Anda di halaman 1dari 14

PENGUATAN PERAN IPS DALAM MENINGKATKAN

KETERAMPILAN SOSIAL

Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Sosial Skill

Dosen Pengampu:

Dr. Pargito, M.Pd

Disusun Oleh:

Nadia Budiarti Pranoto (2013034005)


Rara Nova Maharani (2013034007)
Vicky Dwi Saputra (2013034021)
Indah Sabela (2013034025)
Tri Winarti (2013034029)
Eliza Ayuningtyas (2013034043)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2020/2021
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulliah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah dan tugas dengan judul “ Penguatan Peran IPS Dalam Meningkatkan
Keterampilan Sosial”

Tujuan kami membuat makalah ini adalah agar dapat mengetahui dengan
jelas bagaiamana penerapan teori belajar kognitiv yang tepat dalam pembelajaran
dan tujuan yang paling utama bagi kami untuk membuat makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sosial Skill.

Selanjutnya, dalam penulisan makalah ini kami sudah berusaha seoptimal


mungkin untuk menyusun secara sistematis sesuai dengan ketentuan dalam
penulisan yang berlaku. Dengan terwujudnya makalah ini kami mengucapkan
banyak terimakasih kepada:

1. Allah SWT. Yang telah memberikan kesehatan sehingga kami dapat


mengerjakan makalah ini
2. Dr. Pargito, M.Pd selaku dosen pengampu yang telah memberikan
banyak petunjuk dan dorongan dalam melaksanakan tugas ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan


makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari Bapak Dr.
Pargito, M.Pd selaku dosen pengampu dan para pembaca yang membaca makalah
ini.

Bandar Lampung, 20 September 2021

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................1

1.3 Tujuan .............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3

2.1 Peran IPS Dalam Meningkatkan Keterampilan Sosial Peserta Didik ..........3

2.2 Tradisi Pembelajaran IPS dan Keterampilan Sosial .....................................5

2.3 Keterampilan Sosial dan Pendidikan IPS Berbasis Nilai .............................6

2.4 Peran Guru Dalam Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik ...7

BAB III PENUTUP ...............................................................................................10

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................10

3.2 Saran .............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Pada era globalisasi seperti sekarang ini arus globalisasi membawa
pengaruhyang sudah merasuki berbagai sendikehidupan, termasuk kehidupan
peserta didik baik di keluarga, sekolah, dan masyarakat. Selain membawa
dampak positif, tidak sedikit pengaruh negatif arus globalisasi tersebut,
termasuk didalamnya masalah sosial yang saat ini menjadi permasalahan
bangsa yang cukup memprihatinkan. Masalah sosial sudah tampak dalam
kehidupan seharihari peserta didik, seperti sikap individualistis, egoistis,
kurang dapat berkomunikasi secara efektif, rendahnya rasa empati, kurang
rasa tanggung jawab, tingkat disiplin rendah, kurang bekerja sama dan
berinteraksi didalam kehidupan bermasyarakat, atau dikenal dengan istilah
social autism atau social insulation. Permasalahan sosial dikalangan peserta
didik merupakan permasalahan yang perlu diatasi oleh seluruh kalangan,
termasuk didalamnya institusi pendidikan yaitu sekolah.
Dalam pembelajarannya sekolah dapat menanamkan keterampilam yang
diperlukan oleh peserta didik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, hal ini dapat dilaksanakan terutama pada mata pelajaran IPS,
Karena IPS merupakan bagian dari fungsi sekolah untuk memelihara martabat
masyarakat melalui pendidikan nilai, IPS terfokus pada nilai kemanusiaan
dalam suatu pranata dan hubungan baik antar manusia maupun manusia
dengan lingkungannya.
Pada era globalisasi seperti sekarang ini, setiap warga Negara termasuk
peserta didik dituntut untuk mempunyai sejumlah keterampilan yang
diperlukan dalam kehidupan bukan hanya sebagai warga Negara, tetapi juga
sebagai warga dunia sehingga kehidupan peserta didik dapat lebih fungsional
dan lebih bermakna.
1.2.Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran IPS dalam meningkatkan keterampilan sosial peserta
didik?

1
2. Apa saja tradisi dalam pembelajaran IPS dan keterampilan sosial?
3. Bagaimana keterampilan sosial dan pendidikan IPS yang berbasis kepada
nilai?
4. Apa peran guru dalam mengembangkan keterampilan sosial peserta didik?
1.3.Tujuan
1. Agar mengetahui peran IPS dalam meningkatkan keterampilan sosial
peserta didik.
2. Agar dapat mengetahui tradisi pembelajaran IPS dan keterampilan sosial.
3. Agar dapat mengetahui keterampilan sosial dan pendidikan IPS yang
berbasis nilai.
4. Agar dapat mengetahui peran guru dalam mengembangkan keterampilan
sosial peserta didik.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2. 1 Peran IPS Dalam Meningkatkan Keterampilan Sosial Peserta Didik


Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ialah salah satu mata pelajaran yang
diajarkan baik pada tingkat SD, SMP maupun SMA. IPS bukan ilmu
mandiri seperti halnya Ilmu-ilmu sosial lainnya, namun materi IPS
menggunakan bahan ilmuilmu sosial yang dipilih dan disesuaikan dengan
tujuan pengajaran dan pendidikan (Endayani, 2017). IPS sangat penting
diajarkan kepada peserta didik, sebab manusia adalah makhluk sosial yang
hidup bermasyarakat. Pemahaman terhadap konsep-konsep dan prinsip-
prinsip ilmu sosial sangat diperlukan untuk menjadikan siswa menjadi
warga negara yang baik. Dengan demikian, siswa harus dibekali dengan
pengetahuan tentang kemasyarakatan (sosial) sehingga dengan pengetahuan
tersebut ia memiliki sikap yang baik dan keterampilan yang berguna baik
bagi dirinya maupun bagi masyarakat (Endayani, 2017).
Mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang bertujuan untuk
mendidik peserta didik menjadi warga Negara yang baik, yaitu warga
Negara yang mampu hidup secara demokratis, bergaul dan berinteraksi
dengan orang lain secara positif. IPS dalam pendidikan ialah suatu konsep
yang mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan sosial dalam
rangka membentuk dan mengembangkan pribadi warga negara yang baik,
serta telah menjadi bagian dari wacana kurikulum dan sistem pendidikan di
Indonesia, dan merupakan program pendidikan sosial pada jalur pendidikan
sekolah (Surahman & Mukminan, 2017). Sebagaimana diungkapkan oleh
(Nursid, 2008) bahwa Mata pelajaran IPS bertujuan mengembangkan
potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi
dimasyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala
ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang
terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang
menimpa kehidupan masyarakat.

3
Hal ini diperkuat dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi Mata Pelajaran IPS yaitu:
a) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat
dan lingkungannya
b) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin
tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan
social
c) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan
d) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetensi
dalam masyarakat yang majemuk ditingkat lokal, nasional, dan global.

Dalam rangka mencapai tujuan sudah dipaparkan, maka perlu


dirumuskan beberapa kemampuan yang dapat dikembangkan melalui mata
pelajaran IPS. Menurut James Bank (1990: 6) kemampuan yang harus
dikuasai oleh peserta didik melalui mata pelajaran IPS yaitu pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai, dan praktik warga Negara. Peserta didik perlu
menguasai pengetahuan yang berguna dalam membuat keputusan dan
berinteraksi secara aktif dan efektif dalam masyarakat. Peserta didik perlu
menguasai keterampilan akademik dan keterampilan social, sehingga
peserta didik selain cerdas dalam hal kognitif, tetapi juga cerdas secara
afektif (nilai). Peserta didik perlu mengembangkan sikap dan komitmen
yang menjungjung tinggi nilai-nilai demokratis dan kemanusiaan sehingga
dapat menjadi warga Negara yang mempunyai nilai-nilai yang selaras
dengan ideologi Negara. Peserta didik diberi kesempatan untuk ikut
berpartisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dalam
pengembangan keterampilan sosial siswa dalam pembelajaran IPS.

Keterampilan sosial banyak melibatkan aspek emosi dan perasaan


yang merupakan ranah afektif. Dalam berinteraksi di masyarakat, segala
sesuatu tidak akan pernah lepas dari nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
Keterampilan sosial dan nilai merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan dalam interaksi sosial di masyarakat. Dengan demikian sangat

4
perlu pembelajaran IPS yang berbasis nilai dalam rangka mengembangkan
keterampilan sosial siswa.

2. 2 Tradisi Pembelajaran IPS dan Keterampilan Sosial


Tradisi pembelajaran IPS menurut Woolever dan Scott (1988: 10) yaitu:
a. social studies as citizenship transmission,
b. social studies as personal development,
c. social studies as reflective inquiry,
d. social studies as social science education, dan
e. social studies as rational decision making and social action.

Social studies as citizenship transmission berarti IPS merupakan


sarana untuk meneruskan nilai-nilai lama yang dianggap penting oleh
masyarakat kepada generasi muda. Tujuannya adalah mempertahankan
milai-nilai yang telah lama ada dimasyarakat.

Social studies as personal development berarti IPS membantu


mengembangkan secara maksimal potensi yang dimiliki peserta didik.
Tujuannya untuk mengembangkan diri peserta didik sebagai anggota
masyarakat yang aktif dan produktif.

Social studies as reflective inquiry berarti IPS melatih peserta didik


untuk mengembangkan dan menngunakan keterampilan berpikir reflektif,
yaitu berupa kemampuan berpikir kritis, berpikir induktif, pemecahan
masalah, penelitian ilmiah, kajian nilai dan pengambilan keputusan secara
rasional. Tujuannya untuk melatih peserta didik mengkaji masalah-
masalah sosial secara kritis dan sistematis.

Social studies as social science education berarti IPS mendidik peserta


didik untuk mampu memahami ilmu-ilmu sosial. Tujuannya agar peserta
didik dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan
ilmu-ilmu sosial secara ilmiah.

Social studies as rational decision making and social action berarti


IPS mendidik peserta didik untuk membuat keputusan yang rasional dan

5
bertindak sesuai dengan keputusan yang telah dibuat. Dengan kata lain
perlua adanya aksi sosial yang baik berdasarkan keputusan tersebut.

Dari beberapa tradisi pembelajaran IPS yang telah disampaikan, secara


umum kesemua tradisi tersebut dapat menunjang dalam meningkatkan
keterampilan sosial peserta didik, akan tetapi satu yang paling sesuai
dengan pengembangan keterampilan sosial, yaitu pembelajaran IPS
sebagai social action, artinya tradisi pembelajaran IPS tersebut dilakukan
melalui praktek langsung dalam kegiatan sosial, sehingga dapat
mengembangkan keterampilan sosial peserta didik secara intensif, karena
tanpa praktek langsung, pengembangan keterampilan sosial hanya sebatas
kognisi sosial yang berarti peserta didik sebatas memahami berbagai
macam permasalahn sosial dan tahu apa yang harus dilakukan, hanya saja
itu semua baru sebatas sebuah ide dipikiran atau dengan kata lain sebatas
kemampuan kognisi sosial.

2. 3 Keterampilan Sosial dan Pendidikan IPS Berbasis Nilai


Salah satu prinsip pembelajaran yang memiliki kekuatan yaitu berbasis
nilai (value-based). Prinsip ini pula berlaku dalam pengembangan
keterampilan sosial peserta didik dalam pembelajaran IPS. Keterampilan
sosial banyak melibatkan aspek emosi dan perasaan yang merupakan ranah
afektif. Dalam berinteraksi di masyarakat, segala sesuatu tidak akan pernah
lepas dari nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Keterampilan sosial dan
nilai merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam interaksi sosial
di masyarakat. Oleh karena itu, sangat perlu pembelajaran IPS ynag
berbasis nilai dalam rangka mengembangkan keterampilan sosial peserta
didik. Pendidikan nilai dibagi kedalam dua pendekatan, yaitu pendekatan
langsung dan pendekatan tidak langsung. Pendekatan langsung digunakan
ketika melatih aspek-aspek yang berhubungan empati, seperti dengan cara
contoh/modelling, sedangkan pendekatan tidak langsung digunakan ketika
melatih keterampilan sosial berupa aspek kognitif sosial, seperti dengan
cara diskusi.

6
Sesungguhnya pendidikan IPS dengan pendidikan nilai adalah
bagai dua sisi mata uang logam. Sangat banyak kesempatan untuk
saling memadukan dalam pembelajaran IPS dan nilai. Dalam
pendidikan nilai kita menginginkan munculnya kesadaran pelaksanaan
nilai-nilai positif dan menghindarkan nilai-nilai negatif. Nilai-nilai positif
tersebut adalah : amal saleh, amanah, antisipatif, baik sangka, kerja keras,
beradab dan lain-lain. Adapun nilai-nilai negatif yang seharusnya
dihindari adalah anti resiko, boros, bohong, buruk sangka, curang,
ceroboh, cengeng, dengki, egois, fitnah dan lain sebagainya.
Perwujudan nilai-nilai tersebut dapat dilakukan guru melalui
pembelajaran IPS. Nilai-nilai yang dapat ditanamkan kepada peserta didik
seperti cinta tanah air, toleransi, memahami serta menerima perbedaan,
menghargai perjuangan pahlawan.Nilai-nilai tersebut diharapkan meresap
ke sisi afeksi. Terlihat dari pertemanan peserta didik, respon peserta
didik terhadap lingkungan interaksinya, menjaga kebersihan, meneladani
sifat-sifat bijak para pahlawan, dan lain sebagainya.

2. 4 Peran Guru Dalam Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta


Didik
Guru sebagai suatu profesi mendorong seorang guru untuk
meningkatkan perfeksionalitasnya dalam illmu pengetahuan seiring dengan
mengikuti perkembangan zaman dan teknologi. Guru merupakan sebagai
seorang profesi berarti menyalurkan pengembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan nilai-nilai hidup kepada anak didiknya. Selain memiliki tugas
mengajar dan mendidik muridnya, seorang guru juga memiliki tugas
kemanusiaan dan kemasyarakatan. Oleh karena itu, guru merupakan sebuah
jembatan anatara sekolah dan masyarakat.
Untuk hidup dilingkungan masyarakat social, seorang peserta didik
harus memiliki ketrampilan social. Sebagai seorang fasilitataor, tentu saja
guru memilki pean penting dalam mengembangkan ketramppilan peserta
didik. Berikut merupakan hal yang dilkaukan sorang guru dalam rangka
mengembangkan ketrampilan social peserta didik:

7
1. Memahami Tujuan Ilmu-Ilmu Humaniora
Yaitu guru harus benar-benar memahami bahwa ilmu-ilmu sosial
bukan sekedar mata pelajaran hafalan atau sekedar menyampaikan fakta
dan konsep, konsep dan teori ilmu-ilmu sosial tetapi bersifat kognitif,
tetapi studi humaniora harus diintegrasikan dan dikembangkan tidak
hanya dalam domain kognitif, tetapi juga dalam keterampilan emosional
dari siswa, termasuk keterampilan sosial.
2. Ketrampilan Sosial
Kompetensi keterampilan belum tentu menjadi motivasi bagi siswa
untuk menguasai keterampilan, tetapi guru juga harus menguasai
keterampilan sosial tersebut karena guru merupakan panutan/teladan
bagi siswa.
3. Mengintegrasikan Keterampilan Sosial ke Dalam RPP
Hal ini berartii guru harus mampu mengintegrasikan keterampilan
sosial ke dalam perangkat pembelajaran, dalam hal ini RPP yang mereka
susun. Misalnya guru menentukan keterampilan dasar yang dapat
dicapai sebagai pengembangan keterampilan sosial, setelah
mengidentifikasi keterampilan dasar, guru merancang indikator, tujuan
pembelajaran yang dapat dikembangkan, mengembangkan keterampilan
sosial siswa, kemudian dari indikator tersebut guru menerapkan dalam
proses pembelajaran. Terakhir, pada aspek penilaian, guru harus dapat
menentukan bagaimana mengukur dan menilai kompetensi siswa dalam
kaitannya dengan keterampilan sosial tersebut. Pengukuran dapat
dilakukan dengan mengacu pada bacaan yang disiapkan.
4. Menemukan Nilai-Nilai Mata Pelajaran,
Artinya guru harus mampu menemukan pesan-pesan atau nilai-
nilai apa saja yang terkandung dalam setiap mata pelajaran IPS, dari
pesan-pesan atau nilai-nilai tersebut guru dapat mengidentifikasi
keterampilan sosial yang dikembangkan dari tema penelitian sosial.
Misalnya, dalam materi BPUPKI dan PPKI, guru dapat menemukan
nilai-nilai atau pesan di balik dokumen tersebut seperti
mempertimbangkan, mengungkapkan pendapat, mendengarkan

8
pendapat orang lain, menghargai pendapat orang lain, mengutamakan
kepentingan bersama di atas individu atau kelompok hobi dan
sebagainya.
5. Penentuan Metode Pembelajaran
Yaitu guru harus dapat memilih metode pembelajaran yang tepat
untuk digunakan dalam mengembangkan keterampilan sosial siswa.
Karena pengembangan keterampilan sosial dalam proses mempelajari
mata pelajaran sosiologi tidak dapat dilakukan dengan metode
pembelajaran saja. Guru sebaiknya mencari metode lain yang
memerlukan praktik siswa secara langsung untuk mengembangkan
keterampilan sosial, misalnya menggunakan pembelajaran kooperatif
6. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif dapat membantu mengembangkan
keterampilan sosial siswa, karena dalam pembelajaran kooperatif siswa
dilatih untuk memahami perasaan orang lain , memperhatikan orang
lain, mendengarkan pendapat orang lain, mengungkapkan ide dan
pendapat, berinteraksi dengan orang lain, berkolaborasi dan berempati
dengan orang lain. Tentunya pembelajaran kooperatif bukan satu-
satunya metode yang dapat mengembangkan keterampilan sosial siswa,
ada metode pembelajaran lain yang dapat digunakan seperti
pembelajaran tindakan sosial, metode pekerjaan sosial, pembelajaran
melalui pemecahan masalah.
7. Menerapkan Teori ke Dalam Praktik,
Artinya guru dalam pengembangan keterampilan sosial siswa tidak
hanya cukup mengajarkan kebaikan dan kebajikan, tetapi juga
bagaimana guru dapat secara langsung mempraktekkan dan mendorong
siswa untuk berpartisipasi dalam praktik teori-teori yang sudah ada
dalam dirinya. kehidupan sehari-hari. Sebab, keterampilan sosial tidak
hanya diekspresikan pada orang yang memiliki informasi dan
pengetahuan sosial, tetapi dapat dikatakan bahwa orang yang menguasai
keterampilan sosial adalah mereka yang dapat mempraktikkannya secara
langsung dalam kehidupan sosial.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keterampilan sosial merupakan kemampuan yang wajib dikuasai
oleh setiap peserta didik dalam era globalisasi seperti pada saat ini. Dalam
meningkatkan keterampilan sosial, peserta didik dalam proses
pembelajaran IPS harus dapat mengembangkan kemampuannya secara
terpadu baik ranah kognitif, afektif dan keterampilan, termasuk
didalamnya keterampilan sosial yang merupakan kemampuan yang
dituntut untuk dikuasai di era globalisasi ini.
Peran guru dalam meningkatkna keterampilan peserta didik
sangatlah penting. Guru dituntut harus dapat mengembangkan
keterampilan sosial peserta didik dengan memahami tujuan dari IPS
sebagai mata pelajaran terpadu yang dapat mengembangkan berbagai
kemampuan peserta didik, serta harus mampu mengintegrasikan
keterampilan sosial ke dalam RPP yang akan disusunya serta dapat
mengaplikasikannya dalam proses pembelajaran.
3.2 Saran
Peserta didik dapat ikut berpartisipasi secara aktif dan positif
dalam kehidupan masyarakat lokal, nasional maupun global dengan
meningkatkan keterampilan sosialnya
Guru juga harus menjadi contoh/modelling bagi peserta didiknya,
oleh karena itu guru juga dituntut untuk menguasai keterampilan sosial,
sehingga dapat mengembangkan keterampilan sosial peserta didiknya

10
DAFTAR PUSTAKA

Muslim, M. (2020). Peran Pendidikan IPS Dalam Pembentukan Perilaku Sosial


Dan Tanggung Jawab Sosial Era Abad 21. SOCIAL PEDAGOGY: Journal
of Social Science Education, 1(2), 83-90.

Ginanjar, A. (2016). Penguatan peran ips dalam meningkatkan keterampilan sosial


peserta didik. Harmony: Jurnal Pembelajaran IPS dan PKN, 1(1), 118-
126.

Jurnal Strategi Pembelajaran Berbasis Pendidikan Nilai Dalam Pembelajaran Ips


Di Sekolah, Universitas Negeri Medan. Hlm.32-33

Anda mungkin juga menyukai