Anda di halaman 1dari 20

MANAJEMEN SEKOLAH

(MKP144108)

MANAJEMEN HUMAS

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. H. Aminuddin Pratama Putra, M.Pd.
Prof. Dr. Hj. Atiek Winarti, M.Pd., M.Sc.

Disusun Oleh:
Linda 2220113320057
Norfajrina 2220113320021

PROGRAM STUDI MEGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
SEPTEMBER 2022
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan
Lingkungan pendidikan adalah hubungan yang ada dan terjadi di
sekeliling proses pendidikan secara langsung yang terdiri atas makhluk hidup dan
benda-benda mati. Kelompok unsur yang ada di lingkungan pendidikan itu ikut
berperan dalam rangka usaha supaya setiap peserta didik mengembangkan
dirinya. Namun, manajemen pendidikan menaruh perhatiannya terutama kepada
lingkungan yaitu masyarakat.
Perlu diketahui bahwa perhatian manajer terpusat kepada masyarakat
dilingkungannya. Sebab hanya masyarakatlah yang bisa diajak berbicara tentang
hal-hal yang menyangkut pendidikan, termasuk yang menunjukkan yang ada di
sekitar mereka yang bisa dipakai bahan untuk belajar. Anggota masyarakat inilah
teman manajer yang bisa diajak merencanakan, mengkoordinasi, dan bahkan
dapat ikut mengontrol jalannya pendidikan.
Maka secara tidak langsung pendidikan dapat menjadi tanggung jawab
bersama antara pemerintah, orang tua, dan masyarakat. Hal ini membuktikan
bahwa lembaga pendidikan hendaknya selalu mengadakan kontak hubungan
dengan dunia luar yaitu orang tua dan masyarakat sekitar sebagai teman
penanggung jawab pendidikan. Oleh karena itu, sekolah bekerja sama mengatasi
problem-problem pendidikan yang muncul dan berusaha menyeesaikannya untuk
kemajuan bersama.
Sehingga lembaga pendidikan bukanlah badan yang berdiri sendiri dalam
membina pertumbuhan dan perkembangan anak bangsa,tetapi menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dari masyarakat yang luas. Selain itu selalu mengadakan
kerja sama dengan warga masyarakat lainnya, secara bersama-sama membangun
di bidang pendidikan. Hal ini dapat dilakukan sebab masyarakat sangat sadar akan
manfaat pendidikan sebagai modal utama dalam membangun dan memajukan
bangsa termasuk masyarakat atau keluarga itu sendiri. Mereka pada umumnya
menaruh perhatian besar terhadap pendidikan anak-anak mereka.
Sehingga apabiila lembaga pendidikan terbuka bagi para siswa, maka
begitu pula hendaknya bagi warga masyarakat. Bukan hanya bagi warga
masyarakat yang ingin belajar, tetapi juga bagi mereka yang menaruh perhatian
terhadap pendidikan. Citra masyarakat, semangat dan itikad baik mereka perlu
disalurkan dalam memajukan pendidikan.
 
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Definisi dan fungsi manajemen humas sekolah?
1.2.2 Bagaimana tugas dan kewajiban manajemen humas sekolah?
1.2.3 Apa saja ruang lingkup dan landasan manajemen humas sekolah?
1.2.4 Bagaimana hubungan sekolah dengan masyarakat?
1.2.5 Bagaimana implementasi manajemen humas sekolah?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Untuk mendeskripsikan definisi dan fungsi manajemen humas sekolah.
1.3.2 Untuk mendeskripsikan tugas dan kewajiban manajemen humas
sekolah.
1.3.3 Untuk mendeskripsikan ruang lingkup dan landasan manajemen humas
sekolah.
1.3.4 Untuk mendeskripsikan implementasi manajemen humas sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Fungsi Hubungan Masyarakat Sekolah


2.2.1 Pengertian Hubungan Masyarakat Sekolah
Hubungan masyarakat atau biasa disebut humas pertama kali
dideklarasikan oleh presiden Amerika Serikat Thomas Jefferson tahun 1807.
Hubungan masyarakat atau public relations adalah suatu usaha yang sengaja
dilakukan, direncanakan secara berkesinambungan untuk menciptakan saling
pengertian antara sebuah lembaga atau institusi dengan masyarakat (Rahmad, A.,
2016). Hubungan masyarakat adalah seni berkomunikasi dengan publik untuk
membangun saling pengertian, menghindari kesalahpahaman dan mispersepsi,
sekaligus membangun citra positif lembaga atau instansi. Menurut The British
Institute of Public Relation, humas adalah suatu usaha yang sengaja dilakukan,
direncanakan terus-menerus untuk menciptakan dan memelihara saling pengertian
antara satu organisasi dengan masyarakat.
Berdasarkan pandangan di atas, berbagai definisi humas yakni sebagai
berikut:
1. Humas adalah aktivitas komunikasi dua arah dengan publik, yang bertujuan
untuk menumbuhkan saling pengertian, saling percaya, dan saling membantu
atau kerjasama.
2. Public relations atau hubungan masyarakat adalah usaha yang direncanakan
secara terus-menerus dengan sengaja, guna membangun dan mempertahankan
hubungan timbal balik antara organisasi dan masyarakatnya. Hal ini
menunjukkan bahwa hubungan masyarakat dianggap sebuah proses atau
aktivitas yang bertujuan untuk menjalin komunikasi antara organisasi dan
pihak luar organisasi.
3. Marston mengatakan hubungan masyarakat adalah suatu perencanaan dengan
menggunakan komunikasi persuasive untuk mempengaruhi persepsi
masyarakat.
Jadi, humas atau hubungan masyarakat adalah aktivitas komunikasi dua
arah antara suatu lembaga, instansi atau organisasi dengan masyarakat yang
bertujuan untuk membangun dan memelihara hubungan baik, saling pengertian,
menghindari kesalahpahaman sekaligus membangun citra positif suatu lembaga
atau instansi.
Tujuan utama hubungan masyarakat adalah menciptakan,
mempertahankan dan melindungi reputasi organisasi atau instansi, memperluas
prestis, menampilkan citra-citra yang mendukung. Dengan kata lain tujuan utama
hubungan masyarakat yakni sebagai berikut:
1. mengevaluasi sikap dan opini publik.
2. Formulasi dan implementasi prosedur dan policy organisasi atas komunikasi
dengan publik.
3. Mengkoordinasikan program-program.
4. Mengembangkan hubungan lewat komunikasi dua arah.
5. Mengembangkan hubungan positif atar organisasi dan publik.

2.2.2 Fungsi Hubungan Masyarakat Sekolah


Mengingat jenis dan karakter organisasi itu bermacam-macam, tentu
saja tujuan bidang hubungan masyarakat mereka berbeda-beda dan tidak terdaftar
hanya pada tujuan yang telah dijelaskan sebelumnya. Satu hal yang harus disadari
adalah setiap tujuan dari berbagai organisasi sama-sama memerlukan suatu
program tindakan yang terencana. Setiap tujuan organsasi dalam pengertian luas
akan jauh lebih mudah dijangkau apabila usaha pencapaiannya juga disertai
dengan kegiatan-kegiatan hubungan masyarakat, baik itu dilakukan oleh unit
departmen hubungan masyarakat internal maupun oleh lembaga konsultasi
hubungan masyarakat eksternal. Berikut fungsi utama dari hubungan masyarakat:
1. Menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antara lembaga atau
organisasi dengan publiknya, baik publik intern maupun extern dalam rangka
menanamkan pengertian.
2. Menilai dan menentukan pendapat umum yang berkaitan dengan
organisasinya.
3. Memberi saran kepada pemimpin tentang cara-cara mengendalikan pendapat
umum sebagaimana mestinya.
4. Menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam rangka menciptakan
iklim pendapat publik yang menguntungkan organisasi atau lembaga.
5. Menggunakan komunikasi untuk mempengaruhi pendapat umum.
6. Membuat analisis masa depan dan ramalan akan akibat-akibatnya bagi
institusi atau lembaga.
7. Melakukan riset pendapat, sikap dan harapan masyarakat terhadap institusi
serta memberikan saran tindakan-tindakan yang diperlukan institusi atau
lembaga untuk mengatasinya.
8. Menciptakan dan membina komunikasi dua arah berlandaskan kebenaran dan
informasi yang utuh.
9. Mencegah konflik dan salah pengertian.
10. Meningkatkan rasa saling hormat dan rasa tanggung jawab sosial.
11. Meningkatkan itikat baik lembaga atau institusi.
12. Memperbaii hubungan.
13. Melakukan penyerasian kepentingan lembaga atau institusi terhadap
kepentingan umum.
14. Menciptakan jati diri lembaga atau iinstitusi.

Menurut Bertrand R. Canfield tiga fungsi hubungan masyarakat, yaitu:


1. Mengabdi kepada kepentingan umum.
2. Memlihara komunikasi yang baik.
3. Menitik beratkan moral dan tingkah laku yang baik.

Kemudian ada dua fungsi hubungan masyarakat, yakni fungsi konstruktif dan
fungsi korektif. Sebagai berikut:
1. Fungsi konstruktif
Fungsi konstruktif ini mendorong hubungan masyarakat membuat aktifitas
ataupun kegiatan-kegiatan yang terencana, berkesinambungan yang cenderung
bersifat proaktif, termasuk disini hubungan masyarakat bertindak secara prefentif.
2. Fungsi korektif
Fungsi korektif yakni apabila pada sebuah lembaga atau institusi terjadi
masakah-masalah krisis dengan publik, maka humas harus berperan dalam
mengatasi terselesaikannya masalah tersebut.

2.2 Tugas dan Kewajiban Humas Sekolah


Humas adalah fungsi manajemen dari sikap yang terencana dan
berkesinambungan yang dengan itu organisasi-organisasi dan lembanga-lembaga
yang bersifat umum dan berupaya membina pengertian, simpati, dan dukungan
dari mereka yang ada kaitannya atau mungkin ada hubungannya dengan jalan
menilai pendapat umum diantara mereka dan tata cara meraka, dengan informasi
yang terencana dan tersebar luas, mencapai kejasama yang lebih produktif dan
pemenuhan kepentingan bersama yang lebih efisien. Adapun tugas dan kewajiban
humas, yakni:
1. Menyampaikan pesan atau informasi dari suatu lembaga secara lisan, tertulis
atau visual kepada publiknya, sehingga masyarakat atau ublik memperoleh
pengertian yang benar dan tepat mengenai kondisi suatu lembaga, tujuan dan
kegiatannya.
2. Melakukan studi dan analisis atas reaksi serta tanggapan publik terhadap
kebijakan dan langkah tindakan lembaga, termasuk segala macam pendapat
publik yang mempengaruhi lembaga, memberi informasi atas cara-cara
pelayanan atau hubungan yang baik kepada masyarakat atau publik.
3. Menyampaikan fakta-fakta dan pendapat kepada para pelaksana tugas guna
membantu mereka memberikan pelayanan yang mengesankan dan
memuaskan publik.

Humas juga memiliki tiga tugas yang berhubungan erat dengan tujuan
dan fungsi humas, yakni:
1. Menginterpretasikan, menganalisis dan mengevaluasi kecenderungan perilaku
publik, kemudian direkomendasikan kepada manajemen untuk merumuskan
kebijakan lembaga.
2. Mempertemukan kepentingan lembaga dengan kepetingan publik.
3. Mengevaluasi program-program lembaga, khususnya yang berkaitan dengan
publik.

2.3 Ruang Lingkup dan Landasan Humas Sekolah


2.3.1 Ruang Lingkup Humas Sekolah
Humas pendidikan dalam pelaaksanaannya memiliki ruang lingkup
yang wajib diketahui oleh praktisi humas saat ini. Ruang lingkup humas
diperkukan agar dalam menjalankan tugas dan kewajiban sebagai humas, seorang
humas menyadari kedudukannya serta apa saja yang menjadi wewenangnya.
Manajemen humas dalam pendidikan merupakan mediator yang berada diantara
pimpinan sekolah dengan masyarakat. Tugas humas sekolah adalah mengelola
komunikasi antara sekolah dengan masyarakat. Adapun program kerja wakil
kepala sekolah urusan hubungan masyarakat yakni:
1. Menigkatakn kerjasama antar warga sekolah.
2. Meningkatkan kerjasama antar sekolah dengan masyarakat sekitar sehingga
masyarakat merasa memiliki dan tanggung jawab terhadap keberadaan
sekolah.
3. Meningkatkan kerjasama dengan tokoh-tokoh masyarakat, komite sekolah
sehingga bersama-sama berperan aktif untuk mencapai kemajuan sekolah.
4. Menjalin kerjasama dengan alumni.
5. Menjaga keharmonisan hubungan dengan masyarakat sekitar sehingga
keamanan sekolah dapat terpelihara dengan baik.
6. Meningkatkan dan menumbuh kembangkan jiwa persaudaraan, kebangsaan
dan persatuan.
7. Bersama dengan BP/BK menjalin hubungan dengan perguruan-perguruan
tinggi untuk meningkatkan wawasan peserta didik.
Adapun sasaran yang ingin dicapai dari program ini adalah terjalinnya
hubungan baik antar anggota masyarakat sekolah, masyarakat umum, lingkungan,
komite, perguruan tinggi, dunia usaha dan industri, tokoh-tokoh masyarakat,
alumni dan media massa sehingga terciptanya hubungan yang harmonis dan
terjalin rapi serta saling pengertian.

Adapun ruang lingkup tugas humas dalam sebuah organisasi atau


lembaga antara lain sebagai berikut:
1. Membina Hubungan Keluar (Publik Eksternal)
Tugas humas dalam membina hubungan ekternal yakni mengusahakan
tumbuhnya sikap dan gambaran publik yang positif terhadap lembaga yang
diwakiinya. Hubungan ekternal turut menentukan keberhasilan kegiatan
hubungan masyarakat suatu lembaga atau organisasi. Berdasarkan macam-
macam khalayak dikenal sebagai:
a. Press relations, yakni mengatur dan memelihara hubungan dengan pers
umumny dengan media massa seperti pers, radio, film dan televis.
b. Government relations, yakni mengatur dan memelihara hubungan dengan
lembaga atau instansi resmi yang berhubungan dengan kegiatan sekolah.
c. Community relations, yakni mengatur dan memelihara hubungan dengan
masyarakat setempat.
d. Supplier relations, yakni mengatur dan memelihara hubungan dengan
para kontraktor agar segala kebutuhan dapat diterima secara teratur serta
dengan harga dan syarat-syarat wajar.
e. Custemer relations, yakni mengatur dan memelihara hubungan dengan
para langganan, sehingga hubungan itu selalu dalam situasi bahwa
langgananlah yang sangat membutuhkan pendidikan, bukan sebaliknya.
2. Membina Hubungan ke dalam (Publik Internal)
Tujuan hubungan masyarakat ke dalam ialah untuk meningkatkan
kegairahan atau semangat bekerjasama antara guru, tenaga akademik,
karyawan lembaga atau instansi yang bersangkutan. Hubungan masyarakat
internal meliputi:
a. Employee relations, yakni memelihara hubungan khusus antara
manajemen dengan guru dalam kepegawaian secara formal. Misalnya
mengenai penempatan, pemindahan, kenaikan pangkat, pemberhentain,
pensiun dan sebagainya.
b. Human relations, yakni memelihara hubungan khusus antara sesama
warga dalam sekolah secara informal.
c. Labour relations, yakni memelihara hubungan antara kepala sekolah
dengan komite serta turut menyelesaikan masalah-masalah yang timbul.
Mengadakakn tindakan-tindakan preventif mencegah kesulitan-kesulitan
yang timbul, karenanya turut melancarkan hubungan yang harmonis
antara kedua belah pihak.
d. Stockholder relations, industrial relation. Sesuai dengean sifat dan
kebutuhan sekolah yaitu mengadakan hubungan dengan para pemegang
saham.

Ruang lingkup bidang kerja humas di sekolah juga dapat


dikelompokkan dalam beberapa bidang yang meliputi:
a. Koordinasi dengan kepala sekolah dan unsur pimpinan lain.
b. Kerjasama dengan BP/BK dalam menangani masalah kemampuan, minat
dan kekeluargaan.
c. Kerjasama dengan warga sekolah.
d. Kerjasama dengan tokoh masyarakat.
e. Kerjasama dengan aparat pemerintahan kelurahan.
f. Menjalin silaturahmi alumni.
g. Kerjasama dengan perguruan tinggi tentang kemajuan pendidikan.
h. Mengembangkan persaudaraan dengan lingkungan yang harmonis.
i. Menjalin kerjasama dengan kantin sekolah, pengurus OSIS tentang
kebersihan lingkungan.

Selain hal tersebut di atas wakil kepala sekolah/ PP humas


melaksanakan kegiatan-kegiatan, sebagai berikut:
a. Melakukan koordinasi secara kontinue dengan semua unsur pimpinan
dan tata usaha.
b. Menerima tamu umum yang berkaitan dengan tugas kehumasan.
c. Menyampaikan informasi yang terkait dengan sertifikasi, libur sekolah
dan informasi-informasi lain yang ada kaitannya dengan guru dan
sekolah.
d. Menuliskan berbagai informasi mengenai pengunguman guru yang ada
kaitannya dengan rapat dinas, rapat awal tahun, rapat kelulusan, rapat
akhir tahun dan kenaikan kelas.
e. Mempersiapkan agenda rapat, dan menyampaikan guru yang tidak hadir
pada saat belajar kepada guru piket.
f. Mempersiaplan pertemuan-pertemuan dengan pengurus komite, jika ada
hal yang ingin dibicarakan.
g. Melakukan home visit bersama BP/BK, wali kelas, jika ada siswa yang
sakit atau siswa yang jarang masuk sekolah.

2.3.2 Landasan Manajemen Humas Sekolah


Manajemen pada bidang hubungan masyarakat (HUMAS) banyak
membutuhkan pengalaman yang panjang untuk dapat mengerti suatu kondisi
dalam keadaan apapun. Manajemen ini memerlukan metode atau strategi yang
berguna untuk memecahkan berbagai masalah yang berkaitan dengan sekolahan
dalam lingkup masyarakat. Menurut Hikmat (2011) mengatakan bahwa
manajemen pada hakikatnya membutuhkan interaksi dan sinergitas disetiap
kompenen organisasi dengan menggerakkan sumber daya yang dimiliki, sehingga
mampu mewujudkan harapan dan cita-cita organisasi.
Menurut Hikmat (2011) menyebutkan bahwa manajemen sebagai suatu
ilmu yang harus memiliki objek studi, metode, strategi dan pendekatan sehingga
dapat digunakan dan diterapkan dalam masyarakat. Sehingga manajemen saling
berkaitan dengan berbagai disiplin ilmu lainnya dalam dipelajari, dianalisis,
diteliti dan kemudian dikembangkan sebagai suatu ilmu terapan dalam mengelola
suatu organisasi atau perusahaan. Hal ini terlihat dari prosesnya bahwa
manajemen membutuhkan suatu strategi yang didesain untuk mengandung
gagasan dan ide dasar organisasi yang akan dicapai melalui proses manajemen.
Menurut Sri Minarti (2011), pada manajemen di sekolah dapat dilihat
bahwa manajemennya tidak jauh berbeda dengan manajemen di organisasi. Yang
terpenting dari manajemen yaitu tahu akan tujuan dari organisasi tersebut. Jika
sekolah, berarti fokus permasalahan hanya berada dilingkungan sekolah. Menurut
Kurniadin (2012) dan Akbar, dkk (2021) menyebutkan secara dasar manajemen
secara umum bahwa manajemen sekolah juga memerlukan POAC yang berlaku
untuk manajemen yang ada disekolah. Hal tersebut didukung Sri Minarti (2011)
dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan diperlukan mengadopsian
konsep Total Quality Management (TQM) dari dunia industri untuk
mengimbangi kebutuhan masyarakat terhadap mutu pendidikan.
Menurut Sri Minarti (2011) dan Morissan (2014) menyebut bahwa
pendekatan peningkatan mutu pendidikan yang sesuai dengan paradigma dan
gagasan tersebut adalah konsep School Based Management (SBM) atau
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Manajemen Berbasis sekolah suatu
rancangan dalam pengelolaan sekolah yang ditujukan untuk meningkatkan mutu
pendidikan di era desentralisasi pendidikan. Hal tersebut didukung menurut
Nuradhawati, R. (2019) yang menyebutkan bahwa perubahan penyelenggara
pendidikan tersebut disebabkan karena selama ini di Negara kesatuan Republik
Indonesia penyelenggara pendidikan bersifat sentralistik yang terlihat.
Persoalannya adalah aplikasi kebijakan pendidikan sentralistik tidak sepenuhnya
berhasil mengantarkan pada tujuan untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas.
Selain itu, organisasi yang terdapat dilembaga pendidikan menjadi kaku,
impersonal, dan lambat menanggapi tuntutan perubahan. Sistem pendidikan yang
sentralistik ini tidak jarang membawa dunia pendidikan pada situasi dan kondisi
dimana keputusan sulit untuk segera diambil. Akibatnya, di dalam dunia
pendidikan muncul kelambanan, pesimisme dan penundaan pengambilan
keputusan meski untuk hal-hal yang kecil.
Oleh karena itu, maka untuk mengubah sistem pendidikan yang
sentralistik menjadi desentralistik memerlukan waktu lama. Selain itu, pada
manajemen humas yang berada dilingkungan sekolah harus bisa memiliki peran
menjadikan sekolahan suatu lembaga sosial yang diselenggarakan dan dimiliki
oleh masyarakat dan harus memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Sekolah
mempunyai kewajiban secara legal dan moral untuk selalu memberikan
penerangan kepada masyarakat tentang tujuan-tujuan, program-program,
kebutuhan, keadaannya, dan sebaliknya sekolah harus mengetahui dengan jelas
apa kebutuhan, harapan, dan tuntutan masyarakatnya.

2.4 Hubungan Sekolah dengan Masyarakat


Menurut Sunaengsih (2017) menyebutkan bahwa hubungan sekolah
dengan masyarakat dengan seiringnya kemajuan zaman dapat terlihat dengan
jelas banyak masyarakat yang memasukkan anak-anaknya ke sekolah. Hal
tersebut karena masyarakat beranggapan bahwa pendidikan dianggap suatu
kebutuhan yang penting. Dari keadaan tersebut maka terjalinlah kerja sama yang
dimaksudkan demi kelancaran pendidikan di sekolah pada umumnya, dan untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa pada khususnya. Secara etimologis,
“hubungan masyarakat” diterjemahkan dari perkataan bahasa Inggris “public
relation”, yang berarti hubungan sekolah dengan masyarakat ialah sebagai
hubungan timbal balik antara suatu organisasi (sekolah) dengan masyarakatnya.
Adanya hubungan timbal balik yang saling berguna antar sekolah dan
masyarakat maka akan menciptakan, membina, dan memelihara sikap budi yang
menyenangkan bagi organisasi di satu pihak dan publik di lain pihak. Dalam
kegiatan tersebut maka banyak pihak yang saling terlibat dan diperlukannya
lembaga HUMAS disekolahan untuk mengatur dan mengendalikan sehingga
dapat berkembang serta memelihara hubungan dari dua arah tersebut. Menurut
Nasution (2010), HUMAS bertujuan memberikan pemahaman antara pihak
sekolah (pimpinan), komunitas sekolah (guru, karyawan, dan siswa) dan
masyarakat (orang tua, masyarakat sekitar, dan lembaga lain di luar sekolah).
Menurut supriyani (2022) dan Ningsih (2022), tujuan yang perlu
dicapai pada HUMAS pada sekolah ada 15 tujuan yaitu
1. Mengembangkan pemahaman kepada masyarakat tentang tujuan dan sasaran
sekolah.
2. Memberikan penilaian kepada masyarakat untuk memenuhi program sekolah.
3. Meningkatkan hubungan harmonis antara orang tua siswa dengan guru-guru
dalam memenuhi kebutuhan anak pada pendidikan.
4. Membangun citra baik dan memelihara kepercayaan terhadap sekolah.
5. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang rencana program dan
kegiatan sekolah.
6. Mencari bantuan dan dukungan untuk pemeliharaan dan peningkatan program
sekolah.
7. Sekolah memberikan jasa pelayanan dibidang pendidikan sehingga dapat
memuaskan kepada pelanggan (siswa, keluarga, dan masyarakat lain)
8. Lebih kreatif terhadap dana pendidikan dalam bentuk kerja sama dengan
lembaga lain agar afektif.

2.5 Implementasi manajemen humas sekolah


Ketika kegiatan yang sudah direncanakan secara strategis dan tersusun,
maka perlu dilaksanakan dan diterapkan. Menurut Khoirunnisa dan Nugraha
(2019) dalam mengimplementasikan, rencana manajemen kehumasan ada dua hal
yang penting yaitu rencana aksi dan pelaksanaan rencana aksi yang sudah
ditetapkan. Selain itu diperlukan sumberdaya yang dimiliki sekolah, seperti
sumberdaya manusia dan sumberdaya finansial.
Dengan demikian, implementasi yang terencana dapat menjalankan
berbagai tindakan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan yang sudah
diterapkan. Dalam implementasi rencana strategis akan diperlukan rencana aksi,
keterlibatan pimpinan, komitmen terhadap implementasi rencana, alokasi
sumberdaya yang dibutuhkan untuk menjalankan rencana dan keterlibatan
segenap warga organisasi. Komitemen kepala sekolah dan segenap warga sekolah
dalam menjalankan rencana strategis itu merupakan hal yang sangat diperlukan.
Menurut Yosal Irianta (2013) menunjukkan beberapa pertanyaan yang penting
dijawab dalam implementasi progam/kegiatan kehumasan ini yang dikutip dari
Smith yaitu:
1. Bagaimana penjadwalan progam/kegiatan,
2. Bagaimana anggaran yang disediakan untuk menjalankan progam,
3. Siapa yang menjadi penanggung jawab pelaksanaan progam/kegiatan
tersebut.
Sehingga pada pelaksanaan semisalnya dalam membahas persoalan
yang hendak diatasi maka perlu keterlibatan orang tua dalam upaya
meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah yang mengharuskan sekolah banyak
berkomunikasi dan menjalin relasi dengan orang tua/wali siswa, guru dan tenaga
kependidikan di sekolah. Dalam menyusu jadwal kegiatan dengan orang tua/ wali
siswa dan jadwal berkomunikasi dengan pendidik serta tenaga kependidikan
diperlukan bertanggung jawab terhadap kegiatan komunikasi yang dilakukan.
Misalnya salah satu guru yang akan bertanggung jawab untuk berkomunikasi dan
menjalin relasi dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan. Disisi lain juga
harus ditetapkan pula guru lain yang bertanggung jawab untuk memimpin proses
komunikasi dengan orang tua/wali siswa. Adapun kegiatan berkomunikasi
dengan orang tua/wali siswa yang dilakukan melalui pertemuan diperlukan juga
biaya untuk menyediakan konsumsi bagi peserta.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. HUMAS atau hubungan masyarakat adalah aktivitas komunikasi dua arah
antara suatu lembaga, instansi atau organisasi dengan masyarakat yang
bertujuan untuk membangun dan memelihara hubungan baik, saling
pengertian, menghindari kesalahpahaman sekaligus membangun citra positif
suatu lembaga atau instansi sehingga menciptakan, mempertahankan dan
melindungi reputasi organisasi atau instansi, memperluas prestis,
menampilkan citra-citra yang mendukung.
2. Humas memiliki tiga tugas yang berhubungan erat dengan tujuan dan fungsi,
yakni menginterpretasikan, mempertemukan kepentingan lembaga dengan
kepetingan publik, dan mengevaluasi program-program lembaga yang
berkaitan dengan publik. Ruang lingkup tugas humas dalam sebuah
organisasi atau lembaga antara lain , membina hubungan keluarga (publik
eksternal) dan membina hubungan ke dalam (Publik Internal)
3. Lembaga HUMAS disekolahan untuk mengatur dan mengendalikan sehingga
dapat berkembang serta memelihara hubungan dari dua arah yang saling
berguna antar sekolah dan masyarakat maka akan menciptakan, membina,
dan memelihara sikap budi yang menyenangkan bagi organisasi di satu pihak
dan publik di lain pihak.
4. Pengimplementasian rencana manajemen kehumasan ada dua hal yang
penting yaitu rencana aksi dan pelaksanaan rencana aksi yang sudah
ditetapkan. Selain itu diperlukan sumberdaya yang dimiliki sekolah, seperti
sumberdaya manusia dan sumberdaya finansia

3.2 Saran
Diharapkan dengan mengetahui dan mengenal terkait manajemen humas
dapat mengatasi masalah dan mengimplemtasikan ilmu yang didapat guna
kebaikan bersama.
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, K., Hamdi, H., Kamarudin, L., & Fahruddin, F. (2021). Manajemen POAC
pada Masa Pandemi Covid-19 (Studi Kasus BDR di SMP Negeri 2 Praya
Barat Daya). Jurnal Kependidikan: Jurnal Hasil Penelitian Dan Kajian
Kepustakaan Di Bidang Pendidikan, Pengajaran Dan
Pembelajaran, 7(1), 167-175.

Cucun Sunaengsih, Pengelolaan Pendidikan (Sumedang: UPI Sumedang Press,


2017), 157.

Didin Kurniadin & Imam Machali, Manajemen Pendidikan Konsep & Prinsip
Pengelolaan Pendidikan (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), 22.

Dwiyogo, W. D. (2022). Pembelajaran visioner. Bumi Aksara.

Hikmat, (2011). Manajemen Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Juhji, dkk. (2020). Manajemen Humas pada Lembaga Pendidikan. Bandung:


Widina Bhakti Persada Bandung.

Khoirunnisa, E., & Nugraha, D. H. (2019). Implementasi Manajemen Humas


Dalam Meningkatkan Hubungan Baik Antara Sekolah Dengan Wali
Siswa di SD IT Harapan Bunda Semarang Jawa Tengah. Al-Fahim:
Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 1(1), 1-23.

M, Suardi, (2017). Analisis Manajemen Humas dalam Upaya Meningkatkan


Partisipasi Masyarakat terhadap Lembaga Pendidikan. Journal of Islamic
Education Management. 2(2), 117-126.

Morissan, (2014). Manajemen Public Relations. Jakarta: Prenada Media Group.

Nasution, Zulkarnain (2010), Manajemen Humas di Lembaga Pendidikan.


Malang: UMM Press.

Ningsih, I. (2022). Strategi Manajemen Humas dalam Meningkatkan Citra


Sekolah Di SMPN 1 Tellu Siattinge. JURNAL MAPPESONA, 5(1), 11-
21.

Nuradhawati, R. (2019). Dinamika Sentralisasi Dan Desentralisasi Di Indonesia.


Jurnal Academia Praja, 2(01), 152-170.

Rahmad, Abdul, (2016). Manajemen Humas Sekolah. Yogyakarta: Media


Akademi.
Sri Minarti, Manajemen Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri
(Jogjakarta: ArRuzz Media, 2011), 7-8.

Supriani, Y. (2022). Implementasi Manajemen Humas dalam Meningkatkan Mutu


Madrasah. JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 5(2), 587-594.

Yosal Irianta, Manajemen Humas Sekolah (Bandung: Simbiosa Rekatama Media,


2013), hal. 140

Anda mungkin juga menyukai