KETERAMPILAN SOSIAL
Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Sosial Skill
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020/2021
KATA PENGANTAR
Tujuan kami membuat makalah ini adalah agar dapat mengetahui dengan
jelas bagaiamana penerapan teori belajar kognitiv yang tepat dalam pembelajaran
dan tujuan yang paling utama bagi kami untuk membuat makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sosial Skill.
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
2.1 Peran IPS Dalam Meningkatkan Keterampilan Sosial Peserta Didik ..........3
2.4 Peran Guru Dalam Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik ...7
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pada era globalisasi seperti sekarang ini arus globalisasi membawa
pengaruhyang sudah merasuki berbagai sendikehidupan, termasuk kehidupan
peserta didik baik di keluarga, sekolah, dan masyarakat. Selain membawa
dampak positif, tidak sedikit pengaruh negatif arus globalisasi tersebut,
termasuk didalamnya masalah sosial yang saat ini menjadi permasalahan
bangsa yang cukup memprihatinkan. Masalah sosial sudah tampak dalam
kehidupan seharihari peserta didik, seperti sikap individualistis, egoistis,
kurang dapat berkomunikasi secara efektif, rendahnya rasa empati, kurang
rasa tanggung jawab, tingkat disiplin rendah, kurang bekerja sama dan
berinteraksi didalam kehidupan bermasyarakat, atau dikenal dengan istilah
social autism atau social insulation. Permasalahan sosial dikalangan peserta
didik merupakan permasalahan yang perlu diatasi oleh seluruh kalangan,
termasuk didalamnya institusi pendidikan yaitu sekolah.
Dalam pembelajarannya sekolah dapat menanamkan keterampilam yang
diperlukan oleh peserta didik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, hal ini dapat dilaksanakan terutama pada mata pelajaran IPS,
Karena IPS merupakan bagian dari fungsi sekolah untuk memelihara martabat
masyarakat melalui pendidikan nilai, IPS terfokus pada nilai kemanusiaan
dalam suatu pranata dan hubungan baik antar manusia maupun manusia
dengan lingkungannya.
Pada era globalisasi seperti sekarang ini, setiap warga Negara termasuk
peserta didik dituntut untuk mempunyai sejumlah keterampilan yang
diperlukan dalam kehidupan bukan hanya sebagai warga Negara, tetapi juga
sebagai warga dunia sehingga kehidupan peserta didik dapat lebih fungsional
dan lebih bermakna.
1.2.Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran IPS dalam meningkatkan keterampilan sosial peserta
didik?
1
2. Apa saja tradisi dalam pembelajaran IPS dan keterampilan sosial?
3. Bagaimana keterampilan sosial dan pendidikan IPS yang berbasis kepada
nilai?
4. Apa peran guru dalam mengembangkan keterampilan sosial peserta didik?
1.3.Tujuan
1. Agar mengetahui peran IPS dalam meningkatkan keterampilan sosial
peserta didik.
2. Agar dapat mengetahui tradisi pembelajaran IPS dan keterampilan sosial.
3. Agar dapat mengetahui keterampilan sosial dan pendidikan IPS yang
berbasis nilai.
4. Agar dapat mengetahui peran guru dalam mengembangkan keterampilan
sosial peserta didik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Hal ini diperkuat dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi Mata Pelajaran IPS yaitu:
a) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat
dan lingkungannya
b) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin
tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan
social
c) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan
d) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetensi
dalam masyarakat yang majemuk ditingkat lokal, nasional, dan global.
4
perlu pembelajaran IPS yang berbasis nilai dalam rangka mengembangkan
keterampilan sosial siswa.
5
bertindak sesuai dengan keputusan yang telah dibuat. Dengan kata lain
perlua adanya aksi sosial yang baik berdasarkan keputusan tersebut.
6
Sesungguhnya pendidikan IPS dengan pendidikan nilai adalah
bagai dua sisi mata uang logam. Sangat banyak kesempatan untuk
saling memadukan dalam pembelajaran IPS dan nilai. Dalam
pendidikan nilai kita menginginkan munculnya kesadaran pelaksanaan
nilai-nilai positif dan menghindarkan nilai-nilai negatif. Nilai-nilai positif
tersebut adalah : amal saleh, amanah, antisipatif, baik sangka, kerja keras,
beradab dan lain-lain. Adapun nilai-nilai negatif yang seharusnya
dihindari adalah anti resiko, boros, bohong, buruk sangka, curang,
ceroboh, cengeng, dengki, egois, fitnah dan lain sebagainya.
Perwujudan nilai-nilai tersebut dapat dilakukan guru melalui
pembelajaran IPS. Nilai-nilai yang dapat ditanamkan kepada peserta didik
seperti cinta tanah air, toleransi, memahami serta menerima perbedaan,
menghargai perjuangan pahlawan.Nilai-nilai tersebut diharapkan meresap
ke sisi afeksi. Terlihat dari pertemanan peserta didik, respon peserta
didik terhadap lingkungan interaksinya, menjaga kebersihan, meneladani
sifat-sifat bijak para pahlawan, dan lain sebagainya.
7
1. Memahami Tujuan Ilmu-Ilmu Humaniora
Yaitu guru harus benar-benar memahami bahwa ilmu-ilmu sosial
bukan sekedar mata pelajaran hafalan atau sekedar menyampaikan fakta
dan konsep, konsep dan teori ilmu-ilmu sosial tetapi bersifat kognitif,
tetapi studi humaniora harus diintegrasikan dan dikembangkan tidak
hanya dalam domain kognitif, tetapi juga dalam keterampilan emosional
dari siswa, termasuk keterampilan sosial.
2. Ketrampilan Sosial
Kompetensi keterampilan belum tentu menjadi motivasi bagi siswa
untuk menguasai keterampilan, tetapi guru juga harus menguasai
keterampilan sosial tersebut karena guru merupakan panutan/teladan
bagi siswa.
3. Mengintegrasikan Keterampilan Sosial ke Dalam RPP
Hal ini berartii guru harus mampu mengintegrasikan keterampilan
sosial ke dalam perangkat pembelajaran, dalam hal ini RPP yang mereka
susun. Misalnya guru menentukan keterampilan dasar yang dapat
dicapai sebagai pengembangan keterampilan sosial, setelah
mengidentifikasi keterampilan dasar, guru merancang indikator, tujuan
pembelajaran yang dapat dikembangkan, mengembangkan keterampilan
sosial siswa, kemudian dari indikator tersebut guru menerapkan dalam
proses pembelajaran. Terakhir, pada aspek penilaian, guru harus dapat
menentukan bagaimana mengukur dan menilai kompetensi siswa dalam
kaitannya dengan keterampilan sosial tersebut. Pengukuran dapat
dilakukan dengan mengacu pada bacaan yang disiapkan.
4. Menemukan Nilai-Nilai Mata Pelajaran,
Artinya guru harus mampu menemukan pesan-pesan atau nilai-
nilai apa saja yang terkandung dalam setiap mata pelajaran IPS, dari
pesan-pesan atau nilai-nilai tersebut guru dapat mengidentifikasi
keterampilan sosial yang dikembangkan dari tema penelitian sosial.
Misalnya, dalam materi BPUPKI dan PPKI, guru dapat menemukan
nilai-nilai atau pesan di balik dokumen tersebut seperti
mempertimbangkan, mengungkapkan pendapat, mendengarkan
8
pendapat orang lain, menghargai pendapat orang lain, mengutamakan
kepentingan bersama di atas individu atau kelompok hobi dan
sebagainya.
5. Penentuan Metode Pembelajaran
Yaitu guru harus dapat memilih metode pembelajaran yang tepat
untuk digunakan dalam mengembangkan keterampilan sosial siswa.
Karena pengembangan keterampilan sosial dalam proses mempelajari
mata pelajaran sosiologi tidak dapat dilakukan dengan metode
pembelajaran saja. Guru sebaiknya mencari metode lain yang
memerlukan praktik siswa secara langsung untuk mengembangkan
keterampilan sosial, misalnya menggunakan pembelajaran kooperatif
6. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif dapat membantu mengembangkan
keterampilan sosial siswa, karena dalam pembelajaran kooperatif siswa
dilatih untuk memahami perasaan orang lain , memperhatikan orang
lain, mendengarkan pendapat orang lain, mengungkapkan ide dan
pendapat, berinteraksi dengan orang lain, berkolaborasi dan berempati
dengan orang lain. Tentunya pembelajaran kooperatif bukan satu-
satunya metode yang dapat mengembangkan keterampilan sosial siswa,
ada metode pembelajaran lain yang dapat digunakan seperti
pembelajaran tindakan sosial, metode pekerjaan sosial, pembelajaran
melalui pemecahan masalah.
7. Menerapkan Teori ke Dalam Praktik,
Artinya guru dalam pengembangan keterampilan sosial siswa tidak
hanya cukup mengajarkan kebaikan dan kebajikan, tetapi juga
bagaimana guru dapat secara langsung mempraktekkan dan mendorong
siswa untuk berpartisipasi dalam praktik teori-teori yang sudah ada
dalam dirinya. kehidupan sehari-hari. Sebab, keterampilan sosial tidak
hanya diekspresikan pada orang yang memiliki informasi dan
pengetahuan sosial, tetapi dapat dikatakan bahwa orang yang menguasai
keterampilan sosial adalah mereka yang dapat mempraktikkannya secara
langsung dalam kehidupan sosial.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keterampilan sosial merupakan kemampuan yang wajib dikuasai
oleh setiap peserta didik dalam era globalisasi seperti pada saat ini. Dalam
meningkatkan keterampilan sosial, peserta didik dalam proses
pembelajaran IPS harus dapat mengembangkan kemampuannya secara
terpadu baik ranah kognitif, afektif dan keterampilan, termasuk
didalamnya keterampilan sosial yang merupakan kemampuan yang
dituntut untuk dikuasai di era globalisasi ini.
Peran guru dalam meningkatkna keterampilan peserta didik
sangatlah penting. Guru dituntut harus dapat mengembangkan
keterampilan sosial peserta didik dengan memahami tujuan dari IPS
sebagai mata pelajaran terpadu yang dapat mengembangkan berbagai
kemampuan peserta didik, serta harus mampu mengintegrasikan
keterampilan sosial ke dalam RPP yang akan disusunya serta dapat
mengaplikasikannya dalam proses pembelajaran.
3.2 Saran
Peserta didik dapat ikut berpartisipasi secara aktif dan positif
dalam kehidupan masyarakat lokal, nasional maupun global dengan
meningkatkan keterampilan sosialnya
Guru juga harus menjadi contoh/modelling bagi peserta didiknya,
oleh karena itu guru juga dituntut untuk menguasai keterampilan sosial,
sehingga dapat mengembangkan keterampilan sosial peserta didiknya
10
DAFTAR PUSTAKA