Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat dan rahmat
hidayahNya penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Pendidikan IPS SD
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang membantu baik moriil maupun materiil sehingga tugas ini dapat
terselesaikan tepat waktu.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Palu, 02 Februari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………..i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………1

A. LATAR BELAKANG…………………………………………………….1
B. RUMUSAN MASALAH………………………………………………….2
C. TUJUAN…………………………………………………………………..2

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………….3
A. LATAR BELAKANG PENDIDIKAN IPS SD……..…………………...3
B. PENGERTIAN DAN FUNGSI PENDIDIKAN IPS SD…………………4
C. TUJUAN PENDIDIKAN IPS SD………..…………………………...…10

BAB III PENUTUP………………………………………………………………18


A. KESIMPULAN…………………………………………………………..18

DAFTAR PUSTAKA……..……………………………………………………..19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertama kali Social Studies dimasukkan secara resmi ke dalam kurikulum


sekolah adalah di Rugby (Inggris) pada tahun 1827, atau sekitar setengah abad
setelah Revolusi Industri (abad 18), yang ditandai dengan perubahan penggunaan
tenaga manusia menjadi tenaga mesin. Alasan dimasukannya social studies (IPS)
ke dalam kurikulum sekolah karena berbagai ekses akibat industrialisasi di
berbagai negara di belahan dunia juga terjadi, di antaranya perubahan perilaku
manusia akibat berbagai kemajuan dan ketercukupan. Kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang mendorong industrialisasi telah menjadikan
bangsa semakin maju dan modern, tetapi juga menimbulkan dampak perilaku
sosial yang kompleks. Para ahli ilmu sosial dan pendidikan mengantisipasi
berbagai kemungkinan ekses negatif yang mungkin timbul di masyarakat akibat
dampak kemajuan tersebut. Sehingga untuk mengatasi berbagai masalah sosial di
lingkungan masyarakat tidak hanya dibutuhkan kemajuan ilmu dan pengetahuan
secara disipliner, tetapi juga dapat dilakukan melalui pendekatan program
pendidikan formal di tingkat sekolah.

Latar belakang perlu dimasukkannya Social studies dalam kurikulum


sekolah di beberapa negara lain juga memiliki sejarah dan alasan yang berbeda-
beda. Amerika Serikat berbeda dengan di Inggris karena situasi dan kondisi yang
menyebabkannya juga berbeda. Penduduk Amerika Serikat terdiri dari berbagai
macam ras di antaranya ras Indian yang merupakan penduduk asli, ras kulit putih
yang datang dari Eropa dan ras Negro yang didatangkan dari Afrika untuk
dipekerjakan di perkebunan-perkebunan negara tersebut.

Memandang perlunya pendidikan IPS bagi setiap warga negara Apresiasi


terhadap social studies (pendidikan IPS) terus bertambah dari berbagai negara,
terutama di Amerika, Inggris, dan berbagai negara di Eropa, dan baru berkembang
ke berbagai negara di Australia dan Asia termasuk Indonesia.

1
Latar belakang dimasukkannya bidang studi IPS ke dalam kurikulum
sekolah di Indonesia juga hampir sama dengan di beberapa negara lain, di
antaranya situasi kacau dan pertentangan politik bangsa, kondisi keragaman
budaya bangsa (multikultur) yang sangat rentan terjadinya konflik. Sehingga,
sebagai akibat konflik dan situasi nasional bangsa yang tidak stabil, terlebih
adanya pemberontakan G30S/PKI dan berbagai masalah nasional lainnya di
pandang perlu memasukan program pendidikan sebagai propaganda dan
penanaman nilai-nilai sosial budaya masyarakat, berbangsa dan bernegara ke
dalam kurikulum sekolah.

Oleh karenanya, dalam beberapa pertemuan ilmiah dibahas Istilah IPS


(Ilmu Pengetahuan Sosial) sebagai program pendidikan tingkat sekolah di
Indonesia, dan pertama kali muncul dalam Seminar Nasional tentang Civic
Education tahun 1972 di Tawangmangu Solo Jawa Tengah. Dalam laporan
seminar tersebut, muncul 3 istilah dan digunakan secara bertukar pakai, yaitu :

1. Pengetahuan Sosial

2. Studi Sosial

3. Ilmu Pengetahuan Sosial

Konsep IPS untuk pertama kalinya masuk ke dunia persekolahan di


Indonesia pada tahun 1972-1973 yang diujicobakan dalam Kurikulum Proyek
Perintis Sekolah Pembangunan (PSSP) IKIP Bandung. Kemudian secara resmi
dalam kurikulum 1975 program pendidikan tentang masalah sosial dipandang
tidak cukup diajarkan melalui pelajaran sejarah dan geografi saja, maka dilakukan
reduksi mata pelajaran di tingkat SD-SMA untuk beberapa mata pelajaran ilmu
sosial yang serumpun digabung ke dalam mata pelajaran IPS. Oleh karena itu,
pemberlakuan istilah IPS (social studies) dalam kurikulum 1975 tersebut, dapat
dikatakan sebagai kelahiran IPS secara resmi di Indonesia.

Program pembangunan pendidikan bidang sosial semakin ditingkatkan


untuk mengatasi dan menanamkan kewarganegaraan serta cinta tanah air

2
Indonesia. Upaya memasukan materi ilmu-ilmu sosial dan humaniora ke dalam
kurikulum sekolah di Indonesia disajikan dalam mata pelajaran dan bidang studi/
jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) secara resmi pada kurikulum 1975.
Kurikulum ini merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan
UUD 1945 secara murni dan konsekuen, bertujuan bahwa pendidikan ditekankan
pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani,
mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan
keyakinan beragama. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi
kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat.
Sebagai seorang calon guru SD/MI hendaknya menguasai materi IPS
sebagai program pendidikan. Untuk membantu menguasai materi tersebut maka
dalam makalah ini kan di jelaskan tentang pengertian, makna, tujuan dan latar
belakang dan fungsi dari Pendidikan IPS.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana latar belakang pendidikan IPS SD?
2. Apa pengertian dan fungsi pendidikan IPS SD?
3. Apa tujuan pendidikan IPS SD?

C. Tujuan
1. Mengetahui latar belakang pendidikan IPS SD
2. Mengetahui pengertian dan fungsi pendidikan IPS SD
3. Mengetahui tujuan pendidikan IPS SD

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Pendidikan IPS SD

Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SD merupakan salah satu mata


pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi
yang berkaitan dengan isu sosial. Masalah-masalah sosial dalam materi pelajaran
IPS khususnya di tingkat SD/MI berisi tentang sejarah, ekonomi, sosiologi dan
geografi. Dalam konteks pendidikan, mata pelajaran IPS diharapkan dapat
menjaga dan meningkatkan rasa tanggung jawab para peserta didik baik sebagai
warga dunia dan warga negara Indonesia khususnya. Peserta didik diarahkan
untuk menjadi manusia yang baik dari sisi sosial kemasyarakatannya. Manusia
yang baik tersebut dapat digambarkan dengan memiliki ciri-ciri diantaranya dapat
(1) menempatkan diri ditengah lingkungan sosial dan lingkungan alamnya,

(2) memenuhi kebutuhannya dengan tanpa merusak lingkungan hidupnya,

(3) tidak merugikan orang lain,

(4) menghargai nilai-nilai ekonomi, agama, politik, budaya, sosial, sejarah dan,

(5) mengendalikan ucapan, sikap, dan perilaku hidupnya (Sa’dun Akbar dan Hadi
Sriwijaya, 2011:77).

Penyampaian pelajaran IPS di SD/MI perlu memperhatikan kebutuhan


anak (utamanya anak usia 7-11 tahun), agar peserta didik dapat memahami dan
mengerti pesan-pesan yang telah disampaikan dalam pembelajaran tersebut. Anak
dalam kelompok umur ini perkembangan kemampuan intelektual atau kognitifnya
pada tingkatan operasional memandang dunia ini utuh, kongkrit, dan bukan
sesuatu yang akan datang/ abstrak (Piaget dalam Mangkoesapoetra, 2005:1).

Bahan materi IPS penuh dengan pesan-pesan yang bersifat abstrak.


Konsep-konsep seperti waktu, perubahan, kesinambungan (continuity), arah mata
angin, lingkungan, ritual, akulturasi, kekuasaan, demokrasi, nilai, peranan,

4
permintaan, atau kelangkaan adalah konsep-konsep abstrak yang dalam program
studi IPS harus dibelajarkan kepada siswa SD/MI. Menurut Mukayanah (2009:1)
bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas)
Nomor 22 Tahun 2006, tujuan pembelajaran IPS di tingkat sekolah dasar
dibedakan menjadi empat. Keempat tujuan pembelajaran tersebut meliputi

(1) mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan


lingkungannya,

(2) memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial,

(3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan,
dan

(4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam


masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang baik dalam pelajaran IPS ini,
berbagai cara dan teknik pembelajaran dikaji untuk memungkinkan konsepkonsep
abstrak itu dipahami anak. Teori Bruner memberikan pemecahan berbentuk
jembatan bailey untuk mengkongkritkan yang abstrak itu dengan enactive, iconic,
dan symbolic melalui percontohan dengan gerak tubuh, gambar, bagan, peta,
grafik, lambang, keterangan lanjut, atau elaborasi dalam kata-kata yang dapat
dipahami siswa (Bruner dalam Mangkoesapoetra, 2005:1) Pembelajaran IPS SD
akan dimulai dengan pengenalan diri (self), kemudian keluarga, tetangga,
lingkungan RT, RW, kelurahan/desa, kecamatan, kota/kabupaten, propinsi,
negara, negara tetangga, kemudian dunia. Berdasarkan ini pembelajaran IPS di SD
harus dilakukan dengan konkrit sehingga mudah dipahami oleh siswa.

IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai SD/MI
sampai dengan jenjang SMP/MTS. Pada tingkat SD/MI, IPS memuat berbagai
Konpetensi Dasar yang harus diterapkan dan diajarakan pada siswa, dengan tujuan
untuk mempersiapkan para peserta didik sebagai warga Negara yang menguasai

5
pengetahuan (knowlwdge), keterampilan (skills), sikap dan nilai (attitude and
values) yang mana agar dapat digunakan sebagai kemampuan mengambil
keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar
menjadi warga negara yang baik.

Dalam mempelajari IPS terdapat konsep-konsep dasar yang meliputi fakta,


konsep dan generalisasi, yang telah disederhanakan. Namun dalam penyajiannya
yang mana terkadang pelajaran IPS ini masih disajikan dengan materi yang
banyak dan luas, serta berkonstribusi kepada pengembangan keterampilan siswa
(intelektual, personal, dan sosial), sehingga dalam hal ini dibutukan pembelajaran
yang bermakna dalam mempelajari materi-materi tersebut agar ketika siswa terjun
pada masyarakat kelak siswa mampu menjalin sosialisasi dan berinteraksi dengan
mudah.

B. Pengertian dan Fungsi Pendidikan IPS SD


a. Pengertian Pendidikan IPS SD

IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu


tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu,
disiplin ilmu-ilmu sosial (social science), maupun ilmu. Social Scence Education
Council (SSEC) dan National Council for Social Studies (NCSS), menyebut IPS
sebagai “Social Science Education” dan “Social Studies”. Dengan kata lain, IPS
mengikuti cara pandang yang bersifat terpadu dari sejumlah mata pelajaran
seperti: geografi, ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, sejarah, antropologi,
psikologi, sosiologi, dan sebagainya

Menurut Depdikbud 1983, pendidikan IPS pada hakikatnya adalah


pendidikan interelasi aspek-aspek kehidupan manusia di masyarakat. Hakikatnya
materi digali dari kehidupan sehari-hari yang nyata dalam kehidupan siswa dan
masyarakat. Pendidikan IPS merupakan proses pengajaran yang memadukan
berbagai pengetahuan sosial.
Muhammad Numan Somantri mengemukakan, Pendidikan IPS adalah

6
suatu penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial, ideologi negara dan disiplin ilmu
lainnya serta masalah-masalah sosial yang terkait, yang diorganisasikan dan
disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan pada tingkat
pendidikan dasar dan menengah.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, Pendidikan IPS merupakan
penyederhanaan adaptasi, seleksi dan modifikasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial
yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis-psikologis untuk
tujuan institusional pendidikan dasar dan menengah dalam kerangka mewujudkan
tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan pancasila.
Makna Pendidikan IPS untuk SD/MI
Pendidikan IPS penting diberikan kepada siswa pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah, karena siswa sebagai anggota masyarakat perlu mengenal
masyarakat dan lingkungannya. Untuk mengenal masyarakat siswa dapat belajar
melalui media cetak, media elektronika, maupun secara langsung melalui
pengalaman hidupnya ditengah-tengah masyarakat. Dengan pengajaran IPS,
diharapkan siswa dapat memiliki sikap peka dan tanggap untuk bertindak secara
rasional dan bertanggung jawab dalam memecahkan masalah-masalah sosial yang
dihadapi dalam kehidupannya.

b. Fungsi Pendidikan IPS SD


 Membekali peserta didik dengan pengetahuan sosial yang berguna,
keterampilan sosial dan intelektual dalam membina perhatian serta
kepedulian sosialnya sebagai SDM yang bertanggung jawab dalam
merealisasikan tujuan nasional.
 Pembelajaran IPS di sekolah dasar berfungsi mengembangkan
pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari yang terus berkembang sejalan
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih
guna
 Membekali menciptakan generasi yang mandiri dan sejahtera.
 Sedangkan pengajaran sejarah berfungsi untuk menumbuhkan rasa cinta
dan bangga terhadap perkembangan masyarakat Indonesia.

7
 Fungsi mata pelajaran IPS di sekolah dasar adalah untuk mengembangkan
sikap rasional tentang gejala-gejal sosial, serta wawasan tentang
perkembangan masyarkaat Indonesia dan masyarakat dunia di masa
lampau dan di masa kini
 Salah satu fungsi pengajaran IPS adalah mentransmisikan pengetahuan
dan pemahaman tentang masyarakat berupa fakta-fakta dan ide-ide kepada
anak

C. Tujuan Pendidikan IPS SD

Kurikulum 2004 untuk tingkat SD menyatakan bahwa, Pengetahuan Sosial


(sebutan IPS dalam kurikulum 2004), bertujuan untuk:
mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan
kewarganegaraan, pedagogis, dan psikologis,
mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan
masalah, dan keterampilan sosial
membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan
meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat
yang majemuk, baik secara nasional maupun global.
Sejalan dengan tujuan tersebut tujuan pendidikan IPS menurut Nursid
Sumaatmadja adalah “membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang
memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian social yang berguna bagi
dirinya serta bagi masyarakat dan negara”

Sedangkan secara rinci Oemar Hamalik merumuskan tujuan pendidikan


IPS berorientasi pada tingkah laku para siswa, yaitu : pengetahuan dan
pemahaman, sikap hidup belajar, nilai-nilai sosial dan sikap, keterampilan Untuk
lebih jelasnya akan dibahas satu persatu.

IPS juga bertujuan untuk mengembangkan sikap belajar yang baik.


Artinya dengan belajar IPS anak memiliki kemampuan menyelidiki (inkuiri)

8
untuk menemukan ide-ide, konsep-konsep baru sehingga mereka mampu
melakukan perspektif untuk masa yang akan datang.

Anak membutuhkan nilai-nilai untuk menafsirkan fenomena dunia


sekitarnya, sehingga mereka mampu melakukan perspektif. Nilai-nilai sosial
merupakan unsur penting di dalam pengajaran IPS. Berdasar nilai-nilai sosial
yang berkembang dalam masyarakat, maka akan berkembang pula sikap-sikap
sosial anak. Faktor keluarga, masyarakat, dan pribadi/tingkah laku guru sendiri
besar pengaruhnya terhadapa perkembangan nilai-nilai dan sikap anak.

Anak belajar menggunakan keterampilan dan alat-alat studi sosial,


misalnya mencari bukti dengan berpikir ilmiah, keterampilan mempelajari data
masyarakat, mempertimbangkan validitas dan relevansi data, mengklasifikasikan
dan menafsirkan data-data sosial, dan merumuskan kesimpulan.
Menurut KTSP tahun 2006. Tujuan Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial di Sekolah Dasar agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

 Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat


dan lingkungannya.
 Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
 Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial kemanusiaan.
 Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi
dalam masyarakat yang majemuk dan ditingkat lokal, nasional dan global

Dari beberapa tujuan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan


IPS memiliki tujuan untuk mendidik siswa sebagai warga negara yang baik (good
citizhenship), warga masyarakat yang kontruktif dan produktif, yaitu warga
negara yang memahami dirinya sendiri dan masyarakatnya, mampu merasa
sebagai warganegara, berpikir sebagai warga negara, bertindak sebagai warga
negara, dan jika mungkin juga mampu hidup sebagaimana layaknya warga negara.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
 Penyampaian pelajaran IPS di SD/MI perlu memperhatikan
kebutuhan anak (utamanya anak usia 7-11 tahun), agar peserta didik dapat
memahami dan mengerti pesan-pesan yang telah disampaikan dalam
pembelajaran tersebut.
 Pendidikan IPS merupakan penyederhanaan adaptasi, seleksi dan
modifikasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial yang diorganisasikan dan
disajikan secara ilmiah dan pedagogis-psikologis untuk tujuan institusional
pendidikan dasar dan menengah dalam kerangka mewujudkan tujuan
pendidikan nasional yang berdasarkan pancasila.
 Fungsi pendidikan IPS anatar lain : Membekali peserta didik
dengan pengetahuan sosial yang berguna, mengembangkan pengetahuan
dalam kehidupan sehari-hari yang terus berkembang, membekali
menciptakan generasi yang mandiri dan sejahtera, pengajaran sejarah
berfungsi untuk menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap
perkembangan masyarakat Indonesia, mengembangkan sikap
rasional tentang gejala-gejal sosial, serta wawasan tentang
perkembangan masyarkaat Indonesia dan masyarakat dunia di masa
lampau dan di masa kini, mentransmisikan pengetahuan dan
pemahaman tentang masyarakat berupa fakta-fakta dan ide-ide
kepada anak.
 Pendidikan IPS memiliki tujuan untuk mendidik siswa sebagai
warga negara yang baik (good citizhenship), warga masyarakat yang
kontruktif dan produktif, yaitu warga negara yang memahami dirinya
sendiri dan masyarakatnya, mampu merasa sebagai warganegara, berpikir
sebagai warga negara, bertindak sebagai warga negara, dan jika mungkin
juga mampu hidup sebagaimana layaknya warga negara.

10
DAFTAR PUSTAKA

Asmawi, Z. dan Nasution, N. (1994). Penilaian Hasil Belajar. Jakarta:


Dirjen Dikti Depdikbud.

Buchari Alma, 2007, Apa dan Bagaimana Studi Sosial Diajarkan, Makalah
pada Seminar Revitalisasi Ilmu Pengetahuan Sosial dalam Perspektif Global, 21
Novwmbwr 2007, Bandung: Program Studi PIPS Sekolah Pascasarjana UPI

Carin, A.A. & Sund, R.B. (1989). Teaching Science Through Discovery.
Columbus: Merrill Publishing Company.

Cavendish, S. et al. (1990). Observing Activities: Assessing Science in the


Primary Class-room. London: Paul Chapman Publishing Ltd.

Course Standards for Omaha Public Schools Required 10th Grade


Semester Course in Economics
(OPS), http://ecedweb.unomaha.edu/standards/OPSstandards10.cfm

Collins,A, 1992. Potofolio for Science Education: Issues in Purpose,


Structure, and Authenticity. Science Eduducation. 76(4): 451-463.

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Kurikulum 2004 : Kompetensi


Standar Mata Pelajaran Sains. Jakarta: DepdiknasRepublik Indonesia.

Dipdiknas, 2006, Panduan Pengembangan Silabus Mata Pelajaran IPS


SMP/Mts, Jakarta: Direktorat Pembinaan SMP.

Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Pedoman Pengembangan


Silabus. Jakarta: DepdiknasRepublik Indonesia.

Doran, R. et al., 1998. Science Educator’s Guide to Assesment. Virginia:


NSTA

Depdiknas. 2001. Buku 1 Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan


Berbasis Sekolah. Jakarta: Depdiknas.

11

Anda mungkin juga menyukai