Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MANAJEMEN PENDIDIKAN

Peran Manajemen Hubungan Masyarakat atau Humas dalam Instansi


Pendidikan khusunya Organisasi di Sekolah

DOSEN PENGAMPU

Rahmat Fadhli S.IIP., M.A.

DISUSUN OLEH

Aina Khairunnisa Sajidah

Janiar Karmelisa

Mas Bonar Khilastomo

Nabila Rafii Winarti

Nita Fadilah

Sheren Maria Jessica

Yosefina Wea Dede

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PENDIDIKAN BAHASA JERMAN

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen pendidikan adalah suatu bentuk usaha yang dijalankan oleh


lembaga untuk mencapai berbagai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
Manajemen pendidikan juga memiliki beberapa cabang, salah satunya adalah
manajemen humas atau biasa disebut dengan manajemen hubungan masyarakat.
Humas merupakan bagian penting dalam sebuah organisasi ataupun lembaga.
Bidang pendidikan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Manajemen humas memiliki peran tersendiri dalam mencapai tujuan. Salah satu
tujuan tersebut ialah menciptakan dan mengembangkan pengetahuan terbaik bagi
lembaga non pendidikan, organisasi, dan lembaga pendidikan, yang kegiatannya
secara langsung maupun tidak langsung memengaruhi masa depan organisasi atau
lembaga tersebut. Di tengah era modern inipun, tidak ada instansi, lembaga dan
organisasi yang tidak membutuhkan humas.

Sosialisasi sangat penting dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan


karena sosialisasi akan disampaikan kepada masyarakat melalui suatu instansi.
Lembaga pendidikan memegang peranan strategis yang penting dalam mencapai
tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu, salah satu kunci keberhasilan
lembaga pendidikan yang berhasil menjalankan tugas dan perannya adalah apakah
lembaga pendidikan tersebut dapat menjalin hubungan yang baik antara lembaga
pendidikan dengan lingkungannya atau masyarakatnya. Hasil lembaga pendidikan
yang tidak dapat memanfaatkan bidang humas dan mengintegrasikan kehumasan
ke dalam pengelolaan lembaga pendidikannya dapat berdampak dalam
keberlangsungan belajar dan mengajar karena tidak dapat menyerap dan
menyebarluaskan informasi strategis bagi lembaga dan masyarakat sekitar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja peranan Humas dalam sebuah instansi pendidikan khusunya
organisasi di sekolah?
2. Bagaimana jika di dalam sebuah instansi ataupun organisasi tidak
memiliki humas?
3. Bagaimana strategi Humas dalam menginformasikan suatu berita secara
merata dan tervalidasi dalam sebuah instansi ataupun organisasi?

1.3 Tujuan Penilitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Eksploratif bertujuan agar kami mendapatkan pengetahuan
baru mengenai manajemen humas dalam hubungannya
pendidikan dan organisasi di sekolah.
b. Untuk mengetahui factor apa yang dianggap masih kurang
maksimal dalam hal membangun hubungan dengan masyarakat
dan menginformasikan pendidikan.
c. Verifikasi bertujuan menguji suatu teori manajemen humas
yang sudah ada.

1.4 Manfaat Penelitian

Bagi Mahasiswa

Penelitian ini dapat bermanfaat untuk memberikan pengetahuan terhadap


mahasiswa dalam penentuan masalah melalui penelitian, perencanaan,
pelaksanaan sampai dengan evaluasi. Selain itu, mahasiswa dapat menumbuhkan
komunikasi yang membangun dan memastikan hubungan kerja sama internal
untuk menghasilkan komponen yang bermanfaat dan berkualitas serta responsive
terhadap dinamika masyarakat

Bagi Masyarakat

Penelitian ini berfungsi memberikan informasi serta pengetahuan kepada


masyarakat luas mengenai peran humas dalam instansi pendidikan khususnya
dalam organisasi di sekolah. Fungsi lain humas bagi masyarakat yaitu untuk
menumbuhkan kerja sama dan kepercayaan terhadap pendidikan. Hubungan
Masyarakat bagi masyarakat juga diharapkan dapat menciptakan membina, dan
mengembangkan hubungan baik dengan publik atau kelompok pendidikan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar

Organisasi menurut Louis Allen aktifis Amerika Serikat menyatakan,


bahwa organisasi adalah proses mengidentifikasikan dan mengelompokkan
pekerjaan yang harus dilakukan, mendefinisikan dan mendelegasikan tanggung
jawab dan wewenang dan membangun hubungan untuk tujuan memungkinkan
orang bekerja paling efektif bersama dalam mencapai tujuan. Sementara itu
lembaga menurut Hendropuspito ialah bentuk lain organisasi yant tersusun secara
tetap dari pola-pola kelakuan, peranan-peranan dan relasi sebagai cara yang
mengikat guna tercapainya kebutuhan-kebutuhan sosial dasar. Hal ini berati,
dalam setiap organisasi maupun lembaga tentunya memiliki bidang dan tugas
masing-masing. Pada penelitian kali ini, yang menjadi pembahasaan utama ialah
mengenai humas, yang mana tentunya di dalam sebuah organisasi maupun
lembaga humas menjadi komponen penting dalam struktur organisasi atau
lembaga.

Seringkali dalam sebuah organisasi atau lembaga, bidang humas diberi


tugas untuk menyebarkan informasi ataupun menerima informasi yang terkait
mengenai organisasi atau lembaga tersebut. Hal tersebut berarti, bahwa humas
sebagai alat komunikasi organisasi atau lembaga yang menghubungkan kepada
masyarakat luas atau pihak eksternal. Akan tetapi, dalam lingkup komunikasi
sendiri, adapun definisi humas menurut pakar. Webster’s New World Dictionary
dalam Moore (2004: 6) mendefinisikan humas sebagai “hubungan dengan
masyarakat luas, seperti melalui publisitas; khususnya fungsi-fungsi korperasi,
organisasi dan sebagainya yang berhubungan dengan usaha untuk menciptakan
opini publik dan citra yang menyenangkan untuk dirinya sendiri”. Adapula
definisi yang lebih spesifik dan menekankan tanggung jawab, definisi ini dari
Public Relations News (Moore, 2004: 6) “humas adalah fungsi manajemen yang
mengevaluasi sikap publik, mengidentifikasi kebijaksanaan-kebijaksanaan dan
prosedur-prosedur seorang individu atau sebuah organisasi berdasarkan
kepentingan publik, dan menjalankan suatu program untuk mendapatkan
pengertian dan penerimaan publik.”

Menarik kesimpulan dari dua definisi tersebut, bahwasanya humas sangat


berperan penting dalam organisasi ataupun lembaga, yang mana keberadaannya
dibutuhkan untuk menciptakan dan memperoleh saling pengertian dengan
publiknya. Upaya menciptakan saling pengertian itu dilakukan melalui proses
komunikasi. Proses komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi dua arah atau
two-way communications. Terkadang publik atau pihak eksternal ingin
mengetahui apa yang sedang dilakukan oleh lembaga atau organisasi tersebut,
terlebih jika publik atau pihak eksternal merasa mempunyai kepentingan dengan
organisasi atau lembaga tersebut.

Komunikasi dua arah adalah proses komunikasi yang lengkap. Dalam


komunikasi ini, informasi mengalir dari pengirim ke penerima dan respons
penerima kembali ke pengirim. Dapat dikatakan bahwa proses komunikasi
memiliki bekal umpan balik dalam istilah komunikasi dua arah. Menurut artikel
Universitas Medan Area, Fakultas ISIPOL prodi Ilmu Komunikasi menjelaskan,
bahwa dalam mencapai tujuan organisasi dan menghadapi masalah pribadi, kita
perlu mengandalkan komunikasi dua arah. Poin-poin berikut ini menyoroti
pentingnya komunikasi dua arah :

1. Memastikan kelancaran informasi : Dalam komunikasi dua arah,


penerima dapat langsung mengungkapkan tanggapannya berkenaan
dengan pesan yang diterimanya. Akibatnya, arus informasi yang lancar
terjadi di kedua arah.
2. Memberikan pengakuan : Dalam komunikasi dua arah, pengirim
mengirimkan informasi kepada penerima dan penerima memberikan
tanggapan atau jawabannya kepada pengirim. Dengan cara ini,
pergantian dua arah mengakui penerimaan pesan oleh penerima.
3. Implementasi arahan : Dalam organisasi, atasan menyampaikan
berbagai perintah, instruksi, kebijakan, prosedur dll kepada bawahan.
Jika bawahan gagal memahami instruksi, perintah, atau kebijakan apa
pun, komunikasi dua arah memungkinkan mereka untuk meminta
klarifikasi lebih lanjut. Dengan demikian, komunikasi dua arah
membantu pelaksanaan arahan atasan.
4. Mendorong saran dari karyawan : Untuk memperkaya rencana dan
kebijakan organisasi, manajemen harus mendorong saran dari
bawahan. Dorongan seperti itu dimungkinkan bila ada saluran
komunikasi dua arah.
5. Meningkatkan kepuasan kerja : Komunikasi dua arah memberi
karyawan sarana untuk menyampaikan keluhan, sikap , perasaan,
minat, dan pendapat mereka kepada atasan mereka. Setelah itu, atasan
dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk
kesejahteraan karyawan. Hasilnya, kepuasan kerja para karyawan
meningkat.
6. Menciptakan lingkungan yang demokratis : Dalam komunikasi dua
arah, baik komunikator maupun penerima dapat dengan bebas
mengungkapkan perasaan, gagasan dan pandangan mereka. Pertukaran
informasi yang saling menguntungkan ini menciptakan lingkungan
yang demokratis dalam organisasi.
7. Mengatasi ambiguitas : Komunikasi dua arah juga sangat berguna
untuk mengatasi kebingungan atau ambiguitas terkait pesan karena
memungkinkan penerima untuk menyampaikan tanggapannya.
8. Menciptakan hubungan yang menyenangkan : Hubungan kongenial
antara pekerja dan manajemen sangat penting untuk mencapai tujuan
organisasi . Untuk menciptakan hubungan tersebut, manajemen harus
mendengarkan pendapat dan pandangan karyawan. Komunikasi dua
arah memungkinkan.
9. Menciptakan hubungan informal : Aspek positif lain dari
komunikasi dua arah adalah meningkatkan hubungan informal antara
pengirim dan penerima. Karena komunikasi dua arah memungkinkan
kedua peserta untuk bertukar pikiran, mereka dapat mengembangkan
rasa saling pengertian. Hasilnya adalah hubungan yang lebih baik di
antara mereka.
10. Meningkatkan efektivitas komunikasi : Komunikasi yang efektif
bergantung pada pemahaman pesan yang tepat oleh pengirim dan
penerima. Melalui komunikasi dua arah, kedua belah pihak dapat
saling mengevaluasi pendapat sehingga dapat meningkatkan efektifitas
komunikasi.
11. Meningkatkan efisiensi : Komunikasi dua arah juga memberikan
kontribusi positif terhadap efisiensi penerima. Dalam komunikasi ini,
penerima dapat mencari klarifikasi dan analisis pesan pengirim yang
pada akhirnya meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan
efisiensinya.

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi sangatlah


penting dalam meningkatkan kinerja organisasi ataupun lembaga. Oleh karena itu,
jika organisasi atau lembaga tidak memberikan informasi yang jelas mengenai apa
yang dilakukannya sehingga timbul repons serta asumsi publik atau pihak
eksternal sendiri dari mulut ke mulut, bergunjing yang mana memungkinkan
tersebar isu yang tidak sesuai. Jika isu negatif dibiarkan berkembang, tentu saja
akan merugikan organisasi atau lembaga, dan mengganggu citra serta reputasi
organisasi atau lembaga.

2.1.1 Tugas dan Fungsi Humas

Tugas humas dalam organisasi berhubungan erat dengan tujuan dan fungsi
humas. Kusumastuti (2004: 25) menyebutkan terdapat tiga tugas humas sebagai
berikut:

1. Menginterpretasikan, menganalisis dan mengevaluasi kecenderungan perilaku


publik untuk merumuskan kebijakan organisasi.

2. Mempertemukan kepentingan organisasi dengan kepentingan publik. Bisa jadi


antara organisasi dengan publik memiliki kepentingan yang berbeda. Humas
dalam hal ini mempertemukan atau menghubungkan kepentingan itu agar menjadi
saling dipahami.
3. Mengevaluasi program-program organisasi khususnya yang berkaitan dengan
publik. Untuk mengetahui apakah program yang dilaksanakan efektif dan bisa
memberi dampak positif terhadap organisasi maka perlu dilakukan evaluasi.

Jadi tugas humas secara umum adalah menyampaikan pesan atau


informasi secara lisan, tertulis, virtual dari organisasi atau lembaga kepada publik,
sehingga publik memperoleh informasi yang tepat dan benar mengenai kondisi
organisasi, tujuannya dan juga kegiatannya.

2.1.2 Peran Humas dalam Organisasi

Kesuksesan sebuah organisasi sangat ditentukan oleh keberhasilan seorang


humas atau publik relations dalam mempertahankan reputasi, citra positif di
masyarakat. Seperti saat ini, keterbukaan akan informasi ke pada publik menjadi
hal yang sudah umum adanya. Namun, tentunya peran humas sangat krusial.
Dalam hal ini humas harus memberikan informasi berdasarkan fakta dan
keakuratan tentang segala informasi dalam sebuah organisasi. Tentunya dengan
penyampaian yang benar dan tetap menjunjung tinggi etika maka informasi itu
akan bisa diterima dengan mudah oleh publik. Menurut artikel Pemerintah
Kabupaten Buleleng, bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan menjelaskan
bahwa peran humas sangat penting dalam menjaga hubungan antara organisasi
dengan masyarakat terkait atau pihak eksternal. Berikut 7 peran humas dalam
organisasi :

1. Strategi Komunikasi Publik


Seperti yang telah di uraikan sebelumnya bahwa humas atau publik
relations merupakan wajah dari sebuah organisasi. Humas memiliki
tugas penting dalam menyampaikan informasi mengenai organisasi
kepada stakeholder yang terkait dan kepada publik.
2. Mengelola Keadaan Darurat
Ketika sebuah kondisi menhampiri yang terkadang dapat merusak
bahkan meruntuhkan citra sebuah organisasi. Maka, disinilah peran
penting humas dibutuhkan. Kondisi yang demikian tentu sangat tidak
diharapkan namun, bisa terjadi kapan saja.
3. Mengelola Keadaan Darurat
Ketika sebuah kondisi menhampiri yang terkadang dapat merusak
bahkan meruntuhkan citra sebuah organisasi. Maka, disinilah peran
penting humas dibutuhkan. Kondisi yang demikian tentu sangat tidak
diharapkan namun, bisa terjadi kapan saja.
4. Mengelola Keadaan Darurat
Ketika sebuah kondisi menhampiri yang terkadang dapat merusak
bahkan meruntuhkan citra sebuah organisasi. Maka, disinilah peran
penting humas dibutuhkan. Kondisi yang demikian tentu sangat tidak
diharapkan namun, bisa terjadi kapan saja.
5. Menjangkau Kegiatan
Humas profesional terkadang melibatkan diri dalam sebuah kegiatan
dengn membawa brand organisasi. Hal semacam ini tentu akan
semakin memberikan pengaruh positif pada citra organisasi.
6. Mengelola Media Sosial
Medsos atau media sosial saat ini memang tengah banyak digandrungi.
Media sosial merupakan hal yang paling akrab dengan keseharian kita.
7. Mengetahui Dan Mengevaluasi Opini Publik
Sering kali opini publik yang digiring ke arah negatif issue akan bisa
membawa dampak buruk bagi citra sebuah organisasi.

2.2 Studi Kasus

Studi kasus kali ini mengambil sampel dari sie. Humas pada organisasi
OSIS/MPK di SMAN 109 Jakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian studi
kasus kali ini menggunakan teknik pengumpulan data melalui gform dan
wawancara melalui chat Whatsapp. Berdasarkan data yang didapatkan ialah
humas atau hubungan masyarakat dalam organisasi OSIS/MPK SMAN 109
Jakarta memiliki peran antara lain yaitu :

1. Humas menjadi penghubung baik dengan pihak internal maupun


eksternal.
Pihak eksternal dan internal yang dimaksud ialah pihak internal
seperti siswa serta warga SMAN 109 Jakarta sendiri, sementara
pihak eksternal adalah organisasi, siswa atau warga di luar SMAN
109 Jakarta.
2. Humas berperan menjadi penyalur informasi dan penerima serta
perantara informasi yang masuk ke dalam SMAN 109 Jakarta.
Dalam data yang didapatkan tersebut bahwa humas organisasi
OSIS/MPK SMAN 109 Jakarta menjadi perantara antara pihak
sekolah SMAN 109 Jakarta dengan pihak sekolah SMA yang
berada di Jakarta. Sebagai contoh, jika SMAN di Jakarta
khususnya wilayah Jakarta Selatan ada yang memberikan
informasi melalui undangan untuk mengundang siswa-siswi
SMAN 109 Jakarta berpartisipasi dalam acara atau lomba yang
diselenggarakan oleh sekolah tersebut, maka tugas humas di sini
ialah sebagai pihak yang mengajukan undangan tersebut ke pihak
sekolah seperti Wakasek Bidang Kesiswaan dan Humas SMAN
109 Jakarta agar kiranya siswa-siswi SMAN 109 Jakarta diberi
perizinan untuk mengikuti acara atau lomba di SMA tersebut.
3. Humas organisasi OSIS/MPK SMAN 109 Jakarta juga memiliki peran
untuk melakukan studi banding dengan organisasi OSIS/MPK di
SMAN lainnya.
Studi banding yang dilakukan ialah humas melakukan kunjungan
ke OSIS/MPK SMAN di Jakarta atau sekitarnya untuk
mendapatkan informasi mengenai struktur organisasi dan program
kerja, baik yang sudah dilakukan dan belum dilakukan di SMA
tersebut, sehingga harapannya di dalam diskusi tersebut ketika ada
kelebihan dari dari 2 organisasi berbeda SMA bisa saling
menginspirasi dalam memperbaiki organisasi OSIS/MPK SMA
tersebut.

Dalam menjalankan peran humas tersebut, humas organisasi OSIS/MPK


SMAN 109 Jakarta pernah mengalami miss communication dalam memberikan
informasi dan juga menyalurkan informasi. Seperti halnya dalam sebuah acara
terjadi perubahan jadwal mendadak, hal inilah yang menyebabkan protes dari
audience karena keterlambatan waktu yang cukup lama dan tidak ada
pemberitahuan mengenai perubahan jadwal kepada audience.

2.3 Solusi

Pada penelitian tentang Sie. Humas di organisasi OSIS/MPK SMAN 109 Jakarta,
ditemukan bahwa permasalahan yang ada berkaitan dengan kesalahpahaman
informasi karena kurangnya komunikasi dan informasi negatif yang beredar.
Dalam hal ini yang menjadi pelaku permasalahan bukan hanya berasal dari dalam
yaitu pengurus dari sebuah organisasi melainkan juga berasal dari luar organisasi.
Solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan ini yaitu: .

1. Memaahami dan Merangkul Perbedaan

Perbedaan latar belakang satu individu dengan individu lainnya Sering ditemukan
dalam sebuah organisasi. Dalam hal ini, mengedepankan sikap Terbuka terhadap
budaya maupun bahasa yang berbeda merupakan hal yang harus dilakukan. Jika
diperlukan melakukan riset tentang budaya dan bahasa yang berbeda agar lebih
mudah untuk membaur ke dalamnya..

2. Aktif Mendengarkan atau Aktif Memahami

Menjadi pendengar dan memahami materi memang terlihat mudah namun tidak
semua orang bisa melakukannya. Pada hal ini potensi kesalahpahaman bisa
muncul terjadi. Apabila tidak yakin akan pesan yang disampaikan, menanyakan
ulang pada sumber bicara ataupun sumber informasi dapat dilakukan sehingga
terdapat kejelasan atas informasi yang diberikan. Bertanya ulang jauh lebih baik
daripada salah dalam menangkap isi pembicaraan ataupun materi yang sedang
dibahas.

3. Memperbaiki Cara Bicara

Menggunakan bahasa yang singat, padat dan jelas sehingga tidak terdapat
pembicaraan yang berbelit-belit. adapun dalam penggunaanya juga diperlukan
penggunaan bahasa yang sesuai dengan lawan bicara. Hal ini juga berkaitan erat
dengan etika saat berkomunikasi.

4. Besikap Tenang Menghadapi Masalah

Bersikap tenang dalam menghadapi masalah merupakan salah satu cara agar
situasi tetap terkendali. Sehingga suatu permasalahan dapat diselesaikan dengan
kondusif tanpa kesalahpahaman.

Dalam solusi permasalahan tersebut, dapat disimpulkan bahwa keaktifan dan


sikap dari pengurus organisasi sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan
sebuah organisasi. setiap pengurus Organisasi khususnya Sie Humas dituntut
untuk memiliki rasa tanggung jawab dan rasa kerja sama yang tinggi. Sehingga
permasalahan yang muncul nantinya dapat diatasi dan dapat diselesaikan dengan
lebih efisien dan juga lebih efektif.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Organisasi adalah proses mengidentifikasikan dan mengelompokkan pekerjaan


yang harus dilakukan, mendefinisikan dan mendelegasikan tanggung jawab dan
wewenang dan membangun hubungan untuk tujuan memungkinkan orang bekerja
paling efektif bersama dalam mencapai tujuan. Di dalam organisasi terdapat unsur
untuk saling memahami sesama anggota agar tercapai suatu tujuan yang dijadikan
visi sejak awal secara bersama-sama. Keterbukaan dan juga manajemen harus
tertata secara struktural guna tercapainya tujuan yang telah disepakati. Organisasi
dalam lingkup sekolah salah satunya adalah OSIS yang bergerak untuk
menjalankan program pelajar dan juga acara yang lainnya. Sebagai anggota OSIS
untuk menjaga atmosfer organisasi supaya dapat berjalan dengan baik ialah harus
menjaga sikap supaya pendapat atau ide atau pelaksanaan musyawarah dapat
terlaksana dengan lancar. Perlu adanya manajemen sikap supaya hubungan antar
anggota organisasi dapat terus terjaga dan diskusi dalam organisasi dapat
mencapai tujuan yang diinginkan.

3.2 Saran

Sebagai anggota OSIS atau organisasi yang lain, kita sebagai anggota harus bisa
menjaga sikap dan bersikap baik untuk saling menghargai antar anggota yang satu
dengan yang lainnya. Upaya ini harus diterapkan guna tercapainya kaidah visi dan
misi organisasi yang telah disepakati berasama. Dengan adanya unsur saling
menghargai beserta turunannya seperti bersikap tenang ketika ada masalah,
memperbaiki cara berbicara, menghargai perbedaan dan mampu mendengar
pendapat, maka tujuan organisasi akan dapat tercapai dengan mudah.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrachman Oemi. 2001 Dasar-dasar Public Relations. Bandung : PT.Citra


Aditya Bakti.

Effendy, Onong Unchjana. 1993. Human Relations dan Public Relations.


Bandung: CV. Mandar Maju. Jefkins Frank and Daniel Yadin. 2004.
Public Relations, Jakarta:Penerbit Erlangga

Moleong, Lexy. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosda Karya.

Nasution Zulkarnain. 2010. Manajemen Humas di Lembaga Pendidikan : Konsep,


Fenomena dan Aplikasinya. Malang. UMM Press

Nawawi, Hardari. 2001. Metodelogi Penelitian Sosial. Yogyakarta. PN. Gadjah


Mada University.Press

Rachmadi. 1994. Public Relations dalam Teori dan praktek cetakan ke-3. Jakarta.
PT. Gramedia Pustaka Utama

Ruslan Rosady. 2001. Manajemen Humas & Manajemen komunikasi. Jakarta PT


Raja Grafindo Persada.

Umar, Husein. 2002. Metode Riset Komunikasi Organisasi. Jakarta : PT.


Gramedia Pustaka Utama.
Rachmat, Jalaludin. 2003. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung. PT. Remaja
Rosdakarya Yin, K. Robert. 2002. Studi Kasus (Desain dan Metode).
Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai