Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

HUMAS MANAJEMEN PENDIDIKAN


Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Manajemen Pendidikan

Dosen Pengampu: Dr. Izah Ulya Qadam, M.Pd.I

Disusun oleh:

Kelompok 6

1. Ahmad Anis (2110110074)


2. Sofyan Habibi Anhar (2110110076)
3. Khoirotun Ni’mah (2110110085)
4. Mohammad Khoirur Rozaq (2110110089)
5. Safrita Aryana Harfah (2110110100)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,


taufik, dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga dapat menyelesaikan tugas
makalah dengan tema “HUMAS MANAJEMEN PENDIDIKAN” dengan
baik. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang kita harapkan syafaat-Nya dihari kiamat kelak.
Adapun maksud penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas
mata kuliah Psikologi Dasar. Rasa terima kasih kami ucapkan kepada yang
terhormat Ibu Dr. Izah Ulya Qodam M.Pd.I. selaku pembimbing materi
dalam pembuatan makalah ini, serta semua pihak yang telah mendukung
dalam penyusunan makalah ini. Harapan kami bahwa makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan
tentang tema tersebut.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dengan keterbatasan yang kami miliki. Oleh karena itu, kritik dan saran
sehingga dapat membangun makalah ini menjadi lebih baik dikemudian
hari.

Kudus, Juni 2022

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Komunikasi ......................................................................................... 3
B. Jenis-Jenis Humas Pendidikan ............................................................ 4
C. Komunikasi Persekolahan ................................................................... 5
D. Komunikasi dalam Sekolah................................................................. 7
E. Bentuk-Bentuk Hubungan Sekolah dalam Masyarakat ...................... 9
F. Peranan Media Komunikasi dalam Hubungan Sekolah dengan
Masyarakat .......................................................................................... 11
G. Contoh Lay Out Bulletin dan Leaflet Lay Out Bulletin ...................... 12
H. Pola Pelaksaan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat ..................... 14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peranan Humas (Hubungan Masyarakat) atau Public Relations
sangat dibutuhkan oleh hampir semua bentuk organisasi atau lembaga,
bersifat komersial maupun tidak komersial dan perusahaan industri,
oranisasi sosial budaya sampai pemerintahan. secara garis besar humas
merupakan salah satu ujung tombak dari suatu organisasi. Bagi sebuah
organisasi, Humas sangat diperlukan untuk menjalin komunikasi dengan
para stakeholder ataupun untuk mengkomunikasikan visi, misi, tujuan, dan
program organisai kepada publik.
Komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses penyampaian
berita dari suatu sumber berita kepada orang lain. Memberikan berita
kepada orang lain merupakan proses pemindahan ide penyampaian berita
sendiri maupun ide dari orang lain.
Menurut kedua pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa humas
pendidkan penting adanya sebagai wadah penyampaian berita dalam dunia
pendidikan. Menjadikan pendidikan yang demokratis dan maju. Dalam
makalah ini akan dibahas hal-hal seputar humas pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud komunikasi?
2. Apa saja jenis humas pendidikan?
3. Apa yang dimaksud komunikasi persekolahan dan komunikasi
dalam sekolah?
4. Apa saja bentuk hubungan sekolah dengan masyarakat?
5. Bagaimana peranan media komunikasi dalam hubungan sekolah
dengan masyarakat?
6. Apa saja contoh lay out bulletin dan leaflet?

1
7. Bagaimana pola pelaksanaan hubungan sekolah dengan
masyarakat?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan menjelaskan pengertian komunikasi.
2. Untuk mengetahui dan menjelaskan jenis-jenis humas pendidikan.
3. Untuk mengetahui dan menjelaskan komunikasi persekolahan dan
komunikasi dalam sekolah.
4. Untuk mengetahui dan menjelaskan bentuk-bentuk hubungan sekolah
dengan masyarakat.
5. Untuk mengetahui dan menjelaskan peranan media komunikasi dalam
hubungan sekolah dengan masyarakat.
6. Untuk mengetahui dan menjelaskan contoh lay out bulletin dan leaflet.
7. Untuk mengetahui dan menjelaskan pola pelaksanaan hubungan sekolah
dengan masyarakat.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Komunikasi
Komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses penyampaian berita
dari suatu sumber berita kepada orang lain. Memberikan berita pada orang
lain ini merupakan proses pemindahan ide penyampaian berita sendiri
maupun ide orang lain.
Arus komunikasi secara singkat itu diawali dari komunikator atau
pemberi pesan menyampaikan pesannya pada komunikan (penerima) pesan,
lalu komunikan ini membalas pesan tersebut pada komunikator.
Namun arus komunikasi seperti itu ternyata kurang lengkap. Seorang
komunikator baru dapat melaksanakan tugasnya apabila ada sesuatu yang
disampaikan. Demikian pula dengan penerima pesan atau komunikan.
Setelah ia menerima pesan atau berita, pasti akan berjadi sesuatu.
Dengan tambahan dua hal tersebut maka arus komunikasi menjadi
sebagai berikut:
1. Sumber (source) atau Sumber Berita
Adalah tempat yang merujuk pada asal diperolehnya suatu gagasan atau
ide. Sumber ini harus jelas, lengkap dan mudah dipahami. Apabila pesan
yang diterima tidak jelas,kurang lengkap dan sulit dimengerti maka akan
menyulitkan banyak orang.
2. Pengirim Berita
Ini disebut sebagai komunikator atau coder. Berita yang disampaikan
jelas atau tidaknya ini juga bergantung pada komunikator. Oleh karena
itu seorang yang akan menyampaikan berita pada orang lain harus sehat,
tidak dalam keadaan mengantuk, tidak gugup dan sebagainya.
3. Berita/Pesan (message)
Berita yang disampaikan biasanya mengandung simbol simbol yang
berupa:
a) Gerak: lambaian tangan, anggukan kepala, kedipan mata, dan
sebagainya.
b) Suara: klakson, dering, bahasa dan sebagainya.

3
c) Benda: tanda, tulisan, bendera putih, dan sebagainya.
4. Media atau Sarana Penyampaian Berita
Yaitu benda yang digunakan untuk menyampaikan berita, misalnya
surat kabar, televisi, media sosial dan sebagainya.
5. Penerima Berita (komunikan)
Yaitu orang yang diberi berita.dalam teori komunikasi, dalam
penyampaian berita harus ada kepentingan bersama, ada saling
pengertian dan saling ketergantungan atau tidak merugikan satu
pihaknya.
6. Tujuan Komunikasi
Seorang yang mengirim berita tentu saja memiliki tujuan untuk
mempengaruhi penerima berita tersebut. Misalnya seorang guru yang
mengajarkan suatu pokok bahasan kepada siswanya, disini guru
berstatus sebagai pengirim berita dan murid sebagai penerima berita.
Tujuan penggiriman pesan ini adalah perubahan tingkah laku siswa
dalam bentuk memahami sebagai respon dari pokok bahasan tersebut.

B. Jenis-Jenis Humas Pendidikan


Secara umum, orang dapat mengatakan apabila terjadi
kontak,pertemuan dan lainnya antara lembaga pendidikan dengan orang di
luar lembaga pendidikan adalah kegiatan hubungan lembaga pendidikan
dengan masyarakat.
Dalam kegiatan humas, terkandung suatu kegiatan komunikasi. Berikut
adalah beberapa pentingnya humas pendidikan:
1. Humas merupakan suatu kegiatan yang sangat diperlukan dalam semua
pelaksanaan pekerjaan guna memiliki sarana untuk memperkenalkan
diri kepada masyarakat luas tentang apa yang sedang dan akan
dikerjakan.
2. Humas merupakan alat untuk menyebarkan gagasan pada orang lain.
3. Humas dapat digunakan sebagai sarana untuk memperoleh bantuan
yang diperlukan dari orang atau badan lain.

4
4. Humas mendorong usaha seseorang atau suatu badan untuk membuka
diri agar diberikan masukan dengan kritik dan saran dari orang lain.
5. Humas memenuhi keingintahuan manusia dalam rangka memenuhi
naluri untuk berkembang.
Kegiatan humas selalu dilakukan dengan komunikasi. Maka dapat
dilakukan dengan dua cara berikut:
1. Komunikasi formal. Yaitu komunikasi yang dilakukan oleh petugas
petugas yang ditunjuk oleh lembaga atau instansi untuk melakukan
kegiatan humas. Kegiatan komunikasi formal ini dilakukan secara
sistematis, terencana tujuannya dan dinyatakan dengan jelas.
2. Komunikasi informal. Yaitu semua pemindahan gagasan atau ide yang
dilakukan melalui jalur yang tidak direncanakan terlebih dahulu.
Komunikasi informal kadang mempunyai keuntungan antara lain:
a) Penyebaran informasi dapat dilakukan langsung kepada tujuannya
karena tidak usah melalui prosedur tertentu.
b) Tidak mengenal batas batas organisasi sehingga lebih fleksibel.
c) Komunikasi nerlangsung dalam suasana yang akrab, dengan lebih
banyak penjelasan yang rinci yang akhirnya bermanfaat bagi
kelancaran komunikasi formal.
d) Tidak mengenal batas waktu, artinya dapat dilakukan sewaktu
waktu (tidak mengenal hari libur).

C. Komunikasi persekolahan
Komunikasi sekolah merupakan suatu proses interaksi antara orang
dalam lingkungan sekolah. proses komunikasi dimulai dengan pemikiran,
gasasan atau informasi yang diharapkan dipindahkan kepada orang lain,
yang diwujudkan dalam suatu lambang tertentu yang berwujud suatu pesan.
Sekolah dipandang sebagai suatu organisasi maka komunikasi yang terjadi
dibedakan atas komunikasi internal dan komunikasi eksternal.1
1. Komunikasi Internal

1
Zulkarnain Nasution, “Manajemen Humas di Lembaga Pendidikan”, (Malang: UMM
Press, 2006).

5
Komunikasi internal adalah komunikasi yang terjadi di dalam sekolah,
yakni: antara kepala sekolah dengan guru, antara kepala sekolah dengan
siswa, antara kepala sekolah dengan tata usaha, antara guru dengan guru,
antara guru dengan siswa, antara guru dengan tata usaha dan antara
siswa dengan tata usaha.
2. Komunikasi Eksternal
Komunikasi eksternal yaitu komunikasi yang terjadi antara sekolah
dengan orang tua dan masyarakat pada umumnya. Ditinjau dari arah
komunikasinya maka dapat dibedakan menjadi:
a) Komunikasi ke Atas
Komunikator akan memberikan laporan periodik, informasi dan
penjelasan yang diminta atasan. Isi komunikasi dapat berupa:
1) Laporan terdiri dari laporan perencanaan (program kerja yang
dibuat, usul kebutuhan sekolah satuan pelajaran yang dibuat
guru untuk diajukan kepada kepala sekolah) laporan
pelaksanaan program (pelaksanaan penerimaan siswa baru, dan
UAN).
2) Informasi kejadian di sekolah yang tidak direncanakan terlebih
dahulu (kerusakan sarana prasarana, adanya siswa
memenangkan lomba, dan sebagainya).
3) Keluhan dan Saran, adanya keluhan dan saran-saran dari
bawahan bukan suatu yang perlu diterima, tetapi perlu ditangani
dan dilaksanakan sepanjang dalam batas-batas kewajaran.
b) Komunikasi ke Bawah
Komunikasi ini dimaksudkan memberikan informasi tentang arah
dan tujuan organisasi. Komunikasi ke bawah terjadi;
1) Dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kepada instansi di
daerah, yaitu Kanwil Depdikbud.
2) Dari Kepala Kanwil ke Kepala Bidang.
3) Dari Kepala Sekolah kepada guru, tata usaha dan siswa.
Tujuan komunikasi ke bawah untuk memberitahu, mempengaruhi,
memerintahkan agar bawahan bersikap dan bertindak sesuai isi pesan dan

6
tujuannya. Wujud komunikasi ke bawah yang bersifat kedinasan dalam
bentuk tertulis, teguran, edaran, surat keputusan, dan pemberitahuan.
Disamping komunikasi menegak ada juga bersifat komunikasi mendatar
yang bersifat resmi. Terbagi menjadi:
a) Komunikasi antara sekolah dengan instansi sejenis dalam lingkup
khusus (antara SMK dengan SMK lainnya) maupun dalam lingkup
luas (antara SMK dengan SMA) dengan tujuan sama.
b) Komunikasi antar sekolah dengan instansi yang tidak sejenis
(sekolah dengan kantor keuangan, kantor telepon dan sebagainya).

D. Komunikasi dalam sekolah


Komunikasi terjadi antara personil yang terlibat dalam hubungan
kerjasama di sekolah untuk tujuan bersama, yaitu lulusan yang bermutu.
Sekolah merupakan keluarga kecil dan akrab, maka komunikasi terjadi
dapat berupa resmi maupun tidak resmi.
1. Komunikasi antara Kepala Sekolah dengan Guru
Guru membantu kepala sekolah agar terjadinya kegiatan belajar
mengajar. Komunikasi antara kepala sekolah dengan guru terjalin
sedemikian rupa sehingga hubungan mereka menjadi hubungan dinas
dan akrab tentunya bebas.
a) Pemberian petunjuk, pengarahan dan pedoman pelaksanaan tugas
tata kerja.
b) Memberikan perintah, untuk melaksanakan tugas diluar rutinitas
yang belum disebutkan dalam petunjuk pembagian tugas.
c) Memberikan informasi, baik secara lisan maupun tulisan (buku
edaran). Misalnya rencana penerimaan yang akan mendadak,
pewakilan untuk menggantikan kepala sekolah diluar kota, teguran
untuk guru yang meninggalkan tugas dan kewajiban tanpa izin dan
melanggar tata tertib.
d) Pemberian pujian dan hadiah kepada guru yang telah melaksanakan
tugas dengan baik.
2. Komunikasi antara Kepala Sekolah dengan Tata Usaha

7
Status pegawai tata usaha menyangkut bidang administrasi. Jenis
komunikasi berwujud pemberian informasi, petunjuk, perintah, teguran
dan pujian. Wujud komunikasi tata usaha dengan kepala sekolah seperti
yang dilakukan oleh guru, dengan perbedaan jenis dan lingkup
pekerjaannya.
3. Komunikasi antara Kepala Sekolah dengan Siswa
Komunikasi yang berlangsung dilakukan dengan tertulis (pengumuman,
edaran, teguran, dan sanksi) secara lisan (pengumuman, teguran dan
peringatan).
4. Komunikasi antara Guru dengan Guru
Hubungan antara guru dengan guru dijabarkan seperti saudara kandung
dalam keluarga, yang berbeda adalah hubungan menyangkut kerja dan
tugas sekolah. Hubungan kedinasan berupa rapat sekolah,
menyelesaikan tugas dan membimbing kerjasama kelompok. Hubungan
tidak formal yaitu mempererat kekeluargaan antara kawan senasib satu
profesi sebagai guru.
5. Komunikasi antara Guru dengan Tata Usaha
Komunikasinya hamper tidak bersifat formal, karena kedudukan sama
berbeda dalam tugas. Komunikasi dalam pertemuan dan kunjungan.
Dalam kedinasan diarahkan pada tujuan bersama, yakni mrmbina dan
mengembangkan sekolah.
6. Komunikasi antara Guru dengan Siswa
Komunikasi terjadi secara formal di kelas dalam bentuk belajar
mengajar, selayaknya orangtua dengan anak-anak. Komunikasi tidak
formal lebih memahamu siswa tentang watak, kelebihan, kelemahan dan
karakter dalam kesuksesan belajar siswa.
7. Komunikasi antara Siswa dengan Tata Usaha
Beberapa urusan yang dapat diselesaikan tentang surat-surat keterangan,
pembayaran SPP, pengambilan buku presensi dan buku kelas.
8. Komunikasi antara Siswa dengan Siswa
Komunikasi yang terjadi antar siswa merupakan komunikasi formal
namun bukan dinas (situasi belajar dalam diskusi kelompok), tetapi

8
lebih banyak bersifat non formal. Komunikasi yang akrab antara siswa
ditumbuhkan agar bermanfaat untuk kepentingan belajar siswa.
Dari keseluruhan bentuk komunikasi dapat secara formal (upacar
bendera, tutup tahunan dan syukuran doa bersama Lustrum Sekolah),
maupun non formal (bersifat kekeluargaan syukuran, wisata bersama).
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang menunjang perkembangan
masyarakat. oleh karena itu masyarakat ikut bertanggungjawab atas
pembinaan dan pengembangan sekolah. Yang termasuk dalam masyarakat
meliputi orang, lembaga pemerintahan, pasar toko, dan sebagainya.
Dalam bagian ini pembicaran difokuskan pada komunikasi antar
sekolah dengan orang tua, berupa tujuan Kerjasama.
1. Tujuan Kerjasama Sekolah dengan Orang Tua:
Saling membantu dan mengisi (ketaqwaan kepada Tuhan,
perkembangan dan kecerdasan dan budi pekerti), bantuan keuangan dan
barang-barang (uang transportasi, alat pelajaran), dan mencegah
perbuatan yang kurang baik.
2. Bentuk Kerjasama
Melalui organisasi BP3, melalui pertemuan (penyerahan siswa baru,
wisuda penyerahan rapor) dan melalui ceramah ilmiah (bazar, malam
tutup tahun dan sebagainya).
3. Bidang Kerjasama yang digarap
Bidang pendidikan mental (pengawasan terhadap siswa membolos,
tidak tertib dan suka berkelahi), pengembangan bakat (apabila ada bakat
harus dilakukan musyawarah bagaimana pengembangannya), bidang
pengajaran (mengawasi mengerjakan PR, kelambatan berpikir dan
kesulitan belajar), dan pembinaan jasmani.

E. Bentuk-Bentuk Hubungan Sekolah dengan Masyarakat


1. Hubungan sekolah dengan orang tua siswa dan warga masyarakat.
Bentuk hubungan ini bisa individual, bisa pula organisatoris.
a) Secara Individual:

9
1) Orang tua datang ke sekolah untuk berkonsultasi maupun untuk
pemecahan masalah anaknya.
2) Secara sukarela orang tua datang ke sekolah meyampaikan
saran-saran bahkan sumbangan untuk kemajuan sekolah.
Sebagai contoh: seseorang pensiunan Pustakawan secara
sukarela datang ke sekolah untuk pembenahan perpustakaan
sekolah.
b) Secara Organisasi melalui BP3 Organisasi ini akan lebih efektif bila
sekolah mampu menggerakkan dan "memanfaatkan potensi yang
ada dikalangan orang tua umpamanya:
1) Para Dokter untuk duduk pada seksi UKS bahkan untuk
mendirikan poliklinik sekolah.
2) Para Insinyur untuk memberikan saran-saran dalam
pembangunan sekolah.
3) Para Tokoh Pendidikan dan anggota masyarakat lainnya dalam
upaya peningkatan mutu dan merebut tempat pada sekolah yang
lebih tinggi maupun untuk ketrampilan dan kurikulum muatan
lokal.
4) Para Pejabat dalam bidang keamanan untuk peningkatan
ketahanan sekolah (seksi peningkatan ketahanan sekolah)
seperti: penyuluhan tentang narkoba dan miras.
Narkoba: narkotik dan obat terlarang
Miras: minuman keras
5) Para Profesional, pejabat dan pengusaha lainnya yang juga akan
dengan sukarela membantu sekolah demi kepentingan anak-
anaknya.
6) Para Pemuka agama untuk peningkatan Imtaq (iman dan taqwa).
c) Hubungan Sekolah dengan Alumni
Dari para alumni, sekolah memperoleh masukan tentang
kekurangan sekolah yang perlu dibenahi, upaya-upaya yang perlu
dilakukan untuk perbaikan. Juga melalui alumni dapat dihimpun
dana bagi peningkatan kesejahteraan guru dan karyawan maupun

10
perbaikan pembangunan sekolah (ada beberapa sekolah yang sangat
berhasil memanfaatkan alumni ini).
Bahkan mengundang para alumni itu sendiri untuk
menyampaikan pengalaman keberhasilannya untuk motivasi atau
menularkan pengetahuannya untuk pnyegaran dan tambahan
wawasan bukan hanya untuk para siswa tetapi juga para guru dan
warga sekolah lainnya.
2. Hubungan dengan Dunia Usaha/Dunia Kerja.
Biasanya ini merupakan bidang garapan guru bimbingan dan
konseling. Pelaksanaannya:
A. Mengundang tokoh yang berhasil untuk datang ke sekolah.
Keberhasilan tokoh tersebut akan memotivasi semua pihak
untuk berbuat yang serupa.
B. Mengirim para anak didik ke dunia usaha/dunia kerja. Tentu saja
ini menguntungkan kedua belah pihak. Dunia usaha/dunia kerja
memperoleh tenaga yang murah sedangkan para siswa
mendapatkan pengalaman kerja yang berharga.
3. Hubungan dengan instansi lain
A. Hubungan dengan Sekolah Lain:Hubungan kerjasama ini dapat
juga dibina melalui, MGMP, MKS, MGP, K3S, K3M
(Kelompok Kerja Kepala Madrasah).
B. Hubungan dengan Lembaga/Badan-badan Pemerintahan
Swasta. Sebagai contoh: kerjasama dengan bank dalam rangka
penggalangan dana "gemar menabung" pelajar. Begitu juga
kerjasama dengan pertamanan dalam rangka penghijauan.

F. Peranan Media Komunikasi dalam Hubungan Sekolah dengan


Masyarakat
Ada beberapa media yang dapat digunakan:
a. Media Langsung
Yang tergolong ke dalam media langsung ini adalah:

11
1) Rapat-rapat formal tergolong yang diselenggarakan sekolah dengan
mengundang orang tua siswa dan tokoh-tokoh masyarakat. Dalam rapat
ini disampaikan program sekolah dalam upaya peningkatan kegiatan
dan mutu pendidikan.
2) Pekan pendidikan
Pada saat ini sekolah menampilkan prestasi dan kreasi para siswa
sebagai sarana promosi sekolah.
3) Hari ulang tahun sekolah
Pada peringatan HUT sekolah ini, hubungan kerjasama antara sekolah
dengan orang tua, alumni dan masyarakat juga dapat digalang melalui
acara yang melibatkan semua pihak.
4) Karyawisata, widyawisata gerak jalan atau sepeda santai bersama
dan lain-lain.
5) Kunjungan rumah (home visit) untuk megentahui lebih jauh tentang
situasi rumah anak didik tertentu. Dengan demikian diharapkan bukan
hanya guru sebagai orang tua kedua di sekolah tetapi juga orang tua
sebagai guru kedua di rumah.
b. Media Tidak Langsung
Yang dimaksud dengan media tidak langsung disini adalah:Media tanpa
tatap muka.
Sekolah mengadakan hubungan dengan masyarakat melalui:
1) Media cetak berupa: buletin atau majalah sekolah, keroan brosur,
leaflatt atau booklet.
2) Media elektronik: telepon, siaran radio dan televisi, video kaset, slide
dan komputer.

G. Contoh Lay Out Bulletin Dan Leaflet Lay Out Bulletin


I. Halaman Sampul
Sampul luar dan belakang
a. Sampul luar bagian depan dicetak dengan gambar sekolah atau
lambang sekolah yang bersangkutan.

12
b. Sampul luar bagian belakang dapat dimuat/dicetak photo kegiatan
sekolah.
c. Sampul dalam bagian depan dan belakang diisi dengan susunan
pengurus bulletin dan iklan/reklame.
II. Pendahuluan
Dapat dijelaskan dengan singkat maksud dengan tujuan
penerbitan/bulletin.
III. Kata Pengantar
Dapat dikatakan bahwa orang tua siswa/masyarakat apa saja yang dapat
diketahui, dipahami, diterima, dilaksanakan oleh orang tua siswa sebagai
perwujudan rasa tanggung jawab mereka terhadap pendidikan.
IV. Materi/Isi
Materi (isi) yang ingin disampaikan antara lain:
1. Kegiatan belajar siswa (intra kurikuler)
2. Kegiatan belajar mengajar
3. Kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler
4. Struktur organisasi sekolah
5. Pengurus POMG/BP3
6. Prestasi-prestasi yang dicapai oleh sekolah yang bersangkutan
dibidang:
a. Olahraga
b. Cerdas cermat
c. Siswa yang memasuki pendidikan lebih tinggi
7. Karangan ilmiah
8. Usaha pengembangan tertib
9. Peraturan tata tertib
10. Alumni dan lain-lain

LAY OUT (KERANGKA) LEAFLET


Adalah salah satu sarana komunikasi antara sekolah dengan orang
tuasiswa/masyarakat.
I. Tujuan:

13
a. Untuk memberikan informasi secara umum tentang sekolah
serta program kegiatannya.
b. Memberikan informasi tentang fasilitas yang dimiliki
c. Memberikan informasi tentang prestasi yang dicapai oleh
sekolah.
II. Sasaran
Orang tua siswa dan masyarakat.
III. Bentuk
Dapat dilipat dengan demikian rupa sesuai dengan keperluan.
IV. Isi
a. Halaman depan : gambar sekolah/simbol sekolah, nama dan
alamat.
b. Halaman berikutnya berisi imformasi yang diperlukan antara
lain kop sekolah:
1.) SK berdirinya sekolah
2.) Lokasi sekolah
3.) Fasilitas yang dimiliki
4.) Tenaga pendukung
5.) Program sekolah
a. Program intra kurikuler
b. Program esktra kurikuler
6.) Prestasi yang pernah dicapai, baik oleh siswa maupun oleh
guru/karyawan
a.) Dibidang akademis
b.) Dibidang ekstra kurikuler
7.) Foto-foto kegiatan/prestasi sekolah.

H. Pola Pelaksanaan Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat


Dalam kegiatan manajemen pelaksanaan Humas, terdapat unsur
komunikasi. Hubungan dengan masyarakat sebagai kegiatan menejemen
operatif merupakan kegiatan yang memikul beban tugas mewujudkan
kegiatan komunikasi keluar. Kegiatan dilakukan dengan menyebar luaskan

14
informasi dan memberikan penerangan untuk menciptakan pemahaman
yang sebaik-baiknya dengan kalangan masyarakat luas mengenai tugas dan
fungsi yang diemban oleh sekolah, termasuk kegiatan-kegiatan yang
sedang, sudah dan akan dikerjakan berdasarkan volume dan beban
kerjanya.2
Secara Umum, pola pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat
dibagi menjadi empat, yaitu sebagai berikut.3
1. Perencanaan
Perencanaan program hubungan sekolah dengan masyarakat ini
tentu tidak terlepas dari perencanaan program kerja secara
keseluruhan yaitu untuk digunakan bagan sebagai berikut.
a) Identifikasi masalah
Pada identifikasi masalah ini, perlu disepakati apa
yang merupakan masalah utama pada saat itu/ tahun
pelajaran yang bersangkutan.
Contohnya: upaya meningkatkan mutu/kualitas pendidikan.
b) Perumusan masalah
Dalam hal ini, terdapat beberapa masalahdalam
upaya peningkatan mutu pendidikan tersebut. Misalnya,
pada Nilai UN siswa, sarana pendidikan, peralatan
pendidikan, kurikulum, dana, dan kualiatas guru. Dari ke
enam komponen ini dipilih yang memerlukan kerjasama
dengan masyarakat (bentuknya, caranya, dan sebagainya).
c) Perumusan tujuan
Sesuai kebijakan Depdikbud, peningkatan kualitas
pendidikan, maka tujuannya untuk SMP supaya lebih banyak
tamatan/lulusannya yang daoat diterima di SMA “favorit”
atau “Sekolah Unggulan”. Lalu, tentu ada upaya yang dapat

2
Munirwan Umar, “Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat dalam Pendidikan”,
(Jurnal Edukasi, Vol 2, Nomor 1, Januari 2016), hlm. 26
3
Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, “Buku Manajemen Pendidikan”, (Depok: Graha
Cendekia, 2019) hlm. 267

15
dirancang untuk menjadikan hubungan sekolah dengan
masyarakat tersebut dapat berperan membantu atas hal
tersebut.
d) Analisis dan pemecahan masalah
Satu persatu dari enam komponen di atas dicarikan
alternatif pemecahannya dalam kaitannya dengan hubungan
sekolah dengan masyarakat.
e) Identifikasi sumber penunjang/ hambatan
Hal ini merupakan tindak lanjut dari analisis seleksi
alternative pemecahan masalah. Untuk mengetahui sumber
penunjang ini, yaitu melalui guru BP dapat mengiventarisasi
potensi yang ada pada orang tua siswa (sesuai kemampuan
profesionalnya), begitu juga anggota dari masyarakat
setempat. Sebagai contoh: untuk mengupayakan bantuan
dari pemerintah daerah, orang tua yang bertugas di sana/
yang memiliki pengaruh di pemerintahan daerah tersebut
dapat diharapkan bantuannya.
Begitu pula para professional lainnya seperti dokter,
ilmuwan, dermawan, ahli teknik, dan lainnya sesuai
kebutuhan masing-masing.
f) Penyusunan progam
Yaitu menyusun apa saja yang perlu dilakukan untuk
membangun hubungan kerjasma antar sekolah dengan
masyarakat.
g) Menyusun jadwal pertemuan dan kegiatan tahun pelajaran.

2. Pelaksanaan
a) Menyampaikan rencana diatas kepada orang tua siswa
melalui rapat berturut-turut, pengurus BP3, perwakilan
orang tu siswa tiap kelas maupun dalam rapat pleno.

16
b) Mengundang seluruh alumni melalui pengurusnya untuk hal
yang sama. Jika belum ada pengurusnya, diusahakan untuk
membentuknya.
c) Mengumpulkan orang tua siswa tertentu tadi dan beberapa
tokoh masyarakat juga untuk maksud yang sama.
3. Pengorganisasian
a) Mengukuhkan atau memilih pengurus baru BP3, alumni, dan
panitia (sesuai tuntutan).
b) Menjelaskan uraian tugas dan kerangka organisasi sehingga
jelas dengan siapa menangani apa, dan bertanggung jawab
kepada siapa. Kaitannya tugas dan wewenangnya bagaimana
dan sebagainya.
c) Menyusun progam kegiatan.
4. Laporan/awal tahun pelajaran
a) Setiap semester dibuat laporan terperinci dan disampaikan
pada anggota.
b) Laporan atau awal tahun pelajaran
Melalui pengawasan, laporan ini akan diukur pelaksanaan
(implementasi) tadi. Kriteria keberhasilan tersebut, seperti;
jumlah yang diterima pada sekolah yang disenangi, atau
ungulan meningkat,kerjasama dengan orang tua bertambah
baik (yaitu dapat dilihat pada prosentas atensi kepada
sekolah) yang dipakai sebagai sebagai pengukur
keberhasilan. Kemudian hasil tersebut digunakan sebagai
feedback untuk menyusun progam berikutnya.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian-uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa antara sekolah
dan masyarakat memiliki hubungan yang saling membutuhkan. Karena
sekolah dan masyarakat merupakan dua lingkungan hidup yang tidak dapat
dipisahkan, sekolah sebagai tempat belajar dan masyarakat sebagai tempat
mengaplikasikan dan memetik hasil belajar.
Sekolah merupakan sebuah organisasi yang mempunyai tujuan
untuk memajukan kehidupan anak didik dan masyarakat pada umumnya. Di
samping itu, sekolah tidak hanya mementingkan pendidikan intelektual saja,
tetapi pembentukan dan pengembangan pribadi anak didik juga merupakan
tanggung jawab sekolah.
Sekolah merupakan lembaga formal yang berfungsi sebagai mitra
kerja keluarga dan masyarakat dalam melaksanakan tugas untuk
membentuk warga masyarakat sebagaimana yang diinginkan.
Hubungan masyarakat dan sekolah dibidang pendidikan harus
diartikan sebagai rangkaian kegiatan organisasi atau mitra kerja dalam
rangka mensukseskan proses pendidikan dan pengajaran sehingga tepat
sasaran, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

18
DAFTAR PUSTAKA

Nasution, Zulkarnain. (2006). “Manajemen Humas di Lembaga Pendidikan”.


(Malang: UMM Press).

Umar, Munirwan. (2016). “Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat dalam


Pendidikan”. (Jurnal Edukasi Vol 2, Nomor 1).

Arikunto, Suharsimi dan Lia Yuliana. (2019). “Buku Manajemen Pendidikan”.


(Depok: Graha Cendekia).

19

Anda mungkin juga menyukai