalah aktivitas komunikasi (interpersonal). Jadi antara HAM dengan
komunikasi atau komunikasi dengan HAM saling berkaitan, untuk itu ada beberapa
indikator yang dapat mempengaruhi HAM dalam interpersonal. Menurut Rahmat
(1998:129) factor faktor tersebut adalah “saling menghargai, empati, keterbukaan/sikap
terbuka, kepercayaan, dan kehangatan”. Untuk lebih jelasnya factor tersebut akan
diuraikan secara ringkas satu persatu.
a. Saling Menghargai
Saling menghargai artinya saling menghormati atau mengindahkan satu sama lain
dalam suatu hubungan antar manusia. Menurut Roger (dalam Muhammad, 1995: 128)
dinyatakan bahwa “hubungan interpersonal akan terjadi secara efektif apabila satu sama
lain dapat saling menghargai, bersifat positif dan wajar tanpa menilai atau keberatan”.
Pada sisi lain Nawawi (2000:68) menyatakan bahwa penghargaan dapat diperhatikan
dalam bentuk pemberian pujian,
kesempatan mengemukakan pendapat, perlakuan yang baik dan tidak pilih kasih, bila
dikembangkan dapat mempengaruhi moral kerja. Bedasarkan pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa menghargai berarti saling menghormati, memperhatikan dan
mendengarkan satu sama lain atas kerja, karya, usulan, ide dan pengabd dalam suatu
organisasi.
b. Empati
Empati merupakan salah satu kunci dari keberhasilam terbinanya hubungan antar
manusia. Menurut Effendy (1993:78) adalah “kemampuan sesorang untuk
memproyeksikan dirinya kepada peranan orang lain”. Hal ini berarti apabila komunikator
mengetahui bagaimana perasaan komunikan dan selanjutnya bisa merasakan apa yang
dirasakan komunikan tersebut, maka mungkin sekali komunikator dan menyampaikan
pesan yang tepat kepadanya.
Lebih sempit empati berarti seperasaan dengan orang lain, artinya ikut merasakan apa
yang dirasakan orang lain, sehingga dalam proses komunikasi interpersonal akan lebih
efefktif dan lebih bermakna sesuai dengan tujuan komunikasi interpersonal tersebut.
c. Keterbukaan/Sikap Terbuka
Sikap terbuka aau keterbukaan dalam suatu hubungan antar manusia sangat
penting
artinya bagi kelangsungan hubungan antar manusia tersebut. Menurut Rahmat (1998:138)
menyatakan bahwa : Bersama-sama dengan sikap percaya, dan sikap suportif, sikap
terbuka mendorong timbulnya saling pengertian, saling menghargai, dan paling penting
saling mengembangkan kualitas hubungan interersonal. Pendapat tersebut menjelaskan
bahwa sikap keterbukaan merupakan hal penting dalam mengembangkan hubungan
interpersonal atau hubungan antar manusia. Menurut Rahmat (1998:21) sikap terbuka
mempunyai karakter sebagai berikut : menilai pesan secara objektif, membedakan dengan
mudah, melihat nuansa bukan berfikir simplistis (tanpa nuansa), beroreantasi pada isi
bukan sumber pesan, informasi diperoleh dari berbagai sumber, dan lebih bersifat
provisional artinya tidak secara kaku mempetahankan atau memegang teguh system
kepecayaan.
d. Kepercayaan
Faktor lain yang dapat menumbuhkan HAM dalam komunikasi interpesonal
adalah kepercayaan. Secara ilmiah “kepercayaan” menurut Rahmat (Ermita, 2012) adalah
“mengandalkan perilaku orang lain untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, yang
pencapaiannya tidak pasti dan situasi yang penuh resiko”. Unsur yang penting dalam
kepercayaan adalah situasi yang penuh resiko bagi orang yang menaruh kepercayaan
( sikap orang diberikan kepercayaan pada dasarnya tidak pasti, artinya bisa dipercaya dan
bisa juga berkhianat atau tidak dap dipercaya. Namun demikian unsur kepercayaan ini
yang harus dikembangkan dalam hubungan antar manusia adalah mau memberikan
wewenang kepadaorang lain yang dipercaya, mau mengandalkan perilaku orang lain
dalam bekerja, dan memberikan amanah tehadap orang yang dipercaya.
e. Kehangatan
Salah satu faktor yang tidak kalah pentingnya yang dapat menumbuhkan HAM
dalam komunikasi interpesonal adalah kehangatan. Kehangatan merupakan suatu
keadaan gembira atau suka cita. Menurut Muhammad (1995:22) mengemukakan bahwa
agar hubungan interpersonal cenderung menjadi sempurna, maka kedua belah pihak
harus mengenal standar. Salah satu standarnya adalah “mengkomunikasikan suatu
kehangatan pemahaman yang positif mengenai orang lain dengan gaya mendengarkan
dan merespon” pada saat lawan bicara menyampaikan pesannya. Jadi indikasi yang
menunjukan adanya kehangatan dalam hubungan antar manusia adalah adanya perasaan
gembira dalam mendengarkan dan gembira dalam memberikan respon. Hubungan
Antar Manusia di Kantor (Organisasi) Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya
bahwa hubungan antar manusia pada dasarnya adalah aktivitas komunikas (interpersonal)
bagi orang dalam mencapai tujuan suatu organisasi, dimana hubungan antar manusia
yang terjadi tidak terlepas dari aktivitas komunikasi dalam rangka menciptakan hubungan
yang baik dan harmonis bagi semua personil yang ada, baik bagi pimpinan, maupun bagi
pegawai. Hal ini sesuai dengan pendapat Muhammad (1995) bahwa “aktivita komunikasi
interpersonal yang paling dilakukan dalam organisasi dalam rangka menciptaka
hubungan antar manusia adalah oleh pimpinan dan pegawai”. Berdasarkan pendapat di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antar manusia yang terjadi di lingkungan
organisasi pada dasarnya tidak terlapas dari: a) hubungan antara pimpinan dengan
pegawai dan sebaliknya hubungan antara pegawai dengan pimpinan, dan b) hubungan
antara pegawai dengan pegawai. Berikut ini akan dibahas secara ringkas satu persatu.
Daftar Pustaka
Arikunto, S dan Yuliana. 2008. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media.
Ermita. (2012). Hubungan Antar Manusia dan Semangat Kerja Pegawai. PEDAGOGI, Jurnal
Ilmiah Ilmu Pendidikan.
Moekijat, 2005, Pengembangan Organisasi, Penerbit Mandar Maju, Bandung.
Ahmadheryawan. (2009). Reformasi Pendidikan Menuju Masyarakat Madani. (Online)

Anda mungkin juga menyukai