Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MANAJEMEN HUMAS DI LEMBAGA PENDIDIKAN

DOSEN PENGAMPU

Rahmat Fadhli, S.IIP., M.A.

MANAJEMEN PENDIDIKAN KELOMPOK 5

DISUSUN OLEH :

1. Anis Muslihatun Nisa ( 22401241006 )


2. Adkha Sholekhah Azzahra ( 22401241020 )
3. Karwiyati ( 22401241015 )
4. Muhamad Autad Musadad ( 22401241036 )
5. Nurmalia Rahmajati ( 22401244035 )
6. Lely Kurniasih ( 22401244039 )

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


KATA PENGATAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Manajemen Pendidikan di Lembaga Pendidikan” ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Adapun tujuan kami menulis makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada salah satu mata kuliah Manajemen Pendidikan. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan tentang
Manajemen Humas di Lembaga Pendidikan bagi para pembaca.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rahmat Fadhli, S.IIP.,


M.A.

selaku dosen mata kuliah Manajemen Pendidikan yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membagi pengetahuannya dan meluangkan waktu
sehingga Kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini kami buat berdasarkan referensi dari berbagai sumber dan
kami menyadari bahwamakalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca agar kami
dapat menyusun makalah lebih baik lagi di masa mendatang.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................................

KATA PENGANTAR.........................................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................

1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................

2.1 Konsep Dasar.....................................................................................................

2.2 Studi Kasus........................................................................................................

2.3 Solusi.................................................................................................................

BAB III PENUTUP.............................................................................................................

Kesimpulan dan Saran ............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Manajemen yang penting di sekolah adalah manajemen hubungan


masyararakat (humas), karena berada di tengah-tengah masyarakat dan selalu
berhubungan dalam menjalin hubungan yang pedagogis dan sosiologis yang
menghubungkan kedua belah pihak. Hubungan masyarakat sudah dilaksanakan
oleh masing-masing Lembaga Pendidikan dengan cara yang berbeda-beda.

Berdasarkan titik tolak pemikiran ini maka perlu adanya pengaturan


hubungan antara sekolah dengan masyarakat. Piet A. Sahertian (1994 : 233)
menjelaskan bahwa humas dengan sekolah adalah salah satu bagian dari substansi
administrasi pendidikan sekolah. Dengan adanya hubungan sekolah dengan
masyarakat, sekolah dapat mengetahui sumber-sumber yang ada dalam
masyarakat yang kemudian di daya gunakan untuk kepentingan kemajuan
pendidikan anak di sekolah. Di pihak lain, masyarakat juga dapat mengambil
manfaat dengan turut mengenyam dan menyerap ilmu pengetahuan sekolah
sehingga kehidupan masyarakat akan ditingkatkan. Oleh karena itu, masyarakat
dapat mengerti dan memahami tujuan pendidikan dan pelaksanaan pendidikan
yang berlangsung di sekolah tersebut.

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa masyarakat dan sekolah memiliki


keterkaitan dan saling berperan satu sama lain. Muhammad Noor Syam dalam
Made Pidarta (1988 : 188), hubungan masyarakat dengan pendidikan sangat
bersifat korelatif, bahkan seperti ayam dan telurnya. Masyarakat maju karena
pendidikan, dan pendidikan yang maju hanya dapat ditemukan di masyarakat yang
maju juga.

Salah satu jalan untuk menuju peningkatan mutu pendidikan di sekolah,


perlunya partisipasi dari kepala sekolah, guru, dan masyarakat karena sebagai
pelaku utama dan garda terdepan dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah
sehingga segala keputusan mtengenai penanganan persoalan pendidikan harus
dihasilkan dari interaksi ketiga pihak tersebut. Masyarakat adalah stakeholder
pendidikan yang memiliki kepentingan akan keberhasilan pendidikan di sekolah,
karena mereka adalah pembayar pendidikan, baik melalui uang sekolah maupun
pajak, sehingga sekolah-sekolah di lembaga pendidikan bertanggungjawab kepada
masyarakat akan hal peningkatan kemajuan pendidikan.

Pengelolaan humas sekolah berfokus pada sekolah dalam mengidentifikasi


dab memecahkan masalah terkait kehumasan seperti bagaiman mempromosikan
sekolah kepada masyarakat percaya dan yakin menyekolahkan anaknya di sekolah
tersebut. Manajer humas sebagai konsultan, fasilitator komunikasi, dan fasilitator
pemecah masalah (Lattimore, 2010). Sebagai konsultan mengemban tugas yang
sangat besar dalam menunjang keberlangsungan sekolah, menjaga kualitas
sekolah, serta ikut serta mencari solusi berbagaimasalah yang dihadapi agar
mendapat citra yang positif dari masyarakat.

Untuk itu hubungan masyarakat sangat penting dalam kepentingan


organisasi sekolah, jadi jelas bahwa hubungan masyarakat terdapat suatu usaha
untuk mewujudkan suatu hungan yang harmonis antara sekolah dengan
masyarakat sehingga akan muncul opini masyarakat yang menguntungkan bagi
kehidupan sekolah tersebut.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar

A. Pengertian Manajemen Humas Pendidikan


Humas dapat diartikan sebagai suatu kegiatan berencana yang
menyangkut i’tikad baik, rasa simpati, saling mengerti untuk memperoleh
pengakuan penerimaan, dan dukungan masyarakat melalui komunikasi dan
sarana lain (media massa) untuk mencapai kemanfaatan dan kesepakatan
bersama. Humas pedidikan pada umumnya disebut juga komunikasi
pendidikan. Disini tentu saja pengertian ini berbeda. Humas Pendidikan
menekankan hubungan, sedangkan komunikasi lebih menekankan kepada
bentuk hubungan penyampaian informasi.
Pengertian humas menurut dari beberapa pendapat sebagai berikut;
1. Menurut Glennand Denny Griswold
Humas merupakan fungsi manajemen yang diadakan untuk
menilai dan menilai sehingga dapat menyimpulkan sikap-sikap
publik, menyesuaikan prosedur instansi atau organisasi dengan
kepentingan umum, menjalankan suatu program untuk
mendapatkan pengertian dan dukungan dari masyarakat.
2. Menurut Oemi Abdurrachman
Humas ialah kegiatan untuk menanamkan dan memperoleh
pengertian kepercayaan, penghargaan dari publik sesuatu badan
khususnya dan masyarakat umum.
3. Menurut Bonar
Menjalankan hubungan masyarakat yang usahanya untuk mencapai
hubungan yang harmonis antara sesuatu badan organisasi dengan
masyarakat di sekitarnya.
4. Menurut Ibnoe Syamsi
Menyatakan bahwa humas adalah kegiatan organisasi untuk
menciptakan hubungan harmonis dengan masyarakat agar mereka
sadar dan sukarela mendukung keberlangsungan pendidikan.
Jadi, Adapun pengertian manajemen humas adalah suatu proses
dalam menangani, perencanaan, pengorganisasian, mengomunikasikan,
serta mengoordinasikan secara rasional dan serius dalam upaya pencapaian
tujuan bersama dari organisasi atau lembaga yang diwakilinya. Dan untuk
merealisasikan itu semua banyak hal yag dilakukan oleh humas dalam
suatu lembaga pendidikan (Nasution, 2006). Harus dipersiapkan
sedemikian rupa cara menyampaikan dan menginformasikan hal baru
kepada masyarakat sehingga seluruh lapisan masyarakat dapat dijangkau.
Kerja sama antara berbagai lapisan masyarakat dengan suatu lembaga ini
diasumsikan untuk meminimalisir masalah yang terjadi sehubungan
dengan ditetapkannya suatu kebijakan dari pemerintah.

B. Fungsi Manajemen Humas Pendidikan


Berbicara fungsi berarti berbicara masalah kegunaan humas dalam
tujuan organisasi atau lembaga. Menurut Edward L. Bernays dalam
Rosady Ruslan (2005:18) ada tiga fungsi utama humas, yaitu;
1. Memberikan penerangan kepada masyarakat.
2. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan secara
langsung.
3. Berupaya untuk mengintergrasikan sikap dan perbuatan suatu
organisasi sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau
sebaliknya.

Adapun penjelasan fungsi humas diatas adalah sebagai berikut ;

1. Pertama, memberikan penerangan kepada masyarakat, yaitu


praktisi humas memberikan informasi-informasi yang ada dalam
organisasi tersebut kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat
mengerti dan memahami kondisi yang ada dalam organisasi
tersebut.
2. Kedua, melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan
secara langsung, yaitu humas mendekati dan memengaruhi
pendapat yang berkembang pada suatu organisasi, sehingga
pandangan dan sikap masyarakat tentang hal itu dapat berubah ke
arah yang lebih positif.
4. Ketiga, Berupaya untuk mengintergrasikan sikap dan perbuatan
suatu organisasi sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat
atau sebaliknya, yaitu praktisi humas harus mampu dan siap untuk
menyamakan dan menyeimbangkan sikap yang harus dilakukan
organisasi terhadap masyarakat, begitu pula sebaliknya humas
harus mampu juga menyeimbangkansikap masyarakat terhadap
organisasi. Sehingga hubungan yang harmonis antara organisasi
dengan masyarakat dapat tercapai.

Sedangkan menurut Zulkarnain Nasution (2006:28) fungsi humas pada


lembaga pendidikan sebagai berikut;
1. Mampu sebagai mediator dalam menyampaikan komunikasi secara
langsung (tatap muka) dan tidak langsung (melalui media/pers)
kepada pimpinan lembaga publik intern (dosen atau guru,
karyawan, dan mahasiswa/siswa)
2. Mendukung dan menujang kegiatan-kegiatan yang berkaitan
dengan mempublikasi lembaga pendidikan kepada khalayak
umum. Dalam hal ini humas bertindak sebagai pengelola informasi
kepada publik intern dan ekstern seperti; menyampaikan informasi
melalui media dan promosi.
3. Menciptakan suatu citra yang positif terhadap lembaga
pendidikannya.

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi humas di


lembaga pendidikan adalah menumbuh dan mengembangkan hubungan
yang harmonis melalui komunikasi dengan menggunakan media antara
lembaga pendidikan (sekolah) dengan publiknya, baik intern (dosen/guru,
karyawan, mahasiswa/siswa) maupun ekstern (orangtua mahasiswa/
orangtua siswa, masyarakat, instalasi lain) dalam rangka mempublikasikan
kegiatan humas di lembaga pendidikan sehingga menciptakan suatu opini,
citra, dan reputasi yang positif terhadap lembaga pendidikan tersebut serta
fungsi humas lembaga pendidikan kedepan dituntut selalu professional
dalam mengelola informasi sehingga terwujudnya citra positif pada
lembaga. Oleh karena itu, peran komunikasi dalam hal ini sangatlah
penting.

C. Peran Manajemen Humas dalam Pendidikan


Peranan humas menurut Dozier dan Broom dalam Rosady Ruslan,
dapat dibedakan menjadi empat, yaitu;
1. Penasihat Ahli (Ekpert prescriber)
Praktisi humas yang berpengalaman dan memiliki kemampuan
tinggi untuk dapat membantu mencarikan solusi yang tepat atas
masalah hubungan dengan publik (public relationship) yang seang
atau akan dihadapi oleh lembaga pendidikan yang bersangkutan.
2. Fasilitator Komunikasi (Communication Fasilitator)
Praktisi humas harus dapat berperan sebagai komunikator atau
mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal mendengar
apa yang menjai harapan serta keinginan publiknya dan sebaliknya,
sehingga dapat tercipta saling pengertian, mempercayai,
menghargai, mendukung, dan toleransi yang baik dari kedua belah
pihak.
3. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving Procces
Fasilitator)
Peran humas adalah untuk membantu pimpinan di suatu lembaga
pendidikan baik sebagai penasihat (adviser) hingga dalam proses
pengambilan keputusan atau tindakan eksekusi dalam mengatasi
persoalan yang terjadi secara rasional dan professsional.
4. Teknisi Komunikasi (Communication technician)
Praktisi humas yang memiliki keahlian dibidang komunikasi dan
jurnalistik-menulis, pengeditan, produksi audio visual, grafis dan
produksi peran pesan yang dibutuhkan untuk melaksanakan
program humas. Praktisi humas yang menjalankan peran ini
biasanya memegang peranan penting dalam organisasi atau
lembaga pendidikan yang mengutamakan model humas informasi
publik dimana humas harus membuat release kepada media
mengenai lembaga pendidikan.

Peran humas dilembaga pendidikan adalah sebagi berikut;


1. Humas di lembaga pendidikan berperan mengidentifikasikan
dan menganalisis opini yang berkembang baik di lembaga
pendidikan atau di masyarakat.
2. Humas di lembaga pendidikan berperan sebagai penghubung
komunikasi antara pihak sekolah atau lembaga pendidikan
dengan masyarakat atau publik.
3. Humas di lembaga pendidikan berperan membina hubungan
yang harmonis antara publik intern dan publik ekstern dengan
media massa sehingga dapat meembangun dan menciptakan
citra dan reputasi yang positif.

D. Tugas Utama dan Kewajiban Utama Humas Pendidikan


Tugas Utama dan Kewajiban Utama Humas Pendidikan sebagai
berikut;
1. Menyampaikan pesan atau informasi dari sekolah dengan cara lisan,
tertulis, atau visual (media massa) kepada publiknya, sehingga
masyarakat memperoleh pengertian yang benar dan tepat mengenai
kondisi sekolah, tugas, dan kegiatannya.
2. Melakukan studi dan analisis atau reaksi serta tanggapan public
terhadap kebijakan dan langkah tindakan sekolah, termasuk segala
macam public yang memengaruhi sekolah.
3. Menyampaikan fakta-fakta dan pendapat kepada para pelaksana tugas
guna membantu mereka dalam memberikan pelayanan yang
mengesankan dan memuaskan publik.
Menurut Ibnoe Syamsi untuk menjalankan tugas-tugas tersebut ,
humas yang efisien harus memperhatikan asas-asas tertentu sebagai
berikut;

1. Obyektifitas dan Resmi


Semua informasi atau pemberian yang disampaikan kepada masyarakat
harus merupakan suara resmi dari instasi atau lembaga yang
bersangkutan. Karena itu, informasi yang dikeluarkan tidak boleh
bertentangan dengan kebijaksanaan yang dilaksanakan.
2. Organisasi yang tertib dan berdisiplin
Humas hanya akan berfungsi bilamana tugas-tugas lembaga berjalan
secara lancar dan efektif serta memiliki hubungan kerja ke dalam dan
ke luar lembaga yang efektif juga.
3. Kontinuitas informasi
Humas harus berusaha agar masyarakat memperoleh informasi secara
koninuitas atau teratur sesuai dengan kebutuhan. Untuk itu informasi
lisan dan tertulis dapat dilakukan secara berkala dan wakti-waktu
tertentu.
4. Respon yang timbul di kalangan masyarakat
Umpan balik dari informasi yang disampaikan harus mendapat
perhatian sepenuhnya. Respon masyarakat dapat berbentuk saran-
saran, pendapat-pendapat, kritik-kritik, keluhan-keluhan, dan
pernyataan. Semua respon tersebut harus disaring agar dapat
memperbaiki kegiatan dalam rangka memenuhi harapan masyarakat.

Strategi perlibatan masyarakat dalam kegiatan pendidikan secara garis


besar adalah sebagai berikut;

1. Keterlibatan secara individual, seperti membuka kesempatan dan


konsultasi seluas-luasnya bagi orang tua peserta didik untuk datang ke
sekolah.
2. Keterlibatan secara organisatoris, melalui komite sekolah, organisasi
alumni, dunia usaha/dunia kerja, dan melalui hubungan dengan
instansi lainnya.
E. Jenis-Jenis Kegiatan Humas pada Lembaga Pendidikan
1. Kegiatan Eksternal
Kegiatan ini selalu dihubungkan dan ditujukan kepada publik atau
masyarakat di luar sekolah. Terdapat dua kegiatan yang dilakukan
yaitu;
a. Kegiatan Tidak Langsung
Kegiatan tidak langsung adalah kegiatan yang berhubungan
dengan masyarakat melalui perantaraan media tertentu.
Misalnya, melalui telivisi dengan cara (ceramah, wawancara,
diskusi, sandiwara, dan kegiatan kesenian), radio, media cetak,
pameran, dan penerbitan majalah.
b. Kegiatan Langsung atau Tatap Muka
Kegiatan langsung atau tatap muka adalah kegiatan yang
dilaksanakan secara langsung, misalnya rapat dengan komite
sekolah, konsultasi dengan tokoh masyarakat, dan melayani
kunjungan tamu.
2. Kegiatan Internal
Sasaran dalam kegiatan humas internal adalah warga sekolah, yakni
para guru, tenaga administrasi (tata usaha), dan para siswa. Pada
prinsipnya kegiatan internal ini bertujuan untuk ;
a. Memberi penjelasan tentang kebijakanpenyelenggaraan dan
perkembangan sekolah
b. Menampung saran dan pendapat warga sekolah yang berhubungan
pembinaan dan perkembangan sekolah.
c. Memelihara hubugan harmonis sehingga tercipta kerja sama antar
warga sekolah.
F.Teknik Manajemen Humas dalam Lembaga Pendidikan
................. Teknik manajemen humas dalam lembaga pendidikan dibedakan
menjadi tiga macam yaitu;
1. Teknik humas dengan kata-kata (lisan dan tulisan)
2. Teknik humas dengan perbuatan
3. Teknik terpadu (kata-kata dan perbuatan)

Adapun cara mengkonstruksikan antara teknik dengan bentuk


humas secara operasionalnya, bahwa teknik dengan kata-kata dapat
dilakukan antara lain dengan kontak melalui surat, brosur, bulletin,
dsan sebagainya. Sedangkan teknik perbuatan dapat dilakukan melalui
bakti sosial, karya wisata, pertunjukan, pameran, dan lain sebagainya.
Dan teknik perpaduan antara keduanya dapat dilakukan dengan
silahturahmi, iklan di televisi, dan sebagainya.

2.2 Studi Kasus

1.Kasus 1 Manajemen Humas di Lembaga Pendidikan


“Meningkatkan dan Membangun Citra Sekolah di Era Pasca Pandemi
Covid 19 (Studi Kasus di SMKN 1 Lawang Wetan)”
Di era revolusi industri 4.0 saat ini persaingan antar-sekolah
semakin ketat dan luas. Upaya sekolah untuk memenangkan persaingan
dengan bisa membangun citra sekolah dimata masyarakat (publik).
Maskur (2018) menjelaskan bahwa selain humas sebagai media
komunikasi antar lembaga pendidikan, humas juga berperan sebagai
pencitraan kualitas lembaga sekolah. Karena meningkatkan citra sekolah
sangat penting agar dapat dikenal oleh masyarakat secara baik dan
buruknya.

2.Kasus 2 Manajemen Humas di Lembaga Pendidikan


“Manajemen Humas dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat ( Studi
Kasus di SMPN Satap 9 Bulukumba”
Keberhasilan suatu organisasi atau lembaga pendidikan dalam
mencapai misi dan tujuannya salah satunya ditentukan oleh peranan dan
kegiatan hubungan masyarakat baik internal maupun eksternal.

2.3 Solusi
Solusi Kasus 1 dalam upaya meningkatkan dan mebangun citra sekolah

Manajemen humas bisa melakukan ptogram kegiatan internal maupun


eksternal dengan tujuan untuk mempromosikan suatu lembaga pendidikan
(sekolah) yaitu dengan menyebarkan brosur, mengikuti pawai dan pameran,
memasang spanduk, sosialisasi di masyarakat, promosi lewat media sosial
mengingat setelah pandemic semua berubah online atau daring, menegaskan
kepada siswauntuk berperilaku dan bersikap sopan santun serta meningkatkan
hubungan kerja sama dengan masyarakat luas.

Solusi kasus 2 dalam upaya meningkatkan partispipasi masyarakat

a.Sekolah memberikan informasi secara berkala kepada masyarakat, sehingga


masyarakat mengetahui seluruh program yang diadakan sekolah.
b.Setiap program yang dilaksanakan harus memperhatikan karakteristik setiap
masyarakat dengan mengkonsultasikan kepada pihak terkait dan juga
tokoh masyarakat.
c.Hubungan yang harmonis antara sekolah dengan masyarakat harus
dilakukan secara terus-menerus, sehingga masyarakat tidak beranggapan
bahwa mereka dibutuhkan hanya saat pembiayaan saja.
d.Pertemuan wali murid dengan komite sekolah,guru, dan pengurus sekolah.
Pendidikan bukan tanggungjawab sekolah, tetapi juga tanggungjawab
masyarakat karena keduanya saling berkaitan satu sama lain.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Maka
3.2 Saran
Saran….
DAFTAR PUSTAKA

Suardi, M. (2017, Oktober). Analisis Manajemen Humas dalam Upaya


Peningkatan Partisipasi Masyarakat Terhadap Lembaga Pendidikan. Retrieved
from https://ejournal.iainpalopo.ac.id
Dakir. (2018, November). Manajemen Humas Lembaga Pendidikan di Era
Pendidikan Global. Retrieved from http://digilib.iain-palangkaraya.ac.id
Rahmat, A. (2016). Manajemen Humas Sekolah. Retrieved from
http://repository.ung.ac.id
Bahri, S. (2020, Maret). Manajemen Humas Sekolah. Retrieved from
https://www.researchgate.net/Manajemen_Humas_Sekolah
Viona, E. (2021, September). Peran Humas dalam Pengembangaan Citra
Sekolah. Retrieved from https://ejournal.karinosseff.org

Anda mungkin juga menyukai