Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

BIMBINGAN KONSELING
TUJUAN,ASAS, DAN FUNGSI BIMBINGAN KONSELING, KONSEP DASAR BIMBINGAN

DOSEN PENGAMPU:
SEWA PUTU PARHA M. Kons
Kelompok 1
HAERURROSYID (210401087)
LIA FITRIANI (210401095)
JUMRATUL IDAINI (210401093)
ZUNNU ZANAWIYA (210401114)

PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS HAMZANWADI TAHUN PELAJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan yang maha kuasa atas segala limpahan rahmat,
Inayah ,taufik dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sederhana. Semoga makalah ini
dapat dijadikan salah satu acuan ,petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam
administrasi pendidikan.
Harapan kami semoga makalah ini membatu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga ke depannya dapat lebih baik.
Makalah ini mungkin masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang dapat membangun kesempurnaan makalah
ini.

Pancor,11 April 2022

Penyusun

Kelompok 1
Daftar Isi

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR……………………………...............................................……..…… ii
DAFTAR ISI………………………………………......................................................….… iii
BAB I    PENDAHULUAN……………………………...............................................……. 1
A    Latar Belakang Masalah……………………………..................................................…. 1
B.      Rumusan Masalah………………….….……….......................................…..................2
C.      Tujuan Penulisan Makalah…………………..................................................................2
D.     Manfaat Penulisan Makalah…………….……......................................….....................2
BAB II  PEMBAHASAN…………………………………..................................…………. 3
A. Tujuan bimbingan konseling ....................……..…..3
B. Asas bimbingan konseling ..........................................7
C. Manfaat apa yg didapat masyarakat dan sekolah ..............................8

BAB III PENUTUP………………..........……………….......................................…....……...9


A.     Kesimpulan…….......………………………....................................................…....….. 9
DAFTAR PUSTAKA………………....……….........................................…….........…......10
BAB I
PNDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
sebagaimana kita ketahui secara umum lebih banyak orang terpaku pada pelajaran
disekolah aja jarang orang memperhatikan hubungan sekolah dengan masyarakat,
terutama di wilayah Indonesia. sedangkan wilayah bagian timur Indonesia tidak begitu
banyak yang membahasnya hususnya di Lombok timur dalam pengelolaan hubugan
sekolah dengan masyarakatSekolah sebagai lembaga sosial yang diselenggarakan dan
dimiliki oleh masyarakat, harus memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Sekolah
mempunyai kewajiban secara legal dan moral untuk selalu memberikan penerangan
kepada masyarakat tentang tujuan-tujuan, program-program, kebutuhan dan keadaannya,
dan sebaliknya sekolah harus mengetahui dengan jelas apa kebutuhan, harapan dan
tuntutan masyarakat. Makin majunya pengertian masyarakat akan pentingnya pendidikan
anak-anaknya, maka merupakan kebutuhan vital bagi sekolah dan masyarakat untuk
menjalin kerjasama. Kerjasama tersebut dimaksudkan demi kelancaran pendidikan di
sekolah pada umumnya, dan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada khususnya.
Sekolah merupakan lembaga sosial yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat
lingkungannya, sebaliknya masyarakat pun tidak dapat dipisahkan dari sekolah.
Dikatakan demikian, karena keduanya memiliki kepentingan, sekolah merupakan
lembaga formal yang diserahi mandat untuk mendidik, melatih dan membimbing
generasi muda bagi peranannya di masa depan, sementara masyarakat merupakan
pengguna jasa pendidikan itu. Hubungan sekolah masyarakat merupakan bentuk
komunikasi ekstern yang dilakukan atas dasar kesamaan tanggung jawab dan tujuan.
Masyarakat merupakan kelompok dan individu-individu yang berusaha
menyelenggarakan pendidikan atau membantu usaha-usaha pendidikan.
Karena sekolah merupakan bagian(sub-sistem) dari sistem yang besar, yaitu
masyarakat, maka keterlibatan partisipasi masyarakat sekolah sangat penting. Tanpa
partisipasi masyarakat, sekolah hanya akan merupakan oraganisasi yang kering dan tidak
dapat memenuhi kebutuhan dan tujuan masyarakat. Partisipasi masyarakat bukan hanya
terkait dengan pengumpulan dana, tetapi memiliki kewenangan dalam segala aspeknya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja tujuan Bimbingan dan Konseling?


2. Apa saja asas-asas dalam Bimbingan dan Konseling?
3. Apa saja fungsi Bimbingan dan Konseling?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui hubungan sekolah dengan masyarakat


2. Menjelaskan Untuk mengetahui peran serta masyarakat dalam sekolah.
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dalam hubungan sekolah dengan masyarakat.

BAB II
PEMBAHASAN

A. TUJUAN BIMBINGAN DAN KONSELING


Pemahaman terhadap bimbingan dan konseling akan memperjelas arah atau sasaran
yang akan dicapai. Secara garis besar, tujuan bimbingan dan konseling dibagi menjadi 2
(dua), yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Berikut penjelasan dari kedua tujuan
bimbingan dan konseling:
1.Tujuan Umum
Bila ditinjau dari perkembangan konsepsi bimbingan dan konseling, maka tujuan
bimbingan dan konseling senantiasa mengalami perubahan, dari yang sederhana sampai
yang komprehensif.
Tujuan umum bimbingan dan konseling dengan mengikuti pada perkembangan
konsepsi bimbingan dan konseling pada dasarnya adalah untuk membantu individu
memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan
predisposisi yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan bakat-bakatnya), berbagai
latar belakang yang ada (latar belakang keluarga, pendidikan, status sosial ekonomi),
serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya. Dalam kaitan ini, maka bimbingan
dan konseling membantu individu untuk menjadi insan yang berguna dalam
kehidupannya yang memiliki berbagai wawasan, pandangan, interpretasi, pilihan,
penyesuaian, dan keterampilan yang tepat berkenaan dengan diri sendiri dan
lingkungannya (Prayitno, 1999:114)
Dengan tercapainya tujuan umum bimbingan dan konseling maka individu yang
mendapat bantuan tersebut akan menjadi insan yang mandiri yang memiliki kemampuan
untuk memahami diri sendiri dan lingkungannya secara tepat dan obyektif, menerima diri
sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis, mampu mengambil keputusan secara
tepat dan bijaksana, mengarahkan diri sendiri sesuai dengan keputusan yang diambilnya
itu, serta akhirnya mampu mewujudkan diri sendiri secara optimal.
Pencapaian tujuan umum bimbingan dan konseling tersebut dalam rangka
pengembangan perwujudtan keempat dimensi kemanusiaan individu. Dimensi di sini
dimaksudkan sebagai sesuatu yang secara hakiki ada pada manusia di satu segi dan di
segi lain sebagai sesuatu yang dapat dikembangkan. Dalam kaitan itu, masing-masing
gejala mendasar tersebut dapat dirumuskan sebagai dimensi keindividualan
(individualitas), dimensi kesosialan (sosialitas), dimensi kesusilaan (moralitas, dan
dimensi keberagaman (religiusitas). (Prayitno, 1999:16)
Pengembangan dimensi keindividualan memungkinkan seseorang
memperkembangkan segenap potensi yang ada pada dirinya secara optimal mengarah
kepada aspek-aspek kehidupan yang positif. Bakat, minat, kemampuan, dan berbagai
kemungkinan yang termuat di dalam aspek-aspek mental-fisik dan biologis berkembang
dalam rangka dimensi keindividualan itu. Perkembangan dimensi ini membawa
seseorang menjadi individu yang mampu tegak berdiri dengan kepribadiannya sendiri,
dengan aku yang teguh, positif, produktif, dan dinamis.
Perkembangan dimensi kesosialan memungkinkan seseorang mampu berinteraksi,
berkomunikasi, bergaul, bekerjasama, dan hidup bersama orang lain. Kaitan antar
dimensi keindividualan dan kesosialan memperlihatkan bahwa manusia adalah sekaligus
makhluk indivudu dan makhluk sosial. Dimensi pribadi dan sosial saling berinteraksi dan
keduanya saling bertumbuh, saling mengisi, dan saling menemukan makna yang
sesungguhnya.
Dimensi kesusilaan memberikan warna moral terhadap perkembangan dimensi
pertama dan kedua. Norma, etika, dan berbagai ketentuan yang berlaku mengatur
bagaimana kebersamaan antar individus seharusnya dilaksanakan. Hidup bersama orang
lain, baik dalam rangka memperkembangkan dimensi keindividualan maupun dimensi
kesosialan, tidak dapat dilakukan seadanya saja, tetapi perlu dilakukan secara terarah.
hidup bersama orang lain perlucdeselenggarakan sedemikian rupa, sehingga semua orang
yang berada di dalamnya memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya demi kehidupan
yang bersama itu. dimensi kesusilaan dapat menjadi pemersatu sehingga keindivudualan
dan kesosialan dapat bertemu dalam satu kesatuan yang penuh makna. Dapat
dibanyangkan bahwa tanpa dimensi kesusilaan, maka berkembangnya dimensi
keindividualan dan kesosialan akan tidak serasi, bahkan yang satu cenderung
menyalahkan yang lain.
Perkembangan tiga dimensi di atas memungkinkan manusia menjalani kehidupan.
Dengan ketiga dimensi itu mereka dapat hidup dengan sangat layak dan dapat
mengembangkan ilmu, teknologi, dan seni sehebat-hebatnya. Kehidupan manusia yang
selengkapnya, yaitu yang menjangkau baik kehidupan duniawi maupun kehidupan di
akhirat, akan tercapai apabila ketiga dimensi yang dibahas terdahulu itu dilengkapi
dengan dimensi yang keempat, yaitu dimensi keagamaan. Dalam dimensi keagamaan ini,
manusia senantiasa menghubungkan diri dengan Tuhan Yang Maha Esa. Manusia tidak
terpukau dan terpaku pada kehidupan di dunia saja, melainkan mengaitkan secara serasi,
selaras, dan seimbang kehidupan dunianya itu dengan kehidupan akhirat.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus bimbingan dan konseling merupakan penjabaran tujuan umum tersebut
yang dikaitkan secara langsung dengan permasalahan yang dialami individu yang
bersangkutan, sesuai dengan kompleksitas permasalahannya itu. Masalah yang dialami
individu sangat beragam, memiliki intensitas yang berbeda-beda serta bersifat unik.
Dengan demikian maka tujuan khusus bimbingan dan konseling untuk individu yang satu
dengan individu yang lain tidak boleh disamakan.

B. ASAS-ASAS BIMBINGAN DAN KONSELING


Dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling di sekolah hendaknya
mengacu pada asas-asas bimbingan dan konseling, karena pelayanan bimbingan dan
konseling adalah pekerjaan profesional. Asas-asas bimbingan dan konseling, yaitu
kesatuan-kesatuan yang harus diterapkan dalam penyelenggaraan pelayaan itu. Apabila
asas-asas itu diikuti dan diselenggarakan dengan baik dapat diharapkan proses pelayanan
mengarah pada pencapaian tujuan yang diharapkan. Sebaliknya apabila asas-asas itu
diabaikan sangat dikhawatirkan kegiatan yang terlaksana itu akan berlawanan dengan
tujuan bimbingan dan konseling, bahkan akan dapat merugikan orang-orang yang terlibat
didalam pelayanan, serta profesi bimbingan dan konseling itu. Asas-asas yang
dimaksudkan (Prayitno, 1999:115) adalah sebagai berikut:
1. asas kerahasiaan
2. Asas Kesukarelaan
3. Asas Keterbukaan
4. Asas Kekinian
5. Asas Kegiatan
6. Asas Kedinamisan
7. Asas Keterpaduan
8. Asas Keamanan
9. Asas Kenormatifan
10. Asas Keahlian
11.Asas Alih Tangan

C. PUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING


Fungsi Bimbingan dan Konseling
Paparan yang membahas tentang fungsi, dapat menambah pemahaman yang berkaitan
dengan manfaat atau kegunaan dan keuntungan-keuntungan penyelenggaraan bimbingan
dan konseling. Berikut avan dijelasvan 4 empat fungsi bimbingan dan konseling, yaitu:
1. Fungsi Pemahaman
Dengan fungsi ini memungkinkan pihak-pihak yang berkepentingan dengan
peningkatan perkembangan dan kehidupan siswa (yaitu siswa sendiri, guru BK, dan pihak
ketiga) memahami berbagai hal yang esensial berkenaan dengan perkembangan dan
kehidupan siswa. Dalam hal ini fokus utama pelayanan bimbingan dan konseling yaitu
siswa dengan berbagai permasalahannya, dengan tujuan-tujuan konseling. Pemahaman
yang sangat perlu dihasilkan oleh pelayanan bimbingan dan konseling adalah pemahaman
tentang diri siswa beserta permasalahannya oleh siswa sendiri dan oleh pihak-pihak lain
yang membantu siswa, termasuk juga pemahaman tentang lingkungan dari siswa.
a. Pemahaman tentang Siswa
Pemahaman tentang konseling merupakan titik tolak upaya pemberian bantuan terhadap
siswa. Sebelum seorang guru BK atau pihak-pihak lain dapat memberikan layanan tertentu
kepada siswa, maka mereka perlu terlebih dahulu siswa yang akan dibantu. Pemahaman
tersebut tidak hanya sekadar mengenal diri siswa melainkan lebih jauh lagi, yaitu
pemahaman yang menyangkut latar belakang pribadi siswa, kekuatan dan kelemahannya,
serta kondisi lingkungannya. Materi pemahaman ini dapat dikelompokkan dalam berbagai
data tentang:
1) Keluarga
2) Kesehatan jasmani
3) Riwayat pendidikan sekolah
4) Pengalaman belajar di sekolah dan di rumah
5) Pergaulan sosial
6) Renana pendidikan lanjut
7) Kegiatan di luar sekolah
8) Hobi dan kesukaran yang mungkin dihadapi
Daftar di atas masih diperluas dengan pertanyaan yang lebih terinci, sehingga dapat
diperoleh data yang lebih lengkap tentang siswa. Perluasan secara terinci dikembangkan
sesuai dengan tujuan pemahaman terhadap siswa sendiri. Pemahaman tentang diri siswa
pertama kali perlu dipahami oleh siswa sendiri yang menyangkut kelemahan dan kekuatan
yang dimilikinya. Adapun pihak lain yang juga memahami diri siswa adalah pihak-pihak
yang berkepentingan (guru, orang tua). Pemahaman pihak lain terhadap siswa
dipergunakan oleh guu BK seara langsung untuk memberi pelayanan bimbingan dan
konseling, maupun sebagai badan acuan utama dalam rangka kerjasama dengan piha-pihak
lain dalam membantu siswa. Bagi guru BK, upaya mewujudkan fungsi pemahaman
merupakan tugas awal pada setiap penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling
.
b. Pemahaman tentang Masalah Siswa
Pemaham terhadap masalah siswa membantu guru BK dalam memberikan penanganan
masalah, oleh karena itu pemahaman ini wajib dilaksanakan. Pemahaman terhadap
masalah siswa terutama menyangkut jenis masalahnya, intensitasnya, sangkut pautnya,
sebab-sebabnya dan kemungkinan berkembangnya masalah ini jika tidak segera ditangani.
Pihak-pihav yang perlu untuk memahami masalah siswa adalah siswa itu sendiri, orang tua
dan guru, serta guru BK. Apabila pemahaman masalah siswa oleh siswa sendiri telah
tercapai, agaknya pelayanan bimbingan dan konseling telah berhasil menjalankan fungsi
pemahaman dengan baik. dalam kaitan ini tidak jarang terjadi siswa merasa telah terbantu
dan merasa sanggup memecahkn masalahnya sendiri, setelah masalahnya itu terungkap
melalui konseling dan dipahami dengan sebaik-baiknya oleh siswa. Siswa merasa
konseling telah selesai dan telah berhasil membantunya. Usaha pemecahan masalah
selanjutnya avan ditangani oleh siswa sendiri.
Bagi para siswa yang perkembangan kehidupannya masih banyak dipengaruhi oleh
orang tua dan guru, pemahaman masalah juga diperlukan oleh orang tua dan guru siswa
yang bersangkutan. Orang tua, guru, dan guru BK merupakan tiga serangkaian yang amat
berkepentingan dengan kemajuan siswa secara optimal. Ketiganya memerlukan
pemahaman yang mendalam terhadap para siswa
.
c. Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas

Untuk dapat memahami individu secara mendalam, maka pemahaman individu


mencakup pemahaman terhadap lingkungan dalam arti sempit dan lebih luas. Para siswa
perlu memahami dengan baik lingkungan sekolahnya, sehingga mereka dapat menjalani
kehidupan sekolah dengan semestinya. Selain itu, para siswa juga perlu memahami
berbagai informasi lain yang berguna berkenaan dengan pendidikan yang sedang
dijalaninya sekarang, baik itu tentang tentang sekolah lanjutan ataupun pekerjaan yang
dapat dia kembangkan kelak.
Adapun konseli untuk lingkungan tertentu seperti karyawan dan pasangan suami istri
yang membutuhkan pemahaman tentang lingkungan mereka yang lebih luas. Hal tersebut
berguna untuk tugas, pemecahan masalah dan tujuan mereka sehari-hari dan perlu
dikembangkan oleh pelayan bimbingan dan konseling.

2. Fungsi pencegahan
Layanan bimbingan dapat berfungsi pencegahan, artinya usaha pencegahan terhadap
timbulnya masalah. Sedangkan fungsi pencegahanbagi konselor merupakan bagian dari
tugas dan kewajibannya yang amat penting.
Upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh konselor, yaitu:
a. Mendorong perbaikan lingkungan yang jika diberikan akan berdampak negatif
terhadap individu yang bersangkutan.
b. Mendorong perbaikan kondisi pribadi diri klien.
c. Meningkatkan kemampuan individu untuk hal-hal yang diperlukan dan
mempengaruhi perkembangan dan kehidupannya.
d. Mendorong individu untuk tidak melakukan sesuatu yang akan memberikan resiko
besar, dan melakukan sesuatu yang akan memberi manfaat.
e. Menggalang dukungan kelompok terhadap individ yang bersangkutan.

Tahap-tahap penyusuan program pelaksanaan fungsi pencegahan, antara lain:


a. Identifikasi permasalahan yang mungkin timbul.
b. Mengidentifikasi dan menganalisi sumber-sumber penyebab timbulnya
masalah-masalah tersebut.
c. Mengidentifikasi pihak-pihak yang dapat membantu pencegahan masalah
tersebut.
d. Menuyusun rencana program pencegahan.
e. Pelaksanaan dan monitoring.
f. Evaluasi dan laporan.
3. Fungsi pengentasan
Fungsi pengentasan (perbaikan) berperan sebagai fungsi bimbingan dan konseling
yang akan menghasilkan terpecahnya atau teratasinya berbagai permasalahn yang dialami
klien.
4. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan
Fungsi ini berarti bahwa layanan bimbingan dan konseling yang diberikan dapat
membantu para konseli dalam memelihara dan mengembangkan keseluruhan pribadinya
secara mantap, terarah, dan berkelanjutan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari beberapa uraia yang telah kami paparkan diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan
bimbingan dan konseling secara garis besar dibedakan menjadi dua macam, yaitu tujuan
umum untuk membantu individu memperkembangkan diri secara optimal, dan tujuan
khusus untuk membantu individu agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan
meliputi aspek pribadi, sosial, belajar dan karir.
Dalam bimbingan dan konseling terdapat 11 asas yang dapat dijadikan acuan dalam
menyelenggarakan bimbingan konseling, yaitu asas kerahasiaan, kesukarelaan,
keterbukaan, kekinian, kemandirian, kegiatan, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan,
keahlian, dan alih tangan.
Sedangkan fungsi-fungsi bimbingan dan konseling antara lain: 1). Fungsi pemahaman
yang terdiri dari pemahaman tentang klien, masalah klien, dan lingkungan yang labih
luas. 2). Fungsi pencegahan. 3). Fungsi pengentasan. 4). Dan fungsi pemeliharaan dan
pengembangan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2013)TUJUAN,ASAS, DAN FUNGSI BIMBINGAN KONSELING, KONSEP DASAR BIMBINGAN

. , 2000. Bimbingan konseling Masyarakat.lombok : PT. Raja Grapindo persada 2002.

Mulyasa, 2002. Manajemen Berbasisi Sekolah, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,.Dhie-AP2005

Anda mungkin juga menyukai