Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Tugas Mata Kuliah:

Dosen Pengampu:

DISUSUN OLE:

KELOMPOK 3

1. Siti Mutmainah

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SOLAHUDIN AL-AYYUBI

Jl.Raya Mauk KM 11 Sepatan Tangerang-Banten

Tahun Akademik 2022/2023


KATA PENGANTAR

Manusia merupakan makhluk Allah SWT yang ditugaskan dimuka


bumi sebagai khalifah dalam menjalani pengabdian sebagai hamba yang
bertakwa. Sebagaimana telah diketahui bahwasannya manusia telah diberi
pengetahuan tentang segala sesuatu tentang alam ini, dimana makhluk lain
tidak diberi kemampuan untuk menyebutkan apalagi sampai kepada yang
lebih tinggi seperti ikut andil dalam mengatur dan mengelola dunia ini. Hal
ini karena Allah SWT menjadikannya manusia sebagai mahkluk paling
sempurna yang dilengkapi dengan akal pikiran.
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Melaksanakan pendidikan berarti melaksanakan pembangunan


manusia baik berupa pengetahuan, mental, spiritual, dan emosional. Maju
atau tidaknya pendidikan suatu Negara salah satunya dapat dilihat dari
kehidupan masyarakatnya. sebaliknya maju atau tidaknya pembangunan
masyarakat suatu Negara dapat diukur dari tingkat pendidikannya. Ini berarti
pendidikan dan masyarakat sama-sama saling membutuhkan, ibarat dua sisi mata
uang yang tidak dapat dipisahkan.

Hubungan antara masayarakat pada dasarnya sudah terbentuk sejak


lembaga pendidikan itu berdiri, karena berdirinya suatu sekolah atau
lembaga pendidikan itu adalah karena dikehendaki dan dibutuhkan oleh
masyarakat. Oleh sebab itu agar masyarakat memperoleh layanan
pendidikan yang maksimal, maka sekolahpun harus berjalan secara
maksimal dan itu bisa dilakukan manakala didukung oleh masyarakat
sebagai pengguna pendidikan.

Dalam rangka memaksimalkan dukungan masyarakat terhadap


lembaga pendidikan maka perlu ditata dalam sebuah manajemen humas dan
manajemen humas itu adalah tugas lembaga pendidikan sebagai pelaksana
operasional pendidikan. Atas dasar pertimbangan yang demikian maka
pemerintah berupaya memaksimalkan peran serta masyarakat dalam dunia
pendidikan dengan terbitnya undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional.

Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 pasal ayat 23


disebutkan “Sumber daya pendidikan adalah segala sesuatu yang
dipergunakan dalam penyelenggaraan pendidikan yang meliputi tenaga
kependidikan, masyarakat, dana, sarana, dan prasarana”.

Masyarakat adalah salah satu sumber daya pendidikan, sedangkan


output dari pendidikan akan kembali kepada masyarakat. Hadirnya sebuah
sekolah di lingkungan masyarakat diharapkan mampu menjadi tempat bagi
masyarakat untuk memperbaiki diri, keluarga, dan lingkungannya menjadi
anggota masyarakat yang maju dan memiliki Sumber Daya Manusia yang
cukup untuk membantu masyarakat menaikkan taraf hidupnya.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang dapat
dirumuskan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. konsep konsep dasar hubungan lembaga pendidikan dengan


masyarakat
2. B.Jenis jenis kegiatan hubungan lembaga pendidikan dengan
masyarakat
3. .Bentuk Bentuk kerjasama lembaga pendindikan dan masyarakat
4. Peningkatan dan pendayagunaan partisipasi masyarakat
BAB 11

PEMBAHASAN

A. .konsep konsep dasar hubungan lembaga pendidikan dengan


masyarakat

Manajemen dan adminitrasi adalah dua kata yang bisa memiliki arti
yang sama atau berbeda. Akan tetapi, tulisan ini cenderung menggunakan
istilah manajemen karena pada dasarnya manajemen identik dengan
adminitrasi. pada perkembangan teknologi dan pengetahuan lebih
cenderung pada penggunaan istilah manajemen. Adminitrasi pada
kehidupan masyarakat sehari-hari biasanya diartikan secara sempit, yaitu
seuatu yang berkenaan dengan ketatusahaan.

Manajemen berasal dari kata to mange yang berarti mengelola.


Pengelolaan dilakukan melalui proses dan dikelola berdasarkan urutan dan
fungsi-fungsi manajemen itu sendiri. Manajemen adalah melakukan
pengelolaan sumberdaya yang dimiliki oleh sekolah/ organisasi yang
diantaranya adalah manusia, uang, metode, material, mesin, dan pemasaran
yang dilakukan dengan sistematis dalam suatu proses.

Dalam dunia manajemen perlu adanya hubungan pendidikan dan


masyarakat. Pendidikan yang terfokus dalam sekolah dan masyarakat
memiliki hubungan timbal balik untuk menjaga kelestarian dan kemajuan
masyarakat itu sendiri. Sekolah diselenggarakan untuk dapat menjaga
kelestarian nilai-nilai positif masyarakat, dengan harapan sekolah dapat
mewariskan nilai-nilai yang dimiliki masyarakat dengan baik dan benar.
Sekolah juga berperan sebagai agen perubahan, dimana sekolah dapat
mengadakan perubahan nilai-nilai dan tradisi sesuai dengan kemajuan dan
tuntunan masyarakat dalam kemajuan dan pembangunan.

Dengan demikian perlu adanya konsep dasar, jenis-jenis kegiatan,


bentuk kerjasama, dan peningkatan serta pen dayagunaan hubungan
lembaga pendidikan dengan masyarakat.

Istilah hubungan masyarakat dikemukakan pertama kali oleh presiden


Amerika Serikat Thomas Jefferson tahun 1807. Akan tetapi apa yang
dimaksudkan pada waktu itu dengan istilah public relantions.[4] Secara
singkat yang dimaksud dari batasan ini adalah humas merupakan fungsi
manajemen yang dadakan untuk menilai dan menyimpulkan sikap-sikap,
menyesuaikan policy dan prosedur instansi atau organisasi dengan
kepentingan umum, menjalankan suatu program untuk mendapatkan
pengertian dan dukungan masyarakat.

Dengan kata lain public relations adalah proses yang berjalan terus-menerus
dengan mana manajemen berusaha untuk memperoleh googwill. Apabila
kegiatan public relations ini ditinjau dari segi baban tugasnya.

DR. Hadari Nawawi menyebutkan bahawa beban tugas Humas


adalah melakukan publisitas tentang kegiatan organisasi kerja yang patut
diketahui oleh pihak luar secara luas. Kegiatannya dilakukan dengan
menyebarluaskan informasi dan memberikan penerangan-penerangan untuk
menciptakan pemahaman yang sebaik-baiknya di kalangan masyarakat luas
mengenai tugas-tugas dan fungsi yang diemban organisasi kerja tersebut,
termasuk juga mengenai kegiatan-kegiatan yang sudah sedang, dan akan
dikerjakan berdasarkan volume dan beban kerjanya.

Berdasarkan uraian-uraian diatas maka humas di lingkungan


organisasi kerja/ instansi pemerintah termasuk juga dibidang pendidikan
harus diartikan seagai rangkaian kegiatan organisasi/instansi utnuk
menciptakan hubungan yang harmonis dengan masyarakat atau pihak-pihak
tertentu di luar organisasi tersebut, agar mendapatkan dukungan terhadap
efisiensi dan efektivitas peleksanaan kerja secara dasar dan sukarela.
Hubungan yang harmonis sebagai hasil kerja humas tampak sebagai berikut:

1. Adanya saling pengertian antara organisasi/ instansi dengan pihak


luar.

2. Adanya kegiatan yang membantu kerena mengetahui manfaat, arti dan


pentingnya peranan masing-masing.

3. Adanya kerja sama yang erat dengan masing-masing pihak dan merasa
ikut bertanggung jawab atas suksesnya usaha pihak yang lain.

B. Jenis jenis kegiatan hubungan lembaga pendidikan dengan


masyarakat

Tugas-tugas pokok atau beban kerja Humas suatu organisasi/ lembaga


adalah:

1. Memberikan informasi dan menyampaikan ide kepada masyarakat


atau pihak-pihak lain yang membutuhkannya. Menyebarluaskan informasi
dan gagasan-gagasan itu agar diketahui maksud atau tujuannya serta
kegiatan-kegiatannya termasuk kemungkinan dipetiik manfaatnya oleh
pihak-pihak di luar organisasi.
2. Membantu pemimpin yang karena tugas-tugasnya tidak dapat
langsung memberikan informasi kepada masyarakat atau pihak-pihak yang
memerlukannya.

3. Membantu pemimpin mempersiapkan bahan-bahan tentang


permasalahan dan informasi yang akan disampaikan atau yang menarik
perhatian masyarakat pada saat tertentu. Dengan demikian pemimpin selalu
siap dalam memberikan bahan-bahan informasi yang terbaru.

4. Membantu pemimpin dalam mengembangkan rencana dan kegiatan-


kegiatan lanjutan yang berhubungan dengan pelayanan kepada masyarakat
sebagai akibat dari komunikasi timbale balik dengan pihak luar, yang
ternyata menumbuhkan harapan untuk penyempurnaan policy atau kegiatan
yang telah dilakukan oleh organisasi.

Menurut Don Begin (1984) penggolongan jenis-jenis kegiatan Humas di


Sekolah (public relations) dapat dibedakan menjadi exterrnal public
relations dan internal public relations, oleh karenanya di sekolah dikenal
adanya kegiatan publisitas ke luar dan publisitas ke dalam.

a.Kegiatan eksternal.

Kegiatan ini selalu berhubungan atau ditujukan kepada public atau


masyarakat di luar warga sekolah. Ada dua kemungkinan yang bisa
dilakukan yakni secara langsung dan tidak langsung. Kkegiatan eksternal
tidak langsung adalah kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat
melalui perantara media tertentu. Kegiatan langsung misalnya: rapat
bersama dengan pengurus BP3 setempat, berkonsultasi dengan tokoh-tokoh
masyarakat, melayani kunjungan tamu, dan sebagainya.

Sedangkan kegiatan eksternal yang melalui media dapat dikemukakan


secara terperinci sebagai berikut:

1. Informasi lewat TV. Penyebaran informasi ini memperoleh beberapa


keuntungan antara lain sebagaimana dikumkakan oleh Umar Hamalik
(1976) yaitu: a) dengan program kegiatan yang menarik sangat potensial
untuk menimbulkan minak public, agar selalu mengikuti kegiatan-kegiatan
yang dilakukan oleh sekolah yang bersangkutan, b) pada umumnya orang
tua dan masyarakat tidak tahu tentang kegiatan apa saja yang telah
dilakukan oleh sekolah. Maka melalui program TV diharapkan semua
program kegiatan sekolah dapat dimengerti oleh orang tua murid dan
masyarakat. Dengan demikian orang tua dan masyarakat mau mendukung,
ikut berpartisipasi aktif baik dukungan moril maupun materiil.
2. Penyebran informasi melalui radio. Keuntungan yang didapat dalam
hal ini antara lain: a) teks yang diperlukan dapat disiapkan sebaik-baiknya
sebelum disiarkan, b) tidak dipengaruhi factor komunikator, seperti sikap, c)
dapat dibantu latar belakang music, d) dapat melalui batas ruang dan waktu
serta jangkauan yang luas.

3. Penyebaran informasi melalui media cetak. Keuntungan informasi


melalui media cetak ini antara lain: a) dapat dicapai public yang sangat luas,
b) dapat secara mendadak dipelajari oleh public yang bersangkutan, c) dapat
mengharapkan umpan balik dari public yang lebih banyak.

4. Pameran sekolah. Persiapan yang perlu dilakukan dalam mengadakan


pemeran sekolah antara lain: a) pembuatan brosur, poster, dan gambar, serta
rencana tertulis secara seksama dan terperinci, b) pembelian bahan yang
diperlukan untuk penyelenggaraan kegiatan, c) menyeleksi, mengatur, dan
memelihara bahan-bahan pameran, d) mengadakan latihan-latihan yang
cukup bagi murid-murid, petugas, dan penjaga pameran.

5. Berusaha sendiri penerbiatan majalah atau bulletin sekolah

b.Kegiatan internal

Pada dasarnya kegiatan internal bertujuan untuk:

1. Memberikan penjelasan tentang kebijaksanaan penyelenggaraan


sekolah, situasi, dan perkembangannya.

2. Menampung sarana-sarana dan pendapat-pendapat dari warga sekolah


dalam hubungannya dengan pembinaan dan pengembangan sekolah.

3. Dapat memelihara hubungan yang harmonis dan terciptanya kerja


sama antara warga sekolah sendiri.

Kegiatan internal dapat dibedakan atas keggiatan langsung dan tidak


langsung. Kegiatan langsung dapat berupa rapat dewan guru, upacara
sekolah, karyawisata. Kegiatan tidak langsung dapat berupa penyampaian
informasi melalui surat edaran, penggunaan papan pengumuman di sekolah,
penyelenggaraan majalah dinding.

C.Bentuk Bentuk kerjasama lembaga pendindikan dan masyarakat

Menurut kurikulu tahun 1975 kegiatan mengatur hubungan sekolah dengan


masyarakat meliputi beberapa hal sebagai berikut:

1. Mengatur hubungan sekolah dengan orang tua murid


2. Memelihara hubungan baik dengan badan pembantu penyelenggaraan
pendidikan (BP3)

3. Memelihara dan mengembangkan hubungan sekolah dengan


lembaga-lembaga pemerintah, swasta, dan oraganisasi social.

4. Memberikan pengertian kepada masyarakat tentang fungsi sekolah,


melalui bermacam-macam teknik komunikasi (majalah, surat kabar,
mendatangkan sumber).

Menurut Drs. Ngalim Purwanto (1975) hubungan sekolah dengan


mayarakat mencakup hubungan sekolah dengan sekolah lain, sekolah
dengan pemerintah setempat, sekolah dengan instansi dan jawatan lain, dan
sekolah dengan msayarakat pada umumnya. Selanjutnya diuraikan bahwa
hendaknya semua hubungan itu merupakan hubungan kerja sama yang
bersifat pedagogis, sosiologis dan produktif yang dapat mendatangkan
keuntungan dan perbaikan serta kemajuan bagi kedua belah pihak. Dalam
hal ini dapat diperinci sebagai berikut:

1. Hubungan edukatif

Hubungan edukasi adalah hubungan kerja sama dalam hal mendidik


murid, antara guru di sekolah dan orang tua di dalam keluarga. Hubungan
ini dimaksudkan agar tidak terjadi perbedaan prinsip atau bahkan
pertentangan yang dapat mengakibatkan keragu-raguan pendirian dan sikap
pada diri anak.

2. Hubungan cultural

Hubungan cultural adalah usaha kerja sama antara sekolah dan


masyarakat yang memungkinkan adanya saling membina dan
mengembangkan adanya saling membina dan mengembangkan kebudayaan
masyarakat tempat sekolah itu berada.

3. Hubungan institusional

Hubungan institusional adalah hubungan kerja sama antara sekolah-


sekolah dengan lembaga-lembaga atau instansi-instansi lainnya baik swasta
maupun pemerintah. Misalnya hubungan sekolah dengan puskesmas,
pemerintah setempat, pertanian, pasar, dan sebagainya, yang kesemuanya itu
dilakukan dalam rangka perbaikan dan kemajuan pendidikan. Dengan
demikian siswa tidak lagi asing dengan lingkungan tempat tinggalnya yang
penuh dengan berbagai ragam jenis profesi.
Tinjauan yang lain (Drs. Ismed Syarief. 1976) menekankan bahwa sekolah
itu mesti berada masyarakat. Karena itu sekolah mau tidak mau harus
berhubungan dengan masyarakat. Hubungan keluar ini dapat ditinjau dari
beberapa yakni:

1. Hubungan dinas

2. Hubungan dan kerja sama dengan pihak lain di luar ketentuan atasan.

3. Hubungan dengan BP 3.

4. Kerja sama dengan sekolah-sekolah lain.

5. Hubungan dengan organisasi guru, yakni organisasi professional yang


ada iaah Persatuan Guru Repubik Indonesia (PGRI).

D.Peningkatan dan pendayagunaan partisipasi masyarakat

Sekolah bukanlah suatu kesatuan yang berdiri sendiri atau terpisah


dengan masyarakat, akan tetapi sekolah dan masyarakat merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Di satu sisi, sekolah membutuhkan
masukan dari masyarakat tentang sumber-sumber yang ada untuk
dimanfaatkan dalam proses pendidikan dan untuk menyusun program yang
relevan dengan kebutuhan masyarakat, sekolah sekaligus juga
membutuhkan dukungan dalam melaksanakan program tersebut.

Selain itu, masyarakat juga membutuhkan jasa sekolah untuk


mendapatkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dicapai oleh sekolah
dan program-program pendidikan yang sesuai dengan keinginan.

Langkah penting yang dapat diambil oleh pengelola sekolah adalah


mengembangkan hubungan antara sekolah dan masyarakat dengan cara
mepelajari dan memahami dengan baik masyarakat yang ada disekitar
sekolah tersebut. Jalinan semacam ini akan terwujud apabila kepala sekolah
ataupun melalui wakilnya (wakil kepala sekolah bagian humas) dapat aktif
dan mampu membangun antara kedua belah pihak yang saling
menguntungkan dan memberi kepuasan.

a.Memahami masyarakat

Masyarakat sekolah menurut Gorton dapat dipandang sebagai kesatuan


yang meiputi total area geografis yang terdiri dari daerah yang lebih dekat
dengan sekolah maupun populasi dalam batas individu. Untuk memahami
masyarakat sekitar, pengelola sekolah harus mempelajari macam-macam
type-type individu dan organisasi di masyarakat . dalam memahami
masyarakat ini, Elsbree (Tim Dosen IKIP, 229) memberikan prinsip, antara
lain:

a. Ketahuilah masyarakat anda


b. Adakan survey program pendidikan anda dan bersahabatlah dengan
masyarakat.
c. Pelajarilah masyarakat melalui daerahnya dan dokumen-dokumen
d. Jadilah anggota organisasi dalam masyarakat
e. Adakanlah kunjungan ke orang-orang penting di masyarakat
f. Layani masyarakat di daerah anda dengan baik.

Pengelola sekolah hendaknya memahami bahwa hubungan sekolah dengan


masyarakat tidak bisa lepas dari adanya masalah, ada dua faktor penyebab,
yaitu:

1) Profesionalisme guru kadang menentang masyarakat

2) Masyarakat menentang profesionalisme guru

Faktor pertama, terkait dengan usaha pendidik dalam proses


pendidikan, yakni mengubah program atau sistem yang dalam hal tertentu
bertentangan dengan norma masyarakat. Seperti usaha inovasi, integrasi,
dan perencanaan pembelajaran modern, yang terkadang malah dianggap
menentang norma dalam tatanan masyarakat tertentu, sebab sekolah tidak
memberi harapan sebagaimana yang diinginkan. Sehingga ada sudut
pandang yang berseberangan.

Faktor kedua, adanya intervensi masyarakat yang terlalu dalam


untuk mengetahui dan mengevaluasi apa yang berlangsung di sekolah atau
keterlibatan orang tua yang berlebihan, seperti ikut campur dalam
administrasi yang dilaksanakan oleh sekolah, menyensor buku pelajaran
secara individu, mencoba memodivikasi kurikulum secara kelompok dan
sebagainya. Walaupun dalam manajemen sekolah modern keterlibatan
masyarakat dalam pendidikan sangat penting, namun kalau intervensinya
terlalu dalam, maka akan menjadikan guru sempit dalam melangkah.

b.Keterlibatan Orang Tua

Hubungan sekolah dengan masyarakat akan tumbuh dengan baik


apabila masyarakat dapat merasakan manfaat keikutsertaannya dalam
program sekolah. Ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan untuk
menjamin hubungan ini yaitu melibatkan orang tua dalam perencanaan dan
pelaksanaan program sekolah, dengan cara:
a. Mengadakan open house yang memberi kesempatan kepada
masyarakat luas untuk mengetahui program sekolah.
b. Mengundang tokoh masyarakat untuk menjadi pembicara atau
pembina, misalnya dokter yang tinggal di sekolah untuk membina
kesehatan, ulama’ untuk membina bidang keagamaan, dan lain-
lain.
c. Membangun kerjasama sekolah dengan masyarakat, misalnya
PBHN (Peringatan Hari Besar Nasional), PHBI (Peringatan Hari
Besar Islam), dan lain-lain.

c.Organisasi Orang Tua Murid.

Organisasi ini merupakan organisasi konsultif dengan pimpinan


sekolah yang bertujuan agar pendidikan sdi di sekolah itu berjalan lancar
dan berkembang dengan baik. Di Indonesia, organisasi orang tua murid ini
mengalami empat kali perubahan nama, yaitu:

1) POMG (Perkumpulan Orang tua Murid Guru).

Organisasi ini berdasarkan UU pendidikan No.12 tahun 1945 pasal 28.


Tujuan dari organisai ini adalah untuk memelihara hubungan yang erat
antara orang tua murid di sekolah, agar sekolah dapat hidup subur dan lebih
sanggup memnuhi tugasnya sebagai tempat yang membentuk manusia yang
cakap dan warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab terhadap
kesejahteraan masyarakat dan tanah air.

2) POM (Perkumpulan Orang tua Murid)

Perubahan organisasi ini disebabkan adanya isu di masyarakat bahwa guru-


guru telah menyalahgunakan keuangan POMG.

3) BP3 (Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan)

Sejak tanggal 20 Nopember 1974, nama POM diganti menjadi BP3


berdasar surat keputusan Nomor:17/1974.No.1974 yang ditandatangani oleh
menteri dalam negeri dan menteri P dan K. Tujuan dari BP3 ini adalah
meningkatkan hubungan yang erat dan kerja sama serta tanggung jawab
bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah untuk
menyempurnakan kegiatan pendidikan.

4) Komite Sekolah

Pada tahu 2000, BP3 berubah menjadi Komite Sekolah. Secara operasional,
tugas dan wewenang komite sekolah adalah:
a) Mendorong dan meninkatkan hubungan baik antara masyarakat
sekolah maupun pemerintah.

b) Membantu kelancaran kegiatan pendidikan dan tidak mencampuri


urusan teknik pengajaran sekolah yang menjadi wewenang kepala sekolah,
guru dan pengawas.

c) Mengusahakan bantuan dari masyarakat, baik berupa benda, uang


maupun jasa dengan tidak menambah beban wajib bayar.

d) Memberikan perimbangan kepala sekolah dan kepada perwakilan


Depdibud tentang permohonan keringanan atas permohonan wajib bayar.
BAB II

KESIMPULAN

Hubungan sekolah dengan masyarakat bertujuan antara lain untuk


memajukan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan anak, memperkokoh
tujuan serta meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat,
mengarahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah. proses
yang dilakukan oleh sebuah lembaga atau kelompok melalui perencanaan
dan pengorganisasian yang matang agar mendapatkan simpati dan dukungan
dari masyarakat guna pencapaian tujuan yang telah ditentukan;
1. Terdapat hubungan timbal balik antara sekolah dengan masyarakat
sehingga manajemen sangat diperlukan untuk mengelola hubungan
tersebut agar keduanya sama-sama mendapatkan manfaat dan
saling menguntungkan;
2. Komite sekolah/madrasah sebagai pendukung penuh berjalannya
sekolah telah diatur dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003
sebaga bentuk perwujudan dari perhatian pemerintah terhadap
pentingnya peran masyarakat dalam mendukung segala bentuk
kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional

https://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2009/08/teori-pengantar-manajemen-
definisi.html

Farida Ardiyanti dkk, Makalah Manajemen


Humas, https://www.scribd.com/doc/46652669/MANAJEMEN-HUMAS

Ira Nur Harini, Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan, Vol. 4 No. 4, April
2014

https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_humas

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/PENGANTAR%20HUMAS
%20PENDIDIKAN.pdf

Anda mungkin juga menyukai